HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MASYARAKAT Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN
PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MASYARAKAT
KABUPATEN WONOGIRI

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
FAJARIA DISON EVERY
K 100 100 108

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN
OBAT INFLUENZA PADA MASYARAKAT KABUPATEN WONOGIRI
RELATIONSHIP OF THE LEVEL OF KNOWLEDGE WITH THE PRECISION OF
THE SELECTION OF MEDICINE INFLUENZA IN WONOGIRI REGENCY
SOCIETY
Fajaria Dison Every*, dan Arifah Sri Wahyuni

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl.Ahmad Yani Tromol Pos I, Pabelan Kartasura Surakarta 57102
*Email : masewiek@gmail.com

ABSTRAK
Influenza merupakan penyakit self limiting desease, penyakit ini tidak mengenal
batas usia maupun jenis kelamin artinya bisa menyerang siapa saja. Salah satu tindakan
pengobatan yang dilakukan adalah swamedikasi atau pengobatan sendiri, mengingat
banyak sekali obat yang dijual untuk meringankan gejala influenza. Pengetahuan yang baik
sangat dibutuhkan sekali agar tindakan pengobatan sendiri berjalan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat pada masyarakat di Kabupaten Wonogiri.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan pendekatan cross sectional
menggunakan instrumen kuesioner kepada responden dengan jumlah 165 orang dengan
hasil rata-rata pengetahuan sebesar 59,57% dengan standar deviasi sebesar 8,42% yang
masuk dalam kategori sedang. Data ketepatan pemilihan obat influenza pada masyarakat
yang tepat sebesar 86,7% dan yang tidak tepat sebesar 13,3%, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa ada hubugan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
ketepatan pemilihan obat influenza pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri.
Kata kunci: Pengetahuan,Obat Influenza,Pemilihan Obat.

ABSTRACT
Influenza is self limiting disease, this disease doesn’t know age limit as well as sex
so its meanthis desease can infect everyone. One of treatmet for this desease is using self
medication because there are lot of medicine sold to relieve the symptoms of influenza.A
good knowledge is needed in order for the actions ofself medication trough according to
the purpose to be achieved. Aim of this research is to know the relationship between the
level of knowledge with the right selection of the medicine on people in Wonogiri
Regency.This research is non experiment with cross sectional approach using
questionnairesinstruments to respondents with a total 165 people with average knowledge
results 59.57% and standard deviation 8.42% .The rationality of rightselection ofinfluenza
medicineis 86.7% and improper selection is 13.3%, so it can be conclude that there is
significant relationship between the level of knowledge with the right selection of influenza
medicine in Wonogiri Regency Society.
Key Words : Knowledge, Influenza Medicine, Drug Selection

1

PENDAHULUAN
Influenza merupakan infeksi spesifik pada manusia yang disebabkan oleh virus dan
merupakan penyakit yang memiliki sifat self-limiting, dimana bila tidak terjadi komplikasi

dengan penyakit lain, penyakit akan sembuh sendiri pada periode 4-7 hari (Soedarto,
1996). Tergantung dari kondisi daya tahan tubuh yang diserang, semakin kuat daya tahan
tubuh maka semakin cepat membaik kondisinya. Daya tahan tubuh dipengaruhi oleh pola
hidup sehari-hari seseorang (BPOM, 2006). Influenza adalah penyakit pada saluran
pernafasan yang menyerang bagian nasal atau hidung, penyebaran penyakit ini disebabkan
oleh virus. Virus ini tersebar luas diseluruh dunia dan dapat mempengaruhi orang tanpa
memandang usia dan jenis kelamin (WHO, 2009).
Gejala yang timbul bila tubuh terserang influnza biasanya akan muncul gejala
demam berkisar 38,3-38,9°C, batuk kering, batuk berdahak dan hidung terasa tersumbat.
Gejala lain yang timbul juga akan menyebabkan penderita akan merasa sulit untuk
melakukan aktivitas sehari-hari antara lain rasa nyeri pada persendian, sakit pada kepala
dan badan, lemas, dan hidung berair atau lendir (Tjay dan Rahardja, 2002). Pengobatan
yang diberikan pada penderita influenza pengobatan suportif dan simptomatik saja
(Soedarto, 1996). Walaupun influenza adalah self-limiting desease namun perlu terapi
untuk mengobati gejala yang menyertai. Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh
masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit ringan, tanpa resep atau intervensi dokter.
Pengobatan sendiri dalam hal ini dibatasi hanya untuk obat-obat modern, yaitu obat bebas
dan obat bebas terbatas. Keuntungan pengobatan sendiri menggunakan obat bebas dan obat
bebas terbatas antara lain : aman bila digunakan sesuai dengan aturan, efektif untuk
menghilangkan keluhan, efisiensi biaya, efisiensi waktu, bisa ikut berperan dalam

mengambil keputusan terapi, dan meringankan beban pemeritah dalam keterbatasan jumlah
tenaga dan sarana kesehatan di masyarakat (Kristina dkk., 2008). Obat flu adalah obat
untuk mengurangi gejala, umumnya adalah obat tanpa resep dokter yang dengan mudah
dapat diperoleh di apotek-apotek dan toko obat berizin. Obat flu umumnya merupakan
kombinasi dari beberapa zat aktif, kombinasinya antara lain: Analgetik/antipiretik
kombinasi dengan nasal dekongestan, Analgetik/antipiretik kombinasi dengan nasal
dekongestan dan antihistamin, Analgetik/antipiretik kombinasi dengan nasal dekongestan,
antihistamin, antitusif dan espektoran.
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu”, proses ini terjadi setalah dilakukan
pengindraan melalui panca indra yang dimiliki oleh manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba terhadap suatu objek tertentu. Melalui proses
2

tersebut seseorang akan memperoleh pengalamanatau pendidikan yang mempengaruhi
kognitif seseorang terhadap sesuatu (Notoatmodjo, 2005).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan metode deskriptif korelatif
dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini mengacu pada hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat influenza pada masyarakat Kabupaten

Wonogiri. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel
tergantung. Variabel bebas adalah tingkat pengetahuan sedangkan variabel tergantung
adalah ketepatan pemilihan obat. Dengan kriteria berdomisili di wilayah Kabupaten
Wonogiri usia > 18-40 tahun, pernah melakukan tindakan pengobatan sendiri pada saat
influenza, dan bersedia menjadi responden. Untuk teknik pengambilan sampel di
masayarakat Kabupaten Wonogiri pada penelitian cross sectional adalah Stratified
Random Sample. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus yang biasanya dipakai yaitu proporsi binomunal (binomunal
proportions).


n
=
N
=
Q
=
P
=
d

=
Z (1-a) =

. .

besaran sampel
besaran populasi
1–P
perkiraan proporsi di populasi jika tidak diketahui dianjurkan 0,5
besar penyimpangan 0,1, 0,05, 0,01
nilai besaran normal baku, besarnya tergantung tingkat kepercayaan TK,
TK 90% = 1,64, TK 95% = 1,96, TK 99% = 2,57.

Tingkat kepercayaan yang diambil 95% = 2,57. Data dari BPS jumlahpopulasi
masyarakat Wonogiri tahun 2013 adalah 988703 jiwa (BPS, 2013). Maka didapat
perhitungan dengan jumlah (N) yang sudah diketahui :
n=
n = 165

· ,


· ,

,

· , ·

· ,

,

,

Dari data hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap pemilihan obat
influenza akan dianalisis dengan SPSS 17.00 menggunakan uji Chi Square. Untuk uji
analisis menggunakan program SPSS for window release 17.00 apabila didapatkan nilai p
< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
dua variabel (Sugiyono, 2010).
3


HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengambilan sampel ini dilakukan pada bulan Juni – Juli 2015 dan penelitian ini
dilakukan pada masyarakat Kabupaten Wonogiri yaitu pada Kecamatan Wonogiri Kota,
Kecamatan Wuryantoro, dan Kecamatan Nguntoronadi. Sampel penelitian sebanyak 165
orang. Dibawah ini merupakann gambaran umum karakteristik responden penelitian yang
meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan responden.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan dengan Ketepatan Pemilihan Obat
Influenza Pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri Tahun 2015
Karakteristik
Jumlah
Persentase
Jenis kelamin
36,9%
61
Laki laki
63,1%
104
Perempuan
Tingkat pendidikan
15,7%

26
SMP
75,2%
124
SMA/SMK
9,1%
15
Sarjana/sederajat
Pekerjaan
44,8%
74
Petani
32,8%
54
Swasta
9,1%
15
Pegawai negeri
13,3%
22

Lain lain

Dari tabel 1 menunjukan karakteristik bahwa karakteristik responden meliputi jenis
kelamin yang di dominasi oleh jenis kelamin perempuan dengan persentase perbandingan
63,1:36,9. Untuk distribusi umur usia antara 21 – 30 tahun adalah paling banyak yaitu 75
responden (45,5%), sedangkan paling sedikit adalah usia 18 – 20 tahun yakni sebanyak 20
responden (12,1%). Distribusi berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh tingkat
pendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 124 responden (75,2%), untuk distribusi tngkat
pendidikan terendah adalah sarjana yaitu 15 responden (9,1%).
Riwayat penggunaan obat oleh responden ini berdasarkan golongan obat yang
dipakai. Ada tiga golongan obat yang dipakai antara lain, golongan obat bebas, obat bebas
terbatas, dan fitofarmaka atau jamu. Dari ketiga golongan obat yang dipakai tertinggi
penggunaanya adalah obat bebas terbatas yaitu 88,5% responden, untuk yang kedua adalah
obat bebas yaitu 10,9% responden, dan paling sedikit adalah fitofarmaka atau jamu sebesar
0,6% responden. Serta ditampilkan juga riwayat penyakit yang diderita responden selain
influenza. paling banyak responden menderita influenza sekitar < 3 bulan yang lalu yaitu
47,9%, dan paling kecil yaitu 10,9% yakni responden menderita sekitar < 1 tahun yang
lalu. Swamedikasi adalah tindakan pengobatan yang diambil oleh semua responden.

4


Tabel 2. Riwayat Penggunaan Obat dan Riwayat Swamedikasi Influenza Pada Masyarakat Kabupaten
Wonogiri Tahun 2015
Riwayat Penggunaan Obat
Persentase
Golongan obat yang dipakai
Obat bebas
Obat bebas terbatas
Fitofarmaka / jamu

10,9%
88,5%
0,6%

Riwayat penyakit yang pernah dialami
Maag
Hipertensi
Diabetes melitus
Asma
Tipes
Tidak ada
Terakhir Menderita Influenza

7,3%
2,4%
1,2%
0,6%
0,6%
87,9%

< 3 bulan yang lalu
< 6 bulan yang lalu
< 1 tahun yang lalu
>1 tahun yang lalu
Tindakan yang diambil
Swamedikasi
Pergi ke dokter
Lama obat digunakan
Sampai sembuh
>1 minggu
3-7 hari
< 3 hari

47,9%
41,2%
10,9%


100%
38,2%
6,1%
33,3%
22,4%

Tabel 3. Persentase Jumlah Responden yang Menjawab dengan Tepat Kuesioner Bagian A
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Pertanyaan
Penyakit yang bisa ditangani dengan swamedikasi
Gejala demam saat flu
Gejala batuk berdahak saat flu
Contoh tindakan untuk meringankan gejala flu
Kandungan obat flu untuk meringankan hidung tersumbat
Zat aktif untuk meringankan demam saat flu
Zat aktif obat untuk pengencer dahak
Dosis parasetamol sekali minum untuk dewasa
Efek samping obat flu Difenhidramin HCl
Khasiat Klorfeniramin Maleat pada obat flu

Persentase %
91,5%
59,4%
48,5%
75,2
35,7%
65,4%
83,6%
80,6%
84,8%
53,9%

Jml Responden
151
98
80
124
59
108
138
133
140
89

Tabel 4 di atas menjelaskan tentang responden yang menjawab dengan tepat pada
kuesioner A. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi adalah no 1
sebesar 91,5% menjawab benar atau sebanyak 151 responden, sedangkan nilai terendah
adalah no 5 yaitu sebesar 35,7% menjawab benar atau sebanyak 59 responden.
Tabel 5. Persentase Rata-rata Nilai Kuesioner Bagian B
No

Pertanyaan

Skor nilai
3
21

55
50

73
85

34
9

-

jumlah
responden
165
165

5
11
18

72
44
27
51

81
99
93
51

7
18
26
2

4
8
-

165
165
165
165

2
11
12
13
14
15
16

Tanda influenza yang bisa diatasi sendiri
Kondisi flu yang harus segera mendapat
penanganan dokter
Usaha untuk mencegah penularan influenza
Berbagai penyebab flu
Hal yang diperhatiakan sebelum minum obat
Cara penyimpanan obat tablet yang tepat

4

6

8

10

5

Jumlah responden yang memilih dengan nilai maksimal 10 (tertinggi) pada
pertanyaan no.15 yaitu 8 responden mengenai hal yang perlu diperhatikan saat minum
obat, terendah dengan nilai 2 paling banyak no.12 mengenai kondisi flu yang harus segera
mendapat penanganan dokter, yaitu sebanyak 21 responden.
Untuk selanjutnya adalah tabel tingkat pengetahuan responden tentang influeza.
Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Tentang Influenza pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri Tahun
2015
Persentase
Maen
Variance
Standart
Kategori
Frekuensi
Deviation
jumlah
responden
Rendah
44
26,7%
Sedang
113
68,5%
59,58
70,916
8,412
Tinggi
8
4,8%
Total
165
100%

Hasil dari 165 responden didapatkan data 44 responden masuk dalam kategori
berpengetahuan rendah dengan persentase sebesar 26,7%, 113 responden masuk kategori
pengetahuan sedang dengan persentase sebesar 68,5%, selanjutnya 8 responden masuk
dalam kategori pengetahuan tinggi dengan persentase sebesar 4,8%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan sedang. Untuk
selanjutnya adalah tabel kerasionalan dalam pemilihan obat influenza
Pemilihan obat untuk swamedikasi influenza akan ditampilkan melalui data tabel
13 yang menunjukan bahwa sebagian besar responden dalam melakukan swamedikasi
dengan obat influenza adalah rasional yaitu sebanyak 142 responden (86,1%) dan sisanya
23 responden (13,9%) melakukan swamedikasi tidak rasional.
Tabel 7. Analisis 4T (Tepat Indikasi, Obat, Dosis, Pasien)
Tepat Indikasi

X


X
Keterangan :

Tepat Obat


X

X
√ : tepat

Tepat Pasien



X

X : tidak tepat

Tepat Dosis






Jumlah
142
10
6
6
1

Persentase %
86,1 %
6,1%
3,6%
3,6%
0,6%

Dari tabel di atas responden dikatan rasional dalam memilih obat bila jika keempat
kategori yang meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, dan tepat dosis, terpenuhi
secara keseluruhan, jika ada salah satu dari keempat hal tersebut tidak terpenuhi maka
dikatakan tidak rasional.

6

Tabel 8. Ketepatan Indikasi, Tepat Obat, dan Tepat Dosis
Golongan
Obat
bebas

Pilihan obat
Parasetamol 3 kali
sehari
Termagon
3 kali sehari

Ketepatan indikasi (jumlah
responden)
Tepat
Tidak tepat
indikasi

-

Tepat obat (jumlah
Pemilihan dosis
responden)
(jumlah responden)
Tepat Tidak tepat Tepat
Tidak
obat
dosis
tepat


-

7,8,59,52



-



-



-

40, 47

-



-



-

58, 63, 140



-



-

3, 14, 78, 96, 154
4, 5, 12, 21,43, 56,69,
73,74, 81,82, 97,98,
114,122 130,132
138,149 153,161 162
10,79, 84,88,
106,112
120,129135,163
29, 60 110,116

No responden

Sanmol
3 kali sehari
Mixagrip
3 kali sehari



√ (gejala tidak
sesuai dengan
pilihan obat)
-



-



-



-

Sanaflu forte
3 kali sehari



-



-



-

Bodrex flu dan
batuk 3 kali sehari
Panadol cold dan
flu
3 kali sehari



-



-



-



-



-



-

Procold
3 kali sehari



-



-



-

Intunal
3 kali sehari



-



-



-

Paramex
3 kali sehari
Inza
3 kali sehari



-



-



-



-



-



-

Ultraflu
3 kali sehari



-



-



-

15,19, 30,41, 53,83,
102,107 111,134 160

Neozep forte
3 kali sehari



-



-



-

23,44, 119,133

Decolgen
3 kali sehari
Paramex flu
dan batuk
3 kali sehari



-



-



-

37,92, 127,131 157



-



-



-

25

Tremenza
3 kali sehari



-

-

-

1,11,36, 65, 72, 94,
113,121, 145, 152

Incidal
1 kali sehari 1
kapsul

-



-

-

31

Fitofarmaka Tolak Angin
2 kali sehari 1
saschet



-




√ (tidak
tepat
karena obat
keras)

√(tidak
tepat
karena
obat
keras)


-

49

Obat
bebas
terbatas

Obat
keras

2,17,35, 62,67, 68,75,
77,80, 86,87, 89,91,
93,95, 104,108
115,126 143,147
148,158 159,165
16,26, 32,45, 46,48,
54,61, 64,66, 76,103,
118,123 136,141
144,146 155,156
6,33,42, 55,57, 70,71,
85,99, 124,137
139,142 150,164
9,24,27, 90,100,
117,
18,20, 28,34, 38,105,
125,128

Tabel di atas menunjukan penilaian ketepatan indikasi yang didasarkan pada gejala
yang dialami responden, ketepatan obat yang didasarkan drug of choice sesuai dengan
influenza yang dialami oleh responden, dan ketepatan dosis didasarkan pada tepat takaran,
tepat cara pemberian, tepat frekuensi minum obat, tepat lama pemberian (Depkes, 2008).
Dari tabel dapat dilihat jumlah tepat indikasi sebesar 158 responden, dan 7 responden tepat
7

indikasi adalah tepat pemilihan obat berdasarkan gejala, selanjutnya adalah ketepatan
pemilihan obat, jumlah tepat obat sebesar 154 responden, dan tidak tepat obat sebanyak 11
responden, tepat pemilihan obat adalah kesesuaian pemilihan obat dengan penyakit yang
dialami. Ketepatan dosis pada penggunaan obat influenza semua responden menggunakan
obat sesuai dengan takaran atau dosis penggunaan, 165 responden tepat dosis.
Hasil uji analisis chi square hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan
pemilihan obat influenza pada masyarakat Kabupaten Wonogiri ditampilkan dalam tabel
berikut.
Tabel 9. Hubungan Pengetahuan dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Masyarakat
Kabupaten Wonogiri Tahun 2015
Pengetahuan
Pemilihan obat
Total
p-Value
Tidak rasional
Rasional
44
32
12
Rendah
100%
72,7%
27,3%
113
103
10
Sedang
0,005
100%
91,2%
8,8%
8
8
0
Tinggi
100%
100%
0%
165
143
22
Total
100%
86,7%
13,3%

Dari hasil chi square diperoleh nilai p-value (taraf signifikan) sebesar 0,005, karena
p-value < 0,05, maka H0 ditolak sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat influenza
pada masyarakat Kabupaten Wonogiri. Nilai persen kontribusi pengetahuan terhadap
ketepatan adalah 24,8% sedangkan sisanya 75,2% dipengaruhi oleh faktor lain misalnya
tingkat pendidikan, pengalaman, umur, informasi, penghasilan dan lingkungan atau
kebudayaan.
Dari data tabulasi yang telah diolah menunjukan bahwa kategori pengetahuan
sedang memiliki ketepatan atau kerasionalan dominan dalam memilih obat, yaitu sebesar
91,2% atau 103 responden dari 113 orang berpengetahuan sedang rasional dalam memilih
obat.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan
pemilihan obat influenza pada masyarakat Kabupaten Wonogiri yang ditunjukan nilai
signifikan sebesar 0,005, dan nilai persen kontribusi pengetahuan terhadap ketepatan
sebesar 24,8%.

8

Saran
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan ada sosialisasi atau penyuluhan mengenai
swamedikasi dalam pengobatan influenza dengan pemilihan obat yang tepat. Hal ini
dikarenakan pengetahuan masyarakat sangat menunjang untuk melakukan tindakan
swamedikasi yang tepat. Sehingga diharapkan adanya hasil penlitian yang lebih baik.
Ucapan Terimakasih
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Camat
Kecamatan Wonogiri, Bapak Camat Kecamatan Wuryantoro, dan Bapak Camat
Kecamatan Nguntoronadi, yang telah berkenan dalam memberikan izin serta dukungannya
pada penelitian yang kami laksanakan, sehingga dapat terlaksana sebuah kegiatan
penelitian yang baik, masyarakat dapat diajak bekerja sama dengan baik dan dapat pula
terjalin silaturahmi yang berkelanjutan. Semoga dengan selesainya penelitian ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat supaya lebih cerdas dalam memilih dan menggunakan obat
khususnya obat influenza dan untuk tenaga medis supaya lebih meningkatkan kinerjanya
dalam membimbing pasien dalam pengobatan. Demikian semoga bermanfaat.

DAFTAR ACUAN
BPOM, 2006, Obat Flu, (online), (http://www.pom.go.id, diakses pada 26 agustus 2014).
Badan Pusat Statistik, 2013. Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri. Available at:
http://wonogirikab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=4.
Depkes RI, 2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih
Obat Bagi Tenaga Kesehatan, Dirjen Binfar dan Alat kesehatan : Jakarta
Kristiana, S., Prabandari, Y., & Sudjaswadi, R., 2008, Perilaku Pengobatan Sendiri yang
Rasional pada Masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten Sleman,
Berita Kedokteran Masyarakat, 23(4), pp.176–183.
Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta.
Soedarto., 1996, Penyakit – penyakit Infeksi di Indonesia, Widya Medika: Jakarta. Hal 84
– 87,
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Tjay, T. H., 2002, Obat-obat Penting; Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya,
Edisi IV, PT. Elexmedia Komputindo Gramedia : Jakarta.
WHO, 2009, WHO Fact Sheets: influenza seasonal, (online), (http://www.who.int/
mediacenter, diakses 27 Agustus 2014).

9

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Obat Analgetik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat Kabupaten Demak.

1 8 11

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Obat Analgetik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat Kabupaten Demak.

3 29 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Penggunaan Obat Analgetik Pada Swamedikasi Nyeri Di Masyarakat Kabupaten Demak.

1 8 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMILIHAN OBAT PADA SWAMEDIKASI BATUK DI MASYARAKAT KABUPATEN Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Obat pada Swamedikasi Batuk di Masyarakat Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Tahun 2014.

0 4 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMILIHAN OBAT PADA SWAMEDIKASI BATUK DI MASYARAKAT Hubungan Pengetahuan Dengan Pemilihan Obat pada Swamedikasi Batuk di Masyarakat Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah Tahun 2014.

0 3 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA MASYARAKAT Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri.

1 4 13

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Masyarakat Kabupaten Wonogiri.

1 8 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Mahasiswa Farmasi UMS.

1 2 10

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Mahasiswa Farmasi UMS.

1 1 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN OBAT INFLUENZA PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketepatan Pemilihan Obat Influenza Pada Mahasiswa Farmasi UMS.

0 1 12