PENDAHULUAN Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman, Due Professional Care, dan Perilaku Disfungsional terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Jawa Tengah dan DIY).

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan bagi para pengguna (Mulyadi dkk, 2002 dalam Purnamasari dan Hernawati, 2013). Laporan keuangan yang telah di audit memiliki tingkat keandalan yang lebih tinggi dibandingkan yang belum atau tidak diaudit.

Terdapat berbagai kasus yang melibatkan akuntan publik, sehingga membuat kredibilitasnya semakin dipertanyakan. Salah satu contohnya yaitu kasus pada Enron Corporation. Enron merupakan perusahaan raksasa di bidang energi dengan omzet US$ 100 milyar pada tahun 2000, secara mendadak mengalami kebangkrutan dan meninggalkan hutang sebesar US$ 31,2 milyar. Kasus tersebut melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen, salah satu dari the big five Certified Public Accountant (CPA) firm, yang mengaudit laporan keuangan Enron. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada manipulasi dalam laporan keuangan Enron. Ditemukan beberapa pejabat, manajer, dan sebagian besar staf akuntansi Enron adalah mantan auditordi KAP Andersen. Setelah kasus diungkap dan diselidiki, KAP Andersen dinyatakan bersalah karena


(2)

melakukan hambatan terhadap proses pengadilan melalui penghancuran dokumen-dokumen terkait dengan audit yang mereka lakukan (Nirmala, 2013).

Selain itu, kasus di Indonesia yang menimpa akuntan publik JAS diindikasi melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River Internasional Tbk yang menyebabkan munculnya keraguan atas opini audit dan akibatnya masya rakat mengkritik profesi auditor. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan indikasi penggelembungan akun penjualan, piutang dan aset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan PT. Great River Tbk yang mengakibatkan perusahaan tersebut kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang. Berdasarkan investigasi, Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan PT. Great River Tbk ikut menjadi tersangka. Oleh karena itu, Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik JAS selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT. Great River Tbk tahun 2003 ( Hutabarat, 2012).

Kasus-kasus seperti diatas dapat mengurangi kepercayaan masyarakat khususnya para pengguna laporan keuangan terhadap kredibilitas, obyektivitas, dan kinerjaakuntan publik. Para pengguna informasi mengaharapkan laporan kuangan yang memiliki jaminan


(3)

relevansi dan keandalan dari auditor sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Setiap profesi harus memperhatikan kualitas jasa yang dihasilkan, tidak terkecuali kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. De Angelo dalam Kisnawati (2012) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.Semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor , maka semakin tinggi pula kepercayaan para pemakai informasi seperti calon investor, investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakarat untuk menggunakan laporan keuangan.

Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (Irawati, 2011). Auditor juga wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari standar audit. Kode etik ini dibuat dengan tujuan untuk mengatur hubungan antara auditor dengan rekan sekerja, atasan, objek pemeriksaan, dan masyarakat (Samsi dkk, 2013). Primaraharjo dan Handoko (2011) berpendapat bahwa kualitas audit dipengaruhi sikap auditor independen dalam menerapkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurnia, Khomsiyah, dan Sofie (2014) bahwa etika auditor berpengaruh signifikan


(4)

terhadap kualitas audit. Semakin tinggi etika yang dimiliki auditor, maka semakin berkualitas audit yang dihasilkan.

Perilaku disfungsional merupakan setiap tindakan yang dilakukan auditor selama pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku-perilaku yang dapat mereduksi kualitas audit secara langsung dilakukan melalui tindakan seperti penghentian premature prosedur audit, review yang dangkal terhadap dokumen klien, bias sampel, tidak memperluas score pengujian ketika terdeteksi ketidakberesan dan tidak meneliti kesesuaian perlakuan akuntansi yang diterapkan klien (Purnamasari dan Hernawati, 2013). Semakin sering auditor melakukan perilaku disfungsional, maka kualitas audit yang dihasilkan juga akan semakin buruk. Yuniarti (2012) membuktikan bahwa perilaku disfungsional berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan hasil penelitian Purnamasari dan Hernawati (2013), perilaku disfungsional memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap kualitas audit.

Selain itu, faktor penting dalam diri auditor yang mempengaruhi kualitas audit adalah due professional care atau kemahiran professional yang cermat dan seksama. Menurut PSA No. 4 SPAP (2001), kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut


(5)

(Nirmala dan Cahyonowati, 2013). Louwers, et al. (2008) dalam Wiratama dan Budhiarta (2015) mengungkapkan bahwa auditor yang tidakmenggunakan sikap skeptis dan due professional care cenderung gagal dalam mengungkapkan fraud dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Sehingga due professional care yang dimiliki auditor belum tentu meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.

Audit juga menuntut keahlian dan profesionalitas yang tinggi. Keahlian tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhinya, seperti pengalaman. Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas auditnya (Nirmala dan Cahyonowati, 2013). Keahlian seorang auditor akan berkembang seiring dengan bertambahnya pengalaman dalam melakukan tugasnya. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saripudin dkk (2012). Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2011) yang membuktikan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian mengenai kualitas audit ini dilakukan karena mengingat pentingnya peran auditor bagi para pemakai laporan keuangan sehingga auditor perlu mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit agar dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan, serta perbedaan hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Penelitian ini mengacu pada penelitian Purnamasari dan Hernawati (2013)


(6)

yang meneliti tentang pengaruh etika auditor, pengalaman, pengetahuan, dan perilaku disfungsional terhadap kualitas audit. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada variabel independen dan populasinya. Peneliti mengganti variabel pengetahuan dengan due professional care. Selain itu, populasi dalam penelitian terdahulu adalah KAP yang berada di Jakarta, sementara dalam penelitian ini populasinya adalah KAP di Jawa Tengah dan DIY.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menentukan judul

“PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGALAMAN, DUE

PROFESSIONAL CARE, DAN PERILAKU DISFUNGSIONAL

TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Auditor KAP

di Jawa Tengah dan DIY)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini menganalisa tentang pengaruh etika auditor, pengalaman, due professional care, dan perilaku disfungsional terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan DIY. Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit?

3. Apakah due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit? 4. Apakah perilaku disfungsional berpengaruh terhadap kualitas audit?


(7)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit. 2. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman terhadap kualitas audit. 3. Untuk menganalisis pengaruh due professional care terhadap kualitas

audit.

4. Untuk menganalisis pengaruh perilaku disfungsional terhadap kualitas audit.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan dan tambahan bagi KAP agar dapat mengambil kebijakan-kebijakan terkait dengan peningkatan pengaruh etika auditor, pengalaman, due professional care, dan perilaku disfungsional yang mempengaruhi kualitas audit.

2. Bagi Pembaca

Sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan dan bahan perbandingan atas penelitian yang akan dilakukan.


(8)

3. Bagi Penulis

Untuk memperluas wawasan dan menambah ilmu pengetahuan penulis mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan pengauditan.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang masalahyang menjelaskan mengenai alasan-alasan serta tujuan mengapa penelitian ini dilakukan, perumusan masalah, tujuan dilakukannya penelitian, manfaat yang diperoleh daripenelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan landasan teori yang berkaitan dengan variabel independen dan dependenyang digunakan dalam penelitian, penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian sekarang, kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian yang dilakukan, populasi dan sampel yang diteliti, metode pengumpulan data yang digunakan, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini mencakup hasil pengumpulan data, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan.


(9)

BAB V PENUTUP

Bab ini berupa simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran yang dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya.


(1)

terhadap kualitas audit. Semakin tinggi etika yang dimiliki auditor, maka semakin berkualitas audit yang dihasilkan.

Perilaku disfungsional merupakan setiap tindakan yang dilakukan auditor selama pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku-perilaku yang dapat mereduksi kualitas audit secara langsung dilakukan melalui tindakan seperti penghentian premature prosedur audit, review yang dangkal terhadap dokumen klien, bias sampel, tidak memperluas score pengujian ketika terdeteksi ketidakberesan dan tidak meneliti kesesuaian perlakuan akuntansi yang diterapkan klien (Purnamasari dan Hernawati, 2013). Semakin sering auditor melakukan perilaku disfungsional, maka kualitas audit yang dihasilkan juga akan semakin buruk. Yuniarti (2012) membuktikan bahwa perilaku disfungsional berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan hasil penelitian Purnamasari dan Hernawati (2013), perilaku disfungsional memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap kualitas audit.

Selain itu, faktor penting dalam diri auditor yang mempengaruhi kualitas audit adalah due professional care atau kemahiran professional yang cermat dan seksama. Menurut PSA No. 4 SPAP (2001), kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut


(2)

(Nirmala dan Cahyonowati, 2013). Louwers, et al. (2008) dalam Wiratama dan Budhiarta (2015) mengungkapkan bahwa auditor yang tidakmenggunakan sikap skeptis dan due professional care cenderung gagal dalam mengungkapkan fraud dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Sehingga due professional care yang dimiliki auditor belum tentu meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.

Audit juga menuntut keahlian dan profesionalitas yang tinggi. Keahlian tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhinya, seperti pengalaman. Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas auditnya (Nirmala dan Cahyonowati, 2013). Keahlian seorang auditor akan berkembang seiring dengan bertambahnya pengalaman dalam melakukan tugasnya. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saripudin dkk (2012). Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2011) yang membuktikan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian mengenai kualitas audit ini dilakukan karena mengingat pentingnya peran auditor bagi para pemakai laporan keuangan sehingga auditor perlu mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit agar dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan, serta perbedaan hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Penelitian ini mengacu pada penelitian Purnamasari dan Hernawati (2013)


(3)

yang meneliti tentang pengaruh etika auditor, pengalaman, pengetahuan, dan perilaku disfungsional terhadap kualitas audit. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada variabel independen dan populasinya. Peneliti mengganti variabel pengetahuan dengan due professional care. Selain itu, populasi dalam penelitian terdahulu adalah KAP yang berada di Jakarta, sementara dalam penelitian ini populasinya adalah KAP di Jawa Tengah dan DIY.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menentukan judul “PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGALAMAN, DUE

PROFESSIONAL CARE, DAN PERILAKU DISFUNGSIONAL

TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Auditor KAP di Jawa Tengah dan DIY)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini menganalisa tentang pengaruh etika auditor, pengalaman, due professional care, dan perilaku disfungsional terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan DIY. Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit?

3. Apakah due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit? 4. Apakah perilaku disfungsional berpengaruh terhadap kualitas audit?


(4)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit. 2. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman terhadap kualitas audit. 3. Untuk menganalisis pengaruh due professional care terhadap kualitas

audit.

4. Untuk menganalisis pengaruh perilaku disfungsional terhadap kualitas audit.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan dan tambahan bagi KAP agar dapat mengambil kebijakan-kebijakan terkait dengan peningkatan pengaruh etika auditor, pengalaman, due professional care, dan perilaku disfungsional yang mempengaruhi kualitas audit.

2. Bagi Pembaca

Sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan dan bahan perbandingan atas penelitian yang akan dilakukan.


(5)

3. Bagi Penulis

Untuk memperluas wawasan dan menambah ilmu pengetahuan penulis mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan pengauditan.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang masalahyang menjelaskan mengenai alasan-alasan serta tujuan mengapa penelitian ini dilakukan, perumusan masalah, tujuan dilakukannya penelitian, manfaat yang diperoleh daripenelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan landasan teori yang berkaitan dengan variabel independen dan dependenyang digunakan dalam penelitian, penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian sekarang, kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian yang dilakukan, populasi dan sampel yang diteliti, metode pengumpulan data yang digunakan, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini mencakup hasil pengumpulan data, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan.


(6)

BAB V PENUTUP

Bab ini berupa simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran yang dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya.


Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, Etika Dan Tenure Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP Surakarta dan Yogyakarta).

0 5 14

PENDAHULUAN Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, Etika Dan Tenure Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP Surakarta dan Yogyakarta).

0 2 7

PENGARUH ETIKA AUDITOR, PERILAKU DISFUNGSIONAL,INDEPENDENSI, DAN PENGALAMAN Pengaruh Etika Auditor, Perilaku Disfungsional, Independensi, dan Pengalaman Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Surakarta dan Semarang).

0 4 19

PENGARUH ETIKA AUDITOR, PERILAKU DISFUNGSIONAL,INDEPENDENSI, DAN PENGALAMAN Pengaruh Etika Auditor, Perilaku Disfungsional, Independensi, dan Pengalaman Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Surakarta dan Semarang).

1 3 20

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Terhadap Auditor KAP di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

0 2 15

(Studi Empiris Terhadap Auditor KAP di Yogyakarta dan Jawa Tengah) Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Terhadap Auditor KAP di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

0 2 18

PENDAHULUAN Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Terhadap Auditor KAP di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

0 2 6

PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGALAMAN, Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman, Due Professional Care, dan Perilaku Disfungsional terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Jawa Tengah dan DIY).

0 2 20

PENGARUH ETIKA AUDITOR,PENGALAMAN, Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman, Due Professional Care, dan Perilaku Disfungsional terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Jawa Tengah dan DIY).

0 3 16

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman, Due Professional Care, dan Perilaku Disfungsional terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Jawa Tengah dan DIY).

0 1 4