PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN JAJANAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MAKANAN Pengaruh Penyuluhan Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan Pada Siswa SD Negeri Di Surakarta.

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN JAJANAN TERHADAP
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MAKANAN
JAJANAN PADA SISWA SD NEGERI DI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Sarjana Kedokteran

Oleh:
Noviana Umi Mutmainah
J500090082

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ABSTRAK
Noviana Umi Mutmainah. J500090082, 2012. Skripsi. Pengaruh Penyuluha
Makanan Jajanan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Mengenai
Makanan Jajanan Pada Siswa SD di Surakarta.
Latar Belakang : Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang

sangat dikenal oleh anak usia sekolah. Dalam hal pemilihan makanan jajanan
untuk anak asia sekolah masih kurang memperhatikan segi keamanan dan
kebersihan makanan jajanan tersebut. Makanan jajanan yang berbahaya
mempunyai risiko terhadap kesehatan. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya
pengetahuan anak mengenai makanan jajanan yang aman untuk dikonsumsi.
Diperlukan pendidikan kesehatan untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat pada
siswa yaitu salah satunya dengan penyuluhan.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan
pengetahuan dan sikap mengenai makanan jajanan pada siswa SD negeri di
Surakarta.
Metode : Penelitian ini menggunakan Quasi Experimental, dengan rancangan
penelitian One Group Pre and Post Test Design. Sample penelitian adalah siswa
SD kelas V SDN Bratan I dan SDN Kleco II. Jumlah sampelnya untuk SDN
Bratan I 38 responden dan SDN Kleco II 31 responden dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan memberikan kuisioner pre
test dan post test. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dan uji wilcoxon
untuk yang distribusi datanya tidak normal.
Hasil : Berdasarkan uji wilcoxon pada variabel tingkat pengetahuan pre test dan
post test diperoleh nilai p = 0,008. Untuk uji t berpasangan pada variabel tingkat
sikap pre test dan post test nilai p = 0,590.

Kesimpulan : terdapat pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan
dan sikap pada siswa SD di Surakarta, untuk pengetahuan secara statistik
signifikan, sedangkan untuk sikap secara statistik tidak signifikan.

Kata kunci : penyuluhan, pengetahuan, sikap, dan makanan jajanan

ABSTRACT
Noviana Umi Mutmainah. J500090082, 2012. Skripsi. The effect of education
snack toward the improvement of knowledge and attitude about snacks of
elementary school students in Surakarta.
Background: Snack is one of variety of food that children known the most. In
choosing snacks, elementary school students are less considering its safety and
hygiene. Dangerous snacks has potential risk for healthiness. This can be
happened because students’ knowledge about snacks that safe to be consumed is
lack. Health education is important thing for students, to applying the good live
habit.
Purpose: To know the effect of education toward the improvement of knowledge
and attitude about snack of elementary school students in Surakarta.
Method: this research was used Quasi Experimental method, with One Group Pre
and Post Test Design. The samples were elementary school students grade V in

SDN Bratan I and SDN Kleco II. The number of samples from SDN Bratan I were
38 respondents meanwhile samples from SDN Kleco II were 31 respondents who
were chosen by using purposive sampling. The data collection was done by giving
pre test and post test questionnaire. The data were analyzed by using paired t test
and Wilcoxon test for data which is not distributed normally.
Result: based on Wilcoxon test on pre test and post test knowledge level variable
is gained p = 0,008. For paired t test on pre test and post test attitude level variable
is gained p = 0,590.
Conclusion: there is effect of education toward the improvement of knowledge
and attitude about snack of elementary school students in Surakarta, statistically
significant for knowledge, meanwhile for attitude.

Keywords: education, knowledge, attitude, and snack

PENDAHULUAN
Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada umumnya
dan memiliki kemampuan anak seusianya. Anak yang sehat biasanya mampu
belajar dengan baik. Makan bagi manusia merupakan kebutuhan pokok yang
harus dipenuhi untuk dapat mempertahankan hidup serta menjalankan kehidupan.

Makan diperlukan untuk memperoleh zat gizi yang cukup untuk kelangsungan
hidup, pemulihan kesehatan sesudah sakit, aktivitas, pertumbuhan dan
perkembangan. Untuk seorang anak, makan dapat dijadikan media untuk
mendidik anak supaya dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang baik,
juga menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu (Santoso & Ranti,
2004).
Pendapat masyarakat mengenai konsep kesehatan dan gizi sangat
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan. Salah satu pengaruh yang sangat
dominan terhadap pola konsumsi adalah pantangan atau tabu. Makanan juga
memiliki nilai sosial tertentu. Ada makanan yang dianggap memiliki nilai sosial
tinggi dan ada juga yang dianggap memiliki nilai sosial rendah (Sediaoetama,
2010).
Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang yang sangat
dikenal dan umum di masyarakat, terutama anak usia sekolah. Anak sekolah
biasanya membeli makanan jajanan pada penjual makanan jajanan di sekitar
sekolah atau di kantin sekolah. Penjual berperan penting dalam menyediakan
makanan jajanan yang sehat dan bergizi serta terjamin keamanannya. Berdasarkan
hasil Monitoring dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah
(PJAS) Nasional tahun 2008 yang dilakukan oleh Southeast Asian Food and
Agricultural Science and Technology (SEAFAST) dan Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia, sebagian besar (>70%) penjaja PJAS menerapkan
praktek keamanan pangan yang kurang baik (Andarwulan, Madanijah, &
Zulaikhah, 2009).
Berdasarkan data pengawasan PJAS yang dilakukan Direktorat Inspeksi
dan Sertifikasi Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) di
seluruh Indonesia pada tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa 40-44% PJAS tidak
memenuhi syarat karena makanan yang dijual mengandung bahan kimia
berbahaya, BTP melebihi batas aman dan mengandung cemaran biologis. Data
Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan yang dihimpun oleh Direktorat
Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM RI dari Balai POM di
seluruh Indonesia pada tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa 17,26-25,15 kasus
terjadi di lingkungan sekolah dengan kelompok tertinggi siswa sekolah dasar (SD)
(Balai Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2011).
Anak usia sekolah dengan aktivitas yang tinggi mempengaruhi mereka
dalam memilih jenis makanan jajanan. Keamanan pangan, dalam UU RI no 7
tahun 1996 didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan manusia. Pada umumnya
minuman jajanan relatif tinggi kandungan bakterinya yaitu rata – rata 105 CFU/ml


(colony forming unit) dan diantaranya mengandung 103 faecal coliform MPN/ml
(Most Probable Number). Tingginya kontaminasi tersebut menunjukkan
penggunaan air yang tidak bersih dan tidak adanya perlakuan pemanasan
sebelumnya (Ariyani & Anwar, 2006).
Kejadian penyakit yang dibawa oleh makanan sulit untuk diperkirakan,
tetapi pada tahun 2005 1,8 juta orang meninggal karena diare. Sebagian besar
kasus-kasus ini dikaitkan dengan kontaminasi makanan dan minuman. Di negaranegara maju, persentase penduduk yang menderita penyakit yang dibawa oleh
makanan setiap tahun dilaporkan telah mencapai 30%. Di Amerika Serikat sekitar
76 kasus penyakit yang dibawa oleh makanan mengakibatkan 325.000 dirawat
dan 5.000 meninggal (WHO, 2007).
Makanan jajanan masih mempunyai risiko terhadap kesehatan seperti
infeksi oleh mikroorganisme patogen, keracunan, risiko kanker dan lain
sebagainya. Resiko tersebut dapat terjadi karena minimnya pengetahuan tentang
keamanan makanan jajanan (Aminah & Hidayah, 2004).
Pendidikan kesehatan bagi siswa bertujuan untuk menanamkan kebiasaan
hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta
lingkungannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:
1. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat.
2. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
3. Membentuk kebiasaan hidup sehat (Notoatmodjo, 2005).

Proses penyuluhan tidak terlepas dari komunikasi. Komunikasi adalah
proses berbagi informasi melalui berbagai media. Komunikasi antar manusia
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang ada, yang dapat dilakukan dalam
bentuk bahasa dan simbol. Penyuluhan diselenggarakan untuk mengubah perilaku
seseorang atau kelompok masyarakat agar hidup sehat melalui komunikasi,
informasi, dan edukasi (Pasaribu, 2005).
Pengetahuan merupakan suatu hal yang diketahui oleh orang atau
responden. Misal, tentang penyakit (sebab, cara, penularan, dan cara pencegahan),
gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, dan sebagainya. Sikap
merupakan suatu pendapat atau penilaian orang atau responden. Sikap juga
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan
tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
perilaku (reaksi tertutup) (Notoatmodjo, 2010).
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
makanan jajanan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap mengenai makanan
jajanan pada siswa SD Negeri di Surakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis quasi experimental dengan rancangan
penelitian one group pre and post test design (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini

dilaksanakan di SDN Bratan I dan SDN Kleco II di Surakarta pada bulan
November 2012. Populasi target pada penelitian ini adalah semua anak kelas V.
Populasi aktual semua anak kelas V di SDN Bratan I dan SDN Kleco II di

Surakarta. Sampel pada penelitian ini adalah siswa SD kelas V SDN Bratan I dan
SDN Kleco II yang masuk sekolah pada hari dilakukan penelitian. Teknik
sampling yang digunakan adalah teknik non random yaitu dengan purposive
sampling. Pada penelitian ini membutuhkan sampel minimal 30 subjek penelitian
(Murti, 2006). Kriteria inklusinya adalah anak SD kelas V, sedangkan kriteria
eksklusinya adalah responden yang tidak bersedia mengisi kuesioner. Definisi
operasional terdiri dari variabel bebas yaitu penyuluhan makanan jajanan,
sedangkan variabel terikatnya yaitu pengetahuan dan sikap mengenai makanan
jajanan. Instrumen penelitian untuk mengetahui pengetahuan dan sikap mengenai
makanan jajanan menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap mengenai
makanan jajanan yang dibuat oleh peneliti sendiri dan sudah diuji validitas
reliabilitasnya. Nilai yang didapatkan kemudian dianalisis dengan uji analisis
Paired sample t test dan uji alternatifnya yaitu Wilcoxon menggunakan perangkat
lunak SPSS 19.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Bratan I dan Kleco II.
SDN Bratan I ini beralamat di Tegalkeputren Rt 1 Rw 5, Kota Surakarta, Provinsi
Jawa Tengah. Untuk SDN Kleco II beralamat di Jl. Slamet Riyadi 554, Surakarta,
Provinsi Jawa Tengah.
B. Hasil Penelitian
Tabel 1. Deskripsi responden menurut jenis kelamin
Jenis Kelamin
N
%
34
49,3
Laki-laki
35
50,7
Perempuan
69
100
Total
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis
kelamin perempuan yaitu sebesar 50,7% atau sebanyak 35 responden. Sedangkan

laki-laki yaitu sebesar 49,3% atau sebanyak 34 responden.
Tabel 2. Hasil uji normalitas distribusi nilai pengetahuan dan sikap pre test, post
test
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai Sikap
Pengetahuan Pengetahuan
Sikap Post
Pre Test
Pre Test
Post Test
Test
Statistic
0,169
0,230
0,069
0,092
Df
69

69
69
69
Sig.

0,000

0,000

0,200

0,200

Berdasarkan data di atas didapatkan nilai probabilitas (p) untuk nilai
pengetahuan pre test 0,000, nilai pengetahuan post test 0,000, nilai sikap pre test
0,200, dan nilai sikap post test 0,200. Dari data nilai nilai sikap pre test dan nilai
sikap post test didapatkan p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data

ini normal. Untuk nilai pengetahuan post test dan pre test karena p < 0,05 maka
distribusi data ini tidak normal.
Tabel 3. Hasil analisis uji wilcoxon nilai pre test dan post test tingkat pengetahuan
Variabel
N
Median
Q1-Q3
P
82,37-87,63
Pengetahuan
sebelum 69 85
penyuluhan
0,008
85,51-90,72
Pengetahuan
setelah 69 90
penyuluhan
Dari hasil uji wilcoxon menunjukkan perbandingan pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan. Didapatkan median sebelum penyuluhan adalah sebesar 85
dan meningkat menjadi 90 setelah diberi penyuluhan. Dengan uji wilcoxon,
diperoleh nilai significancy 0,008(p < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan
“terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan
dengan sesudah penyuluhan”.
Tabel 4. Hasil analisis uji t berpasangan nilai pre test dan post test tingkat sikap
Variabel
N
Mean IK95%
SD
P
75,44 -3,552-2,017 11,529
Sikap
sebelum 69
penyuluhan
0,590
76,19
Sikap
setelah 69
penyuluhan
Dari hasil uji t berpasangan pada 69 responden didapatkan mean sebelum
penyuluhan sebesar 75,44 dan meningkat menjadi 76,19. Berdasarkan hasil nilai
p didapatkan significancy 0,590 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan
“tidak terdapat perbedaan sikap yang bermakna antara sebelum penyuluhan
dengan sesudah penyuluhan”.
C. Pembahasan
Penelitian yang dilaksanakan di SDN Bratan I dan SDN Kleco II ini
menggunakan metode quasi experimental, sedangkan untuk pengambilan
sampelnya menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian pada SDN Bratan I dan Kleco II didapatkan
median hasil nilai pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan yaitu 85
meningkat menjadi 90. Untuk mean sikap didapatkan peningkatan setelah
penyuluhan, yaitu dari 75,44 menjadi 76,19. Hal ini dapat disimpulkan adanya
peningkatan pengetahuan dan sikap setelah dilakukan penyuluhan, untuk
pengetahuan secara statistik signifikan karena untuk pengetahuan didapatkan nilai
pengetahuan dengan significancy 0,008 (p < 0,05), sedangkan untuk sikap secara
statistik tidak signifikan karena untuk sikap didapatkan significancy 0,590 (p >
0,05).
Setelah diberi penyuluhan responden mendapat informasi yang dapat
menghasilkan suatu perubahan dari semula yang belum tahu menjadi tahu dan
yang yang semula belum mengerti menjadi mengerti. Keadaan ini
menggambarkan bahwa penyuluhan merupakan suatu kegiatan yang dapat
mempengaruhi perubahan pengetahuan responden. Untuk SDN Kleco II ini

sebelumnya juga pernah diberikan penyuluhan yang serupa sehingga hal ini dapat
mempengaruhi significancy nilai pengetahuan setelah penyuluhan.
Beberapa hal dapat mempengaruhi nilai pengetahuan dan sikap tidak meningkat
setelah diberi penyuluhan, beberapa diantaranya adalah saat penelitian tidak
dalam pengawasan guru kelas sehingga anak-anak kurang bisa dikendalikan,
waktu penelitian yang sudah siang dan menjelang pulang sekolah menyebabkan
anak-anak kurang berkonsentrasi saat diberi penyuluhan dan saat mengisi
kuesioner. Hal ini berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian Pulungan
(2008) yang mengenai pengaruh metode penyuluhan terhadap peningkatan
pengetahuan dan sikap dokter kecil dalam pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah.
Menurut Hovland et al., dalam Azwar (2011) berpendapat bahwa efek
suatu komunikasi tertentu akan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu
diperhatikan, dipahami, dan diterima. Salah satu yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah informasi yang didapat baik dari pendidikan formal
maupun non formal.
Menurut teori konsistensi afektif-kognitif Rosenberg dalam Azwar (2011)
untuk menimbulkan perubahan sikap manusia perlu diberi tekanan-tekanan yang
menggiring perubahan sikap ke arah yang dikehendaki secara kuat dan terusmenerus. Dapat disimpulkan bahwa untuk merubah sikap seseorang diperlukan
waktu yang lama dan cara yang tepat. Tidak meningkatnya sikap siswa juga dapat
disebabkan beberapa faktor, salah satunya dari sisi komunikator. Efektifitas
komunikator dalam menyampaikan pesannya tergantung dari kredibitas( keahlian
dan keterpercayaan), daya tarik, dan kekuatan.
Menurut Baron dan Byrne dalam Azwar (2011) mengemukakan bahwa
berdasarkan hasil riset mengenai persuasi salah satunya dipengaruhi oleh keahlian
orang, jadi orang yang yang lebih kompeten akan lebih persuasif dibandingkan
orang yang bukan ahlinya. Sedangkan pendekatan komunikasi dan persuasi
menurut Model Studi Yale ada beberapa hal yang dapat mengubah pendapat atau
sikap seseorang, yang pertama adalah dilihat dari variabel yang mempengaruhi
yang terdiri dari faktor sumber (keahlian, dapat dipercaya, disukai, status, ras,
agama), faktor pesan (tipe daya tarik), faktor subjek penerima (kemudahan
dibujuk, sikap semula, inteligensi, harga diri, kepribadian). Yang kedua adalah
dilihat dari proses perantara internal yaitu meliputi perhatian, pemahaman,
penerimaan), yang ketiga adalah efek komunikasi yang tampak (perubahan
pendapat, perubahan persepsi, perubahan afeksi, dan perubahan tindakan.
SIMPULAN DAN SARAN
A.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik simpulan bahwa terdapat
peningkatan pengetahuan dan sikap setelah diberi penyuluhan, untuk pengetahuan
secara statistik signifikan, sedangkan untuk sikap secara statistik tidak signifikan.

B.
SARAN
Dengan adanya kekurangan dan kelemahan dari penelitian ini, penulis
memberi saran sebagai berikut :
1.
Sebaiknya ada penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih
banyak dan lokasi yang lebih luas, misalnya tidak hanya dari dua sekolah.
2.
Sebaiknya dibuat metode pembelajaran yang sesuai bagi anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S., & Hidayah, N., (2004). Pengetahuan Keamanan Pangan Penjual
Makanan Jajanan di Lingkungan Sekolah Kelurahan Wonodri Kecamatan
Semarang Selatan Kota Semarang. Jurnal Litbang Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Andarwulan, N., Madanijah, S., & Zulaikhah., (2009). Laporan Penelitian :
Monitoring dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS) Nasional Tahun 2008. Southes Asian Food and
Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center IPB dan
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM RI,
Bogor.
Ariyani, D., & Anwar, F., (2006). Mutu Mikrobiologis Minuman Jajanan di
Sekolah Dasar Wilayah Bogor Tengah. Jurnal Gizi dan Pangan, 1(1) :
44-50
Azwar, S., (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Badan Pengawas Obat dan Makanan., (2011). Pentingnya Promosi Keamanan
Pangan di Sekolah Untuk Menyelamatkan Generasi Penerus.
http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM
/0611.pdf.
Murti, B., (2006). Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Notoatmodjo, S., (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S., (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S., (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pasaribu, H. ER., (2005). Perbandingan penyuluhan kesehatan metode ceramah
tanya jawab dengan penyuluhan kesehatan menggunakan buku

kecacingan dalam mencegah reinfeksi ascaris lumbricoides pada anak
sekolah dasar. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro.
Pulungan, R., (2007). Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) di Kecamatan Helvetia. Tesis.
Program Pasca Sarjana, Universitas Sumatra Utara.
Santoso, S., & Ranti, L. A., (2004). Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sediaoetama, A. D., (2010). Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.
World Health Organization., (2007). Food Safety and Foodborne Illness.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs237/en/. Tanggal akses: 4
Juni 2012

Dokumen yang terkait

Tinjauan Sanitasi Makanan Jajanan Di Dijalan Pagaruyung Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Tahun 2000

1 28 71

Pengaruh Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Pelajar Kelas Khusus SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2009.

23 120 95

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK TERHADAP PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN YANG SEHAT DI SD MUHAMMADIYAH 16 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Anak Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan yang Sehat Di SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta.

0 2 17

PENGARUH PENYULUHAN JAJANAN SEHAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DI MADRASAH Pengaruh Penyuluhan Jajanan Sehat Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Gonilan Kartasura.

0 3 13

PENGARUH PENYULUHAN JAJANAN SEHAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DI MADRASAH Pengaruh Penyuluhan Jajanan Sehat Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Gonilan Kartasura.

0 3 13

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN JAJANAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MAKANAN Pengaruh Penyuluhan Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan Pada Siswa SD Negeri Di Surakarta.

1 2 12

PENDAHULUAN Pengaruh Penyuluhan Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan Pada Siswa SD Negeri Di Surakarta.

0 1 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK MEMILIH MAKANAN DI SDIT MUHAMMADIYAH AL KAUTSAR GUMPANG KARTASURA.

0 1 93

KEAMANAN MAKANAN JAJANAN KEAMANAN MAKANAN JAJANAN

0 0 41

PENGARUH PEMBERIAN MEDIA PERMAINAN JARI (JAJANAN SEHAT BERGIZI) TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR TAHUN 2018

0 1 27