Profesionalisme Membawa Kesuksesan.
RADAR BANDUNG
o Selasa o Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu
4
5
20
6
21
o Mar OApr
7
22
.Mei
8
9
23
OJun
10
@
11
25
OJul
12
13
27
26
0 Ags OSep
.
28
Minggu
14
15
29
OOkt
30
ONov
Jhonson Siregar SH.,MH, Ketua DPD HAPI Jawa Sarat
Profesionalisme Membawa Kesuksesan.
PROFESI advokat atau pengacara termasuk yang paling
banyak diminati kalangan muda
tanah air. Banyak pihak menilai
pengacara term as uk profesi
dengan imej positif, glamour,
dan tentunya berkecukupan.
Namun anggapan semacam ini
tak selamanya benar. Jikapun
benar adanya, tentu seorang
pengacara tidak ujug-ujug menjadi demikian, melainkan harus
melewati beberapa tahap perjuangan yang melelahkan.
Jhonson Siregar SH, salah
seoralJg pencara kondang Kota
Bandung memberikan penjelasan terkait profesi yang ia geluti
selama ini. "Memang tak terbantahkan, ada atau mungkin banyak pengacara yang gelamour,
kaya raya, tapi ingat banyakjuga
yang hidup pas-pasan," kat a
Jhonson ditemui di Kantor
JSDR kemarin (23/5).
Untuk menjadi pengacara,
lanjut Jhonson harus dipikirkan
dengan matang. Pengacara
harus selalu mengedepankan
profesionalisme dalam bekeija.
Nah. mereka yang professional
itulah yang sekarang tampil
menjadi pengacara pesohor
yang namanya cukup familiar
ditelinga masyarakat.
"Ada
banyak hal yang menyebabkan
seorang pengacara itu mendapatkan kepercayaan klien. Na-
mun semua itu bermuara kepada profesionalisme dalam bekerja," ungkapnya.
Pengacara termasuk punggawa penegak hukum, bersarna polisi, jaksa dan hakim.
Bedanya, kata Jhonson, pe.ngacara tidak mendapatkan
gaji dari pemerintah layaknya
polisi, jaksa, dan hakim. Lantas darimana pengacara mendapatkan honor? Berdasarkan Undang-undang seorang
pengacara berhak menerima
honorarium dalam jasa layanan hukum. "Isi kantong kami
didapatk"an daTi honor yang
diberikan klien. !tu bisa bantuan hukum, konsultan hukum
dan lainnya," ujar Jhonson.
"Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa sejalan
dengan diundangkiannya Undang-Undang
No. 18 tahun
2003 tentang advokat ditegaskan, bahwa provesi advokat
adalah profesi yang bebas,
mandiri, dan bertanggungjawab
untuk terselenggaranya suatu
peradilan yang jujur, a.dil, dan
memiliki kepastian hukum bagi
semua pencari keadilan dalam
menegakan hukum, kebenaran,
keadilan, dan hak asasi manusia," bebemya.
Profesi pengacara juga berkaitan dengan kepercayaan.
Seorang klien, baik itu pero-
- Kliplng
Humas
rang an maupun lembaga akan
membayar seorang pengacara
yang memiliki kredibiltas, dan
akuntabilitas yang tinggi. Kalau
semua itu sudah melekat pada
seorang pengacara, ganjarannya ya tentu kebanjiranjob dari
mana-mana. Bukan hanya itu,
bayarannya juga cukup mahal.
Sekedat gambaran, Jhonson
mencontohkan seorang pengacara' beken bisa dibayar Rp 'I juta
sampai 10juta lebih per jamnya.
Dan tak sedikit pengacara kelas
atas meminta bayaran Dollar.
"Meskipun tarifnya mahal, tentu
tak jadi soal, kalau klieimya
merasa puas dengan kineIja si
pengacara terse but," terangnya.
Semua itu harus dilalui dengan berbagai usaha. Menurut
Jhonson, rata-rata pengacara
sukses melewatj jalan perih
sekitar 10 tahun pasca terjun
pada profesi' ini. Kalau mau
diceritakan, terang ayah tiga
anak ini, saat memulai menjadi
pengacara sungguh memprihatinkan. Ia sendiri mengalami
hal itu. Sejak mulai karir pengacara, dirinya selama dua tahun
harus bekerja tanpa bayaran
sepeserpun. Ia mengabdi Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
"Pokoknya saat awal-awal kita
banyak nangani kasus-kasus
prodeo yang tanpa bayaran.
jalan yang harus ditempuh.
Bahkan hingga kini, saya kerap
menangani kasus demikian,"
ungkapnya. "Tanpa maksud
besar kepala, peIjuangan yan
saya lalu membuahkan hasil.
Saya bisa menikmatinya sekarang ini;" tambahnya.
Sementara itu, Jhonson mengatakan, tak sedikit pengacara yang 'bangkrut', lantaran
tak sabaran. Ia maunya langsung senang, langsung tenar,
sembari tidak pahamjalan yang
harus dilalui untuk meraih itu
semua. "Harusnya mereka yang demikian itu mau belajar daTi
pengacara yang telah s,Vkses,
kenapa bisa sukses? Pertanyaan itu harus dijabarkan
dalam bentuk kinerja seharihari," tutumya.
Disinggung mengnai banyaknya masyarakat yang kesulitan
mendapatkan bantuan hukum,
menurut Jhonson faktanya
tidak demikian. Kalau saja
sudah tahu, ban yak sekali
lembaga, atau perorangan advokat yang bersedia membantu
masalah hukum. "Masyarakat
tidak usah khawatir tidak bisa
mendapatkan bantuan hukum.
Sebab~ Undang-undang
memerintahkan kepada kami agar
bersedia memberikan bantuan
kepada yang memerlukanl).ya,"
Tap~, ~nggak masalah, toh itu_
~anda~a.
Unpad
2009
(olih solihin}
Sarjana Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta
Master of Business Law Universitas
Trade Law Cousre Internasional
Khatolik
Law Institute
Parahyangan
Bandung
DS, Amerika Serikat
Whasinton
Merger & Acquicition in Asia Pasific (training), Baker & Mc Kenzie Singapura
Air & Space Law Workshop, Unpad in .Coorporation with Lei~en. & Monash University Bandung
Discussion on Drafting Indonesian Air & Space Acts in the light of Ratification Convention on
Internasional Liability for Damage Caused by Space Object LAPAN Jakarta
Former PT Telekomunikasi
Indonesia
Tbk.
In House Lawyer, JSDR Law Office Bandung
Vice General Secretary Himpunan Advokat
Pengacara Indonesia
Jakarta, Indonesia
Ketua DPD HAP I JABAR Bandung, Indonesia
Ketua Kei Shin Kan Kota Bandung, Indonesia
Anggota International
Pengajar Pusat Pendidikan
Sekretaris
Bar Association
London, England
& Pelatihan Advokat HAPI B;mdung, Indonesia
DPC PERADI Cabang Bandung
-
Olahraga Untuk Sportivitas
JHONSON Siregar mengaku
tak suka olah raga mahal seperti
golf. Sekalipun secara ma'teri
mampu untuk menggeluti olah
raga yang diklaim dari kalangan
atas ini, ia tetep tidak menyukainya. Ketua DPD HAPI yang
namanya mencuat saat menangai kasus TPA Leuwigajah
ini lebih menyukai olah raga
keras, seperti olah raga beiadiri,
mendaki gunung, dan sepak
bola.
Ayah tiga anak ini mengaku
doyan olahraga keras sej ak
duduk di bangku SMA. Dan
hingga kini, terus ia lakoni.
"Saya ini suka olahraga yang
ada tantangangannya,"
ucap
Jhonson.
Hasilnya,
Jhonson benarbenar mumpuni dalam olah raga
keras ini. Pada bel a diri Tako ia
meraihi Dan I, Tae Kwondo, Dan
II dan Keishia Kan Dan I.
Makanya tak aneh, kalau penampilan pengacara satu ini
tegap dan juga tegas dalam
bersikap. "Ya mungkin ini ada
kaitannya
dengan olahraga
yang saya gelutLha ha ha.. .,"
kata Jhonson tertawa lepas.
Kalau pekerjaan kantor sedang
padat-padatnya, ia tak sampai
melupakan olah raga kesayangannya itu. Ia menggantinya dengan
olah raga ill rumah. Menurutnya,
kalau olah raga sudah mendarah
daging, sulit sekali untuk bisa
ditinggalkan, dalam kondisi apapun.
Tak melulu untuk mendapatkan kebugaran tubuh, olah raga
baginya adalah untuk melatih
sportivitas dalam bekerja. Bagaimanapun, sikap sportif merupakan harga seorang yang
hams dibeli seorang profesional
macam diri,nya. "Kalau seorang
profesional mentalnya memble,
ya mending enggak usah terjun
di dunia profesional
saja,"
ungkapnya tegas.
Sementara olah raga mendaki
gunung mampu mendatangkan
kesegaran batin. Bukan hanya
itu, dengan mendaki gunung,
bentuk kepasrahan kepada Sang
Pencipta akan muncul. "Saya ini
senang dengan keindahan alam,
makanya selalu jalan ke gun\.lI1g.
Di puncak gunung saya kerap
merenung, manafakuri kebesaran
Tuhan, dan kareanya kita merasa
kecil di hadapan Sang Pencipta,"
ungkapnya. (olih solihin)
".
,
o
o
o
Bersama Gempar Soekarno Putra
-- - ....--
_.,,'-?-
I
II
Idolakan BisDlar Siregar
DI antara tokoh nasional yang tinggi daripada hukum. Hukilm
dikagumi
Jhonson
Siregar
hanyalah sarana untuk menegakkan keadilan," kata Jhonson
salah satunya adalah Bismar
Siregar. Kenapa? Sebab Bis- dengan penuh penghormatan.
Jhonson
menemar yang lahir di
rangkan,
kerap
memSipirok, Sumatera
berikan tauladan baUtara, 15 September 1928 ini megi penegak hukum
rupakan
sosok
yang lain. Salah satunya saat Bismar
penegak hukum
menangai kasus seyang dikenal luorang ayah, didakwa
rus. Selain itu, kata Jhonson, B~smencuri, tetapi dia
melakukan itu untuk
mar merupakan
memberi makan anaksosok yang seanaknya yang melalu tampil berbenangis kelaparan.
da di garda terde"Apakah dia berpan jalan lurus
salah? Dia memang
untuk memperBismar Siregar
bersalah karena telah
juangkan
tegakmencuri." Tetapi kalau dilihat dari
nya keadilan. Sikapnya yang
tak mau kompromi di dalam me- motifuya, yakni untuk menghidupi anak-anaknya, maka yang
negakkan keadilan acapkali
mendapat reaksi keras dari
haram saja susah diperoleh
kalangan praktisi hukum. " J>ak apalagi yang halal,:" Kata 'BisBismar selalu memegang prin- mar, seperti ditirukan Jhonson.
Karena alsan itu, maka terdaksip: Keadilan nilainyajauh lebih
--
Bersama Pengurus HAPI
wa tersebut bisa dibebaskan dari hukuman. Namun kebanyakan
hakim tidak pernah memperdulikan hal itu.'
Menurut Jhonson, seorang
Bismar menganggap
masih
banyak putusan hakim yang
belum melegakan masyarakat.
Persoalannya,
mereka tidak
konsekuen
dengan konsep
keadilan. "Ini benar-benar sebuah idealisme
yang patut
untuk dicontoh para penegak
hukum kita," kata.Jhonson.
Selain lurus, Bismar juga
dikenal sebagai jaksa' yang
tegas. Menurut Jhonson, Bismar pernah menjatuhkan hukuman menyulut perdebatan
publik. Pada 1976, ketika menjabat Ketua PN Jakarta Timur,
Bismar menjatuhkan hukuman
mati kepada terdakwa Albert
Togas. Dari situlah mencuat
polemik tentang hukuman
mati. Kasusnya, Albert Togas, karyawan PT Bogasari
---
yang di PHK, membumuh Nurdin Kotto, staf ahli perusahaan tersebut.
Yang menyebabkan
hukuman mati itu-, karena salaat si
Albert menganggur ditolong
oleh Nurdin,
tapi dengan
sadisnya ia membunuh orang
yang sudah menolongnya.
Mayatnya dipotong-potong,
dagingnya
dicincang,
dan
dimasukan
plastik. Setelah
itu, potongan mayatnya dibuang.
Dengan
kejamnya
Albert membalas air susu dengan air tuba, kebai~n dibalas dengan kejahatan. "Karena perbuatan
yang keji
itulah Pak Bismar menggajarnya dengan hukuman mati," terangnya.
"Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, Pak
Bismar merupakan sosok penegak hukum yang ~ya kira
masih langka di InCfonesia,"
pungkas Jhonson. (olih solihin)
-"'*---
o Selasa o Rabu o Kamis 0 Jumat o Sabtu
4
5
20
6
21
o Mar OApr
7
22
.Mei
8
9
23
OJun
10
@
11
25
OJul
12
13
27
26
0 Ags OSep
.
28
Minggu
14
15
29
OOkt
30
ONov
Jhonson Siregar SH.,MH, Ketua DPD HAPI Jawa Sarat
Profesionalisme Membawa Kesuksesan.
PROFESI advokat atau pengacara termasuk yang paling
banyak diminati kalangan muda
tanah air. Banyak pihak menilai
pengacara term as uk profesi
dengan imej positif, glamour,
dan tentunya berkecukupan.
Namun anggapan semacam ini
tak selamanya benar. Jikapun
benar adanya, tentu seorang
pengacara tidak ujug-ujug menjadi demikian, melainkan harus
melewati beberapa tahap perjuangan yang melelahkan.
Jhonson Siregar SH, salah
seoralJg pencara kondang Kota
Bandung memberikan penjelasan terkait profesi yang ia geluti
selama ini. "Memang tak terbantahkan, ada atau mungkin banyak pengacara yang gelamour,
kaya raya, tapi ingat banyakjuga
yang hidup pas-pasan," kat a
Jhonson ditemui di Kantor
JSDR kemarin (23/5).
Untuk menjadi pengacara,
lanjut Jhonson harus dipikirkan
dengan matang. Pengacara
harus selalu mengedepankan
profesionalisme dalam bekeija.
Nah. mereka yang professional
itulah yang sekarang tampil
menjadi pengacara pesohor
yang namanya cukup familiar
ditelinga masyarakat.
"Ada
banyak hal yang menyebabkan
seorang pengacara itu mendapatkan kepercayaan klien. Na-
mun semua itu bermuara kepada profesionalisme dalam bekerja," ungkapnya.
Pengacara termasuk punggawa penegak hukum, bersarna polisi, jaksa dan hakim.
Bedanya, kata Jhonson, pe.ngacara tidak mendapatkan
gaji dari pemerintah layaknya
polisi, jaksa, dan hakim. Lantas darimana pengacara mendapatkan honor? Berdasarkan Undang-undang seorang
pengacara berhak menerima
honorarium dalam jasa layanan hukum. "Isi kantong kami
didapatk"an daTi honor yang
diberikan klien. !tu bisa bantuan hukum, konsultan hukum
dan lainnya," ujar Jhonson.
"Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa sejalan
dengan diundangkiannya Undang-Undang
No. 18 tahun
2003 tentang advokat ditegaskan, bahwa provesi advokat
adalah profesi yang bebas,
mandiri, dan bertanggungjawab
untuk terselenggaranya suatu
peradilan yang jujur, a.dil, dan
memiliki kepastian hukum bagi
semua pencari keadilan dalam
menegakan hukum, kebenaran,
keadilan, dan hak asasi manusia," bebemya.
Profesi pengacara juga berkaitan dengan kepercayaan.
Seorang klien, baik itu pero-
- Kliplng
Humas
rang an maupun lembaga akan
membayar seorang pengacara
yang memiliki kredibiltas, dan
akuntabilitas yang tinggi. Kalau
semua itu sudah melekat pada
seorang pengacara, ganjarannya ya tentu kebanjiranjob dari
mana-mana. Bukan hanya itu,
bayarannya juga cukup mahal.
Sekedat gambaran, Jhonson
mencontohkan seorang pengacara' beken bisa dibayar Rp 'I juta
sampai 10juta lebih per jamnya.
Dan tak sedikit pengacara kelas
atas meminta bayaran Dollar.
"Meskipun tarifnya mahal, tentu
tak jadi soal, kalau klieimya
merasa puas dengan kineIja si
pengacara terse but," terangnya.
Semua itu harus dilalui dengan berbagai usaha. Menurut
Jhonson, rata-rata pengacara
sukses melewatj jalan perih
sekitar 10 tahun pasca terjun
pada profesi' ini. Kalau mau
diceritakan, terang ayah tiga
anak ini, saat memulai menjadi
pengacara sungguh memprihatinkan. Ia sendiri mengalami
hal itu. Sejak mulai karir pengacara, dirinya selama dua tahun
harus bekerja tanpa bayaran
sepeserpun. Ia mengabdi Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
"Pokoknya saat awal-awal kita
banyak nangani kasus-kasus
prodeo yang tanpa bayaran.
jalan yang harus ditempuh.
Bahkan hingga kini, saya kerap
menangani kasus demikian,"
ungkapnya. "Tanpa maksud
besar kepala, peIjuangan yan
saya lalu membuahkan hasil.
Saya bisa menikmatinya sekarang ini;" tambahnya.
Sementara itu, Jhonson mengatakan, tak sedikit pengacara yang 'bangkrut', lantaran
tak sabaran. Ia maunya langsung senang, langsung tenar,
sembari tidak pahamjalan yang
harus dilalui untuk meraih itu
semua. "Harusnya mereka yang demikian itu mau belajar daTi
pengacara yang telah s,Vkses,
kenapa bisa sukses? Pertanyaan itu harus dijabarkan
dalam bentuk kinerja seharihari," tutumya.
Disinggung mengnai banyaknya masyarakat yang kesulitan
mendapatkan bantuan hukum,
menurut Jhonson faktanya
tidak demikian. Kalau saja
sudah tahu, ban yak sekali
lembaga, atau perorangan advokat yang bersedia membantu
masalah hukum. "Masyarakat
tidak usah khawatir tidak bisa
mendapatkan bantuan hukum.
Sebab~ Undang-undang
memerintahkan kepada kami agar
bersedia memberikan bantuan
kepada yang memerlukanl).ya,"
Tap~, ~nggak masalah, toh itu_
~anda~a.
Unpad
2009
(olih solihin}
Sarjana Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta
Master of Business Law Universitas
Trade Law Cousre Internasional
Khatolik
Law Institute
Parahyangan
Bandung
DS, Amerika Serikat
Whasinton
Merger & Acquicition in Asia Pasific (training), Baker & Mc Kenzie Singapura
Air & Space Law Workshop, Unpad in .Coorporation with Lei~en. & Monash University Bandung
Discussion on Drafting Indonesian Air & Space Acts in the light of Ratification Convention on
Internasional Liability for Damage Caused by Space Object LAPAN Jakarta
Former PT Telekomunikasi
Indonesia
Tbk.
In House Lawyer, JSDR Law Office Bandung
Vice General Secretary Himpunan Advokat
Pengacara Indonesia
Jakarta, Indonesia
Ketua DPD HAP I JABAR Bandung, Indonesia
Ketua Kei Shin Kan Kota Bandung, Indonesia
Anggota International
Pengajar Pusat Pendidikan
Sekretaris
Bar Association
London, England
& Pelatihan Advokat HAPI B;mdung, Indonesia
DPC PERADI Cabang Bandung
-
Olahraga Untuk Sportivitas
JHONSON Siregar mengaku
tak suka olah raga mahal seperti
golf. Sekalipun secara ma'teri
mampu untuk menggeluti olah
raga yang diklaim dari kalangan
atas ini, ia tetep tidak menyukainya. Ketua DPD HAPI yang
namanya mencuat saat menangai kasus TPA Leuwigajah
ini lebih menyukai olah raga
keras, seperti olah raga beiadiri,
mendaki gunung, dan sepak
bola.
Ayah tiga anak ini mengaku
doyan olahraga keras sej ak
duduk di bangku SMA. Dan
hingga kini, terus ia lakoni.
"Saya ini suka olahraga yang
ada tantangangannya,"
ucap
Jhonson.
Hasilnya,
Jhonson benarbenar mumpuni dalam olah raga
keras ini. Pada bel a diri Tako ia
meraihi Dan I, Tae Kwondo, Dan
II dan Keishia Kan Dan I.
Makanya tak aneh, kalau penampilan pengacara satu ini
tegap dan juga tegas dalam
bersikap. "Ya mungkin ini ada
kaitannya
dengan olahraga
yang saya gelutLha ha ha.. .,"
kata Jhonson tertawa lepas.
Kalau pekerjaan kantor sedang
padat-padatnya, ia tak sampai
melupakan olah raga kesayangannya itu. Ia menggantinya dengan
olah raga ill rumah. Menurutnya,
kalau olah raga sudah mendarah
daging, sulit sekali untuk bisa
ditinggalkan, dalam kondisi apapun.
Tak melulu untuk mendapatkan kebugaran tubuh, olah raga
baginya adalah untuk melatih
sportivitas dalam bekerja. Bagaimanapun, sikap sportif merupakan harga seorang yang
hams dibeli seorang profesional
macam diri,nya. "Kalau seorang
profesional mentalnya memble,
ya mending enggak usah terjun
di dunia profesional
saja,"
ungkapnya tegas.
Sementara olah raga mendaki
gunung mampu mendatangkan
kesegaran batin. Bukan hanya
itu, dengan mendaki gunung,
bentuk kepasrahan kepada Sang
Pencipta akan muncul. "Saya ini
senang dengan keindahan alam,
makanya selalu jalan ke gun\.lI1g.
Di puncak gunung saya kerap
merenung, manafakuri kebesaran
Tuhan, dan kareanya kita merasa
kecil di hadapan Sang Pencipta,"
ungkapnya. (olih solihin)
".
,
o
o
o
Bersama Gempar Soekarno Putra
-- - ....--
_.,,'-?-
I
II
Idolakan BisDlar Siregar
DI antara tokoh nasional yang tinggi daripada hukum. Hukilm
dikagumi
Jhonson
Siregar
hanyalah sarana untuk menegakkan keadilan," kata Jhonson
salah satunya adalah Bismar
Siregar. Kenapa? Sebab Bis- dengan penuh penghormatan.
Jhonson
menemar yang lahir di
rangkan,
kerap
memSipirok, Sumatera
berikan tauladan baUtara, 15 September 1928 ini megi penegak hukum
rupakan
sosok
yang lain. Salah satunya saat Bismar
penegak hukum
menangai kasus seyang dikenal luorang ayah, didakwa
rus. Selain itu, kata Jhonson, B~smencuri, tetapi dia
melakukan itu untuk
mar merupakan
memberi makan anaksosok yang seanaknya yang melalu tampil berbenangis kelaparan.
da di garda terde"Apakah dia berpan jalan lurus
salah? Dia memang
untuk memperBismar Siregar
bersalah karena telah
juangkan
tegakmencuri." Tetapi kalau dilihat dari
nya keadilan. Sikapnya yang
tak mau kompromi di dalam me- motifuya, yakni untuk menghidupi anak-anaknya, maka yang
negakkan keadilan acapkali
mendapat reaksi keras dari
haram saja susah diperoleh
kalangan praktisi hukum. " J>ak apalagi yang halal,:" Kata 'BisBismar selalu memegang prin- mar, seperti ditirukan Jhonson.
Karena alsan itu, maka terdaksip: Keadilan nilainyajauh lebih
--
Bersama Pengurus HAPI
wa tersebut bisa dibebaskan dari hukuman. Namun kebanyakan
hakim tidak pernah memperdulikan hal itu.'
Menurut Jhonson, seorang
Bismar menganggap
masih
banyak putusan hakim yang
belum melegakan masyarakat.
Persoalannya,
mereka tidak
konsekuen
dengan konsep
keadilan. "Ini benar-benar sebuah idealisme
yang patut
untuk dicontoh para penegak
hukum kita," kata.Jhonson.
Selain lurus, Bismar juga
dikenal sebagai jaksa' yang
tegas. Menurut Jhonson, Bismar pernah menjatuhkan hukuman menyulut perdebatan
publik. Pada 1976, ketika menjabat Ketua PN Jakarta Timur,
Bismar menjatuhkan hukuman
mati kepada terdakwa Albert
Togas. Dari situlah mencuat
polemik tentang hukuman
mati. Kasusnya, Albert Togas, karyawan PT Bogasari
---
yang di PHK, membumuh Nurdin Kotto, staf ahli perusahaan tersebut.
Yang menyebabkan
hukuman mati itu-, karena salaat si
Albert menganggur ditolong
oleh Nurdin,
tapi dengan
sadisnya ia membunuh orang
yang sudah menolongnya.
Mayatnya dipotong-potong,
dagingnya
dicincang,
dan
dimasukan
plastik. Setelah
itu, potongan mayatnya dibuang.
Dengan
kejamnya
Albert membalas air susu dengan air tuba, kebai~n dibalas dengan kejahatan. "Karena perbuatan
yang keji
itulah Pak Bismar menggajarnya dengan hukuman mati," terangnya.
"Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, Pak
Bismar merupakan sosok penegak hukum yang ~ya kira
masih langka di InCfonesia,"
pungkas Jhonson. (olih solihin)
-"'*---