PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI KEPENGUNGSIAN PERESPONS TSUNAMI KOTA PADANG MENGGUNAKAN MAPSERVER.

SNASTI 2007, STIKOM, 22 Agustus 2007, Surabaya

1

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI KEPENGUNGSIAN
PERESPONS TSUNAMI KOTA PADANG MENGGUNAKAN
MAPSERVER
Surya Afnarius1, Muhammad Hadi2, Yunza Irawan dan Masril Syukur
Jurusan Teknik Elektro, Univ. Andalas Padang, email: s_afnarius@yahoo.com1, hadi_jte02@yahoo.com2

Abstrak: Satu sistem informasi kepengungsian perespons tsunami Kota Padang telah dibangun. Sistem informasi ini
berguna untuk memvisualkan data kepengungsian setelah terjadinya tsunami. Sistem informasi ini mampu menjawab
persoalan utama kepengungsian, yaitu dimana saja tempat-tempat pengungsian dan apa yang dibutuhkannya.
Metodologi rekayasa perangkat lunak waterfall digunakan dalam kajian ini. Sistem informasi ini dibangun dengan
menggunakan MapInfo dan MapServer. Sekolah-sekolah negeri di Kota Padang diasumsikan dapat digunakan sebagai
tempat pengungsian. Data dikumpulkan secara langsung ke lapangan. Untuk menunjukkan kesesuaian sistem informasi
dengan keperluan pemakai, beberapa buah query diimplementasikan. Dari pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi ini telah sesuai dengan keperluan pemakai.
Kata kunci : kepengungsian, MapInfo, MapServer, perespons, tsunami

Kesiapan satu daerah pesisir menghadapi


diberikan dan apa yang dibutuhkan oleh para

bencana tsunami seperti yang terjadi di Banda

pengungsi. Hampir setengah juta pengungsi tidak

Aceh adalah hal yang sangat penting. Akibat dari

terurus dengan baik (makan, kesehatan ataupun

tsunami

sekolah).

pada

26

Desember


2004

itu,

Tidak

terfikirkan

letak

tempat

diperkirakan menelan korban lebih dari 170.000

pengungsian dan rumah sakit. Bahkan ada daerah

jiwa dan kerusakan harta benda senilai Rp. 41,2

yang tidak tersentuh bantuan, karena daerah


triliun (Kompas, 2005a; Kompas, 2005b). Pada

tersebut

radius 1 km dari garis pantai, rumah tersapu

menunjukkan Indonesia belum siap menghadapi

habis rata dengan tanah. Tak ada areal tambak

bencana besar dan kita tidak mempunyai data

yang selamat. Bencana ini adalah yang terbesar

yang lengkap tentang Banda Aceh terutama

di dunia dalam 40 tahun terakhir ini. Menurut

masalah spatial atau lebih dikenal dengan GIS


Kofi Annan (Sekjen PBB) : “Bencana yang

atau WebGIS (Kompas, 2005b).

tidak

dikenal.

Semuanya

ini

belum pernah terjadi sebelumnya sehingga

WebGIS adalah “a Geographic Information

membutuhkan respons yang juga belum pernah

System (GIS) distributed across a computer


terjadi sebelumnya” (Kompas, 2005c). Setelah

network

satu bulan, belum banyak respons yang dilakukan

communicate geographic information visually on

oleh pemerintah.

the World Wide Web” (Edward, 2000). Lihat

Distribusi bantuan dan relawan tidak merata
(Kompas,

2005d).

integrate,


disseminate,

and

gambar 1 mekanisme WebGIS. Menurut Mitchell

kesulitan

(2005), WebGIS atau Webmapping itu adalah

mendistribusikannya ke daerah-daerah karena

“One very effective way to make map information

sebagian jembatan dan jalan hancur (Koran

available to a group of nontechnical end users is

Tempo, 2005). Bantuan dan relawan ada yang


to make it available through a web page”.

menumpuk pada satu lokasi pengungsian saja,

Namun perangkat lunak WebGIS yang komersial

sedangkan

sangat mahal.

lokasi

Pemerintah

to

yang

lain


kekurangan.

Pendonor tidak tahu kemana bantuan akan

Menurut GIS Lounge (2002),

harga ArcIMS : US$ 7.500; SpatialDirect US$

SNASTI 2007, STIKOM, 22 Agustus 2007, Surabaya

2

20.000 dan EarthKey Internet Mapping US$

required, trainning to be expected and intensity

25.000. Itu baru harga Internet-GIS -nya, belum

of involvement are much different”, kata Limp


lagi biaya pembangunan sistem yang jauh lebih

(1999).

mahal.

Selain itu, “The level of expertise

Gambar 1. Mekanisme kerja WebGIS/Webmapping (Mitchell, 2005).

Karena mahalnya WebGIS komersial itu,
maka penelitian ini mencoba menggunakan

bantuan dapat dilaksanakan secara merata dan
sesuai dengan kebutuhan para pengungsi.

WebGIS yang open source dan gratis, yaitu
MapServer

untuk


memvisualkan

persoalan

kepengungsian di Internet. Penelitian yang

METODE

Tahapan pembangunan sistem informasi

dilaporkan ini bertujuan untuk membangun

kepengungsian

sistem informasi

kepengungsian perespons

perancangan, koding dan pengujian. Pada tahap


tsunami Kota Padang yang mampu menjawab

analisis ditentukan kebutuhan sistem. Sistem

persoalan utama kepengungsian, yaitu dimana

haruslah dapat menampilkan lokasi tempat-

saja tempat-tempat pengungsian dan apa yang

tempat

dibutuhkannya. Kota Padang dipilih karena Kota

dibutuhkannya.

Padang adalah kota yang paling terancam

ditentukan

tsunami di muka bumi ini. Menurut Danny

antarmuka pemakai dan pengumpulan data

Hilman Natawijaya (Kompas, 2005e), Kota

kepengungsian. Pada tahap koding

Padang terancam tsunami sekitar 2033 yang

pemrograman MapServer untuk memvisualkan

berasal gempa besar dari Pulau Pagai di Kep.

data kepengungsian di internet. Pada tahap

Mentawai. Diharapkan nantinya, jika terjadi

pengujian, MapServer dijalankan apakah telah

tsunami

sesuai dengan kebutuhan sistem.

melanda

Kota

Padang,

persoalan

kepengungsian seperti yang terjadi di Aceh tidak
terjadi di Kota Padang. Penyebaran relawan dan

ini

terdiri

pengungsian
Pada

rancangan

tahapan

analisis,

dan

apa

tahap

perancangan

layer



layer

yang
peta,

dilakukan

SNASTI 2007, STIKOM, 22 Agustus 2007, Surabaya

Bentuk MapFile MapServer yang digunakan

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi

adalah sbb :
1) untuk menampilkan kecamatan dan tempattempat pengungsian yang ada.
LAYER
NAME pengungsian
TYPE Polygon
STATUS DEFAULT
CONNECTIONTYPE OGR
CONNECTION
"C:\ms4w\apps\appweb\etc\ogr\pengungsian.tab"
CLASS
NAME “Tempat Pengungsian”
STYLE
COLOR 186 123 78
OUTLINECOLOR 0 0 0
END
END
LAYER
NAME kecamatan
TYPE Polygon
STATUS DEFAULT
CONNECTIONTYPE OGR
CONNECTION
"C:\ms4w\apps\appweb\etc\ogr\kecamatan.tab"
LABELITEM "nama_kecamatan"
CLASSITEM "id"
CLASS
NAME "Kecamatan X"
EXPRESSION "Z"
STYLE
COLOR 46 209 218
OUTLINECOLOR 0 0 0
END
LABEL
FONT carto
TYPE BITMAP
SIZE GIANT
POSITION AUTO
END
END

2)

Kebutuhan tempat-tempat pengungsian
LAYER
NAME pengungsian
TYPE Polygon
STATUS DEFAULT
CONNECTIONTYPE OGR
CONNECTION
"C:\ms4w\apps\appweb\etc\ogr\pengungsian.tab"
CLASS
NAME “Tempat Pengungsian”
STYLE
COLOR 186 123 78
OUTLINECOLOR 0 0 0
END
TEMPLATE "kebutuhan_query.html"
END

sistem

informasi

ini

menggunakan Web Server : Apache, MapServer
dan

data

spatial

dalam

bentuk

MapInfo.

Implementasi data spatial yang dibuat terdiri dari
layer : a) Kecamatan, b) Sungai, c) Jalan, d)
Nama Jalan dan e) kepengungsian. Struktur layer
kepengungsin dapat dilihat pada tabel 1. Gambar
2 adalah tampilan antarmuka pemakai sistem
informasi

kepengungsian

Kota

Padang,

sedangkan gambar 3 adalah legenda petanya.
Peta Kota Padang yang ditampilkan adalah
daerah utama Kota Padang yang terletak dekat ke
pantai.

Tabel 1. Struktur layer Kepengungsian.
Name
ID
Nama Bangunan
Alamat
Jumlah Lantai
Kondisi Bangunan
Jenis Bangunan
Jumlah Ruangan
Daya Tampung
Luas Lapangan
Koordinator
No_HP
Pengungsi_anak-anak
Pengungsi_remaja
Pengungsi_dewasa
Pengungsi_tua
relawan
psikolog
Tenda
Beras
Air Mineral
Mie Instan
Susu Bayi
Obat Luka Memar
Obat Luka Sayatan
Obat Ispa
Obat Gastritis
Obat Malaria
Obat Asma
Obat Mata
Obat Kulit

Type
Character
Character
Character
Charakter
Charaker
Charakter
Integer
Integer
Charakter
Charakter
Charakter
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer

Width
3
25
30
1
1
1
1
25
12
-

SNASTI 2007, STIKOM, 22 Agustus 2007, Surabaya

4

Gambar 2. Antarmuka pemakai.

Surau Gadang lengkap dengan titik koordinatnya
ditandai). Gambar 6 ini menjawab persoalan
pertama dimana saja tempat-tempat pengungsian
di Kecamatan Nanggalo. Gambar 7 menunjukkan
hasil query kebutuhan pengungsi di SDN 05
Surau Gadang Kecamatan Nanggalo. Gambar 7
ini menjawab persoalan kedua. Dari hasil
pengujian yang dilakukan ini dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi kepengungsian Kota
Padang

yang

dibuat

telah

sesuai

dengan

kebutuhan sistem, yaitu dapat menentukan

Gambar 3. Legenda Peta Kota Padang.

Untuk dapat menguji sistem informasi ini,
terlebih dahulu dilakukan dijitasi peta Kota

tempat-tempat

pengungsian

dan

apa

yang

dibutuhkan oleh para pengungsi.

dengan

Dengan cara mengakses web site dari sistem

menggunakan MapInfo yang diikuti dengan

informasi ini, para pendonor baik yang berada di

pemasukan data atributnya (lihat gambar 4 dan

Indonesia

5). Setelah dijitasi peta Kota Padang dan set up

mengetahui dimana saja tempat pengungsian di

Aphace dan MapServer, dilakukan pengujian.

Kota Padang, jika terjadi tsunami. Para pendonor

Gambar 6 menunjukkan lokasi-lokasi tempat

dapat mengetahui titik koordinat tempat-tempat

pengungsian di Kecamatan Nanggalo (SDN 05

pengungsian dan apa yang dibutuhkan oleh para

Padang

untuk

ke-lima

layer

maupun

di

luar

negeri

dapat

SNASTI 2007, STIKOM, 22 Agustus 2007, Surabaya

5

pengungsi. Dengan berpedomankan pada titik
koordinat tempat pengungsian, para pendonor
dengan menggunakan pesawat terbang langsung
menurunkan bantuan atau relawan pada titik
koordinat tersebut. Apa yang terjadi di Aceh
diharapkan tidak akan terjadi di Kota Padang.
Pendistribusian

bantuan

dan

relawan

yang

merata. Pendonor tahu kemana bantuan akan
diberikan dan apa yang dibutuhkan oleh para

Gambar 6. Lokasi tempat-tempat pengungsian di Kec.

pengungsi.

Nanggalo Kota Padang.

Gambar 7. Hasil query kebutuhan tempat pengungsian SDN
05 Surau Gadang di Kec. Nanggalo Kota Padang.

SIMPULAN
Gambar 4. Peta Kec. Nanggalo Kota Padang.

Dari pengujian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
yang dibuat telah sesuai dengan keperluan
pemakai.

Untuk

menjawab

keperluan

pemakai tersebut, diperlukan lima layer peta.
Kelima layer tersebut adalah kecamatan,
sungai, jalan, nama jalan, kepengungsian.
Sistem informasi ini dapat menentukan 1)
lokasi tempat-tempat pengungsian pada satu
kecamatan dan 2) kebutuhan - kebutuhan
tempat pengungsian tersebut. Dengan sistem
informasi

ini,

apa

yang

terjadi

di Aceh

diharapkan tidak akan terjadi di Kota Padang.
Distribusi bantuan dan relawan menjadi merata.
Gambar 5. Data atribut SDN 05 Surau Gadang.

Pendonor tahu kemana bantuan akan diberikan
dan apa yang dibutuhkan oleh para pengungsi.

SNASTI 2007, STIKOM, 22 Agustus 2007, Surabaya

Untuk

pengembangan

sistem

informasi

selanjutnya, disarankan untuk menggunakan
PostGreSQL + PostGIS sebagai spatial database
dan spatial analysis.

6

Kompas. 2005b. Memetakan Ulang NAD Pasca Tsunami.
dlm. Kompas, 22-1- 2005, hal. 42.
Kompas. 2005c. Menuju organisasi penanganan bencana
yang lebih baik. dlm. Kompas, 22-1-2005 hal. 41.
Kompas. 2005d.

Tsunami, Tsunami, Nyeri kami... dlm.

Kompas, 22-1-2005 hal. 37.
Kompas. 2005e. Lebih jauh dengan Dr. Danny Hilman

DAFTAR RUJUKAN
Edward. 2000. WebGIS Arsitektur. http://Proceedings of the
foss/grass users conference/Bangkok/thailand.pdf.
GIS

Lounge.

2002.

Internet

Map

Servers.

www.Gislounge.com
Kompas. 2005a. Pemulihan NAD 2005 Perlu Rp.5,3 Triliun.
dlm. Kompas, 20-1-2005 hal. 13.

Natawijaya. dlm. Kompas, 9-1-2005 hal. 16.
Koran Tempo. 2005. Menyatukan Bantuan. dlm. Koran
Tempo, 12-1-2005 hal. 12.
Limp, W. Fredrick. 1999. Mapping Hits Warp Speed on the
World Wide Web!.
www.geoworld.com/gw/0999/999tec.asp
Mitchell, Tyler. 2005. Web Mapping Ilustrated.
www.pdfhcm.com . Diakses tanggal 23 April 2007.