KONTRIBUSI KEMAMPUAN DOSEN DALAM MANAJEMEN SISTEM PEMBELAJARAN TERHADAP KUALITAS KINERJANYA DALAM MENGAJAR : Studi deskriptif analitik terhadap dosen / pengajar pada Akademi Keperawatan Pemda Subang.
KONTRIBUSI KEMAMPUAN DOSEN DALAM MANAJEMEN
SISTEM PEMBELAJARAN TERHADAP KUALITAS KINERJANYA
DALAM MENGAJAR
(Kajian Pada Dosen Akademi Keperawatan Pemda Subang)
Tahun 2001
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat
Memperoleh gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
9^D,D«U
*J
•z
o
o
O
Oleh
MARIANA NURYATI
989681
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
UNTUK MENEMPUH UJIAN TAHAP II
PEMB
PROF.DR.ll.TB.ABIN SYAMSUDBIN MAKMUN.MA
PEMBIMBING II
PROF.DR.H DJAM'AN SATORI, MA
8ISETUJUI OLEH
KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
"ROGRAM P/ASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDlb KAN INDONESIA (UPI )
PROF. DR. H.TB.ABlN SYAMStfDDIN MAKMUN ,MA
• PERNYATAAN
"Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ' Kontribusi Kemampuan
Dosen dalam Manajemen Sistem Pembelajaran tchadap Kualitas Kinerjanya
dalam Mengajar" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmiian. Atas pemyataan ini,
saya siap menanggung risiko 7 sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini "
Bandung, 15Maret2002
Yang membuat pernyataan
Mariana Nuryati
ABSTRAK
KONTRIBUSI KEMAMPUAN DOSEN DALAM MANAJEMEN
SISTEM PEMBELAJARAN TERHADAP KUALITAS KINERJANYA
DALAM MENGAJAR
Studi deskriptif analitik terhadap dosen / pengajar pada Akademi Keperawatan
Pemda Subang
Oleh: Mariana Nuryati
NIM:
989681
Penelitian ini dilatar belakangi masih belum jelasnya kriteria pengajar
tetap dan tidak tetap, masih banyaknya tenaga pengajar yang dibebankan
kegiatan administrasi sebingga tidak cukup waktu untuk mengembangkan
metode didaktif pengajaran atau membaca / menulis buku, serta belum merata
dan terjadwalnya kesempatan tenaga pengajar untuk mengikuti pendidikan
lanjutan dan pelatihan.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
dosen dalam manajemen sistem pembelajaran yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian berkontribusi terhadap kualitas kinerjanya
dalam mengajar. Lingkup penelitian dibatasi pada semua dosen yang mengajar
pada Akademi Keperawatan Pemda Subang.
Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif analitik kuantitatif
dan data yang didapat dianalisa dengan menggunakan SPSS versi 10.0
Dari penelitian didapatkan gambaran dari 30 orang dosen terdapat 60%
berlatar belakang pendidikan SI, 40 % dari Dili Keperawatan, yang sudah
mendapat pendidikan tambahan AKTA IV 20 %, AKTA III 20 %sedangkan
sisanya 60 % belum pernah mengikuti AKTA mengajar dengan pengalaman
mengajar lebih dari 4tahun 46,67 %dan 53,33 %kurang dari 4tahun.
Hasil penelitian didapatkan normalitas distribusi frequensi dari masingmasing data (kemampuan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan)
serta kualitas kinerja dosen dalam mengajar adalah normal, sehingga data dapat
diolah. Sedangkan hasil analisis korelasi antar variabel bebas dengan variabel
bergantung bermakna (signifikan) dan terdapat hubungan. Hasil analisis
multivariat menunjukkan bahwa perencanaan , pelaksanaan dan pengendalian
berpengaruh nyata dan yang paling berpengaruh adalah pelaksanaan.
Kesimpulan didapatkan bahwa kualitas kinerja dosen dalam mengajar
dapat dipengamhi oleh kemampuan merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan pembelajaran, sedangkan yang paling berpengamh adalah
kemampuan melaksanakan pembelajaran. Rekomendasi untuk institusi agar
dapat diupayakan penambahan penguasaan, pengetahuan dan keterampilan
mengelola pembelajaran melalui pendidikan berkelanjutan yang sesuai dengan
mata ajaran dan pendidikan AKTA mengajar.
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
'
PERNYATAAN
"
KATA PENGANTAR
ni
UCAPAN TERIMA KASIH
v
ABSTRAK
vn
DAFTAR ISI
=-•
••• •vl"
DAFTAR TABEL
IX
DAFTAR BAGAN
x
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
•*
B. Identifikasi Masalah
j^
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
}^
|4
F. Hipotesis Penelitian
}°
H. Kerangka Pemikiran
|°
E. Asumsi Penelitian
j6,
G. Ruang Lingkup Penelitian
j°
I. Definisi Operasional
J. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pembelajaran Sebagai Sistem
V*
20
23
B. Kedudukan Sistem Pembelajaran
Dalam Kajian Manajemen/Administrasi
Pendidikan
-
C. Konsep Dasar Manajemen/Administrasi .
Pembelajaran
1.
2.
Perencanan
Pelaksanaan
3. Pengendalian
A,
46
•5f)
D. Kriteria/Standar Keberhasilan Manajemen
Sistem Pembelajaran
E. Kualitas Kinerja Dosen Dalam Mengajar
-^7
58
1. Konsep Kualitas
-f8
3. Manajemen Kinerja
-y
2. Kualitas Kinerja Dosen Dalam Mengajar
F. Hasil Penelitian Sebelumnya
ol
66
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Sampel Penelitian
C. Tahapan Proses Penelitian
1. Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan
2. Tinjauan Teoritis dan Tinjauan Penelitian
'2
Sebelumnya
3. Identifikasi Variabel Penelitian
4. Pengembangan Model Penelitian
5. Alatdan Tehnik Pengumpulan Data
'J*
-75
7°
6. Penentuan Sampel
7. Uji Validitas dan Reabilitas
a. Validitas
b. Reliabilitas
-
8. Pengumpulan, Pengolahan dan
Analisa Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
PROSES PENELITIAN
°^
A. Analisa Univariat
B. Analisa Bivariat
1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
3. Korelasi Antar Variabel
*
C. Analisa Multivariat
BAB V PEMBAHASAN
10°
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Implikasi
„,
C. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
109
LAMPIRAN - LAMPIRAN
A. Alat Pengumpul Data
B Data Penelitian
RIWAYATHIDUP
13°
DAFTARTABEL
Tabel
1. i
halaman
Distribusi Tingkat Pendidikan Dosen berdasrkan
Status Kepemilikan Institusi Pendidikan Tenaga
Kesehatan tahun 1998/1999
8
1.2 Distribusi Jumlah Dosen Yang Mengikuti AKTA
Mengajar berdasarkan Status Dosen Institusi Pen
Didikan Tenaga Kesehatan Tahun 1998/1999
3.1
Daftar Dosen Tetap di Akademi Keperawatan
Pemda Subang tahun 2001
3.2
80
Kisi-kisi Instmmen untuk Mengukur Kualitas
Kinerja Dosen Dalam Mengajar
4.1
71
Kisi-Kisi Instmmen untuk Mengukur Kualitas
Kinerja Dosen Dalam Mengajar
3.3
8
81
Distribusi Responden menunit Latar Belakang
Pendidikan dan AKTA Mengajar Dosen
Di Akademi Keperawatan Pemda Subang tahun 2001
90
4.2 Distribusi Responden menunit Pengalaman Belajar
Dosen Akademi Keperawatan Pemda Subang tahun 2001
4.3 Distribusi Responden menunit Beban Mengajar
Dosen Akademi Keperawatan Pemda Subang Taliun 2001
91
91
4.4 Normalisasi Distribusi Frekuensi Masing-Masing
Variabel Penelitian
94
4.5 Kontribusi Antara Variabel Bebas Terhadap Kualitas
Kinerja dosen Dalam Mengajar
96
DAFTAR BAGAN
halaman
Bagan
2.1
Tinjauan Mikro Sistem Pendidikan
26
2.2
Komponen Pokok Sistem Pendidikan
27
2.3
Interaksi antara Sistem Pendidikan
Dengan Lingkungan
27
2.4 -
Rancangan Pengajaran menunit Kemp
36
2.5
ModelDick & Carey
37
2.6
Model IDI
39
2.7
Model PPSI
40
2.8
Proses Pengorganisasian
45
2.9
Model Konseptual Kinerja Guru/Dosen saat PBM
65
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1
halaman
Paradigma Efektifitas Guru sitinjau dari
Proses Keluaran
1.2
Sistem Pendidikan
1.3
Kerangka Pemikiran
"
18
BAB I
PENTMHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Titik berat Pembangunan Jangka Panjang II adalah meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia, karena pada dasarnya kunci keberhasilan pembangunan
akan ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas
sumberdaya manusia sangat berkaitan erat dengan pendidikan, karena pendidikan
menipakan upaya utama yang akan mampu menjadikan sumberdaya manusia
memiliki kualitas yang tinggi. Pendidikan akan berhasil apabila kondisi
sumberdaya manusia terjaga kesehatannya, oleh karena itu kesehatan juga
menipakan faktor yang penting untuk mendukung upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manusia. Dengan demikian pelayanan kesehatan sangat diperlukan
agar upaya pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas bisa berhasil.
Dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan memegang
peranan yang sangat penting, karena tenaga kesehatan merupakan sumberdaya
manusia yang amat menentukan terhadap keberhasilan pelayanan kesehatan.
Penyediaan tenaga kesehatan berkaitan erat dengan pendidikan tenaga
kesehatan yang diselenggarakan dengan berorientasi kepada kecenderungan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu dan teknologi. Untuk itu
pendidikan tenaga kesehatan diarahkan agar mampu menghasilkan dan
menyediakan tenaga kesehatan yang bermutu Dengan demikian keberadaan
institusi pendidikan tenaga kesehatan menjadi sangat penting sebagai penghasil
tenaga kesehatan yang bermutu dan terampil baik dalam jumlah maupun jenis
yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mendukung dan mencapai tujuan
pembangunan nasional.
Upaya peningkatan kualitas tenaga kesehatan sebagai sumberdaya manusia
hanya dapat dilakukan oleh institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang bermutu.
Oleh karena itu diperlukan pula upaya-upaya peningkatan kualitas institusi
Pendidikan Tenaga Kesehatan yang adasecara berkesinambungan.
Dalam rangka perbaikan kualitas di institusi pendidikan secara internal
dapat dilakukan dengan mengadakan berbagai perubahan yang meliputi
mahasiswa, kurikulum, sistem perkuliahan, peningkatan kualitas dosen dan
perbaikan struktur organisasi. Peningkatan kualitas dosen sebagai pengajar
merupakan salah satu alternatif perbaikan mutu secara internal bagi institusi
pendidikan. Oleh karenanya kualitas dosen akan sangat besar pengaruhnya
terhadap mutu lulusan lembaga pendidikan tersebut. Untuk itu upaya peningkatan
pendidikan tinggi hams bermula dari peningkatan para pengelola dan tenaga
pengajamya, sehingga tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa upaya
peningkatan mutu dosen menempati posisi yang sangat strategis dalam
pengembangan lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. "Salah satu faktor utama
yang perlu mendapat perhatian khusus adalah faktor pembinaan tenaga pengajar,
baik secara kuantitas maupun kualitas" (Depdikbud, 1982). "Peningkatan kualitas
dosen perlu dimulai dari sistem rekruitmen, peningkatan kemampuan dosen,
sistem penilaian terhadap kemampuan dan kinerja dosen serta sistem peningkatan
kariernya" (Kasih dan Suganda, 1999 : 84).
Usman (1995 : 6) mengatakan bahwa "dosen memiliki banyak tugas, baik
yang terikat oleh digas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian".
Apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas dosen, yakni tugas dalam bidang
profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Tugas dosen
sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas dosen dalam
bidang kemanusiaan di institusi pendidikan harus mampu menarik simpati
sehingga ia menjadi idola para mahasiswanya. Tugas dan peran dosen tidaklah
terbatas didalam masyarakat, bahkan dosen pada hakikatnya merupakan
komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan gerak
maju kehidupan bangsa.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi dinyatakan bahwa dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan
dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara pendidikan tinggi dengan tugas
utama mengajar pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Selain sebagai pendidik
dan pengajar dosen berperan pula sebagai perencana dan penyelenggara program
yang menjadi tanggung jawabnya, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai
dengan bidang keahliannya, pelaksana administrasi akademik serta memberikan
bimbingan kepada mahasiswa dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mmat
mahasiswa dalam proses pendidikan (Depdikbud, 1999). S Hamid Hasan (1997 :
7) mengatakan bahwa "profil dosen yang diharapkan adalah ilmuwan dan
sekaligus juga pendidik". Sebagai ilmuwan
diharapkan memiliki tingkat
penguasaan yang tinggi yang dapat diidentifikasi dari gelar resmi akademik yang
dipunyainya, karya dalam bidang ilmu/kajian yang menjadi tanggung jawabnya
baik berupa penelitian/temuan maupun publikasi. Sebagai pendidik diharapkan
mempunyai visi dan misi pendidikan yang jelas, berbagai keterampilan untuk
mengembangkan proses pendidikan sehingga terjadi komunikasi dua arah dengan
mahasiswa, memberikan bimbingan yang profesional bagi mahasiswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai materi yang diajarkannya selama proses
belajar.
Proses belajar mengajar atau sistem pembelajaran merupakan suatu bentuk
komunikasi antara mahasiswa dengan dosen. Didalam komunikasi tersebut
terdapat pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan,
keterampilan ataupun sikap dan nilai dari dosen kepada mahasiswa sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Didalam prosesnya dapat terjadi komunikasi satu
arah atau dua arah, dapat dipergunakan berbagai metoda, berbagai macam media
untuk mendapatkan hasil belajar mengajar yang memuaskan. Hal tersebut diatas
diperlukan oleh seorang dosen didalam mengelola sistem pengajaran,
merencanakan persiapan mengajar (program pengajaran),
melaksanakannya,
mengevaluasi selanjutnya bagi perbaikan pengajaran sebagai sistem.
"Rancangan pengajaran yang baik mendorong mahasiswa berprestasi yaitu
menguasai isi/materi pelajaran dan keterampilan serta belajar yang diperlukan
untuk itu" (Slameto, 1991: 40 ), sedangkan dengan rancangan pengajaran, tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar segera dapat diketahui baik yang berupa hasil
belajarmahasiswa maupun proses kegiatan dosennya.
Berkaitan dengan tugas dan fungsi dosen tersebut, membawa konsekuensi
dosen untuk meningkatkan kompetensinya. -Kompetensi mengajar dalam arti
sempit adalah kemampuan melaksanakan tugas mengajar mulai dari persiapan,
kegiatan belajar , kegiatan belajar mengajar sampai mengakhiri pengajaran dengan
sebaik-baiknya. W.Robert Houston seperti yang dikutip Supeno (1995 : 29)
mengatakan bahwa "kompetensi sebagai tugas yang memadai atau pemilikan
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang".
Sedang rumusan
resmi
Departemen
Pendidikan Nasional
menunjukkan
kompetensi pada dua persoalan pokok yaitu pertama menunjuk pada indikasi
kemampuan berupa perbuatan yang dapat diamati, kedua menunjuk pada konsep
yang mencakup aspek-aspek kognitif,afektif dan kinerja (performance)serta tahaptahap pelaksanaan secara utuh .
Dalam rangka meningkatkan kompetensi mengajar dosen tersebut, Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan sudah melaksanakan kegiatan pengembangan
tenaga pengajar di lingkungan Departemen Kesehatan melalui program tugas
belajar dan peningkatan gum dosen dan instmktur (Gudosin), AKTA mengajar
dan pelatihan-pelatihan dalam bidang studi tertentu. Namun kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa temyata belum semua dosen menempuh pendidikan yang
diadakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa faktor tenaga pengajar pada
institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan masih belum memenuhi harapan.
Dalam laporan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan mengenai pelaksanaan
kegiatan program pendidikan tenaga kesehatan tahun 1998/1999, dinyatakan
adanya masalah mengenai tenaga pengajar, antara lain 1) masih belum jelasnya
kriteria pengajar tetap dan tidak tetap yang berpengaruh terhadap penilaian
institusi dan kesempatan tenaga pengajar dalam memperoleh pendidikan dan
pelatihan, 2) masih banyak tenaga pengajar yang dibebankan kegiatan
administratif, sehingga tenaga pengajar tidak mempunyai cukup waktu untuk
mengembangkan metode didaktik pengajaran atau membaca/menulis buku, 3)
belum merata dan terjadwalnya kesempatan tenaga pengajar untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan. Sejalan dengan hal diatas pendapat atau model model
yang dikemukakan oleh Biddle dan Dunkin diadopsi H A Smith ( 1979 : 658)
digambarkan secara lebih lengkap tentang proses serta
faktor -faktor yang
mempengaruhi proses pegajaran dalam suatu bagan sebagai berikut
SETTING
VARIABLES
* Grade material
* Class size
* Physical enviro
TEACHER
ment
VARIABLES
behaviaor
*
* Motivation
Teaching Skills
intelligence
(in class)
*Teacher-pupil
interaction
* Social class
* sex
PUPIL
PRODUCTS
* Teacher
X
* Training
* Experience
* Personality
CLASSROOM
BEHAVIORS
*Pupil
PUPIL
VARIABELS
behavior
(in class)
*Cognitive :
short-term
long term
*Affective :
short term
long term
*Psychomotor
adult
* Experience
* Expectance
* Personality
* Peer
* Influences
* Social class
* Age
*Sex
Gambar 1.1 : Paradigma efektifitas guru, ditinjau dai proses keluaran
Sumber
: Howard A Smith, Non verbal Communication in Teaching,
Review of Educational Research, 1979, vol 49, No 4, hal 658.
Dari model tersebut di atas dapat dilihat bahwa efektifitas proses pengajaran
yang beriangsung di kelas dapat dipengaruhi oleh faktor yang menyangkut guni
sebagai tenaga pengajar dengan segala karakteristiknya, setting kelas, siswa
dengan segala bentuk keunikannya dan tingkah laku kelas. Dari guru terlihat
adanya berbagai karakteristik yang perlu diperhitungkan, yaitu yang menyangkut
pendidikan, pengalaman mengajar, kepribadian, motivasi, sosial ekonomi, usia,
jenis kelamin, kemampuan mengajar serta inteligensi.
Khusus di perguruan tinggi termasuk Akademi Keperawatan, tugas seorang
dosen dalam mengelola proses pembelajaran adalah memberikan kuliah yaitu
mengalihkan pengetahuan, kemahiran, keterampilan serta nilai dan sikap tertentu
kepada mahasiswa, kemudian membuat mahasiswa mampu menyerap, memahami
dan mengembangkannya secara mandiri ilmu yang telah dipelajari tersebut, untuk
kemudian menerapkan ilmu pengetahuan tersebut untuk memecahkan masalah-
masalah yang; mungkin muncul dalam kehidupannya. Untuk itu membawa
konsekuensi kepada dosen untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya
karena proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh
peranan dan kompetensi gum antara lain guru sebagai pengajar,pemimpin kelas,
pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor,
motivator dan konselor. Berdasarkan hal diatas nampak bahwa guru atau dosen
sebagai tenaga pengajar merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan
begitu saja dalam menentukan efektifitas proses pengajaran yang belangsung di
kelas
Dari laporan kegiatan program pendidikan tenaga kesehatan tahun
1998/1999 dinyatakan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan, tenaga pengajar
yang berpendidikan Dill 45,06 %, S. 33,97 %dan D, 7,24 %. Bila dilihat dari
status kepemilikan institusi pendidikan tersebut adalah sebagaiberikut:
Tabell.l
Distribusi Tingkat Pendidikan Dosen Berdasarkan Status
Kepemilikan Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Tahun 1998/1999.
No
Prosentase Latar
Institusi Pendidikan
Belakang Pend Dosen
S1
Dill
40,42%
39,83%
13,84%
4,86%
41,47%
Pemerintah Pusat
Pemerintah daerah
TNI /Polri
Swasta
6,27%
5,08%
48,23%
Selanjutnya apabila dilihat dari jumlah tenaga pengajar tetap yang mengikuti
AKTA adalah sebagai berikut
Tabel 1 .2
Distribusi Jumlah Dosen yang Mengikuti AKTA Mengajar
Berdasarkan Status Dosen Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Tahun 1998/1999
Prosentase Pendidikan AKTA
Status Dosen
No
Tenaga pengajar tetap
Tenaga pengajar tidak tetap
Belum mengikuti
38,78%
70,97%
AKTA
AKTA IV
27,33%
8,98%
33,88%
20,05%
Dengan demikian terlihat bahwa masih banyak tenaga pengajar tetap yang
beriatar pendidikan setingkat dengan lulusan yang dihasilkan oleh institusi tempat
ia mengajar.
Demikian pula pada institusi pendidikan Dili Keperawatan, masih banyak
tenaga pengajamya yang beriatar pendidikan Dill Keperawatan
V-eND/O/X
seharusnya kualifikasi pengajar tetap dan tidak tetap untuk Akademi Keperawatan
mempunyai pendidikan minimal Si, DIV Keperawatan dari semua bidang keahlian
ditambah AKTA IV (Katalog Pendidikan Diploma III Keperawatan 1984, 64 ).
Sementara itu sampai dengan bulan April 1999 jumlah institusi pendidikan
tenaga kesehatan dibawah pembinaan Departemen Kesehatan tercatat sebanyak
840 institusi yang tersebar di 26 propinsi di Indonesia. Institusi tersebut terdiri dari
311 jenjang pendidikan menengah (JPM), 11 institusi jenjang pendidikan tinggi
Diploma I (JPT- Dl)dan 518 jenjang pendidikan tinggi Diploma III (JPT- Dili).
Ditinjau dari status kepemilikan 289 milik Depkes dan 551 milik non Depkes
(Pemda, TNI/POLRI dan Swata). Khusus di Propinsi Jawa Barat institusi
pendidikan Dili Keperawatan saat ini berjumlah 33 institusi dengan rincian 6
institusi milik Departemen Kesehatan dan 20 institusi milik non Departemen dan 7
Institusi milik Pemerintah Daerah. Dengan meningkatnya jumlah institusi JPT-
DIII Keperawatan swasta tersebut seharusnya jumlah dan mutu pendidik terus
ditingkatkan pula. Syahlan (1997 : 20 ) mengatakan bahwa "tenaga pendidik di
institusi yang ada saat ini masih kurang jumlahnya apalagi dari segi kualitasnya".
Kekurangan tenaga tersebut merupakan salah satu masalah pokok pendidikan ,
selain itu banyak tenaga pengajar yang memberikan materi yang bukan
pegangannya. Hal ini akan mempengamhi dalam penyelenggaraan pendidikan .
Peranan tenaga pengajar didalam penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan
sangat menentukan kualitas dan profesionalime lulusan. Untuk itu perlu dituntut
tenaga pengajar yang berkualitas guna mencetak tenaga-tenaga kesehatan yang
handal dan profesional.
Pada institusi pendidikan Akademi Keperawatan non Depkes maupun milik
Pemda, disamping rqasih bervariasinya tingkat dan jenis pendidikan yang dimiliki
dosen, juga terdapat berbagai status kepegawaian tenaga pengajar, yaitu dosen
tetap dan dosen tidak tetap atau dosen honorer. Setiap dosen tersebut tentunya
mempunyai pengalaman mengajar yang berbeda-beda, bahkan adakalanya yang
mempunyai beban mengajar yang terlalu banyak atau membina mata kuliah yang
bukan bidangnya. Akibatnya muncul permasalahan adakah kontribusi kemampuan
dosen dalam manejemen system pembelajaran terhadap kualitas kinerjanya dalam
mengajar yang menjadi tugas pokok disamping tugas penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai kontribusi kemampuan dosen dalam manajemen system
pembelajaran terhadap kualitas kinerjanya
dalam mengajar di Akademi
Keperawatan milik Pemda Subang. Hal ini mengingat institusi tersebut milik
Pemda dan sudah pernah meluluskan mahasiswanya.
B. Identifikasi Masalah
Untuk menghadapi berbagai pembahan yang terjadi di lingkungan
pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan masa depan dan persaingan yang
ketat terutama dengan negara tetangga jangan sampai menjadi tamu di negeri
sendiri, maka perlu memilih dan strategi dengan mengedepankan faktor unggulan
padamutu sumber daya manusia khususnya dosen dan mahasiswa
Cara peningkatan mutu dosen dapat diusahakan melalui manaj
pengembangan dosen dengan langkah-langkah,
pertama memb
11
perencanaan tenaga dosen berdasarkan kebutuhan baik kualitatif maupun
kuantitatif serta sistem pengembangannya, kedua melaksanakan recruitmen
,seleksi dan induksi berdasarkan kualitatif dan kuantitatif serta pola uji
kemampuan dan sikap, ketiga pembinaan dan pengembangan dengan memberikan
latihan kepada dosen bam (on the job training) dengan dibimbing dosen senior
yang bertujuan memberikan orientasi dan wawasan sebagai motivasi yang
berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai dosen.
Selain itu pengembangan selanjutnya dilakukan dengan memberikan
kesempatan untuk mengikuti pendidikan lanjutan baik formal (gelar) atau non
gelar, mengikuti seminar, loka karya dan pertemuan-pertemuan ilmiah.
Dengan kinerja dosen yang bermutu diharapkan hasil lulusannya akan
bermutu juga, hal di atas memberikan implikasi pada daya tarik konsumen dan
pelanggan dalam memilih pengguman tinggi yang diminatinya. Dalam beberapa
hal pilihan tidak hanya berdasarkan atas lokasi dan fasilitas yang dipunyai tapi
siapa, apa dan bagaimana dosennya di dalam menjalankan tugas dan seberapa
tinggi mutu lulusannya juga ikut menentukan. Mutu kinerja dosen akan
memberikan manfaat ganda, selain untuk menarik calon mahasiswa yang lebih
banyak sehingga memungkinkan lebih besar untuk seleksi memperoleh mahasiswa
yang lebih bermutu juga akan meningkatkan mutu lulusannya.
Sejalan dengan tugas utamanya dosen di perguman tinggi adalah
melaksanakan Tri Dharma Perguman tinggi. Bagi dosen perguruan tinggi ketiga
dharma tersebut khususnya di Akademi Keperawatan kebanyakan belum
dilaksanakan secara sempurna, sedangkan dua dharma lainnya belum atau tidak
dilaksanakan secara berimbang . Pernyataan tersebut didukung oleh hasil
12
penelitian Sumarsih (1996) menyatakan bahwa secara umum baik dari segi
kuantitas maupun kualitas kinerja lulusan S2 dosen Universitas Negeri Bengkulu
(UNIB) di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat belum baik.
Memahami atas pentingnya mutu kinerja dosen temtama di dalam
melaksanakan manajemen pembelajaran, pimpinan Akademi Keperawatan Pemda
Subang berusaha untuk mengikut sertakan pelatihan-pelatihan terutama yang
berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran baik melalui Akta mengajar
maupun pelatihan-pelatihan mata ajaran keprofesian lainnya. Namun hal tersebut
belum banyak memberikan pengamhnya bila dilihat dari hasil lulusannya untuk
merebut pasar kerja serta masih ada masyarakat yang memilih pendidikannya ke
tempat lain.
Dari uraian tersebut di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut:
a. Sistem recruitmen dosen belum mempakan faktor yang utama dalam
menentukan kinerja dosen
b. Masih banyak tugas pokok fungsi dosen yang masih ganda
c. Kesempatan untuk mengikuti pendidikan lanjutan maupun pelatihan-
pelatihan temtama yang berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran
masih langka.
C. Perumusan Masalah
Kinerja mempakan fungsi dari motivasi dikalikan dengan ability. Jadi
kinerja seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan tetapi juga tergantung
pada motivasinya. Salah satu motivasinya adalah diikutsertakan pada pelatihan
13
atau kesempatan untuk mendapatkan pendidikan tambahan dan berkelanjutan
temtama yang berhubungan dengan pengelolaann pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut , maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
"Bagaimanakah kemampuan dosen dalam manajemen pembelajaran dilaksanakan
dan seberapa besar kontribusinya terhadap mutu kinerjanya dalam mengajar" .
Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut di atas dapat dirinci menjadi
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa besar kemampuan perencanaan pembelajaran berkontribusi
terhadap kinerja dosen dalam mengajar (XI). Pertanyaan ini bermaksud
untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan dosen dalam merencanakan
sistem pembelajaran yang meliputi : pengenalan program kurikulum Dili
keperawatan, membuat syllabus mata ajaran, mempersiapkan materi
perkuliahan, membuat satuan acara perkuliahan, membuat jawal bekerja
sama dalam tim maupun dengan dosen lain untuk mencapai tujuan,
menentukan hak dan kewajiban serta tanggung jawab dan mengetahui
hubungan interpersonal.
2. Seberapa besar kemampuan pelaksanaan pembelajaran berkontribusi
terhadap kinerja dosen dalam mengajar (X2) . Yang dimaksud dengan
pertanyaan ini meliputi : mengetahui tujuan belajar, mengelola kelas,
memulai dengan appersepsi, aktifitas pembelajaran, melakukan repetisi,
mengadakan korelasi, individualisasi, disiplin professional, mengakhiri
perkuliahan, membuat perencanaan evaluasi dan melakukan evaluasi baik
formatif maupun sumatif
14
3. Seberapa besar kemampuan pengendalian pembelajaran berkontribusi
terhadap kualitas kinerja dosen dalam mengajar (X3) yang meliputi :
kemampuan mengelola hasil evaluasi dan memberi umpan balik serta
membuat laporan evaluasi, mengevaluasi program yang telah dilaksanakan,
memberi
bimbingan,
memberi
motivasi,
melakukan
koordinasi,melaksanakan hubungan kerja baik dengan atasan maupun
dengan bawahan.
4. Manakah yang paling besar berkontribusi terhadap kualitas dosen dalam
mengajar yang meliputi : kemampuan dalam mempersiapkan dan
merencanakan
perkuliahan,
kemampuan
menyampaikan
materi,
mengumpulkan data dan menyampaikan hasil belajar, mengadakan
hubungan interpersonal dan tanggung jawab profesional.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengumpulkan informasi tentang kemampuan dosen dalam manajemen
sistem pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemda Subang
b. Mengumpulkan informasi tentang kualitas kinerja dosen dalam mengajar
c. Mengetahui seberapa besar kontribusi kemampuan dosen dalam
manajemen sistem pembelajaran terhadap kualitas kinerja dosen dalam
mengajar
d. Mengetahui manakah yang paling berkontribusi
15
2.
Manfaat Penelitian
1). Manfaat Praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada
a. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Memberikan masukan kepada
Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan mengenai gambaran
kemampuan yang dimiliki dosen dalam mengelola sistem pembelajaran
yang dapat meningkatkan kualitas kinerja dosen dalam mengajar
b. Dinas Kesehatan. Memberikan masukan kepada Kepala Kantor Wilayah
Depkes mengenai gambaran kemampuan dosen dalam mengelola system
pembelajaran, sehingga dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan
pembinaan institusi di wilayahnya.
c. Institusi. Memberikan masukan kepada pimpinan institusi sebagai dasar
pemilihan altematif pemecahan masalah tentang factor tertentu yang
mendapat perioritas dalam uapaya meningkatkan kemampuan dosen dalam
mengelola sistem pembelajaran
2) Teoritis
Dapat menerapkan pengembangan ilmu administrasi pendidikan
temtama
untuk penelitian selanjutnya.
E. Asumsi Penelitian
Adapun asumsi-asumsi yang mendasari penelitian ini adalah sebagaiberikut:
1.
Tujuan utama manajemen menumt Shrode dan Voich dikutip dari Nanang
Fatah (2000 : 15) adalah produktivitas dan kepuasan.
2.
Sedangkan menumt Sutermeister (1976) membataskan produktivitas sebagai
ukuran kuantitas dan kualitas kinerja dengan mempertimbangkan kemanfaat
16
an sumber daya yang juga dipengaruhi oleh perkembangan bahan, teknologi
dan kinerja manusia.
3.
Komponen yang menentukan pengembangan, pembahan dan keberhasilan
kegiatan yaitu adanya suatu visi yangjelas,misi rancangan kerja, sumber
daya, keterampilan professional, motivasi dan insentif (Tilaar,1993 : 13)
4. Dalam melaksanakan manajemen, dilaksanakan suatu proses kegiatan yang
sistematis yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengkoordi
nasian, pengendalian, dan penilaian terhadap pekerjaan-pekerjaan induk dan
sumber-sumber kegiatan lainnya, dalam usaha bersama segenap personil se
kolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Udi Turmudi, 1991 :1)
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan awal atau sementara terhadap masalah yang
diteliti yang selanjutnya diuji kebenarannya berdasarkan hasil pengolahan data.
Hipotesis ini dimaksudkan untuk memperjelas hubungan antara variable bebas dan
variable tergantung. Hipotesis di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hipotesis :Kemampuan manajemen sistem pembelajaran yang baik sangat
berpengaruh terhadap kualitas kinerja dosen dalam mengajar
G. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mempakan rancangan studi korelasi dengan tujuan
mengetahui kontribusi manajemen sistem pembelajaran seperti perencanaan,
pelaksanaan ,dan pengendalian terhadap kualitas kinerja dosen dalam mengajar.
17
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang jelas, maka lingkup penelitian ini
dibatasi semua dosen yang mengajar di Akademi Keperawatan Pemda Subang.
Pemilihan tempat penelitian didasarkan atas kemudahan, kemampuan yang
dimiliki peneliti.
Data yang akan diperoleh merupakan data primer. Alat Ukur yang akan
digunakan untuk memperoleh data manajemen sistem pembelajaran terhadap
kualitas kinerja dosen dalam mengajar dengan menggunakan kuesioner.
H. Kerangka Pemikiran
Efektifitas proses belajar mengajar di kelas dapat pula dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang menyangkut dosen sebagai tenaga pengajar. Faktor-faktor
tersebut adalah pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, kepribadian,
motivasi, social ekonomi, usia, jenis kelamin, kemampuan mengajar serta
inteligensi.
Sedangkan untuk suatu sistem pendidikan , terdapat faktor yang berkaitan
dengan mutu pendidikan
yaitu a) organisasi pelaksana dan penyelenggara
pendidikan, b) manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, c) sumber daya manusia baik staf administrativ maupun staf dosen.
Namun factor yang paling menentukan adalah dosen dan mahasiswa yang
dijadikan subjek pendidikan (Uwes,1999 : 20 )
Dari hal tersebut diatas maka dosen dijadikan sebagai instmmental input dan
mahasiswa sebagai raw input yang mengikuti proses pendidikan untuk
menentukan tolok ukur tercapainya tujuan pendidikan temtama pengembangan
kepribadian yang meliputi aspek kognitif , afektif dan psikomotorik. Untuk itu
18
peningkatan kualitas kinerja dosen sangat diutamakan (Uwes, 1999 : 21).dan
merupakan
bagian yang menentukan keberhasilan
pendidikan yang dapat
digambarkan dalam kerangka di bawah ini.
Instrumental Input
(Dosen,Tenaga Adm
kurikulum,Anggaran,Sa
rana dan prasarana,
Manajemen
I
RAW INPUT
(Mahasiswa)
PROSES
OUT PUT
PENDIDIKAN
(Lulusan)
(Pembelajaran)
i
INSTRUMENTAL INPUT
(Sosial, Budaya, Ideologi, Politik,
Ekonomi, Keamanan, Agama )
Gambar 1.2 Sistem Pendidikan
(Dikembangkan dari Tirtaraharja dan La Sula 2000 : 61)
Selanjutnya penelitan ini berawal dari pemikiran bahwa dengan manajemen
system pembelajaran yang baik akan mendapatkan kualitas kinerja dosen mengajar
yang baik pula. Manajemen dalam hal ini dibatasi dengan fungsi perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian dalam pembelajaran yang diharapkan berpengaruh
pada kualitas kinerja dosen dalam mengajar, namun hal itu dapat dipengamhi pula
oleh
tingkat pendidikan dan
pengalaman dalam
mengelola pembelajaran
Berdasarkan titik tolak diatas, maka kerangka pemikirannya dapat digambarkan
sebagai berikut:
19
Kualitas kinerja
Management system
Pembelajaran
Dosen
(Perencanaan, Pelaksa
Dalam Mengajar
naan, Pengendalian)
1L
* Pendidikan
Pengal man
*Beban mengajar
Gambar 1.3 . Kerangka Pemikiran Penelitian
I. Definisi Operasional
1. Variabel Independen
Kemampuan dosen dalam manajemen pembelajaran merupakan kegiatan
penyusunan rencana pembelajaran yang terdiri dari waktu penyampaian,
materi yang harus disampaikan. metoda yang disesuaikan.evaluasi yang
akan disampaikan.
Kemudian melaksanakan pembelajaran dengan berpedoman kepada
perencanaan.
Selanjutnya mengendaltan yang merupakan bimbingan . termasuk
pemberian instruksi dan motivasi serta koordinasi agar kegiatan atau
program yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak
menyimpang dari yang telah direncanakan
20
2. Variabel Dependen
Kualitas Kinerja dosen dalam mengajar dapat ditentukan oleh kemampuan
dosen yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang hams
dimiliki oleh seorang dosen dalam mengajar yang diklasifikasikan dalam
lima indikator yaitu : perencanaan dan persiapan mengajar, kemampuan
mengajar atau penampilan didalam kelas kemampuan mengumpulkan dan
menggunakan data hasil belajar serta hubungan interpersonal dan
tanggung jawab profesional
J. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian
Laporan penelitian ini terdiri dari enam bab yang disusun dalam sistematika
sebagai berikut.
Bab I
Pendahuluan terdiri dari (A) Latar Belakang, (B) Identifikasi
Masalah, (C) Pemmusan Masalah, (D) Tujuan dan Manfaat Penelitian, (E) Asumsi
Penelitian , (F) Hipotesis Penelitian, (G) Ruang Lingkup Penelitian , (H) Kerangka
Penelitian,(I) Definisi Operasional, (J) Sistematika Penulisan Laporan Penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka membahas tentang (A) Manajemen Sistem
Pembelajaran, yang terdiri dari (1) perencanaan,(2) pelaksanaan,(3) pengendalian
dan ( B ) Kualitas Kinerja Dosen Dalam Mengajar ,terdiri dari ( 1) Konsep
Kualitas, (2) Kualitas Kinerja Dosen , (3) Manajemen Kinerja , (4) Hasil
Penelitian Sebelumnya.
Bab III Metodologi Penelitian terdiri dari (A) Metode Penelitian, (B)
Sampel Penelitian, (C)Tahapan Proses Penelitian.
21
Bab IV Hasil Penelitian yang meliputi : (A) analisis univariat, (B) analisis
bivariat, (C) analisis multivariat
Bab V Pembahasan
Bab VI Kesimpulan Implikasi dan Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran terdiri dari alat pengumpul data, data penelitian dan
riwayat hidup
^D'o«t"£
69
BAB HI
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran
tentang manajamen sistem pembelajaran dan kontribusinya terhadap kualitas kinerja
dosen dalam mengajar. Sebagai sasaran penelitian ini ialah semua dosen pada
Akademi Keperawatan Pemda Subang yang dipilih berdasarkan kriteria sampel.
Sebagai alat pengumpul data digunakan kuesioner
,sedangkan metode yang
digunakan ialah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Menumt Arikunto Suharsimi (1993 : 29) studi deskriptif berusaha
mendeskripsi dan menginterprestasi apa yang ada, bisa juga kondisi atau hubungan
yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang beriangsung, akibat
atau efek yang terjadi serta kecenderungan yang tengah berkembang
Berdasarkan atas teori-teori yang digunakan serta anggapan dasar yang
menjadi titik tolak penelitian, peneliti berusaha untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapai dengan menggunakan instmmen-instmmen yang dianggap
sesuai dan layak untuk mengumpulkan data.
Suatu teori pada dasarnya berisi penggambaran hubungan sebab akibat
diantara variabel-variabel. Suatu permasalahan yang jelas batasannya, bisa juga.
melahirkan satu atau beberapa hipotesis, setiap hipotesis akan diuji kebenarannya
dengan menggunakan bukti -bukti empiris serta tehnik analisis yang secermat
mungkin. Karena demikian halnya maka suatu hipotesis akan menentukan arah dan
focus upaya pengumpulan dan penganalisaan data. Untuk mengumpulkan data yang
70
cocok dengan variabel- variabel maka diperlukan serangkaian kontrol metodologis
yang hams dilakukan oleh peneliti, antara Iain pertama, peneliti hams melakukan
interprestai tentang konsep-konsep yang dipakai dalam penelitian , konstruknya
serta variabel yang digunakannya itu tepat untuk konsep yang ditelitinya dan
apakah instmmen penelitiannya menunjukkan secara lengkap konstmk dari konsep
tersebut.
Selanjutnya data yang didapatkan kemudian diolah dengan menggunakan
metode pengolahan data yang sesuai dengan menggunakan statistik , karena salah
satu fungsi statistik merupakan suatu alat untuk menyederhanakan data agar
memudahkan didalam membuat kesimpulan, kemudian atas dasar data yang telah
disederhanakan dibuat generealisasi atau kesimpulan - kesimpulan umum yang
didasarkan atas fakta - fakta empiris tentang sampel penelitian.
Penelitian yang dilakukan ini tidak hanya sekedar untuk memperoleh
gambaran tentang sampel yang diteliti, tapi ingin melihat lebih jauh bagaimana
pengaruh
setiap variabel terhadap variabel lainnya dan mana yang paling
berpengaruh.
Variabel yang diteliti dalam kesempatan ini adalah kemampuan dosen dalam
mengelola sistem pembelajaran dan kualitas kinerja dosen dalam mengajar.
Mengingat hambatan - hambatan yang dihadapi oleh peneliti dalam melaksanakan
tugas penelitian diantaranya keterbatasan waktu dan kompleksnya masalah
penelitian , maka variabel yang akan diteliti hanya mengenai manajemen sistem
pembelajaran yang dikelola oleh semua dosen di Akademi keperawatan Pemda
Subang serta kontribusinya terhadap kualitas kinerja dosen dalam mengajar.
71
B. Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Kabupaten Subang
yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK
00.06.1.1.2109 Tanggal 23 Juni 1995. Untuk situasi dan kondisi tahun Akademik
2000/2001
memiliki mahasiswa sebanyak 150 orang dengan tenaga dosen
selumhnya berjumlah 31 orang.
Yang akan dijadikan objek penelitian yaitu semua dosen yang mengelola
sistem pembelajaran di kelas dan dijadikan sebagai sampel di dalam penelitian ini
Tabel
3.1
Daftar Nama Dosen Dan Pendidikan Terakhir
Di Akademi Keperawatan Pemda Subang
Tahun 2001
No
Kode Nama
Anggota Sampel
Pendidikan
Terakhir
Dili Per + SI Pend
+S2 MM +AKTA
No
Kode Nama
Pendidikan
Anggota Sampel
Terakhir
16.
P
Dffl Per
17.
Q
Dffl Per
Sl Pend + AKTA IV
Dili Per + SI Pend
18.
R
Dffl Per
+
19.
S
Dffl Per
20.
T
Dffl Per
21.
U
Dffl Per
22.
V
Kedokteran
23.
w
Kedokteran
24.
X
Kedokteran
25.
Y
SI Sosiologi
SI Psychologi
SI Bahasa
SIBahasa
1.
A
2.
B
IV
3.
C
4.
D.
Dill Per + FKM+
AKTA IV
5_
6
7.
8.
E.
DUI Per + SI Pend
+
F
AKTAIV
G
H
9
I
10.
J
Dffl Per + SI Per
DniPer+Sl Per
D HI Per + AKTA
11.
K
in
26
z
12.
L
D III Per + AKTA
27.
A,
A2
A3
A,
A,
13.
M
in
28
14.
N
D IV Per Bid
29
15.
0
D in Per + AKTA
30.
in
31.
D HI Per + AKTA
m
S!Per
SI Per
SI Per
SI Per
SI Agama
SI Olah raga
SI Farmasi
72
C. Tahapan Proses Penelitian
Suatu penelitian mempakan rangkaian proses yang kompleks dan terkait
secara sistematik antara tahap yang satu dengan tahap yang lain. Tiap tahapan
mempakan bagian yang menentukan langkah - langkah selanjutnya sehingga hams
dilalui secara cermat dan hati-hati. Teori - teori yang sudah ada mempakan
landasan untuk melakukan penelitian dan menjadi dasar bagi setiap langkah dalam
proses penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian terdahulu mempakan bahan kajian dan rajukan untuk
melangkah lebih lanjut. Berbagai tahapan hams ditempuh sehingga tercapai hasil
penelitian yang memenuhi kaidah - kaidah ihniah. Adapun tahap -tahap pokok
proses penelitian tersebut adalah.
1. Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan Penelitian
Pemmusan masalah mempakan suatu usaha untuk mernformalisasikan
fenomena yang dihadapi secara sistematis dan terarah berdasarkan teori - teori yang
ada. Pemmusan masalah yang baik akan sangat menentukan efektifitas dan efisiensi
jalannya suatu penelitian dan mengarahkan peneliti pada fokus masalah yang diteliti.
Pemmusan masalah juga berguna bagi pembaca dalam memahami apa yang diteliti
dan hasil penelitian yang diharapkan.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penetapan tujuan penelitian yang
mempakan landasan untuk menentukan arah penelitian dan memecahkan masalah
yang dihadapi. Penelitian ditujukan juga untuk memecahkan masalah, menemukan
suatu model atau teori tertentu.
73
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang manajemen
sistem pembelajaran dan kontribusinya terhadap kualitas kinerja dosen dalam
mengajar di Akademi Keperawatan Pemda Subang.
2. Tinjauan Teoritis dan Tinjauan Penelitian sebelumnya.
Sebelum penelitian ini dimulai, peneliti mengawali dengan studi mengenai
dasar teori yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas dalam penelitian ini
Teori - teori dan hasil- hasil yang sudah dikembangkan sebelumnya dimanfaatkan
sebagai landasan atau kerangka pikir bagi penelitian selanjutnya . Tinjauan teoritis
juga sangat berguna di dalam penentuan variabel - variabel yang akan dipakai
dalam penelitian.juga sebagai alat kontrol langkah -langkah penelitian secara
keseluruhan.
Hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai acuan misalnya Endang
Poerwanti (1991) meneliti tentang kompetensi mengajar
dosen - dosen di
perguruan tinggi swasta di Malang menumt penilaian mahasiswa, Agus Salim
(1996) tentang keefektifan pengajaran dosen fakultas dan kejuman IKIP Surabaya
menumt penilaian mahasiswa, Soehardono ( 1988) meneliti hubungan antara latar
belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan penataran dengan kompetensi
mengejar bidang studi keteknikan pada STM sekodia Surakarta, Sanusi Uwes (1998)
faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu dosen (IKIP) dan Trini Nurwati
(1999) hubungan antar karateristik dosen mata kuliah keahlian dengan kompetensi
mengajar pada Akademi Keperawatan se kodia Bandung yang juga dijadikan
sebagai pertimbangan dalam melaksanaakan penelitian ini, dan mempakan
pengembangan dari penelitian - penelitian yang telah dilakukan . Teori - teori yang
74
dipelajari dalam penelitian ini mencakup manajemen sistem pembelajaran, teori
tentang kualitas atau mutu, kinerja dosen dalam mengajar. Selain juga hubungan
antara kedudukan masalah penelitian dengan administrasi pendidikan yang
mempakan ilmu dasar yang menjadi landasan penelitian ini
3.
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah kondisi - kondisi atau karakteristik - karakteristik yang oleh
peneliti dimanipulasi, dikontrol atau diobservasi ( Best, 1982 : 82). Variabel bebas
ialah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan di dalam rangka
untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Sedangkan
variabel tergantung ialah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul, atau
yang tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, merubah atau mengganti
variabel bebas.
Mengidentifikasi variabel penelitian mempakan tahapan untuk menentukan
variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian. Hal ini didasarkan atas konsep
teoritik serta hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas (independent variabel) adalah manajemen sistem pembelajaran sedangkan
variabel tergantung (dependent variabel) adalah kualitas kinerja dosen dalam
mengajar. Untuk manajemen sistem pembelajaran mempunyai tiga yaitu
a)
perencanaan , b) pelaksanaan , c)pengendalian, sedangkan kualitas kinerja dosen
dilihat dari
75
1) kemampuan dalam perencanaan dan persiapan mengajar, 2) kemampuan
mengajar, 3) kemampuan mengumpulkan dan menggunakan informasi hasil belajar,
4) kemampuan hubungan interpersonal, 5) kemampuan tanggung jawab profesional.
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Kualitas kinerjadosen dalam
mengajar
- Kemapuan dalam merencanakan
danmempersiapkan mengajar
Manajemen astern pem
Belajaran
- Kemapuan mengajar
- Kemampuan mengumpulkan dan
menggunakan informasi hasil
Perencanaan
Pelaksanaan
belajar
pengendalian
- Kemampuan hubungan interper
sonal
- Kemampuan tanggung jawab
profesional
L
X
4.
Y
Pengembangan Model Penelitian
Model penelitian dimaksudkan untuk menggambarkan dengan ringkas dan jelas
berkaitan antar variabel yang akan diuji dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang
perlu diperhatikan ialah keterkaitan variabel sistem manajemen pembelajaran
dengan kualitas kinerja dosen dalam mengajar
Variabel - variabel penelitian yang tercantum di atas mempakan landasan
rancangan model penelitian ini.
76
Untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukan dengan uji korelasi
,sedangkan untuk mengetahui pengaruh antar variabel dilakukan dengan uji regresi.
5. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini digunakan kuesioner (angket) sebagai alat pengumpulan
data Penggunaan kuesioner ditujukan untuk (a) memperoleh informasi yang relevan
dengan tujuan penelitian dan (b) memperoleh informasi dengan reliabilitas dan
validitas setinggi mungkin ( Singarimbun, 1995)
Kuesioner dibuat mengandung pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
langsung dengan hipotesis dan tujuan penelitian serta mudah dimengerti dan tidak
menimbulkan pengertian ganda yang dapat membingungkan. Singarimbun (1995)
didalam bukunya membagi berdasarkan atas keleluasaan responden dalam
memberikan jawaban digolongkan kedalam empat kategori , yaitu kuesioner yang
menggunakan (1) pertanyaan terbuka, (2) pertanyaan tertutup, (3) kombinasi
pertanyaan terbuka dan tertutup dan (4) pertanyaan semi terbuka Metode yang
dipergunakan untuk kuesioner ini yaitu selfassessment, yaitu responden dalam hal
ini semua dosen diminta untuk memilih jawaban atas pertanyaan dalam bentuk
suatu pemyataan mengenai manajemen sistem pembelajaran dan kualitas kinerja
dosen dalam mengajar . Jawaban yang dipilih itu terdiri atas lima skala pengukuran
sebagi berikut:
_
(1) KS = Kurang Sekali
(2) K
= Kurang
(3) C
= Cukup
(4) B = Baik dan ( 5 ) BS = Baik Sekali
77
Pemyataan yang disampaikan mempakan pertanyaan tertutup yang akan
memudahkan responden untuk memberikan jawaban, namun terdapat beberapa
kelemahan, antara lain : (1) alternatif jawaban atas pertanyaan - pertanyaan yang
diajukan telah ditentukan dengan pasti, sehingga responden tidak dapat menentukan
jawabannya sendiri dengan cara lain; (2) tidak dapat diketahui apakah pilihan
alternatif jawaban menggambarkan keadaan yang sebenarnya ; (3) suht dihindan
adanya pengaruh atau keinginan tertentu responden dalam pengisisan kuesioner.
Untuk mengurangi kelemahan - kelemahan itu dilakukan alternatif yang cukup
banyaknya hingga responden lebih leluasa untuk memilihnya dan dimohon mengisi
dengan jujur.
6.
Penentuan Sampel
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah semua dosen Akademi Keperawatan
Pemda Subang , maka pengambilan sampel dilakukan terhadap dosen yang
mempunyai wewenang untuk mengajar. Untuk itu metode pengambilan sampel yang
dipergunakan dengan total sampel
7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Menumt Singarimbun (1995) ,"ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang
hubungan variabel penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai
dalam pengujian tersebut". Data yang didapatkan tidak akan ada artinya bila alat
ukur yamg digunakan untuk mengumpulkan data itu tidak memiliki validitas dan
reliabilitas yang tinggi. Oleh karena itu sebelum digunakan instrumen yang dipakai
untuk mengumpulkan data perlu diujicobakan lebih dulu dan kemudian dihitung
validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus-rumus tertentu.
78
a. Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instmmen tersebut dapat mengukur
sesuatu yang akan diukur. Jika instmmen yang dipakai untuk mengukur tersebut
mempunyai validitas tinggi,
SISTEM PEMBELAJARAN TERHADAP KUALITAS KINERJANYA
DALAM MENGAJAR
(Kajian Pada Dosen Akademi Keperawatan Pemda Subang)
Tahun 2001
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat
Memperoleh gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
9^D,D«U
*J
•z
o
o
O
Oleh
MARIANA NURYATI
989681
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
UNTUK MENEMPUH UJIAN TAHAP II
PEMB
PROF.DR.ll.TB.ABIN SYAMSUDBIN MAKMUN.MA
PEMBIMBING II
PROF.DR.H DJAM'AN SATORI, MA
8ISETUJUI OLEH
KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
"ROGRAM P/ASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDlb KAN INDONESIA (UPI )
PROF. DR. H.TB.ABlN SYAMStfDDIN MAKMUN ,MA
• PERNYATAAN
"Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ' Kontribusi Kemampuan
Dosen dalam Manajemen Sistem Pembelajaran tchadap Kualitas Kinerjanya
dalam Mengajar" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmiian. Atas pemyataan ini,
saya siap menanggung risiko 7 sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini "
Bandung, 15Maret2002
Yang membuat pernyataan
Mariana Nuryati
ABSTRAK
KONTRIBUSI KEMAMPUAN DOSEN DALAM MANAJEMEN
SISTEM PEMBELAJARAN TERHADAP KUALITAS KINERJANYA
DALAM MENGAJAR
Studi deskriptif analitik terhadap dosen / pengajar pada Akademi Keperawatan
Pemda Subang
Oleh: Mariana Nuryati
NIM:
989681
Penelitian ini dilatar belakangi masih belum jelasnya kriteria pengajar
tetap dan tidak tetap, masih banyaknya tenaga pengajar yang dibebankan
kegiatan administrasi sebingga tidak cukup waktu untuk mengembangkan
metode didaktif pengajaran atau membaca / menulis buku, serta belum merata
dan terjadwalnya kesempatan tenaga pengajar untuk mengikuti pendidikan
lanjutan dan pelatihan.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
dosen dalam manajemen sistem pembelajaran yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian berkontribusi terhadap kualitas kinerjanya
dalam mengajar. Lingkup penelitian dibatasi pada semua dosen yang mengajar
pada Akademi Keperawatan Pemda Subang.
Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif analitik kuantitatif
dan data yang didapat dianalisa dengan menggunakan SPSS versi 10.0
Dari penelitian didapatkan gambaran dari 30 orang dosen terdapat 60%
berlatar belakang pendidikan SI, 40 % dari Dili Keperawatan, yang sudah
mendapat pendidikan tambahan AKTA IV 20 %, AKTA III 20 %sedangkan
sisanya 60 % belum pernah mengikuti AKTA mengajar dengan pengalaman
mengajar lebih dari 4tahun 46,67 %dan 53,33 %kurang dari 4tahun.
Hasil penelitian didapatkan normalitas distribusi frequensi dari masingmasing data (kemampuan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan)
serta kualitas kinerja dosen dalam mengajar adalah normal, sehingga data dapat
diolah. Sedangkan hasil analisis korelasi antar variabel bebas dengan variabel
bergantung bermakna (signifikan) dan terdapat hubungan. Hasil analisis
multivariat menunjukkan bahwa perencanaan , pelaksanaan dan pengendalian
berpengaruh nyata dan yang paling berpengaruh adalah pelaksanaan.
Kesimpulan didapatkan bahwa kualitas kinerja dosen dalam mengajar
dapat dipengamhi oleh kemampuan merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan pembelajaran, sedangkan yang paling berpengamh adalah
kemampuan melaksanakan pembelajaran. Rekomendasi untuk institusi agar
dapat diupayakan penambahan penguasaan, pengetahuan dan keterampilan
mengelola pembelajaran melalui pendidikan berkelanjutan yang sesuai dengan
mata ajaran dan pendidikan AKTA mengajar.
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
'
PERNYATAAN
"
KATA PENGANTAR
ni
UCAPAN TERIMA KASIH
v
ABSTRAK
vn
DAFTAR ISI
=-•
••• •vl"
DAFTAR TABEL
IX
DAFTAR BAGAN
x
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
•*
B. Identifikasi Masalah
j^
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
}^
|4
F. Hipotesis Penelitian
}°
H. Kerangka Pemikiran
|°
E. Asumsi Penelitian
j6,
G. Ruang Lingkup Penelitian
j°
I. Definisi Operasional
J. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pembelajaran Sebagai Sistem
V*
20
23
B. Kedudukan Sistem Pembelajaran
Dalam Kajian Manajemen/Administrasi
Pendidikan
-
C. Konsep Dasar Manajemen/Administrasi .
Pembelajaran
1.
2.
Perencanan
Pelaksanaan
3. Pengendalian
A,
46
•5f)
D. Kriteria/Standar Keberhasilan Manajemen
Sistem Pembelajaran
E. Kualitas Kinerja Dosen Dalam Mengajar
-^7
58
1. Konsep Kualitas
-f8
3. Manajemen Kinerja
-y
2. Kualitas Kinerja Dosen Dalam Mengajar
F. Hasil Penelitian Sebelumnya
ol
66
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Sampel Penelitian
C. Tahapan Proses Penelitian
1. Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan
2. Tinjauan Teoritis dan Tinjauan Penelitian
'2
Sebelumnya
3. Identifikasi Variabel Penelitian
4. Pengembangan Model Penelitian
5. Alatdan Tehnik Pengumpulan Data
'J*
-75
7°
6. Penentuan Sampel
7. Uji Validitas dan Reabilitas
a. Validitas
b. Reliabilitas
-
8. Pengumpulan, Pengolahan dan
Analisa Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
PROSES PENELITIAN
°^
A. Analisa Univariat
B. Analisa Bivariat
1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
3. Korelasi Antar Variabel
*
C. Analisa Multivariat
BAB V PEMBAHASAN
10°
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Implikasi
„,
C. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
109
LAMPIRAN - LAMPIRAN
A. Alat Pengumpul Data
B Data Penelitian
RIWAYATHIDUP
13°
DAFTARTABEL
Tabel
1. i
halaman
Distribusi Tingkat Pendidikan Dosen berdasrkan
Status Kepemilikan Institusi Pendidikan Tenaga
Kesehatan tahun 1998/1999
8
1.2 Distribusi Jumlah Dosen Yang Mengikuti AKTA
Mengajar berdasarkan Status Dosen Institusi Pen
Didikan Tenaga Kesehatan Tahun 1998/1999
3.1
Daftar Dosen Tetap di Akademi Keperawatan
Pemda Subang tahun 2001
3.2
80
Kisi-kisi Instmmen untuk Mengukur Kualitas
Kinerja Dosen Dalam Mengajar
4.1
71
Kisi-Kisi Instmmen untuk Mengukur Kualitas
Kinerja Dosen Dalam Mengajar
3.3
8
81
Distribusi Responden menunit Latar Belakang
Pendidikan dan AKTA Mengajar Dosen
Di Akademi Keperawatan Pemda Subang tahun 2001
90
4.2 Distribusi Responden menunit Pengalaman Belajar
Dosen Akademi Keperawatan Pemda Subang tahun 2001
4.3 Distribusi Responden menunit Beban Mengajar
Dosen Akademi Keperawatan Pemda Subang Taliun 2001
91
91
4.4 Normalisasi Distribusi Frekuensi Masing-Masing
Variabel Penelitian
94
4.5 Kontribusi Antara Variabel Bebas Terhadap Kualitas
Kinerja dosen Dalam Mengajar
96
DAFTAR BAGAN
halaman
Bagan
2.1
Tinjauan Mikro Sistem Pendidikan
26
2.2
Komponen Pokok Sistem Pendidikan
27
2.3
Interaksi antara Sistem Pendidikan
Dengan Lingkungan
27
2.4 -
Rancangan Pengajaran menunit Kemp
36
2.5
ModelDick & Carey
37
2.6
Model IDI
39
2.7
Model PPSI
40
2.8
Proses Pengorganisasian
45
2.9
Model Konseptual Kinerja Guru/Dosen saat PBM
65
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1
halaman
Paradigma Efektifitas Guru sitinjau dari
Proses Keluaran
1.2
Sistem Pendidikan
1.3
Kerangka Pemikiran
"
18
BAB I
PENTMHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Titik berat Pembangunan Jangka Panjang II adalah meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia, karena pada dasarnya kunci keberhasilan pembangunan
akan ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas
sumberdaya manusia sangat berkaitan erat dengan pendidikan, karena pendidikan
menipakan upaya utama yang akan mampu menjadikan sumberdaya manusia
memiliki kualitas yang tinggi. Pendidikan akan berhasil apabila kondisi
sumberdaya manusia terjaga kesehatannya, oleh karena itu kesehatan juga
menipakan faktor yang penting untuk mendukung upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manusia. Dengan demikian pelayanan kesehatan sangat diperlukan
agar upaya pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas bisa berhasil.
Dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan memegang
peranan yang sangat penting, karena tenaga kesehatan merupakan sumberdaya
manusia yang amat menentukan terhadap keberhasilan pelayanan kesehatan.
Penyediaan tenaga kesehatan berkaitan erat dengan pendidikan tenaga
kesehatan yang diselenggarakan dengan berorientasi kepada kecenderungan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu dan teknologi. Untuk itu
pendidikan tenaga kesehatan diarahkan agar mampu menghasilkan dan
menyediakan tenaga kesehatan yang bermutu Dengan demikian keberadaan
institusi pendidikan tenaga kesehatan menjadi sangat penting sebagai penghasil
tenaga kesehatan yang bermutu dan terampil baik dalam jumlah maupun jenis
yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mendukung dan mencapai tujuan
pembangunan nasional.
Upaya peningkatan kualitas tenaga kesehatan sebagai sumberdaya manusia
hanya dapat dilakukan oleh institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang bermutu.
Oleh karena itu diperlukan pula upaya-upaya peningkatan kualitas institusi
Pendidikan Tenaga Kesehatan yang adasecara berkesinambungan.
Dalam rangka perbaikan kualitas di institusi pendidikan secara internal
dapat dilakukan dengan mengadakan berbagai perubahan yang meliputi
mahasiswa, kurikulum, sistem perkuliahan, peningkatan kualitas dosen dan
perbaikan struktur organisasi. Peningkatan kualitas dosen sebagai pengajar
merupakan salah satu alternatif perbaikan mutu secara internal bagi institusi
pendidikan. Oleh karenanya kualitas dosen akan sangat besar pengaruhnya
terhadap mutu lulusan lembaga pendidikan tersebut. Untuk itu upaya peningkatan
pendidikan tinggi hams bermula dari peningkatan para pengelola dan tenaga
pengajamya, sehingga tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa upaya
peningkatan mutu dosen menempati posisi yang sangat strategis dalam
pengembangan lembaga pendidikan tinggi di Indonesia. "Salah satu faktor utama
yang perlu mendapat perhatian khusus adalah faktor pembinaan tenaga pengajar,
baik secara kuantitas maupun kualitas" (Depdikbud, 1982). "Peningkatan kualitas
dosen perlu dimulai dari sistem rekruitmen, peningkatan kemampuan dosen,
sistem penilaian terhadap kemampuan dan kinerja dosen serta sistem peningkatan
kariernya" (Kasih dan Suganda, 1999 : 84).
Usman (1995 : 6) mengatakan bahwa "dosen memiliki banyak tugas, baik
yang terikat oleh digas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian".
Apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas dosen, yakni tugas dalam bidang
profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Tugas dosen
sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas dosen dalam
bidang kemanusiaan di institusi pendidikan harus mampu menarik simpati
sehingga ia menjadi idola para mahasiswanya. Tugas dan peran dosen tidaklah
terbatas didalam masyarakat, bahkan dosen pada hakikatnya merupakan
komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan gerak
maju kehidupan bangsa.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi dinyatakan bahwa dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan
dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara pendidikan tinggi dengan tugas
utama mengajar pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Selain sebagai pendidik
dan pengajar dosen berperan pula sebagai perencana dan penyelenggara program
yang menjadi tanggung jawabnya, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai
dengan bidang keahliannya, pelaksana administrasi akademik serta memberikan
bimbingan kepada mahasiswa dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mmat
mahasiswa dalam proses pendidikan (Depdikbud, 1999). S Hamid Hasan (1997 :
7) mengatakan bahwa "profil dosen yang diharapkan adalah ilmuwan dan
sekaligus juga pendidik". Sebagai ilmuwan
diharapkan memiliki tingkat
penguasaan yang tinggi yang dapat diidentifikasi dari gelar resmi akademik yang
dipunyainya, karya dalam bidang ilmu/kajian yang menjadi tanggung jawabnya
baik berupa penelitian/temuan maupun publikasi. Sebagai pendidik diharapkan
mempunyai visi dan misi pendidikan yang jelas, berbagai keterampilan untuk
mengembangkan proses pendidikan sehingga terjadi komunikasi dua arah dengan
mahasiswa, memberikan bimbingan yang profesional bagi mahasiswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai materi yang diajarkannya selama proses
belajar.
Proses belajar mengajar atau sistem pembelajaran merupakan suatu bentuk
komunikasi antara mahasiswa dengan dosen. Didalam komunikasi tersebut
terdapat pembentukan (transform) dan pengalihan (transfer) pengetahuan,
keterampilan ataupun sikap dan nilai dari dosen kepada mahasiswa sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Didalam prosesnya dapat terjadi komunikasi satu
arah atau dua arah, dapat dipergunakan berbagai metoda, berbagai macam media
untuk mendapatkan hasil belajar mengajar yang memuaskan. Hal tersebut diatas
diperlukan oleh seorang dosen didalam mengelola sistem pengajaran,
merencanakan persiapan mengajar (program pengajaran),
melaksanakannya,
mengevaluasi selanjutnya bagi perbaikan pengajaran sebagai sistem.
"Rancangan pengajaran yang baik mendorong mahasiswa berprestasi yaitu
menguasai isi/materi pelajaran dan keterampilan serta belajar yang diperlukan
untuk itu" (Slameto, 1991: 40 ), sedangkan dengan rancangan pengajaran, tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar segera dapat diketahui baik yang berupa hasil
belajarmahasiswa maupun proses kegiatan dosennya.
Berkaitan dengan tugas dan fungsi dosen tersebut, membawa konsekuensi
dosen untuk meningkatkan kompetensinya. -Kompetensi mengajar dalam arti
sempit adalah kemampuan melaksanakan tugas mengajar mulai dari persiapan,
kegiatan belajar , kegiatan belajar mengajar sampai mengakhiri pengajaran dengan
sebaik-baiknya. W.Robert Houston seperti yang dikutip Supeno (1995 : 29)
mengatakan bahwa "kompetensi sebagai tugas yang memadai atau pemilikan
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang".
Sedang rumusan
resmi
Departemen
Pendidikan Nasional
menunjukkan
kompetensi pada dua persoalan pokok yaitu pertama menunjuk pada indikasi
kemampuan berupa perbuatan yang dapat diamati, kedua menunjuk pada konsep
yang mencakup aspek-aspek kognitif,afektif dan kinerja (performance)serta tahaptahap pelaksanaan secara utuh .
Dalam rangka meningkatkan kompetensi mengajar dosen tersebut, Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan sudah melaksanakan kegiatan pengembangan
tenaga pengajar di lingkungan Departemen Kesehatan melalui program tugas
belajar dan peningkatan gum dosen dan instmktur (Gudosin), AKTA mengajar
dan pelatihan-pelatihan dalam bidang studi tertentu. Namun kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa temyata belum semua dosen menempuh pendidikan yang
diadakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa faktor tenaga pengajar pada
institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan masih belum memenuhi harapan.
Dalam laporan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan mengenai pelaksanaan
kegiatan program pendidikan tenaga kesehatan tahun 1998/1999, dinyatakan
adanya masalah mengenai tenaga pengajar, antara lain 1) masih belum jelasnya
kriteria pengajar tetap dan tidak tetap yang berpengaruh terhadap penilaian
institusi dan kesempatan tenaga pengajar dalam memperoleh pendidikan dan
pelatihan, 2) masih banyak tenaga pengajar yang dibebankan kegiatan
administratif, sehingga tenaga pengajar tidak mempunyai cukup waktu untuk
mengembangkan metode didaktik pengajaran atau membaca/menulis buku, 3)
belum merata dan terjadwalnya kesempatan tenaga pengajar untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan. Sejalan dengan hal diatas pendapat atau model model
yang dikemukakan oleh Biddle dan Dunkin diadopsi H A Smith ( 1979 : 658)
digambarkan secara lebih lengkap tentang proses serta
faktor -faktor yang
mempengaruhi proses pegajaran dalam suatu bagan sebagai berikut
SETTING
VARIABLES
* Grade material
* Class size
* Physical enviro
TEACHER
ment
VARIABLES
behaviaor
*
* Motivation
Teaching Skills
intelligence
(in class)
*Teacher-pupil
interaction
* Social class
* sex
PUPIL
PRODUCTS
* Teacher
X
* Training
* Experience
* Personality
CLASSROOM
BEHAVIORS
*Pupil
PUPIL
VARIABELS
behavior
(in class)
*Cognitive :
short-term
long term
*Affective :
short term
long term
*Psychomotor
adult
* Experience
* Expectance
* Personality
* Peer
* Influences
* Social class
* Age
*Sex
Gambar 1.1 : Paradigma efektifitas guru, ditinjau dai proses keluaran
Sumber
: Howard A Smith, Non verbal Communication in Teaching,
Review of Educational Research, 1979, vol 49, No 4, hal 658.
Dari model tersebut di atas dapat dilihat bahwa efektifitas proses pengajaran
yang beriangsung di kelas dapat dipengaruhi oleh faktor yang menyangkut guni
sebagai tenaga pengajar dengan segala karakteristiknya, setting kelas, siswa
dengan segala bentuk keunikannya dan tingkah laku kelas. Dari guru terlihat
adanya berbagai karakteristik yang perlu diperhitungkan, yaitu yang menyangkut
pendidikan, pengalaman mengajar, kepribadian, motivasi, sosial ekonomi, usia,
jenis kelamin, kemampuan mengajar serta inteligensi.
Khusus di perguruan tinggi termasuk Akademi Keperawatan, tugas seorang
dosen dalam mengelola proses pembelajaran adalah memberikan kuliah yaitu
mengalihkan pengetahuan, kemahiran, keterampilan serta nilai dan sikap tertentu
kepada mahasiswa, kemudian membuat mahasiswa mampu menyerap, memahami
dan mengembangkannya secara mandiri ilmu yang telah dipelajari tersebut, untuk
kemudian menerapkan ilmu pengetahuan tersebut untuk memecahkan masalah-
masalah yang; mungkin muncul dalam kehidupannya. Untuk itu membawa
konsekuensi kepada dosen untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya
karena proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh
peranan dan kompetensi gum antara lain guru sebagai pengajar,pemimpin kelas,
pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor,
motivator dan konselor. Berdasarkan hal diatas nampak bahwa guru atau dosen
sebagai tenaga pengajar merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan
begitu saja dalam menentukan efektifitas proses pengajaran yang belangsung di
kelas
Dari laporan kegiatan program pendidikan tenaga kesehatan tahun
1998/1999 dinyatakan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan, tenaga pengajar
yang berpendidikan Dill 45,06 %, S. 33,97 %dan D, 7,24 %. Bila dilihat dari
status kepemilikan institusi pendidikan tersebut adalah sebagaiberikut:
Tabell.l
Distribusi Tingkat Pendidikan Dosen Berdasarkan Status
Kepemilikan Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Tahun 1998/1999.
No
Prosentase Latar
Institusi Pendidikan
Belakang Pend Dosen
S1
Dill
40,42%
39,83%
13,84%
4,86%
41,47%
Pemerintah Pusat
Pemerintah daerah
TNI /Polri
Swasta
6,27%
5,08%
48,23%
Selanjutnya apabila dilihat dari jumlah tenaga pengajar tetap yang mengikuti
AKTA adalah sebagai berikut
Tabel 1 .2
Distribusi Jumlah Dosen yang Mengikuti AKTA Mengajar
Berdasarkan Status Dosen Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Tahun 1998/1999
Prosentase Pendidikan AKTA
Status Dosen
No
Tenaga pengajar tetap
Tenaga pengajar tidak tetap
Belum mengikuti
38,78%
70,97%
AKTA
AKTA IV
27,33%
8,98%
33,88%
20,05%
Dengan demikian terlihat bahwa masih banyak tenaga pengajar tetap yang
beriatar pendidikan setingkat dengan lulusan yang dihasilkan oleh institusi tempat
ia mengajar.
Demikian pula pada institusi pendidikan Dili Keperawatan, masih banyak
tenaga pengajamya yang beriatar pendidikan Dill Keperawatan
V-eND/O/X
seharusnya kualifikasi pengajar tetap dan tidak tetap untuk Akademi Keperawatan
mempunyai pendidikan minimal Si, DIV Keperawatan dari semua bidang keahlian
ditambah AKTA IV (Katalog Pendidikan Diploma III Keperawatan 1984, 64 ).
Sementara itu sampai dengan bulan April 1999 jumlah institusi pendidikan
tenaga kesehatan dibawah pembinaan Departemen Kesehatan tercatat sebanyak
840 institusi yang tersebar di 26 propinsi di Indonesia. Institusi tersebut terdiri dari
311 jenjang pendidikan menengah (JPM), 11 institusi jenjang pendidikan tinggi
Diploma I (JPT- Dl)dan 518 jenjang pendidikan tinggi Diploma III (JPT- Dili).
Ditinjau dari status kepemilikan 289 milik Depkes dan 551 milik non Depkes
(Pemda, TNI/POLRI dan Swata). Khusus di Propinsi Jawa Barat institusi
pendidikan Dili Keperawatan saat ini berjumlah 33 institusi dengan rincian 6
institusi milik Departemen Kesehatan dan 20 institusi milik non Departemen dan 7
Institusi milik Pemerintah Daerah. Dengan meningkatnya jumlah institusi JPT-
DIII Keperawatan swasta tersebut seharusnya jumlah dan mutu pendidik terus
ditingkatkan pula. Syahlan (1997 : 20 ) mengatakan bahwa "tenaga pendidik di
institusi yang ada saat ini masih kurang jumlahnya apalagi dari segi kualitasnya".
Kekurangan tenaga tersebut merupakan salah satu masalah pokok pendidikan ,
selain itu banyak tenaga pengajar yang memberikan materi yang bukan
pegangannya. Hal ini akan mempengamhi dalam penyelenggaraan pendidikan .
Peranan tenaga pengajar didalam penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan
sangat menentukan kualitas dan profesionalime lulusan. Untuk itu perlu dituntut
tenaga pengajar yang berkualitas guna mencetak tenaga-tenaga kesehatan yang
handal dan profesional.
Pada institusi pendidikan Akademi Keperawatan non Depkes maupun milik
Pemda, disamping rqasih bervariasinya tingkat dan jenis pendidikan yang dimiliki
dosen, juga terdapat berbagai status kepegawaian tenaga pengajar, yaitu dosen
tetap dan dosen tidak tetap atau dosen honorer. Setiap dosen tersebut tentunya
mempunyai pengalaman mengajar yang berbeda-beda, bahkan adakalanya yang
mempunyai beban mengajar yang terlalu banyak atau membina mata kuliah yang
bukan bidangnya. Akibatnya muncul permasalahan adakah kontribusi kemampuan
dosen dalam manejemen system pembelajaran terhadap kualitas kinerjanya dalam
mengajar yang menjadi tugas pokok disamping tugas penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai kontribusi kemampuan dosen dalam manajemen system
pembelajaran terhadap kualitas kinerjanya
dalam mengajar di Akademi
Keperawatan milik Pemda Subang. Hal ini mengingat institusi tersebut milik
Pemda dan sudah pernah meluluskan mahasiswanya.
B. Identifikasi Masalah
Untuk menghadapi berbagai pembahan yang terjadi di lingkungan
pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan masa depan dan persaingan yang
ketat terutama dengan negara tetangga jangan sampai menjadi tamu di negeri
sendiri, maka perlu memilih dan strategi dengan mengedepankan faktor unggulan
padamutu sumber daya manusia khususnya dosen dan mahasiswa
Cara peningkatan mutu dosen dapat diusahakan melalui manaj
pengembangan dosen dengan langkah-langkah,
pertama memb
11
perencanaan tenaga dosen berdasarkan kebutuhan baik kualitatif maupun
kuantitatif serta sistem pengembangannya, kedua melaksanakan recruitmen
,seleksi dan induksi berdasarkan kualitatif dan kuantitatif serta pola uji
kemampuan dan sikap, ketiga pembinaan dan pengembangan dengan memberikan
latihan kepada dosen bam (on the job training) dengan dibimbing dosen senior
yang bertujuan memberikan orientasi dan wawasan sebagai motivasi yang
berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai dosen.
Selain itu pengembangan selanjutnya dilakukan dengan memberikan
kesempatan untuk mengikuti pendidikan lanjutan baik formal (gelar) atau non
gelar, mengikuti seminar, loka karya dan pertemuan-pertemuan ilmiah.
Dengan kinerja dosen yang bermutu diharapkan hasil lulusannya akan
bermutu juga, hal di atas memberikan implikasi pada daya tarik konsumen dan
pelanggan dalam memilih pengguman tinggi yang diminatinya. Dalam beberapa
hal pilihan tidak hanya berdasarkan atas lokasi dan fasilitas yang dipunyai tapi
siapa, apa dan bagaimana dosennya di dalam menjalankan tugas dan seberapa
tinggi mutu lulusannya juga ikut menentukan. Mutu kinerja dosen akan
memberikan manfaat ganda, selain untuk menarik calon mahasiswa yang lebih
banyak sehingga memungkinkan lebih besar untuk seleksi memperoleh mahasiswa
yang lebih bermutu juga akan meningkatkan mutu lulusannya.
Sejalan dengan tugas utamanya dosen di perguman tinggi adalah
melaksanakan Tri Dharma Perguman tinggi. Bagi dosen perguruan tinggi ketiga
dharma tersebut khususnya di Akademi Keperawatan kebanyakan belum
dilaksanakan secara sempurna, sedangkan dua dharma lainnya belum atau tidak
dilaksanakan secara berimbang . Pernyataan tersebut didukung oleh hasil
12
penelitian Sumarsih (1996) menyatakan bahwa secara umum baik dari segi
kuantitas maupun kualitas kinerja lulusan S2 dosen Universitas Negeri Bengkulu
(UNIB) di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat belum baik.
Memahami atas pentingnya mutu kinerja dosen temtama di dalam
melaksanakan manajemen pembelajaran, pimpinan Akademi Keperawatan Pemda
Subang berusaha untuk mengikut sertakan pelatihan-pelatihan terutama yang
berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran baik melalui Akta mengajar
maupun pelatihan-pelatihan mata ajaran keprofesian lainnya. Namun hal tersebut
belum banyak memberikan pengamhnya bila dilihat dari hasil lulusannya untuk
merebut pasar kerja serta masih ada masyarakat yang memilih pendidikannya ke
tempat lain.
Dari uraian tersebut di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut:
a. Sistem recruitmen dosen belum mempakan faktor yang utama dalam
menentukan kinerja dosen
b. Masih banyak tugas pokok fungsi dosen yang masih ganda
c. Kesempatan untuk mengikuti pendidikan lanjutan maupun pelatihan-
pelatihan temtama yang berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran
masih langka.
C. Perumusan Masalah
Kinerja mempakan fungsi dari motivasi dikalikan dengan ability. Jadi
kinerja seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan tetapi juga tergantung
pada motivasinya. Salah satu motivasinya adalah diikutsertakan pada pelatihan
13
atau kesempatan untuk mendapatkan pendidikan tambahan dan berkelanjutan
temtama yang berhubungan dengan pengelolaann pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut , maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
"Bagaimanakah kemampuan dosen dalam manajemen pembelajaran dilaksanakan
dan seberapa besar kontribusinya terhadap mutu kinerjanya dalam mengajar" .
Untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut di atas dapat dirinci menjadi
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa besar kemampuan perencanaan pembelajaran berkontribusi
terhadap kinerja dosen dalam mengajar (XI). Pertanyaan ini bermaksud
untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan dosen dalam merencanakan
sistem pembelajaran yang meliputi : pengenalan program kurikulum Dili
keperawatan, membuat syllabus mata ajaran, mempersiapkan materi
perkuliahan, membuat satuan acara perkuliahan, membuat jawal bekerja
sama dalam tim maupun dengan dosen lain untuk mencapai tujuan,
menentukan hak dan kewajiban serta tanggung jawab dan mengetahui
hubungan interpersonal.
2. Seberapa besar kemampuan pelaksanaan pembelajaran berkontribusi
terhadap kinerja dosen dalam mengajar (X2) . Yang dimaksud dengan
pertanyaan ini meliputi : mengetahui tujuan belajar, mengelola kelas,
memulai dengan appersepsi, aktifitas pembelajaran, melakukan repetisi,
mengadakan korelasi, individualisasi, disiplin professional, mengakhiri
perkuliahan, membuat perencanaan evaluasi dan melakukan evaluasi baik
formatif maupun sumatif
14
3. Seberapa besar kemampuan pengendalian pembelajaran berkontribusi
terhadap kualitas kinerja dosen dalam mengajar (X3) yang meliputi :
kemampuan mengelola hasil evaluasi dan memberi umpan balik serta
membuat laporan evaluasi, mengevaluasi program yang telah dilaksanakan,
memberi
bimbingan,
memberi
motivasi,
melakukan
koordinasi,melaksanakan hubungan kerja baik dengan atasan maupun
dengan bawahan.
4. Manakah yang paling besar berkontribusi terhadap kualitas dosen dalam
mengajar yang meliputi : kemampuan dalam mempersiapkan dan
merencanakan
perkuliahan,
kemampuan
menyampaikan
materi,
mengumpulkan data dan menyampaikan hasil belajar, mengadakan
hubungan interpersonal dan tanggung jawab profesional.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengumpulkan informasi tentang kemampuan dosen dalam manajemen
sistem pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemda Subang
b. Mengumpulkan informasi tentang kualitas kinerja dosen dalam mengajar
c. Mengetahui seberapa besar kontribusi kemampuan dosen dalam
manajemen sistem pembelajaran terhadap kualitas kinerja dosen dalam
mengajar
d. Mengetahui manakah yang paling berkontribusi
15
2.
Manfaat Penelitian
1). Manfaat Praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada
a. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Memberikan masukan kepada
Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan mengenai gambaran
kemampuan yang dimiliki dosen dalam mengelola sistem pembelajaran
yang dapat meningkatkan kualitas kinerja dosen dalam mengajar
b. Dinas Kesehatan. Memberikan masukan kepada Kepala Kantor Wilayah
Depkes mengenai gambaran kemampuan dosen dalam mengelola system
pembelajaran, sehingga dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan
pembinaan institusi di wilayahnya.
c. Institusi. Memberikan masukan kepada pimpinan institusi sebagai dasar
pemilihan altematif pemecahan masalah tentang factor tertentu yang
mendapat perioritas dalam uapaya meningkatkan kemampuan dosen dalam
mengelola sistem pembelajaran
2) Teoritis
Dapat menerapkan pengembangan ilmu administrasi pendidikan
temtama
untuk penelitian selanjutnya.
E. Asumsi Penelitian
Adapun asumsi-asumsi yang mendasari penelitian ini adalah sebagaiberikut:
1.
Tujuan utama manajemen menumt Shrode dan Voich dikutip dari Nanang
Fatah (2000 : 15) adalah produktivitas dan kepuasan.
2.
Sedangkan menumt Sutermeister (1976) membataskan produktivitas sebagai
ukuran kuantitas dan kualitas kinerja dengan mempertimbangkan kemanfaat
16
an sumber daya yang juga dipengaruhi oleh perkembangan bahan, teknologi
dan kinerja manusia.
3.
Komponen yang menentukan pengembangan, pembahan dan keberhasilan
kegiatan yaitu adanya suatu visi yangjelas,misi rancangan kerja, sumber
daya, keterampilan professional, motivasi dan insentif (Tilaar,1993 : 13)
4. Dalam melaksanakan manajemen, dilaksanakan suatu proses kegiatan yang
sistematis yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengkoordi
nasian, pengendalian, dan penilaian terhadap pekerjaan-pekerjaan induk dan
sumber-sumber kegiatan lainnya, dalam usaha bersama segenap personil se
kolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Udi Turmudi, 1991 :1)
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan awal atau sementara terhadap masalah yang
diteliti yang selanjutnya diuji kebenarannya berdasarkan hasil pengolahan data.
Hipotesis ini dimaksudkan untuk memperjelas hubungan antara variable bebas dan
variable tergantung. Hipotesis di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hipotesis :Kemampuan manajemen sistem pembelajaran yang baik sangat
berpengaruh terhadap kualitas kinerja dosen dalam mengajar
G. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mempakan rancangan studi korelasi dengan tujuan
mengetahui kontribusi manajemen sistem pembelajaran seperti perencanaan,
pelaksanaan ,dan pengendalian terhadap kualitas kinerja dosen dalam mengajar.
17
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang jelas, maka lingkup penelitian ini
dibatasi semua dosen yang mengajar di Akademi Keperawatan Pemda Subang.
Pemilihan tempat penelitian didasarkan atas kemudahan, kemampuan yang
dimiliki peneliti.
Data yang akan diperoleh merupakan data primer. Alat Ukur yang akan
digunakan untuk memperoleh data manajemen sistem pembelajaran terhadap
kualitas kinerja dosen dalam mengajar dengan menggunakan kuesioner.
H. Kerangka Pemikiran
Efektifitas proses belajar mengajar di kelas dapat pula dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang menyangkut dosen sebagai tenaga pengajar. Faktor-faktor
tersebut adalah pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, kepribadian,
motivasi, social ekonomi, usia, jenis kelamin, kemampuan mengajar serta
inteligensi.
Sedangkan untuk suatu sistem pendidikan , terdapat faktor yang berkaitan
dengan mutu pendidikan
yaitu a) organisasi pelaksana dan penyelenggara
pendidikan, b) manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, c) sumber daya manusia baik staf administrativ maupun staf dosen.
Namun factor yang paling menentukan adalah dosen dan mahasiswa yang
dijadikan subjek pendidikan (Uwes,1999 : 20 )
Dari hal tersebut diatas maka dosen dijadikan sebagai instmmental input dan
mahasiswa sebagai raw input yang mengikuti proses pendidikan untuk
menentukan tolok ukur tercapainya tujuan pendidikan temtama pengembangan
kepribadian yang meliputi aspek kognitif , afektif dan psikomotorik. Untuk itu
18
peningkatan kualitas kinerja dosen sangat diutamakan (Uwes, 1999 : 21).dan
merupakan
bagian yang menentukan keberhasilan
pendidikan yang dapat
digambarkan dalam kerangka di bawah ini.
Instrumental Input
(Dosen,Tenaga Adm
kurikulum,Anggaran,Sa
rana dan prasarana,
Manajemen
I
RAW INPUT
(Mahasiswa)
PROSES
OUT PUT
PENDIDIKAN
(Lulusan)
(Pembelajaran)
i
INSTRUMENTAL INPUT
(Sosial, Budaya, Ideologi, Politik,
Ekonomi, Keamanan, Agama )
Gambar 1.2 Sistem Pendidikan
(Dikembangkan dari Tirtaraharja dan La Sula 2000 : 61)
Selanjutnya penelitan ini berawal dari pemikiran bahwa dengan manajemen
system pembelajaran yang baik akan mendapatkan kualitas kinerja dosen mengajar
yang baik pula. Manajemen dalam hal ini dibatasi dengan fungsi perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian dalam pembelajaran yang diharapkan berpengaruh
pada kualitas kinerja dosen dalam mengajar, namun hal itu dapat dipengamhi pula
oleh
tingkat pendidikan dan
pengalaman dalam
mengelola pembelajaran
Berdasarkan titik tolak diatas, maka kerangka pemikirannya dapat digambarkan
sebagai berikut:
19
Kualitas kinerja
Management system
Pembelajaran
Dosen
(Perencanaan, Pelaksa
Dalam Mengajar
naan, Pengendalian)
1L
* Pendidikan
Pengal man
*Beban mengajar
Gambar 1.3 . Kerangka Pemikiran Penelitian
I. Definisi Operasional
1. Variabel Independen
Kemampuan dosen dalam manajemen pembelajaran merupakan kegiatan
penyusunan rencana pembelajaran yang terdiri dari waktu penyampaian,
materi yang harus disampaikan. metoda yang disesuaikan.evaluasi yang
akan disampaikan.
Kemudian melaksanakan pembelajaran dengan berpedoman kepada
perencanaan.
Selanjutnya mengendaltan yang merupakan bimbingan . termasuk
pemberian instruksi dan motivasi serta koordinasi agar kegiatan atau
program yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak
menyimpang dari yang telah direncanakan
20
2. Variabel Dependen
Kualitas Kinerja dosen dalam mengajar dapat ditentukan oleh kemampuan
dosen yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang hams
dimiliki oleh seorang dosen dalam mengajar yang diklasifikasikan dalam
lima indikator yaitu : perencanaan dan persiapan mengajar, kemampuan
mengajar atau penampilan didalam kelas kemampuan mengumpulkan dan
menggunakan data hasil belajar serta hubungan interpersonal dan
tanggung jawab profesional
J. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian
Laporan penelitian ini terdiri dari enam bab yang disusun dalam sistematika
sebagai berikut.
Bab I
Pendahuluan terdiri dari (A) Latar Belakang, (B) Identifikasi
Masalah, (C) Pemmusan Masalah, (D) Tujuan dan Manfaat Penelitian, (E) Asumsi
Penelitian , (F) Hipotesis Penelitian, (G) Ruang Lingkup Penelitian , (H) Kerangka
Penelitian,(I) Definisi Operasional, (J) Sistematika Penulisan Laporan Penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka membahas tentang (A) Manajemen Sistem
Pembelajaran, yang terdiri dari (1) perencanaan,(2) pelaksanaan,(3) pengendalian
dan ( B ) Kualitas Kinerja Dosen Dalam Mengajar ,terdiri dari ( 1) Konsep
Kualitas, (2) Kualitas Kinerja Dosen , (3) Manajemen Kinerja , (4) Hasil
Penelitian Sebelumnya.
Bab III Metodologi Penelitian terdiri dari (A) Metode Penelitian, (B)
Sampel Penelitian, (C)Tahapan Proses Penelitian.
21
Bab IV Hasil Penelitian yang meliputi : (A) analisis univariat, (B) analisis
bivariat, (C) analisis multivariat
Bab V Pembahasan
Bab VI Kesimpulan Implikasi dan Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran terdiri dari alat pengumpul data, data penelitian dan
riwayat hidup
^D'o«t"£
69
BAB HI
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran
tentang manajamen sistem pembelajaran dan kontribusinya terhadap kualitas kinerja
dosen dalam mengajar. Sebagai sasaran penelitian ini ialah semua dosen pada
Akademi Keperawatan Pemda Subang yang dipilih berdasarkan kriteria sampel.
Sebagai alat pengumpul data digunakan kuesioner
,sedangkan metode yang
digunakan ialah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Menumt Arikunto Suharsimi (1993 : 29) studi deskriptif berusaha
mendeskripsi dan menginterprestasi apa yang ada, bisa juga kondisi atau hubungan
yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang beriangsung, akibat
atau efek yang terjadi serta kecenderungan yang tengah berkembang
Berdasarkan atas teori-teori yang digunakan serta anggapan dasar yang
menjadi titik tolak penelitian, peneliti berusaha untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapai dengan menggunakan instmmen-instmmen yang dianggap
sesuai dan layak untuk mengumpulkan data.
Suatu teori pada dasarnya berisi penggambaran hubungan sebab akibat
diantara variabel-variabel. Suatu permasalahan yang jelas batasannya, bisa juga.
melahirkan satu atau beberapa hipotesis, setiap hipotesis akan diuji kebenarannya
dengan menggunakan bukti -bukti empiris serta tehnik analisis yang secermat
mungkin. Karena demikian halnya maka suatu hipotesis akan menentukan arah dan
focus upaya pengumpulan dan penganalisaan data. Untuk mengumpulkan data yang
70
cocok dengan variabel- variabel maka diperlukan serangkaian kontrol metodologis
yang hams dilakukan oleh peneliti, antara Iain pertama, peneliti hams melakukan
interprestai tentang konsep-konsep yang dipakai dalam penelitian , konstruknya
serta variabel yang digunakannya itu tepat untuk konsep yang ditelitinya dan
apakah instmmen penelitiannya menunjukkan secara lengkap konstmk dari konsep
tersebut.
Selanjutnya data yang didapatkan kemudian diolah dengan menggunakan
metode pengolahan data yang sesuai dengan menggunakan statistik , karena salah
satu fungsi statistik merupakan suatu alat untuk menyederhanakan data agar
memudahkan didalam membuat kesimpulan, kemudian atas dasar data yang telah
disederhanakan dibuat generealisasi atau kesimpulan - kesimpulan umum yang
didasarkan atas fakta - fakta empiris tentang sampel penelitian.
Penelitian yang dilakukan ini tidak hanya sekedar untuk memperoleh
gambaran tentang sampel yang diteliti, tapi ingin melihat lebih jauh bagaimana
pengaruh
setiap variabel terhadap variabel lainnya dan mana yang paling
berpengaruh.
Variabel yang diteliti dalam kesempatan ini adalah kemampuan dosen dalam
mengelola sistem pembelajaran dan kualitas kinerja dosen dalam mengajar.
Mengingat hambatan - hambatan yang dihadapi oleh peneliti dalam melaksanakan
tugas penelitian diantaranya keterbatasan waktu dan kompleksnya masalah
penelitian , maka variabel yang akan diteliti hanya mengenai manajemen sistem
pembelajaran yang dikelola oleh semua dosen di Akademi keperawatan Pemda
Subang serta kontribusinya terhadap kualitas kinerja dosen dalam mengajar.
71
B. Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Kabupaten Subang
yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK
00.06.1.1.2109 Tanggal 23 Juni 1995. Untuk situasi dan kondisi tahun Akademik
2000/2001
memiliki mahasiswa sebanyak 150 orang dengan tenaga dosen
selumhnya berjumlah 31 orang.
Yang akan dijadikan objek penelitian yaitu semua dosen yang mengelola
sistem pembelajaran di kelas dan dijadikan sebagai sampel di dalam penelitian ini
Tabel
3.1
Daftar Nama Dosen Dan Pendidikan Terakhir
Di Akademi Keperawatan Pemda Subang
Tahun 2001
No
Kode Nama
Anggota Sampel
Pendidikan
Terakhir
Dili Per + SI Pend
+S2 MM +AKTA
No
Kode Nama
Pendidikan
Anggota Sampel
Terakhir
16.
P
Dffl Per
17.
Q
Dffl Per
Sl Pend + AKTA IV
Dili Per + SI Pend
18.
R
Dffl Per
+
19.
S
Dffl Per
20.
T
Dffl Per
21.
U
Dffl Per
22.
V
Kedokteran
23.
w
Kedokteran
24.
X
Kedokteran
25.
Y
SI Sosiologi
SI Psychologi
SI Bahasa
SIBahasa
1.
A
2.
B
IV
3.
C
4.
D.
Dill Per + FKM+
AKTA IV
5_
6
7.
8.
E.
DUI Per + SI Pend
+
F
AKTAIV
G
H
9
I
10.
J
Dffl Per + SI Per
DniPer+Sl Per
D HI Per + AKTA
11.
K
in
26
z
12.
L
D III Per + AKTA
27.
A,
A2
A3
A,
A,
13.
M
in
28
14.
N
D IV Per Bid
29
15.
0
D in Per + AKTA
30.
in
31.
D HI Per + AKTA
m
S!Per
SI Per
SI Per
SI Per
SI Agama
SI Olah raga
SI Farmasi
72
C. Tahapan Proses Penelitian
Suatu penelitian mempakan rangkaian proses yang kompleks dan terkait
secara sistematik antara tahap yang satu dengan tahap yang lain. Tiap tahapan
mempakan bagian yang menentukan langkah - langkah selanjutnya sehingga hams
dilalui secara cermat dan hati-hati. Teori - teori yang sudah ada mempakan
landasan untuk melakukan penelitian dan menjadi dasar bagi setiap langkah dalam
proses penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian terdahulu mempakan bahan kajian dan rajukan untuk
melangkah lebih lanjut. Berbagai tahapan hams ditempuh sehingga tercapai hasil
penelitian yang memenuhi kaidah - kaidah ihniah. Adapun tahap -tahap pokok
proses penelitian tersebut adalah.
1. Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan Penelitian
Pemmusan masalah mempakan suatu usaha untuk mernformalisasikan
fenomena yang dihadapi secara sistematis dan terarah berdasarkan teori - teori yang
ada. Pemmusan masalah yang baik akan sangat menentukan efektifitas dan efisiensi
jalannya suatu penelitian dan mengarahkan peneliti pada fokus masalah yang diteliti.
Pemmusan masalah juga berguna bagi pembaca dalam memahami apa yang diteliti
dan hasil penelitian yang diharapkan.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penetapan tujuan penelitian yang
mempakan landasan untuk menentukan arah penelitian dan memecahkan masalah
yang dihadapi. Penelitian ditujukan juga untuk memecahkan masalah, menemukan
suatu model atau teori tertentu.
73
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang manajemen
sistem pembelajaran dan kontribusinya terhadap kualitas kinerja dosen dalam
mengajar di Akademi Keperawatan Pemda Subang.
2. Tinjauan Teoritis dan Tinjauan Penelitian sebelumnya.
Sebelum penelitian ini dimulai, peneliti mengawali dengan studi mengenai
dasar teori yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas dalam penelitian ini
Teori - teori dan hasil- hasil yang sudah dikembangkan sebelumnya dimanfaatkan
sebagai landasan atau kerangka pikir bagi penelitian selanjutnya . Tinjauan teoritis
juga sangat berguna di dalam penentuan variabel - variabel yang akan dipakai
dalam penelitian.juga sebagai alat kontrol langkah -langkah penelitian secara
keseluruhan.
Hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai acuan misalnya Endang
Poerwanti (1991) meneliti tentang kompetensi mengajar
dosen - dosen di
perguruan tinggi swasta di Malang menumt penilaian mahasiswa, Agus Salim
(1996) tentang keefektifan pengajaran dosen fakultas dan kejuman IKIP Surabaya
menumt penilaian mahasiswa, Soehardono ( 1988) meneliti hubungan antara latar
belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan penataran dengan kompetensi
mengejar bidang studi keteknikan pada STM sekodia Surakarta, Sanusi Uwes (1998)
faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu dosen (IKIP) dan Trini Nurwati
(1999) hubungan antar karateristik dosen mata kuliah keahlian dengan kompetensi
mengajar pada Akademi Keperawatan se kodia Bandung yang juga dijadikan
sebagai pertimbangan dalam melaksanaakan penelitian ini, dan mempakan
pengembangan dari penelitian - penelitian yang telah dilakukan . Teori - teori yang
74
dipelajari dalam penelitian ini mencakup manajemen sistem pembelajaran, teori
tentang kualitas atau mutu, kinerja dosen dalam mengajar. Selain juga hubungan
antara kedudukan masalah penelitian dengan administrasi pendidikan yang
mempakan ilmu dasar yang menjadi landasan penelitian ini
3.
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah kondisi - kondisi atau karakteristik - karakteristik yang oleh
peneliti dimanipulasi, dikontrol atau diobservasi ( Best, 1982 : 82). Variabel bebas
ialah kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan di dalam rangka
untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Sedangkan
variabel tergantung ialah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul, atau
yang tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, merubah atau mengganti
variabel bebas.
Mengidentifikasi variabel penelitian mempakan tahapan untuk menentukan
variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian. Hal ini didasarkan atas konsep
teoritik serta hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
bebas (independent variabel) adalah manajemen sistem pembelajaran sedangkan
variabel tergantung (dependent variabel) adalah kualitas kinerja dosen dalam
mengajar. Untuk manajemen sistem pembelajaran mempunyai tiga yaitu
a)
perencanaan , b) pelaksanaan , c)pengendalian, sedangkan kualitas kinerja dosen
dilihat dari
75
1) kemampuan dalam perencanaan dan persiapan mengajar, 2) kemampuan
mengajar, 3) kemampuan mengumpulkan dan menggunakan informasi hasil belajar,
4) kemampuan hubungan interpersonal, 5) kemampuan tanggung jawab profesional.
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Kualitas kinerjadosen dalam
mengajar
- Kemapuan dalam merencanakan
danmempersiapkan mengajar
Manajemen astern pem
Belajaran
- Kemapuan mengajar
- Kemampuan mengumpulkan dan
menggunakan informasi hasil
Perencanaan
Pelaksanaan
belajar
pengendalian
- Kemampuan hubungan interper
sonal
- Kemampuan tanggung jawab
profesional
L
X
4.
Y
Pengembangan Model Penelitian
Model penelitian dimaksudkan untuk menggambarkan dengan ringkas dan jelas
berkaitan antar variabel yang akan diuji dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang
perlu diperhatikan ialah keterkaitan variabel sistem manajemen pembelajaran
dengan kualitas kinerja dosen dalam mengajar
Variabel - variabel penelitian yang tercantum di atas mempakan landasan
rancangan model penelitian ini.
76
Untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukan dengan uji korelasi
,sedangkan untuk mengetahui pengaruh antar variabel dilakukan dengan uji regresi.
5. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini digunakan kuesioner (angket) sebagai alat pengumpulan
data Penggunaan kuesioner ditujukan untuk (a) memperoleh informasi yang relevan
dengan tujuan penelitian dan (b) memperoleh informasi dengan reliabilitas dan
validitas setinggi mungkin ( Singarimbun, 1995)
Kuesioner dibuat mengandung pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
langsung dengan hipotesis dan tujuan penelitian serta mudah dimengerti dan tidak
menimbulkan pengertian ganda yang dapat membingungkan. Singarimbun (1995)
didalam bukunya membagi berdasarkan atas keleluasaan responden dalam
memberikan jawaban digolongkan kedalam empat kategori , yaitu kuesioner yang
menggunakan (1) pertanyaan terbuka, (2) pertanyaan tertutup, (3) kombinasi
pertanyaan terbuka dan tertutup dan (4) pertanyaan semi terbuka Metode yang
dipergunakan untuk kuesioner ini yaitu selfassessment, yaitu responden dalam hal
ini semua dosen diminta untuk memilih jawaban atas pertanyaan dalam bentuk
suatu pemyataan mengenai manajemen sistem pembelajaran dan kualitas kinerja
dosen dalam mengajar . Jawaban yang dipilih itu terdiri atas lima skala pengukuran
sebagi berikut:
_
(1) KS = Kurang Sekali
(2) K
= Kurang
(3) C
= Cukup
(4) B = Baik dan ( 5 ) BS = Baik Sekali
77
Pemyataan yang disampaikan mempakan pertanyaan tertutup yang akan
memudahkan responden untuk memberikan jawaban, namun terdapat beberapa
kelemahan, antara lain : (1) alternatif jawaban atas pertanyaan - pertanyaan yang
diajukan telah ditentukan dengan pasti, sehingga responden tidak dapat menentukan
jawabannya sendiri dengan cara lain; (2) tidak dapat diketahui apakah pilihan
alternatif jawaban menggambarkan keadaan yang sebenarnya ; (3) suht dihindan
adanya pengaruh atau keinginan tertentu responden dalam pengisisan kuesioner.
Untuk mengurangi kelemahan - kelemahan itu dilakukan alternatif yang cukup
banyaknya hingga responden lebih leluasa untuk memilihnya dan dimohon mengisi
dengan jujur.
6.
Penentuan Sampel
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah semua dosen Akademi Keperawatan
Pemda Subang , maka pengambilan sampel dilakukan terhadap dosen yang
mempunyai wewenang untuk mengajar. Untuk itu metode pengambilan sampel yang
dipergunakan dengan total sampel
7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Menumt Singarimbun (1995) ,"ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang
hubungan variabel penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai
dalam pengujian tersebut". Data yang didapatkan tidak akan ada artinya bila alat
ukur yamg digunakan untuk mengumpulkan data itu tidak memiliki validitas dan
reliabilitas yang tinggi. Oleh karena itu sebelum digunakan instrumen yang dipakai
untuk mengumpulkan data perlu diujicobakan lebih dulu dan kemudian dihitung
validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus-rumus tertentu.
78
a. Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instmmen tersebut dapat mengukur
sesuatu yang akan diukur. Jika instmmen yang dipakai untuk mengukur tersebut
mempunyai validitas tinggi,