ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS SUARA PADA JARINGAN VOIP LOKAL DENGAN IMPLEMENTASI CODEC G.711 μ-law DAN G.729 MENGGUNAKAN METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF.

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS SUARA PADA J ARINGAN
VOIP LOKAL DENGAN IMPLEMENTASI CODEC G.711 μ -law DAN
G.729 MENGGUNAKAN METODE KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

SKRIPSI

Oleh:
Nama : J uni Astanti
NPM : 0734013296

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ’VETERAN’
J AWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS SUARA PADA J ARINGAN

VOIP LOKAL DENGAN IMPLEMENTASI CODEC G.711 μ -law DAN
G.729 MENGGUNAKAN METODE KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

J uni Astanti
0734013296

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA
TIMUR
2011


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS SUARA PADA J ARINGAN VOIP
LOKAL DENGAN IMPLEMENTASI CODEC G.711 μ -law DAN G.729
MENGGUNAKAN METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Disusun oleh :

J uni Astanti
0734013296
Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan
Periode III Tahun Akademik 2011/2012

Pembimbing I

M. Irwan Afandi, S.T, MSC.
NPT. 3 7607 070 2201


Pembimbing II

Achmad J unaidi, S.Kom
NPT. 3 7811 040 1991

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT.
NIP. 19650731 199203 2 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

TUGAS AKHIR
ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS SUARA PADA J ARINGAN VOIP
LOKAL DENGAN IMPLEMENTASI CODEC G.711 μ -law DAN G.729
MENGGUNAKAN METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Disusun Oleh :

J uni Astanti
0734013296
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 9 Desember 2011
Pembimbing :
1.

Tim Penguji :
1.

M. Irwan Afandi, S.T, MSC.
NPT. 3 7607 070 2201

Nur Cahyo W, S.kom, M.kom
NPT. 37903 040 1917


2.

2.

Achmad Junaidi, S.Kom
NPT. 3 7811 040 1991

M. Irwan Afandi, S.T, MSC.
NPT. 3 7607 070 2201
3.

Achmad Junaidi, S.Kom
NPT. 3 7811 040 1991
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT.
NIP. 19600713 198703 1 001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Judul

:

Pem bimbing I :
Pem bimbing II :
Penyusun
:

Analisa perbandingan kualit as suara pada jaringan VoIP lokal dengan
im plement asi codec g.711 μ -law dan g.729 menggunakan met ode
kualit atif dan kuantit at if
M . Irw an Afandi, ST, M SC
Achmad Junaidi, S.Kom

Juni Ast anti

ABSTRAK
Voice Over Internet Protocol (VOIP) adalah salah satu contoh perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi saat ini. VoIP merupakan suatu teknologi yang
memberikan kemudahan bertelepon melalui internet. Namun yang menjadi masalah
dalam penggunaan teknologi ini adalah banyaknya persepsi masyarakat yang
menyatakan bahwa kualitas suara pada percakapan VoIP masih tergolong buruk. Hal
ini banyak disebabkan oleh penggunaan codec yang tidak sesuai dengan kapasitas
jaringan dan masalah pada jaringan IP yang digunakan yang pada akhirnya
menyebabkan terjadinya delay, jitter dan packet loss. Dalam penelitian ini ditentukan
codec yang lebih baik untuk digunakan pada jaringan lokal menggunakan metode
kualitatif yaitu dengan menggunakan MOS (Mean Opinion Score) dan metode
kuantitatif yaitu dengan pengukuran terhadap nilai delay, jitter, packet loss,
bandwidth serta perhitungan nilai faktor R dengan rumus E-Model. Adapun codec
yang diuji adalah codec G.711 μ -law dan G.729.
Dari hasil pengujian yang dilakukan, secara umum didapatkan bahwa codec
G.729 memiliki kualias lebih baik daripada codec G.711 μ -law karena menghasilkan
delay, jitter, packet loss lebih kecil dan menghasilkan nilai MOS yang lebih baik
yaitu 4.230. Sedangkan untuk codec G.711 μ -law menghasilkan nilai MOS yang baik

juga yaitu 4.225. Secara keseluruhan terlihat bahwa codec G.729 dan codec G.711 μ law tidak terlalu signifikan hanya berbeda 0.01 skala MOS saja.
Kata kunci: VoIP, MOS, E-Model, Codec G.729 dan G.711 μ -law

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan
ini dapat diselesaikan.

Laporan ini disusun untuk Skripsi saya, dengan judul “Analisa
perbandingan kualitas suara pada jar ingan voip lokal dengan implementasi
codec g.711 μ -law dan g.729 menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif”.
Ucapan terima kasih saya sampaikan juga ke berbagai pihak yang turut
membantu memperlancar penyelesaian Skripsi ini, yaitu kepada:


1. Kedua orang tua saya masing-masing, ibu yang banyak memberikan Doa,
Kasih Sayang, Cinta, Kesabaran sejak kami dalam kandungan serta
bimbingan, dan semangat sampai aku menjadi sekarang ini, terima kasih
banyak untuk semuanya dan terima kasih karena selalu menjadi orang tua
dan teman yang baik buat saya. Kepada Bapak yang selalu men-support saya
agar selalu bersemangat dan meraih cita-cita. Terima kasih Bapak…
semangatmu akan membuahkan hasil untuk masa depan saya..

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Indudtri UPN
“Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. Ir Ni Ketut Sari, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika FTI UPN
”Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Basuki Rahmat, Ssi, MT dan Achmad Junaidi S.Kom selaku Pembina
kami.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Bapak Irwan Afandi, ST, MSC selaku pembimbing, yang telah sabar dan arif
dalam membimbing dan memberikan nasehat kepada kami. Mohon maaf
junne sering merepotkan Pak Irwan.

6. Bapak Achmad Junaidi S.Kom yang selalu mendampingi saya serta banyak
membantu selama pengerjaan Skripsi Ini ini. Mohon maaf bila ada tindakan
maupun perkataan kami yang kurang berkenan dihati bapak dan terima kasih
banyak atas saran, nasehat, dan ilmu yang diberikan kepada kami, semoga
bermanfaat dimasa yang akan datang. Amin…

7. Bapak Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M. Kom yang sudah berkenan untuk
memberikan kritik dan saran untuk Skripsi saya. Terima kasih untuk segala
bentuk perhatian dan do’a yang diberikan kepada kami, kami mohon maaf jika
kami sering merepotkan Bapak.

8. Bapak Doddy Ridwandono, S.Kom yang sudah memberi nasehat, masukan,
kritikan untuk Skripsi ini, junne mengucapkan banyak terima kasih. Mohon
maaf junne sering merepotkan Bapak.


9. Untuk seluruh Dosen Teknik Informatika yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada kami. Semoga
bermanfaat dimasa yang akan datang. Amin…

10. Buat Dr. Wulan Retno Wigati, M.Pd, selaku Direktur IDDP (Internatioanal
Dual Degree Program), terima kasih untuk semangat dan nasehatnya sehingga
kita bisa LULUS sekarang.

11. Buat semua staff IDDP, Mas Hari, Mas Fatih, Mama Retno, Mbak Tina, Mbak
Yunis, Mbak Ilvi, Mbak Sul…,dan Adik-adik angkantan saya di IDDP,
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Terimakasih selama ini junne sudah banyak dibantu, dan mohon maaf jika
junne banyak merepotkan.

12. Kakakku sayang…Anna Junaefi dan Mas Giry ini merupakan wujud dari do’a
dan semangat yang selama ini diberikan. Adik-adikku sayang Dek Melda dan
Dek EL.

13. Bapak Barry Nurqoba, Ssi, M.Kom. Terimakasih sudah berkenan meluangkan
waktu untuk mengajari junne rumus E-Model dengan sabar walau hari itu
tidak ada jadwal mengajar di UPN tapi Pak Barry datang hanya untuk
mengajari junne. Dan juga sudah mau sharing sama anak-anak di “kopi
lesehan”. Salut..,

14. Buat Mas Kaffi Ramadhani Borut S.Kom untuk semua bentuk perhatian dan
ilmu yang diberikan. Mulai dari NOL besar menjadi sedikit bisa. Terimakasih
karena Mas yang berperan besar dalam penyelesaian Skripsi ini, yang sudah
menghantarkan saya menjadi seorang Sarjana. Alloh with you…,

15. Teman-teman IDDP (Iir, Ucup, Pimen, Dimas dan Elnath) Subhanalloh kalian
merupakan salah satu spirit junne. Kalian teman-teman yang paling dekat
selama 4 tahun ini. Perjuangan kita tidak selesai sampai disini, kita masih akan
berjuang bersama-sama lagi, satu tekad, satu niat dan satu tujuan jualan jagung
bakar di Malaysia…2 singgit…2 singgit.

16. Buat Ardhita Yudha Prakoso S.Kom (Didit), Trima kasih atas semangat,
nasehat dan semua bentuk bantuannya. Pinjaman PCnya buat server VoIP
sangat membantu.

17. Buat Bhayankaraqu Fadha Anggana Surya, terima kasih untuk kesabaran dan
perhatiannya. Semua dari mas adalah semangat buat junne. Dan juga Bapak
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan Ibu mas yang selalu mendo’akan junne…,Sungkem junne buat mereka.
Alloh with us…

18. Buat sahabat aku Putri Herawati Fajrin S.Sos, Zhela Aritanoga S.E, Kak
Vicha, kalian membuat junne ingin cepat LULUS. Buat Riri yang sudah
meluangkan waktu mengantarkan junne foto dengan suasana yang genting,
apa jadinya kalau tidak ada kamu. Buat sabet juga terima kasih. Pokoknya
Junne sayang kalian…

19. Buat teman-teman di Lab. Jarkom yang Calon S.Kom, Mas Rendi, Fathi,
Bowo…terima kasih atas segala bentuk bantuan dan perhatiannya. Kalian
sudah banyak membantu dalam penyelesaian Skripsi ini. Semangat…smoga
cepat LULUS.

20. Buat teman-teman kos junne, Tiwik, Dek Gitta, Dek Ajeng, Dea, dan Prizka
terima kasih ya….,sudah meluangkan waktu untuk membantu junne buat
testing dari pagi sampai larut malam, sudah meminjamkan laptop,
meminjamkan headset, membelikan makan. Junne sayang kalian….

Demikianlah laporan ini disusun semoga bermanfaat, sekian dan terima
kasih.

Surabaya, Desember 2011
Penulis

J uni Astanti

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………....

i

KATA PENGANTAR ………………………………………………….

ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………

vi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………

viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………

x

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang …………………………………………..

1

1.2

Perumusan Masalah …….………………………………

3

1.3.

Batasan Masalah …………………………………….

4

1.4

Tujuan Tugas Akhir …………………………………......

4

1.5

Manfaat Tugas Akhir ……………………………………. 5

1.6

Metode Penelitian …………………………………….

1.7

Sistematika Penulisan…………………………………….. 6

BAB II

5

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Voice over Internet Protokol (VoIP) …….............……

8

2.2

Format Paket VoIP …………………………………….

9

2.3

Arsitektur Jaringan VoIP………………………………

10

2.4

Unsur – Unsur Pembentuk VoIP……………………….

13

2.4.1

13

User Agent……………………………………….
vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4.2

Proxy……………………………………………….. 14

2.4.3

Protokol…………………………………………….. 14

2.4.4

Codec (Coder – Decoder)………………………… 15
2.4.4.1 Codec G.711……………………………….. 16
2.4.4.2 Codec G.729……………………………….. 17

2.5

Protokol – Protokol pada Jaringan VoIP………………… 17
2.5.1

H.323………………………………………………. 18
2.5.1.1 Arsitektur H.323…………………………… 18
2.5.1.2 Protokol yang terlibat dalam H.323……… 20

2.5.2

Session Initation Protocol (SIP)………………….. 21
2.5.2.1 Arsitektur SIP……………………………… 22
2.5.2.2 Protokol yang Terlibat dalam SIP……........ 23

2.5.3

Perbandingan Protokol H.323 dan SIP…………….. 25

2.6

Protokol – Protokol Penunjang Jaringan VoIP……………. 26

2.7

Asterisk…………………………………………………….. 29

2.8

Parameter yang Mempengaruhi Kualitas Percakapan VoIP.. 30

2.9

Metode Penelitian…………………………………………. 35

2.10

2.9.1

Metode Kualitatif………………………………

36

2.9.2

Metode Kuanlitatif……………………………...

37

Metode Pengukuran Kualitas Percakapan VoIP………..

38

2.10.1 Mean Opinion Score……………………………….. 39
2.10.2 Metode E-Model (ITU-T G.107)…………………... 40
2.11

Web Browser……………………………………………
vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

43

BAB III
3.1

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Analisis Sistem…………………………………………… 45
3.1.1

Flowchart Perancangan Sistem ………………….. 47

3.1.2

Flowchart Rancangan Pengujian……………………49

3.1.3

Flowchart Perancangan Pengukuran Kualitas
Suara menggunakan Metode Kualitatif (MOS)
dan Kuantitatif (E-Model)………………………….51

3.1.4

Spesifikasi hardware dan software yang
digunakan…………………………………………. 52

3.2

Setup dan Konfigurasi Sistem…………………………….. 55
3.2.1

Pengkabelan………………………………………. 55

3.2.2

Konfigurasi Jaringan…………………………........ 57
3.2.2.1 Konfigurasi IP Address…………………….. 57
3.2.2.1 Konfigurasi Server VoIP………………….. 62
3.2.2.2. Install Server Asterisk……………………. 62
3.2.2.2.1 Konfigurasi sip.conf dan
Extensions.conf………………………… 64

3.3

Prosedur Pengujian………………………………………. 69

3.4

Teknik Pengujian………………………………………… 76

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV
4.1

ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN
Data dan Pengujian Kualitas Suara pada
Protokol SIP………………………………………...........
4.1.1

80

Perbandingancodecterhadap waktu
tunda (delay)……………………………………… 80

4.1.2 Perbandingan codec terhadap waktu
tunda (jitter)……………………………………… 82
4.1.3

Perbandingan codec terhadap paket
hilang (packet loss)……………………………… 83

4.2

Pengukuran Bandwith Pada Setiap Codec ……………….. 83
4.2.1

Monitoring Bandwith Pada Codec G.711…………. 84

4.2.2

Monitoring Bandwith Pada Codec G.729………… 85

4.3 Perhitungan Faktor R Pada Setiap Codec……………………. 87
BAB V

PENUTUP

5.1

Kesimpulan ……………………………………………….. 90

5.2

Saran ……………………………………………………… 91

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 92

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dewasa ini. Salah satunya
adalah teknologi komputer. Teknologi komputer tentunya tidak terlepas dari
perkembangan teknologi jaringan komputer, yaitu menghubungkan dua atau lebih
komputer sehingga dapat berhubungan dan berkomunikasi sehingga menghasilkan
suatu efisiensi, sentralisasi dan optimasi kerja. (Yuhifizar, 2003).
Salah satu tipe perkembangan teknologi jaringan komputer pada saat ini
adalah pengintegrasian jaringan suara dengan jaringan data. Hasil integrasi ini disebut
sebagai VoIP (Voice Over Internet Protocol). VoIP adalah teknologi yang mampu
melewatkan suara, video dan data melalui jaringan IP. VoIP mengubah gelombang
analog suara menjadi digital ke dalam paket data (IP Packet). Kemudian paket-paket
ini dikirimkan melalui jaringan (intranet maupun internet) dan setelah sampai tujuan
paket-paket data tersebut diubah kembali menjadi suara.
Di kampus UPN “Veteran” Jawa Timur, saat ini sudah memiliki infrastruktur
jaringan data yang cukup bagus. Dengan adanya jaringan tersebut dapat dirancang
suatu sistem yang berfungsi sebagai server atau IP PBX yang digunakan untuk

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

memanajemen infrastruktur jaringan supaya dapat melakukan transmisi suara
berbasis IP (Internet Protocol) dengan menggunakan PBX yang berupa softphone.
Namun saat ini kualitas suara yang dihasilkan oleh teknologi VoIP ini masih
tergolong buruk. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain, pemilihan
codec yang akan digunakan, waktu tunda (delay), variasi waktu tunda (jitter), paket
hilang (packet loss), dan kapasitas jaringan (bandwith). Untuk teknologi yang bersifat
real time tentunya parameter-parameter tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas
suara yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis
hubungan antara parameter-parameter tersebut dengan kualitas suara yang dihasilkan.
Dalam Skripsi ini penyusun akan mencoba menganalisa kualitas suara yang
dihasilkan teknologi VoIP pada jaringan yang ada di UPN “Veteran” Jawa Timur
dengan mengimplementasikannya di Gedung Giri Santika. Dalam penelitian ini akan
dilakukan analisis terhadap parameter-parameter QoS (Quality of Service) dengan
menggunakan beberapa skema kompresi (codec) yang mempengaruhi kualitas
percakapan teknologi VoIP. Codec singkatan dari compressor-decompressor
merupakan proses peangkodean kode analog menjadi kode digital agar dapat dikirim
melalui jaringan komputer. Codec juga bertugas untuk melakukan kompresi data
suara dengan algoritma tertentu yang bertujuan untuk mengurangi jumlah bytes yang
dikirimkan dalam jaringan sehingga pemilihan codec sangat berpengaruh pada
kualitas suara yang dihasilkan. Proses pemilihan codec yang tepat pada implementasi
VoIP merupakan salah satu hal yang menentukan dalam pencapaian kualitas
komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Penelitian ini akan membandingkan implementasi dua codec yaitu codec
G.711 μ -law dan G.729 dan dilakukan uji coba percakapan dari pembicara sampai ke
pendengar melalaui teknologi VoIP pada jaringan lokal. Sehingga dapat
membandingkan ukuran kinerja dari masing-masing codec tersebut. Dalam penelitian
ini akan digunakan dua metode yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Dan hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat terlihat hubungan antara parameter-parameter tersebut
di atas dengan kualitas suara percakapan VoIP sehingga kita dapat memilih codec
yang tepat untuk diimplemantasikan pada jaringan lokal di UPN “Veteran” Jawa
Timur.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, terdapat beberapa

masalah yang dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh penggunaan jenis codec untuk mengetahui kualitas suara yang
dihasilkan?

b. Bagaimana pengaruh hubungan antara parameter – parameter seperti delay, jitter,
packet dan packet loss terhadap kualitas suara yang dihasilkan untuk mengetahui
codec mana yang menghasilkan kualitas suara yang lebih baik?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.3 Batasan Masalah
Sejumlah permasalahan yang di bahas dalam Skripsi ini akan dibatasi ruang
lingkup pembahasannya, antara lain:
a. Sistem menggunakan SIP (Session Initiation Protocol) dengan menggunakan
codec G.711 μ -law dan G.729
b. Menggunakan Asterisk sebagai aplikasi open source yang digunakan untuk
membangunjaringan VoIP.
c. Menggunakan softphone X-Lite 3.0 dan Siplite sebagai aplikasi pada komputer
client untuk melakukan suara (berkomunikasi) satu sama lain.
d. Analisis hanya dilakukan terhadap waktu tunda (delay), variasi waktu tunda
(jitter), paket hilang (packet loss), dan bandwidth.
e. Metode kualitatif yang digunakan adalah Mean Opinion Score (MOS) dan metode
kuantitatif yang digunakan adalah E-Model.

1.4

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas suara pada jaringan VoIP

lokal dengan implementasi dua codec yaitu codec G.711 μ -law dan G.729 dengan
protocol SIP untuk mengetahui hubungan antara delay, jitter, dan packet loss
terhadap kualitas suara pada jaringan VoIP.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1.5

Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah dapat merancang layanan komunikasi berbasis VoIP

dengan pemilihan codec yang tepat untuk menghasilkan kualitas suara yang baik pada
jaringan VoIP lokal.

1.6

Metode Penelitian
Tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi atau sumbersumber yang berkaitan dengan skripsi ini, baik dari text book maupun internet.
b. Pengukuran
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap parameter-parameter yang
mempengaruhi kualitas suara seperti delay, jitter, bandwidth, dan packet loss
dengan metode kualitatif dan kuantitatif.
c. Analisis Pengukuran
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap hasil pengukuran dan seberapa besar
penurunan kualitas suara yang disebabkan oleh delay, jitter, dan packet loss.
d. Dokumentasi
Pembuatan laporan skripsi bertujuan untuk dijadikan sebagai dokumentasi hasil
penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1.7

Sistmatika Penulisan
Sistematika penulisan dari Skripsi ini dibagi manjadi lima bab sebagai berikut:

BAB I:

PENDAHULUAN
Bab ini akan berisi tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan
sistematika penulisan.

BAB II:

LANDASAN TEORI
Bab ini akan diuraikan teori-teori singkat tentang hal-hal yang
berhubungan dengan jaringan VoIP (Voice Over Internet Protocol)
dan Metode yang akan digunakan untuk pengukuran kualitas suara
layanan VoIP.

BAB III:

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini secara garis besar membahas tinjauan sistem dari segi
perangkat lunak, yaitu Asterisk yang berfungsi sebagai IP-BPX dan
softphone yang digunakan dalam pengujian ini dan juga software
yang digunakan untuk monitoring percapakan. Selain itu bab ini juga
akan dibahas secara detail mengenai konfigurasi pengujian, prosedur
pengujian dan teknik pengujian yang digunakan untuk meneliti
pengaruh waktu tunda (delay), paket hilang (packet loss), dan
bandwith terhadap suara parcakapan VoIP.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

BAB IV:

ANALISIS DATA DAN PENGUJ IAN
Bab ini berisi karakteristik-karakteristik jaringan yang diujikan serta
hasil dari metode kualitatif dan kuantitatfif. Pada bab ini juga akan
dilakukan analisis terhadap hasil-hasil yang diperoleh tersebut.

BAB V:

PENUTUP
Bab ini akan memuat kesimpulan isi dari keseluruhan uraian-uraian
bab-bab sebelumnya dan saran-saran dari hasil yang diperoleh yang
diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Voice over Internet Protokol (VoIP)
VoIP merupakan teknologi komunikasi suara yang dikembangkan oleh

perusahaan Volcatech pada tahun 1995. Komunikasi suara pada teknologi VoIP
dilakukan dengan menggunakan jaringan internet. Dengan menggunakan jaringan
internet teknologi VoIP dapat meringankan biaya dalam komunikasi suara jarak jauh.
Dengan menggunakan teknologi jaringan internet, maka komunikasi VoIP
dapat dilakukan dengan bermacam – macam perangkat yang mendukung dalam
sistem komunikasi data, Salah satu perangkat yang mendukung dalam komunikasi
data VoIP adalah teknologi LAN (Local Area Network). Teknologi tersebut dapat
mengirimkan data dalam satu area jaringan.
Secara umum pengertian Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah
teknologi yang mampu melewatkan suara, video dan data melalui jaringan IP. VoIP
mengubah gelombang analog suara menjadi kode digital kemudian diberi nomor dan
header yang berupa paket data (IP Packet). Kemudian paket-paket ini dikirimkan
melalui jaringan (intranet maupun internet) dan setelah sampai tujuan paket-paket
data tersebut diubah kembali menjadi suara.
VoIP memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh PSTN (Public Switched
Telephone Network). Pertama, secara bisnis, komunikasi jarak jauh yang dilakukan
8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

melalui PSTN harus melalui operator-operator SLJJ (Sambungan Langsung Jarak
Jauh) atau SLI (Sambungan Langsung Internasional), yang membebankan ongkos
yang tidak murah. Sedangkan, dengan menggunakan VoIP biaya komunikasi dapat
ditekan hingga 70% karena VoIP menggunakan jaringan internet dalam
komunikasinya. Kedua, secara teknologis, VoIP relatif lebih hemat karena
kemampuan kompresinya.
(Sumber

Referensi:

Iskandar

H,

M.

2003.

“Dasar-dasar

jaringan

VoIP:

http://www.ilmukomputer.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2011).

2.2

Format Paket VoIP

Tiap paket VOIP terdiri atas dua bagian, yakni header dan payload (beban). Header
terdiri atas IP header, Real-time Transport Protocol (RTP) header, User Datagram
Protocol (UDP) header, dan link header seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Format Paket VoIP
IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan
paket-paket ke tujuan. Pada setiap header IP disertakan tipe layanan atau Type of
Service (ToS) yang memungkinkan paket tertentu seperti paket suara diperlakukan
berbeda dengan paket yang non real-time.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

UDP header memiliki ciri tertentu yaitu tidak menjamin paket akan mencapai
tujuan sehingga UDP cocok digunakan pada aplikasi voice real time yang sangat peka
terhadap delay dan latency.
RTP Header adalah header yang dapat dimafaatkan untuk melakukan framing
dan segmentasi data real time. Seperti UDP, RTPP juga tidak mendukung reabilitas
paket untuk sampai tujuan. RTP menggunakan protocol kendali yang disebut RTCP
(Real Time Control Protocol) yang mengendalikan QoS dan sinkroniasi media stream
yang berbeda.
Untuk link header adalah sangat bergantung pada media yang digunakan.

(Sumber Referensi: Syafitri, D.A, 2007. “Analisis Waktu Tunda Satu Arah Pada
Panggilan VOIP antara Jaringan UMTS dan PTSN”. S.ST Thesis. Medan, Indonesia:
Universitas Sumatera Utara).

2.3

Ar sitektur J aringan VoIP
Hubungan komunikasi suara antara pengguna dapat dilakukan selama

pengguna memiliki koneksi ke jaringan dengan menggunakan headphone yang
tersambung ke komputer dan software VoIP seperti NetMeeting, X-Lite, SJPhone,
Skype dll. Saat ini, VoIP tidah hanya digunakan untuk komunikasi suara antar
komputer yang terhubung pada jaringan IP namun juga diintregasikan dengan PTSN.
VoIP yang diimplentasikan di kehidupan nyata adalah sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1.

Dari PC ke PC (Personal Computer)
Cara ini adalah cara yang dapat dibilang paling sederhana, karena hanya

membuthkan komputer (termasuk microphone dan soundcard) dan sambungan
internet. Protokol yang digunakan adalah SIP, seperti Gambar 2.2

Gambar 2.2 Hubungan PC ke PC
2.

Dari PC ke telepon atau sebaliknya
Pada hubungan telepon ke PC atau sebaliknya, cukup IP Phone yang
tersambung dengan Gateway, atau IP PBX. PC yang menjadi lawan bicara
hanya butuh koneksi internet. Cara kerjanya dapat dilakukan langsung (pada
jaringan lokal) atau pun dapat melalui jaringan Internet. Hubungan ini
memerlukan sebuah gateway yang berfungsi untuk melakukan penyesuaian
standart antar media, seperti terlihat pada Gambar 2.3. Gateway ini bisa
berupa PC atau router

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Gambar 2.3 Hubungan dari PC ke Telepon
3.

Dari telepon ke telepon melalui jaringan internet
Pada hubungan ini, kedua subscriber menggunakan telepon konvensional, dan
menggunakan protokol yang sama antar interface masing-masing terminal,
kemudian suara dilewatkan pada jaringan IP. Keberadaan Gateway tetap
dibutuhkan karena pada link digunakan protokol yang berbeda, sehingga
gateway berfungsi untuk menstranlasikan protokol antar kedua jaringan IP
dan telepon. Hubungan ini di perlihatkan dalam Gambar 2.4

Gambar 2.4 Hubungan antar Telepon dengan Menggunakan J aringan
Internet

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

(Sumber Referensi: Syafitri, D.A, 2007. “Analisis Waktu Tunda Satu Arah Pada
Panggilan VOIP antara Jaringan UMTS dan PTSN”. S.ST Thesis. Medan, Indonesia:
Universitas Sumatera Utara).

2.4

Unsur – Unsur Pembentuk VoIP
Unsur pembentuk sebuah jaringan VoIP ada empat unsure yang dibutuhkan.

Ke empat unsure tersebut nantinya masing – masing akan berfungsi sebagai alat
pemanggil dan penerima panggilan, penghubung antara terminal atau komputer
dengan internet, sebagai protokol, serta untuk mengkonfersi dan mengompresi data
suara. Adapun unsur yang diperlukan tersebut adalah sebagai berikut:
2.4.1 User Agent
User agent ini berupa komponen yang melakukan dial nomor telepon VoIP
atau untuk menerimanya. Komponen ini berfungsi untuk memulai, menerima dan
menutup sesi komunikasi. User agent terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:
1. User Agent Client (UAC). Komponen ini yang mempunyai tugas untuk
memulai sesi komunikasi.
2. User Agent Server (UAS). Komponen ini mempunyai tugas untuk menerima
atau menanggapi sesi komunikasi.
Komponen ini dapat berupa aplikasi perangkat lunak (softphone) dan bisa
juga dalam bentuk perangkat keras. Contoh user agent dalam bentuk softphone adalah
X-Lite, IaxLite, SJPhone, dan NetMeeting. Sedangkakn user agent dalam bentuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

perangkat keras antara lain Analog Telephone Adaptor (ATA), IP Phone, Internet
Telephone Gateway (ITG).
(Sumber referensi: Kamil, Insan. 2009. ”Membangun Layanan Voip dalam
Lingkungan Lan menggunakan asterisk dan x-lite”. Tugas Akhir. Medan, Indonesia:
Universitas Sumatera utara).

2.4.2 Proxy
Proxy melakukan registrasi pada user agent serta mengatur pola penomoran
dan call rauting (mengarahkan tujuan data suara). Proxy juga dapat berfungsi sebagai
server yang melayani permintaan sebuah user agent dan kemudian menyampaikan ke
user agent lainnya. Untuk mengoperasikan proxy dibutuhkan sebuah softswitch.
Untuk mendapatkan softswitch ada dua cara, yaitu open source dan non open source.
2.4.3 Protokol
Dalam membangun jaringan VoIP diperlukan protokol agar komunikasi antar
terminal (user agent), antar terminal dengan proxy, maupun antar proxy bisa terjadi.
Protokol merupakan sebuah standart yang harus dipenuhi agar komunikasi VoIP
terjadi.
Protokol adalah komponen berupa seperangkat aturan komunikasi antar user
agent, antar proxy atau bisa saja antara user agent dengan proxy atau sebaliknya.
Protokol yang paling tua, stabil dan handal adalah protokol H.323. Walau
bagaimanapun hansalnya, protokol ini tetap memiliki kelemahan yang cukup fatal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

yaitu tidak dapat dengan mudah menembus Network Addres Translation (NAT).
Maka dari itu dibutuhkan gatekeeper yang harus di operasikan di setiap node jatingan
LAN yang menggunakan fasilitas NAT.
Gatekeeper tersebut berfungsi sebagai jembatan antara pengguna didalam
jaringan dengan NAT tersebut dan mereka yang berada di luar jaringan LAN. Selain
protokol H.323, protokol yang juga sering digunakan adalah Session Initation
Protocol (SIP). SIP dapat terpusat dengan mudah menembus NAT, sehingga
implementasinya dapat terpusat pada satu server saja.
2.4.4 Codec (Coder – Decoder)
Codec merupakan sebuah proses mengubah data suara yang di konfersikan
dalam bentuk data digital dan kemudian ditransmisikan dan dikembalikan lagi
kebentuk data suara ketika sampai ketujuan. Codec digunakan untuk penghematan
bandwith. Codec tersedia dalam bentuk open source dan non-open source.
Codec adalah teknologi yang memaketkan data voice ke dalam format data
lain dengan perhitungan matematis tertentu, sehingga menjadi lebih teratur dan
mudah dipaketkan. Dengan menggunakan Codec tertentu bandwidth dapat dihemat.
Namun resikonya, suara dapat menjadi kurang jernih atau berubah warna suaranya.
Apabila mengejar kualitas suara yang baik, jernih dan tidak berubah warna suaranya,
dibutuhkan Codec dengan perhitungan yang minim. Konsekuensinya kebutuhan
bandwidth meningkat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

International Telecommunication Union (ITU) membuat standart voice
coding yang direkomendasikan untuk implementasi VoIP. Contoh voice coding
antara lain:
2.4.4.1 Codec G.711
Codec G.711 memiliki dua versi yaitu G.711 μ -law dan G.711 a-law yang
merupakan suatu standar internasional untuk kompresi audio dengan menggunakan
tehnik Pulse Code Mudolation (PCM) dalam pengiriman suara. Standar ini banyak
digunakan oleh operator telekomunikasi termasuk PT. Telkom sebagai penyedia
jaringan telepon terbesar di Indonesia.

PCM mengkonversikan sinyal analog ke

bentuk digital dengan melakukan sampling sinyal analog tersebut 8000 kali per/detik
dan dikodekan dalam angka. Jarak antar sample adalah 125 μ detik. Sinyal analog
pada suatu percakapan diasumsikan berfrekuensi 300 Hz – 3400 Hz. Sinyal tersampel
lalu dikonversikan ke bentuk diskrit. Sinyal diskrit ini dipresentasikan dengan kode
yang disesuaikan dengan amplitude dari sinyal sampel. Format PCM menggunakan 8
bit untuk pengkodeannya. Laju transmisi diperoleh dengan mengkalikan 8000
sampel/detik dengan 8 bit/sampel, manghasilkan 64.000 bit/detik. Bit rate 64 kbps ini
merupakan standar transmisi untuk satu kanal telepon digital.
Percakapan berupa sinyal analog yang melalui jaringan PTSN mengalami
kompresi dan pengkodean menjadi sinyal digital PCM G.711 sebelum memasuki
VoIP gateway. Pada VoIP gateway, di bagian terminal, terdapat audio codec
melakukan proses framing (pembentukan datagram IP yang dikompresi) dari sinyal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

suara terdigitasi (hasil PCM G.711) dan juga melakukan rekronstuksi pada sisi
receiver. Frame – frame yang merupakan paket – paket informasi ini lalu di
transmisikan melalui jaringan IP dengan suatu standar komunikasi jaringan packet
based. Standar G.711 merupakan tehnik kompresi yang tidak efisien, karena akan
menghabiskan bandwidth 64 kbps untuk kanal percakapan.
2.4.4.2 Codec G.729
Codec ini adalah salah satu codec berkualitas lebih baik (better voice quality
codec). Codec ini mengkorversi voice menjadi 8 kbps. Terdapat 2 versi yaitu G.729
dan G.729a. G.729a memiliki algoritma yang lebih sederhana dan membutuhkan
processing power lebih sedikit dibandingkan G.729.

(Sumber referensi: Kamil, Insan. 2009. ”Membangun Layanan Voip dalam
Lingkungan Lan menggunakan asterisk dan x-lite”. Tugas Akhir. Medan, Indonesia:
Universitas Sumatera utara).

2.5 Protokol – Protokol pada J aringan VoIP
Saat ini terdapat banyak protokol yang bekerja pada jaringan VoIP, akan
tetapi yang akan dibahas disini hanya dua jenis protokol utama yang menjadi standart
untuk jaringan ini, yaitu H.323 dan SIP (Session Initation Protocol). H.323 memiliki
umur yang lebih tua dibandingkan dengan SIP. H.323 merupakan standart yang
dikeluarkan oleh ITU-T (International Telecomunication – Telecomunications

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Standart Sector), sedangkan SIP dikeluarkan oleh IETE (Internet Engineering Task
Force). Protokol merupakan sebuah standart yang harus dipenuhi agar komunikasi
VoIP terjadi.

2.5.1 H.323
H.323 adalah salah satu standart komunikasi pada VoIP menurut rekomendasi
ITU-T. Standart H.323 terdiri dari komponen, protokol, dan prosedur yang
menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan packet-based. Bentuk jaringan
packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan internet, Internet Packet
Exchange (IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan Wide Area Network (WAN).
H.323 dapat digunakan untuk layanan – layanan multimedia seperti komunikasi suara
(IP telephony), komunikasi video dengan suara (video telephony), dan data.

2.5.1.1 Ar sitektur H.323
Standart H.323 terdiri dari 4 komponen fisik yang digunakan pada saat
menghubungkan komunikasi multimedia point-to-point dan point-to-multipoint pada
beberapa macam jaringan, yaitu:
1.

Terminal : digunakan untuk komunikasi multimedia dua arah. Terminal 323
dapat berupa Personal Computer (PC) atau alat lain yang berdiri sendiri ynag
dapat menjalankan aplikasi multimedia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.

Gateway : digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda yaitu
antara jaringan H.323 dan jaringan non H.323, sebagai contoh gateway dapat
menghubungkan dan menyediakan komunikasi antara terminal H.323 dengan
jaringan telepon PTSN dengan menerjemahkan protokol – protokol untuk call
setup dan release serta mengirimkan informasi antara jaringan yang terhubung
dengan gateway.

3.

Gatekeeper : dapat digunakan sebagai titik yang paling penting pada jaringan
H.323 yang menyediakan layanan kontrol panggilan ke endpoint dari H.323.
Beberapa layanan tersebut diantaranya adalah penerjemahan alamat IP,
pengaturan ijin akses ke jaringan, dan pengaturan kebutuhan bandwith.

4.

Multipoint Control Unit (MCU): digunakan untuk layanan konferensi tiga
terminal H.323 atau lebih. Semua terminal yang ingin berpartisipasi dalam
konferensi dapat membangun hubungan MCU. Sebuah MCU terdiri dari
sebuah Multipoint Controller (MC) dan beberapa Multipoint Processor (MP).
MC menangani negosiasi H.245 (menyangkut persinyalan) antar terminal –
minal untuk menentukan kemampuan pemrosesan audio dan video. MC juga
mengontrol dan menentukan serangkaian audio dan video yang multicast,
sedangkan MP melakukan proses mix, switch, dan memproses audio, video
ataupun bit – bit data.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.5.1.2 Protokol yang ter libat dalam H.323
Protokol H.323 didukung oleh beberapa protokol dalam pengiriman data agar
data terkirim realtime. Protokol – protokol tersebut adalah:
1.

RTP (Real-Time Protocol)
RTP adalah protokol untuk mengkompensasi jitter yang terjadi pada jaringan
IP. RTP dapat digunakan untuk beberapa macam data stream yang realtime
seperti data suara dan data video. RTP berisi informasi tipe data yang di
kirim, timestamps yang digunakan untuk pengaturan waktu suara percakapan
terdengar seperti sebagaimana diucapkan, dan sequence numbers yang
digunakan untuk peraturan paket data dan mendeteksi adanya paket yang
hilang.

2.

RTCP (Real-Time Control Protocol)
Merupakan suatu kontrol yang biasanya digunakan bersama-sama dengan
RTP. Protokol ini memungkinkan endpoint mengatur panggilan secara
realtime untuk meningkatkan kualitas suara. RTCP juga membantu
troubleshooting voice stream. Terdapat dua komponen penting pada paket
RTCP, yang pertama adalah sender report yang berisikan informasi
banyaknya data yang dikirimkan, pengecekan timestamps pada header RTP
dan memastikan bahwa datanya tepat dengan timestamp-nya. Elemen yang
kedua adalah receiver report yang dikirimkan oleh penerima panggilan.
Receiver report berisi informasi mengenai jumlah paket yang hilang selama

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

sesi percakapan, menampilkan timestamp terakhir dan delay sejak pengiriman
sender report yang terakhir.
3.

RSVP (Resources Reservation Protocol)
RSVP bekerja pada layer transport, digunakan untuk menyediakan bandwidth
agar data suara yang dikirimkan tidak mengalami delay ataupun loss saat
mencapai alamat tujuan. RSVP merupakan protokol signaling tambahan pada
VoIP yang mempengaruhi QoS. RSVP bekerja dengan mengirimkan request
pada setiap node untuk membuat resource reservation pengiriman data.
Resource reservation pada suatu node dilakukan dengan menjalankan dua
modul yaitu admission control dan policy control. Admission control
digunakan untuk menentukan apakah suatu node tersebut memiliki resource
yang cukup untuk memenuhi QoS yang dibutuhkan. Policy control digunakan
untuk menentukan apakah user memiliki ijin administrative (administrative
admission) untuk melakukan reservasi. Bila terjadi kesalahan dalam aplikasi
salah satu modul ini, akan terjadi RSVP error dimana request tidak akan di
penuhi.

2.5.2 Session Initation Protocol (SIP)
Session Initation Protocol adalah call setup yang beroperasi pada layer
aplikasi. Protokol SIP memiliki fungsi yang sama dengan protokol H.323. SIP sangat
fleksibel dan juga mendukuung semua layanan sehingga hampir semua aplikasi saat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

ini sudah support dengan standar protokol SIP. Protokol SIP dikeluarkan oleh IETF
(International Engineering Task Force). Di dalam penggunaan teknologi VoIP yang
berbasis IP tradisional, dibedakan menjadi 2 tahap panggilan voice. Tahap yang
pertama adalah melakukan call setup yang mencakup semua detail keperluan agar
dua perangkat telepon dapat melakukan komunikasi. Tahap yang kedua adalah
melakukan transfer SIP dapat juga digunakan untuk melakukan video conference,
audio dan instant messaging.

2.5.2.1 Ar sitektur SIP
Arsitektur dari SIP terdiri dari dua komponen yaitu user agent dan servers.
User agent merupakan end point dari sistem dan memuat dua sistem yaitu user agent
client (UAC) yang membangkitkan request, dan user agent server (UAS) yang
merespon requests. SIP server adalah kesatuan fungsi logic, dimana tidak perlu
memisahkan alat secara fisik.
Fungsi dari empat server tersebut adalah
1.

Proxy server : merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara yang
bertujuan untuk meminta request atas nama client yang lain. Proxy harus
bertindak sebagai server dan client, dia harus mengarahkan SIP request
pada user agent server, dan mengarahkan SIP response pada user agent client.
Proxy Server juga berfungsi untuk melakukan routing, memasstikan request
dapat disampaikan pada yang berhak menerima, dan juga membuat kebijakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

seperti meyakinkan bahwa pemakai tertentu diijiinkan untuk melakukan
panggilan.
2.

Redirect Server : merupakan kesatuan logika yang mengarahkan suatu client
pada

perangkat pengganti dari Uniform Resource Indicator (URLs) untuk

menyelesaikan tugas request.
3.

Registrar Server : menerima dan merespon pesan pendaftaran yang
mengijinkan lokasi

dari suatu endpoint dapat diketahui keberadaannya.

Register Server ini kerjanya berhubungan dengan Location Server.
4.

Location Server : menyediakan service untuk database abstrak yang berfungsi
menstranslasikan alamat dengan data/ keterangan yang ada pada domain
jaringan.

2.5.2.2 Protokol yang Terlibat dalam SIP
SIP menggabungkan beberapa macam protokol baik itu dari standar yang
dikeluarkan oleh IETF sendiri maupun oleh ITU-T. Protokol SIP didukung oleh
beberapa protokol, antara lain:
1.

IETF Session Description Protocol (SDP)
SDP merupakan protokol yang menyediakan media dalam suatu komunikasi.
Tujuan protokol SDP adalah untuk memberikan informasi aliran media dalam
satu sesi komunikasi agar penerima yang menerima informasi tersebut dapat
berkomunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.

IETF Session Announcement Protocol (SAP)
SAP merupakan suatu protokol yang setiap periode waktu tertentu
mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi.

3.

IETF Real-Time Transport Protocol (RTP)
Protokol RTP menyediakan transfer media secara real time pada jaringan
paket

4.

Real-Time Control Protocol (RTCP)
RTCP mengatur sesi secara periodic mentransmit paket yang berisi feedback
atas kualitas

5.

dari distribusi data.

ITU-T Codec
Algoritma pengkodean yang direkomandasikan, seperti G.723.1 G.711,
G.728, dan G.729 untuk audio, atau H.261 atau H.263 untuk video.

(Sumber referensi: Kamil, Insan. 2009. ”Membangun Layanan Voip dalam
Lingkungan Lan menggunakan asterisk dan x-lite”. Tugas Akhir. Medan, Indonesia:
Universitas Sumatera utara).

2.5.3 Perbandingan Protokol H.323 dan SIP
Protokol H.323 dan SIP merupakan dua buah protokol standar sistem
komunikasi VoIP yang paling sering digunakan. Namun saat ini kebanyakan orang
telah menggunakan SIP sebagai standar sistem komunikasi di dalam teknologi Voip.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Berikut adalah perbandingan mengapa protokol SIP lebih sering digunakan daripada
protokol H.323
Tabel 2.1. Perbandingan Protokol H.323 dan SIP
No.

H.323

1.

Tidak dikembangkan secara khusus Dikembangkan secara khusus untuk
untuk

SIP

memenuhi

komunikasi VoIP
2.

Tidak

dapat

kebutuhan memenuhi kebutuhan komunikasi
VoIP

dengan

mudah Dapat dengan mudah menembus

menembus NAT (Network Address NAT (Network Address Translation)
Translation).

Keterangan:
1. Protokol H.323 tidak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi
VoIP, tetapi sebernarnya protokol H.323 merupakan suatu standar komunikasi
yang dibuat untuk aplikasi komunikasi multimedia yang berbasis LAN (Local
Area Network). Namun dalam perkembangannya protokol tersebut juga
mempunyai interface ke jaringan lainnya sehingga menjadikannya jaringan yang
independent terhadap jaringan yang digunakannya.
2. NAT (Network Address Translation) adalah suatu metode yang digunakan untuk
menghubungkan lebih dari satu komputer ke dalam jaringan internet dengan
menggunakan satu alamat IP (Internet Protocol). Protokol H.323 tidak bida

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

digunakan dengan mudah menembus NAT. Banyak orang menggunakan protokol
SIP (Session Initation Protocol) sebagai standar sistem komunikasi untuk
membangun sebuah gatekeeper VoIP, hal ini dikarenakan protokol yersebut
mampu menembus NAT dengan mudah, hanya dengan menambahkan sebuah
perintah pada konfigurasi SIP.conf, sebagai keterangan bahwa komputer/ client
tersebut bisa atau tidak menembus NAT.
(Sumber referensi: Wirasatya, Eka Made. 2009. “Desain Dan Implementasi VoIP
di Lingkungan UPN “Veteran” Jawa Timur Berbasis Linux“. Surabaya,
Indonesia: Universitas Pembangunan Nasional).

2.6

Protokol – Protokol Penunjang J aringan VoIP
Ada beberapa protokol yang menjadi penunjang jaringan VoIP, antara lain:

1.

Protokol TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol)
Merupakan sebuah protokol yang digunakan pada jaringan Internet. Protokol
ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu TCP dan IP.

2.

Application layer
Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file. Pemindahan file dari sebuah
sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan suatu sistem pengendalian
untuk mengatasi adanya ketidak cocokan sistem file yang berbeda-beda.
Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu contoh aplikasi yang
telah dikenal misalnya HTTP (Hypertext Transfer Protocol) untuk wen, FTP

Hak Cipta © milik UPN "Ve