Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Selat - Kecamatan Susut - Kabupaten Belat.

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN : SELAT

KECAMATAN : SUSUT

KABUPATEN/KOTA : BANGLI

NAMA MAHASISWA : ADYS APRILIA

FAK/PS : PENDIDIKAN DOKTER/ KEDOKTERAN

NIM : 1102005083

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA 2016


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmatnya penulisan laporan KK Dampingan ini dapat diselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya. Laporan KK Dampingan ini dibuat untuk memenuhi tugas laporan setelah dilakukan KKN PPM Universitas Udayana selama satu bulan yang bertempat di Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan KK Dampingan ini penulis masih banyak memiliki kekurangan sehingga sangat diharapkan saran-saran untuk perbaikan dalam proses belajar. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses pembuatan laporan ini.

Bangli, 27 Agustus 2016


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………... i

KATA PENGANTAR………... ii

DAFTAR ISI……….……… iii

LEMBAR PENGESAHAN……….……….…. iv

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan ... . 1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan……… 3

1.2.1 Pendapatan Keluarga ... . 3

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... . 3

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1 Permasalahan Keluarga ... . 6

2.1.1 Kesehatan Keluarga ... . 6

2.1.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... . 7

2.1.3 Lingkungan Tempat Tinggal ... . 8

2.2 Masalah Prioritas Keluarga ... . 8

2.2.1 Kesehatan Keluarga ... . 8

2.2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... . 8

2.2.3 Lingkungan Tempat Tinggal ... . 9

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Kegiatan ... . 10

3.1.1 Program Permasalahan Kesehatan Keluarga ... . 10

3.1.2 Permasalahan PHBS ... . 11

3.1.3 Solusi Permasalahan Lingkungan ... . 12

3.2 Jadwal Kegiatan ... . 12


(4)

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu Pelaksanaan Pendampingan Keluarga ... . 17

4.2 Lokasi Kegiatan Pendampingan Keluarga ... . 17

4.3 Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Keluarga ... . 17

4.4 Hasil Kegiatan Pendampingan Keluarga ... . 17

4.5 Kendala Kegiatan Pendampingan Keluarga ... . 18

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan……… 19

5.2 Rekomendasi……….. 19


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya:

Nama Mahasiswa : ADYS APRILIA

No. Mahasiswa : 1102005083

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan pendampingan keluarga saya selama berada di

lokasi KKN PPM XIII di Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

Selat, 27 Agustus 2016

Mengetahui/Menyetujui

Dosen Pembimbing Lapangan KK Dampingan

Drs. I Made Siaka, Msc (Hons) I Nengah Cidra NIP.

Mengetahui/Menyetujui

I Wayan Windu Ardana


(6)

(7)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Udayana merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Udayana di setiap desa yang telah ditentukan. Tujuan dari program ini adalah untuk mensinergikan pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat potensi yang dimiliki dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi baik secara monodisipliner maupun interdisipliner di masyarakat. Selain itu, KKN PPM diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat.

KKN PPM merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program inti dari KKN PPM Universitas Udayana adalah pendampingan keluarga pra sejahtera. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga dengan pemberdayaan keluarga yaitu menggali potensi yang dimiliki keluarga pra sejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Program KK Dampingan ini mewajibkan 1 orang mahasiswa mendampingi 1 keluarga pra sejahtera. Sasaran pendampingan keluarga ini adalah rumah tangga miskin atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra sejahtera (keluarga yang tertinggal) sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh keluarga tersebut dan mampu memberikan solusi atau motivasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Program KK Dampingan ini dilaksanakan pada beberapa keluarga pra sejahtera yang terdapat di setiap dusun (banjar) yang terletak di Desa Selat, Kabupaten Bangli, yaitu Selat Kaja Kauh, Selat Tengah, dan Selat Peken. Pada kesempatan KKN PPM Periode XIII Tahun 2016 ini, penulis mendapat


(8)

kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang berada di Banjar Selat Kaja Kauh. Keluarga tersebut adalah I Nengah Cidra sebagai Kepala Keluarga (KK).

Keluarga Bapak Nengah Cidra merupakan sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak. Sebagai kepala keluarga, Bapak Nengah Cidra memiliki seorang istri yang bernama Ni Ketut Lami, dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Artini sebagai anak pertama, Nyoman Arini sebagai anak kedua, dan Ketut Ariati sebagai anak ketiga. Ketiga anak dari pasangan ini telah berkeluarga dan tinggal terpisah. Bapak Nengah Cidra pernah mengenyam pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMP) dan istrinya Ni Nyoman Ani juga pernah mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar.

Keluarga Bapak Nengah Cidra menempati lahan kurang lebih seluas 6 are. Dalam satu song tersebut terdapat 3 KK, termasuk pak Cidra sendiri. Rumah beliau merupakan sebuah rumah kecil yang sangat sederhana hanya dengan 2 kamar tidur dengan dapur dan kamar mandi yang terpisah. Bapak Cidra merupakan seorang pensiunan kepala sekolah dan sampai saat ini masih aktif bekerja membantu istrinya yang bekerja sebagai petani. Untuk lebih jelasnya, identitas keluarga ini dijelaskan lebih lanjut dalam tabel berikut:

No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket 1. I Nengah

Cidra Kepala Keluarga 76 tahun SLTA/ Sederajat

Pensiunan -

2. Ni Ketut Lami

Istri 70 tahun

SD/ Sederajat

Petani -

Bapak I Nengah Cidra hanya tinggal bersama istrinya di banjar Selat Kaja Kauh, desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Keluarga ini


(9)

menempati areal tanah dengan luas kira-kira 6 are, dimana dalam wilayah tersebut terdapat satu song yang terdiri dari 6 bangunan dengan dapur dan kamar mandi terpisah. Dalam satu song tersebut terdapat 3 kepala keluarga, yaitu pak I Nengah Cidra, bu Mindring dan pak Sukrana. Dapur dan kamar mandi untuk ketiga keluarga menjadi satu.

Rumah Bapak I Nengah Cidra sendiri berukuran 4x6 meter yang terdiri dari 2 kamar dan teras yang berfungsi sebagai ruang tamu dengan dinding batako, lantai keramik dan atap genteng. Rumah telah dilengkapi dengan jendela sebagai ventilasi dengan lampu sebagai penerangan, yaitu bohlam 15 watt, sehingga ruangan terasa sedikit gelap. Masing- masing kamar terdapat 1 kasur dan 1 lemari, dimana masing-masing ditempati oleh pak Cidra dan istrinya. Ruangan tersebut terlihat sempit dengan berbagai barang yang berserakan dan terasa lembab karena jendela yang jarang terbuka. Terdapat 1 televisi di dalam kamar pak Cidra. Di depan bangunan tersebut terdapat bale bengong terbuat dari kayu yang dipergunakan untuk menyimpan peralatan sembahyang. Untuk kamar mandi, kamar mandi pak Nengah Cidra tergolong sedikit kotor dan kurang terawat. Untuk kegiatan memasak, keluarga pak cidra telah menggunakan kompor gas.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga Bapak I Nengah Cidra termasuk keluarga dengan ekonomi cukup untuk menghidupi dirinya dan istrinya. Sumber pendapatan keluarga ini berasal dari profesi Bapak I Nengah Cidra dan Ibu Ni Ketut Lami sebagai pensiunan dan petani.

Bu Lami bekerja sebagai petani setiap harinya, beliau bekerja dari pukul 13.00 wita hingga 17.00 wita. Sebagai petani, bu Lami menanami sawahnya dengan padi, kedelai atau jagung. Yang hasilnya nanti akan dikonsumsi sendiri. Sedangkan pak Cidra sendiri memiliki pensiunan sebagai kepala sekolah yaitu Rp.1.300.000 tiap bulannya. Menurut beliau


(10)

penghasilan sehari – hari tergolong cukup untuk menghidupi dirinya dan istrinya, dikarenakan anak beliau sudah bekerja dan bekeluarga serta mampu menghidupi keluarganya sendiri.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan sehari-hari

Untuk keperluan sembako dan kebutuhan sehari-hari selama 1 bulan keluarga Bapak Cidra mengeluarkan biaya kurang lebih sebesar Rp 600.000,00. Selain biaya keperluan sembako dan kebutuhan sehari-hari lainnya, Bapak Cidra mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanannya, seperti listrik kurang lebih sebesar Rp 85.000,00 dan Rp 80.000,00 untuk air bersih yang dimana sumber air bersih tersebut adalah di PDAM. Dan dikatakan bahwa air mengalir lancar setiap 2 hari sekali.

b. Kesehatan

Pengeluaran untuk kesehatan merupakan suatu hal yang bersifat insidental karena kondisi sakit setiap orang tidak dapat diprediksi secara pasti dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, makanan, dan lain-lain sehingga untuk biaya kesehatan tidak dapat diprediksi pengeluarannya. Bapak Nengah Cidra mengaku tidak memiliki tabungan khusus untuk biaya kesehatan. Biasanya, jika terdapat anggota keluarga yang sakit, Bapak I Nengah Cidra mengantarkannya berobat ke Puskesmas Pembantu (Pustu) yang terletak di Banjar Selat peken. Kesehatan keluarga Bapak Cidra terbilang masih kurang. Bapak Nengah Cidra dan istrinya memiliki hipertensi, asam urat dan rematik. Bahkan dikatakan bahwa pak Cidra sempat mengalami stroke sekitar 2-3 tahun yang lalu dan sempat dirawat inap di RS Gianyar. Namun pak Cidra mengatakan bahwa


(11)

dirinya dan istrinya jarang memeriksakan kesehatannya ke puskesmas dan hanya mengonsumsi obat herbal untuk pengobatannya.

c. Sosial

Masyarakat Bali dikenal memiliki ikatan sosial yang cukup erat antara warga yang satu dengan warga yang lain sehingga apa pun yang diperlukan oleh banjar/desa harus turut serta membantu baik berupa tenaga maupun materi. Begitu pula dengan keluarga Bapak Cidra, apabila terdapat warga yang memiliki hajatan, pak Cidra dan istrinya masih termasuk aktif untuk turut berpartisipasi.

Keluarga Bapak Cidra tidak menganggarkan secara khusus keperluan-keperluan sosial yang diperlukan seperti iuran banjar, uang duka yang ditujukan untuk warga yang sakit, mengalami kematian ataupun ngaben maupun uang untuk hadiah atau sumbangan untuk warga yang memiliki hajatan atau acara pernikahan. Biasanya apabila terdapat hajatan maka keluarga tersebut turut memberikan sumbangsih dengan datang membawa beras, jajan, gula, dupa maupun mie. Untuk sekali hajatan terkadang keluarga tersebut menghabiskan hingga Rp. 50.0000,00 namun hal ini tidak dapat diprediksi karena bersifat tidak rutin dan dadakan.

d. Kerohanian

Daerah Bali selain terkenal dengan ikatan sosial yang cukup erat antara warga yang satu dengan warga yang lainnya, juga terkenal dengan upacaranya karena setiap saat pasti ada upacara keagamaan yang dilakukan bagi warga yang beragama Hindu. Sebagai orang yang taat beragama dan patuh terhadap adat istiadat maka keluarga Bapak Cidra juga mengeluarkan biaya untuk upacara-upacara keagamaaan. Apabila terdapat hari raya keagamaan yang besar seperti hari raya Galungan dan Kuningan serta upacara Piodalan di pura tertentu,


(12)

keluarga ini biasanya mengeluarkan biaya sekitar Rp 300.000,00 karena cukup banyak banten yang harus dibuat dan bahan-bahan untuk membuat banten tidak murah, disamping itu untuk membuat banten keluarga ini harus membeli semua bahan-bahannya seperti janur dan buah pisang. Selain itu pada saat Galungan juga biasanya membeli daging babi untuk bahan upacara. Biasanya saat Galungan dan Kuningan harga barang akan melonjak naik sehingga pengeluaran pun menjadi meningkat.


(13)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Program kegiatan KK Dampingan bertujuan agar mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh

keluarga tersebut dan bertindak sebagai motivator dan problem solver

sehingga dapat memberikan solusi serta motivasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan. Penulis menggunakan metode pendekatan secara kekeluargaan dengan bapak Nengah Cidra sebagai kepala keluarga dan Ibu Ni Ketut Lami sebagai istri. Pendekatan dilakukan melalui perbincangan tentang berbagai hal dengan bapak Cidra dan istrinya, berdiskusi, mensosialisasikan program KKN, berkenalan dengan seluruh keluarga Bapak Nengah Cidra serta melihat-lihat keadaan tempat tinggal keluarga ini. Masalah yang dihadapi oleh keluarga Nengah Cidra sesuai dengan hasil yang diperoleh melalui wawancara dengan KK Dampingan yaitu:

2.1.1 Kesehatan Keluarga

Secara umum, Bapak Cidra memiliki permasalahan yang cukup kompleks dalam bidang kesehatan. Dari beberapa kunjungan yang telah dilakukan, diketahui bahwa pak Cidra memiliki riwayat stroke sekitar 2-3 tahun yang lalu, serta memiliki riwayat hipertensi disertai asam urat dan rematik. Hal ini juga diperkuat oleh hasil skrining pengukuran tekanan darah yang dilakukan selama kunjungan. Didapatkan bahwa tekanan darah pak Cidra selalu di atas normal. Beliau mengatakan memang sudah lama memiliki hipertensi namun tidak pernah berobat, hingga akhirnya mengalami stroke 2-3 tahun yang lalu. Dikatakan bahwa saat itu, beliau tiba- tiba mengalami lemah pada separuh tubuh bagian kanan dan dilarikan ke RS Gianyar. Beliau dirawat


(14)

inap hingga beberapa minggu dan mendapatkan pengobatan. Hingga saat ini, Pak Cidra masih mengalami lemah di bagian tubuh kanannya namun sudah bisa untuk bekerja secara aktif. Selain itu, pak Cidra juga mengalami kesemutan di bagian kaki terutama setelah bekerja. Dikatakan bahwa keluhan kesemutan ini bisa dirasakan 10 hingga 15 menit hingga mengganggu aktivitas pak Cidra sehari- hari. Kondisi ini diperburuk dengan kebiasaan pak Cidra yang suka mengonsumsi kopi 2-3 kali dalam sehari.

Tidak jauh berbeda dengan pak Cidra, bu Ketut Lami juga memiliki hipertensi. Dari hasil skrining pengukuran tekanan darah didapatkan bahwa tekanan darah bu Ketut Lami selalu di atas normal. Sama hal nya dengan pak Cidra, bu Ketut Lami juga suka mengonsumsi kopi 2-3 kali dalam sehari serta makanan yang mengandung garam dan daging seperti daging babi. Keluhan lain seperti sesak, sakit kepala, dan lainnya disangkal.

Namun, meskipun pak Cidra dan istrinya telah mengetahui mengenai penyakitnya, beliau tidak pernah memeriksakan kesehatannya secara rutin ke puskesmas dan hanya mengonsumsi obat herbal saja.

2.1.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Beberapa aspek penerepan hidup bersih dan sehat dalam keluarga Bapak Cidra telah dilaksanakan, namun ada yang beberapa belum terlaksana dikarenakan kurangnya sumber daya dan pengetahuan. Kesadaran untuk BAB dan BAK pada WC sudah baik pada keluarga Bapak Cidra, demikian juga dengan WC yang digunakan. Frekuensi mandi pak Cidra adalah 2 kali dalam sehari. Namun, kesadaran untuk menjaga kebersihan diri pada Bapak Cidra masih tergolong kurang. Pak Cidra jarang mengganti bajunya. Biasanya beliau akan mengganti bajunya setelah beberapa hari. Alasan yang dipergunakan karena beliau sibuk dan malas untuk mengganti saja. Penggunaan alas kaki juga sangat jarang ketika berada di halaman rumah dan keluar dari kamar.. Alas kaki hanya dipergunakan ketika sedang bekerja dan keluar rumah. Perilaku mencuci tangan juga tidak dilaksanakan pada momen


(15)

yang seharusnya dilaksanakan, terlebih aktivitas makan dilakukan dengan tangan tanpa sendok. Seringkali sepulang kerja, beliau langsung menuju dapur dan makan jajan tanpa cuci tangan ataupun makan nasi dengan mencuci tangan namun tanpa sabun. Mandi pun beliau masih sering tidak menggunakan sabun.

Ibu Ketut juga memiliki permasalahan kebersihan diri yang kurang lebih sama diantaranya frekuensi ganti baju yang kurang. Kesadaran mencuci tangan sudah lebih baik dari Bapak Cidra, walaupun terkadang tidak menggunakan sabun. Selain itu, bu Lami masih sering meludah sembarangan.

Makanan yang dikonsumsi oleh Bapak Cidra sehari-hari tidak dapat dikatakan bergizi. Pak Cidra dan istrinya biasanya makan 3 kali dalam sehari. Walaupun dalam sehari makanan pokok dan lauk pauk sudah cukup bervariasi, namun makanan yang dikonsumsi tidak baik untuk dikonsumsi oleh pak Cidra mengingat beliau dan istrinya memiliki permasalahan kesehatan. Pak Cidra dan istrinya masih sering mengonsumsi garam, jeroan dan daging babi.

Aktivitas fisik yang dilakukan Bapak Cidra dan bu Lami sudah tergolong baik.

2.1.3 Lingkungan Tempat Tinggal

Bapak Cidra dan Ibu Lami tinggal dalam kamar yang berbeda dengan ventilasi kurang dan jendela yang jarang dibuka. Keadaan rumah cukup berdebu dan berantakan , namun pada beberapa tempat sudah ditumbuhi oleh tanaman bunga yang terawat. Kamar mandi juga nampak kotor kurang terawat. Pada halaman rumah memelihara dan 2 ekor anjing yang dilepas. Terkadang banyak anjing liar yang ada pada halaman rumah Bapak Cidra.

2.2 Masalah Prioritas


(16)

Pengabaian penyakit yang diderita oleh pak Cidra dan ibu Lami. Walaupun istri dari KK telah mengetahui menderita penyakit hipertensi, asam urat dan rematik namun pak Cidra tidak memeriksakan kesehatan secara rutin dan terkadang masih belum dapat menjaga pola makannya. Beliau masih sering mengonsumsi garam dan jeroan. Kelemahan pada tubuh bagian kanan serta kesemutan yang dirasakan pak Cidra juga membuat beliau membatasi aktivitas. Tidak jauh berbeda dengan pak Cidra, bu Lami juga cenderung mengabaikan kesehatan dirinya dengan tidak berperilaku hidup sehat dan cenderung berpendapat bahwa dirinya sehat selalu sepanjang tidak ada keluhan dan melakukan segala aktivitas dengan bebas.

2.2.2 Permasalahan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat

Terdapat beberapa permasalahan prilaku yang tidak sesuai dengan poin-poin PHBS, misalnya Bapak Cidra yang jarang mengganti baju, tidak menggunakan alas kaki, jarang mencuci tangan, serta meludah di sembarang tempat. Bapak Cidra dan istrinya belum memahami dan menyadari bahwa dengan perubahan prilaku sesuai dengan poin-poin PHBS dapat meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarganya. Tidak adanya anggota keluarga lain yang mendampingi juga menjadi salah satu faktor yang menyulitkan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat. Perlu dilakukan suatu upaya secara perlahan-lahan untuk mengubah perilaku-perilaku tersebut.

2.2.3 Lingkungan Tempat Tinggal

Sirkulasi udara yang terasa pengap dan lembab menjadi salah satu permasalahan yang perlu diprioritaskan. Hal ini disebabkan kurangnya ventilasi yang terbuka dan kurangnya cahaya matahari yang masuk. Keadaan rumah yang berdebu dan berantakan juga perlu mendapat perhatian. Kamar mandi juga nampak kotor kurang terawat. Keadaan ini bisa menimbulkan terganggunya kondisi kesehatan pak Cidra dan istrinya. Ditambah lagi dengan umur beliau yang sudah tua akan membuat rentan kondisi kesehatan mereka.


(17)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Kegiatan

Dari permasalahan yang telah dipaparkan, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan penulis selama kegiatan KK Dampingan KKN-PPM. Kegiatan yang dilakukan penulis tersebut terdiri dari:

a. Memberikan saran agar Bapak Cidra dan bu Lami tidak menyepelekan kesehatan diri terutama di usia lanjut dengan tetap menjaga pola hidup sehat. Memberikan konseling, informasi dan edukasi terhadap keduanya terhadap penyakit yang dideritanya. Melakukan monitoring terhadap kesehatan beliau dan menyarankan beliau untuk kontrol ke puskesmas terutama terhadap tekanan darahnya.

b. Memberikan saran tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dalam menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga Bapak Cidra, seperti mandi 2 kali sehari, sering mengganti pakaian terutama bila telah kotor, mandi dengan sabun, cuci tangan dengan sabun, memakan makanan dengan gizi seimbang, dan melakukan aktivitas fisik yang ringan dan berkelanjutan.

c. Penyuluhan mengenai lingkungan tempat tinggal yang sehat, yaitu lingkungan tempat tinggal yang dilengkapi dengan ventilasi yang cukup akan membuat sirkulasi udara yang baik. Lingkungan tempat tinggal yang baik dan bersih akan menghindarkan dari bakteri dan secara tidak langsung akan membantu meningkatkan kondisi kesehatan.

Berikut penjelasan secara ringkas program yang dilaksanakan :: 3.1.1 Program Permasalahan Kesehatan Keluarga

Permasalahan kesehatan yang dialami oleh Bapak Cidra dan Ibu Lami diperberat dengan kurangnya kesadaran akan diet sesuai dengan penyakit yang diderita serta tidak adanya motivasi untuk memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan terdekat sehingga menambah berat keluhan. Pendamping menggali perspektif pasien tentang penyakit yang diderita, dan kesulitan yang beliau alami dalam menjaga pola makan serta perilaku sesuai dengan penyakit yang diderita.


(18)

Setelah mendapatkan penjelasan dari bapak Cidra dan ibu Lami, pendamping memberikan solusi berupa pemberian penjelasan ulang yang lebih mudah dipahami kepada bapak Cidra dan ibu lami terkait permasalahan kesehatan yang dideritanya, hal – hal yang berkontribusi dalam memperberat gejala, pentingnya komitmen dalam menghindari pantangan – pantangan serta komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis. Memberikan penjelasan secara persuasif kepada Ibu Cidra.

Mengenai keluhan kesemutan pada kaki, dapat diberikan solusi berupa pengurangan aktivitas berat yang membebani lutut, misalnya mengangkat barang berat dan berjalan kaki jarak jauh. Akan tetapi, harus dilakukan olahraga atau aktivitas fisik ringan sesuai dengan kemampuan. Jika dirasakan keluhan lagi seperti nyeri dan bengkak, disarankan untuk memberikan balsam hangat atau kompres dengan air hangat pada lutut untuk meringankan nyeri sementara, kemudian segera dibawa ke Puskesmas.

Selain itu dengan memberikan penjelasan tentang diet yang sesuai dengan penyakit yang diderita juga menjadi salah satu solusi yang diberikan. Dalam kasus ini, karena pak Cidra dan bu Lami memiliki penyakit hipoertensi, asam urat dan rematik, maka disarankan untuk mengurangi makanan yang mengandung garam dan rendah purin serta mengurangi konsumsi kopi.

Di samping itu dengan memberikan saran dan penjelasan yang persuasif, bahwa kesehatan terutama pada usia tua sudah mengalami penurunan dikarenakan proses penuaan hingga perlu melaksanakan perilaku hidup sehat dan skrining kesehatan dengan cara rajin memeriksakan diri ke posyandu lansia atau puskesmas keliling yang sering dilaksanakan.

Dan mengantarkan pak Cidra ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatan telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran pak Cidra dan suaminya terhadap kesehatan. Dengan mendapatkan pengobatan terhadap penyakit yang diderita serta nasihat secara langsung dari dokter diharapkan dapat diterapkan pengobatan secara berkelanjutan untuk berikutnya.


(19)

Saran lain yang diberikan ke keluarga adalah agar tetap memperpanjang jaminan kesehatan yang dimiliki yaitu JKBM agar keluarga tidak perlu susah memikirkan mengenai biaya yang perlu dikeluarkan jika ada anggota keluarga yang sakit.

3.1.2 Permasalahan PHBS

Beberapa permasalahan prilaku pada Bapak Cidra dan ibu Lami yaitu jarang mengganti baju, tidak menggunakan alas kaki, jarang mencuci tangan, serta meludah di sembarang tempat.

Pendamping memberikan penjelasan kepada Bapak Cidra, terkait dengan pentingnya menjaga kebersihan tubuh yakni mengganti baju minimal setiap hari dan mandi menggunakan sabun serta mencuci pakaian dengan menggunakan detergen.. Karena kebersihan tubuh merupakan salah satu hal untuk pencegahan penyakit utamanya penyakit infeksi. Karena tubuh yang kotor merupakan jendela yang baik bagi tempat pertumbuhan kuman yang bermanifestasi pada berbagai penyakit. Penjelasan tentang cuci tangan menggunakan sabun sehabis bekerja, sebelum makan juga dan setelah BAK dan BAB perlu diberikan dan didemonstrasikan pada seluruh anggota keluarga. Penjelasan tentang penggunaan alas kaki juga sangat penting untuk mencegah terjadinya trauma ataupun timbulnya penyakit infeksi lainnya.

3.1.3 Solusi Permasalahan Lingkungan

Beberapa permasalahan lingkungan yang penulis temukan pada Bapak Cidra yaitu kamar tidur dengan ventilasi dan penerangan yang kurang dan kamar mandi yang tampak kurang terawat. Saran yang diberikan adalah agar Bapak Cidra membersihkan kamar tidur dan kamar mandi agar lebih layak. Layak yang penulis maksud adalah memiliki sistem sirkulasi yang baik, penerangan yang cukup. Mengingat Bapak Cidra dan Ibu Lami adalah lansia yang memiliki daya tahan tubuh yang tidak lagi prima sebagaimana layaknya orang yang berusia muda sehingga diperlukan lingkungan yang baik demi menunjang kesehatan. Selama


(20)

kunjungan ke rumah Bapak Cidra, penulis sudah memberikan edukasi mengenai kemungkinan dampak yang ditimbulkan bila lingkungan tempat tinggal masih kotor dengan ventilasi yang kurang. Keluarga Bapak Cidra pun saat ini sudah cukup mengerti dan mau bekerja sama dalam membenahi tempat tinggal Bapak ke depannya.

3.2 Jadwal Kegiatan

3.2.1 Agenda Kegiatan

Adapun agenda kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Selat. Untuk jadwal kunjungan ke keluarga dampingan minimal 2 hari sekali atau minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun mengenai jadwal kegiatan pendampingan keluarga tersebut secara rinci dapat dilihat pada tabel pelaksanaan kegiatan.


(21)

No. Hari/Tanggal Kegiatan Tempat Peserta Jam

Volume JKEM

1. Senin, 25 Juli 2016

Koordinasi dengan Kepala Desa/ Sekretaris desa Selat untuk konsultasi keluarga yang dipilih sebagai KK Dampingan.

Kantor Desa Selat

18

orang 2 jam 36

2. Rabu, 27 Juli 2016

Survey lokasi rumah KK Dampingan ditemani Klian banjar Selat Kaja Kauh

Rumah KK Dampingan di Selat Kaja Kauh

6 orang 2 jam 12

3. Kamis, 28 Juli 2016

Berkenalan dengan

keluarga KK Dampingan dan menyatakan tujuan

Rumah KK

Dampingan 2 orang 1 jam 2 jam

4. Minggu, 30

Juli 2016

Berbincang-bincang

dengan keluarga Bapak I

Nengah Cidra dan

membicarakan

masalah-masalah yang dihadapi

Rumah KK

dampingan 2 orang 2 jam 4 jam

5. Senin, 1

Agustus 2016

Mengantarkan pak Cidra

untuk memeriksakan

kesehatan ke puskesmas Susut 1

Rumah KK

dampingan 1 orang 2 jam 2 jam

6. Selasa, 2 Kunjungan ke KK

dampingan untuk Rumah KK


(22)

Agustus 2016 mengikuti kegiatan bapak Cidra

dampingan

7. Rabu, 3

Agustus 2016

Kunjungan ke KK

dampingan untuk

mengikuti kegiatan ibu Lami

Rumah KK

dampingan 1 orang 2 jam 2 jam

8. Jum’at, 5

Agustus 2016

Meminta data keluarga dan identitas masing-masing anggota keluarga

Rumah KK dampingan

2 orang 2 jam 4 jam

9. Minggu, 7

Agustus 2016

Mengidentifikasi

permasalahan sekaligus pemberian informasi dan edukasi terhadap keluarga bapak I Nengah Cidra terkait dengan penyakit

yang diderita.

pemeriksaan tekanan darah

Rumah KK

dampingan 2 orang 1 jam 2 jam

10. Senin, 8

Agustus 2016

Melakukan skrining

tekanan darah terhadap keluarga bapak Cidra

Rumah KK

dampingan 2 orang 2 jam 4 jam

11. Selasa, 9

Agustus 2016

Pemberian konseling dan

informasi terhadap

keluarga bapak Cidra

terhadap penyakit yang diderita, identifikasi masalah

Rumah KK


(23)

12. Kamis, 11 Agustus 2016

Konseling keluarga Bapak Cidra terkait dengan diet

yang sesuai dengan

penyakit yang dimiliki, sekaligus pemberian saran dan informasi terkait bahaya penyakit hipertensi.

Pemeriksaan tekanan

darah.

Rumah KK

dampingan 2 orang 2 jam 4 jam

13. Jum’at, 12

Agustus 2016

Diskusi terkait dengan permasalahan kebutuhan gizi dan pemberian saran terkait dengan hal tersebut.

Rumah KK

dampingan 2 orang 2 jam 4 jam

14. Minggu, 14

Agustus 2016

Diskusi tentang perilaku hidup bersih dan sehat,

penjelasan tentang

menjaga kebersihan diri dan lingkungan, pemberian informasi tentang cuci

tangan yang benar.

Pemeriksaan tekanan darah

Rumah KK

dampingan 2 orang 2 jam 4 jam

15. Senin, 15

Agustus 2016

Berbincang-bincang

dengan ibu Lami (ramah

tamah) mengenai

penciptaan kondisi

lingkungan yang baik dan sehat, terutama mengenai ventilasi dan penerangan yang cukup. Pemeriksaan

Rumah KK


(24)

tekanan darah.

16. Rabu, 17

Agustus 2016

Membantu mengerjakan

pekerjaan rumah Ibu Lami. Pemeriksaan tekanan darah

Rumah KK

dampingan 1 orang 1 jam 1 jam

17. Kamis, 18

Agustus 2016

Ramah tamah dan diskusi

terkait permasalahan

pembiayaan kesehatan dan pengeluaran sehari – hari. Pemeriksaan tekanan darah

Rumah KK

dampingan 2 orang 2 jam 4 jam

18. Jum’at, 19

Agustus 2016

Mengantarkan pak Cidra

untuk memeriksakan

kesehatan ke puskesmas Susut 1

Puskesmas 1 orang 2 jam 2 jam

19. Senin, 22

Agustus 2016

Berbincang-bincang

dengan keluarga pak Cidra

disertai konseling

kesehatan. Pemeriksaan tekanan darah

Rumah KK

dampingan 2 orang 1 jam 2 jam

20. Selasa, 23

Agustus 2016

Berbincang-bincang

dengan keluarga pak Cidra

disertai konseling

kesehatan dan edukasi

PHBS. Pemeriksaan

tekanan darah

Rumah KK

dampingan 2 orang 2 jam 4 jam

21. Rabu, 24

Agustus 2016

Ramah tamah dengan

keluarga Bapak Cidra

Rumah KK


(25)

22. Kanis, 26 Agustus 2016

Berbincang-bincang

dengan keluarga pak Cidra

disertai konseling

kesehatan dan edukasi

PHBS. Pemeriksaan

tekanan darah

Rumah KK

dampingan 2 orang 2 jam 4 jam

23 Sabtu, 27

Agustus 2016

Perpisahan Rumah KK

dampingan 2 orang 2 jam 4 jam


(26)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu Pelaksanaan Pendampingan Keluarga

Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama 1 bulan adalah sebanyak 23 kali dengan total waktu kunjungan selama 109 jam.

4.2 Lokasi Kegiatan Pendampingan Keluarga

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Banjar Selat Kaja Kauh, Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

4.3 Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Keluarga

Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh masing-masing mahasiswa KKN PPM periode XIII Tahun 2016 di Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman

keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan

perbincangan-perbincangan bersama keluarga yang didampingi untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam mengungkapkan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 23 kali selama 1 bulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 2 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 109 jam.


(27)

Dampak yang diharapkan penulis atas solusi-solusi yang telah diberikan yaitu penulis ingin memberikan suatu motivasi yang positif kepada keluarga Bapak Cidra untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi ke depannya. Perubahan yang diharapkan meliputi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku. Seluruh perubahan ini nantinya diharapkan akan dapat memperbaiki perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan internal keluarga Bapak Cidra khususnya dan dapat mempengaruhi warga sekitar dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat demi terciptanya kualitas kesehatan masyarakat Desa Selat Kaja Kauh yang optimal. Status kesehatan yang baik tentunya akan sangat mempengaruhi peningkatan produktivitas masyarakat Desa Selat ke depannya.

Dari program yang sudah dilaksanakan, yaitu berupa diskusi dan penyuluhan yang diberikan selama kunjungan, pak Cidra beserta istri mulai menyadari akan pentingnya kesehatan serta manfaat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari- hari. Walaupun hasil dari segi program belum optimal karena memerlukan waktu untuk mengetahui hasil tersebut tetapi yang dapat dilaporkan pada saat ini adalah hasil dari program yang diprioritaskan adalah semua program yang telah dirancang dapat diterima dengan baik dan mendapat perhatian yang sangat positif dari keluarga Bapak I Nengah Cidra.

4.5 Kendala Kegiatan Pendampingan Keluarga

Kendala dalam pelaksanaan program KK Dampingan ini adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu yang dimiliki. Pendanaan mahasiswa yang masih bergantung dari orang tua menyebabkan mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk diskusi, saran, serta motivasi dalam menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut. Mahasiswa juga harus mampu membagi waktu antara program KKN PPM yang lainnya dengan program KK Dampingan. Selain itu


(28)

kendala bahasa juga ikut menghambat dalam menyamakan persepsi yang diharapkan.

Namun terlepas dari itu semua, pak Cidra beserta istri sudah mampu mengimplementasikan solusi yang telah diberikan mahasiswa. Hal ini telah menunjukkan respons positif dari keluarga dampingan. Melihat respon yang positif ini, penulis yakin bahwa keluarga Bapak Cidra akan dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup keluarganya. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat keluarga Bapak Cidra inilah yang menjadi fokus perhatian.


(29)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

KKN PPM Unud 2016 merupakan salah satu bentuk perwujudan

pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan

masyarakat secara langsung, terpadu, dan terintegrasi. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah program Keluarga Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi. Dari beberapa kali kunjungan yang dilakukan ke rumah maupun Cidra, penulis sebagai pendamping dari keluarga Bapak Cidra mengambil kesimpulan seperti berikut ini :

1. Permasalahan utama yang ditemui yakni permasalahan kesehatan dalam keluarga yakni kurangnya kesadaran dalam menjaga kesehatan, berperilaku hidup bersih dan sehat. Tidak adanya motivasi untuk memeriksakan kesehatan secara berkala ke pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas pembantu merupakan permasalahan yang dialami dalam kasus ini. Di samping itu permasalahan lainnya dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti halnya mandi, gosok gigi, cuci tangan, menggunakan alas kaki, makan makanan yang bergizi, perlu diberi perhatian secara serius.

2. Permasalahan mengenai tempat tinggal yang kurang layak dikarenakan kurangnya ventilasi dan penerangan, serta penataan barang yang kurang rapi menyebabkan sirkulasi yang kurang baik, lembab, gelap serta sempit perlu dicarikan solusi lebih lanjut.


(30)

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak I Nengah Cidra, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain :

1. Hendaknya pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dalam rangkaian kegiatan

KKN PPM ini mampu dilakukan secara berkelanjutan oleh pihak KK bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas. 2. Diharapkan kepedulian dan keterlibatan pemerintah dan instansi terkait

untuk menangani permasalahan yang dihadapi oleh keluarga pak Cidra. Terutama mengenai permasalahan kesehatan, misalnya Puskesmas pembantu bisa memberikan perhatian lebih dan melakukan kunjungan langsung ke rumah untu lebih memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga seperti pak Cidra dikarenakan terbatasnya transportasi dan akomodasi.

3. Keluarga Bapak I Nengah Cidra diharapkan mampu mengaplikasikan

solusi-solusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik di masa mendatang, terutama dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan rumah dan kehidupan sehari-hari.


(31)

LAMPIRAN


(32)

(1)

Dampak yang diharapkan penulis atas solusi-solusi yang telah diberikan yaitu penulis ingin memberikan suatu motivasi yang positif kepada keluarga Bapak Cidra untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi ke depannya. Perubahan yang diharapkan meliputi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku. Seluruh perubahan ini nantinya diharapkan akan dapat memperbaiki perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan internal keluarga Bapak Cidra khususnya dan dapat mempengaruhi warga sekitar dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat demi terciptanya kualitas kesehatan masyarakat Desa Selat Kaja Kauh yang optimal. Status kesehatan yang baik tentunya akan sangat mempengaruhi peningkatan produktivitas masyarakat Desa Selat ke depannya.

Dari program yang sudah dilaksanakan, yaitu berupa diskusi dan penyuluhan yang diberikan selama kunjungan, pak Cidra beserta istri mulai menyadari akan pentingnya kesehatan serta manfaat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari- hari. Walaupun hasil dari segi program belum optimal karena memerlukan waktu untuk mengetahui hasil tersebut tetapi yang dapat dilaporkan pada saat ini adalah hasil dari program yang diprioritaskan adalah semua program yang telah dirancang dapat diterima dengan baik dan mendapat perhatian yang sangat positif dari keluarga Bapak I Nengah Cidra.

4.5 Kendala Kegiatan Pendampingan Keluarga

Kendala dalam pelaksanaan program KK Dampingan ini adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu yang dimiliki. Pendanaan mahasiswa yang masih bergantung dari orang tua menyebabkan mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk diskusi, saran, serta motivasi dalam menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut. Mahasiswa juga harus mampu membagi waktu antara program KKN PPM yang lainnya dengan program KK Dampingan. Selain itu


(2)

kendala bahasa juga ikut menghambat dalam menyamakan persepsi yang diharapkan.

Namun terlepas dari itu semua, pak Cidra beserta istri sudah mampu mengimplementasikan solusi yang telah diberikan mahasiswa. Hal ini telah menunjukkan respons positif dari keluarga dampingan. Melihat respon yang positif ini, penulis yakin bahwa keluarga Bapak Cidra akan dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup keluarganya. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat keluarga Bapak Cidra inilah yang menjadi fokus perhatian.


(3)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

KKN PPM Unud 2016 merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung, terpadu, dan terintegrasi. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah program Keluarga Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi. Dari beberapa kali kunjungan yang dilakukan ke rumah maupun Cidra, penulis sebagai pendamping dari keluarga Bapak Cidra mengambil kesimpulan seperti berikut ini :

1. Permasalahan utama yang ditemui yakni permasalahan kesehatan dalam keluarga yakni kurangnya kesadaran dalam menjaga kesehatan, berperilaku hidup bersih dan sehat. Tidak adanya motivasi untuk memeriksakan kesehatan secara berkala ke pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas pembantu merupakan permasalahan yang dialami dalam kasus ini. Di samping itu permasalahan lainnya dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti halnya mandi, gosok gigi, cuci tangan, menggunakan alas kaki, makan makanan yang bergizi, perlu diberi perhatian secara serius.

2. Permasalahan mengenai tempat tinggal yang kurang layak dikarenakan kurangnya ventilasi dan penerangan, serta penataan barang yang kurang rapi menyebabkan sirkulasi yang kurang baik, lembab, gelap serta sempit perlu dicarikan solusi lebih lanjut.


(4)

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak I Nengah Cidra, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain :

1. Hendaknya pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN PPM ini mampu dilakukan secara berkelanjutan oleh pihak KK bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas. 2. Diharapkan kepedulian dan keterlibatan pemerintah dan instansi terkait

untuk menangani permasalahan yang dihadapi oleh keluarga pak Cidra. Terutama mengenai permasalahan kesehatan, misalnya Puskesmas pembantu bisa memberikan perhatian lebih dan melakukan kunjungan langsung ke rumah untu lebih memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga seperti pak Cidra dikarenakan terbatasnya transportasi dan akomodasi.

3. Keluarga Bapak I Nengah Cidra diharapkan mampu mengaplikasikan solusi-solusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik di masa mendatang, terutama dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan rumah dan kehidupan sehari-hari.


(5)

LAMPIRAN


(6)