BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian - NOVI DWI ASTUTI BAB II

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan merupakan peristiwa besar dalam kehidupan

  manusia yang harus disyukuri dan dikelola secara tepat. Kehamilan merupakan puncak kebahagian setiap pasangan suami istri. Karena dengan adanya kehamilan, kehidupan baru di tengah keluarga akan terwujud (Rasjidi, 2014).

  Kehamilan adalah pembuahan (fertilisasi) ovum oleh sperma biasanya terjadi di bagian tengah tuba uterina. Sebuah ovum dibuahi oleh lebih dari satu sperma. Bila satu sperma mencapai membran ovum, sperma tersebut berfusi yang menghasilkan sinyal untuk memulai perkembangan diawali terbentuknya embrio (Ganong, 2002).

  Menurut Federasi Obstetric Gunekologi Internasional dalam Prawirahardjo (2010) mendefinisikan kehamilan sebagai fertilisasi ataun penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

  10 internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, trimester ke satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester ke dua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ke-3 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

  Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2007). Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya bayi (Saifuddin, 2002).

  Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah sebagai keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk embrio yang berkembang sampai lahirnya janin.

b. Tanda-tanda kehamilan

  1) Tanda-tanda presumtif

  a) Amenorea (tidak mendapat haid) Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terahir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele: TTP= (HPHT+7) dan (bulan HT-3) dan (tahun HT+1). b) Mual dan muntah (nausea and vomiting).

  Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness (sakit pagi).Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hiperemesis gravidarum.

  c) Mengidam (ingin makanan khusus) Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.Mereka juga tidak tahan suatu bau-bauan.

  d) Pingsan Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.

  e) Tidak ada selera makanan (anoreksia) Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian napsu makan timbul kembali.

  f) Lelah (fatigue)

  g) Payudara membesar, tegang, dan sakit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar.

  h) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gelaja tersebut muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. i) Konstipasi/Obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid. j) Epulisi : hipertrofi papila gingifalis. k) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon

  Kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka (chloasma

  gravidarum ), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea).

  l) Epulis : hipertrofi papila gingivalis. m) Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

  2) Tanda-tanda kemungkinan hamil a) Perut membesar.

  b) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim.

  c) Tanda hegar : ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu.

  d) Tanda chadwick : perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio, vagina, dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen.

  e) Tanda piskacek : Pembesaran dan pelunakan rahim kesalah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterina. Biasanya, tanda ini ditemukan diusia kehamilan 7-8 minggu.

  f) Kontraksi kecil uterus jika dirangsang = Braxton-Hicks.

  g) Teraba ballotement.

  h) Reaksi kehamilan positif. 3) Tanda pasti (tanda positif) :

  1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.

  2) Denyut jantung janin :

  a) Didengar dengan stetoskop-monoaural Laenneck

  b) Dicatat dan didengar dengan alat dopler, dicatat dengan feto-elektrokardiogram, dilihat pada ultrasonografi. 3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen (Mochtar, 2012).

c. Keluhan yang terjadi pada ibu hamil

  Menurut Hidayati (2009) menyebutkan bahwa keluhan yang terjadi pada ibu hamil adalah ibu merasa sakit kepala, rasa mual dan muntah (Morning Sickness), produksi air liur yang berlebihan

  

(Ptyalism), mengidam, keringat bertambah, kelelahan, hidung

  tersumbat / berdarah, gatal-gatal, frekuensi kemih meningkat (Nokturia) dan diare.

  Kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada wanita sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman. Hal ini merupakan kondisi yang normal pada wanita hamil. Berikut ini ketidaknyamanan saat seorang wanita hamil, (Yuni, 2010): 1) Ketidaknyamanan Payudara

  Tanda dan Gejala a) Nyeri, rasa penuh atau tegang.

  b) Pengeluaran colostrums (susu jolong).

  c) Hiperpigmentasi (penghitaman kulit). Penyebabnya: a) Stimulasi hormonal yang menyebabkan pigmentasi.

b) Adanya peningkatan pembentukan pembuluh darah (vaskularisasi).

  Cara mengatasinya:

  a) Gunakan bra yang menyangga besar dan berat payudara

  b) Pakai nipple pad (bantalan) yg dapat menyerap pengeluaran kolostrum.

  c) Ganti segera jika kotor , bersihkan dengan air hangat dan jaga agar tetap kering.

  2) Peningkatan frekuensi urinasi Tanda dan Gejala: Pengeluaran air kencing yang tidak dapat ditahan saat batuk, bersin dan tertawa (stress incontinence) Penyebab: Berkurangnya kapasitas kandung kencing akibat penekanan rahim Cara mengatasi:

  a) Kosongkan kandung kencing secara teratur

  b) Batasi minum di malam hari

  c) Pakai pembalut wanita, ganti segera jika basah 3) Rasa lemah dan mudah lelah

  Penyebab:

  a) Peningkatan metabolism

  b) Peningkatan hormone estrogen/progesterone, relaxin dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

  Cara mengatasi:

  a) Istirahat sesuai kebutuhan

  b) Konsumsi menu seimbang untuk mencegah anemia (kurang darah) 4) Mual dan muntah

  Dapat terjadi sepanjang hari atau hanya pada pagi hari (morning sickness)

  Penyebab: Mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena respon emosional ibu terhadap kehamilan dan adanya peningkatan hormone HCG. Cara mengatasi: Cara mengatasai mual muntah pada ibu hamil yaitu dengan cara menghindari perut kosong atau penuh, menghindari merokok atau asap rokok, makan-makanan tinggi karbohidrat: biscuit, makan dengan porsi sedikit tapi sering, istirahat dengan cara tiduran sampai gejala mereda, segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan / bidan setempat bila mual, muntah terus menerus. 5) Pengeluaran Air Ludah Berlebihan (Piyalism)

  Penyebab: Stimulasi kelenjar ludah oleh peningkatan hormon esterogen Malas Menelan ludah akibat mual.

  Cara Mengatasi: Kunyah permen karet atau hisap permen yang keras untuk memberikan kenyamanan

  6) Keputihan Penyebab

  a) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan pembetukan sel-sel b) Peningkatan produksi lendir akibat stimulasi hormonal pada leher rahim Cara Mengatasi

  a) Jangan membilas bagian dalam vagina

  b) Kenakan pembalut wanita

  c) Jaga kebersihan alat kelamin ( termasuk membersihkan dari arah depan ke belakang ) d) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau busuk atau perubahan sifat dan warna.

2. Emesis Gravidarum a. Pengertian

  adalah gejala yang wajar atau sering

  Emesis gravidarum

  terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari.

  Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007)

  Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang

  disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormone esterogen, progesterone dan dikeluarkannya hormone chorionic gonadothropin plasenta.

  Hormone-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum (Manuaba, 2009).

  Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Ratna, 2011).

  b.

  

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu dengan emesis

gravidarum

  Beberapa tindakan yang dapat dilakukan ibu hamil dengan

  emesis gravidarum menurut Maulana (2008) adalah:

  1) Makan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang dapat membantu mengatasi rasa mual. Banyak mengonsumsi buah dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biskuit, dan sebagainya.

  2) Hindari makanan makanan yang berlemak, berminyak, dan pedas yang akan memperburuk rasa mual.

  3) Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih ataupun jus. Hindari minuman yang mengandung kafein.

  4) Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Pemakaiannya juga membutuhkan konsultasi dengan dokter. 5) Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar karena itu hanya akan membuat bertambah mual. 6) Pengobatan tradisional: jahe biasanya dapat digunakan mengurangi rasa mual.

  7) Minum sup atau makanan yang berada diantara makanan utama.

  8) Makan makanan yang mengandung lemak, protein yang rendah seperti ikan, ayam tanpa kulit, telur dan sebagainya.

  9) Makan makanan dalam jumlah yang sedikit dalam setiap 2-3 jam.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum

  1) Hormonal Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human chorionic gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu, HCG mencapai kadar tingginya. HCG sama dengan LH (luteinzing

  

hormone ) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit.

  HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes kehamilan (Tiran, 2009). 2) Faktor Psikososial

  Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk mengalami mual dan muantah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala “normal”. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan penderitaan batin, ambivalensi, dan konflik. Kecemasan berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan akan datangnya hiperemesis gravidarum atau

  

preeklamsia. Wanita yang mengalami kesulitan dalam

  membina hubungan, rentan terhadap masalah dengan distres emosional menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan ditemukan kembar, atau kehamilan terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat menjadi faktor emosional yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat (Tiran, 2009).

  3) Pekerjaan Perjalanan ketempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi hari tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual dan muntah. Tergantung pada sifat pekerjaan wanita, aroma, zat kimia, atau lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan menyebabkan mereka muntah. Merokok terbukti memperburuk gejala mual dan muntah, tetapi tidak jelas apakah ini disebabkan oleh efek olfaktorius (penciuman) atau efek nutrisi, atau apakah dapat dibuat asumsi mengenai hubungan antara kebiasaan praktik dan distres psikoemosional. Tentu saja banyak wanita yang mengalami mual dan muntah akan membenci bau asap rokok dan tembakao (Tiran, 2009).

  4) Paritas Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan, informasi dan komunikasi yang buruk antara wanita dan pemberi asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang gejala mual dan muntah. Sedangkan pada

  

multigravida dan grandemultigravida sudah mempunyai

  pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang gejala emesis

  gravidarum sehingga mampu mengatasi gejalanya (Tiran, 2009).

  Mitayani (2009) menyebutkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hiperemesis gravidarum meliputi :

  a) Faktor predisposisi terdiri dari primigravida ,

  molahidatidosa dan kehamilan ganda

  b) Faktor organik seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi, perubahan metabolik akibat kehamilan dan resistensi ibu yang menurun.

  c) Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, dukungan suami sikap, umur, paritas, pekerjaan, stress, peningkatan hormon

  progesteron, estrogen dan HCG, alergi, infeksi dan diabetes melitus.

d. Dampak emesis gravidarum

  Emesis gravidarum pada ibu hamil dapat menimbulkan

  berbagai dampak pada ibu hamil, salah satunya adalah penurunan nafsu makan yang mengakibatkan perubahan keseimbangan elektrolit yakni kalium, kalsium, dan natrium sehingga menyebabkan perubahan metabolisme tubuh (Rose & Neil, 2006).

  Dampak lain dari emesis gravidarum juga dapat mengakibatkan kehilangan berat badan sekitar 5% karena cadangan karbohidrat, protein, dan lemak terpakai untuk energi (Jeffrey et al, 2003).

  Kejadian emesis gravidarum memang wajar terjadi umum pada setiap ibu hamil, namun jika tidak ditangani secara cepat dan tepat maka akan menyebabkan hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum memiliki dampak pada ibu hamil, seperti yang dijelaskan oleh Anggarani dan Subekti (2013), yaitu sebagai berikut: 1) Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh 2) Kekurangan energi 3) Berkurangnya aliran darah ke jaringan tubuh 4) Kekurangan kalium yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran kecing dan ginjal 5) Dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofaugus dan lambung.

3. Dukungan sosial

  1. Pengertian Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterimanya individu dari orang lain ataupun dari kelompok (Sarafino, 2008).

  Fetzer (2008) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa ibu hamil yang mengalami mual dan muntah (emesis gravidarum) karena stres dapat diatasi dengan mendapatkan dukungan sosial yang tinggi.

  Menurut Smet (1994) bahwa dukungan sosial mengacu pada bantuan emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh dari orang lain. Segi fungsional dukungan sosial mencakup dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi, pemberian bantuan material. Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan/atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.

  2. Aspek-Aspek Dukungan Sosial Menurut Nursalam dan Kurniawati (2007) terdapat empat jenis atau dimensi dukungan sosial yang meliputi: a. Dukungan emosional

  Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya: umpan balik, penegasan).

  b. Dukungan penghargaan / penilaian Dukungan penghargaan merupakan ungkapan hormat/penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, misalnya orang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga diri).

  c. Dukungan informasi Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, saran, pengetahuan dan informasi petunjuk terkait dengan permasalahan kehamilan.

  d. Dukungan instrumental Dukungan instrumental merupakan suatu dukungan atau bantuan secara langsung, misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan.

  3. Cara mengukur dukungan Sosial Dalam mengukur dukungan sosial yang diperoleh ibu hamil peneliti mengadopsi dari teori Aspuah (2013), dari teori tersebut kemudian peneliti modifikasi sehingga bisa digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Dukungan sosial yang diukur dengan skala likert dimana untuk pertanyaan favourable bila jawaban selalu diberi skor 5, sering skor 4, kadang-kadang skor 3, jarang skor 2 dan tidak pernah skor 1. Adapun untuk pertanyaan

  unfavourable

  bila jawaban selalu diberi skor 1, sering skor 2, kadang-kadang skor 3, jarang skor 4 dan tidak pernah skor 5.

  Dukungan sosial tinggi apabila jawaban benar dengan nilai > 75, sedang jika jawaban benar dengan nilai 45-74 dan rendah jika jawaban benar dengan nilai < 44.

B. Kerangka Teori

  • Hormonal - Psikososial
  • Status Pekerjaan - Paritas
  • Menurunnya nafsu makan
  • Perubahan keseimbangan elektrolit
  • Kehilangan berat badan
  • >Dukungan sosial:
  • Tinggi - Sedang - Kurang

  Gambar 2. 1 Kerangka Teori

  Modifikasi dari teori Tiran (2009), Bobak (2004), Rose & Neil (2006) dan Jeffrey et. al. (2003) Faktor yang mempengaruhi emesis

  (dukungan sosial)

  Emesis gravidarum pada

  ibu hamil trimester I Dampak emesis

C. Kerangka Konsep Penelitian

  Variabel bebas Variabel terikat

  Emesis gravidarum pada

  Dukungan sosial ibu hamil trimester I

Gambar 3.1 Kerangka Konsep D.

   Hipotesis

  Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha: Ada hubungan antara dukungan sosial dengan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Kembaran I Kabupaten

  Banyumas Ho:Tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan emesis pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Kembaran I

  gravidarum

  Kabupaten Banyumas