Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating T2 932010901 BAB I

(1)

- 1 -

1.1 Latar Belakang

Alokasi anggaran pemerintah antar sektor merupakan indikator keberpihakan pemerintah dalam memacu pertumbuhan sektor tersebut. Pada awal pembangunan, perhatian pemerintah sebagian

besar diarahkan untuk pembangunan sektor

pertanian, terutama dalam mencapai swasembada pangan (Hendri, 2008). Untuk itu, berbagai program dilaksanakan dalam rangka mendorong produksi pertanian terutama tanaman pangan, mulai dari subsidi input dan output, subsidi kredit, kelembagaan sampai pada investasi pemerintah untuk pembangunan infrastruktur seperti saluran irigasi dan pencetakan lahan/areal baru.

Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal sangat cepat dan besar pengaruhnya terhadap kebijakan pemerintah terhadap anggaran fiskal. Menurut Suryana (2001) beberapa perubahan lingkungan strategis telah terjadi, baik domestik maupun internasional, seperti: (1) dinamika ekonomi global dengan segala manfaat dan kelemahannya; (2) perubahan sistem manajemen


(2)

- 2 -

pembangunan ke arah desentralisasi dan (3) reorientasi peran pemerintah dalam pembangunan

dari sebagai “pelaku” menjadi “pemicu dan pemacu” pembangunan yang dilaksanakan masyarakat.

Perubahan lingkungan strategik tersebut,

mendorong Timor Leste pada suatu situasi transisi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu hal terpenting telah dilakukan yaitu transisi dari suatu sistem sentralistis menuju sistem yang lebih terdesentralisasi. Perubahan lingkungan strategis tersebut berdampak pada perubahan kebijakan yang diambil pemerintah serta pada penerimaan dan belanja pemerintah. Sebagai konsekuensinya jumlah anggaran pembangunan yang dikelola pemerintah pusat menurun drastis. Secara garis besar, fiskal dalam keuangan Negara dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu manajemen penerimaan dan manajemen pengeluaran.

Dengan adanya perubahan sistem

pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik, yang dimulai pada tahun anggaran 2010 (Januari 2010) tersebut membawa konsekuensi perlu diadakan perubahan pendekatan pada manajemen Keuangan Negara terutama pada sisi pengelolaan


(3)

- 3 -

fiskal. Sementara itu, menurut Abimanyu (2003), dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal, kebijakan pengalokasian anggaran belanja bagi Pemerintah, baik dalam bentuk dana perimbangan maupun dana alokasi khusus diupayakan tetap konsisten dengan kebijakan fiskal nasional. Hal ini menunjukkan adanya kelemahan anggaran digunakan oleh pejabat tingkat atas sebagai suatu alat untuk melaksanakan

tujuan – tujuan organisasi ke dalam dimensi

kuantitatif dan waktu, serta mengkomunikasikannya kepada para pejabat tingkat bawah sebagai rencana kerja jangka panjang dan jangka pendek. Proses

penyusunan anggaran yang baik adalah

yang melibatkan banyak pihak, baik manajemen tingkat bawah maupun manajemen tingkat atas.

Partisipasi anggaran adalah proses yang

menggambarkan keterlibatan individu-individu terlihat

dalam penyusunan anggaran dan mempunyai

pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut (Brownell, 1982).

Menurut Arfan (2007) menunjukkan bahwa partisipasi anggaran yang tinggi dalam penyusunan anggaran dapat menimbulkan senjangan anggaran yang tinggi. Para peneliti akuntansi menemukan


(4)

- 4 -

bahwa senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk diantaranya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran (Yuwono, 1999). Young (1985) dan Merchant (1985) telah menguji secara empiris bahwa senjangan anggaran terjadi karena bawahan memberikan informasi yang bias kepada atasan dengan cara melaporkan biaya yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah. Penelitian Camman (1976), Dunk (1993), Merchant

(1985) dan Onsi (1973) menunjukkan bahwa

partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat

mengurangi senjangan anggaran. Beberapa hasil penelitian oleh peneliti terdahulu terlihat adanya hubungan yang tidak konsisten antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.

Kesenjangan dalam penganggaran, dimana

kesenjangan terjadi diantara divisi-divisi yang ada

dalam pemerintahan tersebut ataupun antara

bawahan dan atasan. Hasil penelitian Latuheru (2005) menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran. Hal ini terjadi karena bawahan membantu memberikan informasi pribadi tentang prospek masa depan sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat. Sedangkan hasil penelitian Lowe dan Shaw (1968);


(5)

- 5 -

Young (1985) dan Lukka (1988) dikutip dari Latuheru (2005), menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan anggaran mempunyai hubungan positif, yaitu peningkatan partisipasi semakin meningkatkan senjangan anggaran. Hasil penelitian yang berlawanan ini mungkin karena ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran, sehingga dari hasil-hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dorongan para pejabat dan karyawan yang terlibat dalam penyusunan anggaran untuk melakukan senjangan anggaran masih tetap belum dapat disimpulkan penyebabnya (Nouri dan Parker dikutip dari Latuheru, 2005).

Beberapa peneliti mengidentifikasi bahwa

senjangan anggaran dapat disebabkan oleh pandangan terhadap lingkungan. Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan sebagai totalitas faktor sosial dan fisik

yang berpengaruh terhadap perilaku pembuat

keputusan dalam organisasi. Govindarajan (1986) menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran adalah positif dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Di dalam lingkungan relatif stabil (ketidakpastian


(6)

- 6 -

rendah), individu dapat memprediksi keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat (Duncan,

1972) sedangkan menurut Asriningati (2006)

menunjukkan bahwa antara variabel partisipasi dalam

penyusunan anggaran dengan ketidakpastian

lingkungan terhadap senjangan anggaran memiliki hubungan yang positif signifikan.

Lembaga Pemerintahan RDTL dalam anggaran operasionalnya memiliki perbedaan yang signifikan dengan realisasi, sering terjadi realisasi anggaran meleset akibat dana segar tidak tersedia pada saat yang tepat, Perbedaan tersebut terkhusus dalam bidang pengadaan dan skedul penjadwalan unit yang sering terhambat dari lingkungan internal organisasi pada Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2008 dan tahun 2009. Perencanaan dan realisasi anggaran tidak tepat hal ini dapat dilihat dari tahun 2010 masih ada sisa anggaran yang dikembalikan ke kas negara. Hal tersebut diakibatkan oleh masalah-masalah yang muncul pada Ministério Agricultura e Pesças (MAP) di

RDTL mengenai anggaran antara lain

ketidakmampuan para personel dalam menyusun anggaran dan program-program pertanian, sistem


(7)

- 7 -

tersentralisasi anggaran yang mengakibatkan

terjadinya ketidak efisienan dan ketidak efektifan anggaran.

Prespektif proses perencanaan dan penyusunan

anggaran dan mekanisme proses penyusunan

anggaran di RDTL yang merupakan fenomena baru

dalam proses penyusunan anggaran Negara

berdasarkan Constitusi RDTL bagian IV pasal II ayat 145 dan pedoman pelakasanaan anggaran Negara T.A. 2009 No. 1/2009. Proses penyusunan anggaran Ministério Agricultura e Pesças di RDTL melibatkan banyak pihak, mulai dari pejabat tingkat atas sampai dengan pejabat tingkat bawah dengan menerapkan

sistem penganggaran top down dan bottom up yang

disusun berdasarkan pendekatan anggaran

kinerja(Performance Budget), serta standart pelayanan berorientasi pada output – outcome. Dalam penerapan

sistem tersebut meliputi penyusunan usulan

anggaran awal, review, revisi anggaran, dan

persetujuan.

Berdasarkan perbedaan hasil penelitian antara Govindarajan(1986) dan Asriningati (2006), dengan memperhatikan betapa pentingnya partisipasi dalam

penyusunan anggaran serta Ketidakpastian


(8)

- 8 -

tertarik dan bermaksud untuk melakukan penelitian, pada Lembaga Pemerintahan di RDTL. Dengan Judul

“Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai

Variabel Moderating Pada Ministério Agricultura e

Pesças (MAP) di RDTL

1.2 Persoalan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka, penulis dapat merumuskan persoalan-persoalan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh

terhadap senjangan anggaran Ministério Agricultura e Pesças (MAP)?

2. Apakah ketidakpastian lingkungan

berpengaruh secara signifikan terhadap

hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka


(9)

- 9 -

1. Untuk menguji pengaruh Partisipasi Anggaran

terhadap Senjangan Anggaran pada Ministério

Agricultura e Pesças di RDTL.

2. Untuk menguji pengaruh Partisipasi Anggaran

terhadap Senjangan Anggaran dengan

Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating pada Ministério Agricultura e Pesças di RDTL.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat akademis yang dimaksud yaitu menambah literatur yang sudah ada sebelumnya, sedangkan manfaat praktisnya adalah:

1. Untuk mendapatkan gambaran dan menambah

wawasan ilmu kepada akademisi mengenai

pengaruh yang ditimbulkan dari ketidakpastian lingkungan terhadap partisipasi anggaran dan senjangan anggaran khususnya yang terjadi pada negara yang belum lama merdeka.

2. Untuk dijadikan salah satu bahan masukan

kepada pihak pemerintah untuk meningkatkan efektivitas anggaran organisasi terutama aktivitas perencanaan dan pengawasan dalam penggunaan anggaran.


(1)

- 4 -

bahwa senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk diantaranya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran (Yuwono, 1999). Young (1985) dan Merchant (1985) telah menguji secara empiris bahwa senjangan anggaran terjadi karena bawahan memberikan informasi yang bias kepada atasan dengan cara melaporkan biaya yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah. Penelitian Camman (1976), Dunk (1993), Merchant (1985) dan Onsi (1973) menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran. Beberapa hasil penelitian oleh peneliti terdahulu terlihat adanya hubungan yang tidak konsisten antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.

Kesenjangan dalam penganggaran, dimana kesenjangan terjadi diantara divisi-divisi yang ada dalam pemerintahan tersebut ataupun antara bawahan dan atasan. Hasil penelitian Latuheru (2005) menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran. Hal ini terjadi karena bawahan membantu memberikan informasi pribadi tentang prospek masa depan sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat. Sedangkan hasil penelitian Lowe dan Shaw (1968);


(2)

- 5 -

Young (1985) dan Lukka (1988) dikutip dari Latuheru (2005), menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan anggaran mempunyai hubungan positif, yaitu peningkatan partisipasi semakin meningkatkan senjangan anggaran. Hasil penelitian yang berlawanan ini mungkin karena ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran, sehingga dari hasil-hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dorongan para pejabat dan karyawan yang terlibat dalam penyusunan anggaran untuk melakukan senjangan anggaran masih tetap belum dapat disimpulkan penyebabnya (Nouri dan Parker dikutip dari Latuheru, 2005).

Beberapa peneliti mengidentifikasi bahwa senjangan anggaran dapat disebabkan oleh pandangan terhadap lingkungan. Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan sebagai totalitas faktor sosial dan fisik yang berpengaruh terhadap perilaku pembuat keputusan dalam organisasi. Govindarajan (1986) menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran adalah positif dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Di dalam lingkungan relatif stabil (ketidakpastian


(3)

- 6 -

rendah), individu dapat memprediksi keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat (Duncan, 1972) sedangkan menurut Asriningati (2006) menunjukkan bahwa antara variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan ketidakpastian lingkungan terhadap senjangan anggaran memiliki hubungan yang positif signifikan.

Lembaga Pemerintahan RDTL dalam anggaran operasionalnya memiliki perbedaan yang signifikan dengan realisasi, sering terjadi realisasi anggaran meleset akibat dana segar tidak tersedia pada saat yang tepat, Perbedaan tersebut terkhusus dalam bidang pengadaan dan skedul penjadwalan unit yang sering terhambat dari lingkungan internal organisasi pada Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2008 dan tahun 2009. Perencanaan dan realisasi anggaran tidak tepat hal ini dapat dilihat dari tahun 2010 masih ada sisa anggaran yang dikembalikan ke kas negara. Hal tersebut diakibatkan oleh masalah-masalah yang muncul pada Ministério Agricultura e Pesças (MAP) di RDTL mengenai anggaran antara lain ketidakmampuan para personel dalam menyusun anggaran dan program-program pertanian, sistem


(4)

- 7 -

tersentralisasi anggaran yang mengakibatkan terjadinya ketidak efisienan dan ketidak efektifan anggaran.

Prespektif proses perencanaan dan penyusunan anggaran dan mekanisme proses penyusunan anggaran di RDTL yang merupakan fenomena baru dalam proses penyusunan anggaran Negara berdasarkan Constitusi RDTL bagian IV pasal II ayat 145 dan pedoman pelakasanaan anggaran Negara T.A. 2009 No. 1/2009. Proses penyusunan anggaran

Ministério Agricultura e Pesças di RDTL melibatkan banyak pihak, mulai dari pejabat tingkat atas sampai dengan pejabat tingkat bawah dengan menerapkan sistem penganggaran top down dan bottom up yang disusun berdasarkan pendekatan anggaran kinerja(Performance Budget), serta standart pelayanan berorientasi pada output – outcome. Dalam penerapan sistem tersebut meliputi penyusunan usulan anggaran awal, review, revisi anggaran, dan persetujuan.

Berdasarkan perbedaan hasil penelitian antara Govindarajan(1986) dan Asriningati (2006), dengan memperhatikan betapa pentingnya partisipasi dalam penyusunan anggaran serta Ketidakpastian Lingkungan dalam setiap individu, maka penulis


(5)

- 8 -

tertarik dan bermaksud untuk melakukan penelitian, pada Lembaga Pemerintahan di RDTL. Dengan Judul “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Ministério Agricultura e Pesças (MAP) di RDTL

1.2 Persoalan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka, penulis dapat merumuskan persoalan-persoalan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran Ministério Agricultura e Pesças (MAP)?

2. Apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:


(6)

- 9 -

1. Untuk menguji pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran pada Ministério Agricultura e Pesças di RDTL.

2. Untuk menguji pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating pada Ministério Agricultura e Pesças

di RDTL.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat akademis yang dimaksud yaitu menambah literatur yang sudah ada sebelumnya, sedangkan manfaat praktisnya adalah:

1. Untuk mendapatkan gambaran dan menambah wawasan ilmu kepada akademisi mengenai pengaruh yang ditimbulkan dari ketidakpastian lingkungan terhadap partisipasi anggaran dan senjangan anggaran khususnya yang terjadi pada negara yang belum lama merdeka.

2. Untuk dijadikan salah satu bahan masukan kepada pihak pemerintah untuk meningkatkan efektivitas anggaran organisasi terutama aktivitas perencanaan dan pengawasan dalam penggunaan anggaran.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN , KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 4 91

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 2 13

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 13

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 6

PENUTUP PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 43

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating T2 932010901 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating T2 932010901 BAB IV

1 1 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating T2 932010901 BAB V

0 0 5