MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP N 2 PERCUT SEI TUAN T.A. 2013/2014.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKASISWAMELALUIMODELMINDMAPPING
PADAMATERISISTEMPERSAMAANLINIERDUA
VARIABELDIKELASVIIISMPN2PERCUT
SEI TUAN T.A 2013/2014

Oleh:
Sri Wahyuni
NIM. 409311053
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


Judul Skripsi

Meningkatkan Kemampuan Pemecaban Masalab
Matematika Siswa Melalui Model Mind Mapping
Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua VariabeJ
di Kelas VIII SMPN 2 Percut Sei Tuan T.A 2013/2014

Nama Mabasiswa

Sri Wahyuni

Nim

409311053

Program Studi

Pendidikan Matematika

Jurusan


Matematika

Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi,

'

~- Drs. J. Ambarita, M.Pd
NIP. 19490816 197903 1 001

Mengetahui:
FMIPA UNIMED

Jurusan Matematika
Ketua,

Drs. Syafari, M.Pd
NIP. 19540929 198903 1 001


Tanggal Lulus

: 27 Januari 2014

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Model
Pembelajaran Mind Mapping Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
di Kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan T.A 2013/2014”. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
Bapak Drs. J. Ambarita, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna
kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu
Dra. Katrina Samosir, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, dan Ibu Dr. Izwita

Dewi, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran
mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih
juga kepada Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Ibnu
Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D
selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan
Matematika FMIPA UNIMED

dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku

sekretaris jurusan Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry,
M.Si, selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh
Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED
yang sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan,
Bapak Drs. H. Amiruddin, M.Pd yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Ibu Tirana, S.Pd dan
para guru SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan beserta siswa – siswi kelas VIII-2 yang
telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.


v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
tersayang dan tercinta the great Father H. Syamsu Hidayat, dan Ibunda tersayang
dan tercinta the strong Mom Alm. Hj Pinta Idalilian, dan Mama Hasimah yang
telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi dan semangat, serta
dukungan moral dan material yang tak ternilai harganya. Serta kepada kakak dan
abang tersayang dan tercinta Elvi Safia, SE dan Munawar, SH yang begitu banyak
memberikan do’a dan motivasi, semangat serta dukungan moral kepada penulis
dalam menyelesaikan studi di UNIMED.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu
memberi semangat dan dukungan yaitu my beloved Puspa, Ezaita, Laila, Cut, kak
Ai, Ami, Yera, Ita, Ricky, Indra, Khairi, Julham dan teman–teman sekelas
Matematika Eks’09 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa
mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka. Terima kasih juga
kepada saudara-saudariku keluarga besar UKM MB WSB Unimed dan yang
paling utama pada masa kepengurusan ketua Rambo dan Musak (Borbor, Masu,
Pane, Parnab, Joksus, Salgay, kakanda Irul, Lukton, Obeng dan yang lainnya yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) yang selalu memberikan dukungannya
dan yang selalu siap fight untuk penulis. Dan tak lupa pula kepada para PGT MB

WSB kakanda Danu Saptahadi Batubara, S.Si, dan kakanda Sutanto yang selalu
memberikan dukungan kepada penulis. Terima kasih juga kepada adik kosku
termanis Mawar Ningsih yang selalu mensupport.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan,
Penulis,

Januari 2014

Sri Wahyuni
NIM. 409311053

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

MIND MAPPING PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN
LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP N
2 PERCUT SEI TUAN T.A 2013/2014

Sri Wahyuni (NIM 409311053)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan dengan
menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada materi Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 SMP
Negeri 2 Percut Sei Tuan yang berjumlah 38 orang siswa dan objek penelitian ini
adalah penggunaan model pembelajaran Mind Mapping untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP Negeri 2 Percut Sei
Tuan Tahun Ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes
dan observasi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas
2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Dari hasil analisis data
diperoleh peningkatan hasil tes awal sampai tes akhir kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa. Hasil tes awal sebelum menggunakan model

pembelajaran mind mapping siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada 5 orang
siswa 13,2% dengan rata-rata kelas 43,9. Hasil analisis data pada siklus I setelah
menggunakan model pembelajaran Mind Mapping menunjukkan jumlah siswa
yang mencapai ketuntasan belajar ada 29 orang siswa (76,3%) dengan rata-rata
kelas 78,26. Hasil analisis data akhir siklus II dengan model pembelajaran yang
sama diperoleh jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar ada 34 orang
siswa (89,5%) dengan rata-rata 84,21. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar
klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping, kemampuan pemecahan masalah siswa dapat
meningkat. Saran yang diajukan yaitu memperhatikan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam pembelajaran dan menerapkan
model pembelajaran mind mapping sebagai salah satu alternatif.

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan


i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar


ix

Daftar Tabel

x

Daftar Grafik

xi

Daftar Lampiran

xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1


1.2 Identifikasi Masalah

6

1.3 Batasan Masalah

6

1.4 Rumusan Masalah

6

1.5 Tujuan Penelitian

7

1.6 Manfaat Penelitian

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis

8

2.1.1 Belajar

8

2.1.2 Masalah dalam Matematika

9

2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

10

2.1.4 Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

12

2.1.5 Model Pembelajaran

13

2.1.6 Model Pembelajaran Mind Mapping

14

2.1.7 Mind Mapping dalam Matematika

18

2.1.8 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan

vii

Model Pemelajaran Mind Mapping
2.1.9 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

19
21

2.1.10 Pembelajaran Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
(SPLDV) dengan Model Pembelajaran Mind Mapping

28

2.2 Kerangka Konseptual

29

2.3 Hipotesis Tindakan

30

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

31

3.2 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

31

3.3 Jenis Penelitian

31

3.4 Prosedur Penelitian

32

3.4.1 Prosedur Penelitian Siklus I

33

3.4.2 Prosedur Penelitian Siklus II

36

3.5 Teknik Pengumpulan Data

38

3.5.1 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

38

3.5.2 Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola
Pembelajaran

39

3.5.3 Dokumentasi

40

3.6 Teknik Analisis Data

40

3.6.1 Reduksi Data

40

3.6.2 Menyajikan Data

40

3.6.3 Simpulan Data

41

3.7 Indikator Keberhasilan

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

44

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I

44

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II

57

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

69

4.2.1 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Tes

viii

Kemampuan Pemecahan Masalah
4.3 Temuan Penelitian

69
71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

73

5.2 Saran

74

DAFTAR PUSTAKA

75

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1

Teknik Penskoran

12

Tabel 3.1 Teknik Penskoran

39

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

42

Tabel 4.1

Kemampuan Siswa memahami masalah pada TKPM I

45

Tabel 4.2

Kemampuan Siswa merencanakan penyelesaian masalah pada
TKPM I

Tabel 4.3

Kemampuan Siswa melaksanakan pemecahan masalah pada
TKPM I

Tabel 4.4

45

46

Kemampuan Siswa memeriksa pemecahan masalah pada
TKPM I

47

Tabel 4.5 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I
oleh 2 observer

49

Tabel 4.6 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

50

Tabel 4.7

Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan TKPM I

53

Tabel 4.8

Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan siklus I

55

Tabel 4.9

Kemampuan Siswa memahami masalah pada TKPM II

58

Tabel 4.10 Kemampuan Siswa merencanakan penyelesaian masalah
pada TKPM II

59

Tabel 4.11 Kemampuan Siswa melaksanakan pemecahan masalah
pada TKPM II

59

Tabel 4.12 Kemampuan Siswa memeriksa pemecahan masalah
pada TKPM II

60

Tabel 4.13 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II
oleh 2 observer

62

Tabel 4.14 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

64

Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Penelitian

65

Tabel 4.16 Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan Siklus II

68

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1

Contoh Mind Mapping Pada Windura

18

Gambar 3.1

Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas

32

xi

DAFTAR GRAFIK

Halaman
Grafik 2.1 Grafik Perpotongan

25

Grafik 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah I

47

Grafik 4.2 Jumlah Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan
Masalah I

48

Grafik 4.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM I

48

Grafik 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

50

Grafik 4.5 Rata-rata nilai kegiatan siswa siklus I

51

Grafik 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah II

61

Grafik 4.7 Jumlah Siswa yang Tuntas pada Tiap Tahap Pemecahan
Masalah II

61

Grafik 4.8 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat TKPM II

62

Grafik 4.9 Pengelolaan Pembelajaran Siklus II

63

Grafik 4.10 Rata-rata nilai kegiatan siswa siklus II

64

Grafik 4.11 Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran pada
siklus I dan II

66

Grafik 4.12 Kegiatan Siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan II

66

Grafik 4.14 Peningkatan jumlah siswa tuntas belajar pada siklus I dan II

67

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

77

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

81

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III

85

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV

89

Lampiran 5. Mind Mapping Pada SPLDV

93

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I

94

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II

98

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III

103

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV

107

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Awal

110

Lampiran 11. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

111

Lampiran 12. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

112

Lampiran 13. Lembar Validasi Tes awal

113

Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

115

Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

117

Lampiran 16. Tes Awal

118

Lampiran 17. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

120

Lampiran 18. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

122

Lampiran 19. Alternatif Jawaban Tes Diagnostik

124

Lampiran 20. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

129

Lampiran 21. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

136

Lampiran 22. Daftar Validator

140

Lampiran 23. Daftar Nilai Siswa

141

Lampiran 24. Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

143

Lampiran 25. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran (Siklus I)

148

Lampiran 26. Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Siklus I)

150

Lampiran 27. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran (Siklus II)

152

Lampiran 28. Lembar Observasi Kegiatan Siswa (Siklus II)

154

xiii

Lampiran 29. Dokumentasi Penelitian

156

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus - menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga
yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan
yang dihadapinya. (Trianto,2010 : 1)
Matematika sebagai wahana pendidikan yang tidak hanya dapat digunakan
untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula
membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu.
Seperti yang diungkapkan oleh Sihombing (2012:71) bahwa:
“Cara berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan
bekerjasama yang efektif dapat dikembangkan melalui belajar matematika
karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas
antar konsepnya, sehinggga memungkinkan siswa berpikir rasional.
Implikasinya siswa perlu memiliki penguasaan matematika untuk dapat
memahami dunia dan berhasil dalam karirnya.”

1

2

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa
disetiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi
oleh karena itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting
diajarkan kepada siswa. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253)
mengemukakan:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala jenis kehidupan ; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir
logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Selanjutnya Hudojo (1988 : 1) juga menyatakan bahwa:
Matematika berfungsi mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, merupakan pengetahuan yang essensial sebagai dasar untuk
bekerja seumur hidup dalam abad globalisasi. Karena itu tingkat
penguasaan matematika pada tingkat tertentu diperlukan bagi semua siswa
agar kelak dalam hidupnya mendapat pekerjaan yang baik.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
matematika sangat penting untuk memajukan Indonesia dengan meningkatkan
kualitas penerus bangsa, yaitu siswa. Karena pemahaman dan penguasaan
matematika yang baik sangat diperlukan siswa untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya

menghadapi

masa

depan

yang

semakin

kompetitif.

Namun

kenyataannya tidak sedikit siswa yang kurang memahami arti penting matematika
dalam kehidupan, sehingga siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam
belajar matematika umumnya siswa menganggap bahwa pelajaran matematika
adalah pelajaran yang sangat sulit. Seperti yang dikemukakan oleh Sihombing
(2012 : 70) :
“Matematika tidak disenangi di masyarakat, antara lain ditunjukkan oleh
sikap sebagian besar masyarakat yang phobi terhadap matematika.
Sebagian masyarakat menganggap matematika kurang bermanfaat dalam
kehidupan bermasyarakat.”
(Zahria Ulfa), Informasi yang diperoleh saat konferensi pers The First
Symposium on Realistic Teaching in Mathematics di Majelis Guru Besar (MGB)

3

ITB, Jl. Surapati No.1 Bandung, pada tanggal 16 januari 2008 menyampaikan
bahwa peringkat Indonesia berada di bawah Malaysia dan Singapura. Pernyataan
tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan matematika di Indonesia masih
perlu ditingkatkan. Selanjutnya, rendahnya peringkat prestasi matematika
Indonesia dibandingkan Malaysia dan Singapura, juga ikut menjadi pembenaran
bahwa masih perlunya pembenahan diberbagai komponen yang terkait dengan
pembelajaran dalam pendidikan matematika. Berkaitan dengan pembelajaran yang
berada di kelas, masih banyak siswa yang kesulitan belajar khususnya pelajaran
matematika. Ini disebabkan karena siswa masih menganggap matematika suatu
pelajaran yang menakutkan, membosankan, tidak terlalu berguna dalam
kehidupan sehari-hari. Di samping itu matematika bagi siswa bersifat abstrak,
penuh dengan angka dan rumus-rumus.
Kesulitan dalam belajar matematika mengakibatkan pemecahan masalah
matematika siswa rendah. Dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa
melakukan kegiatan pembelajaran seperti memberikan latihan-latihan soal dan
memecahkan masalah-masalah matematika yang ada. Dengan adanya pemecahan
masalah matematika, maka siswa diharapkan lebih mudah memahami konsep
matematika yang ada seperti yang dikemukakan oleh Hudojo (1988:166) bahwa:
”Pemecahan masalah mempunyai fungsi yang penting dalam kegiatan
belajar mengajar matematika. Melalui pemecahan masalah matematika
siswa-siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teoremateorema dan keterampilan yang telah dipelajari.”
Selain kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa itu sendiri, rendahnya
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa juga disebabkan oleh model
pembelajaran yang kurang tepat. Oleh karena itu guru harus dituntut untuk
menciptakan dan menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran matematika
seperti dikemukakan oleh Trianto (2009:90):
”Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat
memengaruhi sikap, keputusan, cara-cara memecahkan masalah. Untuk itu
yang terpenting terjadi belajar yang bermakna.”

4

Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mengatasi kejenuhan
siswa dalam menerima pelajaran matematika. Sejalan dengan pendapat tersebut,
Tirana sebagai salah satu guru bidang studi matematika di SMP Negeri 2 Percut
Sei Tuan mengungkapkan bahwa: “Siswa-siswi di SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan
masih kesulitan dalam mempelajari dan memahami konsep dari materi pelajaran
matematika yang diajarkan. Salah satu materi yang sulit untuk dipahami adalah
sistem persamaan linier dua variabel. Siswa masih sulit memecahkan masalah
yang terdapat pada soal cerita misalnya dalam menentukan model matematika dari
sistem persamaan linier dua variabel, dalam menentukan penyelesaian dengan
metode grafik, metode substitusi, dan metode eliminasi. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pemahaman siswa pada materi yang dijelaskan oleh guru saat
pembelajaran berlangsung dan membuat kemampuan pemecahan masalah siswa
belum meningkat.”
Guru memegang peranan penting sebagai pengambil keputusan dalam
pemilihan model pembelajaran dan pengembangan rancangan pembelajaran untuk
membelajarkan konsep-konsep yang ada dalam matematika. Model pembelajaran
yang dipilih harus sesuai dengan materi agar siswa tidak kesulitan dalam
memahami materi yang diberikan. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto
(2010:65) bahwa:
”Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang
persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap
pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan mencatat
materi pelajaran yang sedang dipelajari”.
Model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran dapat
didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Joyce (dalam Trianto 2011:22) mengatakan bahwa :
“Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

5

perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film komputer,
kurikulum dan lain-lain.”
Dengan adanya pendapat-pendapat diatas, selain guru model pembelajaran
juga sangat berperan penting dalam kegiatan pembelajaran. Cara guru
membawakan model pembelajaran dengan tepat dan baik juga menentukan
keberhasilan cara mengajar seorang guru yang berujung pada kemampuan
pemecahan masalah siswa meningkat ataukah sebaliknya.
Model pembelajaran mind mapping merupakan model yang mengacu pada

keterampilan berfikir meliputi keluasan berpikir, daya ingat bagus, rangkaian
pikiran sistematis dan ketajaman dalam menganalisa. Selain itu, mind mapping
juga merupakan sebuah media yang mengemas cara pembelajaran menjadi
pembelajaran yang menyenangkan dengan model pembelajarannya yang
menggunakan gambar dan warna-warna yang sangat baik untuk otak. Sehingga
dengan baiknya cara kerja otak kita maka semakin banyak kreatifitas yang akan
dihasilkan dari mind mapping tersebut. Seperi yang diungkapkan oleh Tony Buzan
(Buzan, 2012 : 4) bahwa :
“Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam
otak dan mengambil informasi keluar otak. Mind Map adalah cara
mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan”
pikiran-pikiran kita.”
Dengan menggunakan mind mapping yang mengacu pada keterampilan
berpikir, kreatif, daya ingat bagus maka diharapkan kemampuan pemecahan
masalah siswa dapat meningkat. Dari uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan
model pembelajaran mind mapping. Sehingga peneliti mengambil judul:
“Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Melalui Model Mind Mapping Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel di Kelas VIII SMPN 2 Percut Sei Tuan TA 2013/2014.”

6

1.2. Identifikasi Masalah
Pada uraian latar belakang di atas, dijelaskan bahwa banyak masalah yang
timbul di dunia pendidikan di Indonesia terutama bidang studi matematika dan
yang paling nyata adalah hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di
sekolah, maka berikut ini adalah masalah – masalah yang diidentifikasikan dari
uraian latar belakang tersebut, yaitu :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah,
2. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika khususnya pada
materi sistem persamaan linier dua variabel (spldv)
3. Siswa masih sulit menyelesaikan soal-soal cerita dalam sistem persamaan
linier dua variabel (spldv)
4. Model pembelajaran Mind Mapping belum pernah diterapkan di SMP
Negeri 2 Percut Sei Tuan khusunya pada materi sistem persamaan linier
dua variabel (spldv).

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti merasa perlu membatasi
masalah dalam penelitian ini agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah,
maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa melalui model pembelajaran mind mapping pada
materi sistem persamaan linier dua variabel (spldv) di kelas VIII SMP Negeri 2
Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah,
maka yang menjadi rumusan masalah adalah apakah melalui model pembelajaran
Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel (spldv) di kelas VIII SMP
Negeri 2 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014?.

7

1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui melalui model
pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel
(spldv) di kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini dapat bermanfaat
untuk :
1. Bagi siswa, akan berguna untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika pada materi aritmatika
2. Bagi guru, akan berguna untuk menambah masukan demi keprofesionalan
mengajar
3. Bagi peneliti, akan mengetahui gambaran kemampuan dan kesulitan yang
dialami oleh siswa yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran
Mind Mapping
4. Bagi sekolah, sebagai salah satu alternatif dalam mengambil kebijakan yang
tepat pada peningkatan kualitas pengajaran
5. Dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian sejenis

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan yang
berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan model
pembelajaran mind mapping. Kesimpulan tersebut sebagai berikut:
1. Model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
di kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan.
2. Peningkatan

kemampuan

pemecahan

masalah

matematika

dengan

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada siklus I (76,3%) dan
pada siklus II (89,5%) dari seluruh siswa telah mencapai tingkat ketuntasan
belajar. Dengan demikian dapat dikatakan kelas pada siklus II telah tuntas

belajar, karena terdapat  85% siswa yang memiliki tingkat kemampuan
pemecahan masalah tinggi.
3. Peningkatan

kemampuan

pemecahan

masalah

matematika

dengan

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping adalah dari hasil tes
kemampuan pemecahan masalah I dan II nilai rata-rata siswa meningkat
sebesar 5,95 dengan rata-rata nilai siklus I (78,26) dan siklus II (84,21).
4. Terdapat peningkatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran mind mapping pada materi Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel di kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan
T.A 2013/2014.

73

74

5.2 Saran
Adapun saran yang diambil dari hasil penelitian yaitu:
1. Kepada guru khususnya guru matematika disarankan memperhatikan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam
pembelajaran dan menerapkan model pembelajaran mind mapping sebagai
salah satu alternatif.
2. Kepada siswa disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau
ide-ide,

memiliki

semangat

yang

tinggi

untuk

belajar

dan

dapat

mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam belajar.
3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menggunakan model pembelajaran mind
mapping pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ataupun materi
lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta
Arikunto, dkk, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Buzan, T., (2012) , Buku Pintar Mind Map, Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan, (2007), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal
Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, P2LPTK, Jakarta.
Imron, P., (2011), Belajar Mudah Matematika Mind Mapping, http://imronpatas.
blogspot.com/2011/02/belajar-mudah-matematika-dengan-mind.html
(accessed 11 Juli 2013)
Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
Kmsuardika,(2013), Strategi pembelajaran Mind Mapping, http://kmsuardika.files
.wordpress.com/2013/08/strategi-pembelajaran-mind-mapping.pdf
(accesed 31 Januari 2014)
Nasutian (2009), Kurikulum Dan Pengajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta
Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka cipta, Jakarta.
Sihombing,W.L., (2012), Telaah Kurikulum (Pendidikan Matematika Sekolah),
FMIPA Unimed, Medan
Soegito, (2003), Kemampuan Dasar Mengajar, Penerbit Universitas Terbuka,
Jakarta
Sudijono, A., (2009), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta

76

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit
Rosdakarya, Bandung
Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit
Kencana, Jakarta
Tampomas, H., (2005), Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Yudhistira,
Jakarta
Windura, S., (2009), Mind Map Langkah Demi Langkah, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta
Zahria, U., (2013), http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/4/jkptumpo-gdl-zahriaulfa161-1-abstrak-1.pdf (accesed 18 Juli 2013)