Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

Lampiran 1

Data Variabel Penelitian

No. Tahun Perusahaan GPM NPM ROA 0PM

1 2007 PT ADES 0.21 117.71 86.62 93.53

2 PT.TIGA PILAR

SEJAHTERA

23.83 6.72 4.10 96.80

3 PT. CAHAYA

KALBAR

11.01 3.04 4.02 5.26

4 PT. DELTA JAKARTA 38.09 5.66 7.99 7.25

5 PT. MULTI BINTANG

INDO

45.23 8.62 13.57 13.61

6 PT. MAYORA 22.22 5.01 0.10 0.08

7 PT. PRASIDA ANEKA 11,55 1.60 6.34 0.46

8 PT. SEKAR LAUT 186.32 2.42 3.14 4.78

9 PT. SIANTAR TOP 0.14 2.60 3.01 0.05

10 PT. ULTRA JAYA 0.29 2.69 2.22 0.07

11 2008

12 PT ADES 27.49 24.82 8.22 29.91

13 PT.TIGA PILAR

SEJAHTERA

31.23 76.48 3.68 23.10

14 PT. CAHAYA

KALBAR

11.36 1.42 4.61 4.47

15 PT. DELTA JAKARTA 42.20 0.71 1.20 8.50

16 PT. MULTI BINTANG

INDO

48.21 16.77 23.61 21.60

PT. MAYORA 19.29 5.02 6.71 8.84

PT. PRASIDA ANEKA 14.87 2.36 7.13 0.08 PT. SEKAR LAUT 197.01 1.36 2.12 0.02


(2)

PT. SIANTAR TOP 0.15 0.77 0.77 0.05 PT. ULTRA JAYA 0.19 22.29 17.45 0.05 2009

PT ADES 35.98 12.14 9.15 3.45

PT.TIGA PILAR SEJAHTERA

28.69 7.09 7.83 19.78

PT. CAHAYA KALBAR

11.60 4.14 8.71 1.12

PT. DELTA JAKARTA 45.79 10.00 16.64 12.70 PT. MULTI BINTANG

INDO

52.55 21.06 34.27 31.76

PT. MAYORA 23.73 7.79 11.46 0.31

PT. PRASIDA ANEKA 14.85 2.30 9.18 0.07 PT. SEKAR LAUT 204.19 4.63 6.53 6.18 PT. SIANTAR TOP 0.16 6.55 7.49 0.06 PT. ULTRA JAYA 26.24 3.79 3.53 0.08 2010

PT ADES 36.80 14.12 9.76 21.07

PT.TIGA PILAR SEJAHTERA

26.06 10.67 3.88 17.92

PT. CAHAYA KALBAR

11.62 4.12 3.48 6.46

PT. DELTA JAKARTA 65.65 11.58 19.70 14.85 PT. MULTI BINTANG

INDO

57.43 24.74 38.95 0.34

PT. MAYORA 23.62 6.70 11.00 1.07

PT. PRASIDA ANEKA 10.91 1.46 3.12 0.05 PT. SEKAR LAUT 2.05 1.54 2.42 0.02 PT. SIANTAR TOP 0.17 5.46 6.43 0.07 PT. ULTRA JAYA 31.49 5.60 5.34 0.10


(3)

Lampiran 2


(4)

Lampiran 3


(5)

(6)

Lampiran 4

Hasil Autokoreksi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

dimens ion0 1 .636 .404 a

.354 17.22268 2.044

a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM b. Dependent Variable: OPM

Hasil Uji Hipotesis (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507

GPM .001 .056 .002 .013 .989

NPM .459 .203 .458 2.259 .030

ROA .306 .291 .212 1.052 .300

a. Dependent Variable: OPM Hasil Uji Hipotesis (Uji-F)

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7241.066 3 2413.689 8.137 .000a

Residual 10678.345 36 296.621

Total 17919.411 39

a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM b. Dependent Variable: OPM


(7)

Lampiran 5 Tabel F

(Taraf Signifikansi 0,05)

Df2 Df1

1 2 3 4 5

1 161.448 199.50 215.71 224.58 230.16

2 18.513 19.000 19.164 19.247 19.296

3 10.128 9.552 9.277 9.117 9.013

4 7.709 6.944 6.591 6.388 6.256

5 6.608 5.786 5.409 5.192 5.050

6 5.987 5.143 4.757 4.534 4.387

7 5.591 4.737 4.347 4.120 3.972

8 5.318 4.459 4.066 3.838 3.687

9 5.117 4.256 3.863 3.633 3.482

10 4.965 4.103 3.708 3.478 3.326

11 4.844 3.982 3.587 3.357 3.204

12 4.747 3.885 3.490 3.259 3.106

13 4.667 3.806 3.411 3.179 3.025

14 4.600 3.739 3.344 3.112 2.958

15 4.543 3.682 3.287 3.056 2.901

16 4.494 3.634 3.239 3.007 2.852

17 4.451 3.592 3.197 2.965 2.810

18 4.414 3.555 3.160 2.928 2.773

19 4.381 3.522 3.127 2.895 2.740

20 4.351 3.493 3.098 2.866 2.711

21 4.325 3.467 3.072 2.840 2.685

22 4.301 3.443 3.049 2.817 2.661

23 4.279 3.422 3.028 2.796 2.640

24 4.260 3.403 3.009 2.776 2.621

25 4.242 3.385 2.991 2.759 2.603

26 4.225 3.369 2.975 2.743 2.587

27 4.210 3.354 2.960 2.728 2.572

28 4.196 3.340 2.947 2.714 2.558

29 4.183 3.328 2.934 2.701 2.545


(8)

Lampiran 5 (Lanjutan) Tabel F

(Taraf Signifikansi 0,05)

`

Df2 Df1

1 2 3 4 5

31 4.160 3.305 2.911 2.679 2.523

32 4.149 3.295 2.901 2.668 2.512

33 4.139 3.285 2.892 2.659 2.503

34 4.130 3.276 2.883 2.650 2.494

35 4.121 3.267 2.874 2.641 2.485

36 4.113 3.259 2.866 2.634 2.477

37 4.105 3.252 2.859 2.626 2.470

38 4.098 3.245 2.852 2.619 2.463

39 4.091 3.238 2.845 2.612 2.456

40 4.085 3.232 2.839 2.606 2.449

41 4.079 3.226 2.833 2.600 2.443

42 4.073 3.220 2.827 2.594 2.438

43 4.067 3.214 2.822 2.589 2.432

44 4.062 3.209 2.816 2.584 2.427

45 4.057 3.204 2.812 2.579 2.422

46 4.052 3.200 2.807 2.574 2.417

47 4.047 3.195 2.802 2.570 2.413

48 4.043 3.191 2.798 2.565 2.409

49 4.038 3.187 2.794 2.561 2.404

50 4.034 3.183 2.790 2.557 2.400

51 4.030 3.179 2.786 2.553 2.397

52 4.027 3.175 2.783 2.550 2.393

53 4.023 3.172 2.779 2.546 2.389

54 4.020 3.168 2.776 2.543 2.386

55 4.016 3.165 2.773 2.540 2.383

56 4.013 3.162 2.769 2.537 2.380

57 4.010 3.159 2.766 2.534 2.377

58 4.007 3.156 2.764 2.531 2.374

59 4.004 3.153 2.761 2.528 2.371


(9)

Lampiran 6 Tabel t

(pada taraf signifikansi 0,05) 1 sisi (0,05) dan 2 sisi (0,025)

Signifikansi Signifikansi Df 0,025 0,05 Df 0,025 0,05

1 12.706 6.314 31 2.040 1.696

2 4.303 2.920 32 2.037 1.694

3 3.182 2.353 33 2.035 1.692

4 2.776 2.132 34 2.032 1.691

5 2.571 2.015 35 2.030 1.690

6 2.447 1.943 36 2.028 1.688

7 2.365 1.895 37 2.026 1.687

8 2.306 1.860 38 2.024 1.686

9 2.262 1.833 39 2.023 1.685

10 2.228 1.812 40 2.021 1.684

11 2.201 1.796 41 2.020 1.683

12 2.179 1.782 42 2.018 1.682

13 2.160 1.771 43 2.017 1.681

14 2.145 1.761 44 2.015 1.680

15 2.131 1.753 45 2.014 1.679

16 2.120 1.746 46 2.013 1.679

17 2.110 1.740 47 2.012 1.678

18 2.101 1.734 48 2.011 1.677

19 2.093 1.729 49 2.010 1.677

20 2.086 1.725 50 2.009 1.676

21 2.080 1.721 51 2.008 1.675

22 2.074 1.717 52 2.007 1.675

23 2.069 1.714 53 2.006 1.674

24 2.064 1.711 54 2.005 1.674

25 2.060 1.708 55 2.004 1.673

26 2.056 1.706 56 2.003 1.673

27 2.052 1.703 57 2.002 1.672

28 2.048 1.701 58 2.002 1.672

29 2.045 1.699 59 2.001 1.671


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F. and Joul F. Houston, 2006. Fundamental of financial management, Dasar-dasar manajemen keuangan, buku satu, edisi sepuluh, alih bahasa oleh Ali Akbar Yulianto, PT Salemba Empat, Jakarta.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis: untuk akuntansi dan manajemen, edisi kedua, USU press, Medan.

Galagher, Timothy J. and Joseph P. Andrew, 2003. Financial Management, Principle and Practice, third edition, Prantice Hall, Upper Saddle River. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi analisis multivariat dengan program SPSS, edisi

ketiga, badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Greuning, Hennie Van, 2005. International Financial Reporting Standars: A Practical Guide, Standar Pelaporan Keuangan Internasional: Pedoman Praktis, edisi pertama, alih bahasa oleh Edward Tanujaya, PT Salemba Empat, Jakarta.

Hartawan, Edward, 2008. “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, skripsi Jurusan Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Helfert, Erich A., 2003. Technique of Financial Analysis, a guide to value creation, 11th

Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz JR, 2005. Fundamental Of Financial Management, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Buku satu, edisi keduabelas, alih bahasa oleh Dewi Fitriasari dan Dony Arnos Kwary, PT Salemba Empat, Jakarta.

edition, Mc Graw. Hill-Irwin, North America.

Ingram, Robert W., Thomas L. Albright, Bruce A. Bald, John W. Will, 2005. Accounting Information for Decision, 3rd

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan (per 1 Juli 2009), Salemba Empat, Jakarta.

edition, Thomson, South Western.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Keown, J.Arhur, David F. Scott, John. D. Martin, 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku kedua, edisi ketujuh, alih bahasa oleh Chaerul Djackman dan Dwi Sulisyorini, PT Salemba Empat, Jakarta.

Nugroho, Bhuono Agung, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, edisi pertama, penerbit ANDI, Yogyakarta.


(11)

Priyatno, Dwi, 2008. Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data dan Uji Statistik, edisi pertama, Mediakom, Jakarta.

Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi keempat, cetakan kedelapan, Gadjah Mada, BPFE, Yogyakarta.

Santoso, Singgih, 2002. Buku latihan SPSS Statistik Parametrik, edisi pertama, PT Elex Media Computindo, Jakarta.

Sinaga, Marselina, 2008. “Pengaruh Modal Kerja dan Aktiva Operasi Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Jurusan Akuntansi, USU.

Stice, Earl K., James D. Stice, dan K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi Intermediate, Buku Satu, edisi kelima belas, alih bahasa oleh Safrida Rumondang Parulian dan Ahmad Maulana, PT Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, edisi pertama, cetakan kedelapan, CV Alfabeta, Bandung.

Sundjaya, Ridwan S, Inge barlian, 2007. Manajemen Keuangan, edisi keenam, PT Prenhallindo, Jakarta.

Sunyoto, Danang, 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, edisi pertama, Media Pressindo, Yogyakarta.

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, edisi pertama Ghalia Indonesia, Jakarta.

Warren, Carl S, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2005. Accounting, Pengantar Akuntansi, edisi 21, alih bahasa oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan, PT Salemba Empat, Jakarta.

Weston, J. Fred, and Thomas E. Copeland, 1999. Manajemen Keuangan jilid 1, edisi kedelapan, alih bahasa oleh Kirbrandko, Joko Wasana, dan Supranoto Dipokusumo, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wild, John J, K.R. Subramayam, Robert F. Halsey, 2005. Financial Statement Analysis, Analisis Laporan Keuangan, buku satu, edisi 8, alih bahasa oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap, PT Salemba Empat, Jakarta.


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003:30), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segaia sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan sarnpel adalah bagian dari populasi yang digunakan sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yang merupakan teknik penentuan anggota sampel dengan pertimbangan. Adapun kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam penentuan sampel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan-perusahaan food cnd beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2010


(13)

2. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan selama periode pengamatan

3. Laporan keuangan periode 2007-2010 paca perusahaan-perusahaan te;sebut tetah diaudit oleh auditor independen.

4. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laba bersih selama periode pengamatan.

Berikut ini adalah sampel penelitian yang telah dilakukan dengan purposive sampling yang berjumlah16 perusahaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 4 1 PT Akasha Wira International (d/h Ades

Waters Indonesia) Tbk

√ √ √ √

1 2 PT. Aqua Golden Missisipi Tbk. √ - - -

3 PT. Cahay Kalbar √ √ √ √ 2

4 PT. Delta Djakarta Tbk. √ √ √ √ 3

5 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. √ - - -

6 PT. Mayora Indah Tbk. √ √ √ √ 4

7 PT. Multi Bintang Tbk. √ √ √ √ 5

8 PT. Pioneerindo Gourment International Tbk. √ - - -

9 PT. Prasida Aneka Niaga Tbk. √ √ √ √ 6

10 PT. Sekar Bumi Tbk. √ - - -

11 PT. Sekar Laut Tbk. √ √ √ √ 7

12 PT. Siantar TOP Tbk. √ √ √ √ 8


(14)

(SMART). Tbk

14 PT. Tiga Pilar Sejahtera √ √ √ √ 9

15 PT. Tunas Baru Lampung √ - - -

16 PT. Ultra Jaya Milk & Trading Company Tbk.

√ √ √ √

10 Sumber : Hasil olahan penelitian (2012)

3.3 Jenis Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Menurut Umar (2003:60), ”data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.” Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008 dan situs Data yang diambil adalah data laporan laba rugi dan neraca perusahaan pada tahun 2009-2010. Menurut sifatnya data dalam penelitian ini termasuk dalam data kuantitatif. Menurut Priyatno (2008:8), “data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti.”

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs dibutuhkan dalam penelitian ini


(15)

3.5 Definisi operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memenuhi utau membiayai kebutuhan investasi dan kebutuhan operasional perusahaan dibutuh;kan rnodal kerja yang cukup. Karena tanpa kerja yang cukup perusahaan tidak akan dapat bekerja secara optimal dalam mencapai tujuannya. Semua pihak sepakat bahwa rnodal kerja adalah dana yang diperlukan untuk operasi sehari-hari. Pengertian modal kerja yang dikemukakan oleh Agnes Sawir QA$ :129), menyatakan bahwa;

“Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan atau dapat pula dmaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari seperti pembelian bahan baku, pembayaran listrik, telepon, upah buruh, hutang dan pembayaran yang lainnya”.

Dalam hal ini modal kerja di ukur mengggundkan rasio : Gross profit margin (GPM)

Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik.

���= ���������

��������������ℎ � 100%

Net Profit Margin (NPM)

Pengukuran ini adalah ukuran unfuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

���= ���������ℎ������ℎ�����


(16)

Return on Assets (ROA)

Pengukuran ini adalah ukura4'keefektifan manajemen cialam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.

���= �����������

����������� � 100%

3.5.1 Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi operasional

Variabel Deviasi Sub Variabel Indikator Skala Modal

kerja (X1

modal kerja adalah suatu investasi perusahaan dalam asset kas jangka pendek, surat-surat berharga, persediaan dan piutang dagang.

) - Kas - Piutang - Persediaan - Surat berharga - Hutang lancar

Modal kerja bersih = AL – HL

Rasio

Investasi Aktiva Tetap (X2

Harta kekayaan yang berwujud, yang bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan tidak untuk dijual kembali.

)

- Tanah - Gedung - Peralatan

Aktiva tetap bersih = Aktiva tetap – Ak. Penyusutan Rasio Profitabilitas (Y) Kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri.

Operating

Profit Margin OPM= laba operasi

penjualan bersihx 100%


(17)

3.5.2 Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel independen dan variabel dependen.

a. Variabel independen (bebas)

Variabel independen menurut Sugiyono (2005:33) adalah “variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya,” variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah investasi aktiva tetap dan jumlah modal kerja.

b. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2005:33) adalah “variabel yang dipengaruhi atau terikat oleh variabel independen.” Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur melalui Operating profit Margin (OPM).

3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows v.16. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.


(18)

3.6.1.1 Uji normalitas data

Menurut Priyatno (2008:28), “uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.”Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan uji kolmogorov-smirnov dan desain grafik. Menurut Priyatno (2008:28) pedoman pengambilan keputusan untuk data-data yang mendekati atau telah terdistribusi secara normal antara lain:

a. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal

b. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal.

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

3.6.1.2 Uji multikolinearitas

Menurut Priyatno (2008:31), “uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinaertas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.” Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen dan nilai tolerance. Menurut Ghozali (2005), pada umumnya jika VIF lebih besar dari


(19)

10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

3.6.1.3 Uji autokorelasi

Menurut Priyatno (2008:47), “uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antar residual pada satu pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi.” Metode regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.6.1.4 Uji heterokedastisitas

Menurut Priyatno (2008:41), “uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.” Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar scatterplot. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.


(20)

3.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan, yaitu:

Y = a + b1x1 + b2x2 + e

Dimana:

Y = Operating Profit Margin (OPM) a = konstanta

X1 X

= modal kerja

2

b

= Investasi aktiva tetap 1,b2,

e = Variabel pengganggu = koefisien regresi

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t-test dan F-test.

3.2.1 Uji signifikansi simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel

H

dengan ketentuan sebagai berikut:

0 diterima dan H1 ditolak jika Fhitung < Ftabel H

untuk α = 5 % 1 diterima dan H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel untuk α = 5 %


(21)

3.2.2 Uji signifikansi parsial (t-test)

Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel

H

dengan ketentuan sebagai berikut: 0 diterima dan H1 ditolak jika thitung < ttabel

H

untuk α = 5 % 1 diterima dan H0 ditolak jika thitung > ttabel untuk α = 5 %


(22)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Deskriptif Statistik

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengen ai datavariabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel statistic deskriptif ini melinuti nilai rata-rata (mean),jumlah data Qrl) dan standar deviasi dari dua variabel independen yaitu gross prortt ntargin, net profit margin , return on asser sebagai variabel yang mempengaruhi opercrtirrg p*tJit morgin pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

OPM GPM NPM DER

Valid N (listwise)

40 40 40 40 40 1.00 -.61 -.40 -.19 4.00 .82 .63 42.15 2.4132 .1266 .0878 6.0581 1.14643 .27813 26742 10. 98785 Sumber : Dari Hasil pengolahan SPSS (2012)

Berikut ini perincian data delkreptif yang telah diolah:

a. variabel operating profit margin (opM) memiliki nilai minimum 1,00; nilai maksimum 4,00; nilai rata-rata operating profit margin (OPM) sebesar 2,4132 dengan standar deviasi 1.14643 dan jumlah observasi sebanyak 40 sampel.


(23)

b. Variabel gross prafit margin (GPM) memiliki nilai minimum -0,61; nilai maksimum 0,82; nilai rata-rata 0,1266 dengan standar deviasi sebesar 0.278I3 dan jumlah observasi sebanyak 40 sampel

c. Variabel net profit margin (NPM) memiliki nilai minimum -0,40; nilai maksimum 0,63; nilai rata-rata 0,0876 dengan standar deviasi 0,26742 dan jumlah observasi sebanyak 40 sampel.

d. Variabel return on asset (ROA) memiliki nilai minimum 0,02; nilai maksimum 0,39; nilai ruta-rata 0,1066 dengan standart deviasi 0.10011 dan jumlah observasi sebanyak 40 sampel.

4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Penggujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Sminov (K-S), dengan membuat hipotesis:

H0 H

: data residual berdistribusi normal a

Apabila signifikansi lebii besar dari 0,05 maka diterima, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.


(24)

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari hasil pengelorahan data, diperoleh variabel kepemilikan saham institusi, GPM, NPM dan RoA terdistribusi secara normal dengan nilai signifikan sebesar A,928 > 0,05 maka Ho diterima

Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uii asumsi klasik lainnya' Untuk lebih jelas berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.


(25)

Gambar 4.1 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati nonnal, dari grafik histogram di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng kanan.

Demikian pula dehgan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Menurut Ade dkk ea07:29)"normalitas data dapat menggunakan normal P- Plot data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar diagonal".


(26)

Gambar 4.2 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

4.1.2.2 Uji Multikolonieritas

Adanya Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor (YIF).Batas dari tolerance value dibawah 0,01 atau nilai VIF diatas 10, maka terjadi problem multikolinearitas


(27)

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Dari data pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1, hal ini dapat ilihat dari nilai tolerance GPM sebesar 0,987; NpM sebesar 0,403 dan RoA sebesar 0,406 tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF GpM sebesar 1,013; NpM sebesar 2,481 dan ROA sebesar 2,462 iiaat melebihi 10. Maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi berganda.

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah gnelihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika pola tertentu, sperti titik-titik yang teratur maka telah terjadi heteroskedastisitas,

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507

GPM .001 .056 .002 .013 .989 .987 1.013

NPM .459 .203 .458 2.259 .030 .403 2.481

ROA .306 .291 .212 1.052 .300 .406 2.462


(28)

2) Jlka tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak , terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplo/ untuk menganalisis apakah terjadi heterskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengganti penyebaran titik-titik pada gambar.

Gambar 4.3 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian, model ini layak dipakai untuk memprediksi kebijakan pendanaan pada perusahaan food andrbeverage yang terdaftar di bursa efek indonesia berdasarkan masukan variabel independen GPM, NPM dan ROA


(29)

4.1.2.4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian obserrasi yang berderetan waktu (apabila datanya time series) atau korelasi antara tempat berdekatan (apabila cross sectional).

Tabel 4.4 Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

dimens ion0 1 .636 .404 a

.354 17.22268 2.044

a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM b. Dependent Variable: OPM

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan nilai R sebesar 0,636 menunjukkan bahwa koralasi yang kecil yaitu 63,6%. Nilai adjust R sguare sebesar 0,404 atau 40,4% mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variable independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen 63.6%. Durbin - Watson sebesar 2,044, nilai ini akan dibandingkari dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5% jumlah sampel 20 (n) dan jumlah independen 4 (k=4). Oleh karena nilai DW 2,765lebih besar dari batas (du) 1,828 dan kurang dari 4-1,828 (4-du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif.


(30)

4.1.3 Pengujian Hipotesi Penelitian 4.1,3.1. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel depcnden dengan variabel independen.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507

GPM .001 .056 .002 .013 .989

NPM .459 .203 .458 2.259 .030

ROA .306 .291 .212 1.052 .300

a. Dependent Variable: OPM

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Berdasarkan hasil analisis regresi sepefii tertera pada ringkasan tabel 4.6 diatas diperoleh persamaan model regresi yang distandarkan sebagai berikut:

Y = 2,675 + 0,001 X1 - 0,459 X2

Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah:

+0,306X4+e

1. a = 2,675

nilai konstanta ini Lnenunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel GPM, NPM, ROA (Xl : X2 :X3: 0), maka profitabilitas yang diberikan adalah


(31)

2. b1

koefisien regresi br ini menunjukkan bahwa setiap variabel GPM meningkat satu satuan, maka OPM akan bertambah 0,001 atau 0,01% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap atau ceteris paribus.

= 0,001

3. B2

nilai parameter atau koefisien regresi b = 0,459

2

4. b

menunjukkan bahwa setiap variabel NPM meningkat satu satuan, maka OPM akan menurun sebesar 0,459 atau 45,9% dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

3

koefisien regresi b = 0,306

1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel ROA meningkat satu satuan, maka OPM akan bertambah 0,306 atau 30,60% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap atau ceteris paribus.

4.1.3.2. Uji Signifikasi Simultan

Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan dengan uji F. Menurut Ghazali (20A6: 84) "uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama tehadap variabel dependen/terikat". Uji F merupakan suatu untuk *Jrrg.tuh,ri apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang sihnifikan terhadap variabel dependen. Penguji ini dilakukan dengan menghitung serta membandingkan F hitung dengan F table yaitu ketentuan sebagai berikut:


(32)

Jika Fhitung < FTabel dan signifikansi > 5% Ho Jika F

diterima hitung > FTabel dan signifikansi < 5% Ha diterima

Tabel 4.6 Hasil Uji F

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7241.066 3 2413.689 8.137 .000a

Residual 10678.345 36 296.621

Total 17919.411 39

a. Predictors: (Constant), ROA, GPM, NPM b. Dependent Variable: OPM

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS tersebut, dapat disirnpulkan bahwa Fhitung sebesar 8,137 dan FTabel sebesar 4,085 dengan nilai p value sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Fhitung > FTabel ( 8,137> 4,805), Ha

4.1.3.3. Uji Signifikansi Parsial

diterima dan nilai p value yaitu 0,000 < 0,05 artinya antara, GPM, NPM, ROA memiliki pengaruh linear terhadap ROA. Dengan kata lain, variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi jumlah OPM secara signifikan.

Pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen yang nyata atau signifikan dalam model regresi dapat dilihat dengan melakukan uji t (T test). Menurut Ghozali (200d: 84) "uji statistik t pada dasamya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual menerangkan variabel independen"


(33)

Adapun kriteria penguj iannya yaitu: Ho diterima jika tHitung < tTabel

H

dan signifikansi > 0,05 a diterima jika tHitung ) tTabel dan signifikansi < 0.05

Tabel 4.7 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.675 3.993 .670 .507

GPM .001 .056 .002 .013 .989

NPM .459 .203 .458 2.259 .030

ROA .306 .291 .212 1.052 .300

a. Dependent Variable: OPM

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Berdasarkan hasil pengujian secaraparsial dapat disimpulkan bahwa:

- Pengaruh GPM terhadap OPM dengan menggunakan SPSS diperoleh tHitung, sebesar 0,013 dan tTabel 2,026 dengan nilai p value 0,989. Karena thitung < tTabel (0,013 < 2,026) dan nilai p value 0,989 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ho

- Pengaruh NPM yang diukur dengan menggunakan program SPSS diperoleh t

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan GPM terhadap OPM.

Hitung sebesar 2,259 dan 166.1 2,026 dengan nilai p value 0,030. Karena nilai p value 0,030<0,05 dan tTabel ( ttabel (2,259 >2,026) maka


(34)

dapat disimpulkan bahwa Ho

- Pengaruh ROA yang diukur dengan menggunakan program SPSS diperoleh t

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa NPM berpengaruh terhadap OPM.

Hitung sebesar 1,052 dan tTabel 2,026 dengan nilai p value 0,300 Karena nilai p value 0,300>0,05 dan tHitung < tTabel (1,5052< 2,026) maka dapat disimpulkan bahwa H6 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap OPM.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian secara individual (parsial) diketahui bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai adjusted R square sebesar 0,404 atau 40,4% yang mengindikasikan bahwa variasi dari profitabilitas dapat dijelaskan oleh variasi modal kerja dan investasi aktiva tetap hanya sebesar 40,4% dan sisanya 59,6% dijelaskan oleh faktor lain.

Dari hasil pengujian, dapat dilihat bahwa GPM, NPM dan ROA berpengaruh terhadap OPM secara signifikansi, yang ditunjukkan dengan FHitung sebesar 8,137 dan FTabel sebesar 4,085 maka Ha diterima dan H0 ditolak, dengan tingkat signifikansi 0,000 (iauh lebih kecil dari 0,05) arlinya antara GPM, NPM dan ROA memiliki pengaruh linear terhadap OPM. Dengan kata lain, variabelvariabel independen secara bersama-sama mempengaruhi jumlah OPM secara signifikan.


(35)

Dari hasil pengujian variabel secara parsial. variabel GPM berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil pengujian tersebut diperoleh melalui uji t dimana tHitung < tTabel

NPM yang berpengaruh terhadap kebijakan pendanaan secara signifikan. Hasil pengujian ini diperoleh uji t hal ini dapat dilihat dari nilai t

(0,013 <2,026) dengan tingkat signifikansi 0,989 > 0,05.

Hitung < tTabel

ROA yang berpengaruh terhadap kebijakan pendanaan secara signifikan. Hasil pengujian ini diperoleh uji t hal ini dapat dilihat dari nilai t

(2,259>2,026) serta signifikansi 0,030 > 0,05.

Hitung < tTabel

Berdasarkan hasil pengujian dengan progrem SPSS dalam penelitian ini mengenai pengaruh variabel independen yaitu GPM, NPM dan ROA terhadap variabel dependen yaitu Profitabilitas baik secara parsial maupun simultan kedua variabel tersebut berpengaruh signifikan. Selain berpengaruh, hubungan antara variabel independen dan dependen besar atau erat


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil disimpulkan bahwa :

1. Hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan GPM (X1) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil pengujian tersebut diperoleh melalui uji t dimana tHitung < tTabel

2. NPM (X

(0,031<2,026) dengan tingkat signifikan 0,989 > 0,05, artinya GPM secara parsial berpengruh secara signifikan terhadap profitabilitas terhadap perusahaan grosir dan eceran yang terdaftar di BEI pada tingkat kepercayaan 95%. Model kerja memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,989, artinya apabila terjadi perubahan variabel GPM sebesar 1 satuan kenaikkan OPM sebesar 0.989.

2) yang berpengaruh terhadap profitabilitas secara signifikan. Hasil pengujian ini diperoleh uji t hal ini dapat dilihat dari nilai hitung tHitung < tTabel

3. ROA (X

(2,259 > 2,026) serta signifikan 0,030 > 0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan NPM akan diikuti oleh kenaikkan profitabilitas, artinya apabila variabel NPM meningkat 1 satuan akan menaikkan OPM sebesar 0,030.

3) berpengaruh terhadap profitabilitas secara signifikan, hasil pengujian ini diperoleh uji t hal ini dapat dilihat dari nilai tHitung > tTabel


(37)

(5,596 > 2,056) serta signifikan 0,300 > 0,05. Hal ini dapat hal ini dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan ROA akan diikuti oleh kenaikkan profitabilitas, artinya apabila kenaikan variabel ROA meningkat 1 satuan akan meningkatkan OPM sebesar 0,300

4. Variabel independen (GPM, NPM dan ROA) secara bersama-sama berpengaru signifikan terhadap variabel devenden (profitabilitas (OPM)). Hal ini dapat dilihat dari FHitung > FTabel (8,137 > 4,805) dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05, artinya setiap kenaikan variabel independen akan meningkatkan variabel dependen (OPM) dengan tingkat kepercayaan 95%.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatas, antara lain :

1. Sampel yang digunakan hanya perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak diketahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada perusahaan food and beverage lain yang tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Penelitian hanya menggunakan rasio GPM, NPM dan ROA memiliki pengaruh linier terhadap profitabilitas (OPM) yang mengukur variabel independen dan dependen sedangkanrasio lain tidak dimasukkan dalam penelitian.


(38)

5.3 Saran

1. Pihak manajemen perusahaan hendaknya mampu mempertahankan modal kerja secara efesien. Karena apabila modal kerja dalam perusahaan menunjukan tingkat efesien yang sangat tinggi/stabilmaka seiring dengan peningkatan efesien terhadap rentabilitas.

2. Bagi pihak manajemenprusahaan disarankan untuk memperhatikan aktiva tetap karena aktiva tetap akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.


(39)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Modal

Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk dapat menjalankan aktivitas usaha, oleh karena itu modal merupakan faktor produksi yang sangat penting. Setiap perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Dalam mengelola modal yang dimiliki oleh perusahaan, manajer harus dapat menentukan besarnya alokasi modal kerja sehubungan dengan bidang usaha dari perusahaan tersebut. Menurut bebarapa ahli pengertian modal, antara lain:

a. Menurut Brigham dan Houston, (2006:62), “modal ialah jumlah dari utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga,”

b. Menurut Stice, et al (2004:136), “modal ialah sisa kepemilikan atas aktiva dari suatu entitas setelah dikurangi kewajiban-kewajibannya. Dalam sebuah perusahaan modal mencerminkan bagian kepemilikan,”

c. Menurut IAI (2009:9), ”modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.”

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal adalah selisih antara harta dengan kewajiban.


(40)

2.1.2 Modal Kerja

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan lain-lain dimana uang yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan. Menurut beberapa ahli pengertian modal kerja, antara lain:

a. menurut Keown, et al (2000:644), “modal kerja adalah total investasi perusahaan dalam asset lancar atau asset yang diharapkan bisa diubah menjadi kas dalam setahun atau kurang,”

b. menurut Ingram, et al (2005:F135), “working capital is the difference between current assets and current liabilities,”

c. menurut Weston dan Copeland (1999:327), “modal kerja ialah investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang, dan persediaan, dikurangi kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.”

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva lancar. Modal kerja berfungsi untuk menjembatani antara pengeluaran dana untuk operasi sehari-hari dengan penerimaan perusahaan.


(41)

2.1.3 Jenis Modal Kerja

Menurut Riyanto (2008:57) modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.

a. Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital).

Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.

Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.

b. Konsep Kualitatif

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih lebih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Konsep ini merupakan sebahagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja netto (net operating working capital).

Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.

c. Konsep Fungsional

Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor dan


(42)

aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Menurut Taylor dalam Riyanto (2008:61), modal kerja suatu perusahaan dapat digolongkan kedalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk permanen dan variabel.

a. Modal kerja permanen (permanent working capital)

Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan menjadi dua.

1) Modal kerja primer (primary working capital)

Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya, 2) Modal kerja normal (normal working capital)

Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan.

b. Modal kerja variabel (variabel working capital)

Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi tiga.

1) Modal kerja musiman (seasonal working capital)

Modal kerja musiman adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim,

2) Modal kerja siklus (cyclical working capital)

Modal kerja siklus adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur,

3) Modal kerja darurat (emergency working capital)

Modal kerja darurat adalah modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui.

Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur (idle fund), padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat digunakan unuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba, tetapi apabila


(43)

jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli barang dagangan, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi.

Kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan dapat dilihat sebagai berikut:

a. kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan menghasilkan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan,

b. menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal kerja secara efisien,

c. apabila modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.

Jumlah modal kerja yang cukup akan memberikan keuntungan-keuntungan bagi perusahaan seperti yang dikemukakan Brigham dan Houston (2006:575), yaitu:

a. hal ini penting bagi perusahaan dengan modal yang cukup untuk mendapatkan potongan penjualan,

b. dengan memiliki modal kerja yang cukup dapat membantu perusahaan memelihara rating kreditnya dengan menjaga rasio lancar dan rasio cepatnya sesuai dengan standar industry pada perusahaan lain,

c. dengan modal kerja yang cukup berguna bagi perusahaan untuk memenuhi peluang yang ada, misalnya tawaran khusus dari supplier atau peluang untuk memperoleh perusahaan lain,

d. dengan memiliki modal kerja yang cukup dapat menjaga perusahaan dari keadaan darurat seperti demonstrasi, kebakaran, atau strategi pemasaran perusahaan pesaing, dan untuk menjaga dari musim tertentu dan siklus yang menurun.


(44)

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja

Menurut Sundjaja dan Barlian (2007:157), besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung pada beberapa faktor.

a. Besar kecilnya skala usaha perusahaan

Kebutuhan modal kerja perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan perusahaan kecil.

b. Aktivitas perusahaan

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja perusahaan.

c. Volume penjualan

Volume penjualan merupakan faktor penting dalam menentukan kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja akan meningkat, demikian pula sebaliknya.

d. Perkembangan teknologi

Kemajuan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai. e. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas

Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang akan membuat perusahaan lebih mampu membayar transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena adanya persediaan yang cukup.

2.1.5 Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena pertama aktiva lancar perusahaan manufaktur mngembangkan lebih dari separuh total aktivanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan membuat perusahaan merealisasi kemampuan menghasilkan laba yang rendah, tetapi perusahaan


(45)

dengan aktiva lancar yang terlalu rendah dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Menurut beberapa ahli pengertian manajemen modal kerja, antara lain:

a. menurut Horne dan Wachowicz (2005:308), “manajemen Modal kerja adalah administrasi aktiva lancar perusahaan dan pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar,”

b. menurut Weston dan Copeland (1999:327), “Manajemen modal kerja merupakan semua aspek pengelolaan aktiva lancar dan kewajiban lancar.”

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:309), Manajemen modal kerja yang baik didasarkan pada dua isu keputusan mendasar, isu tersebut adalah penentuan tingkat investasi aktiva lancar dan bauran pendanaan.

a. Tingkat investasi aktiva lancar optimal

Dalam menentukan jumlah atau tingkat aktiva lancar pihak manajemen harus mempertimbangkan keuntungan dan kelebihan antara profitabilitas dan risiko. Bagi setiap tingkat output, perusahaan dapat memiliki sejumlah tingkat aktiva lancar yang berbeda. Semakin besar output, semakin besar kebutuhan untuk investasi dalam aktiva lancar untuk mendukung output atau penjualan.

b. Bauran yang tepat atas pendanaan jangka pendek dan jangka panjang yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar ini

Cara aktiva perusahaan didanai melibatkan keuntungan dan kerugian antara risiko dan profitabilitas. Sejalan dengan pertumbuhan aktiva lancar, utang usaha dan pembayaran akan cenderung naik, sehingga sebagian mendanai pembangunan aktiva. Dengan berjalanya waktu, dapat diperkirakan untuk membayar lebih banyak biaya bunga untuk utang jangka panjang daripada untuk pinjaman jangka pendek, yang secara terus-menerus diperpanjang pada saat jatuh tempo.


(46)

2.1.6 Aktiva tetap

Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut. Menurut beberapa ahli pengertian aktiva tetap, antara lain:

2.2 menurut Stice, et al (2004:141), “aktiva tetap ialah properti yang berwujud dan bersifat relatif permanen yang digunakan dalam operasi bisnis,”

2.3 menurut Ingram, et al (2005:F137), “fixed assets are long term, tangible assets that are used in a company’s operation those that provide benefits to the company for more than one fiscal period,”

2.4 menurut IAI (2009:16.2), “aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.”

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan tidak untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

2.1.7 Penggolongan dan karakteristik aktiva tetap 2.1.7.1 Penggolongan aktiva tetap

Aktiva tetap dapat dibagi kedalam beberapa kategori, seperti yang dikemukakan Stice, et al (2005:6).

1) Tanah (land)

Tanah adalah harta yang digunakan untuk tujuan usaha, 2) Perbaikan tanah (land Improvement)


(47)

Unsur-unsur seperti pemetaan tanah, pengaspalan, dan pemagaran, yang meningkatkan kegunaan bagi aktiva,

3) Gedung (building)

Gedung adalah bangunan yang digunakan untuk menempatkan operasi perusahaan,

4) Peralatan (equipment)

Peralatan adalah aktiva yang digunakan dalam proses produksi atau penyediaan jasa, contohnya antara lain mobil, truk, mesin, dan furnitur. 2.1.7.2 Karakteristik aktiva tetap

Terdapat beberapa karakteristik dari aktiva tetap, antara lain:

1. aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang yang relatif permanen yang dimiliki dan digunakan perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual,

2. manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam suatu pos aktiva tetap dikonsumsi oleh perusahaan sepanjang masa manfaat aktiva,

3. bersamaan dengan manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam aktiva tetap yang dikonsumsi oleh perusahaan, jumlah tercatat aktiva berkurang untuk mencerminkan konsumsi ini biasanya dalam bentuk penyusutan,

2.1.8 Fungsi Aktiva tetap

Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap dapat diterima kembali keseluruhannya dalam waktu beberapa tahun, dan kembalinya secara berangsur-angsur melalui depresiasi. Dengan demikian selain berfungsi sebagai peralatan yang menyokong kegiatan operasional perusahaan, tetapi juga sebagai investasi perusahaan dalam jangka panjang, tetapi tidak untuk dijual kembali untuk memperoleh laba.


(48)

2.1.9 Manajemen Aktiva Tetap

Aktiva tetap menuntut pemanfaatan maksimum selama umur ekonomisnya, oleh karena itu perlu dibentuk suatu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi dan penghentian aktiva tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan, memindahkan, dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap tidak akan optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak dapat dimanfaatkan oleh fungsi lain.

2.1.10 Profitabilitas

Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain:

2.2 menurut Warren, et al (2005:704), ”profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien dari aktivitas operasinya,”

2.3 menurut Helfert (2003:126), “profitability is the effectiveness with which management has employed both the total assets and the net assets as recorded on the balance sheet,”

2.4 menurut Greuning (2005:29), “profitabilitas adalah suatu indikasi atas bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan, modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata.”

Berdasarkan bebarapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.


(49)

Mengetahui profitabilitas suatu perusahaan merupakan suatu hal yang penting, menurut IAI (2009:4), arti penting profitabilitas adalah:

informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu , informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

2.1.11 Pengukuran Profitabilitas

Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Pada umumnya penilaian tersebut menghubungkan return yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Dalam hal ini penilaian profitabilitas yang akan dikemukakan adalah dengan menghubungkan antara keuntungan dengan tingkat penjualan yang dicapai oleh suatu perusahaan dan jumlah aktiva dalam periode tertentu.

a. Gross profit margin (GPM)

Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik.

GPM= Laba kotor

penjualan bersihx 100%

b. Operating profit margin (OPM)

Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.


(50)

OPM= Laba operasi

penjualan bersihx 100%

c. Net profit margin (NPM)

Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

NPM=Laba bersih setelah pajak

penjualan bersih x 100%

d. Return on assets (ROA)

Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.

ROA=Laba operasi

Total aktiva x 100%

e. Return on equity (ROE)

Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas investasi di perusahaan.

ROE=Laba operasi


(51)

2.2 2.2.1

Kutipan dari jurnal Internasional

International Review Makalah Penelitian Bisnis Vo.2 No 2. Oktober 2006,

Raheman & Nasr melakukan Diskusi tentang pentingnya pengelolaan modal kerja, komponen yang berbeda dan dampaknya pada profitabilitas membawa kita pada pernyataan masalah yang kita akan menganalisis. Pernyataan masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah: "Apakah Manajemen Modal Kerja Mempengaruhi Profitabilitas Pakistan Perusahaan? Untuk menganalisis pernyataan masalah, kami telah mengembangkan tujuan penelitian kami, yang diharapkan akan berkontribusi terhadap aspek yang sangat penting dari manajemen keuangan dikenal sebagai manajemen modal kerja. Hal ini hampir tak tersentuh di Pakistan atau sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan di daerah ini.Penelitian ini berfokus pada manajemen modal kerja dan dampaknya pada profitabilitas untuk sampel perusahaan Pakistan. Tujuan utama adalah:

a. Untuk membangun hubungan antara Manajemen Modal Kerja dan Profitabilitas selama enam tahun untuk 94 perusahaan yang terdaftar di Pakistan Karachi Stock Exchange.

b. Untuk mengetahui efek dari komponen yang berbeda dari manajemen modal kerja padam profitabilitas

c. Untuk membangun hubungan antara dua tujuan likuiditas dan profitabilitas dari perusahaan Pakistan.


(52)

3

d. Untuk mengetahui hubungan antara profitabilitas dan ukuran perusahaan Pakistan.

Untuk mengetahui hubungan antara hutang digunakan oleh perusahaan Pakistan dan yang

4

profitabilitas.

Untuk menarik kesimpulan tentang hubungan manajemen modal kerja dan

2.2.2 Riset Internasional Jurnal Keuangan dan Ekonomi ISSN 1450-2887 Edisi 85 (2012)

profitabilitas perusahaan Pakistan.

Mona Al-Mwalla menjelaskan bahwa Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari kebijakan modal kerja (Kebijakan agresif dan konservatif) pada profitabilitas dan nilai perusahaan, dengan menggunakan data tahunan selama 57 perusahaan industri yang terdaftar di saham Amman pasar untuk periode 2001 sampai 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengikuti kebijakan investasi konservatif dengan memiliki tingkat tinggi investasi jangka pendek berpengaruh positif berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dan nilai, saat mengikuti kebijakan investasi agresif menggunakan panjang investasi jangka berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan dan nilai. Mengenai pembiayaan Kebijakan (kebijakan agresif dan konservatif), hasil menunjukkan bahwa pembiayaan agresif berikut kebijakan dengan menggunakan kewajiban lebih saat ini untuk membiayai kegiatan perusahaan akan mempengaruhi negatif perusahaan 153 Riset Internasional Jurnal Keuangan dan Ekonomi - Edisi 85 (2012) profitabilitas dan nilai, saat mengikuti


(53)

kebijakan pembiayaan konservatif dengan menggunakan hutang jangka lebih lama untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan memiliki efek positif pada profitabilitas perusahaan dan nilai. Ini adalah dikaitkan dengan fakta bahwa meskipun risiko memiliki pinjaman jangka panjang meningkatkan tetapi memungkinkan perusahaan untuk lebih lama periode untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang positif tercermin pada nilai dan profitabilitas. Akhirnya, hasil menunjukkan bahwa perusahaan Ukuran, Pertumbuhan Penjualan dan Pertumbuhan PDB, memiliki positif berpengaruh pada profitabilitas perusahaan dan nilai, sementara hasilnya menunjukkan daya ungkit yang tidak memiliki efek apapun pada profitabilitas perusahaan, tetapi memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil menekankan pentingnya pembiayaan utang pada maksimalisasi nilai perusahaan.

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu 2.3.1 Penelitian Marselina Sinaga (2008)

Judul penelitian “Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Penelitian ini menggunakan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi sebagai variabel independen dan profitabilitas sebagai variabel dependen yang diukur melalui Return On Investment (ROI) untuk mengukur laba dalam kaitannya dengan investasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran modal kerja


(54)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis, dan secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran aktiva operasi memiliki pengaruh terhadap rentabilitas pada sektor industri otomotif dan komponennya.

2.3.2 Penelitian Edward Hartawan (2008)

Judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Variabel independennya adalah modal kerja dan aktiva lancar dan variabel dependen adalah profitabilitas yang diukur melalui Return On Assets. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets, sedangkan aktiva lancar tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets.


(55)

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No. Nama

Peneliti dan tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Marselina Sinaga (2008)

Pengaruh modal dan Aktiva Operasi terhadap

Rentabilitas

Ekonomis pada perusahaan

Otomotif dan Komponennya

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Perputaran modal kerja - Perputaran total aktiva - ROI

- perputaran modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis. - perputaran aktiva

operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis.

2. Edward

Hartawan (2008) Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Jumlah Modal kerja - Jumlah aktiva lancar - ROA

- modal kerja

berpengaruh signifikan terhadap return on Assets.

- aktiva lancar

tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets. 3. M. Fauzi

(2006) Pengaruh Moal dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Perusahaan Food

And Beverage

yang Terdaftar di BEI

- Modal Kerja - Aktiva Tetap - Profitabilitas

- Modal kerja

Secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas - Investasi aktiva

secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas


(56)

2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.4.1 Kerangka Konseptual

Modal kerja berupa dana atau modal diinvestasikan kedalam aktiva lancar yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang dagang, pembayaran upah guru, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan untuk pembayaran lainnya. Modal kerja yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, apabila perusahaan kehilangan modal kerja untuk perluasan penjualan dan meningkatkan produksinya maka kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan (profit).

Aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan untuk dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Menurut IAI (2009:4), Arti penting profitabilitas adalah: “informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumberdaya”.

Berdasarkan penjelasan sebelumya maka pengaruh jumlah modal kerja dan jumlah investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:


(57)

H1

H3

H2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:308), modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan bekerja secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat di tambah atau di kurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Menetapkan modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja di mulai dari saat kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas, perputaran modal kerja yang tinggi di akibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang. Sebaliknya, perputaran modal kerja yang sudah jatuh temposebelum persedian dan piutang dapat diubah menjadi uang kas.

Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu diketahui bahwa modal kerja memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan profitabilitas yang berarti semakin besar jumlah modal kerja maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Modal kerja (X1)

Investasi Aktiva tetap (X2)

Operating profit margin(Y) Variabel independen Variabel dependen


(58)

Investasi aktiva tetap seperti yang dikemukakan IAI (2009:17.2), ”aktiva yang dapat disusutkan sering kali merupakan bagian signifikan aktiva perusahaan, dimana penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil/laba usaha perusahaan.” Dengan kata lain bahwa penyediaan aktiva tetap yang mengalami penyusutan (depresiasi) akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat profitabilitas.

Investasi yang terlalu berat ke aktiva tetap adalah tidak menguntungkan karena adanya beban depresiasi tahunan dan dengan berlalunya waktu aktiva tersebut akan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar. Kelebihan aktiva tetap yang tidak dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan ini berarti potensi modal atau dana telah salah dipergunakan, dengan kata lain bahwa aktiva tetap yang mengalami penyusutan akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat profitabilitas. Perusahaan melakukan investasi tetap dengan harapan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap tersebut.

2.4.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: “modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”


(59)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi yang semakin meningkat serta semakin banyaknya perusahaan sejenis yang muncul mengakibatkan persaingan antar perusahaan akan semakin ketat. Untuk menghadapi hal tersebut perusahaan harus inovatif dan mampu melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan yang telah terjadi dan akan terjadi baik perubahan perekonomian nasional, peraturan pemerintah, kondisi konsumen maupun kemampuan pesaing, oleh karena itu perusahaan harus tumbuh, berjalan, dan membangun manajemennya secara sistimatis dengan berorientasi kepada pertumbuhan dan perkembangan yang dinamis melalui pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga perusahaan memiliki motivasi untuk menciptakan kemampuan bersaing.

Tujuan setiap perusahaan berdiri adalah untuk menghasilkan laba, disamping untuk dapat tumbuh berkembang (growth) dan bertahan hidup (going concern). Setiap perusahaan itu untuk dapat menghasilkan laba haruslah melakukan aktivitas operasi. Dalam melakukan aktivitas operasi ini setiap perusahaan akan membutuhkan potensi sumber daya. Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Perputaran modal kerja dimulai saat kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas, perputaran modal kerja yang sangat tinggi diakibatkan rendahnya


(60)

modal kerja yang ditanamkan didalam persediaan dan piutang, sebaliknya, perputaran modal kerja yang sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan pitang dapat diubah menjadi kas.

Potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah sumber daya keuangan yaitu modal. Modal adalah bagian pemilik perusahaan atau kekayaan (aktiva) perusahaan yang diukur dengan menghitung selisih antara aktiva dikurangi dengan utang.

Pengelolaan modal memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba, oleh karena itu manajemen perusahaan dituntut tidak hanya memikirkan bagaimana memperoleh dan memilih sumber dana yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba, tetapi juga dituntut untuk mengawasi, mengatur, dan mengendalikan masalah penggunaan modal. Dalam hal ini pimpinan perusahaan harus dapat mengambil keputusan yang tepat agar perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Salah satunya adalah pengambilan keputusan mengenai modal kerja perusahaan.

Modal kerja merupakan dana atau modal yang diinvestasikan kedalam aktiva lancar yang sifatnya jangka pendek. Dalam perusahaan, modal kerja ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional seperti: pembelian barang dagang, pembayaran upah buruh, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan untuk pembayaran lainnya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam satu periode akuntansi. Dana yang diterima tersebut akan dipergunakan kembali untuk kegiatan operasional perusahaan selanjutnya. Manajemen modal kerja yang efektif 1


(61)

sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya maka kemungkinan besar akan kehilangan pendapatan dan keuntungan (profit). Untuk menghadapi masalah tersebut maka perusahaan harus memiliki persediaan modal kerja yang optimum dalam artian tidak berlebihan dan tidak kekurangan dengan tujuan agar perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis.

Manajemen keuangan selain modal diinvestasikan dalam aktiva lancar dan hutang lancar dengan jangka waktu pendek (modal kerja), modal juga dapat diinvestasikan dalam aktiva tetap dengan jangka waktu panjang. Perusahaan melakukan investasi aktiva tetap dengan harapan akan mendapatkan return yang lebih besar daripada sebelum melakukan investasi. Investasi dalam aktiva tetap dapat ditujukan untuk menambah kuantitas produk, kualitas produk dan lain-lain dengan harapan perusahaan akan meningkatkan kinerjanya dan dapat memperoleh pangsa pasar yang lebih baik. Manajemen aktiva tetap yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan karena apabila perusahaan kekurangan aktiva tetap untuk menambah jumlah produk, sedangkan permintaan produk besar maka perusahaan akan kehilangan konsumen yang potensial. Hal ini akan mengakibatkan hilangnya peluang bagi perusahaan dalam memperoleh laba karena banyaknya permintaan yang tidak terpenuhi, tetapi jika perusahaan terlalu banyak memiliki aktiva maka akan terdapat aktiva yang menganggur. Oleh karena itu ketidaktepatan dalam menentukan kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva


(62)

tetap akan mengakibatkan kegiatan perusahaan terganggu dan menurunnya kemampuan perusahaan memperoleh laba.

Secara umum tujuan perusahaan adalah menghasilkan laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin, sehingga dapat selalu mengusahakan perkembangan lebih lanjut, karena itu kegiatan menentukan kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva tetap harus dikaitkan dengan laba usaha. Efisiensi suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang dicapai atau meningkatnya volume penjualan tetapi perlu juga dihitung profitabilitasnya, dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah usaha meningkatkan profitabilitasnya melalui efisiensi modal kerja dan investasi aktiva tetap.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian dilakukan oleh Sinaga (2008) yang berjudul “Pengaruh Modal dan Aktiva Operasi terhadap Rentabilitas Ekonomis pada perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dan penelitian oleh Hartawan (2008) yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Perbedaan yang dilakukan peneliti terdahulu dengan penelitian sekarang menjelaskan bagaimana kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba dengan menggunakan rasio profitabilitas.

Perekonomian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel modern di Indonesia tidak terkendala bahkan masih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal itu dikarenakan potensi pasar di


(63)

Indonesia masih cukup besar dan menguatnya usaha kelas menengah dan kecil, telah menambah banyaknya kelompok masyarakat berpenghasilan menengah-atas yang memiliki gaya hidup belanja di ritel modern.

Pada beberapa tahun terakhir pertumbuhan perusahaan food and beverage khususnya di wilayah Sumatera Utara cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perusahaan food and beverage di wilayah Sumatera Utara. Semakin banyak perusahaan food and bevrage itu membuka gerai maka kebutuhan modal kerja dan investasi aktiva tetap perusahaan tentu akan semakin besar pula, selain itu berdasarkan pengamatan diketahui bahwa pada beberapa perusahaan food and beverage diperoleh bahwa adanya kenaikan modal kerja yang diikuti dengan kenaikan kemampuan menghasilkan laba yang dapat dilihat pada laporan keuangan pada perusahaan food and beverage, namun pada beberapa perusahaan lain kenaaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Berdasarkan penjelasan dan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah, yaitu: “apakah modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”


(64)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah modal kerja dan investasi aktiva tetap berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

b. bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis,

c. bagi para praktisi, sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan mengenai pengaruh modal kerja dan investasi aktiva tetap terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(65)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jumlah modal kerja dan investasi aktiva tetap secara empiris terhadap Operating Profit Margin (OPM). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan food and beverage yang terdapat di BEI selama periode 2007-2010

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang diperoleh dari 16 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara jumlah modal kerja dan investasi aktiva tetap secara empiris terhadap Operating Profit Margin (OPM). Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Operating Profit Margin (OPM), dan secara parsial variabel investasi aktiva tetap tidak berpengaruh signifikan terhadap Operating Profit Margin (OPM) pada perusahaan food and beverege yang terdaftar di BEI. Secara simultan modal kerja dan investasi aktiva tetap tidak berpengaruh secara signifikan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI.


(66)

ABSTRACT

The purpose of this research is to empirically study the effect of Working Capital and Fixed Asset investment on Operating Profit Margin (OPM). This research is classified as casual research and replication of former researches. Population of this research are food and beverage on BEI during the period of 2007 to 2010.

The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 16 food and beverage, 16 are used as the samples of this study. The statistic method being used is linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result indicates that partially Working Capital variable has not significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) and partially Fixed Asset investment variable has no significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) of food and beverage on BEI. In simultaneously , working capital and fixed assets investment has not significantly influenced Operating Profit Margin of food and beverage on BEI.

Key Words : Working Capital, Fixed Asset Investment, Operating Profit Margin


(1)

ABSTRACT

The purpose of this research is to empirically study the effect of Working Capital and Fixed Asset investment on Operating Profit Margin (OPM). This research is classified as casual research and replication of former researches. Population of this research are food and beverage on BEI during the period of 2007 to 2010.

The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 16 food and beverage, 16 are used as the samples of this study. The statistic method being used is linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.

The result indicates that partially Working Capital variable has not significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) and partially Fixed Asset investment variable has no significantly influenced Operating Profit Margin (OPM) of food and beverage on BEI. In simultaneously , working capital and fixed assets investment has not significantly influenced Operating Profit Margin of food and beverage on BEI.

Key Words : Working Capital, Fixed Asset Investment,Operating Profit Margin


(2)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusn Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoristis ... 7

2.1.1 Modal ... 7

2.1.2 Modal Kerja ... 8

2.1.3 Jenis Modal Kerja ... 9

2.1.4 Faktor Yang Memepengaruhi Moda Kerja ... 12

2.1.5 Manajemen Modal Kerja ... 12

2.1.6 Aktiva Tetap ... 14

2.1.7 Penggolongan Dan Karakteristik Aktiv Tetap ... 14

2.1.7.1Penggolongan Aktiva Tetap ... 14

2.1.7.2 Katakteristik Aktiva Tetap ... 15

2.1.8 Fungsi Aktiva Tetap ... 15

2.1.9 Manajemen Aktiva Tetap ... 16

2.1.10 Profitabilitas ... 16

2.1.11 Pengukuran Profitabilitas ... 17

2.2 Kutipan Dari Jurnal Internaional ... 19

2.2.1 International Review Makalah ... 19

2.2.2 Riset International Jurnal Keuangan ... 20

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

2.3.1 Penelitian Marselina Sinaga ... 21

2.3.2 Penelitian Edward Hartawan ... 22

2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesisi ... 24

2.4.1 Kerangka Konseptual ... 24

2.4.2 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 28


(3)

3.3 Jenis Data ... 30

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.5.1 Defenisi Oparasional ... 32

3.5.2 Pengukuran Variabel Penelitian ... 33

3.6 Metode Analisis Data ... 33

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 33

3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 34

3.6.1.2 Uji Multikolonieritas ... 34

3.6.1.3 Uji Autokorelasi ... 35

3.6.1.4 Uji Heterokedastisitas ... 35

3.7 Pengujian Hipotesis ... 36

3.7.1Uji Signifikansi Simultan ... 36

3.7.2 Uji Signifikansi Parsial ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 38 4.1.1 Data Deskriotif Statistik ... 38

4.1.2 Penguji Asumsi Klasik ... 39

4.1.2.1Uji Normalitas ... 39

4.1.2.2 Uji Multikolonieritas ... 42

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 43

4.1.2.4 UjiAutokorelasi ... 45

4.1.3 Pengjian Hipotesisi Penelitian ... 46

4.1.3.1 Persamaan Regresi ... 46

4.1.3.2 Uji Signifikansi Simultan ... 47

4.1.3.3 Uji Signifikansi Parsial ... 49

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 53

5.3 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 23

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 29

Tabel 3.2 Defenisi operasional ... 32

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 40

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ... 43

Tabel 4.4 Model Summaryb Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi ... 46

... 45

Tabel 4.6 Hasil Uji F ... 48


(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual . ... 25

4.1 Histogram ... 41

4.2 Normal P-Plot ... 42


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Sampel Penelitian ... 57

2. Deskripsi Statistik ... 59

3. Hasil Uji Normalitas Sesudah Trasnformasi ... 60

4. Hasil Auto Korelasi ... 62

5. Tabel F ... 63


Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 85 69

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 6

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9