BAB I PENDAHULUAN - Dimas Anggara Ndaru Nirre BAB I

  gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal dan sacrum (Idyan, 2007).

  Angka kejadian nyeri tulang belakang atau low back pain sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Diperkirakan 70-85% dari seluruh penduduk di Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45% dengan point prevalen rata-rata 30%. Sekitar 80-90% pasien low back pain menyatakan bahwa mereka tidak melakukan usaha apapun untuk mengobati penyakitnya. Di Amerika serikat keluhan low back pain ini menempati urutan kedua tersering setelah nyeri kepala. Dan lebih dari 80% penduduknya pernah mengeluhkan low back pain (WHO, 2008)

  Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, angka kejadian low back pain di Turkey tertinggi 77,1% adalah pada perawat dan yang paling rendah 54,1% adalah sekretaris (Karahan et al, 2009). Di Rumah Sakit Negara Tunisia 61,9% perawat medis terkena kasus low back pain (Bejia, 2005). Dalam departemen perawat Nigeria, hasil riset mengungkapkan bahwa dari 508 responden yang diteliti 360 resonden terkena low back pain. LBP lebih umum di kalangan perawat wanita ( 67,5 % ) dibandingkan dengan perawat laki-laki ( 32,5

  1

  % ) . Ini juga dikaitkan dengan risiko pekerjaan dan pengetahuan ergonomi. Prevalensi LBP adalah tertinggi di antara perawat dalam Unit Obstetri dan Ginekologi ( 26,67 % ) (Ouedraogo, 2010). Di Indonesia pada tahun 2009 penelitian dilakukan oleh Widayanti meneliti tentang sikap tubuh perawat memobilisasi pasien dan hasilnya jika posisi membungkuk lebih dari 45˚ akan beresiko untuk menimbulkan low back pain. Pekerjaan perawat di ruang ICU seperti pendokumentasian tindakan keperawatan, pemantauan urin, pemasangan

  

Endotraceal Tube (ETT) dan suctioning serta handwashing merupakan faktor

sedang sampai rendah terjadinya nyeri punggung bawah (Elias, 2012).

  Terjadinya LBP karena ada tekanan pada susunan saraf tepi yang terjepit pada area tulang belakang. Penyebabnya bisa karena trauma mekanik akut, trauma yang berkepanjanganan. Faktor resiko terkena LBP adalah umur lebih dari 50 tahun atau biasa pada usia dibawah itu, tidak ada perbedaan pada jenis kelamin, obesitas, pekerjaan yang banyak menggunakan kerja fisik berat, gerakan berulang, kerja statis, sikap tubuh yang salah saat bekerja, posisi tidur yang salah (Black, J.M., & Jacob, E.M., 2005). Beberapa faktor di atas dapat di kelompokan yakni faktor ergonomi pekerjaan yaitu perilaku manusia saat bekerja (ergonomi) dan faktor individu (jenis kelamin, umur, obesetas). UCLA-LOSH (university of

  

caucasian lost among Asians-Labor Occupational Safety and Health menyatakan

  bahwa faktor ergonomi sangat berpengaruh pada keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.

  Faktor resiko yang terpenting dari pengabaian faktor ergonomi dalam tempat kerja adalah MSDs (musculoskeletal disorders). MSDs ini memungkinkan timbul dalam waktu yang cukup lama (adanya kumulatif resiko). Menurut

  

university of caucasian lost among asians-Labor Occupational Safety and Health

  (UCLA-LOSH bagian K3 UCLA), ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan ergonomi yaitu pengaturan kerja yang buruk, pengulangan berkelanjutan, gaya berlebih, postur janggal, posisi tidak bergerak, tekanan langsung berlebih, dan pencahayaan inadekuat.

  Ergonomi sangat dekat kaitannya dengan K3 (keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja). Kesehatan kerja di Indonesia di atur dalam UU RI No. 23 Tahun 1992 pasal 23. Keselamatan adalah perihal (keadaan) selamat, kesejahteraan, kebahagiaan dan sebagainya. Keselamatan kerja diatur di dalam UU No. 14 Tahun 1969 khususnya pasal 9 dan 10, undang-undang RI no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang di kemukakan khusus paragraf 5 mengenai keselamatan dan kesehatan kerja pasal 86 (Shelley hunhan, 2013).

  Perawat merupakan profesi kesehatan yang terbanyak di rumah sakit. Dalam melaksanakan aktivitasnya, perawat sering kali tidak memperhatikan hal- hal penting yang menjadi faktor resiko terjadinya penyakit akibat kerja (Occupational Safety and Health Administration, 2004). Dari sekian banyak penyakit akibat kerja, keluhan musculoskeletal merupakan keluhan yang paling sering dilaporkan. Gangguan muskuloskeletal terjadi akibat penggunaan tenaga yang berlebih, pengulangan aktivitas yang berlebihan dengan tubuh yang salah seperti membungkuk, posisi statis yang lama dan gerakan berputar. Petugas kesehatan di rumah sakit yang sering mengalami gangguan musculoskeletal adalah perawat. Salah satu tugas perawat yang bisa dan beresiko terkena low back pain yakni perawat bedah.

  Kamar operasi adalah suatu unit khusus di unit di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan pembedahan baik elektif maupun akut yang membutuhkan suci hama atau steril (Mutakin, 2009). Perawat bedah sering mengalami kondisi dimana harus berdiri dalam posisi lama ketika sedang melakukan tindakan pembedahan, posisi statis, pemindahan pasien bila pasien dalam keadaan imobilisasi, bedrest, cedera dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan faktor resiko ergonomi yang dapat menimbulkan musculoskeletal disorder .

  Nyeri tulang belakang merupakan salah satu ancaman yang dihadapi oleh perawat. Dari permasalahan diatas dan berdasarkan studi pendahuluan dengan menanyakan langsung pada perawat bedah di RSUD Prof. Dr Margono Soekarjo diperoleh data bahwa mereka dari 10 orang yang diwawancarai sering melakukan tindakan atau kegiatan dengan faktor risiko ergonomi yang merupakan risiko untuk terjadinya low back pain (stress kerja, postur janggal, posisi statis, dan beban benda yang besar) dan mengenai jumlah kasus nyeri tulang belakang pada perawat sekitar orang dari 5 dari 10 yang orang perawat bedah. Perawat kamar operasi di rumah sakit ini sebanyak 44 orang terbagi menjadi dua ruang kamar operasi yakni Instasi Bedah Sentral terdiri dari 10 kamar operasi serta 31 orang perawat dan Instalasi Gawat Darurat terdiri dari 2 kamar operasi serta 13 orang perawat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasala han dari penelitian ini yaitu “apakah faktor risiko ergonomi berhubungan dengan low back pain yang dilakukan oleh perawat kamar operasi

RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto ”

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor risiko ergonomi yang mempengaruhi terjadinya risiko nyeri tulang punggung belakang pada perawat di ruang bedah RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo.

  2. Tujuan Khusus a.

  Mengetahui gambaran dan pengaruh pengaturan kerja terhadap risiko dan kejadian nyeri tulang belakang belakang pada perawat bedah RSUD. Prof.

  Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

  b.

  Mengetahui gambaran dan pengaruh pengulangan berkelanjutan terhadap risiko dan kejadian nyeri tulang belakang belakang pada perawat bedah RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

  c.

  Mengetahui gambaran dan pengaruh beban terhadap risiko dan kejadian nyeri tulang belakang belakang pada perawat bedah RSUD. Prof. Dr.

  Margono Soekarjo Purwokerto. d.

  Mengetahui gambaran dan pengaruh postur tubuh terhadap risiko dan kejadian nyeri tulang belakang belakang pada perawat bedah RSUD. Prof.

  Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

  e.

  Mengetahui gambaran dan pengaruh posisi kerja terhadap risiko dan kejadian nyeri tulang belakang belakang pada perawat bedah RSUD. Prof.

  Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti serta selanjutnya dapat mengaplikasikan teori-teori pada saat perkuliahan khususnya mengenai low back pain dan ergonomi dan bila nanti bekerja.

  2. Bagi Responden Dapat menjadi gambaran pengetahuan kesehatan dan keselamatan kerja yang nantinya akan dilanjutkan kembali rutinitasnya.

  3. Bagi Pembaca Diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut mengenai manajemen ergonomi dan low back pain

  4. Bagi Pelayan Kesehatan atau Institusi Kesehatan Dapat memberikan wawasan masukan dalam rangka penyusunan K3 (Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja) . E. Penelitian Terkait

  1. Penelitian yang dilakukan oleh

Karahan (2008) dengan judul “Low back pain prevalence and associated risk factors among hospital staff” yang dilakukan di

  Turkey. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan menggunakan uji chi square dan analisis mutivariat logistic regresi. Hasil yang didapat bahwa sebesar 65,8% responden mengalami keluhan nyeri punggung bawah, 77,1% diantaranya paling banyak dialami oleh perawat, 54,1% oleh staf kantor (non medis), dan 53,5% pada pembantu atau office boy atau girl.

  Perbedaan dalam penelitian ini yaitu variable bebas yang diteliti seluruh staf rumah sakit dan faktor nyeri yang menjadi etiologi.

  Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai nyeri tulang punggung bawah

  2. Penelitian yang dilakukan oleh Yudi Elias pada tahun 2012 dengan judul “gambaran tingkat resiko musculoskeletal disorders pada perawat saat melakukan aktifitas kerja di ruang ICU RSCM berdasarkan metode rapid entire body assessment”. Hasil penelitian didapat bahwa terdapat dua faktor resiko berukuran sedang dalam proses terjadinya musculoskeletar disorders yakni aktivitas keja pemantauan urin dan pendokumentasian sementara aktivitas kerja ETT suctioning dan handwashing memiliki tingkat rendah dalam terjadinya musculoskeletal disorders.

  Perbedaan dalam penelitian ini variabel bebas yang diteliti yaitu aktivitas kerja pemantauan urin, pendokumentasian, ETT suctioning dan handwashing serta meneliti para perawat di ICU. Persamaan dalam penelitian ini yakni variabel bebas yang digunakan itu termasuk dalam aktivitas (faktor ergonomi)

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Widiyanti pada tahun 2009 dengan judul “Hubungan Sikap Tubuh Saat Mengangkat dan Memindahkan Pasien pada

Perawat Perempuan dengan Nyeri Punggung Bawah”. Hasil dari penelitian ini adalah membungkuk lebih dari 45° merupakan faktor resiko tertinggi

  terjadinya low back pain. Perbedaan dalam penelitian ini hanya meneliti sikap tubuh yang menjadi faktor terjadinya nyeri tulang punggung.

  Persamaan penelitian ini yaitu meneliti faktor gerak perilaku manusia atau ergonomi.