KELUARGA TERHADAP ASUPAN NATRIUM PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO” Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Dan Dukungan Keluarga Terhadap Asupan Natrium Penderita Hipertensi Rawat Jalan Di Rsud Sukoharjo.

“HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DAN DUKUNGAN
KELUARGA TERHADAP ASUPAN NATRIUM PENDERITA HIPERTENSI
RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO”
NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
FARA IDA UMAMI
J300120029

PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DAN DUKUNGAN
KELUARGA TERHADAP ASUPAN NATRIUM PENDERITA HIPERTENSI
RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO
Fara Ida Umami*, Dyah Widowati**, Nur Lathifah Mardiyati**
*Mahasiswa DIII Prodi Ilmu Gizi FIK UMS, **Dosen Prodi Ilmu Gizi FIK UMS
*Email: Faraida_umami26@yahoo.co.id


ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE ABOUT HYPERTENSION
FAMILY SUPPORTS ON LIMITING SODIUM INTAKE, AND HYPERTENSION
PATIENTS IN REGIONAL PUBLIC HOSPITAL OF SUKOHARJO
Introduction: Hypertension is a disease which is characterized by the increasing
blood pressure from normal. The prevalence of hypertension increases every
year and becomes the attention in developing countries, including in Indonesia.
Risk factors hypertension of that can be changed are obesity, smoking, stress,
sodium intake, physical activity and food consumption patterns. Factors that
affect sodium intake are demographics, knowledge, family support and
therapeutic communication.
Objective: to find out the correlation between knowledge about hypertension
family support of sodium intake toward hypertension patients in the regional
public hospital of Sukoharjo.
Research Method: this research was an observational study with cross sectional
design. Sampling method used of consecutive sampling and obtained 45
subjects. Collected trough on knowledge about hypertension and family support
are questionnaires, while sodium intake used food frequency form. The
relationship tests were done using Spearman Rank tests.
Results: respondens knowledge about hypertension was mostly good (57.8%)

most of respondens (62.2%) also had good family. Number of respondens who
had good sodium intake was 44.4%. The statistical test showed that there was no
correlation between knowledge about hypertension and the sodium intake of
hypertension patients, with values (p = 0671), and there was no correlation
between family suport and sodium intake of hypertension patients (p = 0.542)
Conclusion: There were no correlation between knowledge about hypertension
and family suports on the sodium intake toward hypertension patients in the
regional public hospital of Sukoharjo
Keywords: knowledge, hypertension, family support, sodium intake.
Bibliography: 28 (1997 – 2013)

PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan suatu
penyakit yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah dari
normal.
Prevalensi
hipertensi
meningkat dalam setiap tahun dan
menjadi

perhatian
di
negara
berkembang termasuk Indonesia.
Peningkatan
prevalensi
ini
mencerminkan bahwa kematian
penduduk akan meningkat akibat
penyakit kardiovaskuler di negara
berkembang (Maher, 2010).
Prevalensi kasus hipertensi
primer di Provinsi Jawa Tengah
2013 sebesar 8,5% sedangkan
menurut pengukuran tekanan darah
sebesar 37,1%. Prevalensi tertinggi
hipertensi menurut hasil pengukuran
terdapat di Kabupaten Wonogiri
(49,5%)
dan

terendah
hasil
pengukuran terdapat di Demak
(26,5%) (Riskesdas, 2013).
Hipertensi merupakan faktor
utama
penyakit
kardiovaskular
penyebab dari kematian tertinggi di
Indonesia. Sejauh ini banyak
penderita penyakit hipertensi yang
tidak patuh melaksanakan yang di
berikan dari pihak Rumah Sakit
karena kurangnya pengetahuan
serta dukungan dari keluarga
tentang
diet
hipertensi
(Rosyid&Effendi, 2011).
Pengetahuan merupakan hasil

dari proses mencari tahu, dari yang
tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak dapat menjadi dapat. Dalam
proses mencari tahu ini, mencakup
beberapa metode dan konsep-konsep,
baik
melalui
proses pendidikan
maupun
melalui
pengalaman
(Notoatmodjo,
2001).
Dengan
bertambah umur seseorang dapat
berpengaruh
pada
pertambahan
pengetahuan yang diperoleh, akan
tetapi pada umur-umur tertentu


kemampuan
penerimaan
atau
mengingat suatu pengetahuan akan
berkurang (Agoes, dkk 2001).
Hasil
penelitian
Domas
(2010), yang berjudul “pengaruh
pendidikan
tentang
hipertensi
terhadap perubahan pengetahuan
dan sikap lansia di Desa Makamhaji
Kartosuro Sukoharjo. Diperoleh hasil
ada perubahan sikap setelah
diberikan
pendidikan
tentang

hipertensi. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor pemberian informasi dari
petugas kesehatan yang bisa
meningkatkan pengetahuan lansia
itu sendiri sehingga lansia tersebut
bisa merubah sikapnya dalam
menjalankan diet hipertensi.
Menurut Slameto (2002)
menyebutkan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan atau pengetahuan
seseorang
makan
semakin
membutuhkan
pusat-pusat
pelayanan
kesehatan
sebagai
tempat berobat bagi dirinya dan
keluarganya. Dengan pendidikan

tinggi, maka wawasan pengetahuan
seseorang semakin bertambah dan
semakin menyadari bahwa begitu
penting kesehatan bagi kehidupan
sehingga
termotivasi
untuk
melakukan kunjungan ke pusatpusat pelayanan kesehatan yang
lebih baik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
terhadap kesehatan adalah tingkat
pendidikan.
Pendidikan
dapat
mempengaruhi kesehatan yang
bertujuan meningkatakan potensi diri
yang ada untuk memandirikan
masyarakat
dalam

menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh
Hermawan (2005) bahwa adanya
hubungan tingkat pengetahuan klien
tentang hipertensi dengan sikap
kepatuhan dalam menjalankan diit

hipertensi di wilayah Puskesmas
Andong Boyolali, semakin baik
tingkat pengetahuan klien tentang
hipertensi semakin patuh dalam
menjalankan diit hipertensi.
Dukungan keluarga adalah
sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga
terhadap
anggotanya.
Selain itu dukungan keluarga

memiliki kontribusi yang cukup
berarti dan sebagai faktor penguat
terbesar
yang
mempengaruhi
kepatuhan diit pasien. Dukungan
keluarga menjadi salah satu faktor
yang menentukan tingkat kepatuhan
pasien dalan menjalankan proses
diet (Bastable, 2002).
Hasil
penelitian
yang
dilakukan oleh Tumenggung (2013)
mengemukakan bahwa beberapa
pasien hipertensi tidak sepenuhnya
mematuhi diet dengan alasan tidak
tahu tentang diet hipertensi dan juga
kurang mendapatkan perhatian dari
keluarga

berupa
perhatian
emosional dan informasi dalam
mendampingi
pasien
di
saat
menghadapi
masalah,
mendengarkan
keluhan
pasien
tentang perkembangan penyakitnya,
mengurus keperluan sehari-hari
seperti menyiapkan makanan sesuai
program
diet,
mengingatkan
makanan yang bisa memperburuk
penyakitnya, sehinga hasil dalam
penelitian tersebut terdapat adanya
hubungan antara dukungan sosial
keluarga dengan patuhan pasien
dalam melaksanakan program diet.
Keadaan hipertensi banyak
ditemukan pada masyarakat yang
mengkonsumsi
natrium
dalam
jumlah besar. Natrium yang terlalu
banyak yang ditandai dengan
pengembangan
volume
cairan
ekstraseluler yang menyebabkan
edema. Tekanan natrium dengan

kadar tinggi dalam makanannya (7.6
– 8.2 g per hari) (Winarno, 2004)
Asupan natrium merupakan
hal yang sangat penting pada
mekanisme timbulnya hipertensi.
Pengaruh asupan natrium terhadap
hipertensi
adalah
melalui
peningkatan volume plasma (cairan
tubuh)
dan
tekanan
darah,
mengkonsumsi garam (natrium)
menyebabkan haus dan mendorong
kita minum. Hal ini meningkatkan
volume darah di dalam tubuh yang
berarti jantung harus memompa
lebih giat sehingga tekanan darah
naik. Karena masukan (input) harus
sama dengan pengeluaran (output)
dalam sistem pembuluh darah,
jantung harus memompa lebih kuat
dengan
tekanan
lebih
tinggi
(Sumaerih, 2006)
Berdasarkan survey awal
yang dilakukan oleh peneliti di
Rekam Medik RSUD Sukoharjo
didapatkan bahwa pasien penyakit
hipertensi yang menjalani rawat
jalan tiap tahunnya meningkat.
Penyakit hipertensi termasuk 30
besar keadaan morbiditas pasien
rawat jalan tahun 2015, yaitu
menduduki peringakat 3 dengan
jumlah 890 pasien. Berdasarkan
data yang diperoleh, prevalensi
penderita hipertensi rawat jalan
mencapai 12,1%.
Berdasarkan hal tersebut di
atas
peneliti
tertarik
untuk
melakukan
penelitian
tentang
hubungan pengetahuan tentang
hipetensi dan dukungan keluarga
terhadap asupan natrium pasien
rawat jalan di RSUD Sukoharjo.

METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
ini
merupakan penelitian observasional,
dengan pendekatan cross-sectional
yaitu penelitian yang diamati pada
waktu yang sama.
Penelitian ini dilaksanakan di
RSUD Kabupaten Sukoharjo. Alasan
mengapa memilih lokasi di RSUD
Kabupaten Sukoharjo yakni penyakit
hipertensi menduduki peringkat 3
dari
keadaan
morbilitas
dan
prevalensi
hipertensi
mencapai
12.1%.
Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh pasien penderita
hipertensi di RSUD Kabupaten
Sukoharjo pada bulan Januari
sampai Maret tahun 2015 yang
memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
Jumlah
subjek
dalam
penelitian ini adalah 45 responden
yang
menderita
penyakit
hipertensi.
Cara
pengambilan
sampel dengan Simple consecutive
sampling
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Berdasarkan
hasil
pengumpulan
data
karakteristik
responden
menurut
umur
menunjukkan bahwa 7 responden
(15.6%) memiliki umur 55 – 65
tahun, sedangkan 38 responden
(84.4%) memiliki umur 66 - 75
tahun.
Responden
berdasarkan
jenis kelamin perempuan sejumlah
23 orang (51.1%) dan 22 orang
(48.9%) berjenis kelamin laki-laki.
Responden
berdasarkan
pendidikan menunjukkan bahwa 9
responden (20.0%) berpendidikan
SD,
17
responden
(37.8%)
berpendidikan SMP, 17 responden

(37.8%) berpendidikan SMA, dan 2
responden (4.4%) berpendidikan
Perguruan Tinggi.
Analisis Univariat
1. Pengetahuan
Hipertensi

Tentang

Berdasarkan
hasil
pengumpulan data karakteristik
responden menurut pengetahuan
tentang hipertensi dapat dilihat
pada Tabel.
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan
Pengetahuan Tentang Hipertensi
Pengetahuan

Frekuensi

Persentase

Baik
Tidak Baik
Total

26
19
45

57.8%
42.2%
100%

(sumber: Data primer 2015)

Tabel 1 menunjukkan bahwa 26
responden
(57.8%)
memiliki
pengetahuan baik, 19 responden
(42.2%) memiliki pengetahuan tidak
baik. Hal ini menurut Nugroho (2000)
mengemukakan
bahwa
pengetahuan responden sebagian
besar baik kemungkinan dapat di
pengaruhi oleh beberapa faktor,
meliputi pengalaman, serta sarana
informasi. Pengetahuan tidak hanya
didapat secara formal melainkan
juga melalui pengalaman. Selain itu
pengetahuan juga didapat melalui
sarana informasi yang tersedia
dirumah, seperti radio dan televisi.
Sebagian
besar
pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan
telinga
sehingga
penggunaan
pancaindra terhadap suatu informasi
sangat penting.

Terkait tentang pengetahuan
salah satu firman Allah dalam QS.
Al-Mujadilah ayat 58:11 yang
berbunyi “ Niscaya Allah akan
meninggikan
orang-orang
yang
beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat”
ayat tersebut
telah
menjelaskan
betapa
pentingnya arti sebuah pendidikan,
karena dengan pendidikan manusia
bisa
mendapatkan
ilmu
pengetahuan.
2. Dukungan Keluarga
Distribusi dukungan keluarga
pada responden dari hasil
penelitian dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan
Dukungan Keluarga
Dukungan
keluarga

Frekuensi

Persentase

Baik
Tidak Baik
Total

28
18
45

62.2%
37.8%
100%

(Sumber: Data primer 2015)

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa
dukungan keluarga pada pasien
hipertensi di RSUD Sukoharjo dari
45 responden bahwa 27 responden
(60.0%) peran dari dukungan
keluarga
menunjukkan
baik,
sedangkan 18 responden (40.0%)
menunjukkan dukungan keluarga
tidak baik. Dukungan keluarga
merupakan segala bentuk perilaku
dan sikap positif yang diberikan
keluarga kepada salah satu anggota
keluarga yang sakit yaitu anggota
keluarga yang mengalami masalah
kesehatan. Dengan penggunaan
sistem dukungan keluarga yang
terdiri dari dukungan informasional,
penghargaan,
instrumental
dan
emosional yang merupakan bagian

integral dari keseluruhan dukungan
yang
berpusat
pada
suatu
pendekatan
keluarga
dalam
menangani memberikan dukungan
pada pasien akan meningkatkan
kesehatan dan adaptasi mereka
dalam kehidupan. Menurut Niven
(2002)
menyatakan
bahwa
dukungan keluarga dalam bentuk
dukungan emosional dari anggota
keluarga yang lain merupakan faktor
yang penting dalam kepatuhan
terhadap
program
diit
yang
dianjurkan. Selain itu keluarga dapat
membantu
mengurangi
ketidak
pedulian yang disebabkan oleh
penyakit tertentu dan mereka dapat
menghilangkan godaan pada ketidak
taatan dan seringkali dapat menjadi
eklompok
pendukung
untuk
mencapai kepatuhan.
3. Asupan Natrium
Distribusi asupan natrium
penderita
hipertensi
pada
responden dari hasil penelitian
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan
Asupan Natrium Penderita Hipertensi
Asupan
Natrium
Penderita
Hipertensi
Baik
Tidak Baik
Total

Frekuensi

Persentase

20
25
45

44.4%
55.6%
100%

(Sumber: Data primer 2015)

Pada tabel 3 menunjukkan
bahwa asupan natrium pasien
hipertensi di RSUD Kabupaten
Sukoharjo dari 45 responden yang
teliti, 20 responden di kategorikan
baik (44.4%) dan 25 responden
dikategorikan tidak baik (55.6%). Hal
ini dapat disebabkan konsumsi
natrium yang berlebih menyebabkan

konsentrasi natrium di dalam
cairan
ekstraseluler
meningkat.
Untuk
menormalkannya,
cairan
intraseluler ditarik keluar, sehingga
volume darah cairan ekstraseluler
meningangkat.
Meningkatnya
volume
cairan
menyebabkan
meningkatnya
volume
darah
sehingga
berdampak
kepada
timbulnya hipertensi (Martuti, 2009).

yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah
syetan,
karena
sesungguhnya
syetan itu musuh yang nyata
bagimu”. Bahwa pertama kita
ketahui halal itu bukan sekedar halal
makanannya, tapi juga dari sumber
bagaimana mendapatkannya pun
harus halal. Kalau sumbernya haram
seperti korupsi, mencuri, merampok,
maka makanan yang dimakan pun
meski sebetulnya halal, tetap haram.

Berkaitan dengan asupan zat
gizi pada makanan, ada salah satu
firman Allah dalam QS. Al-Maidah
ayat 88 yang artinya “ Dan makanlah
makanan yang halal lagi baik
(thayib) dari apa yang telah
dirizkikan
kepadamu
dan
bertaqwalah kepada Allah dan kamu
beriman
kepada-Nya”.
Allah
memerintahkan kita untuk memakan
makanan yang halal, tetapi juga baik
(halalan
thoyiban)
agar
tidak
membahayakan tubuh kita. Bahkan
perintah ini disejajarkan dengan
bertaqwa kepada Allah, sebagai
sebuah perintah yang sangat tegas
dan jelas. Perintah ini juga
ditegaskan dalam ayat yang lain,
seperti yang terdapat pada Surat AlBaqarah ayat 168 yang artinya:
“Wahai sekalian manusia, makanlah

Analisis Bivariat
1. Analisis
Hubungan
Pengetahuan
Tentang
Hipertensi Terhadap Asupan
Natrium Penderita Hipertensi
Hubungan pengetahuan
tentang
hipertensi
terhadap
asupan
natrium
penderita
hipertensi digambarkan dalam
tabel 4 :

Tabel 4
Hubungan antara Pengetahuan tentang Hipertensi terhadap Asupan
Natrium
Pengetahuan
Asupan Natrium
tentang
hipertensi
Baik
Tidak Baik
Jumlah
Total p value
n

%

n

%

N

%

Baik

14

53.8

12

46.2

26

100

Tidak Baik

6

31.6

13

68.4

19

100

(Sumber: Data primer 2015)

%
100

0.671

Berdasarkan
tabel
4
diketahui bahwa asupan natrium
pada penderita hipertensi yang
mempunyai
pengetahuan
baik
sebanyak
53.8%
dan
yang
mempunyai pengetahuan tidak baik
sebayak 31.6%. Sehingga ada
kecenderungan bahwa tidak terlihat
beda
pengetahuan
tentang
hipertensi dengan asupan natrium,
yang diperkuat dengan uji rank –
spearmen, dengan nilai p = 0.0671.
Sehingga H0 diterima dengan
demikian tidak ada hubungan antara
pengetahuan tentang hipertensi
terhadap asupan natrium penderita
hipertensi rawat jalan di RSUD
Kabupaten Sukoharjo.
Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Arum (2001)
terhadap
30
responden,
menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan
tingkat
pengetahuan
dengan tingkat konsumsi energi,
lemak, protein dan natrium.
Semakin tinggi tikat tingkat
pengetahuan responden semakin
patuh terhadap diet hipertensi. Hal
tersebut sesuai pernyataan Niven
(2008) yang menyatakan bahwa
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi kepatuhan yaitu
pengetahuan.
Pengetahuan
merupakan domain penting untuk
melakukan tindakan seseorang,
karena dari penelitian memebuktikan
bahwa
perilaku
didasari
oleh
pengetahuan, rasa ingin tahu dari
responden yang tinggi, sehingga
makanan apa yang seharusnya
diperbolehkan
dan
tidak

diperbolehkan
untuk
hipertensi
setelah
mereka
tahu
akan
meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman
tersebut
untuk
berperilaku
positif
untuk
menjalankan
kepatuhan
diet
hipertensi dengan baik.
Terkait dengan pengetahuan,
salah satu hadits menerangkan
bahwa suatu kewajiban bagi setiap
muslim yakni menuntut ilmu. Dari
Hadits Riwayat Ibnu Abdil Bar
menyatakan “ Tuntutlah ilmu walau
di
negeri
Cina,
karena
sesungguhnya menuntut ilmu itu
wajib
bagi
setiap
muslim.
Sesungguhnya
para
malaikat
meletakkan sayap – sayap mereka
kepada para penuntut ilmu karena
senang (rela) dengan yang ia tuntut”.
Maksut dari hadits tersebut bahwa
menuntut ilmu itu wajib dan para
malaikat turut bergembira. Agama
islam
sangat
memperhatikan
pendidikan untuk mencari ilmu
pengetahuan karena dengan ilmu
pengetahuan manusia bisa berkarya
dan berprestasi serta dengan ilmu,
ibadah
seseorang
menjadi
sempurna. Begitu pentingnya ilmu,
Rasalullah
saw,
mewajibkan
umatnya agar menuntut ilmu, baik
laki-laki maupun perempuan.
2. Analisis Hubungan Dukungan
keluarga dengan Kepatuhan
Diet Hipertensi
Distribusi silang dukungan
keluarga
terhadap
asupan
natrium
penderita
hipertensi
dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5
Hubungan antara Dukungan Keluarga terhadap Asupan Natrium
Penderita Hipertensi
Dukungan
Asupan Natrium
Keluarga
Baik
Tidak Baik
Jumlah
Total
p value
n

%

n

%

N

%

%

Baik

14

50.0

14

50.0

28

100

100

Tidak Baik

6

35.3

11

64.7

17

100

0.542

(Sumber: Data primer 2015)
Berdasarkan
tabel
5
diketahui bahwa asupan natrium
pada penderita hipertensi yang
mempunyai dukungan keluarga baik
sebanyak
50.0%
dan
yang
mempunyai pengetahuan tidak baik
sebayak 35.3%. Sehingga ada
kecenderungan bahwa tidak terlihat
beda dukungan keluarga dengan
asupan natrium, yang diperkuat
dengan uji rank – spearmen, dengan
nilai p= 0.542. Sehingga H0 diterima
dengan
demikian
tidak
ada
hubungan
anatara
dukungan
keluarga terhadap asupan natrium
penderita hipertensi rawat jalan di
RSUD Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Zulfitri (2006), ditemukan
adanya hubungan anatara dukungan
keluarga dengan perilaku lansia
hipertensi
dalam
mengontrol
kesehatannya. Adapun
bentuk
dukungan instrumen yang diberikan
keluarga terhadap lansia hipertensi
dapat berupa menjelaskan bahaya
makanan yang tinggi natrium.
Hasil di atas sesuai dengan
pernyataan Campbell (2002) bahwa
salah satu bagian yang saling
bergantung
dan mempengaruhi
dalam keluarga adalah status sehat/
sakit anggota keluarga. Suatu
penyakit dalam keluarga saling

mempengaruhi
keseluruhan
keluarga dan interaksinya. Penelitian
dibidang kesehatan keluarga secara
jelas menunjukkan bahwa keluarga
berpengaruh besar pada kesehatan
fisik anggota keluarganya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang
“Hubungan Pengetahuan Tentang
Hipertensi dan Dukungan Keluarga
Terhadap
Asupan
Natrium
Penderita Hipertensi Rawat Jalan
di RSUD Kabupaten Sukoharjo”
dapat disimpulkan bahwa:
1. Responden yang mempunyai
pengetahuan tentang hipertensi
baik sebanyak 57.8% dan
42.2% memiliki pengetahuan
tidak baik terhadap asupan
natrium penderita hipertensi.
2. Bahwa dari 45 responden
mendapatkan
dukungan
keluarga baik sebanyak 62.2%,
dan
yang
mendapatkan
dukungan keluarga tidak baik
sebanyak 37.8%.
3. Responden yang mempunyai
asupan natrium baik sebanyak
44.4% dan yang mempunyai
asupan natrium tidak baik
sebayak 55.6%.

4. Tidak ada hubungan antara
pengetahuan tentang hipertensi
terhadap
asupan
natrium
penderita hipertensi rawat jalan
di RSUD Kabupaten Sukoharjo
5. Tidak ada hubungan dukungan
keluarga
terhadap
asupan
natrium penderita hipertensi
rawat jalan di RSUD Kabupaten
Sukoharjo
Saran
Disarankan kepada keluarga yang
lebih
berperan
aktif
untuk
mendukung
penyembuhan
dari
salah satu anggota keluarga yang
sakit agar pola asupan makan
terutama pada natrium, sehingga
pembatasan natrium sesuai dengan
kebutuhannya.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, dkk, 2001. Tatalaksana
Hipertensi, cermin Dunia
kedoketran, Volume 39 no. 4
Bastable, 2002, Hipertension
Knowledge,attitude,
and
practice in Adult hypertensive
patien at LUMPH. Journal
LUMPH Vol.11 (2)
Domas, 2010, Pengaruh Pendidikan
Tentang Hipertensi terhadap
Perubahan Pengetahuan dan
Sikap Lansia di Desa Makam
Haji Kartosuro, diakses 6 juni
2015
Hermawan, 2005, Terapi Gizi dan
Diet Rumah Sakit. Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Maher, 2010, Keperawatan keluarga
teori dan Praktek. Edisi 3
EGC, Jakarta

Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan
Buku
Kedokteran
EGC,
Jakarta.
Notoatmodjo, 2003, Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, Rieneke
Cipta, Jakarta.
Slameto, 2003, Belajar Dan FaktorFaktor
Yang
Mempengaruhinya, Rieneke
Cipta, Jakarta.
Riskesdas, 2013, Laporan Nasional,
Jakarta.
Rosyid, F.N., Efendi,N., 2011.
Hubungan Kepatuhan diet
Rendah
Garam
dan
Terjadinya
Kekambuhan
pada Pasien Hipertensi di
wilayah
Puskesmas
Pasongsongan
Kabupaten
Sumenep Madura.

Tumenggung, I, 2013, Hubungan
Dukungan soaial Keluarga
dengan
Kepatuhan
Diet
Hipertensi Di RSUD Toto
Kabila
Kabupaten
Bone
Bolongo, vol 1
Zulfitri,

R.
(2006).
Hubungan
dukungan keluarga dengan
perilaku lanjut usia hipertensi
dalam
mengontrol
kesehatannya di wilayah
kerja
puskesmas
Melur
Pekanbaru. Tesis FIK UI
Jakarta

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Dan Dukungan Keluarga Terhadap Asupan Natrium Penderita Hipertensi Rawat Jalan Di Rsud Sukoharjo.

0 2 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP ASUPAN NATRIUM PENDERITA HIPERTENSI Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Dan Dukungan Keluarga Terhadap Asupan Natrium Penderita Hipertensi Rawat Jalan Di Rsud Sukoharjo.

0 2 14

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Rawat Jalan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 19

PENDAHULUAN Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Rawat Jalan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 3 6

NASKAH PUBLIKASI Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Rawat Jalan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM, KALIUM, DAN MAGNESIUM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI Hubungan Asupan Natrium, Kalium, Dan Magnesium Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Rawat Jalan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sur

0 8 17

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Natrium, Kalium, Dan Magnesium Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Rawat Jalan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 9 5

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM, KALIUM, DAN MAGNESIUM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI Hubungan Asupan Natrium, Kalium, Dan Magnesium Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Rawat Jalan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sur

0 7 12

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN Hubungan Tingkat Stres Dan Asupan Natrium Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.

0 1 19

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Asupan Natrium dan Kalium pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Jepang Kudus - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 13