PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET: Studi Eksperimen Di Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket SMP Negeri 2 Arjawinangun.

(1)

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR

LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET

(Studi Eksperimen Di Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket SMP Negeri 2 Arjawinangun)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Disusun Oleh : HERI SETIADI

0802956

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR

LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET

(Studi Eksperimen Di Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket SMP Negeri 2 Arjawinangun)

Oleh : Heri Setiadi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Heri Setiadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

ABSTRAK

Heri Setiadi (2013). Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar

Lay Up shoot dalam Permaianan Bola Basket Di SMP Negeri 2

Arjawinangun. Skripsi Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK – UPI. Pembimbing I: Drs.Sucipto, M.Kes, AIFO Pembimbing II: Lukmannul Haqim Lubay, M. Pd.

Didalam kegiatan ekstrakurikuler disekolah biasanya menggunakan pendekatan tradisional, hal ini dianggap tidak sesuai lagi jika diterapkan dalam bentuk olahraga permainan. Penelitian ini akan meneliti pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket di SMP Negeri 2 Arjawinangun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar lay up shoot. variabel bebas penelitian ini adalah pendekatan taktis dan variabel terikatnya adalah hasil belajar

lay up shoot. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan desain penelitian pretest and posttes control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 2 Arjawinangun dengan sampel penelitian siswa sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan lay up shoot basket permenit menurut Jackson Baumgartner yang dimodifikasi dan memiliki validitas 0,78. Berdasarkan hasil penghitungan dan pengujian signifikansi kedua kelompok antara kelompok eksperimen dan kontrol, ternyata kelompok eksperimen lebih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket di SMP Negeri 2 Arjawinangun.


(5)

ABSTRACT

Heri Setiadi (2013). Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar

Lay Up shoot dalam Permaianan Bola Basket Di SMP Negeri 2

Arjawinangun. Skripsi Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK – UPI. Pembimbing I: Drs.Sucipto, M.Kes, AIFO Pembimbing II: Lukmannul Haqim Lubay, M. Pd.

Extracurricular activities in the school typically uses the traditional approach, it is considered no longer appropriate when applied in the form of sports games. This study will examine the effect of a tactical approach to the learning outcomes shoot in a lay-up basketball game at SMP Negeri 2 Arjawinangun. This study aims to determine how much influence the tactical approach to the learning outcomes shoot lay ups. This study is the independent variable and the dependent variable tactical approach is the result of learning the lay-up shoot. The method used is an experimental method, with the study design and posttes pretest control group design. The population was students of SMP Negeri 2 Arjawinangun the student sample as many as 30 people. Sampling technique using purposive sampling. The research instrument used was a test of skill lay up basketball shoot per minute according to the modified Baumgartner and Jackson have a validity of 0.78. Based on the results of the calculation and significance testing between the two groups of experimental and control groups, the experimental group turned out to be a significant influence on learning outcomes shoot in a lay-up basketball game at SMP Negeri 2 Arjawinangun.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A. Hakekat Pendekatan Taktis ... 10

1. Pengertian Pendekatan Taktis ... 10

2. Memahami Pendekatan Taktis ... 12

3. Dasar-dasar untuk Pendekatan Taktis ... 13

B. Hakekat Hasil Belajar Lay Up Shoot ... 16

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 16

2. Pengertian Hasil Belajar ... 19

3. Pengertian Lay Up Shoot ... 20

4. Hasil belajar Lay Up Shoot ... 20


(7)

2. Karakteristik Permainan Bolabasket ... 23

3. Keterampilan Dasar dalam Permainan Bolabasket ... 24

4. Permainan Bolabasket dalam Konteks Pendidikan Jasmani ... 28

D. Kerangka Berfikir ... 30

E. Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Metode Penelitian ... 32

B. Populasi, Sampel dan Waktu Penelitian ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

3. Waktu Penelitian ... 35

C. Desain Penelitian dan Langkah – langkah Penelitian ... 35

1. Desain Penelitian ... 35

2. Langkah – langkah Penelitian ... 36

D. Instrument Penelitian ... 38

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 41

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 44

A. Hasil Pengolahan Data ... 44

B. Pengujian Hipotesis ... 48

C. Analisi data ... 50

D. Diskusi Penemuan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 59


(8)

DAFTAR TABEL

2.1 Sistem Klasifikasi dalam Olahraga Permainan ... 15

3.1 Sampel Penelitian ... 35

3.2 Pretest-posttest control group design ... 36

4.1 Data Hasil Tes Awal (pre-test) ... 44

4.2 Data Hasil Tes akhir (post-test) ... 45

4.3 Data Hasil Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors Tes Awal (pre-test) Kedua Kelompok ... 46

4.4 Data Hasil Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors Tes Akhir (post-test) Kedua Kelompok ... 46

4.5 Data Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (Pretest) ... 47

4.6 Data Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir (Posttest) ... 48

4.7 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji Signifikasi Kelompok Eksperimen ... 49

4.8 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji Signifikasi Kelompok Kontrol ... 49

4.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Hasil belajar Lay up Shoot antara Kedua Kelompok... 51


(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Tiga Pendekatan Pembelajaran Permainan ... 11 3.1 Langkah – langkah penelitian ... 37 3.2 Gambar Formasi Tes Lay Up Shoot Menurut Jackson Baumgartner Dalam Lubay (2001:52) ... 40


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Hasil Tes Lay Up Shoot Kedua Kelompok ... 60

Lampiran 2. Data Hasil Uji Normalitas Kedua Kelompok ... 64

Lampiran 3. Data Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (Pre-Test) dan Tes Akhir (Post-Test) Kedua Kelompok ... 68

Lampiran 4. Data Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Satu Pihak). ... 69

Lampiran 5. Data Hitungan Uji Validitas Tes Lay Up Shoot ... 73

Lampiran 6. Foto-foto Penelitian ... 76

Lampiran 7. RPP dan Silabus... 82

Lampiran 8. Pengesahan judul dan penunjukan dosen pembimbing skripsi, Surat permohonan izin penelitian, Surat balesan izin penelitian ... 110


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari suatu proses pendidikan. Karena melalui pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik, anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan memberikan sumbangsih pada kesehatan fisik serta mentalnya.

Meskipun pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan jika pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran

“selingan”, tidak berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik.

Hal ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani yang dikatakan oleh Mahendra (2009:10) menurutnya tujuan pendidikan jasmani secara sederhana memberikan kesempatan siswa untuk:

1).Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. 2). Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai kemampuan gerak yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. 3). memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksankan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. 4). Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktifitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif


(12)

2

dalam hubungan antar orang atau lingkungannya. 5). Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.

Keberhasilan dalam melaksanakan pendidikan jasmani disekolah sangat ditentukan oleh seorang guru. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan pengajaran atau materi ajar kepada siswa, apakah materi yang disampaikan oleh guru tersebut mudah untuk dicerna oleh siswa, atau materi yang diberikan terlalu susah sehingga sukar untuk dimengerti oleh siswa. Tujuan proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah merubah perilaku siswa yang bersifat afektif, kognitif, maupun psikomotor, yang diharapkan terjadi perubahan setelah proses belajar mengajar berakhir. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, guru harus dapat memilih bahan, metode pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan serta alat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran.

Perubahan psikomotor dapat dicapai melalui proses belajar keterampilan gerak. Hal ini sesuai dengan teori belajar mengajar motorik oleh Mahendra

(2007:5) “Pembelajaran motorik adalah serangkaian proses yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang trampil.”

Menurut Abduljabar (2011:99) “Belajar adalah perubahan prilaku yang

bersifat relatif permanen.” Para siswa memerlukan stimulus atau rangsangan

dari lingkungan untuk menyebabkan terjadinya proses belajar agar sampai pada potensi optimum gerak mereka. Misalnya pada awalnya siswa tersebut tidak mengetahui tentang sesuatu ataupun yang bersifat ilmu pengetahuan, tetapi setelah mengikuti pembelajaran dilingkungan sekolah ataupun dengan membaca buku siswa tersebut berubah menjadi tahu akan ilmu pengetahuan yang baru, tidak hanya ilmu pengetahuan, tetapi yang paling utama dalam proses pendidikan adalah terjadinya suatu perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pendidikan atau pembelajaran sehingga menjadi pribadi yang lebih


(13)

3

baik, lebih dewasa, dan mengarah kepada pribadi yang dapat menjadi contoh untuk orang lain.

Dalam proses belajar mengajar pendidikan olahraga dan latihan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan peningkatan penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga yang dapat diperoleh dengan latihan yang berulang-ulang, sehingga dapat membuat keterampilan motoriknya halus dan motorik kasarnya semakin sempurna. Hal serupa disampaikan oleh Harsono (1988:100) ia mengemukakan bahwa

“Tujuan dari latihan adalah membantu atlet meningkatkan keterampilan dan

prestasinya semaksimal mungkin.”

Menurut Abduljabar (2011:29) bahwa : “pengembangan olahraga pada

sektor persekolahan ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan

olahraga baik secara regional maupun nasional.” Dari teori tersebut maka

langkah awal dalam mengembangkan olahraga pada sektor persekolahan dilakukan di dalam dua kegiatan yaitu dalam intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan didalam intrakurikuler mengacuh pada kurikulum yang diberlakukan sesuai dengan ketentuan pemerintah atau yang sering disebut dengan KTSP. Sedangkan pengembangan olahraga disektor persekolahan untuk pencapaian sebuah prestasi didapatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dalam pelaksanan pembelajaran untuk atlet atau siswa pemula harus diberikan latihan yang bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada diri anak sendiri. Pendidikan olahraga yang biasanya didapatkan oleh siswa bukan pada saat jam pembelajaran pendidikan jasmani, tetapi melainkan didapatkan dari kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah tersebut. Hal ini disebabkan karena dalam pendidikan jasmani siswa tidak akan mendapatkan sebuah pembelajaran yang lebih mendalam, berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar jam sekolah yang telah ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Kegiatan ini juga di maksudkan untuk lebih mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Di


(14)

4

samping itu kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan di jam sekolah, ataupun di laksanakan diluar jam sekolah guna memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan atau kemampuan meningkatkan nilai sikap dalam rangka penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dan kurikulum sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah untuk siswa yang memiliki tujuan untuk pencapaian sebuah prestasi atau pengembangan bakat yang dimiliki oleh siswa, dengan tujuan adanya sebuah perkembangan dalam bidang yang digeluti atau potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa mampu untuk berprestasi dibidangnya. Didalam kegiatan ekstrakurikuler, khususnya dalam bidang olahraga dan tepatnya pada kegiatan ekstrakurikuler bolabasket biasanya siswa mendapatkan pembelajaran yang lebih banyak menggunakan pendekatan teknik, dan bentuk latihannya lebih banyak drill dibandingkan

game. Dalam pendekatan tradisional / teknik siswa diberikan sebuah bentuk - bentuk latihan yang mengarah kepada keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa tersebut, misalnya dalam keterampilan lay up shoot dalam pembelajaran permainan bolabasket, berdasarkan hasil pengamatan kebanyakan pelatih ekstrakurikuler banyak memberikan drill untuk meningkatkan keterampilan lay up shoot dan bentuk driil itu yang harus dilakukan oleh siswa. Lay up shoot

merupakan bagian dari permainan bola basket, yaitu suatu cara yang dilakukan oleh pemain basket untuk memperoleh poin atau angka melalui sebuah usaha tembakan dalam. Menurut Oliver (2009:13) “Meskipun lay up shoot merupakan tembakan yang paling mudah dilakukan dalam permainan bolabasket, tembakan ini tidak semudah yang dibayangkan, banyak lay up shoot yang meleset dalam sebuah pertandingan bola basket.”

Menurut Oliver (2009:13) “Keberhasilan dalam melakukan gerakan lay up shoot terdapat dalam pengambilan langkah yang tepat untuk memaksimalkan hasil tembakan lay up shoot.Lay up shoot dapat dilakukan dengan atau tanpa papan, namun ketika seorang pemain mendekati ring basket dari sisi kanan ataupun sisi kiri, penggunaan papan yang tepat akan meningkatkan


(15)

5

Meskipun banyak pemain basket yang terus mencoba melakukan tembakan tiga angka, statistik mengungkapkan bahwa para penembak tiga angka terbaikpun hanya berhasil 40 sampai 45 persen dari semua usaha lemparan tiga angka mereka. Presentase tertingginya adalah tembakan dalam, seperti lay up shoot yang dilakukan oleh pemain penyerang yang berada dalam jarak sekitar satu meter dari ring basket.

Artinya tingkat keberhasilan dalam melakukan sebuah tembakan kedalam ring lebih signifikan bilamana tembakan itu dilakukan dengan menggunakan tembakan dalam, karena jika dibandingkan dengan menggunakan tembakan luar tembakan dalam lebih besar kemungkinan berhasilnya untuk menciptakan angka atau kemungkinan bola bisa masuk lebih besar.

Berdasarkan pengamatan, kebanyakan pelatih ekstrakurikuler biasanya lebih banyak menggunakan pendekatan teknik atau tradisional yang menekankan pada tercapainya sebuah keterampilan. Meskipun pembelajaran tersebut dapat meningkatkan suatu keterampilan, tetapi pendekatan tersebut dianggap sebuah pemikiran yang lama. sekarang sedang ramai-ramainya pendekatan yang dirasa cocok diterapkan ke jenis olahraga permainan yaitu pendekatan taktis seperti yang dikemukakan oleh Subroto (2010:4)

menjelaskan bahwa: “Pendekatan taktis adalah suatu cara untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat

sesuai dengan masalah dan situasi permainan.”

Menurut Subroto (2010:4) “Tujuan utama pendekatan taktis dalam

pengajaran cabang olahraga permainan adalah untuk meningkatkan

pemahaman siswa terhadap konsep bermain.” Melalui pendekatan taktis, siswa

didorong untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Masalah taktik pada hakekatnya adalah penerapan keterampilan teknik dalam situasi permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktis, siswa semakin memahami kaitan antara teknik dan taktis dalam suatu permainan. Dengan menggunakan pendekatan taktis dalam suatu pembelajaran maka akan mendapatkan sebuah alternatif satu jalan keluar yang memungkinkan siswa dapat mempelajari teknik dalam situasi bermain. Keistimewaan lain dari pendekatan taktis adalah urutan pembelajaran yang alamiah, yang


(16)

6

meminimalkan proses pembelajaran yang kurang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan siswa.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan teori-teori diatas maka peneliti

memfokuskan masalah dalam pertanyaan penelitian yaitu : “Bagaimana

pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar lay up shoot dalam permainan bola basket di SMP Negeri 2 Arjawinangun ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal yang harus dipegang oleh peneliti dalam melakukan proses penelitian, sehingga dapat berjalan dengan jalur dalam masalah yang sudah ditentukan. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:9) menyatakan bahwa: “Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis.” Berdasarkan uraian latar belakang penelitian dan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan taktis terhadap hasil balajar lay up shoot

dalam permainan bolabasket di SMP Negeri 2 Arjawinangun ?

D.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah akibat dari adanya sebuah penelitian. Telah penulis kemukakan sebelumnya uraian mengenai latar belakang masalah, serta tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Dapat memberikan informasi maupun pengetahuan yang bermanfaat tentang pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar lay up shoot


(17)

7

2. Secara Taktis

Sebagai saran atau masukan bagi lembaga pendidikan serta penyelenggara pendidikan, seperti guru penjas, pelatih ekstrakurikuler, mahasiswa dan para pembaca mengenai pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar

lay up shoot dalam permainan bolabasket.

E.Batasan Penelitian

Terbatasnya waktu, biaya, dan tenaga, sehingga mengharuskan penulis memberikan batasan dalam ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas dalam melakukan penelitian tersebut. Maka permasalahan penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran taktis

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar lay up shoot, jadi dalam penelitian ini yang akan diukur hanya hasil belajar lay up shoot atau dari ranah psikomotor, sedangkan untuk ranah afektif dan kognitifnya diabaikan.

3. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Arjawinangun 4. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 2 Arjawinangun

5. Metode yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen atau metode true eksperimental design dan dengan desain penelitian pretest-posttest control group desain

6. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan lay up shoot basket permenit Jakcson Baumgartner dalam Lubay (2001:52) Yang memiliki tingkat validitas 0,78

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahfahaman dalam mengartikan judul penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul :


(18)

8

1. Pendekatan Taktis

Subroto (2010:4) menjelaskan bahwa: “Pendekatan taktis adalah suatu cara untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah dan situasi

permainan.” Jadi dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pendekatan taktis untuk memecahkan tugas permasalahan yang ada.

2. Hasil Belajar

Menurut Hamalik “hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan

perilaku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan

pengetahuan sikap dan keterampilan.” Perubahan dapat diartikan

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan berubah menjadi sopan.

(http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli)

3. Lay Up Shoot

Lay up shoot adalah salah satu teknik memasukkan bola ke dalam jaring dalam permainan bolabasket. Teknik ini merupakan salah satu cara termudah untuk mendapatkan poin. Lay-up dilakukan dengan memantulkan bola ke bagian atas papan ring terlebih dahulu ataupun langsung memasukkan bola ke ring. (http://id.wikipedia.org/wiki/Lay-up) 4. Ektrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar jam sekolah yang telah di tentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Kegiatan ini juga di maksudkan untuk lebih mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. (http://kafeilmu.com/2010/11/definisi-kegiatan-ekstrakulikuler.html) 5. Metode True-Eksperimental Design

Dikatakan True-Eksperimental Design, karena dalam penelitian ini sudah masuk kedalam penelitian yang sebenarnya. Hal ini sesuai dengan


(19)

9

eksperimental desaign merupakan bentuk eksperimen yang betul-betul.” Karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhinya jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan peneliti) dapat menjadi tinggi. Ciri dalam desain ini adalah adanya variabel control dan sampelnya dipilih secara random


(20)

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian pasti mutlak diperlukan metode yang akan digunakan. Karena dengan menggunakan metode, maka terdapat cara untuk

menyelesaikan sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2009:3) “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Artinya melalui penggunaan metode serta pemilihan sebuah metode yang tepat maka akan membantu jalannya sebuah penelitian. Beranjak dari sebuah permasalahan, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:107) “Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Sedangkan menurut Arikunto (2006:3) mengatakan bahwa.

Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Jadi metode eksperimen ini digunakan untuk mengungkap ada atau tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang telah dipilih untuk dijadikan penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan, bahwa metode eksperimen adalah jenis metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari pengaruh akan variabel-variabelnya.

Desain dalam penelitian ini akan menggunakan True Eksperimental. Menurut Sugiyono (2009:112) “True eksperimental adalah eksperimen yang betul-betul.” Karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalanya eksperimen. Karakteristik dalam desain ini adalah adanya sebuah kelompok kontrol. Menurut Sugiyono


(21)

34

eksperimental yaitu : Posttest Only Control Desaign dan Pretest-Posttest Control Group Desaign.” Dan dalam hal ini peneliti menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Disaign. Menurut Sugiyono (2009:113)

mengemukakan bahwa : “Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang

dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal

adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.”

Caranya kelompok dibagi dua yaitu kelompok A dan kelompok B. masing-masing kelompok memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh sang peneliti. Dari kedua kelompok tersebut, maka akan didapatkan sebuah data dan informasi yang akan dijadikan bahan untuk pengambilan kesimpulan.

Kelompok A (eksperimen), dan kelompok B (kontrol). Yang dimaksud kelompok eksperimen adalah sebuah kelompok yang diberikan perlakuan dari seorang peneliti untuk mengetahui akan pengaruh dari perlakuan tersebut. Sedangkan kelompok kontrol adalah sebuah kelompok yang tidak diberikan perlakuan oleh peneliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen. Yang bertujuan untuk mengetahui akan pengaruh atau akibat dari suatu perlakukan (treatmen). Dan treatmen yang dimaksud peneliti adalah model pendekatan taktis. jadi peneliti ingin mengetahui pengaruh pendekatan taktis dan pendekata tradisional (pendekatan teknik) terhadap hasil belajar lay up shoot dalam permainan bola basket.

B. Populasi, Sampel dan Waktu Penelitian 1. Populasi

Untuk memecahkan suatu permasalahan dalam penelitian, maka mutlak diperlukan adanya suatu data dan informasi dari obyek yang diteliti. Dan obyek penelitian itu adalah populasi, dari populasi ini peneliti akan mendapatkan sebuah data dan informasi. Menurut Sugiyono (2009:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan


(22)

35

ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Sudjana (2005:6) mengatakan

bahwa:

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah sekumpulan obyek yang akan diteliti, yang berlandaskan kesamaan sifat dan karakteristik sehingga dapat diperoleh data yang berfungsi untuk penarikan sebuah kesimpulan. Dan populasi yang ditunjukan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 2 Arjawinangun Kabupaten Cirebon

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2009:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sedangkan menurut Abduljabar dan Jajat (2012:14) berpendapat bahwa “Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Dari pendapat diatas

dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasi yang akan dijadikan obyek penelitian. Dalam penarikan sampel untuk sebuah penelitian, sampel harus mewakili atau representatif. Karana dari sampel yang mewakili tersebut dapat diperoleh sebuah data dan informasi kebenaran dari jumlah total populasi. Dari pendapat diatas maka dapat diperoleh sebuah kesimpulan dari pengertian sampel. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik sama dari populasi tersebut.

Teknik yang digunakan dalam teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono

(2009:124) mengemukakan bahwa “purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMP Negeri 2 Arjawinangun. Banyaknya sampel


(23)

36

dalam penelitian ini adalah 30 siswa. Dan terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A sebanyak 15 siswa, dan kelompok B sebanyak 15 siswa. Kelompok A adalah kelompok yang diberikan treatment (perlakuan) menggunakan model pendekatan taktis, dan kelompok B adalah kelompok kontrol (menggunakan model pendekatan tradisional / teknik).

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Nama Kelompok Jumlah

1 2

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

15 siswa 15 siswa

Jumlah 30 iswa

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian berlangsung selama satu bulan lebih yakni antara pertengahan Desember sampai dengan awal bulan Februari 2012 dengan jumlah pertemuan sebanyak 16 kali.

C. Desain Penelitian dan Langkah - langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Untuk penelitian ini desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Tujuannya adalah untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian. Desain ini juga merupakan hasil dari hipotesis dalam dalam penelitian ini. Pada desain pretest-posttest control group design

merupakan desain yang membandingkan tes awal dan tes akhir. Menurut Sugiyono (2009:112) adapun bentuk desain untuk model ini adalah sebagai berikut :


(24)

37

Table 3.2

Pretest-posttest control group design

Kelompok Pre test Treatmen / Perlakuan Posttest

Eksperimen A1 X A2

Tradisional B1 _ B2

Keterangan :

A1 : pretest yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen

A2 : Posttest yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen

X : Treatmen / Perlakuan yang diberikan dikelompok eksperimen yaitu model pendekatan taktis

B1 : Pretest yang dilaksanakan pada kelompok kontrol

B2 : Posttest yang dilaksanakan pada kelompok control 2. Langkah - langkah Penelitian

Menurut Agustan (2011:45) “Tahap-tahap yang akan ditempuh dalam penelitian ini sesuai dengan metode eksperimen”. pretest-posttest control group design diantaranya yaitu :

1) menentukan populasi, 2) Menentukan Sampel. 3) Melaksanakan tes awal (pretest). 4) Memberikan perlakuan (treatmen). 5) Melaksanakan tes akhir (Posttest). 6) Menyusun data hasil pretest dan posttest. 7) Mengolah data. 8) Menganalisis data. 9) Menarik kesimpulan

Adapun dalam penelitian ini penulis menggambarkan langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut yang tertera pada gambar 3.1


(25)

38

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA

KELOMPOK EKSPERIMEN (PENDEKATAN TAKTIS)

KELOMPOK KONTROL (PENDEKATAN TRADISIONAL)

TES AKHIR KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA

PENGOLAHAN ANALISIS DATA


(26)

39

D. Intrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan sebuah pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. hal ini sesuai

dengan pendapat Emory dalam Sugiyono (2009:148) ia berpendapat bahwa „Skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian‟.

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan sebuah pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Menurut Nurhasan dan Hasanudin (2007:4) ia

mengemukakan bahwa “Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu obyek tertentu, dengan bantuan alat ukur.” Alat ukur dalam sebuah penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Menurut Sugiyono

(2009:148) mengungkapkan bahwa “Instumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Untuk

memperoleh data yang akurat seorang peneliti harus menggunakan alat atau instrumen yang dapat membantu untuk mempermudah jalannya penelitian. Berdasarkan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai keterampilan, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan

Menurut Arikunto (2006:150) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan

serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” Sedangkan menurut Suharsiwi dalam Nurhasan (2007:3) „Tes merupakan suatu

alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.‟ Tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebuah tes keterampilan lay up shoot yang mana tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keterampilan yang dimiliki oleh siswa dalam melakukan lay up shoot sehingga dirasa perlu untuk


(27)

40

Instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini mengacuh kepada tes lay up shoot basket permenit menurut Jakcson Baumgartner dalam Lubay (2001:52) Yang memiliki tingkat validitas 0,78

Adapun rincian tesnya adalah sebagai berikut :

1. Tujuan : Mengukur keterampilan lay up shoot dalam permainan bolabasket 2. Alat : Alat tulis, dua buah kursi, meteran, bolabasket, stop wacth dan lapangan

bolabasket

3. Petugas Pelaksanaan :

a) Petugas pelaksanaa, dibantu oleh siswa SMP Negeri 2 Arjawinangun yang telah memahami tugas masing-masing yaitu seorang yang menghitung bola masuk, seorang yang mencatat hasil, dua orang yang membantu menangkap bola dan meletakan kembali ke kursi, serta seorang testor yang mengamati sah atau tidaknya testee dalam melakukan gerakan lay up shoot.

b) Pelaksanaan, testee berdiri dibelakang garis tembakan hukuman. Pada saat aba-aba “ya”, atau bunyi peluit testee mengambil bola dari kursi sebelah kanan. Di lanjutkan dengan gerakan lay up shoot kea rah ring basket. Setelah melakukan lay up shoot, testee menangkap bola tersebut lalu mengoper dengan gerakan chest pass pada temannya yang berada dibelakang kursi sebelah kanan. Setelah itu, testee mengambil bola dari kursi sebelah kiri. Di lanjutkan gerakan lay up shoot kea rah ring basket, lalu menangkap bola tersebut dan mengoper dengan gerakan chest pass

pada temannya yang berada dibelakang kursi sebelah kiri. Testee berusaha memasukan bola sebanyak mungkin kedalam basket dalam waktu 1 menit.


(28)

41

c) Gambar Formasi Tes

Gambar 3.2 Formasi Tes Lay up shoot Menurut Jackson Baumgartner Dalam Lubay (2001:52)

Keterangan Gambar 3.2 :

: Kursi

: Arah gerakan chest pass

: Testee yang akan melakuka gerakan lay up shoot

: Siswa yang membantu pelaksanaan tes : Arah Gerakan lay up shoot

4. Penskoran: Skor dihitung 1 jika gerakan tester dalam teknik lay up shoot dan bolanya masuk. Skor 0 diberi jika tester melanggar peraturan travelling dan melakukan gerakan lay up shoot yang salah. Jumlah bola yang masuk kedalam keranjang yang benar dijadikan penelitian.

Catatan:

a) Tembakan dianggap berhasil jika bola masuk kedalam keranjang baik secara langsung ataupun dipantulkan terlebih dahulu ke papan.

b) Apabila bola tidak masuk tidak mendapat skor atau 0 c) Tidak sah apabila tester melanggar aturan lay up shoot

d) Siswa memiliki 1 menit dalam melakukan lay up shoot dan nilai yang terbaik yang akan diambil.

Jadi dalam tes ini siswa diberikan waktu selama 1 menit untuk melakukan aksinya yaitu melakukan lay up shoot dengan tujuan utamanya memasukan bola sebanyak – banyaknya kedalam ring. Kriteria yang harus diambil oleh peneliti


(29)

42

ring tanpa melanggar aturan seperti travelling, dan lain sebagainya. Dan apabila tes telah berakhir maka tinggal menghitung nilai dari setiap siswa yang melakukan

lay up shoot tersebut.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk tes keterampilan unjuk kerja atau praktek, yaitu melakukan gerakan lay up shoot. Tes akan dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu tes awal (pretest) dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang hasil belajar lay up shoot sebelum diberikan sebuah perlakuan (treatment). Dan yang kedua adalah tes akhir (posttest) dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar lay up shoot setelah diberikan serangkaian pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan taktis (treatmen).

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengukuran selanjutnya diolah dengan menggunakan cara statistika, dengan menggunakan analisis IBM SPSS Version 20 untuk mengolah data tersebut.

1. Dengan menggunakan deskriftif statistika IBM SPSS Version 20 a. Mencari Rata – rata (Mean) ( )

b. Simpangan Baku (Standar Deviasi) (S) c. Varians ( )

d. Jumlah (Sum) (∑X)

2. Menguji normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut terdistribusi normal atau tidak. Cara menguji normalitas data ini dengan menggunakan uji Liliefors, (Abduljabar, 2012:102). Dan langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut

a. Pengamatan X1, X2,…….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ………..Zn dengan menggunakan rumus :


(30)

43

X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel. b. Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian peluang F(Zi)= (P Z≤ Zi)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ……..Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. jika proporsi ditanyakan oleh S (Zi), maka

S (Zi) =

d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Dan sebutlah harga tersebut Lo

f. Kriteria hipotesis adalah ditolak nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi Ltabel dari daftar. Dalam hal ini hipotesis diterima.

3. Uji homogenitas

Uji homogenitas dua variasi adalah variasi dari tes awal dan tes akhir baik kelompok eksperimen maupun kelompok control. Menguji homogenitas data setiap butir dengan rumus :

F =

Kriteria pengujian adalah pihak kiri, hipotesis ditolak jika F ≤ F(1-α).(v1.v2) dimana nilai F(1-α)(v1.v2)didapat daftar distribusi F dengan taraf nyata (α)=0,05 dan dk = V1 dan V2 untuk nilai V1 = n-1 dan V2 = n-2. Jadi data setiap butir tes adalah homogeny apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel.

4. Uji t

Uji t yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak). Menurut

Nurhasan (2008:152) ia mengemukakan bahwa “ uji ini dipakai bila peneliti sudah


(31)

44

dinamakan uji satu pihak.” Tahapan untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Pasangan Hipotesis yang akan diuji adalah Ho :

Hi :

2.

3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

Terima Hipotesis (Ho), Jika : t‟ < Tolak Hipotesis (Ho), jika :

4. Batas kritis penerimaan dan penolakan hipotesis (Ho)

dan = t 0,95 (14)

dan = t 0,95 (14)

5. Membandingkan dengan 6. Membuat kesimpulan dengan kalimat


(32)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil sebuah kesimpulan dari penelitian ini bahwa Pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket di SMP Negeri 2 Arjawinangun.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka penulis menyarankan atau merekomendasikan bahwa dalam pembelajaran bolabasket khususnya lay up shoot

sebaiknya menggunakan pendekatan taktis, karena pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan pendekatan teknik (tradisional).


(33)

57

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI Abduljabar, Bambang (2012). Aplikasi Statistika Dalam Pendidikan Jasmani.

Bandung: FPOK UPI

Agustan, Boby. (2011). Pengaruh Modifikasi Alat Terhadap Hasil Belajar Lay up shoot dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket. Skripsi Sarjana FPOK UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Arikunto. S (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta

FIBA. (2010). Official Basketball Rules 2010. San Juan Puerto Rico: FIBA Harsono. (1988). Coaching dan Aspek Aspek Psikologi Dalam Coaching.

Bandung: CV Tambak Kusumah

Hoedaya, Danu.(2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Basket. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas

http://id.wikipedia.org/wiki/Lay-up

http://kafeilmu.com/2010/11/definisi-kegiatan-ekstrakulikuler.html

http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli

Juliantine, Tite, Dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Lubay, H. (2001). Pengujian Validitas dan Reliabelitas Modifikasi Tes Bola Basket dari Jhonson dan Lesten Bagi Siswa Laki-laki SMUN 2 Bandung. Skirpsi Sarjana FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung:

FPOK UPI


(34)

58

Nurhasan.H.(2007). Modul Tes dan Pengukuran Kolahragaan. Bandung: FPOK UPI

Nurhasan.H.(2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI Oliver, Jon. (2009). Dasar-Dasar Bola Basket. Bandung: Pakar Karya Ruhimat, Toto. (2011). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: FIP UPI

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Subroto, Toto. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Olahraga Permainan. Bandung: FPOK UPI

Sucipto, Dkk. (2010). Permainan Bolabasket. Bandung: FPOK UPI Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta


(1)

ring tanpa melanggar aturan seperti travelling, dan lain sebagainya. Dan apabila tes telah berakhir maka tinggal menghitung nilai dari setiap siswa yang melakukan lay up shoot tersebut.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk tes keterampilan unjuk kerja atau praktek, yaitu melakukan gerakan lay up shoot. Tes akan dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu tes awal (pretest) dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang hasil belajar lay up shoot sebelum diberikan sebuah perlakuan (treatment). Dan yang kedua adalah tes akhir (posttest) dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar lay up shoot setelah diberikan serangkaian pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan taktis (treatmen).

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengukuran selanjutnya diolah dengan menggunakan cara statistika, dengan menggunakan analisis IBM SPSS Version 20 untuk mengolah data tersebut.

1. Dengan menggunakan deskriftif statistika IBM SPSS Version 20 a. Mencari Rata – rata (Mean) ( )

b. Simpangan Baku (Standar Deviasi) (S) c. Varians ( )

d. Jumlah (Sum) (∑X) 2. Menguji normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut terdistribusi normal atau tidak. Cara menguji normalitas data ini dengan menggunakan uji Liliefors, (Abduljabar, 2012:102). Dan langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut

a. Pengamatan X1, X2,…….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ………..Zn dengan menggunakan rumus :


(2)

Heri Setiadi , 2013

Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shoot Dalam Permainan Bolabasket (Studi Eksperimen Di Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket Smp Negeri 2 Arjawinangun)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel. b. Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian peluang F(Zi)= (P Z≤ Zi)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ……..Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. jika proporsi ditanyakan oleh S (Zi), maka

S (Zi) =

d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Dan sebutlah harga tersebut Lo

f. Kriteria hipotesis adalah ditolak nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi Ltabel dari daftar. Dalam hal ini hipotesis diterima.

3. Uji homogenitas

Uji homogenitas dua variasi adalah variasi dari tes awal dan tes akhir baik kelompok eksperimen maupun kelompok control. Menguji homogenitas data setiap butir dengan rumus :

F =

Kriteria pengujian adalah pihak kiri, hipotesis ditolak jika F ≤ F(1-α).(v1.v2) dimana nilai F(1-α)(v1.v2)didapat daftar distribusi F dengan taraf nyata (α)=0,05 dan dk = V1 dan V2 untuk nilai V1 = n-1 dan V2 = n-2. Jadi data setiap butir tes adalah homogeny apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel.

4. Uji t

Uji t yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata (satu pihak). Menurut Nurhasan (2008:152) ia mengemukakan bahwa “ uji ini dipakai bila peneliti sudah menonjolkan salah satu kelompok eksperimen yang dibandingkan, oleh karena itu


(3)

dinamakan uji satu pihak.” Tahapan untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Pasangan Hipotesis yang akan diuji adalah Ho :

Hi : 2.

3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis Terima Hipotesis (Ho), Jika : t‟ < Tolak Hipotesis (Ho), jika :

4. Batas kritis penerimaan dan penolakan hipotesis (Ho)

dan = t 0,95 (14)

dan = t 0,95 (14)

5. Membandingkan dengan 6. Membuat kesimpulan dengan kalimat


(4)

Heri Setiadi , 2013

Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shoot Dalam Permainan Bolabasket (Studi Eksperimen Di Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket Smp Negeri 2 Arjawinangun)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil sebuah kesimpulan dari penelitian ini bahwa Pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket di SMP Negeri 2 Arjawinangun.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka penulis menyarankan atau merekomendasikan bahwa dalam pembelajaran bolabasket khususnya lay up shoot sebaiknya menggunakan pendekatan taktis, karena pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan pendekatan teknik (tradisional).


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI Abduljabar, Bambang (2012). Aplikasi Statistika Dalam Pendidikan Jasmani.

Bandung: FPOK UPI

Agustan, Boby. (2011). Pengaruh Modifikasi Alat Terhadap Hasil Belajar Lay up shoot dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket. Skripsi Sarjana FPOK UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Arikunto. S (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta

FIBA. (2010). Official Basketball Rules 2010. San Juan Puerto Rico: FIBA Harsono. (1988). Coaching dan Aspek Aspek Psikologi Dalam Coaching.

Bandung: CV Tambak Kusumah

Hoedaya, Danu.(2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Basket. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas

http://id.wikipedia.org/wiki/Lay-up

http://kafeilmu.com/2010/11/definisi-kegiatan-ekstrakulikuler.html

http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli

Juliantine, Tite, Dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Lubay, H. (2001). Pengujian Validitas dan Reliabelitas Modifikasi Tes Bola Basket dari Jhonson dan Lesten Bagi Siswa Laki-laki SMUN 2 Bandung. Skirpsi Sarjana FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung:

FPOK UPI


(6)

Heri Setiadi , 2013

Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Lay Up Shoot Dalam Permainan Bolabasket (Studi Eksperimen Di Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket Smp Negeri 2 Arjawinangun)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nurhasan.H.(2007). Modul Tes dan Pengukuran Kolahragaan. Bandung: FPOK UPI

Nurhasan.H.(2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: FPOK UPI Oliver, Jon. (2009). Dasar-Dasar Bola Basket. Bandung: Pakar Karya Ruhimat, Toto. (2011). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: FIP UPI

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Subroto, Toto. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Olahraga Permainan. Bandung: FPOK UPI

Sucipto, Dkk. (2010). Permainan Bolabasket. Bandung: FPOK UPI Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta


Dokumen yang terkait

Survei Tingkat Kemampuan Lay Up dan One Hand Set Shoot dalam Permainan Bolabasket pada Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket Putri SMA N 1 Banjarnegara Tahun 2010 2011

0 5 94

PENGARUH GAWANG MINI TERHADAP HASIL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET : Study Eksperimen Terhadap Ekstrakulikuler Bolabasket SMAN 1 Cikalong wetan Kabupaten Bandung Barat.

0 1 36

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET MODIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOT.

0 3 46

PENGARUH MELATIH PENDEKATAN TAKTIS DENGAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP PENGUASAAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET.

0 3 45

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP HASIL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT PADA PERMAINAN BOLABASKET.

1 3 26

PENGARUH MODIFIKASI BENTUK DAN UKURAN RING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA SISWA MI MIFTAHULFALAH.

0 2 38

(ABSTRAK) PERBEDAAN EFEKTIFITAS LATIHAN LAY UP DARI DEPAN MENGGUNAKAN LAY UP BANK SHOT DAN LAY UP TANPA BANK SHOT TERHADAP HASIL LAY UP SHOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET PUTRA SMP NEGERI 1 WONOSOBO TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 2

KETERAMPILAN LAY UP SHOOT SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET SMP NEGERI 2 DEPOK.

0 0 71

PENGARUH PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT MELALUI PAPAN PANTUL PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI MAN YOGYAKARTA 2.

1 8 149

PERBEDAAN KEEFEKTIFAN ANTARA LAY UP SHOOT MELALUI PAPAN PANTUL DAN LAY UP SHOOT LANGSUNG KE RING BASKET DALAM PERMAINAN BOLABASKET PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP SANTO ALOYSIUS TURI.

0 0 85