Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Selat - Kecamatan Susut - Kabupaten Belat.

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD
TAHUN 2016

DESA

: SELAT

KECAMATAN

: SUSUT

KABUPATEN

: BANGLI

NAMA MAHASISWA

: JEFFRY KRISTIAWAN

FAK/PS


: PENDIDIKAN DOKTER

NIM

: 1102005105

LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terlaksananya KKN PPM 2016 selama lima minggu ini. Kegiatan ini sangatlah
berguna bagi kami mahasiswa khususnya penulis untuk dapat menerapkan ilmunya di
masyarakat sebagai wujud nyata Tri Dharma perguruan tinggi.
Penulis meyakini masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan dan penulisan
laporan kegiatan dampingan ini, semoga dapat dijadikan koreksi untuk kemudian hari

Bangli, 25 Agustus 2015


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN………………………….…………….….

i

KATA PENGANTAR…………………………………………………...

ii

DAFTAR ISI…………………………………………………….………

iii

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan ................................................................ . 1
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan………………………………………


2

1.2.1 Pendapatan Keluarga ................................................................ . 2
1.2.2 Pengeluaran Keluarga .............................................................. . 3

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga ...................................................................... . 5
2.1.1 Kesehatan Keluarga ................................................................. . 5
2.1.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ............................................. . 6
2.1.3 Lingkungan Tempat Tinggal .................................................... . 6

2.2 Masalah Prioritas Keluarga ................................................................ . 7
2.2.1 Kesehatan Keluarga ................................................................. . 7
2.2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ............................................. . 7
2.2.3 Lingkungan Tempat Tinggal .................................................... . 7

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program Kegiatan ............................................................................... . 9
3.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................. . 12


BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN

KELUARGA
4.1 Waktu Pelaksanaan Pendampingan Keluarga ..................................... . 17
4.2 Lokasi Kegiatan Pendampingan Keluarga .......................................... . 17
4.3 Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Keluarga ................................. . 17
4.4 Hasil dan Kendala Pendampingan Keluarga ....................................... . 18

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan……………………………………………………

20

5.2 Rekomendasi…………………………………………………..

20

LAMPIRAN

HALAMAN PENGESAHAN


Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM XIII yang saya kerjakan, maka saya:

Nama Mahasiswa

: JEFFRY KRISTIAWAN

Nomor Induk Mahasiswa

: 1102005105

Tanda Tangan

:

Telah menyelesaikan laporan kegiatan pendampingan keluarga saya selama
berada di lokasi KKN PPM di Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli
Selat, 25 Agustus 2016

Mengetahui/Menyetujui

Dosen Pembimbing Lapangan

KK Dampingan

(Drs. I Made Siaka, Msc (Hons))

(I Ketut Sukerena)

Mengetahui,
Kepala Perbekel Desa Selat

(I Wayan Windhu Ardana)

i

BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan
Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi

yaitu pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan secara
bersinergis antara perguruan tinggi, pemerintah, dan juga masyarakat desa. KKN-PPM merupakan
sarana bagi setiap mahasiswa perguruan tinggi untuk dapat menerapkan ilmunya serta
mengdentifikasi setiap masalah yang ada di desa tersebut. Tidak hanya itu, mahasiswa juga
diharapkan dapat memberikan solusi pemecahan masalah untuk kemajuan desa. Salah satu tugas
penting mahasiswa dalam KKN ini adalah KK dampingan. Di sini mahasiswa berperan sebagai
anak asuh yang akan mengidentifikasi masalah dan memecahkan atau mencari jalan keluar dan
masalah yang telah dihadapi oleh keluarga dampingan. Keluarga yang di dampingi mahasiswa
adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang
sejahtera, sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meninggkatkan kesejahteraan, baik dari segi
materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik.
Dalam KKN PPM Unud 2016, setiap mahasiwa wajib mendampingi satu keluarga
prasejahtera. Penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi satu keluarga prasejahtera yang
ada di salah satu dari tiga banjar yang ada di Desa Selat, tepatnya di banjar Kaja Kauh, yaitu
keluarga I Ketut Sukerena. Bapak I Ketut Sukerena tinggal di rumahnya sendiri. Bapak I Ketut
Sukerena telah memiliki tiga orang anak dan dua orang cucu. Anak pertama sudah berkeluarga
dan sudah tidak tinggal dengan Bapak Sukerena. Sedangkan anak yang kedua dan ketiga masih
tinggal bersamanya. Bapak Sukerena menempati lahan seluas ± 6 are yang terbagi menjadi tiga
kepala keluarga bersama kakak dan sepupunya. Untuk lebih jelasnya, identitas keluarga I Ketut
Sukerena dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak I Ketut Sukerena :
No

Nama

JK

Umur

Pendidikan

Hubungan
dgn KK

Pekerjaan

1

I Ketut Sukerena


L

70 th

Tamat SLTA

KK

Pensiunan

2

Ni Ketut Dacin

P

59 th

Tamat SD


Istri KK

3

I Nengah Widnya

L

39 th

Tamat SLTA

Anak KK

Wiraswasta

4

I Nyoman Winaya


L

33 th

Tamat SLTA

Anak KK

Wiraswasta

Ibu Rumah
Tangga

Bapak Ketut Sukerena beserta anggota keluarganya (istri dan dua orang anak laki – laki)
tinggal di banjar dinas Selat Kaja Kauh, desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Keluarga
ini menempati 1 rumah dalam satu areal tanah. Satu areal tanah terdiri dari tiga kepala keluarga
bersamaan dengan keluarga kakak kandung bernama I Nengah Cidra dan keluarga sepupunya Ni
Wayan Mindring. Dapur dan kamar mandi untuk ketiga keluarga menjadi satu.
Rumah Bapak Sukerena berukuran 4 x 6 meter yang terdiri dari 3 kamar. Terdapat dua
jendela dan tiga lampu penerangan, yaitu bohlam 25 watt. Ruangan tersebut terlihat sempit dengan
adanya tiga tempat tidur dan beberapa lemari kayu untuk menyimpan barang-barang dan pakaian.
Lantai bangunan tersebut berupa keramik. Untuk kegiatan masak sehari-hari dilakukan di
bangunan yang berbeda, berlantai keramik dan cukup ventilasi. Kegiatan membersihkan diri dan
mencuci juga dilakukan di gedung yang berbeda dengan lantai semen dan pintu dari seng. Untuk
dapur dan kamar mandi dipakai bersama-sama dengan keluarga kakak dan sepupunya.

1.2

Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan keluarga
Bapak Sukerena merupakan seorang pensiunan guru SD dengan penghasilan setiap bulan
dari dana pensiunan sebanyak Rp 1.000.000,00. Selain itu kondisi badan Bapak Sukerena juga
masih mampu untuk melakukan aktivitas tambahan yaitu bekerja sebagai petani untuk mengisi
waktu luang namun hal ini tidak dilakukannya setiap hari. Lahan pertanian yang dikerjakan
merupakan milik sendiri namun tidak luas. Saat dampingan dilakukan, lahan pertanian sedang
ditanam padi dengan hasil pertanian dikonsumsi sendiri bersama keluarga besarnya.
Besar pendapatan sehari – hari Bapak Sukerena didapat dari dana pensin. Menurut beliau
penghasilan sehari – hari tergolong cukup untuk menghidupi dirinya dan istrinya. Sedangkan untuk
kedua anaknya sudah bekerja sehingga tidak terlalu membebaninya.

1.2..2 Pengeluaran keluarga
a. Kebutuhan sehari-hari
Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Sukerena adalah sebagai berikut :


Makan Sehari – hari

: Rp 25.000,-



Sembahyang sehari –hari

: Rp 5.000,-



Gula, kopi, dan teh

: Rp 10.000,-



Hari Raya

: Rp 10.000 – 300.000,-

b. Sosial
Untuk biaya-biaya di bidang sosial biasanya keluarga ini tidak menganggarkan
secara khusus pembiayaannya. Apabila terdapat pengeluaran tertentu di bidang sosial
seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka (sakit, kematian, ngaben), uang
untuk hadiah apabila terdapat warga yang punya hajatan, iuran untuk sumber air yang
dimiliki desa, dan sebagainya biasanya disesuaikan. Jadi, apabila ada pengeluaran
mendadak yang berkaitan dengan keperluan sosial maka semua biaya tersebut disesuaikan
dengan kondisi keuangan keluarga saat itu. Secara umum, iuran banjar yang mana di
dalamnya termasuk iuran suka duka dan iuran hari raya mengahbiskan dana Rp 10.000,- Rp 15.000,00.

c. Kesehatan
Keluarga Bapak Sukerena termasuk dalam keluarga pra sejahtera sehingga mereka
bisa mendapatkan pengobatan gratis dari puskesmas yaitu dengan JKBM (Jamian
Kesehatan Bali Mandara). Bapak Ketut Sukerena termasuk jarang sakit sehingga
pengeluaran biaya kesehatan untuk Bapak Ketut Sukerena hampir tidak ada per bulannya.
Namun dua bulan terakhir beliau sering mengeluhkan kesemutan pada kedua kaki, pegal
linu, dan gatal-gatal. Karena keluhan kesehatan ini beliau cukup sering membeli obatobatan herbal seharga Rp 50.000,00

d. Lain-lain

Biaya rutin yang harus di keluarkan adalah biaya listrik sebesar Rp 50.000/Bulan. Di
samping itu Bapak Ketut Sukerena mengeluarkan biaya untuk air yakni sebesar Rp
80.000,- per bulannya

BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan beberapa masalah diatas, pendamping mengambil semua
masalah yang harus dicarikan pemecahannya sehingga dapat membantu dan
meningkatkan tingkat kehidupan keluarga yang di dampingi. Masalah yang
diutamakan untuk di carikan pemecahannya adalah masalah kesehatan keluarga,
perilaku hidup bersih dan sehat dan lingkungan .

2.1 Permasalahan Keluarga
2.1.1 Kesehatan Keluarga
Secara umum, Bapak Sukerena tidak memiliki keluhan dalam bidang
kesehatan yang berarti. Namun sejak dua bulan terakhir beliau sering
mengeluhkan kesemutan dikedua kaki, pegal-pegal, dan gatal-gatal. Meskipun
begitu beliau masih sangat mampu untuk menjalankan aktivitas sehari hari dan
memenuhi kebutuhan hidupnya serta istrinya. Masalah kesehatan yang ada
pada Bapak Sukerena adalah beliau tidak mampu untuk mengakses tempat
pelayanan kesehatan karena tidak ada yang bisa mengantar dan tidak berani
untuk mengendarai motor sendirian. Sebenarnya ada anak beliau yang bisa
membantu mengantarkan tetapi anak beliau sering sibuk bahkan sering keluar
kota untuk bekerja. Di samping itu Bapak Sukerena sering terbangun pada
malam hari untuk buang air kecil. Dalam semalam beliau bisa terbangun
hinggal empat kali hanya untuk buang air kecil. Karena kebiasaan ini beliau
jadi tidak mendapatkan tidur yang berkualitas dan sering mengantuk pada siang
harinya.
Permasalahan kesehatan pada anggota keluarga berikutnya yakni
anaknya yang tinggal bersama Bapak Sukerena yaitu I Nengah Widnya. Anak
beliau setiap hari merokok sekitar satu sampai dua bungkus per hari. Kebiasaan
merokok ini sudah dilakukan sejak sekolah SMA dan sampai sekarang. Untuk

keluhan akibat merokok ini dikatakan belum ada. Untuk pengukuran tekanan
darah sebanyak lima kali saat kunjungan dilakukan juga masih dalam batas
normal.
Untuk kesehatan istri dikatakan setiap hari harus mengkonsumsi kopi
tiga sampai empat kali sehari. Apabila tidak meminum kopi, maka dikatakan
sering mengalami pusing-pusing. Kebiasaan meminum kopi ini sudah sejak
muda sehingga sulit untuk ditinggalkan sampai sekarang.
Untuk kesehatan anak beliau yang terakhir dikatakan tidak tahu karena
anaknya bekerja di kapal dan dalam setahun hanya maksimal dua kali pulang
ke rumah.

2.1.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Secara umum kebiasaan hidup bersih dan sehat dari keluarga Bapak
Sukerena sudah cukup baik. Untuk buang air kecil dan air besar sudah
dilakukan di kamar mandi permanen. Namun kebiasaan untuk mandi ini
terkadang masih kurang karena keadaan cuaca yang dingin dan air bersih yang
hanya tersedia dua hari sekali di desa tersebut. Selain itu kebiasaan mencuci
tangan juga masih kurang. Keluarga ini tidak mengetahui dengan baik kapan
dan bagaimana mencuci tangan yang benar.
Makanan yang dikonsumsi oleh keluarga Bapak Sukerena sehari-hari
dapat dikatakan bergizi. Menu makanan yang biasa dimakan dari keluarga ini
cukup bervariasi dan bergizi. Namun terkadang tidak memperhatikan menu
makanannya karena lebih sering dengan menu yang mengandung daging babi.
Hal ini cukup memberikan masalah mengingat usia Bapak Sukerena dan
istrinya sudah lanjut dan perlu untuk mengurangi makanan berlemak tinggi.

2.1.3 Lingkungan Tempat Tinggal
Bapak Sukerena dan Ibu Dacil masih tinggal dalam satu ruangan tidur
yang menyatu dengan kamar tidur anaknya. Lingkungan tempat tidur sudah

cukup baik karena antara kamar tidur, dapur, dan kamar mandi terletak terpisah.
Untuk ketersediaan air bersih keluarga ini, didapat dari air PDAM. Kualitas air
baik hanya saja tersedia dua hari sekali karena regulasi pembagian air di desa
Selat. Beberapa tempat penampungan air juga masih kotor dan banyak yang
tidak ditutup. Disekitar lingkungan tinggal terdapat dua ekor anjing dan
beberapa ayam yang dipelihara oleh Bapak Sukerena. Anjing peliharaan terlihat
kurang terawat dan kotor.

2.2 Permasalahan Prioritas
2.2.1 Permasalahan Kesehatan Keluarga
Bapak Sukerena tidak berobat untuk keluhan yang dideritanya. Hal ini
diperburuk dengan keterbatasan Bapak Sukerena untuk mencapai fasilitas
kesehatan yang memadai. Beliau juga tidak pernah melakukan pemeriksaan ke
dokter sehingga tidak mengetahui apa yang diderita oleh beliau dan bagaimana
mengobatinya. Istri Bapak Sukerena yang terus mengkonsumsi kopi dalam
jumlah banyak dan anak mereka yang mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang
banyak.

2.2.2 Permasalahan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
Beberapa perilaku tidak sesuai dengan PHBS. Keluarga ini kadangkadang tidak mandi karena cuaca yang dingin dan ketersediaan air yang
terbatas. Keluarga ini juga kurang memahami dengan baik kapan dan
bagaimana mencuci tangan yang benar. Selain itu keluarga ini juga masih
sering mengkonsumsi makanan mengandung daging dengan lemak tinggi
seperti daging babi.

2.2.3 Permasalahan Lingkungan dan Tempat Tinggal
Tempat penampungan air yang kotor, tidak ditutup dan adanya anjing
di sekitar rumah. Penampungan air yang kotor menyebabkan air bersih menjadi
mudah terkontaminasi. Ditambah adanya tempat penampungan air yang tidak

ditutup yang dapat menyebabkan sarang nyamuk terutama nyamuk demam
berdarah. Adanya anjing di sekitar rumah juga ditakutkan menimbulkan
masalah karena anjing tampak kotor dan merupakan media yang baik untuk
menularkan penyakit.
2.3 Manfaat dan Tujuan Identifikasi dan Prioritas Masalah
2.3.1 Tujuan
Tujuan penulis melakukan prioritas masalah tersebut yaitu untuk
mengidentifikasi dan membantu memecahkan setiap masalah yang sedang
dihadapi oleh keluarga Bapak Sukerena tersebut. Meskipun penulis sadar bahwa
penulis tidak dapat melakukan penuntasan masalah keluarga Bapak Sukerena
dengan tuntas dalam kurun waktu satu bulan, namun penulis akan tetap berusaha
untuk memberikan saran dan solusi yang tepat untuk tiap masalah yang dihadapi
keluarga Bapak Sukerena. Dengan tujuan agar keluarga Bapak Sukerena merasa
sadar akan permasalahan yang dihadapi dan juga agar keluarga Bapak Sukerena
mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi permasalahan
yang dihadapi.

2.3.2 Manfaat
Manfaat yang diharapkan penulis dalam pembuatan prioritas masalah ini yaitu
pemikiran keluarga Bapak Sukerena menjadi berkembang serta termotivasi
untuk mencapai kehidupan yang sedikit lebih baik dan sejahtera. Namun untuk
mencapai hal tersebut tentunya tidak akan terlepas dari peran serta kerja keras
dan disiplin diri yang tinggi dari keluarga Bapak Sukerena.

BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program
Dari tiga permasalahan yang diprioritaskan, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan
penulis selama kegiatan KK Dampingan KKN-PPM. Kegiatan yang dilakukan penulis
tersebut terdiri dari:
a. Memberikan konseling tentang kesehatan kepada keluarga Bapak Sukerena.
Terutama untuk Bapak Sukerena dan istri yang sudah usia lanjut sangat perlu untuk
menjaga kesehatannya dengan baik agar tetap dapat beraktivitas. Perlu untuk pergi
ke dokter apabila sakit dan tidak mengkonsumsi obat herbal sendiri tanpa anjuran
dokter karena dapat menimbulkan efek samping yang lain yang mungkin akan
memperberat bahkan tidak mengobati penyakit sebelumnya.
b. Memberikan saran tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dalam
menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga Bapak Sukerena, seperti mandi 2 kali
sehari jika dingin dapat menggunakan air hangat, mandi dengan sabun, cuci tangan
dengan sabun, memakan makanan dengan gizi seimbang, tidak sering
mengkonsumsi makanan daging babi, kurangi dan bahkan jika mungkin berhenti
merokok untuk anaknya dan kopi untuk istrinya dan melakukan aktivitas fisik yang
ringan dan berkelanjutan.
c. Memberikan saran tentang bagaimana menjaga agar Bapak Sukerena dapat
menutup tempat penampungan air dan sering mengurasnya agar tidak dijadikan
tempat bersarangnya penyakit. Memberikan penyuluhan tentang demam berdarah
yang merupakan penyakit akibat keadaan lingkungan seperti di rumah Bapak
Sukerena. Menaburkan bubuk abate secara gratis di tempat penampungan. Selain
itu juga saran untuk merawat anjingnya dengan baik kalau perlu divaksin agar tidak
menjadi media penularan penyakit.

Berikut penjelasan secara ringkas program yang dilaksanakan ::
a. Program Permasalahan Kesehatan Keluarga
Permasalahan kesehatan yang dialami oleh Bapak Sukerena diperberat dengan
keterbatasan beliau untuk mengakses tempat pelayanan kesehatan. Pendamping
menggali perspektif Bapak Sukerena tentang keluhan yang diderita, dan kesulitan
yang beliau alami dalam mendapatkan akses fasilitas kesehatan. Setelah
mendapatkan penjelasan dari Bapak Sukerena, pendamping memberikan solusi
berupa pemberian bantuan kepada Bapak Sukerena untuk diantarkan berobat ke
dokter. Setelah didapat kesepakan maka pendamping mengajak Bapak Sukerena ke
puskesmas terdekat atau fasilitas kesehatan yang terdapat tenaga dokter untuk
memeriksakan diri. Untuk program jangka panjang karena Bapak Sukerena
mengalami kendala dalam transportasi, maka mengajak ikut serta anaknya untuk
mau meluangkan waktu agar dapat mengantarkan Bapak Sukerena ke tempat
pelayanan kesehatan. Selain itu juga menjelaskan kepada Bapak Sukerena dan
keluarga bahwa di desa Selat terdapat kegiatan Puskesmas Keliling dan Posyandu
lansia yang diadakan setiap bulan di banjar desa, maka pendamping menghimbau
agar Bapak Sukerena dapat memanfaatkan fasilitas tersebut.
Permasalahan lain mengenai kebiasaan meminum kopi yang dialami istri Bapak
Sukerena. Awalnya pendamping menggali penyebab kebiasaan minum kopi itu
tidak dapat ditinggalkan. Setelah mendapat kesepakatan, kemudian dilanjutkan
dengan memberikan edukasi dampak-dampak negatif yang disebabkan karena
konsumsi kopi yang berlebihan. Selain itu juga menganjurkan untuk mengurangi
jumlah kopi sedikit demi sedikit dan bertahap agar tidak memberikan efek samping
akibat tidak mengkonsumsi kopi. Juga sekaligus meemberikan contoh bagaimana
membuat kopi dengan gula antidiabetes supaya seringnya membuat kopi dengan
gula tersebut tidak menyebabkan munculnya penyakit lain seperti diabetes.
Permasalahan lain mengenai kebiasaan anaknya merokok secara umum hampir
sama dengan pemecahan masalah istri Bapak Sukerena. Lebih ditekankan dengan
bagaiman etika merokok agar tidak merugikan orang sekitar dan menganjurkan

untuk memulai terapi pengganti rokok misalnya dengan permen Hal ini dilakukan
supaya beliau dapat mulai mengurangi frekuensi dan kuantitas rokok yang
dikonsumsi per harinya. Untuk etika merokok, pendamping memberikan
penjelasan agar merokok di tempat terbuka, jauh dari orang-orang terutama anakanak juga lansia. Untuk melakukan terapi pengganti rokok, menganjurkan agar
mulai mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari. Misalnya setengah
dari jumlah rokok yang dikonsumsi dan dipertahankan selama satu minggu atau
satu bulan. Jika mampu maka dikurangi terus menerus sampai benar-benar bisa.
Hal ini akan sulit untuk dilakukan, maka dari itu perlu juga bantuan dukungan dari
keluarga yang lain. Selain itu pendamping juga melakukan penyuluhan tentang
dampak-dampak merokok. Hal ini dilakukan untuk memberikan motivasi dan
pengetahuan dalam program mengurangi kebiasaan merokok.

b.

Permasalahan PHBS
Beberapa permasalahan prilaku pada keluarga Bapak Sukerena yaitu tidak
mandi sebanyak dua kali dalam sehari, sering kali mengabaikan cuci tangan
sebelum makan dan sering mengkonsumsi daging babi.
Pendamping memberikan penjelasan kepada keluarga Bapak Sukerena, terkait
dengan pentingnya menjaga kebersihan tubuh yakni mandi sebanyak 2 kali sehari
dan menggunakan sabun. Mandi merupakan salah satu hal untuk pencegahan
penyakit utamanya penyakit infeksi. Karena tubuh yang kotor merupakan jendela
yang baik bagi tempat pertumbuhan kuman yang bermanifestasi pada berbagai
penyakit. Pendamping juga menjelaskan jika air dinilai terlalu dingin maka mandi
dengan air hangat, dan mandi jangan terlalu malam. Penjelasan tentang cuci tangan
menggunakan sabun sehabis bekerja di ladang, sebelum makan juga perlu diberikan
dan didemonstrasikan pada seluruh anggota keluarga. Makanan yang dikonsumsi
oleh keluarga Bapak Sukerena sehari-hari dinilai kurang baik karena sering
mengkonsumsi daging babi. Dalam hal ini pendamping menekankan bahwa
makanan dengan gizi baik tidak harus dengan daging. Makan nasi dengan
tempe/tahu/telor dan sayur sudah dapat memenuhi kebutuhan akan karbohidrat,

protein nabati, dan vitamin. Sesekali jika ada rejeki, dapat ditambah dengan daging
misalnya ikan atau ayam untuk memenuhi kebutuhan protein dari sumber hewan.

c. Solusi Permasalahan Lingkungan
Beberapa permasalahan lingkungan yang penulis temukan pada Bapak
Sukerena yaitu tempat penampungan air yang kotor, tidak ditutup dan adanya
anjing di sekitar rumah. Pendamping memberikan penjelasan kepada Bapak
Sukerena tentang pentingnya menjaga tempat penampungan air tetap bersih.
Pendamping memberikan penjelasan dan penyuluhan terkait penyakit-penyakit
yang dapat diakibatkan oleh air yang kurang bersih . Selain itu juga pendamping
mempersuasif agar menutup tempat penampungan air yang terbuka sebagai metode
pencegahan penularan demam berdarah. Penjelasan ini tentunya melibatkan semua
anggota keluarga termasuk semua kepala keluarga yang tinggal bersama di satu
pekarangan rumah agar semua ikut berperan. Selain itu bersamaan dengan kegiatan
program KKN pemberantasan sarang nyamuk, maka pendamping juga memberikan
bubuk abate secara gratis kepada keluarga Bapak Sukerena sebagai langkah
pencegahan demam berdarah. Untuk masalah anjing di sekitar rumah,
mempersuasif agar keluarga Bapak Sukerena merawat bahkan memvaksin anjing
tersebut untuk mencegah penularan penyakit khususnya yang paling berbahaya
adalah rabies.

Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pelaksanaan KK Dampingan terlampir dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan KK Dampingan

No.

Hari/Tanggal

Kegiatan

Tempat

Tim

Jam

Volume

JKEM
1.

Senin, 25 Juli
2016

Bertemu dengan Bapak

Rumah Kelian

Gede Arcana selaku kelian

Banjar Selat

banjar dinas Selat Kaja

Kaja Kauh

5 orang

2 jam

10

5 orang

3 jam

15

3 orang

2 jam

6

2 orang

3 jam

6

Kauh terkait pemilihan KK
untuk didampingi.
2.

Rabu, 27 Juli

Bertemu dengan Bapak

Rumah KK

2016

Gede Arcana selaku kelian

Dampingan

banjar Kaja Kauh sekaligus
diantarkan untuk
kunjungan pertama KK
dampingan ke rumah
Bapak Ketut Sukerena
sekaligus perkenalan
3.

Sabtu 30 Juli

Bertemu dengan Bapak

Rumah KK

2016

Sukerena dan sitri

dampingan

sekaligus melakukan
pendataan anggota
keluarga sekaligus
menjelaskan tujuan KK
dampingan
4.

Senin, 1
Agustus 2016

Pendataan ulang anggota
keluarga Bapak Sukerena,
ramah tamah dan
identifikasi masalah secara
umum sekaligus
mengantarkan Bapak Ketut
Sukerena ke puskesmas

Rumah KK
dampingan dan
Puskesmas
Susut 1

Susut 1 untuk berobat
pertama kali
5.

Selasa, 2

Melakukan pengecekan

Rumah KK

Agustus 2016

tekanan darah Bapak

Dampingan

4 orang

2 jam

8

4 orang

2 jam

8

3 orang

2 jam

6

4 orang

3 jam

12

Sukerena, Istri dan
anaknya. Melakukan
analisis masalah dan
berbincang-bincang
6.

Kamis, 4

Mengidentifikasi

Rumah KK

Agustus 2016

permasalahan sekaligus

dampingan

pemberian informasi dan
edukasi terhadap keluarga
Bapak Sukerena terkait
dengan kebiasaan kurang
bersih. Skrinning
pemeriksaan tekanan darah
terhadap Bapak Sukerena,
istri dan anak
7.

Minggu, 7
Agustus 2016

Pemberian konseling dan

Rumah KK

informasi terhadap istri

dampingan

Bapak Sukerena terkait
kesehatan Bapak Sukerena,
identifikasi masalah,
pemeriksaan tekanan darah
8.

Rabu, 10

Istri Bapak Sukerena

Rumah KK

Agustus 2016

menceritakan tentang

dampingan

kebiasaan minum kopinya
dan anaknya dengan

kebiasaan merokok yang
dikatakan sulit untuk
ditinggalkan. Dilanjutkan
bincang-bincang dan
konseling mengenai
dampak buruk kebiasaan
merokok dan minum kopi
9.

Kamis, 11

Bincang-bincang sekaligus

Rumah KK

Agustus 2016

membantu membersihkan

dampingan

3 orang

2 jam

6

6 orang

2 jam

12

2 orang

3 jam

6

rumah keluarga Bapak
Sukerena
10.

Jumat, 12

Mengetahui keadaan

Rumah KK

Agustus 2016

tempat penampungan air

dampingan

dan banyaknya tempat
penampungan air yang
tidak ditutup. Dilanjutkan
penyuluhan tentang
demam berdarah dan
penyakit lain akibat
lingkungan seperti itu,
pengecekan tekanan darah
11.

Minggu, 14

Mengidentifikasi masalah

Rumah KK

Agustus 2016

Bapak Sukerena terkait

dampingan

kesehatannya yang belum
membaik dan ingin
memeriksakan diri ke
dokter, maka dibuat
perjanjian untuk pergi

berobat ke puskesmas,
pengecekan tekanan darah
12.

Senin, 15

Mengantarkan Bapak

Puskesmas

2 orang

2 jam

4

Agustus 2016

SU\ukerena ke Puskesmas

Susut 1

RSUD Bangli

2 orang

8 jam

16

Berbincang-bincang

Rumah KK

3 orang

2 jam

6

tentang keadaan Bapak

dampingan

RSUD Bangli

2 orang

5 jam

10

2 orang

30

1

Susut 1 untuk mencari
surat rujukan ke RSUD
Bangli
13.

Selasa, 16

Mengantarkan Bapak

Agustus 2016

Sukerena ke RSUD Bangli
untuk berobat dan
pemeriksaan laboratorium

14.

Jumat, 19
Agustus 2016

Sukerena setelah mendapat
pengobatan dan
menjelaskan tentang
penyakit yang diderita oleh
beliau
15.

Selasa, 22

Mengantarkan Bapak

Agustus 2016

Sukerena ke RSUD Bangli
untuk kembali kontrol
berobat

16

Jumat, 25

Perpisahan dengan

Rumah KK

Agustus 2016

keluarga

dampingan

JUMLAH

menit
132 jam

BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN
KELUARGA
4.1 Waktu
Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dilakukan penulis selama masa kegiatan
KKN-PPM PPM Universitas Udayana yaitu dari tanggal 25 Juli 2016 hingga
tanggal 25 Agustus 2016. Penulis biasanya melakukan kunjungan sekitar pukul
11.00 untuk kunjungan pagi dan terkadang melakukan kunjungan di sore hari
sekitar pukul 16.00 ataupun pukul 17.00. Waktu kunjungan yang dilakukan penulis,
menyesuaikan dengan program-program lain dalam kegiatan KKN-PPM
Universitas Udayana. Dengan keterbatasan waktu tersebut, penulis tetap berusaha
untuk sesering mungkin mengunjungi keluarga yang didampingi.

4.2 Lokasi
Lokasi pelaksanaan kegiatan KK Dampingan berlangsung di Desa Selat. Untuk
kesempatan kali ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi keluarga
Bapak Sukerena yang bertempat tinggal di Banjar Selat Kaja Kauh, Desa Selat,
Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Pembagian KK Dampingan ini telah sesuai
dengan data dan arahan dari Kepala Desa dan kelian banjar dinas setempat.

4.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dilakukan selama satu bulan yaitu selama
berlangsungnya kegiatan KKN-PPM Universitas Udayana. Penulis sebagai peserta
kegiatan KKN-PPM diwajibkan untuk melakukan pendampingan terhadap KK
miskin dengan minimal kunjungan sebanyak 15 kali. Untuk kesempatan kali ini
penulis sebagai pendamping keluarga Sukerena telah melakukan kunjungan dan
penedekatan sebanyak 15 kali dalam tempo waktu satu bulan masa kegiatan KKNPPM Universitas Udayana..

4.4 Dampak, Hasil dan Kendala
Dampak yang diharapkan penulis atas solusi-solusi yang telah diberikan yaitu
penulis ingin memberikan suatu motivasi yang positif kepada keluarga Bapak
Sukerena untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi ke depannya. Perubahan
yang diharapkan meliputi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku.
Seluruh perubahan ini nantinya diharapkan akan dapat memperbaiki perilaku hidup
bersih dan sehat di lingkungan internal keluarga Bapak Sukerena khususnya dan
dapat mempengaruhi warga sekitar dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat demi terciptanya kualitas kesehatan masyarakat Desa Selat yang optimal.
Status kesehatan yang baik tentunya akan sangat mempengaruhi peningkatan
produktivitas masyarakat Desa Selat ke depannya.
Berdasarkan dampak yang diharapkan tersebut, hasil di lapangan yang
pendamping dapatkan setelah mendampingi Bapak Sukerena, memberikan
penyuluhan dan diskusi bersama, terlihat bahwa adanya peningkatan pengetahuan
dan kesadaran akan Bapak Sukerena terhadap berbagai permasalahan dan solusi
yang diberikan oleh pendamping. Bapak Sukerena dan istri menyadari akan
pentingnya mengimplementasikan solusi yang diberikan, walaupun dalam
mengimplementasikannya terutama dalam merubah perilaku dirasakan masih sulit
oleh Bapak Sukerena
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendampingan keluarga Bapak
Sukerena diantaranuya terjadi kesulitan dalam menyamakan persepsi akan
permasalahan dan merubah perilaku terkait dengan permasalahan yang melibatkan
perilaku. Hal lainnya tidak terdapat permasalahan yang berarti.
Melihat tanggapan dari keluarga Bapak Sukerena yang sangat positif mengenai
setiap solusi yang diberikan oleh penulis, penulis merasa sangat bersenang hati
karena Bapak Sukerena begitu antusias dalam menanggapi setiap saran dan
masukan yang diberikan kepadanya.. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
keluarga Bapak Sukerena inilah yang menjadi fokus perhatian utama penulis dalam
kegiatan KK Dampingan KKN-PPM Universitas Udayana tahun 2016 ini.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
KKN PPM Unud 2016 merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian
kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung,
terpadu, dan terintegrasi. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah program
Keluarga Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang
didampingi. Dari beberapa kali kunjungan yang dilakukan ke rumah Bapak Sukerena,
penulis sebagai pendamping dari keluarga Bapak Sukerena mengambil kesimpulan
seperti berikut ini :
1. Permasalahan utama yang ditemui yakni permasalahan kesehatan dalam
keluarga yakni keterbatasan Bapak Sukerena dalam mengakses fasilitas
kesehatan, kebiasaan istri mengkonsumsi kopi dengan jumlah banyak dan
anaknya yang setiap hari mengkonsumsi rokok.
2. Permasalahan perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang yakni sering
mandi hanya sekali sehari, kurangnya pengetahuan cuci tangan yang benar
dan kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak tinggi seperti daging babi.
3. Permasalahan tempat tinggal yang banyak penampungan air tidak tertutup
dan kotor yang merupakan tempat baik untuk berkembangbiaknya berbagai
penyakit.

5.2 Rekomendasi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dan dari kesimpulan yang dibuat,
penulis selaku pendamping keluarga Bapak Sukerena menilai bahwa kehidupan Bapak
Sukerena merupakan contoh kehidupan yang sederhana. Namun dengan kehidupannya
yang sederhana Bapak Sukerena selaku tulang punggung keluarga untuk istrinya selalu
berupaya untuk memenuhi setiap kebutuhan keluarganya dengan sekuat tenaga.
Melihat kehidupan Bapak Sukerena secara langsung, penulis sangat berharap agar

pihak-pihak dan instansi terkait dapat membantu meringankan permasalahan keluarga
Bapak Sukerena.
Dari segi kesehatan, diharapkan agar aparat Desa Selat melakukan kemudahan
dalam mengakses kesehatan. Pendamping juga berharap kader – kader posyandu dan
pihak puskesmas lebih rajin mengadakan kunjungan erat kaitannya dengan melihat
permasalahan PHBS yakni kebersihan diri dan lingkungan sehingga bisa bersama –
sama memberikan ajakan, saran dan motivasi kepada keluarga yang derajat
kesehatannya terbatas karena masalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan.
Terkait dengan lingkungan tempat tinggal, pendamping berharap pihak aparat
kesehatan lebih sering mengadakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk agar
tidak ada lagi rumah-rumah dengan tempat penampungan yang masih dijadikan sarang
nyamuk demam berdarah
Pendamping juga berharap Bapak Sukerena dapat mengaplikasikan segala bentuk
saran dan masukan yang diberikan terkait permasalahan yang ada dalam keluarga.
Selain itu penulis juga mengharapkan agar generasi selanjutnya dari kegiatan KKNPPM PPM Universitas Udayana maupun Universitas lainnya yang melanjutkan
pendampingan di keluarga Bapak Sukerena untuk tetap memperhatikan setiap
permasalahan yang pernah penulis bahas dalam laporan ini. Hendaknya pelaksanaan
kegiatan Keluarga Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN PPM ini mampu
dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara pada Keluarga Dampingan
bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas