PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Upaya Berwirausaha Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA
PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Akuntansi

Oleh
SETYA NUR HANIFAH
A 210 100 060

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

i

ii


iii

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA
PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014
Setya Nur Hanifah
A210100060
Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui: 1) adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap upaya
berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran
2013/2014, 2) adanya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya
berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran
2013/2014, 3) adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan dan status sosial
ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa
SMK

Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang
digunkan adalah kuantitatif asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 yang
berjumlah 180 siswa dengan sampel 119 siswa yang diambil yaitu probability
sampling dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode dokumentasi dan metode angket yang telah diuji cobakan
dengan uji validitas dan uji reabilitas. Teknik analisis data yang digunakan
adalah regresi linier berganda, uji t, uji F, sumbangan relatif dan sumbangan
efektif. Hasil dari analisis data diperoleh persamaan garis linier
Y= 4,569+ 0,540X1+ 0,309X2. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah: 1) ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kewirausahaan
terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh
thitung > ttabel yaitu 3,648 > 1,981 (α = 5%) dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu
0,000; 2) ada pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua
terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh
thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981 (α = 5%) dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu
0,011; 3) ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kewirausahaan dan
status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti
dari hasil uji F yang memperoleh F hitung > F tabel yaitu 18,286 > 3,074 pada taraf
signifikansi 5%. 4) variabel X1 memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68%

dan sumbangan efektif sebesar 14,80%, variabel X2 memberikan sumbangan
relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar 9,20%. Hasil perhitungan
untuk nilai R2 diperoleh 0,240 yang berarti 24% upaya berwirausaha dipengaruhi
oleh kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua, sisanya
sebesar 76% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Kata Kunci: kompetensi kewirausahaan, status sosial ekonomi orang tua, upaya
berwirausaha

1

PENDAHULUAN
Pengangguran adalah salah satu permasalahan yang cukup besar yang kini
dihadapi bangsa Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah
pengangguran pada Agustus 2013 sebanyak 7,39 juta orang. Sekitar 11,19% dari
total tersebut atau sekitar 814 ribu orang, merupakan tamatan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Kepala BPS Suryamin "Tingkat penggangguran terbuka pada
Agustus 2013 untuk pendidikan, SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebesar
11,19%, sementara posisi kedua terbanyak adalah tamatan Sekolah Menengah
Atas (SMA) dengan 9,74% dari total pengangguran. Kemudian pengangguran

terbanyak selanjutnya adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar
7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi
terendah adalah 3,51% tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah”
ungkapnya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (6/11/2013). Artinya tamatan SMK
lebih banyak menjadi pengangguran dibanding lainnya. Hal itu dapat terjadi
karena kurangnya upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kebanyakan siswa memilih bekerja sesuai dengan jurusan yang mereka pilih
ketika di SMK atau bekerja kepada orang lain tanpa mereka melihat jumlah
lapangan kerja yang tersedia. Sempitnya lapangan kerja tidak bisa memuat tenaga
kerja yang terlalu banyak sehingga menimbulkan pengangguran. Meskipun
mereka mempunyai minat serta motivasi untuk menjadi wirausaha setelah lulus
nanti, namun perlu adanya upaya yang dilakukan karena menjadi wirausaha tidak
cukup hanya dengan adanya minat dan motivasi saja, melainkan harus ada upaya
berwirausaha dari diri siswa itu sendiri.
(sumber

:

https://www.facebook.com/notes/herdiana-mulyono/pengangguran-


lulusan-smk-semakin-banyak-semakin-baik-bagi indonesia/10151822771626848)
Tokoh wirausaha, Ciputra (dalam Jaringnews, Jumat (13/04/2012),
mengatakan “Untuk dapat menggerakan roda perekonomian nasional ke tingkat
perkembangan yang optimal, maka dibutuhkan wirausaha yang memadai dan
andal di bidangnya masing-masing. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai langkah
untuk terus menggenjot minat wirausaha Tanah Air”. Kata dia, hingga kini jumlah

2

wirausahawan Indonesia masih jauh dari harapan. “Di Indonesia, jumlah
penduduk yang menjadi wirausahawan masih di bawah 2 persen". Menurut dia,
hingga kini jumlah wirausahawan di Indonesia, baru sekitar 0,18 persen. "Jumlah
itu tetap saja masih belum memadai untuk menggerakkan perekonomian nasional
ke tingkat perkembangan yang optimal" tegasnya. Untuk itu Ciputra berharap agar
berbagai pihak terus mendorong upaya untuk meningkatkan minat, bakat serta
kemauan masyarakat Indonesia akan wirausaha, khususnya dikalangan anak-anak
muda. Pernyataan Ciputra ini berkaitan dengan akan digelarnya pameran produkproduk hasil karya dan kreasi siswa dari berbagai Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) diseluruh Indonesia. Pameran dengan tema “Kreatif, Inovatif, Mandiri,
dan Berdayasaing” ini dilakukan sebagai upaya untuk menyemai benih
wirausahawan dikalangan muda, khususnya siswa SMK.

(sumber

:

http://jaringnews.com/ekonomi/ukm/13475/ciputra-berharap-siswa-

smk-jadi-penyelamat-ekonomi-indonesia)
Berdasarkan fakta dan harapan tersebut tampak masalah berupa rendahnya
upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan demikian
upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menunjukkan
hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Seharusnya siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) mempunyai upaya berwirausaha yang besar untuk mengurangi
adanya pengangguran setelah lulus nanti. Kurangnya upaya berwirausaha pada
siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu diatasi supaya tidak
terjadi pengangguran yang terlalu banyak. Untuk mengurangi pengangguran
tersebut minimal harus ada perubahan pola pikir siswa dari mencari kerja menjadi
menciptakan lapangan kerja. Pembangunan akan semakin berhasil jika ditunjang
oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan
pemerintah sangatlah terbatas. Untuk itu siswa SMK perlu dibekali dengan
ketrampilan yang mengarah pada ketrampilan kerja dan mandiri (berwirausaha).

Sebagaimana telah diungkapkan oleh I Wayan Dipa (2011), Deputi Bidang
Pengkajian Sumberdaya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah),
Kementrian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) Jakarta, yang
menyatakan bahwa tingkat kompetensi kewirausahaan di Indonesia masih sangat

3

rendah, bila dibandingkan dengan di negara-negara lain, seperti di Amerika
Serikat sekitar 11%, di Singapura sekitar 7%, sedangkan di Indonesia hanya
0,24% saja yang memiliki kompetensi kewirausahaan dari sekitar 237,6 juta orang
penduduk Indonesia. Padahal penguasaan kompetensi kewirausahaan memiliki
peranan yang sangat penting dalam memajukan negara, karena kewirausahaan
memiliki kekuatan yang diperlukan untuk menghasilkan kreativitas dan inovasi
dalam upaya mencapai kehidupan masyarakat.
(sumber : http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html)
Memperhatikan pandangan di atas dapat dikatakan bahwa, untuk menjadi
seorang wirausaha yang sukses harus memiliki kompetensi kewirausahaan. Untuk
itu Haris (2000), dalam Suryana, (2006:5) mengingatkan

bahwa, ”Seorang


wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi
yaitu; memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual yang
meliputi; sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan”. Selanjutnya dijelaskan bahwa,
pengetahuan saja tidaklah cukup bagi wirausaha, tetapi juga harus disertai dengan
keterampilan

seperti;

keterampilan

manajerial,

keterampilan

konseptual,

keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi, keterampilan
merumuskan


masalah

dan

cara

bertindak,

keterampilan

mengatur

dan

menggunakan waktu, serta keterampilan teknik lainnya secara spesifik.
Dijelaskan juga bahwa, hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah
cukup, untuk itu seorang wirausaha juga harus memiliki sikap, motivasi, dan
komitmen terhadap pekerjaan yang sedang dihadapinya.
(sumber : http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil keputusan penguasaan
kompetensi kewirausahaan sangat penting bagi siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Kompetensi kewirausahaan sangat berpengaruh terhadap upaya
berwirausaha siswa, karena setelah memperoleh pengetahuan dan ketrampilan,
upaya siswa untuk menjadi wirausaha akan meningkat atau bertambah besar.
Siswa akan lebih memahami mengenai upaya apa yang harus dia lakukan setelah

4

dia memperoleh pengetahuan yang matang dan pengalaman yang cukup menjadi
wirausaha.
Selain kompetensi

kewirausahaan terdapat

faktor lain

yang dapat

mempengaruhi upaya berwirausaha siswa yaitu kondisi keluarga karena keluarga

merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam
perkembangan anak. Peran orang tua sangat penting untuk menumbuhkan minat
dan motivasi berwirausaha bagi para siswa, begitu juga dengan status sosial
ekonomi yang terdiri dari status sosial ekonomi rendah, menengah, dan tinggi
yang dimiliki orang tua.
Hermansyah (2013) dalam penelitiannya “Hubungan Status Sosial Ekonomi
Orang Tua dan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwirausaha Siswa
Smk Negeri 1 Kota Jambi” mengatakan “Terdapat hubungan antara status sosial
ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha siswa dinyatakan H1 diterima dan
H0 ditolak dengan nilai 9,81 >2,08”. Kemudian penelitian Andreas Adi Nugroho
(2012) “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Terhadap Minat
Berwirausahasiswa Kelas XII Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK
Ganesha Tama Boyolali” dapat di ambil kesimpulan bahwa “Besarnya pengaruh
status sosial ekonomi terhadap minat berwirausaha adalah 20,42%”. Berati status sosial ekonomi
orang tua siswa memberikan pengaruh terhadap minat berwirausaha siswa. Jika
minat sudah ada dalam diri siswa, siswa akan termotivasi dan akan muncul upaya
dalam diri siswa untuk berwirausaha, seehingga dapat dikatakan status sosial
ekonomi orang tua akan mempengaruhi upaya berwirausaha siswa. Anak yang
hidup dalam keluarga yang orang tuanya memiliki status sosial tinggi, akan
memiliki minat serta motivasi untuk berwirausaha yang berbeda dengan anak
yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang rendah. Anak yang orang
tuanya memiliki status sosial ekonomi yang tinggi akan memiliki upaya yang
besar untuk berwirausaha karena mereka lebih mudah memperoleh dana
dibandingkan dengan anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi
yang rendah. Bahkan dana yang didapat bisa jauh lebih besar dibandingkan
dengan anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi rendah. Dengan
dana yang besar, anak tersebut dapat memproduksi suatu barang atau jasa yang

5

lebih banyak dan kemungkinan keuntungan yang akan diperoleh pun akan besar
pula.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi
orang tua memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap upaya berwirausaha
siswa, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Siswa akan mengetahui
bahwa tujuan sebagian besar orang tua menyekolahkan anaknya di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) supaya anaknya setelah lulus nanti dapat langsung
bekerja karena sudah mendapat pengetahuan dan pengalaman kerja yang
didapatkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tanpa harus melanjutkan ke
Perguruan Tinggi dengan biaya yang cukup mahal. Karena alasan tersebut, siswa
akan memiliki upaya berwirausaha yang besar.
Dalam penelitian ini dipilih sebagai penduga yaitu kompetensi kewirausahaan
dan status sosial ekonomi orang tua dengan alasan, kompetensi kewiausahaan
berkontribusi banyak dibandingkan kompetensi mata pelajaran lainnya. Dalam
mata pelajaran kewirausahaan siswa tidak hanya diberi pengetahuan tentang
berwirausaha

namun

siswa

juga

akan

melaksanakan

berbagai

praktik

berwirausaha. Kemudian status sosial ekonomi orang tua yang akan mendorong
minat serta motivasi siswa sehingga siswa memiliki upaya yang besar untuk
berwirausaha.
Tujuan diadakannya penelitian ini 1) Untuk mengetahui adanya pengaruh
kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa

SMK

Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 2) Untuk mengetahui
adanya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha
pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 3) Untuk
mengetahui adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan dan status sosial
ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa

SMK

Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.
METODE PENELITIAN
Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dan dapat
dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuan.

6

Menurut Sugiyono (2010:1), “Metode Penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif asosaitif, dimana data yang diperoleh
berasal dari angket atau data dan dokumentasi untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan variabel peneliti.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta
tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2013
sampai dengan selesai. Pengambilan sampel menurut Sugiyono (2010:115-126)
dengan taraf kesalahan 5% sejumlah 119 siswa dan menggunakan simple random
sampling

yaitu

pengambilan

sampel dari populasi

secara acak

tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta
Tahun Ajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket
dan dokumentasi. Variabel dalam penelitan ini terdiri dari variabel terikat dan
variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu upaya berwirausaha (Y), sedangkan
variabel bebasnya yaitu kompetensi kewirausahaan (X1) dan status sosial ekonomi
orang tua (X2). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa itemitem pernyataan dalam bentuk angket yang sebelumnya diujicobakan pada subjek
uji coba yang berjumlah 30 siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran
2013/2014 di luar sampel dalam populasi yang sama. Hasil uji coba instrumen
dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan uji realibilitas. Hasil dari
pengumpulan data kemudian diuji dengan menggunakan uji prasyarat analisis
terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Teknik analisis data menggunakan
analisis regresi linier ganda kemudian dilakukan pengujian hipotesis dari hipotesis
yang telah diajukan.
HASIL PENELITIAN
SMK Muahammdiyah 2 Surakarta yang berlokasi di Jalan Letjen S.
Parman No.9, Kelurahan Kestalan, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Surakarta,
Kode Pos 57133. SMK Muhammadiyah 2 Surakarta didirikan pada tanggal 1
Agustus 1965 di bawah yayasan MAJLIS DIKDASMEN PDM SURAKARTA.

7

Tanggal 9 November 2010 SMK Muhammadiyah 2 Surakarta jenjang
akreditasinya berubah menjadi DIAKUI “Terakreditasi B”. SMK Muhammadiyah
2 Surakarta mempunyai ruangan kelas sebanyak 9 kelas yang digunakan untuk
proses belajar mengajar. Tiga ruang kelas untuk kelas X, tiga ruang kelas untuk
kelas XI, dan tiga ruang kelas untuk kelas XII. SMK Muhammadiyah 2 Surakarta
mempunyai tiga jurusan yaitu : Akuntansi (AK), Pemasaran (PJ/PM)
danAdministrasi Perkantoran (AP). Jumlah siswa pada saat ini adalah 180 siswa,
diantaranya 48 siswa kelas X, 52 siswa kelas XI, dan 80 siswa kelas XII.
Visi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta yaitu mewujudkan SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan
kompetitif dalam prestasi, dedikasi dan religi untuk terciptanya sumber daya
manusia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Sedangkan miisi SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta yaitu : 1) Menyelenggarakan pendidikan yang islami,
efektif, kreatif dan efisien untuk menumbuhkan jiwa akhlaqul karimah dan
semangat global dilingkungan sekolah, 2) Meningkatkan kualitas organisasi dan
manajemen sekolah dalam menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif,
3) Mengembangkan kwalitas dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
dalam

mewujudkan

pelayanan

yang

optimal

di

berbagai

bidang,

4)

Memberdayakan secara optimal sarana dan prasarana pendidikan dalam
mendukung penguasaan IPTEK, 5) Mewujudkan lulusan yang memiliki prestasi,
dedikasi dan ketrampilan yang unggul dan berkarakter kuat.
Tujuan SMK Muhammadiyah 2 Surakarta diantaranya adalah : 1)
Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri, mengisi lowongan kerja yang ada di dunia usaha dan industri sebagai
tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian
yang dipilihnya, 2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet
dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, 3)
Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu
mengembangkan diri dikemudian hari, baik secara mandiri maupun melalui

8

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4) Membekali peserta didik dengan
kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
Data upaya berwirausaha (Y) yang diperoleh melalui angket, hasil
dari analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean sebesar 51,14
dengan standar error of mean

sebesar 0,409, Median sebesar 52,00, Modus

sebesar 52, Skor maksimal diperoleh angka 60, skor minimal diperoleh angka 38,
Standar deviasi sebesar 4,467 yang merupakan akar dari variance yaitu 19,954.
Skewness sebesar -0,228 yang diubah ke angka rasio dengan cara membagi

dengan Std.Error Skewness sebesar 0,222 dan diperoleh hasil -1,027. Kurtosis
sebesar -0,229 dan diubah ke nilai rasio dengan cara memebagi dengan Std.Error
Kurtosis sebesar 0,440 dan diperoleh hasil -0,520.
Data kompetensi kewirausahaan

(X1 ) yang diperoleh melalui

dokumentasi, hasil analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean
sebesar 77,31 dengan standar error of mean sebesar 0,253, Median sebesar 77,00,
Modus sebesar 77, Skor maksimal diperoleh angka 84, Skor minimal diperoleh
angka 70, Standar deviasi sebesar 2,761 yang merupakan akar dari variance yaitu
7,623. Skewness sebesar -0,038 dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi
dengan Std.Error Skewness sebesar 0,222 dan diperoleh hasil -0,171. Kurtosis
diperoleh sebesar -0,207 dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan
Std.Error Kurtosis sebesar 0,440 dan memperoleh angka -0,470.
Data status sosial ekonomi orang tua (X2) diperoleh melalui angket, hasil
analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean sebesar 15,41 dengan
standar error of mean sebesar 0,312, Median sebesar 15,00, Modus sebesar 14,

Skor maksimal diperoleh angka 27, Skor minimal diperoleh angka 8, standar
deviasi 3,406 yang merupakan akar dari variance 11,600. Skewness sebesar 0,364
dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan Std.Error Skewness
sebesar 0,222 dan diperoleh angka sebesar 1,558. Kurtosis sebesar 0,416 dan
diubah ke angka rasio dengan membagi dengan Std.Error Kurtosis sebesar 0,440
dan diperoleh hasil -0,945.

9

Berdasarkan uji validitas diketahui bahwa semua item pernyataan baik dari
variabel upaya berwirausaha maupun status sosial ekonomi orang tua dinyatakan
valid. Dapat dinyatakan valid karena memiliki nilai rhitung > rtabel dan nilai
signifikansi < 0,05. Berdasarkan uji uji reliabilitas (r11) dari

kompetensi

kewirausahaan sebesar 0,854 dan status sosial ekonomi orang tua sebesar 0,381.
Hasil uji prasyarat analisis dari uji normalitas yang dilakukan untuk
mengetahui apakah dalam sebuah regresi variabel dependen, variabel independen,
atau keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati normal yang
menggunakan teknik uji Liliefors atau dalam program SPSS disebut juga dengan
Kolmogorov-Smirnov menyimpulkan bahwa data dari upaya berwirausaha,

kompetensi kewirausahaan, dan status sosial ekonomi orang tua, dengan nilai
Lhitung < Ltabel. Untuk variabel upaya berwirausaha yaitu 0,080 < 0,081 atau nilai
signifikansi sebesar 0,057. Variabel kompetensi kewirausahaan yaitu sebesar
0,077 < 0,081 atau nilai signifikansi sebesar 0,080. Variabel status sosial ekonomi
orang tua yaitu sebesar 0,078 < 0,081 atau signifikansi sebesar 0,069.
Hasil uji prasyarat analisis dari uji linearitas yang digunakan untuk
mengetahui apakah model hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
merupakan hubungan garis lurus ( hubungan linier) atau untuk mengetahui apakah
setiap variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak yang
menggunakan bantuan SPSS For Windows 16.0 antara variabel kompetensi
kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha menunjukkan bahwa mempunyai
hubungan yang linier dengan Fhitung < Ftabel yaitu 0,928 < 1,815 dan nilai
signifikansi 0,527 > 0,05. Sedangkan untuk variabel status sosial ekonomi orang
tua terhadap upaya berwirausaha menunjukkan bahwa mempunyai hubungan yang
linier dengan Fhitung < Ftabel yaitu 0,806 < 1,745 dengan nilai signifikansi 0,676 >
0,05.
Uji prasyarat analisis telah terpenuhi, kemudian dilakukan analisis regresi
linier ganda yang dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 16.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan dan status sosial

10

ekonomi orang tua mempunyai pengaruh terhadap upaya berwirausaha. Hal itu
dapat dilihat dari persamaan regresi linier yaitu Y= 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2,
berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa koefisien regresi dari masingmasing variabel independen bernilai positif, kompetensi kewirausahaan dan status
sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap
upaya berwirausaha. Nilai 4,659 menyatakan jika kompetensi kewirausahaan dan
status sosial ekonomi orang tua dianggap konstan, maka upaya berwirausaha akan
sama dengan 4,659. Nilai 0,540 menyatakan jika kompetensi kewirausahaan
meningkat satu poin maka skor upaya berwirausaha akan meningkat sebesar 0,540
(dengan asumsi variabel kompetensi kewirausahaan

dianggap konstan),

sedangkan nilai 0,309 menyatakan jika status sosial ekonomi orang tua meningkat
satu poin maka skor upaya berwirausaha akan meningkat sebesar 0,309 (dengan
asumsi variabel status sosial ekonomi orang tua dianggap konstan).
Variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha. Hasil
uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel
kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha sebesar 0,540 atau
positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kompetensi kewirausahaan
berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Kemudian berdasarkan uji
keberartian koefisien regresi linier berganda untuk variabel kompetensi
kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,648 >
1,981 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sumbangan relatif sebesar 61,68% dan
sumbangan efektif sebesar 14,80%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
semakin

baik

kompetensi

kewirausahaan

akan

semakin

tinggi

upaya

berwirausaha, begitu juga sebaliknya semakin buruk kompetensi kewirausahaan
maka semakin rendah pula upaya berwirausaha.
Variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha.
Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel
status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha sebesar 0,309 atau
positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel status sosial ekonomi orang tua
berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Kemudian berdasarkan uji

11

keberartian koefisien regresi linier berganda untuk variabel status sosial ekonomi
orang tua terhadap upaya berwirausaha diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981
dan nilai signifikan 0,011 < 0,05. Sumbangan relatif sebesar 38,32% dan
sumbangan efektif sebesar 9,20%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua akan semakin tinggi upaya
berwirausaha, begitu juga sebaliknya semakin rendah status sosial ekonomi orang
tua maka semakin rendah pula upaya berwirausaha.
Variabel kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua
terhadap upaya berwirausaha. Hasil uji F atau uji keberartian regresi linier
berganda diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dan nilai
signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan
dan status sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif
terhadap upaya berwirausaha. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan
bahwa semakin baik kompetensi kewirausahaan dan semakin tinggi status sosial
ekonomi orang tua akan meningkatkan upaya berwirausaha. Begitu juga
sebaliknya, semakin buruk kompetensi kewirausahaan dan semakin rendah status
sosial ekonomi orang tua akan menurunkan upaya berwirausaha. Kemudian
koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,240 yang berarti bahwa pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 24%. Dari hasil
perhitungan diketahui bahwa variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya
berwirausaha memberikan sumbangan relatif 61,68% dan sumbangan efektif
sebesar 14,80%. Variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya
berwirausaha sumbangan relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar
9,20%. Dengan melihat dari sumbangan relatif dan sumbangan efektif, hal ini
menunjukkan bahwa variabel kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang
dominan terhadap upaya berwirausaha.
PEMBAHASAN
Hasil uji hipotesis pertama yaitu “ada pengaruh kompetensi kewirausahaan
terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta

12

Tahun Ajaran 2013/2014”. Berdasarkan uji t untuk variabel kompetensi
kewirausahaan (b1) diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,648 > 1,981 dengan nilai
signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 dengan sumbangan relatif sebesar 61,68% dan
sumbangan efektif sebesar 14,80%. Kesimpulannya semakin baik kompetensi
kewirausahaan, maka semakin tinggi upaya berwirausaha atau sebaliknya.
Penelitian yang dilakukan I Ketut Arwana (2012) yang berjudul
“Determinasi Latihan Kerja, Kompetensi Kewirausahaan, dan Bimbingan Karier
Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi dan Rekayasa
Di Kabupaten Buleleng” dapat disimpulkan bahwa latihan kerja, kompetensi
kewirausahaan, dan bimbingan karier memiliki determinasi yang sangat tinggi
terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi dan Rekayasa di
Kabupaten Buleleng. Hasil Penelitian menunjukkan determinasi yang signifikan
dari latihan kerja, kompetensi kewirausahaan, dan bimbingan karier terhadap
kesiapan kerja siswa dengan masing-masing sumbangan efektifnya adalah
18,47%, 16,85%, dan 18,35%. Apabila kompetensi kewirausahaan memberikan
determinasi yang signifikan terhadap kesiapan kerja siswa, berati siswa juga siap
untuk menjadi wirausaha dengan upaya yang dimiliki serta pengetahuan dan
latihan keterampilan yang dia dapat. Sehingga kompetensi dapat mempengaruhi
upaya berwirausaha siswa.
Berkaitan dengan penelitian terdahulu terdapat kesamaan dengan
penelitian yang saya lakukan, yaitu mengukur besarnya pengaruh kompetensi
kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha. Akan tetapi data yang digunakan
oleh peneliti terdahulu untuk meneliti variabel kompetensi kewirausahaan dengan
menggunakan kuesioner/angket sedangkan data yang saya gunakan adalah
dokumentasi nilai atau hasil belajar kewirausahaan yang terdiri dari nilai
pengetahuan dan praktik. Hasil penelitian yang saya lakukan dibandingkan
dengan penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang lebih memuaskan karena
dengan menggunakan metode dokumentasi nilai pengetahuan dan ketrampilan,
upaya berwirausaha siswa akan lebih jelas terlihat dari nilai atau hasil belajar
kewirausahaan itu, dimana siswa yang upaya berwirausahanya tinggi pasti

13

memiliki kompetensi kewirausahaan yang baik begitu juga sebaliknya. Namun
disisi lain penelitian yang saya lakukan juga mempunyai kekurangan
dibandingkan dengan penelitian terdahulu karena sumbangan efektif yang
dihasilkan variabel kompetensi pada penelitian saya lebih kecil dibandingkan
dengan hasil sumbangan efektif yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, selain itu
juga jumlah sampel pada penelitian saya jauh lebih sedikit jumlahnya sehingga
kurang mewakili apabila terdapat pertanyaan yang diajukan.
Hasil uji hipotesis kedua yaitu “ada pengaruh status sosial ekonomi orang
tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta
tahun ajaran 2013/2014”. Berdasarkan uji t untuk variabel status sosial ekonomi
orang tua (b2) diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981 dengan nilai signifikansi
< 0,05 yaitu 0,011 dengan sumbangan relatif sebesar 38,32% dan sumbangan
efektif sebesar 9,20%. Kesimpulannya bahwa semakin tinggi status sosial
ekonomi orang tua maka, akan semakin tinggi pula upaya berwirausaha atau
sebaliknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Hermansyah (2013) yang berjudul
“Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Praktek Kerja Industri
dengan Minat Berwirausaha Siswa Smk Negeri 1 Kota Jambi” pada hasil uji
hipotesis pertama ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan
minat berwirausaha menunjukkan thitung > ttabel yaitu 9,81 > 2,08, kemudian hasil
uji hipotesis kedua yaitu ada hubungan antara praktik kerja industri dengan minat
berwirausaha menunjukkan thitung < ttabel yaitu 0,14 < 2,08, dan pada hasil uji
hipotesis ketiga ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan praktik
kerja industri dengan minat berwirausaha menunjukkan thitung > ttabel yaitu 6,452
>2,08”. Berarti terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan
prestasi praktek kerja industri dengan minat berwirausaha siswa. Apabila minat
sudah ada padadiri siswa, maka siswa akan termotivasi dan akan berupaya untuk
menjadi wirausaha.

14

Berkaitan dengan penelitian terdahulu terdapat kesamaan dengan
penelitian yang saya lakukan, yaitu mengukur besarnya pengaruh status sosial
ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Akan tetapi peneliti terdahulu
menggunakan sampel yang berjumlah 24 siswa jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan sampel yang saya gunakan pada penelitian ini yaitu berjumlah 119.
Sehingga hasil penelitian yang saya lakukan lebih memuaskan dibandingkan
dengan penelitian terdahulu karena karena jumlah sampel yang saya gunakan
lebih banyak, sehingga hasil penelitian lebih mewakili pertanyaan yang diajukan.
Namun disisi lain, penelitian yang saya lakukan juga memiliki kekurangan
dibandingkan dengan penelitian yang terdahulu. Pengaruh variabel status ekonomi
orang tua sangat kecil dengan sumbangan efektif 9,20% dibandingkan dengan
pengaruh status sosial ekonomi orang tua yang ada padapenelitian terdahulu.
Kenyataan ini disadari oleh peneliti obyek penelitian, yaitu sebagian besar siswa
orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang sedang bahkan rendah.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi
kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua masing-masing berpengaruh
terhadap upaya berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi linier
ganda sebagai berikut Y = 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2. Berdasarkan persamaan
tersebut dapat dilihat bahwa koefisien regresi masing-masing variabel bernilai
positif yang artinya kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang
tua secara keseluruhan berpengaruh positif terhadap Y.
Dilihat dari uji hipotesis pertama yang diajukan adalah “ada pengaruh
kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK
Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014” diketahui bahwa, koefisien
arah regresi dari variable kompetensi kewirausahaan (b1) sebesar 0,540 bernilai
positif sehingga variabel kompetensi kewirausahaan semakin baik digunakan
maka akan semakin baik upaya berwirausaha atau sebaliknya.
Hasil uji hipotesis kedua diketahui koefisien regresi status sosial ekonomi
orang tua (b2) sebesar 0,309 bernilai positif sehingga, variabel status sosial

15

ekonomi orang tua berpengaruh terhadap upaya berwirausaha. Kesimpulannya
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka akan
semakin tinggi upaya berwirausaha atau sebaliknya.
Berdasarkan uji regresi linier ganda atau uji F diketahui bahwa nilai Fhitung
> Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Hal ini
menujukkan bahwa kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang
tua memiliki kecenderungan yang sama dengan adanya kombinasi yang diikuti
oleh peningkatan upaya berwirausaha. Koefisien determinasi sebesar 0,240 yang
artinya bahwa ada pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel kompetensi
kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha
24% sedangkan 76% dipengaruh oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.
Hasil

perhitungan

dapat

diketahui

bahwa

variabel

kompetensi

kewirausahaan memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68% dan sumbangan
efetif sebesar 14,80%. Sedangkan status sosial ekonomi orang tua memberikan
sumbangan relatif 38,32% dan subangan efektif sebesar 9,20%. Sehingga, dari
hasil tersebut dibandingkan bahwa kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh
yang lebih besar terhadap upaya berwirausaha dibandingkan variabel status sosial
ekonomi orang tua.
Kesimpulannya semakin baik kompetensi kewirausahaan, maka semakin
tinggi

upaya

berwirausaha

atau

sebaliknya.

Kompetensi

kewirausahaan

menunjukkan seberapa besar pengetahuan dan keterampilan siswa dalam
berwirausaha. Hal ini menjadi modal bagi siswa untuk berwirausaha setelah lulus
nanti. Pendidikan berupa pengetahuan membekali kemampuan teoritis siswa,
sedangkan

pendidikan

berupa

latihan/keterampilan

dimaksudkan

untuk

membekali kemampuan praktis agar nantinya setiap siswa dalam berwirausaha
dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Pendidikan berupa keterampilan
diberikan agar dapat dijadikan sebagai bekal untuk melangkah di dalam dunia
kerja. Diharapkan dalam diri siswa terdapat keinginan untuk mandiri dengan
memakai bekal, dan pelajaran keterampilan yang telah mereka peroleh di bangku

16

sekolah. Sehingga dengan hasil belajar yang baik maka ia akan mempunyai
pengetahuan dan keterampilan yang lebih sehingga dapat menjadi bekal untuk
berwirausaha di kemudian hari.
Orang tua yang memiliki status sosial ekonomi tinggi akan lebih mampu
memenuhi kebutuhan anak dari pada orang tua yang memiliki status sosial
ekonomi rendah. Hal ini berhubungan pula dengan sumber permodalan, dimana
orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi mampu menyediakan modal yang
cukup bagi anaknya untuk berwirausaha. Sedangkan orang tua yang berstatus
sosial ekonomi rendah kurang bahkan tidak mampu menyediakan modal yang
cukup bagi anaknya untuk berwirausaha.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan 1) Hasil analisis regresi linier ganda
diperoleh persamaan Y= 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2 yang artinya upaya
berwirausaha dipengaruhi oleh variabel kompetensi kewirausahaan (X1) dan status
sosial ekonomi orang tua (X2). Variabel kompetensi kewirausahaan (X1)
berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Terbukti dari hasil uji t yang
memperoleh sebesar thitung 3,684 > ttabel 1,981 dengan dengan taraf signifikansi
5%.

Variabel

kompetensi

kewirausahaan

terhadap

upaya

berwirausaha

memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68%. 2) Variabel status sosial ekonomi
orang tua (X2) berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Terbukti dari
hasil uji t yang memperoleh sebesar thitung 2,575 > ttabel 1,981 dengan dengan taraf
signifikansi 5%. Variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya
berwirausaha sumbangan relatif sebesar 38,32%. 3) Variabel kompetensi
kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Terbukti hasil uji F yang
memperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dengan taraf signifikansi 5%. 4)
Hasil perhitungan sumbangan efektif menunjukkan bahwa kontribusi kompetensi
kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha sebesar 14,80%. Sedangkan status

17

sosial ekonomi orang tua memberikan kontribusi terhadap upaya berwirausaha
sebesar 9,20% sehingga total sumbangan efektif kompetensi kewirausahaan dan
status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha sebesar 24%.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas Adi Nugroho. 2010. PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG
TUA SISWA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHASISWA KELAS XII
PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF SMK GANESHA TAMA
BOYOLALI.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hermansyah. 2013. HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
DAN PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Universitas
Jambi.
http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html. Dikutip pada tanggal
10 Desember 2013 ( pukul 10.22)
http://jaringnews.com/ekonomi/ukm/13475/ciputra-berharap-siswa-smk-jadipenyelamat-ekonomi-indonesia/ Dikutip pada tanggal 11 Desember
2013 (pukul 17.31)
https://www.facebook.com/notes/herdiana-mulyono/pengangguran-lulusan-smksemakin-banyak-semakin-baik-bagi-indonesia/10151822771626848/
Dikutip pada tanggal 11 Desember 2013 (pukul 18.20)
I Ketut Arnawa (2012) yang berjudul “DETERMINASI LATIHAN KERJA,
KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN, DAN BIMBINGAN KARIER
TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK NEGERI KELOMPOK
TEKNOLOGI DAN REKAYASA DI KABUPATEN BULELENG . Universitas
Pendidikan Ganesha.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows. Surakarta. Muhammadiyah
University Press.

18

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPI MAHASISWA TENTANG PELUANG KERJA DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP Pengaruh Persepi Mahasiswa Tentang Peluang Kerja Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universita

0 4 13

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Upaya Berwirausaha Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Upaya Berwirausaha Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 12

Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

0 1 114

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 15

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 6

Pengaruh Mata Pelajaran Kewirausahaan, Status Sosial Ekonomi Orang Tua, dan Internal Locus of Control Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI TKJ SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 116

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN KONSEP DIRI MAHASISWA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA BIMBINGAN BELAJAR

0 0 143

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA BERWIRAUSAHA SISWA

0 0 112