DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN BAHAN PASIR, SEMEN DAN KAPUR Dinding Panel Bertulangan Bambu Dengan Bahan Pasir, Semen Dan Kapur.

(1)

DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN

BAHAN PASIR, SEMEN DAN KAPUR

Naskah Publikasi

untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

diajukan oleh :

SUMARYONO NIM : D 100 050 070 NIRM : 05.6.106.03010.50070

kepada

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN BAHAN PASIR, SEMEN DAN KAPUR

Tugas Akhir

diajukan dan dipertahankan pada Ujian Pendadaran Tugas Akhir dihadapan Dewan Penguji

Pada tanggal : 3 Oktober 2012 diajukan oleh :

SUMARYONO NIM : D 100 050 070 NIRM : 05.6.106.03010.50070

Susunan Dewan Penguji:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. H. Aliem Sudjatmiko, M.T. Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T

NIP : 131 683 033 NIK : 732

Anggota

Ir. H. Henry Hartono, M.T NIP : 1956.05.27.1986.03.1.002

Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

Surakarta, 3 oktober 2012

Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Sipil

Ir. Agus Riyanto, M.T. Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T.

NIK : 483 NIK : 732


(3)

DINDING PANEL DENGAN BAHAN TAMBAH KAPUR YANG BERTULANGAN BAMBU

INTISARI

Dinding panel atau lebih dikenal dengan panel-panel dinding merupakan salah satu komponen non struktural dari suatu bangunan. Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari pasangan batu merah yang dilapisi dengan mortar pada volume besar, dan letak bangunan di daerah dengan perlakuan khusus, karena daerah gempa dan bangunan gedung bertingkat, pembuatan dinding dengan batu merah yang dikerjakan di lapangan akan menimbulkan dampak yang tidak baik pada suatu bangunan seperti : pekerjaan lama, boros tenaga kerja dan memiliki berat sendiri yang cukup besar. Pada penelitian ini mencoba menganalisis dinding panel dengan bahan tambah kapur dengan perkuatan tulangan dari bambu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar kekuatan lentur dinding panel dengan perkuatan tulangan dari bambu. Penelitian ini mengunakan 4 variasi perbandingan campuran yang berbeda.Perbandingan variasi 1 (pasir : semen : kapur = 6:1:0), variasi 2 (pasir : semen : kapur = 5:1:1), variasi 3 (pasir : semen : kapur = 4:1:2), variasi 4 (pasir : semen : kapur = 5:1:2). Dari penelitian ini didapatkan berat jenis dinding panel pada perbandingan 1 sebesar 2183,33 Kg/m3, perbandingan 2 sebesar 1979,77 Kg/m3, perbandingan 3 sebesar 1934,88 Kg/m3, perbandingan 4 sebesar 2071,33 Kg/m3. Kuat lentur perbandingan 1 sebesar 2,9289 MPa, Kuat lentur perbandingan 2 sebesar 2,3522 MPa, Kuat lentur perbandingan 3 sebesar 2,009 MPa, Kuat lentur perbandingan 4 sebesar 2,3019 MPa. Nilai kuat lentur yang didapatkan dari penelitian ini tidaklah kecil sehingga dinding panel tersebut dapat dijadikan pengganti dari dinding konvensional tanpa mengesampingkan kekuatan dari dinding tersebut.


(4)

PENDAHULUAN

Beton adalah material konstruksi yang pada saat ini sudah sangat umum. Saat ini berbagai bangunan sudah menggunakan material dari beton. Pentingnya peranan konstruksi beton menuntut suatu kualitas beton yang memadai. Beton merupakan bahan bangunan yang banyak digunakan oleh para ahli struktur.

Hal lain yang mendasari pemilihan dan penggunaan beton sebagai bahan konstruksi adalah faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan pengisis (filler) beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, mudah diolah (workability) dan mempunyai keawetan (durability) serta kekuatan (strenght) yang sangat diperlukan dalam pembangunan suatu konstruksi.

Dengan memanfaatkan kapur sebagai bahan tambah pengganti semen, dan penggunaan bambu sebagai tulangan, dapat diambil suatu rumusan masalah, yaitu Berapa berat jenis dan kuat tekan beton dengan bahan tambah kapur sebagai pengganti semen dengan tulangan bambu untuk digunakan sebagai dinding panel dan Seberapa besar kuat lentur dinding panel dengan bahan tambah kapur yang bertulangan bambu pada umur 28 hari?

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :Untuk mengetahui berat jenis dan kuat tekan dari beton dengan bahan tambah kapur sebagai pengganti semen dengan tulangan bambu yang digunakan sebagai dinding panel. Untuk mengetahui kekuatan lentur dari dinding panel ini dengan empat variasi perbandingan semen dengan kapur yang digunakan, yaitu 1 : 0 : 6, 1 : 1 : 5, 1 : 2 : 4, dan 1 : 2 : 4 .

Manfaat dari penelitian ini adalah : Dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dinding panel/partisi teknologi beton sebagai alternatif pengganti dinding batu bata yang memenuhi syarat kekuatan dan lebih ekonomis. Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan pandangan dan bukti nyata tentang penggunaan dinding panel yang memiliki berat sendiri kecil untuk digunakan sebagai bahan bangunan. Diharapkan bisa memberi nilai ekonomis dalam pembuatan dinding panel.


(5)

Untuk menyederhanakan pembahasan pada penelitian ini, perlu adanya batasan masalah sebagai berikut: Agregat yang digunakan adalah agregat halus (pasir) dan tidak menggunakan agregat kasar. Semen yang digunakan yaitu semen jenis I merk Holcim. Bahan tambah pengganti semen yang digunakan berupa kapur yang diperoleh dari toko bangunan di desa Pabelan. Bambu sebagai bahan pengganti untuk baja tulangan yang diperoleh dari penjual bambu di desa Pabelan. Air yang dipakai berasal dari Laboratorium Bahan Bangunan, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Benda uji berupa plat dinding panel dengan ukuran 60cmx50cm.

TINJAUAN PUSTAKA

Supribadi (1986: 5) menyatakan bahwa dinding panel adalah “Semacam beton cetak yang terbuat dari campuran tras, kapur, dan air atau dapat dibuat dengan campuran semen, kapur, pasir dan ditambah air yang dalam keadaan pollen (lekat) dicetak menjadi balok-balok dengan ukuran tertentu”. Menurut SNI 03-0349-1989, “Conblock (concrete block) adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding”.

Keuntungan jika menggunakan sistem panel (terutama sistem panel menengah) adalah dapat meningkatkan produktivitas di lapangan dan mempercepat proses konstruksi unit bangunan. Hasilnya adalah paket-paket pekerjaan yang lebih ekonomis

Beton pada struktur utama suatu bangunan dituntut mempunyai mutu beton yang tinggi. Untuk menghasilkan kekuatan beton yang maksimal harus dipertimbangkan hal-hal yang mempengaruhinya (Tjokrodimuljo, 1996), yaitu : Faktor air semen. Perbandingan semen-agregat. Kualitas agregat. Umur beton. Jenis semen

Ada dua jenis bahan tambah yang digunakian dalam pembuatan beton. 1. Bahan Tambah Kimia


(6)

LANDASAN TEORI

Perbandingan yang dipakai dalam penelitian ini adalah perbandingan volume antara berat semen, berat bahan tambah dan berat agregat halus.

Tabel 1. Perbandingan campuran bahan penyusun beton

No. Bahan Pelekat Agregat halus Air

Semen Kapur Pasir

1 1 0 6 Secukupnya

2 1 1 5 Secukupnya

3 1 2 4 Secukupnya

4 1 2 5 Secukupnya

Penulangan dinding panel pada penelitian ini menggunakan tulangan bambu. Bambu yang digunakan dalam penulangan dinding panel mempunyai dimensi 2 cm x 55 cm x 0,4 cm sebagai tulangan utama dan 2 cm x 25 cm x 0,4 cm sebagai tulangan geser.

Gambar 1. Penulangan Dinding Panel

Dalam penelitian ini agregat yang digunakan adalah agregat halus tanpa menggunakan agregat kasar.

Berat isi dinding panel (γc) V W

 ...(III.1) dengan : W = Berat benda uji (gram)


(7)

Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh besarnya tegangan lentur maksimal yang dapat dicapai oleh dinding panel. Tegangan lentur ini dikenal dengan istilah Modulus Of Rupture (Murdock dan K.M. Brook, 1999).

Gambar 2. Skema Pengujian Dinding Panel Rumus perhitungan tegangan lentur atau MOR adalah :

MOR

2

6 1

4 1

bh PL

 ... …...(III.2) Dengan :

MOR = Modulus Of Rupture (N/mm2 atau MPa) P = Beban maksimal (N)

L = Panjang benda uji (mm) b = Lebar benda uji (mm) h = Tinggi benda uji (mm)

Berdasarkan Departemen Pekerjaan Umun (1971), besarnya kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus :

f′c= �………...………(III.3)

dengan : f′c = kuat tekan beton (N/mm2)

P = beban tekan maksimum (kg atan N) A = luas permukaan benda uji (cm2 atau mm2)

METODE PENELITIAN


(8)

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

baik baik baik

baik

Tidak baik

Tidak baik

Tidak baik Tidak

baik

Tahap I

Gambar 3. Bagan alir penelitian

Persiapan serta penyediaan alat dan bahan

Semen Pasir Kapur Bambu Air

1.Anslisa saringan 2.Pemeriksaan

berat jenis

Perencanaan proporsi adukan Pembuatan adukan dinding panel Pembuatan benda uji dinding panel

Pengujian berat jenis

γ

c = W / V

Pengujian kuat lentur dinding panel

Analisa pembahasan

Kesimpulan dan saran Uji

visual

Uji visual Uji

visual Uji

visual


(9)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian bahan susun

1. Pengujian agregat halus (pasir) :

a. Besarnya penyerapan airagregat halus (pasir) dari daerah Muntilan, Magelang adalah sebesar 4,14 %.

b. Dari hasil pemeriksaan, diperoleh berat satuan volume agregat halus (pasir) dari daerah Muntilan, Magelang adalah sebesar 1,504 gr/cm3atau sama dengan 1504 kg/m3.

c. Hasil pengujian kandungan lumpur terhadap agregat halus (pasir) yang berasal dari daerah Muntilan, Magelang adalah sebesar 4%.

d. Pada pemeriksaan kandungan organik dalam penelitian ini (pasir dari daerah Muntilan, Magelang), didapatkan hasil berupa tampilan visual berupa larutan 3% NaOH yang berwarna coklat yang menunjukkan kandungan organik pada agregat halus tidak terlalu tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan penyusun beton yang baik.

e. Analisa saringan agregat halus dari daerah Muntilan memenuhi semua persyaratan yang telah ditintukan.

2. Hasil pemeriksaan berat satuan volume semen adalah sebesar 1,087 gr/cm3 atau sama dengan 1087 kg/m3.

3. Hasil pemeriksaan berat satuan volume kapur adalah sebesar 1,000 gr/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3.

B. Hasil pengujian dinding panel

Tabel 2. Hasil pengujian berat jenis dinding panel

No Perbandingan Berat jenis

(Kg/m3)

Perbandingan 1 2183,33

Perbandingan 2 1979,77

Perbandingan 3 1934,88


(10)

Gambar 4. Hubungan antara variasi perbandingan campuran dan berat jenis Tabel 3. Hasil pengujian beban maksimum yang dapat ditahan dinding panel

No perbandingan Beban maksimum (kg) Lendutan (mm)

Perbandingan 1 292.8861 2.872

Perbandingan 2 235.2242 2.904

Perbandingan 3 200.9016 2.002

Perbandingan4 230.1902 1.794

Gambar 5. Hubungan antara variasi perbandingan campuran dan beban Maksimum. 1800 1850 1900 1950 2000 2050 2100 2150 2200

1 2 3 4

B e ra t je n is (k g /m 3 ) Perbandingan campuran 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300

1 2 3 4

B eba n m a k si m u m (k g ) Variasi perbandingan

Type 1 Type 2 Type 3 Type 4


(11)

Tabel 4. Hasil pengujian kuat lentur dinding panel

No Perbandingan

MOR (N/mm2)

Perbandingan 1 2,9289

Perbandingan 2 2,3522

Perbandingan 3 2,0090

Perbandingan4 2,3019

Gambar 6. Hubungan antara variasi perbandingan campuran dan tegangan MOR.

Gambar 7. Hubungan antara lendutan dan pembebanan pada dinding panel perbandingan 1 2,000 2,100 2,200 2,300 2,400 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900 3,000

1 2 3 4

T eg a ng a n M O R (N/m m 2 ) Variasi perbandingan 0 50 100 150 200 250 300 350

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

B eba n (P ) (k g )

Lendutan (δ) (mm) sampel1 sampel2 sampel3 sampel4 sampel5


(12)

Gambar 8. Hubungan antara lendutan dan pembebanan pada dinding panel perbandingan

Gambar 9. Hubungan antara lendutan dan pembebanan pada dinding panel Perbandingan

0 50 100 150 200 250 300

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

B

eba

n

(P

)

(k

g

)

Lendutan (δ) (mm)

sampel1 sampel2 sampel3 sampel4 sampel5

0 50 100 150 200 250

0 0,5 1 1,5 2 2,5

B

eba

n

(P

)

(k

g

)

Lendutan (δ) (mm)

sampel1 sampel2 sampel3 sampel4 sampel5


(13)

Gambar 10. Hubungan antara lendutan dan pembebanan pada dinding panel perbandingan

C. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Tabel 5. Hasil pengujian kuat tekan beton

No Perbandingan

Diameter a/b

(cm) Luas (A) (cm2)

Tekanan Maksimum

(T)

Kuat tekan beton (kg/cm2) (MPa)

Perbandingan 1 15/15 176,785 21,506 121,6501 12,1650 Perbandingan 2 15/15 176,785 11,684 66,0913 6,6091 Perbandingan 3 15/15 176,785 10,365 58,6303 5,8630

Perbandingan4 15/15 176,785 11,354 64,224 6,4224

0 50 100 150 200 250 300 350

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

B

eba

n

(P

)

(k

g

)

Lendutan (δ) (mm)

sampel1 sampel2 sampel3 sampel4 sampel5


(14)

Gambar V.8. Hubungan antara variasi perbandingan dengan kuat tekan beton.

D. Analisis Perhitungan Biaya

Dari hasil analisis biaya pelaksanaan dapat diketahui, biaya pembuatan dinding panel jauh lebih murah dari pada biaya pembuatan dinding konvensional.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan :

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai dinding panel dengan bahan tambah kapur yang bertulangan bambu, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1). Dari penelitian berat jenis dinding panel, diperoleh berat jenis rata-rata untuk tiap sempel sebesar : perbandigan 1 sebesar 2183,33 Kg/m3, perbandigan 2 sebesar 1979,77 Kg/m3, perbandigan 3 sebesar 1934,88 Kg/m3, perbandigan 4 sebesar 2071,33 Kg/m3. Dengan demikian semakin banyak jumlah kapur yang digunakan semakin kecil pula berat jenis dari dinding panel tersebut.

2). Pada pengujian kuat tekan beton dengan bahan tambah kapur adalah : perbandigan 1 sebesar 12,1650 MPa, perbandigan 2 sebesar 6,6091 MPa, perbandigan 3 sebesar 5,8630 MPa, perbandigan 4 sebesar 6,4224 MPa. Dengan demikian semakin banyak jumlah kapur yang digunakan semakin kecil pula kuat tekan betonya.

3). Pada pengujian kuat lentur dinding panel didapatkan hasil : 1) perbandigan 1 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,9289 MPa, 2) perbandigan 2

5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 2 3 4

K

ua

t

T

ek

a

n

bet

o

n

(M

P

a

)

Variasi perbandingan


(15)

tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,3522 MPa, 3) perbandigan 3 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,009 MPa, 4) perbandigan 4 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,3019 MPa. Semakin banyak kapur yang digunakan maka tegangan lenturnya semakin kecil, tetapi jika proporsi jumlah pasir yang digunakan ditambah tanpa menambahkan proporsi jumlah semen ( pada perbandingan 4) nilai tegangan lentur akan meningkat. Maka perlu dilakukan penentuan proporsi bahan penyusun dinding panel yang tepat untuk mendapatkan kekuatan sesuai yang direncanakan.

4). Dari pengujian kuat lentur dinding panel, diperoleh seberapa besar dinding panel mengalami lendutan pada perbandigan 1 mengalami lendutan sebesar 2,88 mm, perbandigan 2 mengalami lendutan sebesar 2,904 mm, perbandigan 3 mengalami lendutan sebesar 2,002 mm, perbandigan 4 mengalami lendutan sebesar 1.794 mm. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan, semakin banyak jumlah kapur yang digunakan maka lendutanya akan semakin kecil.

5). Pembebanan rata-rata dinding panel tiap sampel sebesar: perbandigan 1 mampu menahan beban 292,886 Kg, perbandigan 2 mampu menahan beban 235,224 Kg, perbandigan 3 mampu menahan beban 200,901 Kg, perbandigan 4 mampu menahan beban 230,190 Kg.

6). Bambu apus yang digunakan sebagai tulangan dinding panel sama seperti yang digunakan oleh winarso (2011), yaitu bambu apus dari penjual bambu di daerah Pabelan, Surakarta. Pada pengujian kuat tarik bambu oleh wimarso (2011), diperoleh kuat tarik rata – rata sebesar 1218,667 Kg/cm2. Karena bambu jenis apus mempunyai kuat tarik yang tidak kecil, maka bambu dapat digunakan sebagai tulangan dalam pembuatan dinding panel.

7). Dinding panel pada perbandingan 1 dengan luasan 1800 cm2 (tebal 5 cm) mempunyai berat 19,49 Kg, lebih ringan jiki dibandingkan dengan dinding konvensional (pasangan batu bata) dengan luasan yang sama 1800 cm2 (tebal 15 cm) mempunyai berat 48,6 kg denagan asumsi berat jenis dinding konvensional 1800 kg/m3.

8). Pada pengujian karakteristik agregat halus, pasir dari daerah Muntilan dapat digunakan untuk campuran dinding panel karena telah memenuhi persyaratan

74 74


(16)

antaralain: daya serap airnya rendah sebesar 4,14%, kandungan lumpur sebesar 4% dan kandungan organiknya rendah.

9). Pada penelitian ini kapur digunakan untuk bahan tambah yang dibutuhkan memiliki berat satuan sebesar 1000 kg/m3.

10). Pada pengujiankuat lentur dinding panel didapatkan hasil : 1) perbandigan 1 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,9289 MPa, 2) perbandigan 2 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,3522 MPa, 3) perbandigan 3 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,009 MPa, 4) perbandigan 4 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,3019 MPa. Nilai kuat lentur yang yang didapatkan dari penelitian dinding panel ini tidaklah kecil, sehingga dinding panel tersebut dapat direkomendasikan sebagai penganti dinding konvensional.

11).Dari hasil analisis biaya pelaksanaan dapat diketahui, biaya pembuatan dinding panel seperti sempel penelitian ini jauh lebih murah dari pada biaya pembuatan dinding konvensional.

B. Saran :

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang dinding panel dengan bahan tambah kapur yang bertulangan bambu, disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1). Perlu adanya rancangan cetakan dinding panel yang lebih praktis, efisien, dan murah sehingga dalam mencetak dinding panel dapat dilakukan dengan cepat, karena dalam penelitian ini masih digunakan cetakan dinding panel yang manual sehingga memakan waktu yang lama dan tidak mengalami kendala pada proses pemadatan.

2). Dalam pembuatan dinding panel dengan bahan pasir,semen dan kapur yang bertulangan bambu, tulangan harus diikat terlebih dahulu supaya posisnya tidak berubah dari posisi yang telah kita rencanakan karena akan mempengaruhi kuat tekan serta lendutan pada dinding panel.

3). Perlu adanya setting alat uji kuat lentur yang lebih praktis lagi sehingga dalam pengujian benda uji dapat terlaksana tepat pada waktunya.


(17)

4). Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya ditambahkan variasi fas serta jumlah sampel benda uji tiap fas agar didapat hasil penelitian tentang dinding panel yang lebih beragam.

5). Untuk penelitian-penelitian selanjutnya, sebaiknya ditambahkan bahan tambah lain selain kapur agar diperoleh nilai kuat lentur dinding panel yang lebih tinggi.

6). Untuk penelitian-penelitian selanjutnya, sebaiknya ditambahkan bahan tambah lain selain kapur agar diperoleh nilai kuat lentur dinding panel yang lebih tinggi.


(1)

Gambar 8. Hubungan antara lendutan dan pembebanan pada dinding panel perbandingan

Gambar 9. Hubungan antara lendutan dan pembebanan pada dinding panel Perbandingan

0 50 100 150 200 250 300

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

B

eba

n

(P

)

(k

g

)

Lendutan (δ) (mm)

sampel1 sampel2 sampel3 sampel4 sampel5

0 50 100 150 200 250

0 0,5 1 1,5 2 2,5

B

eba

n

(P

)

(k

g

)

Lendutan (δ) (mm)

sampel1 sampel2 sampel3 sampel4 sampel5


(2)

Gambar 10. Hubungan antara lendutan dan pembebanan pada dinding panel perbandingan

C. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Tabel 5. Hasil pengujian kuat tekan beton

No Perbandingan

Diameter a/b

(cm) Luas (A) (cm2)

Tekanan Maksimum

(T)

Kuat tekan beton (kg/cm2) (MPa)

Perbandingan 1 15/15 176,785 21,506 121,6501 12,1650

Perbandingan 2 15/15 176,785 11,684 66,0913 6,6091

Perbandingan 3 15/15 176,785 10,365 58,6303 5,8630

Perbandingan4 15/15 176,785 11,354 64,224 6,4224

0 50 100 150 200 250 300 350

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

B

eba

n

(P

)

(k

g

)

Lendutan (δ) (mm)

sampel1 sampel2 sampel3 sampel4 sampel5


(3)

Gambar V.8. Hubungan antara variasi perbandingan dengan kuat tekan beton.

D. Analisis Perhitungan Biaya

Dari hasil analisis biaya pelaksanaan dapat diketahui, biaya pembuatan dinding panel jauh lebih murah dari pada biaya pembuatan dinding konvensional.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan :

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai dinding panel dengan bahan tambah kapur yang bertulangan bambu, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1). Dari penelitian berat jenis dinding panel, diperoleh berat jenis rata-rata untuk tiap sempel sebesar : perbandigan 1 sebesar 2183,33 Kg/m3, perbandigan 2 sebesar 1979,77 Kg/m3, perbandigan 3 sebesar 1934,88 Kg/m3, perbandigan 4 sebesar 2071,33 Kg/m3. Dengan demikian semakin banyak jumlah kapur yang digunakan semakin kecil pula berat jenis dari dinding panel tersebut.

2). Pada pengujian kuat tekan beton dengan bahan tambah kapur adalah : perbandigan 1 sebesar 12,1650 MPa, perbandigan 2 sebesar 6,6091 MPa, perbandigan 3 sebesar 5,8630 MPa, perbandigan 4 sebesar 6,4224 MPa. Dengan demikian semakin banyak jumlah kapur yang digunakan semakin kecil pula kuat tekan betonya.

3). Pada pengujian kuat lentur dinding panel didapatkan hasil : 1) perbandigan 1 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,9289 MPa, 2) perbandigan 2

5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 2 3 4

K

ua

t

T

ek

a

n

bet

o

n

(M

P

a

)

Variasi perbandingan


(4)

tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,3522 MPa, 3) perbandigan 3 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,009 MPa, 4) perbandigan 4 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,3019 MPa. Semakin banyak kapur yang digunakan maka tegangan lenturnya semakin kecil, tetapi jika proporsi jumlah pasir yang digunakan ditambah tanpa menambahkan proporsi jumlah semen ( pada perbandingan 4) nilai tegangan lentur akan meningkat. Maka perlu dilakukan penentuan proporsi bahan penyusun dinding panel yang tepat untuk mendapatkan kekuatan sesuai yang direncanakan.

4). Dari pengujian kuat lentur dinding panel, diperoleh seberapa besar dinding panel mengalami lendutan pada perbandigan 1 mengalami lendutan sebesar 2,88 mm, perbandigan 2 mengalami lendutan sebesar 2,904 mm, perbandigan 3 mengalami lendutan sebesar 2,002 mm, perbandigan 4 mengalami lendutan sebesar 1.794 mm. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan, semakin banyak jumlah kapur yang digunakan maka lendutanya akan semakin kecil.

5). Pembebanan rata-rata dinding panel tiap sampel sebesar: perbandigan 1 mampu menahan beban 292,886 Kg, perbandigan 2 mampu menahan beban 235,224 Kg, perbandigan 3 mampu menahan beban 200,901 Kg, perbandigan 4 mampu menahan beban 230,190 Kg.

6). Bambu apus yang digunakan sebagai tulangan dinding panel sama seperti yang digunakan oleh winarso (2011), yaitu bambu apus dari penjual bambu di daerah Pabelan, Surakarta. Pada pengujian kuat tarik bambu oleh wimarso (2011), diperoleh kuat tarik rata – rata sebesar 1218,667 Kg/cm2. Karena bambu jenis apus mempunyai kuat tarik yang tidak kecil, maka bambu dapat digunakan sebagai tulangan dalam pembuatan dinding panel.

7). Dinding panel pada perbandingan 1 dengan luasan 1800 cm2 (tebal 5 cm) mempunyai berat 19,49 Kg, lebih ringan jiki dibandingkan dengan dinding konvensional (pasangan batu bata) dengan luasan yang sama 1800 cm2 (tebal 15 cm) mempunyai berat 48,6 kg denagan asumsi berat jenis dinding konvensional 1800 kg/m3.

8). Pada pengujian karakteristik agregat halus, pasir dari daerah Muntilan dapat digunakan untuk campuran dinding panel karena telah memenuhi persyaratan 74


(5)

antaralain: daya serap airnya rendah sebesar 4,14%, kandungan lumpur sebesar 4% dan kandungan organiknya rendah.

9). Pada penelitian ini kapur digunakan untuk bahan tambah yang dibutuhkan memiliki berat satuan sebesar 1000 kg/m3.

10). Pada pengujiankuat lentur dinding panel didapatkan hasil : 1) perbandigan 1 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,9289 MPa, 2) perbandigan 2 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,3522 MPa, 3) perbandigan 3 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,009 MPa, 4) perbandigan 4 tegangan lentur dindimg panel sebesar 2,3019 MPa. Nilai kuat lentur yang yang didapatkan dari penelitian dinding panel ini tidaklah kecil, sehingga dinding panel tersebut dapat direkomendasikan sebagai penganti dinding konvensional.

11).Dari hasil analisis biaya pelaksanaan dapat diketahui, biaya pembuatan dinding panel seperti sempel penelitian ini jauh lebih murah dari pada biaya pembuatan dinding konvensional.

B. Saran :

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang dinding panel dengan bahan tambah kapur yang bertulangan bambu, disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1). Perlu adanya rancangan cetakan dinding panel yang lebih praktis, efisien, dan murah sehingga dalam mencetak dinding panel dapat dilakukan dengan cepat, karena dalam penelitian ini masih digunakan cetakan dinding panel yang manual sehingga memakan waktu yang lama dan tidak mengalami kendala pada proses pemadatan.

2). Dalam pembuatan dinding panel dengan bahan pasir,semen dan kapur yang bertulangan bambu, tulangan harus diikat terlebih dahulu supaya posisnya tidak berubah dari posisi yang telah kita rencanakan karena akan mempengaruhi kuat tekan serta lendutan pada dinding panel.

3). Perlu adanya setting alat uji kuat lentur yang lebih praktis lagi sehingga dalam pengujian benda uji dapat terlaksana tepat pada waktunya.


(6)

4). Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya ditambahkan variasi fas serta jumlah sampel benda uji tiap fas agar didapat hasil penelitian tentang dinding panel yang lebih beragam.

5). Untuk penelitian-penelitian selanjutnya, sebaiknya ditambahkan bahan tambah lain selain kapur agar diperoleh nilai kuat lentur dinding panel yang lebih tinggi.

6). Untuk penelitian-penelitian selanjutnya, sebaiknya ditambahkan bahan tambah lain selain kapur agar diperoleh nilai kuat lentur dinding panel yang lebih tinggi.