Profil Kesehatan Warga Usia Lanjut Pensiunan PT KAI Bandung Tahun 2015.

(1)

iv

ABSTRAK

PROFIL KESEHATAN WARGA USIA LANJUT PENSIUNAN

PT KAI BANDUNG TAHUN 2015

Kartika, 2015 Pembimbing I : Vera, dr., Sp.PD-K.Ger

Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., S.Sn, Sp.KFR, M. Kes

Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan biologi, fisik, kejiwaan serta sosial. Angka harapan hidup lansia di Indonesia semakin meningkat, tetapi tidak sedikit yang memiliki lebih dari satu penyakit kronis sekaligus. Hal ini akan berpengaruh pada status fungsional dan kualitas hidup lansia sehingga berdampak pada kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kesehatan warga usia lanjut pensiunan PT KAI Bandung.

Penelitian ini menggunakan observasional deskriptif yaitu wawancara dipandu kuesioner pada 40 subjek penelitian dan data diambil pada bulan Februari 2015 – Oktober 2015 yang akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan dilakukan perhitungan persentase.

Hasil penelitian ini didapatkan terbanyak status fungsional lansia baik/mandiri (97%), penyakit kronis terbanyak adalah hipertensi (80%) yang sebagian berobat ke dokter dan tidak berobat, memiliki berat badan berlebih (70%), dan kualitas hidup yang paling bermasalah adalah rasa nyeri (71,5%). Simpulan penelitian ini adalah hipertensi merupakan penyakit kronis yang mendominasi. Hipertensi dan artritis merupakan penyakit komorbiditas terbanyak dan memperlihatkan kualitas hidup yang lebih buruk. Aspek kualitas hidup yang paling bermasalah adalah rasa nyeri dan mobilitas yang lebih signifikan diakibatkan oleh artritis.

Kata Kunci : kualitas hidup, lansia, penyakit kronis, status fungsional, status gizi


(2)

v

ABSTRACT

HEALTH PROFILE IN RETIRED PTKAI ELDERLY

CITIZENS IN YEAR 2015

Kartika, 2015, 1st Tutor : Vera, dr., Sp.PD-K.Ger

2nd Tutor : Yenni Limyati, dr., S.Sn, Sp.KFR, M. Kes

Elderly people are someone who has aged 60 years and above and has a change in biological, physical, mental, and social aspects. Life expectancy of elderly in Indonesia is increasing, but the amount of elderly with more than one chronic disease at once is considerable. This will affect elderly’s functional status and quality of life and will have an impact in everyday life. The purpose of this research was to determine the description of health retired PT KAI, Bandung elderly citizens.

This study was descriptive observational research with interview-guided questionnaire on forty research subjects and data were taken on February 2015 until October 2015 and will be presented in tables, graphics and percentage count.

The results of this study were; the most functional status of elderly people was well/independent (97.5%), the most chronic disease was hypertention (80%) with some patients had medical attention and some were not, overweight (70%), and the most problematic quality of life was pain (71.5%).

The conclusion for this study was hypertension was the dominating chronic disease. Hypertension and arthritis was the most comorbidities and showed a worse quality of life. The most disturbed quality of life aspect is pain and mobility that is significantly caused by arthritis.

Keywords: quality of life, elderly, chronic disease, functional status, nutritional status


(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Landasan Teori ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Lanjut Usia ... 6

2.1.1. Proses Menua dan Implikasi Klinis ... 6

2.1.2. Kondisi Kesehatan Lansia ... 7

2.1.3. Angka Kesakitan Lansia ... 7

2.2. Status Gizi Lansia ... 8

2.2.1. Masalah Gizi Lansia ... 9

2.2.2. Pengukuran Status Gizi Lansia ... 10

2.3. Penyakit Kronis Lansia ... 12


(4)

ix

2.3.1. Perjalanan dan Sifat Penyakit Lansia ... 13

2.3.2. Proporsi Penyakit Kronis ... 13

2.3.3. Penyakit Kronis pada Lansia ... 14

2.3.4. Pembiayaan Kesehatan ... 17

2.4. Status Fungsional ... 18

2.5. Kualitas Hidup ... 19

2.5.1. Pengukuran Kualitas Hidup ... 20

2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup ... 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 23

3.1. Subjek Penelitian ... 23

3.2. Alat ... 23

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.4. Metode Penelitian ... 24

3.4.1. Desain Penelitian ... 24

3.4.2. Data yang Diambil ... 24

3.5. Metode Sampling ... 24

3.6 Ukuran Sampel ... 24

3.7 Definisi Operasional Variabel ... 24

3.8. Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1. Karakteristik Subjek Penelitian ... 26

4.2. Karakteristik Status Fungsional Pensiunan PT KAI Bandung ... 27

4.3. Karakteristik Usaha Berobat Berdasarkan Penyakit Kronis Pensiunan PT KAI Bandung ... 28

4.4. Hubungan Status Gizi dengan Penyakit Kronis Pensiunan PT KAI Bandung ... 30

4.5. Karakteristik Kualitas Hidup Pensiunan PT KAI Bandung ... 33


(5)

x

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1. Simpulan ... 39

5.2. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 45

RIWAYAT HIDUP ... 55


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Indeks Massa Tubuh Kriteria Asia Pasifik ... 8

Tabel 2.2. Proporsi Penyakit Kronis Berdasarkan Kelompok Umur ... 14

Tabel 2.3. Sepuluh Penyakit Kronis Terbanyak pada Lansia Tahun 2013 ... 14

Tabel 4.1. Karakteristik Subjek Penelitian ... 26


(7)

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1. Angka Kesakitan Penduduk Lansia Tahun 2005, 2007, 2009,

dan 2012... 8 Grafik 4.1. Karakteristik Penyakit Kronis Berdasarkan Usaha Berobat

Pensiunan PT KAI Bandung ... 28 Grafik 4.2. Hubungan Status Gizi dengan Penyakit Kronis Pensiunan

PT KAI Bandung ... 31 Grafik 4.3. Karakteristik Kualitas Hidup Pensiunan PT KAI Bandung ... 33 Grafik 4.4. Karakteristik Kualitas Hidup Berdasarkan Penyakit Kronis

Pensiunan PT KAI Bandung ... 34 Grafik 4.5. Karakteristik Kualitas Hidup dalam Skor EQ VAS Berdasarkan

Penyakit Komorbiditas Pensiunan PT KAI Bandung ... 36 Grafik 4.6. Karakteristik Kualitas Hidup Berdasarkan Penyakit Komorbiditas Pensiunan PT KAI Bandung ... 36


(8)

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Karakteristik Status Fungsional Pensiunan PT KAI Bandung ... 27 Diagram 4.2. Proporsi Status Gizi Pensiunan PT KAI Bandung ... 30 Diagram 4.3. Proporsi Penyakit Komorbiditas Pensiunan PT KAI Bandung .... 35


(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan

Untuk Ikut Serta Dalam Penelitian (Informed Consent) ... 45

Lampiran 2. Kuesioner Pemandu Wawancara ... 46

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian ... 50

Lampiran 4. Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 53

Lampiran 5. Dokumentasi... 54


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan pada bidang kesehatan di Indonesia meliputi terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk Indonesia. Jumlah penduduk usia lanjut (> 60 tahun) pada tahun 1960 berjumlah 4,5 juta, meningkat menjadi 8,0 juta pada tahun 1980, pada tahun 2000 menjadi 14,9 juta dan pada tahun 2010 hampir sama dengan jumlah balita (United Nations Population Division, 2003). Menurut Badan Pusat Statistik, jika pada tahun 1970 angka harapan hidup perempuan Indonesia 48,1 tahun, dan pada tahun 2000 menjadi 70 tahun, sedangkan angka harapan hidup laki-laki dari 45 tahun menjadi 65 tahun. Pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi 11,4%, dibandingkan tahun 2000 sebesar 7,4% (Badan Pusat Statistik, 2005).

Meningkatnya populasi usia lanjut ini membuat pemerintah perlu merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk usia lanjut sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakat. Kesehatan dan kesejahteraan adalah kebutuhan dan hak dasar setiap rakyat Indonesia. Namun sangat disayangkan, perekonomian Indonesia tidak berkembang dengan cukup baik sehingga biaya hidup termasuk biaya kesehatan semakin mahal. Tidak semua anggota masyarakat dapat memperoleh kesejahteraan dan jaminan kesehatan memadai, terutama anggota masyarakat berpenghasilan rendah. Sesuai dengan UUD 1945 negara bertanggung jawab terhadap rakyat terutama untuk kesehatan, kesejahteraan dan kebutuhan dasar. Karena itu langkah penyediaan pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah yaitu sistem jaminan sosial melalui BPJS sudah cukup tepat (Pambagio, 2014).

Dewasa ini semua perusahaan telah diwajibkan oleh negara mendaftarkan seluruh pegawainya agar memiliki jaminan kesehatan BPJS, termasuk PT KAI.


(11)

2

Berkaitan dengan hal ini, diharapkan kesejahteraan kesehatan pegawai ataupun pensiunan PT KAI dapat terjamin. Selain itu, untuk menjadi pegawai PT KAI pendidikan minimal yang harus dimiliki adalah setinggi SMA/D3, hal ini menunjukkan tingkat pendidikan yang dimiliki pegawai atau pensiunan adalah relatif baik sehingga kesadaran untuk hidup sehat adalah baik juga. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Peningkatan persentase populasi usia lanjut berdampak pada peningkatan masalah kesehatan yang berhubungan dengan warga usia lanjut. Masalah kesehatan usia lanjut merupakan masalah kesehatan yang memiliki kekhususan. Proses menua mengakibatkan berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga seringkali berbagai masalah kesehatan terjadi pada satu individu usia lanjut. Masalah kesehatan yang dialami saat usia lanjut biasanya akan dialami karena masa transisi dari usia dewasa ke usia lanjut yang cenderung terjadi karena adanya perubahan yang dialami oleh tubuh seseorang (Pranaka, 2006).

Sehubungan dengan itu, penting bagi warga usia lanjut untuk memelihara kesehatan demi status fungsional yang tetap baik sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dengan semakin baiknya status fungsional maka akan mempermudahkan orang tersebut untuk melakukan aktivitas dengan mandiri sehingga tidak membutuhkan atau meminimalkan bantuan dari orang lain, seperti mencuci baju, berbelanja, minum obat dan lain-lain. Banyak cara untuk memelihara kesehatan pada orang lanjut usia yang dapat dilakukan sejak mereka masih usia muda, seperti menjaga asupan gizi, bergerak aktif, berolahraga rutin, konsultasi kesehatan rutin, dan lain-lain (Yenny & Herwana, 2006).

Geriatri (dari kata Geros = tua, iatrea = merumat) atau ilmu kesehatan usia lanjut adalah bagian ilmu penyakit dalam yang mempelajari aspek-aspek pencegahan, peningkatan, pengobatan, pemulihan serta aspek psikologis dan sosial dari penyakit-penyakit pada usia lanjut. Istilah geriatri pertama kali dipakai oleh Ignatz Nascher pada tahun 1909 (Nascher, 1997).


(12)

3

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Banker et al. di India tahun 2009 membuktikan bahwa terdapat angka morbiditas dan masalah kesehatan yang tinggi pada lansia. Untuk masalah kesehatan tersebut, maka perlu memperkuat pelayanan kesehatan bagi lansia, dukungan sosial dari orang sekitar, pelaksanaan perbaikan kesehatan yang tepat oleh pemerintah, dan penelitian yang lebih lanjut untuk menyelidiki masalah pada lansia (Banker, Prajapati, & Kedia, 2011). Berhubungan dengan itu, saya tertarik untuk meneliti mengenai kesehatan lansia. Data diambil dari lansia pensiunan PT KAI Bandung agar didapatkan sampel yang homogen, lansia memiliki jaminan kesehatan, dan lansia memiliki pendidikan yang relatif baik.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana gambaran kesehatan warga usia lanjut pensiunan PT KAI Bandung khususnya yang berkaitan dengan penyakit kronik dan kualitas hidup.

1.3 Tujuan Penelitian

Menelaah gambaran kesehatan warga usia lanjut Pensiunan PT KAI Bandung, meliputi karakteristik status fungsional, proporsi penyakit kronis satu tahun terakhir, karakteristik usaha berobat berdasarkan penyakit kronis, proporsi status gizi, dan karakteristik kualitas hidup.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi para praktisi kesehatan mengenai gambaran kesehatan terhadap penyakit kronis pada warga usia lanjut, sehingga masalah kesehatan pada warga usia lanjut di Indonesia lebih mendapat perhatian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi serta menjadi bahan


(13)

4

bagi penelitian lebih lanjut untuk para mahasiswa FK Universitas Kristen Maranatha.

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya kontrol kesehatan pada lansia di masa tua.

1.5 Landasan Teori

Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan warga usia lanjut menetapkan bahwa, batasan umur usia lanjut di Indonesia adalah 60 tahun ke atas (Depsos RI, 2004). Pertumbuhan penduduk lanjut usia diprediksi akan meningkat cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang khususnya Indonesia. Diprediksikan di Indonesia kelompok umur 0-14 tahun dan 15-49 tahun berdasarkan proyeksi tahun 2010-2035 menurun, sedangkan kelompok umur usia lanjut (50-64 tahun dan 65+) berdasarkan proyeksi tahun 2010-2035 terus meningkat (Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI, 2013). Usia lanjut berhubungan erat dengan status fungsional yaitu pengukuran kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Status fungsional tersebut dapat menentukan kemandirian yang dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan warga usia lanjut tersebut, yaitu menyampaikan pesan/menggunakan telepon, berbelanja, menyiapkan makanan, mengurus rumah, mencuci pakaian, menggunakan alat transportasi, tanggung jawab pengobatan/menyiapkan obat sendiri, mengatur keuangan (Instrumental Activities of Dialy Living/IADL, Lawton & Brody, 1969).

World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian. Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengarui kondisi fisik individu, psikologis, tingkat kemandirian, serta hubungan individu dengan lingkungan yang meliputi mobilitas, perawatan diri sendiri, aktivitas sehari-hari, rasa nyeri/rasa tak nyaman, rasa cemas/depresi (EQ-5D). Pada umumnya warga lanjut usia menghadapi


(14)

5

kelemahan, keterbatasan dan ketidakmampuan, sehingga kualitas hidup pada lanjut usia menjadi menurun. Tingkat kemandirian seorang usia lanjut tergantung dari status fungsional, di mana kualitas hidup akan meningkat jika status fungsional tidak terbatas (Amalia, Baroya, & Ririanty, 2014).

Menurut laporan Riskesdas tahun 2013, penyakit kronis terbanyak di Indonesia adalah (1) asma, (2) penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), (3) kanker, (4) diabetes melitus (DM), (5) hipertiroid, (6) hipertensi, (7) jantung koroner, (8) gagal jantung, (9) stroke, (10) gagal ginjal kronis (GGK), (11) batu ginjal, (12) penyakit sendi/rematik. Tidak sedikit lansia yang hanya memiliki satu jenis penyakit kronik. Semakin banyak penyakit kronis yang diderita maka semakin banyak pula biaya yang dibutuhkan untuk menjalani pengobatan (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).


(15)

39 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Penyakit kronis pada warga usia lanjut pensiunan PT KAI Bandung yang paling mendominasi dalam satu tahun terakhir (2014-2015) adalah hipertensi.  Hipertensi dan artritis merupakan penyakit komorbiditas terbanyak.

 Lansia dengan penyakit komorbiditas memiliki lebih banyak masalah/lebih buruk kualitas hidupnya.

 Aspek kualitas hidup yang paling bermasalah adalah rasa nyeri dan mobilitas yang lebih signifikan diakibatkan oleh artritis dibandingkan hipertensi.

5.2 Saran

 Perlu diadakannya penyuluhan tentang penyakit kronis yang banyak diderita lansia baik melalui puskesmas, rumah sakit atau media massa agar lebih mendapat perhatian dan meningkatkan kewaspadaan serta pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mengobati penyakit yang dideritanya.

 Untuk mengatasi masalah yang diakibatkan oleh artritis, warga usia lanjut disarankan untuk latihan fisik/olahraga agar dapat memperbaiki mobilitas, misalnya aquatic exercise, senam aerobik, dan latihan kekuatan otot.

 Untuk mencegah obesitas, upaya-upaya yang harus dilakukan adalah menjaga

gaya hidup dan pola makan yang tidak berlebihan sejak usia muda bahkan anak-anak, peningkatan aktivitas fisik atau rutin olahraga sejak usia muda dan dilanjutkan sampai usia lanjut.


(16)

40

DAFTAR PUSTAKA

Adelman, & Daly. (2002). Faktor-faktor interaksi sosial. Retrieved desember 20, 2010, from http://www.damandiri.or.id.adelmanpdf

AIHW. (2004). National health survey.

Amalia, Y., Baroya, N., & Ririanty, M. (2014). Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia. e-Journal Pustaka Kesehatan.

American Medical Directors Association. (1998). Clinical practise guideline: falls and fall risk. Columbia, Md.

Anandacoomarasamy, A., Caterson, I., Sambrook, P., Fransen, M., & March, L. (2008). The impact of obesity on the musculoskeletal system.

International Journal of Obesity , 211-222.

Anderson, G., & Horvath, J. (2004). The growing burden of chronic disease in America. Public Health Reports.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Badan Pusat Statistik. (2005). Proyeksi penduduk Indonesia 2000-2025. Jakarta:

United Nations Population Funds.

Banker, K., Prajapati, B., & Kedia, G. (2011). Study of Health Profile of

Residents of Geriatric Home in Ahmedabad District. National Journal of Community Medicine, 387.

Boise, L., Camicioli, R., Morgan, D., Rose, J., & Congleton, L. (1999). Diagnosing dementia: perspectives of primary case physicians. Gerontologist.

BPJS. (2015). BPJS Kesehatan. Retrieved 2015, from http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/

Caplan, L. R. (2009). Caplan's stroke. Philadelphia: Elsevier.

Carvalho, A., Barbirato, D., Araujo, N., Martins, J. V., Cavalcanti, J. L., Santos, T. M., et al. (2015). Comparison of strength training, aerobic training, and additional physical therapy as supplementary treatments for Parkinson’s disease: pilot study. Clinical Interventions in Aging .


(17)

41

Centers for Disease Control and Prevention. (2015). Addressing the Nation’s Most Common Cause of Disability. Chronic Disease Prevention and Health Promotion .

Centers for Disease Control and Prevention. (2015). Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity.

Chin, Y. R., Lee, I. S., & Lee, H. Y. (2014). Effects of Hypertension, Diabetes, and/or Cardiovascular Disease on Health-related Quality of Life in Elderly Korean Individuals: A Population-based Cross-sectional Survey. Asian Nursing Research , 267-273.

Comfort, A. (1964). The process of ageing. New York: Signet.

Daly, M., & Taler, G. (2007). Care of the elderly. In: Rakel R, Principles of family practice. Philadelphia: WB Saunders.

Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman tatalaksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Ditjen Binkesmas Depkes RI.

Dudek, S. G. (1997). Nutrition handbook for nursing practise. Philadelphia: Lippincott-Raven.

Edelberg, J., & Reed, M. (2003). Aging and angiogenesis. Frontiers Bioscience. Elsawy, B., & Higgins, K. (2011). The geriatric assessment. Am Fam Physician. EuroQol Group. (2004). Measuring self-reported population health: an

international perspective based on EQ-5D. Fatmah. (2010). Gizi usia lanjut. Jakarta: Erlangga.

Gillespie, L., Gillespie, W., Robertson, M., Lamb, S., Cumming, R., & Rowe, B. (2003). Interventions for preventing falls in elderly people. Cochrane Data-base Sist Rev.

Goldman, L., & Schafer, A. I. (2008). Cecil medicine (Vol. 24th). United States of America: Elsevier.

Hanlon, J., Schmader, K., & Koronkowski, M. (1997). Adverse drug events in high risk older outpatients. J Am Geriatr Soc.

Heimburger, D., & Ard, J. (2006). Handbook of clinical nutrition. Philadelphia: Mosby Elseiver.


(18)

42

Hurlock, B. (1999). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Khairina, D. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi berdasarkan IMT pada pembantu rumah tangga wanita di perumahan duta indah bekasi. Universitas Indonesia: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Kiseljak-Vassiliades, K., Aoun, P., & Gambert, S. (2006). Basic nutrition for

successful aging: part II. Clin Geriatr.

Lau, C., Lam, J. K., Siu, E., Fung, C. S., Li, K. T., & Lam, M. W. (2014). Physiotherapist-designed aquatic exercise programme for community-dwelling elders with osteoarthritis of the knee: a Hong Kong pilot study. Hong Kong Med J.

Longo, D. L., Fauci, A. S., Kasper, D. L., Hauser, S. L., & Loscalzo, J. (2012). Harrison's principles of internal medicine (Vol. 18th). New York: Mc-Graw Hill.

Lourenco, S., Lucas, R., Araujo, F., Bogas, M., Santos, R. A., & Barros, H. (2014). Osteoarthritis medical labelling and health-related. Health and Quality of Life Outcomes, 146.

Miller, C. A. (2004). Nursing for wellness in older adults: theory and practice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin.

Moore, M. C. (2009). Pocket guide to nutritional assessment and care. St. Louis Missouri: Mosby Elseiver.

Muszalik, M., Kornatowski, T., Wieczkowska, H. Z., Kornatowska, K. K., & Dijkstra, A. (2014). Functional assessment of geriatric patients in regard to health-related quality of life (HR QoL). Clinical Interventions in Aging . Nascher, I. L. (1997). What is geriatric? Elderly.

National High Blood Pressure Education Program. (2003). The seventh report of the Joint National Committee on prevention, detection, evaluation, adn treatment of high blood pressure. Arch Intern Med.

Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Pambagio, A. (2014). Agus Pambagio Jaminan Kesehatan Itu Hak Rakyat dan

Tanggung Jawab Pemerintah. Retrieved 2015, from http://bpjs-kesehatan.go.id.


(19)

43

Pranaka, K. (2006). Penerapan Geriatrik Kedokteran Menuju Usia Lanjut yang Sehat. Universa Medicina .

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan analisis lanjut usia.

Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan .

Putri, W., & Permana, I. (2012). Hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di kelurahan Wirobrajan Yogyakarta. Retrieved Juli 20, 2012, from http://www.lib.ui.ac.id

Qin, J., Theis, K. A., Barbour, K. E., Helmick, C. G., Baker, N. A., & Brady, T. J. (2013). Impact of Arthritis and Multiple Chronic Conditions on Selected Life Domains. Morbidity and Mortality Weekly Report.

Re, R. N. (2009). Obesity-Related Hypertension. The Ochsner Journal , 9:133-136.

Reno, R. (2010). Hubungan status interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di panti wreda dharma bhakti surakarta. Retrieved September 19, 2012 Rospond. (2008). Penilaian status nutrisi. Retrieved November 13, 2011, from

http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/penilaian-status-nutrisi.pdf. Samson, M., Meeuwsen, I., Crowe, A., Dessens, J., Duursma, S., & Verhaar, H.

(2000). Relationship between physical performance measure, age, height and body weight in health adults. Age Aging.

Shahar, S., & Pooy, N. S. (2003). Asia Pacific J Clin Nutr. Predictive equations for estimation of strature in Malaysian elderly people , 80-84.

Stanley, M., Blair, A., & Beare, P. (2005). Gerontological nursing: promoting successful aging with older adults. Philadelphia: F. A. Davis Company. Supariasa, I. D. (2001). Penilaian status gizi. Jakarta: EGC.

Suryadi. (2003). Status kesehatan lansia. Retrieved desember 20, 2010, from http://staff.fkepuir.ac.id

Sussman, M., & Anversa, P. (2004). Myocardial aging and senescence. Ann Rev Physiol.


(20)

44

Taliaferro, P., & Price, C. (2001). Aging increases risk for medication problems. Senior Series.

Tanamas, S. K., Wong, E., Backholer, K., Abdullah, A., Wolfe, R., Barendregt, J., et al. (2015). Duration of obesity and incident hypertension in adults from the Framingham Heart Study. Journal of Hypertension, 542-5.

Touhy, T., & Jett, K. (2010). Ebersole & hess' gerontological nursing & healthy aging. St. Louis Missouri: Mosby Elseiver.

United Nations Population Division. (2003). World population prospects: 2002 revision. New York: United Station.

Watson, R. (2003). Perawatan pada lansia. Jakarta: EGC. World Health Organization. (2002). Retrieved from

www.WHO.int/healthinfo/survey/en World Health Organization. (2004).

Yenny, & Herwana, E. (2006). Universa Medicina. Prevalensi penyakit kronis dan kualitas hidup pada lanjut usia di Jakarta Selatan.


(1)

39 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Penyakit kronis pada warga usia lanjut pensiunan PT KAI Bandung yang paling mendominasi dalam satu tahun terakhir (2014-2015) adalah hipertensi.

 Hipertensi dan artritis merupakan penyakit komorbiditas terbanyak.

 Lansia dengan penyakit komorbiditas memiliki lebih banyak masalah/lebih buruk kualitas hidupnya.

 Aspek kualitas hidup yang paling bermasalah adalah rasa nyeri dan mobilitas yang lebih signifikan diakibatkan oleh artritis dibandingkan hipertensi.

5.2 Saran

 Perlu diadakannya penyuluhan tentang penyakit kronis yang banyak diderita lansia baik melalui puskesmas, rumah sakit atau media massa agar lebih mendapat perhatian dan meningkatkan kewaspadaan serta pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mengobati penyakit yang dideritanya.

 Untuk mengatasi masalah yang diakibatkan oleh artritis, warga usia lanjut disarankan untuk latihan fisik/olahraga agar dapat memperbaiki mobilitas, misalnya aquatic exercise, senam aerobik, dan latihan kekuatan otot.

 Untuk mencegah obesitas, upaya-upaya yang harus dilakukan adalah menjaga gaya hidup dan pola makan yang tidak berlebihan sejak usia muda bahkan anak-anak, peningkatan aktivitas fisik atau rutin olahraga sejak usia muda dan dilanjutkan sampai usia lanjut.


(2)

40

DAFTAR PUSTAKA

Adelman, & Daly. (2002). Faktor-faktor interaksi sosial. Retrieved desember 20, 2010, from http://www.damandiri.or.id.adelmanpdf

AIHW. (2004). National health survey.

Amalia, Y., Baroya, N., & Ririanty, M. (2014). Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia. e-Journal Pustaka Kesehatan.

American Medical Directors Association. (1998). Clinical practise guideline: falls and fall risk. Columbia, Md.

Anandacoomarasamy, A., Caterson, I., Sambrook, P., Fransen, M., & March, L. (2008). The impact of obesity on the musculoskeletal system.

International Journal of Obesity , 211-222.

Anderson, G., & Horvath, J. (2004). The growing burden of chronic disease in America. Public Health Reports.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Badan Pusat Statistik. (2005). Proyeksi penduduk Indonesia 2000-2025. Jakarta:

United Nations Population Funds.

Banker, K., Prajapati, B., & Kedia, G. (2011). Study of Health Profile of

Residents of Geriatric Home in Ahmedabad District. National Journal of Community Medicine, 387.

Boise, L., Camicioli, R., Morgan, D., Rose, J., & Congleton, L. (1999). Diagnosing dementia: perspectives of primary case physicians. Gerontologist.

BPJS. (2015). BPJS Kesehatan. Retrieved 2015, from http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/

Caplan, L. R. (2009). Caplan's stroke. Philadelphia: Elsevier.

Carvalho, A., Barbirato, D., Araujo, N., Martins, J. V., Cavalcanti, J. L., Santos, T. M., et al. (2015). Comparison of strength training, aerobic training, and additional physical therapy as supplementary treatments for Parkinson’s disease: pilot study. Clinical Interventions in Aging .


(3)

41

Centers for Disease Control and Prevention. (2015). Addressing the Nation’s Most Common Cause of Disability. Chronic Disease Prevention and Health Promotion .

Centers for Disease Control and Prevention. (2015). Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity.

Chin, Y. R., Lee, I. S., & Lee, H. Y. (2014). Effects of Hypertension, Diabetes, and/or Cardiovascular Disease on Health-related Quality of Life in Elderly Korean Individuals: A Population-based Cross-sectional Survey. Asian Nursing Research , 267-273.

Comfort, A. (1964). The process of ageing. New York: Signet.

Daly, M., & Taler, G. (2007). Care of the elderly. In: Rakel R, Principles of family practice. Philadelphia: WB Saunders.

Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman tatalaksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Ditjen Binkesmas Depkes RI.

Dudek, S. G. (1997). Nutrition handbook for nursing practise. Philadelphia: Lippincott-Raven.

Edelberg, J., & Reed, M. (2003). Aging and angiogenesis. Frontiers Bioscience. Elsawy, B., & Higgins, K. (2011). The geriatric assessment. Am Fam Physician. EuroQol Group. (2004). Measuring self-reported population health: an

international perspective based on EQ-5D. Fatmah. (2010). Gizi usia lanjut. Jakarta: Erlangga.

Gillespie, L., Gillespie, W., Robertson, M., Lamb, S., Cumming, R., & Rowe, B. (2003). Interventions for preventing falls in elderly people. Cochrane Data-base Sist Rev.

Goldman, L., & Schafer, A. I. (2008). Cecil medicine (Vol. 24th). United States of America: Elsevier.

Hanlon, J., Schmader, K., & Koronkowski, M. (1997). Adverse drug events in high risk older outpatients. J Am Geriatr Soc.

Heimburger, D., & Ard, J. (2006). Handbook of clinical nutrition. Philadelphia: Mosby Elseiver.


(4)

42

Hurlock, B. (1999). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Khairina, D. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi berdasarkan IMT pada pembantu rumah tangga wanita di perumahan duta indah bekasi. Universitas Indonesia: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Kiseljak-Vassiliades, K., Aoun, P., & Gambert, S. (2006). Basic nutrition for

successful aging: part II. Clin Geriatr.

Lau, C., Lam, J. K., Siu, E., Fung, C. S., Li, K. T., & Lam, M. W. (2014). Physiotherapist-designed aquatic exercise programme for community-dwelling elders with osteoarthritis of the knee: a Hong Kong pilot study. Hong Kong Med J.

Longo, D. L., Fauci, A. S., Kasper, D. L., Hauser, S. L., & Loscalzo, J. (2012). Harrison's principles of internal medicine (Vol. 18th). New York: Mc-Graw Hill.

Lourenco, S., Lucas, R., Araujo, F., Bogas, M., Santos, R. A., & Barros, H. (2014). Osteoarthritis medical labelling and health-related. Health and Quality of Life Outcomes, 146.

Miller, C. A. (2004). Nursing for wellness in older adults: theory and practice. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin.

Moore, M. C. (2009). Pocket guide to nutritional assessment and care. St. Louis Missouri: Mosby Elseiver.

Muszalik, M., Kornatowski, T., Wieczkowska, H. Z., Kornatowska, K. K., & Dijkstra, A. (2014). Functional assessment of geriatric patients in regard to health-related quality of life (HR QoL). Clinical Interventions in Aging . Nascher, I. L. (1997). What is geriatric? Elderly.

National High Blood Pressure Education Program. (2003). The seventh report of the Joint National Committee on prevention, detection, evaluation, adn treatment of high blood pressure. Arch Intern Med.

Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Pambagio, A. (2014). Agus Pambagio Jaminan Kesehatan Itu Hak Rakyat dan

Tanggung Jawab Pemerintah. Retrieved 2015, from http://bpjs-kesehatan.go.id.


(5)

43

Pranaka, K. (2006). Penerapan Geriatrik Kedokteran Menuju Usia Lanjut yang Sehat. Universa Medicina .

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan analisis lanjut usia.

Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan .

Putri, W., & Permana, I. (2012). Hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia di kelurahan Wirobrajan Yogyakarta. Retrieved Juli 20, 2012, from http://www.lib.ui.ac.id

Qin, J., Theis, K. A., Barbour, K. E., Helmick, C. G., Baker, N. A., & Brady, T. J. (2013). Impact of Arthritis and Multiple Chronic Conditions on Selected Life Domains. Morbidity and Mortality Weekly Report.

Re, R. N. (2009). Obesity-Related Hypertension. The Ochsner Journal , 9:133-136.

Reno, R. (2010). Hubungan status interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di panti wreda dharma bhakti surakarta. Retrieved September 19, 2012 Rospond. (2008). Penilaian status nutrisi. Retrieved November 13, 2011, from

http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/penilaian-status-nutrisi.pdf. Samson, M., Meeuwsen, I., Crowe, A., Dessens, J., Duursma, S., & Verhaar, H.

(2000). Relationship between physical performance measure, age, height and body weight in health adults. Age Aging.

Shahar, S., & Pooy, N. S. (2003). Asia Pacific J Clin Nutr. Predictive equations for estimation of strature in Malaysian elderly people , 80-84.

Stanley, M., Blair, A., & Beare, P. (2005). Gerontological nursing: promoting successful aging with older adults. Philadelphia: F. A. Davis Company. Supariasa, I. D. (2001). Penilaian status gizi. Jakarta: EGC.

Suryadi. (2003). Status kesehatan lansia. Retrieved desember 20, 2010, from http://staff.fkepuir.ac.id

Sussman, M., & Anversa, P. (2004). Myocardial aging and senescence. Ann Rev Physiol.


(6)

44

Taliaferro, P., & Price, C. (2001). Aging increases risk for medication problems. Senior Series.

Tanamas, S. K., Wong, E., Backholer, K., Abdullah, A., Wolfe, R., Barendregt, J., et al. (2015). Duration of obesity and incident hypertension in adults from the Framingham Heart Study. Journal of Hypertension, 542-5.

Touhy, T., & Jett, K. (2010). Ebersole & hess' gerontological nursing & healthy aging. St. Louis Missouri: Mosby Elseiver.

United Nations Population Division. (2003). World population prospects: 2002 revision. New York: United Station.

Watson, R. (2003). Perawatan pada lansia. Jakarta: EGC. World Health Organization. (2002). Retrieved from

www.WHO.int/healthinfo/survey/en World Health Organization. (2004).

Yenny, & Herwana, E. (2006). Universa Medicina. Prevalensi penyakit kronis dan kualitas hidup pada lanjut usia di Jakarta Selatan.