PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJ A TERHADAP TINGKAT
LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Oleh:
YENI MURTININGTYAS
0913010022/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJ A TERHADAP TINGKAT
LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Disusun Oleh :
YENI MURTININGTYAS
0913010022/FE/AK
Telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 22 Februari 2013
Pembimbing :

Tim Penguji :

Pembimbing Utama

Ketua

RinaMustika, SE, MM


Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si
Sekretaris

RinaMustika, SE, MM
Anggota

Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM.
NIP. 196 309 241 989 031 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat

dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur dengan judul “PENGARUH PENGELOLAAN MODAL
KERJ A TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN
FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)”.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal
itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, do’a maupun
bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang
mendalam mengucapkan terima kasih pada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi., selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Rina Mustika, SE, MM selaku dosen pembimbing yang membimbing
penulis dalam mengerjakan skripsi.
7. Dosen-dosen Program Studi Akuntansi yang telah banyak memberikan
ilmu dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua orangtuaku : Sukardjo dan Siti Wahyuni, serta adikku Novia Yunita
Ayuning Tyas terima kasih atas do’a serta dorongannya baik moril
maupun materi.
9. Sahabatku tercinta Vina Fitriawati, Syafiqa Paramityasiwi, Unun
Muhfidah, Eny Windayanti, Rosidah dan Chikita Marta atas saran dan
bantuannya dalam pengerjaan skripsi ini.
10. Serta bantun dan dukungan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah
dibutuhkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis
juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan

Surabaya, 22 Februari 2013

Penulis

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................

i

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ...........................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

ix

ABSTRAKSI ...............................................................................................


x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................

9

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................

9

1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................

9

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu ..................................................................

11

2.2. Landasan Teori ..........................................................................

13

2.2.1. Pengertian Modal .............................................................

13

2.2.2. Modal Kerja .....................................................................

17

2.2.2.1.Jenis-jenis Modal Kerja ........................................

19


2.2.2.2.Pentingnya Modal Kerja .......................................

21

2.2.2.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ..

22

2.2.2.4. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja .....

25

2.2.2.5. Sumber Dana dan Penggunaan Modal Kerja .......

25

2.2.3. Pembelanjaan Perusahaan ................................................

27


2.2.3.1. Pengelolaan Kas ..................................................

27

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

2.2.3.2. Pengelolaan Piutang ............................................

30

2.2.3.3. Pengelolaan Persediaan .......................................

32

2.2.4. Likuiditas .........................................................................

33


2.2.4.1. Pengertian Likuiditas ...........................................

33

2.2.4.2. Pengukuran Likuiditas .........................................

34

2.3. Kerangka Pikir ...........................................................................

35

2.3.1. Pengaruh Pengelolaan Kas terhadap Likuiditas ................

35

2.3.2. Pengaruh Pengelolaan Piutang terhadap Likuiditas ..........

36

2.3.3. Pengaruh Pengelolaan Persediaan terhadap Likuiditas .....

36

2.4. Hipotesis....... .............................................................................

38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ............

39

3.2. Teknik Penentuan Sampel ..........................................................

42

3.2.1. Populasi ...........................................................................

42

3.3.2. Sampel ............................................................................

42

3.3. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

44

3.3.1. Jenis Data ........................................................................

44

3.3.2. Sumber Data ....................................................................

45

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data ...............................................

45

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ..............................................

45

3.4.1. Uji Normalitas .................................................................

45

3.4.2. Uji Outlier ......................................................................

46

3.4.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................

47

3.4.4. Teknik Analisis ...............................................................

49

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

3.4.5. Uji Hipotesis ...................................................................

50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian .........................................................

53

4.1.1. PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) .......................................

53

4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan Sampel .............................

56

4.1.2.1. PT. Akasha Wira International Tbk. ....................

56

4.1.2.2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. ....................

57

4.1.2.3. PT. Cahaya Kalbar Tbk. ....................................

57

4.1.2.4. PT. Delta Djakarta Tbk. .....................................

58

4.1.2.5. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ...........

59

4.1.2.6. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. ...................

59

4.1.2.7. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. ......................

60

4.1.2.8. PT. Mayora Indah Tbk. ......................................

61

4.1.2.9. PT. Prashida Aneka Niaga Tbk. .........................

62

4.1.2.10 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk. ................

62

4.1.2.11 PT. Sekar Laut Tbk. ............................................

63

4.1.2.12 PT. Siantar Top Tbk. .........................................

64

4.1.2.13 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company Tbk. ..................................................

64

4.2. Deskripsi Hasil Pembahasan ......................................................

65

4.2.1. Pengelolaan Kas (X1) .......................................................

65

4.2.2. Pengelolaan Piutang (X2) .................................................

67

4.2.3. Pengelolaan Persediaan (X3) ............................................

68

4.2.4. Likuiditas (Y) ..................................................................

70

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

4.3. Uji Kualitas Data .......................................................................

71

4.3.1. Uji Normalitas .................................................................

71

4.4. Uji Asumsi Klasik .....................................................................

72

4.4.1. Uji Autokorelasi ..............................................................

73

4.4.2. Uji Multikolinearitas ........................................................

74

4.4.3. Uji Heteroskedastisitas ....................................................

75

4.5. Analisis dan Pengujian Hipotesis ...............................................

77

4.5.1. Persamaan Regresi ...........................................................

77

4.5.2. Koefisien Determinasi (R Square) ...................................

80

4.5.3. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................

81

4.5.3.1. Hasil Uji F ..........................................................

81

4.5.3.2. Hasil Uji t ...........................................................

82

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................

84

4.7. Perbedaan Hasil Penelitian .........................................................

87

4.8. Keterbatasan Penelitian ..............................................................

89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...............................................................................

90

5.2. Saran ........................................................................................

90

DAFTAR PUSTAKA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJ A TERHADAP TINGKAT
LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh :
Yeni Mur tiningtyas

Abstract

Working capital devastating for a company, there is sufficient working capital
enables a company to carry out its activities do not have problems and difficulties
that may arise. The presence of excessive working capital indicates that the fund is
not productive, and this has disadvantages because the available funds are not used
effectively in the activities of the company. The company's policy in managing the
appropriate amount of working capital will generate profits really expected by the
company and the lack of proper capital management will result in losses. Good
working capital management will further streamline the company's activities in
improving efforts to achieve the expected benefits. Managing current assets
effectively and efficiently is critical to the company, in order to maintain liquidity
which was instrumental in determining how much the changes in working capital that
will be used by the company to achieve the expected benefits to the company.
The variable in this study is the Cash Management (X1), Receivable Management
(X2), Inventory Management (X3) and Liquidity (Y). This sample was 13 Food and
Beverage companies listed on Indonesia Stock Exchanges in 2009 - 2011. While the
data used are secondary data. Sampling technique using purposive sampling. The
method of analysis used multiple linear regression analysis.
Based on the research results, it can be concluded that the cash management
contribute simultaneous and partial to the liquidity. While the management of
accounts receivable and inventory management does not contribute simultaneous and
partial to the liquidity.
Keywords : Cash Management, Receivables Management, Inventory Management
and Liquidity.

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJ A TERHADAP TINGKAT
LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh :
Yeni Murtiningtyas

Abstraksi

Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan, adanya modal kerja
yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya
tidak mengalami hambatan dan kesulitan yang mungkin akan timbul. Adanya
modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan
hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara
efektif dalam kegiatan perusahaan. Kebijakan perusahaan dalam mengelola
jumlah modal kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan yang benar-benar
diharapkan oleh perusahaan sedangkan pengelolaan modal yang kurang tepat akan
mengakibatkan kerugian. Pengelolaan modal kerja yang baik akan lebih
memperlancar aktivitas perusahaan dalam meningkatkan usaha untuk mencapai
keuntungan yang diharapkan. Pengelolaan aktiva lancar secara efektif dan efisien
sangatlah penting bagi perusahaan, agar dapat mempertahankan likuiditasnya
yang sangat berperan dalam menentukan seberapa besar perubahan modal kerja
yang akan digunakan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan
oleh perusahaan.
Variabel dalam penelitian ini adalah Pengelolaan Kas (X1), Pengelolaan
Piutang (X2), Pengelolaan Persediaan (X3) dan Likuiditas (Y). Sampel penelitian
ini adalah 13 perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2009 – 2011. Sedangkan data yang digunakan adalah data
sekunder. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa pengelolaan
kas memberikan kontribusi secara simultan dan parsial terhadap likuiditas.
Sedangkan pengelolaan piutang dan pengelolaan persediaan tidak memberikan
kontribusi secara simultan dan parsial terhadap likuiditas.
Kata Kunci : Pengelolaan Kas, Pengelolaan Piutang, Pengelolaan Persediaan dan
Likuiditas.

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi saat ini sangat pesat sehingga permasalahan yang
dihadapi oleh bidang usaha semakin kompleks dan bersifat dinamis. Salah satu
masalah yang selalu dihadapi oleh perusahaan adalah masalah keuangan.
Pengelolaan di bidang keuangan baik dalam jangka panjang maupun jangka
pendek selalu berkaitan dengan kegiatan perusahaan sehari-hari termasuk
didalamnya pengelolaan modal kerja dan aktiva yang baik karena akan
berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Pengelolaan dan penggunaan modal
kerja yang efisien merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang pencapaian
laba bersih secara optimal.
Menurut Syamsudin (2004: 201) dalam Mahfudliyah (2010) modal kerja
merupakan

salah

satu

aspek

terpenting

dari

keseluruhan

manajemen

pembelanjaan perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan
“tingkat modal kerja yang memuaskan”, maka kemungkinan perusahaan tidak
mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo dan bahkan
mungkin dilikuidasi. Aktiva lancar yang cukup besar untuk menutup hutang

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan yang
memuaskan.
Sianturi dan Mulyani (2005) dalam penelitiannya menyatakan perusahaan
dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak terlepas dari tujuannya yaitu untuk
memperoleh laba yang maksimal dan kelangsungan hidup (going concern).
Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal antara lain
likuiditas perusahaan itu sendiri. Menurut Wild et al. (2005:185) “Likuiditas
(liqudity) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka

pendeknya”.

Pentingnya

likuiditas

dapat

dilihat

dengan

mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atas kesempatan
mendapatkan keuntungan.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Riyanto (2001:26) tentang pendefinisian
likuiditas yang berarti kemampuan perusahaan untuk menyediakan alat-alat
likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada
saat ditagih, apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan
kewajiban finansiil untuk menyelenggarakan proses produk maka dinamakan
“Likuiditas Perusahaan”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Ada banyak ukuran yang dipakai untuk melihat kondisi likuiditas suatu
perusahaan, antara lain dengan menggunakan rasio lancar. Rasio ini
menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar
yang dimiliki perusahaan tersebut, semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan kewajiban lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya (Sianturi dan Mulyani, 2005). Current ratio atau
rasio lancar merupakan perbandingan antara jumlah seluruh aktiva lancar dengan
kewajiban jangka pendek (Sugiyarso dan Winarni, 2005).
Dipilihnya perusahaan Food and Beverage sebagai objek penelitian ini
dikarenakan perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang memegang
peranan penting dalam masyarakat. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia serta
kenaikan bahan baku dan kenaikan Bahan Bakar Minyak tentunya sangat
berpengaruh tidak terkecuali pada perusahaan industri Food and Beverage.
Meskipun demikian volume penjualan di sektor Food and Beverage ini tetap
tumbuh. Data GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman
Indonesia) menunjukkan trend pertumbuhan industri Food and Beverage dalam
negeri yang cukup baik. Volume penjualan di tahun 2007 mencapai Rp 383
Triliyun, di tahun 2008 mencapai 505 Triliyun, di tahun 2009 mencapai 555
Triliyun, dan ekspetasi di tahun 2010 adalah mencapai Rp 605 Triliyun
(www.GAPMMI.or.id).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Pada tahun 2011 penjualan semua produk makanan baik primer maupun
olahan mencapai 650 Triliyun. Tahun 2012 ini diproyeksikan bisa meningkat
menjadi 710 Triliyun. (www.mediaindonesia.com)
Pengelolaan modal kerja yang baik akan lebih memperlancar aktivitas
perusahaan dalam meningkatkan usaha untuk mencapai keuntungan yang
diharapkan. Likuiditas sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan sebagai
jaminan pemenuhan seluruh kewajiban jangka pendeknya. Pengeloaan aktiva
lancar secara efektif dan efisien sangatlah penting bagi perusahaan, agar dapat
mempertahankan likuiditasnya yang sangat berperan dalam menentukan seberapa
besar modal kerja yang akan digunakan perusahaan untuk mencapai keuntungan
yang diharapkan oleh perusahaan.
Tabel 1.1 : Rata-r ata Pr osentase Tingkat Likuiditas Perusahaan Food and
Bever age tahun 2007-2011.
No.

Tahun

Jumlah

Rata-rata Prosentase Likuiditas

1.

2007

2.510,17

228,20%

2.

2008

1.916,73

174,25%

3.

2009

2.611,76

200,9 %

4.

2010

2.822,63

217,13%

5.

2011

2.637,84

202,91%

Sumber : Data Lapor an Keuangan Bur sa Efek Indonesia
Berdasarkan Tabel 1.1 yang menunjukkan prosentase tingkat likuiditas dapat
dibuat grafik sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Gambar 1.2 : Grafik Pr osentase Tingkat Likuiditas Perusahaan Food and
Beverage tahun 2007-2011.

228.2

250
200

174.25

200.9

217.13
202.91

150
100
50
0
Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Prosent ase Tingkat Likuiditas

Sumber : Data Lapor an Keuangan Bur sa Efek Indonesia

Dari Gambar 1.2 terlihat grafik prosentase tingkat likuiditas yang mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun dimana dapat menunjukkan seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam menutup kewajiban jangka pendeknya.
Menurut Riyanto (2001: 94) Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang
paling tinggi tingkat likuiditasnya, makin besar jumlah kas yang ada di dalam
perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sekardewi (2008) dalam penelitiannya
menyatakan siklus konversi kas yang semakin cepat menandakan likuiditas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

perusahaan semakin baik. Siklus konversi kas tidak mempunyai pengaruh
terhadap likuiditas. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Normadika
(2010) menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap
likuiditas perusahaan. Kegagalan usaha memberikan banyak contoh perusahaan
yang tidak sanggup membayar hutangnya meskipun memiliki aktiva nonkas yang
cukup besar (lancar maupun tidak lancar) dan tidak mampu membayar hutang
atau menjalankan operasinya.
Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005: 30), piutang adalah tagihan kepada
perorangan atau badan yang timbul dari penjulan barang atau jasa secara kredit
tanpa disertai dengan janji tertulis secara formal. Semakin tinggi perputaran
piutangnya, berarti semakin cepat perputarannya, yang berarti pula semakin
pendek waktu terikatnya dana ke dalam piutang, dengan demikian untuk
mempertahankan penjualan kredit neto tertentu, dengan naiknya tingkat
perputaran, akan dibutuhkan jumlah dana yang lebih kecil yang diinvestasikan
dalam piutang.
Penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan Nur (2008) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap likuiditas. Dimana semakin tinggi perputaran piutang maka perusahaan
akan memperoleh keuntungan dari volume penjualan secara tunai maupun
volume penjualan secara kredit, dimana akan membantu perusahaan di dalam
pencapaian likuiditas perusahaan karena perputaran piutang yang semakin cepat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

menunjukkan modal yang tertanam dalam piutang relatif rendah dan investasi
yang dilakukan dalam piutang dapat dengan cepat menjadi kas. Sedangkan hasil
penelitian yang dilakukan Mahfudliyah (2010) menyatakan bahwa Days Sales
Outstanding memberikan pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap
likuiditas. Hal ini dikarenakan sedikitnya penggunaan piutang usaha sehingga
penjualan yang diperoleh mengalami penurunan.
Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005: 39) Istilah persediaan sendiri dapat
meliputi : persediaan barang dagang, persediaan barang mentah, persediaan
barang dalam proses, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi.
Untuk perusahaan industri, persediaan bahan baku dan barang dalam proses
bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi. Sementara itu persediaan
barang jadi dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar. Menurut Kasmir
(2008: 180) apabila rasio perputaran sediaan yang diperoleh tinggi, ini
menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin
baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan
bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang sediaan yang
menumpuk.
Penelitian yang dilakukan oleh Sianturi dan Mulyani (2005) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap likuiditas suatu perusahaan. semakin meningkat
perputaran persediaan, maka semakin meningkat pula likuiditas suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

perusahaan, yang berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek yang dimilikinya. Demikian juga
sebaliknya apabila semakin berkurang perputaran persediaan, maka semakin
rendah pula likuiditas suatu perusahaan, yang berarti semakin kecil kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek
yang dimilikinya. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Mahfudliyah
(2010) menyatakan bahwa Days Inventory Outstanding mempunyai pengaruh
positif yang tidak signifikan terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Dikarenakan
semakin berkurang persediaan maka semakin rendah pula likuiditas suatu
perusahaan yang berarti semakin kecil kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban lancar atau jangka pendek yang dimiliki. Demikian sebaliknya apabila
semakin tinggi persediaan maka semakin meningkat pula likuiditas suatu
perusahaan yang berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek yang dimilikinya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui
hubungan antara pengelolaan modal kerja terhadap likuiditas dengan menjadikan
perusahaan Food and Beverage sebagai objek penelitian skripsi yang berjudul
“PENGARUH

PENGELOLAAN

MODAL

KERJ A

TERHADAP

TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan “Apakah pengelolaan kas, pengelolaan piutang, dan pengelolaan
persediaan secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap tingkat likuiditas
pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh
pengelolaan kas, pengeloaan piutang, dan pengelolaan persediaan secara
simultan dan parsial terhadap tingkat likuiditas pada Perusahaan Food and
Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan bermanfaat bagi:
a) Universitas
Menambah referensi sebagai perbandingan yang akan datang serta sebagai
tambahan perpustakaan yang sudah ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

b) Pihak perusahaan
Sebagai bahan masukan informasi dan pertimbangan bagi manajemen
perusahaan dalam mengelola modal kerja, sebagai kebijakan di bidang
keuangan.
c) Peneliti
Sebagai sarana latihan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku
kuliah dengan keadaan yang sebenarnya yang ada dalam dunia usaha serta
menambah pengetahuan tentang masalah yang dihadapi oleh perusahaan
terutama yang berhubungan dengan masalah yang diteliti oleh penulis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang pengaruh
pengelolaan modal kerja terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Salah satunya
dilakukan oleh Sianturi dan Mulyani (2005) tentang “Pengaruh Perputaran
Persediaan Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang
Terdaftar di BEI“. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
likuiditas suatu perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t yang
menunjukkan t-hitung sebesar 2,143 dengan nilai signifikan 0,035 sedangkan ttabel sebesar 1,984723 sehingga t-hitung > t-tabel. Artinya bahwa semakin
meningkat perputaran persediaan, maka semakin meningkat pula likuiditas
suatu perusahaan, yang berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek yang dimilikinya.
Demikian juga sebaliknya apabila semakin berkurang perputaran persediaan,
maka semakin rendah pula likuiditas suatu perusahaan, yang berarti semakin
kecil kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar atau
kewajiban jangka pendek yang dimilikinya.

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan Nur (2008) tentang “Pengaruh
Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas pada
Perusahaan CV. Bumi Sarana Jaya di Gresik “. Berdasarkan hasil analisis
secara parsial diketahui perputaran piutang dan pengumpulan piutang
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas perusahaan. Tingkat
perputaran piutang menunjukkan tinggi rendahnya investasi yang dilakukan
dalam bentuk piutang. Perputaran piutang pada CV. Bumi Sarana Jaya
memiliki perputaran piutang yang rendah dimana rasio rata-rata perputarannya
setiap tahun < 6 kali perputaran. Maka analisis tersebut menunjukkan bahwa
modal yang tertanam di dalam piutang yaitu melalui penjualan secara kredit
dilakukan belum secara efisien dimana seharusnya semakin tinggi perputaran
akan diikuti cepat pengumpulannya sehingga modal yang tertanam dapat cepat
menjadi kas sehingga dapat memenuhi likuiditas perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahfudliyah (2010) tentang “Analisis
Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI“. Hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa Days Sales Outstanding memberikan pengaruh positif
yang tidak signifikan terhadap likuiditas. Hal ini dikarenakan sedikitnya
penggunaan piutang usaha sehingga penjualan yang diperoleh mengalami
penurunan. Days Inventory Outstanding mempunyai pengaruh positif yang
tidak signifikan terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Dikarenakan semakin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

berkurang persediaan maka semakin rendah pula likuiditas suatu perusahaan
yang berarti semakin kecil kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
lancar atau jangka pendek yang dimiliki. Demikian sebaliknya apabila semakin
tinggi persediaan maka semakin meningkat pula likuiditas suatu perusahaan
yang berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
lancar atau kewajiban jangka pendek yang dimilikinya.
Perbedaan antara penelitian sekarang dengan terdahulu yaitu dalam hal
waktu penelitian, variabel yang digunakan, dan obyek yang diteliti.
2.2.

Landasan Teor i

2.2.1. Penger tian Modal
Usaha memajukan dan mengembangkan perusahaan serta meningkatkan
hasil produksi, maka modal adalah faktor utama yang menunjang tujuan
tersebut. Kebutuhan dana atau mengembangkan perusahaan dapat dipenuhi
dengan menambahkan modal sendiri atau dengan modal asing dan dapat juga
kombinasi antara kedua sumber tersebut, dari sumber manapun modal tersebut
didapat harus diperhitungkan pula biaya yang akan timbul untuk mendapatkan
modal tersebut.
Secara sederhana modal adalah kelebihan nilai harta yang dimiliki
perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. Menurut beberapa pakar
ekonomi pengertian modal adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

a. Munawir (2004 :19) mengemukakan bahwa modal adalah hak atau bagian
yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos
modal, surplus dan laba ditahan, dapat juga dikatakan bahwa modal
merupakan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh
hutang-hutangnya.
b. Riyanto (2001 :19) menyimpulkan dari beberapa pendapat para ahli
tentang modal, yaitu modal yang tercatat disebelah debet disebut modal
konkret dan disisi kredit adalah modal abstrak atau dapat digambarkan
sebagai

modal

aktif

yang

terletak

disisi

debet

neraca,

yang

menggambarkan bentuk-bentuk dimana seluruh dana yang diperoleh
perusahaan ditanamkan, sedangkan yang lainnya adalah modal pasif yang
terletak disebelah kredit neraca yang menggambarkan sumber-sumber
darimana dana diperoleh.
Hal ini berarti modal adalah kelebihan aktiva atas utang yang mempunyai
kekuasaan untuk menggunakan barang modal.
Selain modal-modal tersebut menurut Riyanto dalam bukunya DasarDasar Pembelanjaan Perusahaan (2001 :19) terdapat juga modal lainnya yang
juga sangat penting, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

1. Modal menurut bentuknya (modal aktif) yaitu modal yang tertera di
sebelah debet neraca, yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam mana
seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan.
1) Modal aktif berdasarkan cara dan lamanya perputaran dapat
dibedakan antara lain :
a) Aktiva lancar yaitu aktivitas yang habis dalam satu kali
berputar dalam proses produksi dan proses perputarannya
dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu
tahun).
b) Aktiva tetap yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak atau
yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses
perputarannya dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari
satu tahun).
2) Modal aktif berdasarkan fungsi kerja aktiva dalam perusahaan
dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Modal kerja (working capital) adalah jumlah keseluruhan
aktiva lancar (gross working capital) atau kelebihan dari
aktiva lancar (net working capital).
b) Modal tetap adalah jumlah keseluruhan aktiva tetap.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2. Modal menurut sumber atau asalnya (modal pasif) yaitu modal yang
tertera disebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-sumber
mana dana diperoleh.
Modal pasif berdasarkan asalnya dibedakan menjadi dua yaitu :
a

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik (modal)
perusahaan itu sendiri dari hasil usahanya (cadangan, laba ditahan),
atau berasal dari pengambilan bagian, persero, atau pemilik (modal
saham, modal persero dan lain-lain).

b Modal asing (modal kreditur atau utang) adalah modal yang berasal
dari kreditur, yang ini merupakan utang perusahaan.
Pembagian modal pasif juga didasarkan pada :
a

Syarat likuiditas yang terdiri dari modal jangka pendek dan modal
jangka panjang.

b Syarat solvabilitas yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing.
c

Syarat rentabilitas yang terdiri dari modal dengan pendapatan tetap
(modal obligasi) dan modal dengan pendapatan tidak tetap (modal
saham).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2.2. Modal Kerja
Setiap perusahaan memerlukan modal kerja untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari misalnya : gaji, upah, pembellian barang dan
sebagainya, dimana dana yang telah dikeluarkan diharapkan akan kembali
masuk ke perusahaan dalam jangka pendek melalui hasil penjualan.
Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat
membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan
menghadapi masalah likuiditas.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai modal kerja
maka ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai pengertian modal
kerja adalah sebagai berikut :
Menurut Sartono (2001 :385) dalam bukunya manajemen keuangan : ada
dua pengertian modal kerja, yang pertama gross working capital adalah
seluruh aktiva lancar, sementara pengertian net working capital adalah
kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar.
Menurut Kasmir (2008 :250) modal kerja adalah investasi perusahaan
dalam harta jangka pendek, piutang dan persediaan.
Berdasarkan kedua definisi diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
modal kerja adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar atau kelebihan aktiva
lancar terhadap utang lancar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Menurut Riyanto dalam bukunya Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan
(2001:57) terdapat tiga konsep yang menerangkan pengertian modal kerja,
yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dan
unsur-unsur aktiva lancar dimana ini merupakan aktiva yang sekali
berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang
tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu pendek,
dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan
dari jumlah aktiva lancar.
2. Konsep Kualitatif
Konsep ini mendasar pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang
jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang
berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari pemilik
peerusahaan. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan
tersedia aktiva lancar yang lebih besar daripada utang lancarnya (utang
jangka pendek) dan menunjukkan pula margin of protection atau
tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin
kelangsungan operasi dimasa mendatang dan kemampuan perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan
aktiva lancarnya.
3. Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam
rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.
Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan
seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan sesuai dengan usaha
pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk
menghasilkan sebuah laba periode ini (current income) ada sebagian
dana yang digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba
dimasa yang akan datang, misalnya : bangunan, mesin-mesin, pabrik,
alat-alat kantor dan aktiva lainnya.
2.2.2.1. J enis-jenis Modal Ker ja
Menurut Riyanto (2001 : 61) dalam bukunya Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan, modal kerja dalam perusahaan dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Modal kerja permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja
yang harus tetap ada perusahaan untuk menjalankan fungsinya, atau
dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan
untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dibagi dalam :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

a) Modal kerja primer (primary working capital) yaitu jumlah modal
kerja minimum yang harus ada perusahaan untuk menjamin
kontinuitas usahanya.
b) Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal
kerja yang diperlukan menyelenggarakan luas produksi yang
normal (dinamis).
2. Modal kerja variabel (Variabel Working Capital) yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan
modal kerja ini dibagi dalam :
a) Modal kerja musiman (sesasional working capital) yaitu modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.
b) Modal kerja siklis (cyclical working capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi konyungtur.
c) Modal kerja darurat (emergency working capital) yaitu modal kerja
yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang
tidak diketahui.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.2.2.2. Pentingnya Modal Kerja
Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam
operasi bergantung pada tipe atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki
seperti kas, marketable securities, piutang dan persediaan. Modal kerja
yang cukup besar dalam arti harus membiayai pengeluaran atau operasi
perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan
menguntungkan perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan
tidak mengalami kesulitan keuangan, yang menurut Munawir dalam
bukunya Analisa Laporan Keuangan (2004:116) memberikan beberapa
manfaat antara lain :
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya
nilai dari aktiva lancar.
2. Memungkinkan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat
pada waktunya.
3. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar
dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi
bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan barang dalam jumlah
yang cukup melayani konsumen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat-syarat
kredit yang lebih menarik bagi para pelanggan.
6. Memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan lebih
efektif karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang
ataupun jasa yang dibutuhkan.
2.2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengar uhi Modal Ker ja
Modal kerja memang sangat penting bagi perusahaan, oleh karena itu
dalam menentukan besarnya modal kerja yang dibutuhkan menurut
Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2004: 117)
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Sifat atau tipe perusahaan
Modal kerja suatu perusahaan dagang relatif lebih rendah bila
dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri,
karena tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang
maupun persediaan. Kebutuhan uang tunai pada perusahaan dagang
untuk membelanjai operasi dapat dipenuhi dari penghasilan atau
penerimaan saat itu juga.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang akan dijual
serta harga persatuan barang tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung
dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan
dijual maupun bahan baku yang akan diproduksi sampai barang itu
dijual. Semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi
atau memperoleh barang tersebut semakin besar pula modal kerja
yang dibutuhkan. Disamping itu harga pokok per satuan barang itu
juga memperngaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan,
semakin besar harga pokok per satuan barang yang akan dijual
semakin besar pula kebutuhan modal kerja.
3. Syarat pembelian bahan baku
Syarat pembelian bahan baku yang akan digunakan untuk
memproduksi barang atau barang dagangan sangat mempengaruhi
jumlah modal kerja yang akan dibutuhkan untuk perusahaan yang
bersangkutan, jika syarat yang diterima pada waktu pembelian
menguntungkan, makin sedikit dana yang diinvestasikan dalam
persediaan bahan baku atau barang dagangan, sebaliknya bila
pembayaran atas barang atau barang dagangan yang dibeli tersebut
harus dilakukan dalam jangka waktu pendek maka uang kas
diperlukan untuk membiayai semakin besar pula.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

4. Syarat penjualan
Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para
pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja
yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang, untuk memperendah
jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang
dan untuk memperkecil risiko adanya piutang yang akan tertagih
sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para
pembeli, karena dengan demikian pembeli akan tertarik untuk segera
membayar utangnya dalam periode diskonto tersebut.
5. Tingkat perputaran persediaan
Menunjukkan berapa kali perusahaan tersebut diganti. Semakin
tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang
diinvestasikan dalam persediaan semakin rendah. Untuk dapat
mencari tingkat perputaran persediaan yang tinggi maka harus
diadakan perencanaan dan pengendalian persediaan secara teratur dan
efisien. Semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran
persediaan akan memperkecil risiko terhadap kerugian yang
disebabkan penurunan mutu atau karena perubahan selera konsumen,
disamping menghemat ongkos menyimpan dan pemeliharaan
terhadap persediaan barang tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.2.2.4. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Menurut

Riyanto

(2001:

64)

dalam

bukunya

Dasar-Dasar

Pembelanjaan Perusahaan terdapat dua faktor yang mempengaruhi
besarnya kebutuhan modal kerja yaitu :
1. Periode perputaran modal kerja merupakan keseluruhan atau jumlah
dari periode-periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit,
lamanya penyimpanan bahan baku di gudang, lamanya proses
produksi, lamanya barang jadi disimpan di gudang dan jangka waktu
penerimaan piutang.
2. Pengeluaran

kas

rata-rata

setiap

harinya

merupakan

jumlah

pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian
bahan baku, bahan pembantu, pembayaran upah dan biaya-biaya lain.
2.2.2.5. Sumber Dana dan Penggunaan Modal Ker ja
Analisis sumber dana penggunaan modal kerja merupakan hal sangat
penting bagi manajemen keuangan karena hasil analisis ini dapat
digunakan sebagai alat bantu bagi manajemen untuk mengelola modal
kerja perusahaan yang bersangkutan agar jumlah modal kerja itu sesuai
dengan yang dibutuhkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

a Sumber modal kerja
Menurut Munawir (2004: 119) dalam bukunya Analisis Laporan
Keuangan pada dasarnya modal kerja itu terdiri dari dua bagian :
1. Modal kerja permanen (permanent working capital) adalah
modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsi atau dengan kata lain modal kerja yang
secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
2. Modal kerja variabel (variabel working capital) adalah modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan.
b Penggunaan modal kerja
Pemakaian dan penggunaan modal kerja akan mengakibatkan
perubahan struktur maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar yang selalu
diikuti berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki
perusahaan. Misalnya penggunaan aktiva lancar untuk melunasi
utang lancar, maka penggunaan aktiva lancar ini tidak mengakibatkan
penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancar
tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan utang lancar dalam
jumlah yang sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

2.2.3. Pembelanjaan Per usahaan
Perusahaan dalam setiap kegiatan usahanya tentu melakukan
pembelanjaan untuk menjalankan kegiatannya. Pembelanjaan berkaitan
dengan modal kerja (Sekardewi, 2008).
Keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk
mendapatkan dana tersebut disebut pembelanjaan perusahaan atau
manajemen keuangan (Riyanto, 2001: 4).
Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005: 2), aktiva adalah sumber daya
yang dikuasai oleh perusahaan akibat dari peristiwa masa lalu dan
darimana manfaat ekonomi dimasa depan. Sedangkan pasiva atau
kewajiban merupakan utang perusahaan masa lalu yang timbul dari
peristiwa masa lalu.
2.2.3.1. Pengelolaan Kas
Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya, makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan
berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya (Riyanto, 2001: 94).
Persoalan

penting dalam