PENDAHULUAN Hubungan Pola Makan Dengan Angka Kejadian Penyakit Karies Gigi Dan Stomatitis Di SD Muhammadiyah 16 Surakarta.

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesejahteraan
umum manusia yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya, di dalam
mulut manusia terdapat lebih dari 750 spesies bakteri (50 diantaranya
belum teridentifikasi) dan beberapa diantaranya terlibat dalam kejadian
penyakit mulut sebagai bagian tubuh yang langsung bersinggungan dengan
makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).
Umumnya anak usia 6–12 tahun lebih rentan terkena penyakit gigi
karena merupakan kelompok usia krisis, pada usia tersebut terjadi transisi
pertumbuhan gigi dari gigi susu ke gigi permanen. Kelainan pada gigi
yang sering terjadi pada anak yaitu gigi karies gigi. Anak yang
berkunjung ke dokter gigi biasanya yang sudah mengalami kerusakan
parah, gigi berlubang yang sangat besar sekali, bengkak, bahkan ompong.
Kejadian tersebut dapat disebabkan oleh 4 faktor yaitu: kuman yang
terdapat pada gigi, sisa makanan, terutama golongan karbohidrat seperti
gula, roti, atau makanan sejenis lemak lain yang lengket pada gigi, dan

gigi dengan bentuk yang sangat sulit dibersihkan sempurna sehingga dapat
menyebabkan proses lubang pada gigi (Riyanti, 2005).
Kejadian karies gigi diseluruh dunia memiliki angka yang cukup
tinggi yaitu 80-90% pada anak dibawah 18 tahun. Anak usia 6 sampai 12
tahun senang mengkonsumsi makanan cepat saji atau jajanan yang kurang

1

2

terjaga kebersihannya, terbukti pada angka kejadian karies gigi yaitu
76,62%. Target yang ditetapkan oleh WHO adalah 90% anak umur 5 tahun
bebas karies. Sedangkan angka kejadian karies gigi di Indonesia pada
tahun 2007 mencapai 43,4% dan meningkat pada tahun 2013 menjadi
53,2%. Secara umum terdapat 45 penyakit gigi dan mulut yang terjadi di
Indonesia, salah satunya adalah karies gigi. Hasil tersebut menunjukkan
prevalensi 53,2% mengalami karies gigi yang belum ditangani atau belum
dilakukan penambalan, sehingga di Indonesia terdapat 93.998.727 jiwa
menderita karies aktif (Dinkes, 2013). Rasio peningkatan karies gigi juga
terjadi di surakarta dengan jumlah penderita mencapai 5.364 jiwa (Dinkes,

2014).
Kejadian stomatitis di dunia mencapai rata-rata prevalensi populasi
sebanyak 20%. Penelitian yang telah dilakukan oleh Anom dkk (2013),
menyatakan bahwa penyakit stomatitis juga memiliki angka kejadian yang
cukup tinggi yaitu 68,2 % responden pernah mengalami penyakit
stomatitis dan faktor yang paling memicu terjadinya stomatitis adalah
faktor trauma, stress dan kurang mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin C. kejadian stomatitis di daerah surakarta juga sering
terjadi, terbukti didapatkan 2.710 jiwa yang mengalami stomatitis (Dinkes,
2014).
Peneliti melakukan studi pendahuluan di SD muhammadiyah 16
surakarta, dari 10 anak yang di wawancara terdapat 5 anak yang menderita
karies gigi dikarenakan mengkonsumsi jajanan yang mengandung gula,

3

2 anak menderita stomatitis karena trauma benda keras (benturan ketika
menyikat gigi), 3 anak tidak menderita karies gigi maupun stomatitis.
Peneliti membandingkan dengan SD Negeri 3, dari 10 anak yang
dilakukan wawancara 3 anak menderita karies gigi, 1 anak menderita

stomatitis dan 6 anak tidak menderita stomatitis maupun karies gigi.
Perbandingan diatas dapat disimpulkan bahwa angka kejadian penyakit
gigi dan mulut lebih besar di SD muhammadiyah 16 surakarta.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah “Adakah hubungan pola makan dengan
angka kejadian penyakit karies gigi dan stomatitis

pada anak usia 8

sampai 12 tahun SD Muhammadiyah 16 Surakarta ?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan angka kejadian
penyakit karies gigi dan stomatitis pada anak usia 8 sampai 12 tahun
SD Muhammadiyah 16 Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui pola makan pada anak usia 8 sampai 12 tahun SD
Muhammadiyah 16 Surakarta.


4

b) Mengidentifikasi angka kejadian penyakit karies gigi dan
stomatitis pada anak usia 8 sampai 12 tahun SD Muhammadiyah
16 Surakarta.
c) Menganalisa hubungan pola makan dengan angka kejadian
penyakit karies gigi dan stomatitis pada anak usia 8 sampai 12
tahun SD Muhammadiyah 16 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi
Memberikan referensi mengenai hubungan pola makan dengan
angka kejadian

penyakit

karies

gigi


dan

stomatitis

di

SD

muhammadiyah 16 surakarta.
b. Bagi layanan kesehatan
Membantu dalam upaya pencegahan penyakit karies gigi dan
stomatitis di daerah Surakarta dan meningkatkan derajat kesehatan
pada anak sekolah dasar di surakarta.
c. Bagi orang tua
Dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai kesehatan
karies gigi dan stomatitis pada anak, sehingga dapat mencegah
terjadinya penyakit gigi dan mulut pada anak.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai acuan peneliti

selanjutnya, sehingga menambah tingkat pengetahuan mengenai

5

kesehatan gigi dan mulut dan dapat meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut.

E. Keaslian Penelitian
1. Tamin dkk (2014) “Dampak Konsumsi Makanan Kariogenik dan
Kebiasaan Menyikat Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi pada Anak
Sekolah”. Hasil Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
analitik dengan rancangan cross sectional, pengambilan sampel

dengan cara non probability sampling yaitu accidental sampling.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel
penelitian, tempat dan waktu penelitian.
2. Khotimah (2013): “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 Tahun di SD Negeri Karangayu 03
Semarang”. Desain penelitian ini analah survey analitik, dengan teknik
proportionate


stratified

random

sampling.

Perbedaan

dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah variabel penelitian, tempat dan
waktu penelitian.
3. Sumini dkk (2014) “Hubungan Konsumsi Makanan Manis dengan
Kejadian Karies Gigi pada Anak Prasekolah di TK BRA Muslimat
PSM Tegal Sejadesa Semen Kabupaten Magetan”. Penelitian ini
menggunakan rancangan cross sectional dengan menggunakan teknik
sampling yaitu sampling jenuh, menggunakan uji statistik chi square.

6


Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel
penelitian, tempat dan waktu penelitian.
4. Budisuari dkk (2010) “ Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan
Menyikat Gigi dengan Kesehatan Gigi dan Mulut (Karies) Di
Indonesia”. Peneitian ini menggunakan analisa data univariat, bivariat,
dan logistik regresi, dengan menggunakan uji chi square yang
signifikan. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

variabel penelitian, tempat dan waktu penelitian.

Dokumen yang terkait

PENGALAMAN POLA MAKAN DAN MINUM DENGAN ANAK KARIES GIGI DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH O8

2 39 18

PENGARUH POLA MAKAN DAN PERILAKU PERAWATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP ANGKA KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SD BRAJAN TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

0 3 64

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN PENYAKIT KARIES GIGI DAN STOMATITIS DI Hubungan Pola Makan Dengan Angka Kejadian Penyakit Karies Gigi Dan Stomatitis Di SD Muhammadiyah 16 Surakarta.

0 2 13

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANGKA KEJADIAN PENYAKIT KARIES GIGI DAN STOMATITIS DI Hubungan Pola Makan Dengan Angka Kejadian Penyakit Karies Gigi Dan Stomatitis Di SD Muhammadiyah 16 Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK TENTANG KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Anak Tentang Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Bulak Kragan Karanganyar.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Anak Tentang Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Bulak Kragan Karanganyar.

0 1 6

HUBUNGAN PARITAS DENGAN ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA di RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN PARITAS DENGAN ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA di RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 1 15

Pola Kejadian Stomatitis Aftosa di Klinik Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Unpad.

0 0 32

PENGALAMAN KARIES GIGI SERTA POLA MAKAN

0 0 10

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN GIGI DAN POLA MAKAN TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 SD di SDN BULAK BANTENG II SURABAYA

0 0 19