Mencari Pemimpin Bervisi pertanian.

~ibun

o Senin o Selasa o Rabu
~3
18

4

5

19

20

( ) Pub

)MIJI

6
21
) Apr


7
22
)Mui

.

8
23

Jabal'
0

Kamis
9

Jumat

10


24

\. )./1/11

.

11
25

JI/I

o Sabtu
12

26
\)

A!,'

0


13
27
)

5,'/'

Minggu
14

28
()

15
29

Okl

(


16

30
I Nov

\)

:0
31.

()I!~ "

Mencari Pe ยท pm
Bervisi Pertanian
....

-- -- --,

pelaksanaan konsep
pembangunan pertanian

masihjauh dari harapan.
Kondisi pembangunan
pertanian terbengkalai dan
belum mendapat perhatian
serius pemerintah. Sektor
pertanian seakan dimarginalkan atau diposisikan sebagai
anak tiri dibanding sektor

Nasional (BPN) mencatat,
dari totalluas sawah 8,9
juta hektare (terdiri atas
lahan sawah non-irigasi
1,45 juta hektare dan lahan
beririgasi 7,31 juta
hektare), sekitar 3,099 juta
hektare sawah di antaranya
akan dikonversi secara
terencana melalui rencana
tata ruang wilayah (RTRW)
kabupaten/kota untuk

permukiman, pusat bisnis,
perkantoran, infrastruktur
jalan, dan keperluan lainnya.
Jika konversi lahan ini
terjadi sesuai rencana,
Indonesia berpotensi

Visi besar Pembangunan
pertanian belum menjadi
prioritas utama, hal ini
tercermin dari terus
menurunnya luas lahan
pertanian. Menurut
Menteri Pertanian
(Men pan) Anton
Apriantono (2008)
luas lahan
pertanian menjadi
kurang dari 20
juta hektare. Laju

konversi lahan
pertanian melaju
begitu luar biasa.
Menurut Deputi
Ketua Biro Pusat
Statistik Bidang
Neraca dan
Analisis Statistik,
Siamet Sutomo selama
2004-2008.terjadi alih
fungsi lahan pertanian
sekitar 400.000 hektare.
Pada saat bersamaan,
kontribusi sektor pertanian
terhadap produk domestik
bruto (PDB) menurun sekitar
tiga persen. Hal ini ber7
potensi kehilangan produksi
padi pada tahun-tahun mendatang. Sementara kemampuan cetak sawah nasional
maksimal masih di bawah

laju alih fungsinya. Pertumbuhan penduduk Indonesia
yang mencapai 1,3 persen
per tahun mendorong
te~adinya konversi lahan
atau alih fungsi lahan terus
meningkat.
Badan Pertanahan

kehilangan produksi gabah
kering giling (GKG) 14,26
juta ton atau lebih dari 10
juta ton beras.
Luas kepemilikan lahan
pertanian di Jawa hanya
mencapai 0,3 hektare per
kepala keluarga, sementara
di luar Jawa hanya satu
hektare. Padahal, menurut
hasil analisis perhitungan
sederhana, luas kepemilikan lahan yang ekonomis

minimal dua hektare di
Jawa dan lebih dari 10
hektare untuk luar Jawa.
Dengan kondisi pertumbuhan penduduk dan terus
meningkatnya laju alih
fungsi lahan pertanian
berpotensi menggangu
peningkatan produksi bahan

.orasi
GALIH ANDREANTO
Mahasiswa Fakultas Pertanian
UnivelSitas Padjadjaran Bandung
PEMILIHAN Presiden akan
kita laksanakan 8 Juli
mendatang. Besar harapan
rakyat kepada pemimpin
yang baru untuk membawa
perubahan nasib dan
kehidupan lebih sejahtera

lahir batin. Yang perlu kita
kritisi bersama saat ini
adalah proses realisasi visi
dan misi capres dan
cawapres dalam mengemban cita-cita Indonesia.
Sudahkah sesuai dengan
amanat pembukaan UUD

industri.

1945?
Cita-cita nasional untuk
perbaikan dan peningkatan
kesejahteraan rakyat,
hendaknya berlandaskan
pad a kekayaan sumber
daya alam yang dimiliki
Indonesia bukan dengan
menambah utang negara.
Bila dikaitkan dengan

sejarah maka sejarah
bangs a ini adalah sejarah
petani.
Indonesia sebagai negara
berkembang yang berada
pada wilayah tropika,
memiliki luas wilayah
daratan kurang lebih 192
juta hektare dengan
keanekaragaman karakteristik tanah/!ahan dan sumber
daya hayati yang tinggi.
Potensi tersebut tentu
harus dioptimalkan. Sektor
pertanianjuga berperan
penting dalam penyedia dan
penyerap tenaga kerja di
Indonesia. Ini merupakan
kekuatan atau modal dasar
untuk menempatkan bidang
pertanian sebagai pilar
perekonomian nasional atau
sebagai leading sector
pembangunan yang akhirakhir ini terbukti cukup
tangguh mengbadapj terpaan
badai krisis global dibandingkan sektor industri.
Namun keseriusan

-----

Kliping

f

Humas

ULpad

2009--

pangan, masih mungkinkahkita berswasembada
pangan terlebih lagi
menjadi negara pengekspor
beras. Selum lagi tingkat
produktivitas tanah suburdi
jawa semakin terdegradasi
kualitasnya.
Pada pertemuan yang
dihadiri Menpan Anton
Apriantono, The First Berlin
Summit of Agricultural
Ministers Januari 2009
lalu, dengan topik Achieving world food security is a
global challenge for
governments and industry.
Para Menteri Pertanian
menyepakati perlunya lima
aksi yang harus
dilakukan yaitu 1.
>

'I' .. .. produksi pertanian

.

1
r/

Meningkatkan

.

\J dan

A-'"
pr
I

tetap

memeli-

,. hara
daya
alam,sumber
2. Melaku-

kan investasi
'sesuai kebutuhan,
3. Memperkuat
pembangunan
wilayah pedesaan,
4. Meningkatkan
penelitian bidang
pertanian, dan 5.
Mengimbau negara
donor untuk berkontribusi dalam mengamankan produksi lokal
maupun regional baik
kuantitas maupun kualitas
yang dapat diakses oleh
konsumen, sekaligus
mempromosikan produksi
yang berkesinambungan.
Sesuai kesepakatan
tersebut tentu masih
banyak pekerjaan rumah
yang harus kita selesaikan.
Selain masalah terus
menciutnya luas lahan
pertanian. Kesuburan dan
produktivitas tanah
pertanian juga terus
menurun. Selum lagi
masalah infrastruktur,
permodalan petani, dan
subsidi pupukjuga harus
diselesaikan secara tepat,
cepat, dan bijaksana.
Dengan kondisi pertanian
kita yang demikian
dibutuhkan pemimpin yang

\

,,;;;---

berorientasi pada pembangunan pertanian dengan
program nyata perluasan
lahan pertanian guna
mendorong peningkatan
produktivitas pangan.
Karena sebagian lahan
pertanian berada di
pedesaan maka pola pikir
jajaran elit di negri ini harus
diubah kearah penguatan
desa-desa. Karena pedesaan
adalah basis utama
pertanian dan merupakan
aset negara yang besar,
maka harus diperkuat
dengan baik. Keseimbangan
antara kemajuan pertanian
teknologi sebagai modal
teknologi dan pertanian
ekologis sebagai modal

sosial.

Untuk meraih keberhasilan tersebut memang tidak
mudah tetapi dengan
program yang mantap dan
berkesinambungan di sektor
pertanian akan menjadikan
bangsa dan negara ini
tercatat dalam sejarah
dunia yang bertekad
menyelamatkan dunia dari
rawan pangan dan kelaparan.
Menjadikan pertanian
sebagai basis utama dalam
pembangunan nasional
bukan tanpa alasan. Corak
negara Agraris, sebagi satu
opsi menarik setelah
melihat dan merasakan
bahwa Indonesia belum
mampu untuk menjadi
negara industri.. Terlebih
lagi sektor pertanian dapat
meningkatkan posisi tawar
Indonesia dimata dunia.
Kembali menjadi
masyarakat dengan basis
utama pertanian tentu
adalah pilihan yang
bijaksana. Dengan kondisi
dan letak geografis yang
memang sesuai dengan
pertanian, mengapa kita
tak memanfaatkan kondisi
ini sebaik mungkin. Jangan
jadikan program pembangunan pertanian sebagaL
isu lima tahunan sekali dan
selanjutnya selalu dilupakan.(*)

-