PETROFISIKA PADA BATUPASIR D LAPANGAN P CEKUNGAN SUMATERA TENGAH BERDASARKAN DATA LOG DAN CORE.
BAB V
KESIMPULAN
Analisa petrofisika dan penentuan fasies telah dilakukan pada
lapangan “P” batupasir D1, D2, D3, D4 dan D5, setelah dilakukan
penelitian kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Fasies dari data core dengan tebal 52 feet ditentukan berdasarkan
deskripsi batuan yang mempunyai pola log blocky, terdapat flaser,
terdapatan fosil cangkang hasil dari reworked dan ukuran butir fine
sand-medium sand (Coarsening upward) diinterpretasikan kedalam
fasies Fluvial tidal channel sedangkan deskripsi batuan yang
mempunyai pola funnel, ukuran butir clay-coarse sand (fine
upward) diinterpretasikan sebagai delta front dan clay-silt
diinterpretasikan sebagai prodelta yang termasuk pada sistem
Deltaic.
2. Cut off yang dihasilkan dari studi petrofisika yaitu 0.37 untuk
Volume shale, 0.1 untuk porositas efektif dan 0.7 untuk saturasi air.
Analisa petrofisika yang dilakukan berupa penentuan volume shale
dengan metode linear, porositas dengan metode Neutron Densitas,
permeabilitas dengan metode Coates dan saturasi air dengan
107
108
metode Simandoux pada batupasir “D” umumnya memiliki potensi
yang baik berdasarkan pemenggalan cut off yang diperoleh pada
beberapa reservoar khususnya pada batupasir D1, D2 dan D5.
3. Berdasarkan
peta
ketebalan
dan
kedalaman
didapat
arah
sedimentasi dari Batupasir “D” lapangan “P” adalah dari arah
Selatan-Utara. Kualitas reservoar berdasarkan data peta isopach net
pay yang didapat dari nilai batupasir yang mempunyai nilai net pay
yang paling tinggi (D2) yaitu resevoar menebal kerah Timur laut
dan Barat daya dari lapangan “P” sehingga perluasan studi harus
dilakukan.
KESIMPULAN
Analisa petrofisika dan penentuan fasies telah dilakukan pada
lapangan “P” batupasir D1, D2, D3, D4 dan D5, setelah dilakukan
penelitian kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Fasies dari data core dengan tebal 52 feet ditentukan berdasarkan
deskripsi batuan yang mempunyai pola log blocky, terdapat flaser,
terdapatan fosil cangkang hasil dari reworked dan ukuran butir fine
sand-medium sand (Coarsening upward) diinterpretasikan kedalam
fasies Fluvial tidal channel sedangkan deskripsi batuan yang
mempunyai pola funnel, ukuran butir clay-coarse sand (fine
upward) diinterpretasikan sebagai delta front dan clay-silt
diinterpretasikan sebagai prodelta yang termasuk pada sistem
Deltaic.
2. Cut off yang dihasilkan dari studi petrofisika yaitu 0.37 untuk
Volume shale, 0.1 untuk porositas efektif dan 0.7 untuk saturasi air.
Analisa petrofisika yang dilakukan berupa penentuan volume shale
dengan metode linear, porositas dengan metode Neutron Densitas,
permeabilitas dengan metode Coates dan saturasi air dengan
107
108
metode Simandoux pada batupasir “D” umumnya memiliki potensi
yang baik berdasarkan pemenggalan cut off yang diperoleh pada
beberapa reservoar khususnya pada batupasir D1, D2 dan D5.
3. Berdasarkan
peta
ketebalan
dan
kedalaman
didapat
arah
sedimentasi dari Batupasir “D” lapangan “P” adalah dari arah
Selatan-Utara. Kualitas reservoar berdasarkan data peta isopach net
pay yang didapat dari nilai batupasir yang mempunyai nilai net pay
yang paling tinggi (D2) yaitu resevoar menebal kerah Timur laut
dan Barat daya dari lapangan “P” sehingga perluasan studi harus
dilakukan.