AUTISME DAN KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN DALAM TERAPI ANAK AUTIS (Studi Kasus Metode Penyampaian Pesan dalam Terapi Anak Autis yang Memiliki Keterbatasan Komunikasi di Terapi Center “Cahaya Indah” Surabaya).

AUTISME DAN KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN DALAM TERAPI ANAK AUTIS

(Studi Kasus Metode Penyampaian Pesan dalam Terapi Anak Autis yang Memiliki
Keterbatasan Komunikasi di Terapi Center “Cahaya Indah” Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan oleh :
Ardelina Novantika
0943010199
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”
J AWATIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

AUTISME DAN KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN DALAM TERAPI
ANAK AUTIS

( Studi Kasus Metode Penyampaian Pesan dalam Terapi Anak Autis yang
Memiliki Keterbatasan Komunikasi Di Terapi Center”Cahaya Indah
Surabaya )
Oleh :
ARDELINA NOVANTIKA
NPM. 0943910199
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awaTimur
Pada tanggal 23 Desember 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. KETUA

J uwito, S.Sos, Msi
NPT. 3.670.495.00361

J uwito, S.Sos, Msi
NPT. 3.670.495.00361

2. SEKERTARIS

Dra. Diana Amalia M.Si
NIP. 1963 0907 1991 03 2001
3. ANGGOTA

Zainal Abidin Achmad, M.Si. M.Ed
NPT. 3.7305 99 0170 1

Mengetahui,
DE K AN

Dra.Hj.Suparwati, Msi
NIP . 19 620323199309 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

AUTISME DAN KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN DALAM TERAPI
ANAK AUTIS

(Studi Kasus Metode Penyampaian Pesan dalam Terapi Anak Autis yang
Memiliki Keterbatasan Komunikasi di Terapi Center “Cahaya Indah”
Surabaya)

Disusun Oleh:
ARDELINA NOVANTIKA
0943010199
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menetujui
Pembimbing Utama

J uwito, S.Sos, Msi
NPT. 3.670.495.00361

Mengetahui
DEKAN

Dra. Ec, Hj. Suparwati, M.Si
NIP.1 95507 181 983 022 001


iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayatnya sehingga penyusun dan penulisan Skripsi
dapat terselesaikan dan peneliti mengangkat judul yaitu AUTISME DAN
KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN DALAM TERAPI ANAK AUTIS
(Metode Penyampaian Pesan dalam Terapi Anak Autis yang Memiliki
Keterbatasan Komunikasi Di Terapi Center “Cahaya Indah” Surabaya).
Dalam penyusunan dan penulis dan ini tidak terlepas dari bimbingan dan
dukungan semua pihak dan pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasi
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan Skripsi
diantaranya:
1. Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya yang tidak pernah henti selalu
diberikan kepada penulis
2. Dra.Ec, Hj Suparwati. Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Imu
Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawatimur.
3. Juwito, S.Sos, Msi. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
timur.
4. JuwitoS.sos, Msi selaku dosen pembimbing proposal skripsi terima kasih
atas waktu yang telah diluangkan selama bimbingan.
5. Kedua orang tuasata yang telah membiayai kuliah dan mendoakan saya
untuk kelancaran dan kesuksesan saya sekarang dan masa yang akan
datang.
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Sahabatku, Indri novitasari dan Rista rose indah yang tidak pernah lelah
memotivasi untuk menyelesaikan skripsi.
7. Teman-teman angkatan 2009, ilmu komunikasi, virgin, tyas, vina, ida, ana
dan semuanya yang sudah memberikan supportnya, thank’s a lot for all.
8.

Someone Special yang penulis sayangi makasih atas doa dan dukunganya.
Peneliti menyadari bahwa didalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini


banyak terdapat kekurangan.Untuk ini kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak yang sangat diharapkan demi sebuah kesempurnaan dalam
penelitihan yang dilakukan oleh penulis dan semoga ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak umumnya dan peneliti khususnya.

Surabaya, 25 November 2013

Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
HALAMAN J UDUL

i

HALAMAN PERSEJ UTUAN


ii

HALAMAN PENGESAHAN

iii

KATA PENGANTAR

vi

DAFTAR ISI

vi

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN


x

ABTRAKSI

xi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang Masalah

1

1.2 Perumusan Masalah

14

1.3 Tujuan Penelitihan


14

1.4 Kegunaan Penelitihan

14

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

15

2.1 Penelitihan Terdahulu

15

2.2 Landasan Teori

17

2.2.1 Definisi Komunikasi


17

2.2.2 Komunikasi Interpesonal

18

2.2.3 Proses Komunikasi Interpesonal

22

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

2.3 Bentuk-bentuk Komunikasi
2.3.1 Komunikasi Nonverbal


31

2.3.2 Komunikasi Verbal

32

2.4 Pengertian Autisme

33

2.5 Pengertian Terapis

37

2.6 Macam-macam Anak Autis

37

2.6.1 Penanganan Anak Autis

38

2.6.2 Jenis terapi

40

2.6.3 Metode Pengajaran dan terapi anak autis

42

2.7 Kerangka Berfikir

44
48

BAB III METODE PENELITIHAN
3.1 Jenis Penelitian

48

3.2 Definisi Konseptual

49

3.2.1 Metode Terapi

49

3.3 Lokasi Penelitihan

52

3.4 Subjek Penelitihan dan Informa Penelitihan

52

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

53

3.6 Teknik analisis Data

55

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gamban Umum Objek Penelitian

56
56

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

56

4.2.1 Identitas Informan / Responden

57
59

4.2 Penyajian Data dan Analisis
4.2.1 Penyajian Data

59

4.2.2 Analisis Data

59

4.3 Pembahasan

73
75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

75

5.2 Saran

76

DAFTAR PUSTAKA

78

LAMPIRAN

79

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
ARDELINA NOVANTIKA, AUTISME DAN KOMUNIKASI YANG
DIGUNAKAN DALAM TERAPI ANAK AUTIS (Studi Kasus Metode
Penyampaian Pesan dalam Terapi Anak Autis yang Memiliki Keterbatasan
Komunikasi di Terapi Cahaya Indah Surabaya).
Tujuan dari penelitihan ini adalah untuk mengetahui metode penyampaian
dan komunikasi anak autis dengan terapis. Khusus anak autis sangat penting
diterapi dari berbagai bidang antara lain terapi perilaku, terapi bermain, terapi
berbicara dan terapi bio medis. Terapi ini dilakukan secara terus menerus sampai
gejala/gangguan autis berkurang atau bahkan bisa hilang dan dapat sembuh seperti
anak normal.
Autisme adalah sejenis gangguan bentuk pikiran yang ditandai dengan
gangguan kualitatif pada interaksi sosial. Jenis terapi pada anak autis yaitu
ABA,Floortme, ST, OT, SI. Metode yang digunakan dalam penanganan yaitu
metode LOVAAS. Sikap penelitian adalah studi kasus dengan jenis data kualitatif.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara.
Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian, dapat dikemukan
bahwa Komunikasi dilakukan secara langsung atau dengan tatap muka antara
terapis dan anak autis secara intensif, Saling berhadapan dengan langsung, supaya
terapis bisa mencari kontak mata dari anak autis, Setelah ada kontak mata baru
pesan/materi itu disampaikan dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas
lugas, Menerapkan metode/terapi yang selama ini sudah di pergunakan untuk
menterapi anak autis, Metode penyampaian pesan yang efektif itu tidak terlepas
dari terapi anak autis.
Kata kunci : autisme, terapis dan komunikasi yang digunakan dalam terapi.
ABSTRACT
ARDELINA NOVANTIKA, autism AND COMMUNICATION USED IN
CHILD THERAPY autism (Case Study Method of Delivery of Therapeutic
Message in Autistic Children Who Have Communication Limitations in Indah
Surabaya Light Therapy) .
The purpose of these researches is to determine the method of delivery and
communication of children with autism with a therapist . Children with autism is
very important specially treated from a variety of fields including behavioral
therapy,play therapy,talk therapy and bio-medical therapy. This therapy is carried
out continuously until the symptoms / disorder autism can be reduced or even lost
and can be recovered as a normal child.
Autism is a kind of form of thought disorder characterized by qualitative
impairment in social interaction . This type of therapy in children with autism is
ABA,Floortme,ST,OT,SI.The method is used in the treatment Lovaas method .
Attitude research is a case study with qualitative data. The technique used to
collect the data was the interview .
Based on the data analysis and discussion of results, it can that the
communication is done directly or by face-to- face between therapists and
children with autism intensive, face each other directly, so that the therapist can
seek eye contact of children with autism, eye contact after a new message/material
was delivered in a language that is concise,clear straightforward, Applying
methods/therapies that have been in use for menterapi children with autism,an
effective method of delivering a message that it can not be separated from the
treatment of autistic children.
Keywords : autism , therapists and communication used in therapy

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Manusia dilahirkan didunia semata-mata tidak dengan isi melaikan kosong

seperti kertas yang kosong tanpa tertulis apa-apa waktu lahir, manusia yang
terlahir didunia sudah dilengkapi dengan akal pikiran yang melekat pada diri
manusia tersebut dan manusia di kodrati waktu lahir dengan bekal inilah yang
kemudian membuatnya mampu untuk mengembangkan bahasa. Komunikasi
merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk mengembangkan bahasa.
Komunikasi terebut terjadi secara verbal maupun non verbal.Pemakaian bahasa
pun terasa mudah karena tidak kita sadari seseorang mempelajari bahasa sejak
dilahirkan didunia. Bahasa yang digunakan oleh anak dalam berkomunikasi dan
beradaptasi dengan lingkunganya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran
dan emosi. Bahasa bila diekspresikan melalui bicara atau verbal yng mengacu
pada simbol verbal. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan untuk mengubah sikap,
pendapat atau perilaku, baik secara lisan maupun dengan pelantara melalui
media(Efendny, 2002:5).
Komunikasi tersebut sebagai esensi penting dari kehidupan manusia yang
hidup dalam bermasyarakat dan sosial, yang setiap tindakan manusia yang
memerlukan adanya komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal.
Menurut Bernard Berelson dan Gary dalam Mulyana, komunikasi merupakan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

transmisi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya yang menggunakan
berbagai symbol-simbol yang d perlihatkan oleh masing-masing manusia baik
berupa kata-kata, gambar, sentuhan, grafik dan sebagainya. Tindakan atau pross
trasmisi itlah yang biasanya disebut komunikasi (Mulyana, 2003:62)
Selain itu komunikasi merupakan tindakan yang dapat mendekatkan
hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia tidak lain adalah sebuah
kesatuan yang saling mempengaruhi adanya pihak satu dengan pihak yang lain.
Dampak itu berawal dari pesan dalam proses komunikasi yang selalu
mempengaruhi manusia mengerti apa yang sedang di ungkapkan dalam proses
komunikasi, informasi yang dibagi semangat yang disumbangkan dan banyak lagi
pengaruh lain yang menerpa manusia. Semua pesan itu bias membentuk sebuah
pengetahuan yang menguatkan perasaan dan juga meneguhkan perilaku manusia(
Liliweri, 1997:43).
Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi
terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC(Source, Message, Channel, dan
Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder yaitu Feedback, efek dan
lingkungan;Source (Sumber), Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan
atau dalam komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber
biasanya melibatkan individu, namun dalam hal ini sumberjuga melibatkan
banyak individu.Misalnya, dalam organisasi, Partai, atau lembaga tertentu.Sumber
juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.Message (Pesan),
pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh
seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara,
yaitu Verbal dan Nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media
komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message,Content,atau Information.
Channel (Media dan saluran komunikasi), Sebuah saluran komunikasi terdiri atas
3 bagian.Lisan, Tertulis, dan Elektronik.Media disini adalah sebuah alat untuk
mengirimkan pesan tersebut. Misal secara personal (komunikasi interpersonal),
maka media komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai
media telepon, telegram, handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan
komunikasi yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media
cetak (koran, suratkabar, majalah, dll) , dan media elektornik(TV, Radio). Untuk
Internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa
bersifat massa.Karena, internet mencakup segalanya.
Seperti Anak- anak yang jarang diajak berkomunikasi dan hanya memiliki
kesempatan waktu singkat untuk berkomunikasi dengan keluarganya, sehingga
segala bentuk kebutuhanya muali makan, minum susu, mandi, bermain dan
sebagainya yang semua ini di kerjakan oleh baby sister tanpa adanya komunikasi.
Yang pada akhirnya anak tersebut tidak mampu memahami fungsi komunikasi
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan diri dan penyampaian perasaan atau
informasi sehingga mereka tampak temperamental (cepat marah), tidak mampu
menyelesaikan masalah, cenderung menarik diri dan mempunyai perilaku yang
liar dengan perilaku memukul/ menyakiti dirinya dan ketika ia sedang marah dan
sebaliknya menyerang orang lain/ agresif, merampas barang orang lain ketika
menginginkan barang di miliki teman/ orang lain serta seolah-olah tidak memiliki

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

aturan atau bahkan tidak mampu menjalin kontak mata dengan orang lain dari
kasus diatas semua ini disebabkan karena adanya kekurangan dan kemampuan
berkomunkasi.
Pada anak normal proses produksi kalimat berjalan dengan baik sesuai
dengan perkembangannya. Proses produksi kalimat pada anak normal dapat
menghasilkan kata-kata yang bermakna dan sesuai dengan aturan yang
menghasilkan suatu pemikiran dan kalimat yang utuh. Seseorang anak bias
dikatagorikan memiliki kemampuan produksi kalimat yang baik jika ia mampu
mengearkan kalimat melalui ujaranya dengan baik. Guna menghasilkan
komunikasi yang baik, antara pembicara dan lawan bicaranya keduanya harus
mempunyai kemampuan produksi kalimat itu sendiri dengan baik .pada anak yang
sehat atau tidak mengalami gangguan dalam berbahasa, produksi kalimat akan
berkembang sesuai dengan bagaimana merka menjalani kehidupan sehari-hari.
Mereka tidak mengalami kesulitan dalam proses produksi kalimat untuk
berkomunikasi di lingkungan sosial maupun di lingkungan sekolah
Dengan ini maka fungsi komunikasi merupakan instrument untuk
membangun sebuah konsep yang ada pada diri sendiri. Contoh kongrit apabila
seorang manusia yang tidak perna berkomunikasi dengan orang lain akan
”tersesat” karena tidak ada kesempatan untuk membahur pada lingkungan sosial.
Komunikasilah yang memungkinkan individu yang membangun suatu panduan
untuk menafsirkan situasi dan keadaan yang sedang dihadapi dengan cara itu
berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara baik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

membuktikan adanya cara-cara berperilaku harus dipelajari yang harus dipelajari
dengan berkomunikasi.
Seorang anak akan tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan bahasanya
pada awal dimulai dari perkembangan otaknya, seorang anak akan memahami
proses pemaksnaan bahasa. Perkembangan kosa kata yang sangat pesat dialami
anak-anak ketika berumur antara satu setengah hingga dua tahun. Pada usia satu
hingga dua tahun, seorang anak mulai bias mengeluarkan bahasa-bahasa yang
dapat kita identifikasi sebagai kata. Seiring dengan bertambahnya usia, seseorang
akan lebih mengembangkan bahasanya, yang awalnya hanya satu kata lama-lama
menjadi dua kata hingga membentuk suatu kalimat yang kompleks.

Saat ini jumlah penderita autisme terus meningkat, di Amerika telah
dinyatakan sebagai national-alarming, karena peningkatan jumlah penderita dari
tahun ke tahun cukup mengkhawatirkan. Prevalensi penderita autisme secara
umum, terus menunjukkan peningkatan, pada 1987 ditemukan pada 1:5000
penduduk, sepuluh tahun berikutnya perbandingannya menjadi 1:500, kemudian
menjadi 1:250 di tahun 2000. Pada 2001 Center for Disease Control and
Prevention autisme dijumpai pada 2-6 per 1.000 orang atau 1 di antara 150
penduduk, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan peningkatannya
mencapai 10-17% per tahun, yang berarti akan terdapat 4 juta penyandang
autisme di Amerika pada dekade berikutnya.

Berdasarkan data di Poliklinik Jiwa Anak Rumah Sakit Umum Pusat Cipto
Mangunkusumo Jakarta, pada 1989 tercatat hanya 2 pasien autisme.Pada 2000,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

meningkat menjadi 103 anak.Di RS Pondok Indah Jakarta Selatan hampir setiap
hari datang seorang pasien autisme baru.

Di Surabaya yang menjalani terapi mengalami kenaikan 45 persen setiap
tahun. Menurut data yang dihimpun dari Bagian Irna Jiwa RSU dr Soetomo tahun
2008 jumlah pasien baru anak autis melakukan terapi sebesar 74 anak, tahun 2009
naik menjadi 87 anak.Sedangkan selama tahun 2010 mencapai 136 anak dan
tahun 2011 menjadi 156 anak. Jadi setiap hari menangani 18-25 anak.Dokter
Spesialis kejiwaan RSU dr Soetomo dr Yunias Setiawati SpKJ mengungkapkan
adanya kenaikan jumlah penderita autis ini bukan buruk melainkan menunjukkan
sinyal yang positif.Dengan demikian berarti kesadaran orangtua agar anaknya
yang menderita autis mendapatkan penanganan semakin tinggi.Jumlah tersebut
belum dapat disebut angka pasti karena jumlah pengidap autisme yang tidak
terdeteksi bisa jadi lebih banyak lagi, akibat ketidaktahuan masyarakat mengenai
gangguan perkembangan ini serta biaya diagnosa autisme yang memang relatif
mahal. (www. hotspot.com)

Autis adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat
masa balita yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau
tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan sempurna. Autisme adalah
sejenis gangguan bentuk pikiran yang ditandai dengan gangguan kualitatif pada
interaksi sosial. Anak autis hampir tidak pernah menunjukkan rasa cemas saat
tinggal di lingkungan yang asing, juga lemah dalam respon timbal balik, seakan
mereka memiliki dunia sendiri.Keaadaan ini akan menjadikan anak tersebut akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repretitive, aktivitas dan minat
yang obsessive. Anak autis memiliki cara berfikir yang dikendalikan oleh
kebutuhan dirinya dan Persoalan yang dihadapi anak diantaranya waktu belajar
yang lebih sediki, dan sarana yang sangat terbatas. Demikian pula persoalan yang
dihadapi terapis, orang tua, sekolah dan masyarakat. Orang tua menjadi stress,
cemas, gelisah, bahkan putus asa menghadapi kondisi anakmenghadapi dunianya
berdasarkan pengelihatan dan harapan sendiri serta mereka menolak realita
keasikan yang ekstrem dengan pikiran sendiri.

Ciri-ciri utama anak autis adalah secara ekstrem terisolasi dan menarik diri
dari orang lain, mempunya kebutuhan untuk mempertahankan kesamaan(need for
sameness) yang patologis, yaitu kesamaan perilakunya dan lingkunganya. Selain
itu ciri yang lain adalah ketidakmampuan menjalin hubungan dengan orang lain,
kemampuan yang sangat kecil dalam fungsi motoric dan mengalami gangguan
bahasa yang parah( Erickson, 1982:176)

Menurut Kaplan, Sadock dan Grebb(1987: 721), autisme merupakan
gangguan yang berlarut-larut pada interaksi pada interaksi sosial, timbal balik
penyimpangan komunikasi dan pola prilaku yang terbatas dan streolipi.
Menurut Dr. ika widyawati, Sp. Kj (dalam Danuatmaja, 2003;5) anak
autisme sama dengan anak-anak yang lain, hanya saja anak autis perlu dan
membutuhkan bimbingan dan dukungan lebih dari orang tua serta lingkungan
untuk dapat tumbuh berkembang nantinya dia dapat hidup mandiri. Anak-anak
autis memiliki cara berfikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

dirinya sendiri untuk menghadapi dunia. Berdasarkan pengelihatan dan harapan
sendiri serta menolak realitas keasyikan yang ekstrem dengan pikiran yang
fantastic sendiri. Gangguan autism termasuk gangguan pervasive, karena
merupakan gangguan dalam bidang komunikasi verbal dan non-verbal, bidang
interaksi sosial, bidang perilaku dan emosi, secara khas gangguan yang
termasukdalam katagori ini ditandai dengan distorsi perkembangan fungsi
psikologi dasar majemuk yang meliputi perkembangan keterampilan sosial dan
berbahasa seperti perhatian, persepsi daya nilai terhadap realitas gerakan-gerakan
motorik
Berbicara tentang gangguan perkembangan seperti autisme, tidak semua
orang tua jeli dalam mengamati adanya kelainan pada perkembangan anaknya.Hal
ini tentu saja berbeda seperti halnya anak tersebut adanya kelainan, baik fisik
maupun moral yang lebih Nampak adanya kelainan. Berdasarkan pengamatan
pada beberapa anak autis, bahwa anak autis bila di lihat secara fisik tidak ada yang
membedakan seperti halnya anak yang normal yang lainya.
Anak-anak autis tersebut terlihat lucu dan agak aneh, bisa tersenyum dan
tertawa sehingga kita mengira kalau sebetulnya terjadi adanya “sesuatu hal” di
balik senyum dan tertawanya.Keganjilan muli terasa jika kita mendekatinya dan
mencoba mngajak berkomunikasi. Mereka akan mengacuhkan kita, tidak
menganggap kita bahwa kita ada di hadapanya dan seolah-olah mereka
mempunyai dunia sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Wenny( 2000; 36-38) menyebutkan bahwa autis adalah gangguan yang
tidak bisa di sembuhkan (not curable), namun bisa diterapi(treatable). Maksud
dari pernyataan diatas bahwa kelainan yang ada dlam otak tidak bisa diperbaiki,
namun gejala yang ada dapat disembuhakn semaksimal jika adanya hubungan
interaksi dengan anak normal yang lainya.
Ada beberapa penyandang autisme yang sempat berkembang normal,
namun perkembangan itu terhenti sebelum mencapai usia 3 tahun dan Nampak
kemunduran serta mulai tampak gejala autism. Neale, Davidson dan haaga dalam
(http:// www.autism.web .com/education.html) gejala-gejala itu akan semakin
Nampak dan jelas setelah anak berusia 3 tahun, yaitu :

1. Gangguan dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal
2. Gangguan dalam berinteraksi sosial
3. Gangguan dalam perilaku
4. Gangguan dalam persepsi sensoris
5. Gangguan dalam perasaan dan emosi

Biasanya anak autis mengalami gangguan autisme ini menunjukan adanya
kegagalan membina hubungan interpersonal yang ditandai dengan kuranganya
respon dan kuranganya minat kepada orang lain atau teman-temanya. Tetapi kita
tidak boleh menganggap remeh atau menomor duakn keahlian atau kualitas anak
autis, di samping anak autis masih memiliki hak seperti anak normal yang
lainya.Hanya mereka membutuhakan perhatian khusus dan perlakuan berbeda
dengan anak normal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Anak-anak autis sangat perlu diterapi khusus dari berbagai bidang antara
lain ;terapi perilaku, terapi bermain, terapi berbicara dan terapi bio medis. Terapiterapi ini hanya dilakukan secara terus menerus sampai gejala/gangguan autis
berkurang atau bahkan bisa hilang dan dapat sembuh seperti anak normal yang
bisa menjalin hubungan interaksi.

Pendidikan anak autis di Surabaya ini telah banyak mendapatkan perhatian
dan ijin dari dinas pendidikan, namun sayangnya dari semua pihak tersebut
bukanlah atas dorongan dari pemerintahan. Karena tampaknya pemerintahan
masih kurang memberikan perhatian terhadap anak-anak penyandang gangguan
autis, saat ini banyak tempat terapi anak autis yang mengkhususkan diri kepada
anak-anak yang mengalami kelainan misalnya: autisme, sindrm aspenger, lambat
belajar(slow leaner), dan berbagai kelainan yang lainya. Terapi ini bukan hanya
membantu namun juga memberikan terapi-terapi kepada anak-anak terebut. Dan
dalam pelaksanaan tidak sedikit dari tempat terapi tersebut melakukan kerjasama
dengan lembaga pendidikan yang terkait di bidang kedokteran serta dibidang
psikologi.

Penelitihan mengatakan bahwa penelitihan ini sangat penting diteliti
karena anak autis sangat sulit sekali berinteraksi dengan orang lain. Disamping itu
anak autis juga memiliki kekurangan dalam mempersepsikan konseptual bahasa
yang disampaikan oleh orang lain. Dengan demikian, sangat penting untuk
membuat suatu komunikasi intensifpada anak autis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Autis didefisinikan 3 ciri yaitu:
1. Kurangnya kemampuan berkomunikasi atau bersolialisasi
2. Kurangnya berkembang dalam hal bahasa
3. Kecenderungan untuk melaksanakan sesuatu secara berulang-ulang dan
suka pada sesuatu hal yang dilakukanya.
Beberapa gangguan perkembangan anak yang tergolong dalam spectrum autistic
adalah ASD( Autisme Sindrome Disorder), Autis Infantile, ADHD( Attention
Difisit and Hiperaktivity Disorder), ADD (attention Defisit Disorder) Aseperger
syndrom, dan PDD NO. Dari ke enam jenis anak autis, penelitu memilih ADHD
(Attention Difisit and Hiperaktivity Disorder) sebagai salah satu objek
pengamatan untuk d teliti di terapi cahaya indah Surabaya.
ADHD atau (Attention Difisit and Hiperaktivity Disorder) adalah gangguan
pemusatan perhatihan yang paling umum terjadi pada anak-anak dan dapat
berjanjut

sampai

remaja

dan

dewasa.

Gangguan

ini ditandai

adanya

ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatianya pada seseuatu yang
dihadapi, sehingga rentang perhatiannya dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku
yang implusif.
Stewart L. Tubbs dan Sylia Moss (19740 berpendapat bahwa tanda-tanda
komunikasi efektif jika paling tidak dapat menimbukan lima hal yakni pengertian,
kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan/ interaktis dan tindakan.
Pengertian adalah penerimaan yang cermat dari isi pesan yang dimaksud
oleh komunikator. Didalam praktek komunikasi dengan anak autis. mereka tidak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

dapat hdengan mudah mengerti kata” kursi” ketika terapis mengatakan” pegang
kursi”
Kesenangan, ketika terapis memberikan pesan pada anak autis maka
terapis akan mengatakan” oke kamu pintar” terhadap setiap respon yang dibuat
oleh anak. Disini mengatakan bahwa tidak semua komunikasi ditunjukan untuk
menyampaikan informasi dan bentuk pengertian. Akan tetapi komunikasi juga
dapat menimbukan kesenangan serta menjadikan hubungan yang hangat antar
individu.
Mempengaruhi sikap, anak autis selalu disertai dengan perilaku
impilsive(semuanya

sendiri/

tudak

mau diarahkan),

seperti naik

meja,

membanting barang bahkan menabrak apapun yang ada dihadapanya ketika
berjalan, sehingga terapis mengatakan”tidak” ketika anak berperilaku semaunya
sendiri dan berperilaku yang dianggap menyimpang oleh lingkugan umum dengan
begitu anak tidak akan mengulangi lagi.
Hubungan sosial, Anak dikatakan autis karena mereka tidak dapat
menjalin hubungan sosial dengan lingkunganya maupun individu lainya, dengan
banyak memberikan stimulus komunikasi seperti selalu memanggial nama anak,
menjawab pertnyaan sosial sederhana maka akan dapat membantu anak autis
untuk membangun hubungan sosialnya.
Tindakan, bagi seorang terapis yang terpenting adalah respon yang
diberikan oleh anak ketika ada stimulus. Artinya ketika terapis mengatakan” ambil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

kertas dan buanglah ditempat sampah” maka terapis mengharapkan akan ada
tidakan yang dilakukan oleh anak sesuai dengan intruksi yang diberikan
Selain itu komunikasi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan atau
informasi

dalam

hubungan

menjalun

interaksi

manusia

yang

saling

berkesinambungan dan mempengaruhi komunikasi mampu dijadikan alat atau
media untuk penyembuhan bagi anak autis yang didampingi oleh terpis
penyandang autistic sebagai upanya mengembalikan mereka keterasingan melalui
metode pembelajaran instruksional dan metode pembelajaran perilaku.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis memilih terapis
serta anak autis yang digunakan sebagai objek penelitihan, karena peneliti ingin
memahami penyampaian pesan dalam menterapi anak autis yang memiliki
kerterbatasan komunikasi yang dgunakan oleh terapis terhadap anak autis baik
berupa komunikasi verbal maupun nonverbal serta keterbatasan komunikasi dan
bahasa.
penelitian

ini

dimaksud

untuk

mengetahui

bagaimana

metode

penyanyampaian pesan yang digunakan terapis untuk memberikan materi
pengajaran pada anak autis di Terapi cahaya indah.Harapan anak autis bisa
mengalami perubahan yang tadinya tidak memahami sebuah arti kata sekarang
bisa dan dapat di terapkan dalam kegiatan sehari-hari.Hal ini sangat menarik
untuk di teliti dengan menggunakan metode penelitihan kualitatif yang diperoleh
dengan teknik indeph interview.Penelitian menggunakan teknik penarikan,
pengumpulan data yang memungkinkan untuk berbagai hal mulai dari makna

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

simbol nonverbal maupun verbal dan berinteraksi langsung dengan subjek
penelitian.

1.2

Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana Autisme dan
Komunikasi yang digunakan dalam Terapi anak autis (metode penyampaian pesan
terapi anak autis yang memiliki keterbatasan komunikasi di terapi center “cahaya
indah” Surabaya).
1.3

Tujuan penelitian
Tujuan penelitihan ini adalah untuk mengetahui tentang Autisme dan

Komunikasi yang digunakan dalam Terapi anak autis (metode penyampaian
pesan dalam terapi anak autis yang memiliki keterbatasan komunikasi khususnya
di Terapi center “Cahaya Indah” Surabaya) dengan tujuan untuk mengurangi
gangguan autis yang di inginkan adanya sebuah perubahan dalam pemahaman arti
apa yang dikomunikasikan oleh Terapis.

1.4

Kegunaan Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan yang berharga
terhadap ilmu komunikasi serta memberikan informasi dalam komunikasi
yang digunakan seorang Terapis terhadap anak autis dengan harapan agar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

mencapai tujuan yang baik serta yakin dapat mencerdaskananak autis
seperti halnya anak normal yang lain.
1.4.2 Secara Pr aktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi pembaca,
terapis dan khususnya orang tua yang membina hubungan komunikasi
yang baik dengan anak yang menyandang gangguan autis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu
Topik penelitian bervariasi dan sesuai dengan penelitian yang digunakan

saat ini.Penelitian untuk menambah studi pustaka dalam penelitian ini.
Penelitian yang pertama “Pola Komunikasi Interpersonal Anak Autis di
sekolah Autis Fajar Nugraha Yogyakarta”, penelitian dari Maria Anggita
Karningtyas / Ida Wiendjijarti / Agung Prabowo, jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Penelitian ini
membahas tentang bagaimana pola komunikasi anak-anak autis dengan orang
disekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode observasi atau pengamatan
secara langsung. Kesimpulan dari peneliti yaitu ketika ingin memulai proses
komunikasi dengan anak autis, harus diawali dengan bahasa yang paling mudah
dimengerti dan dengan sabar menjalin komunikasi.
Penelitihan yang ke-2, dari Suciati, jurusan komunikasi universitas
muhammadiyah Yogyakarta. Yang berjudul “Autisme dan Kerterbatasan
Komunikasi (studi kasus : Metode penyampaian pesan dalam terapi anak autis di
SLB Pembina yogjakarta), penelitihan ini membahas tentang autism dan
keterbatasan komunikasi, metode penelitihan yang digunakan yaitu kualitatif
dengan studi kasus yang menggunakan indepth interview(wawancara mendalam).
Kesimpulan dari penelitihan ini adalah bagi anak autis keterampilan
berkomunkasi merupakan kelemahan yang utama. Proses komunikasi dengan
16
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

anak autis lebih banyak menggunakan bahasa verbal dengan bentuk instruksi yang
sederhana dan konsisten.
2.2

Landasan Teori

2.2.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain dengan baik dalam kehidupan
sehari-hari di rumah tangga, dalam masyarakat atau dimanapun manusia berada.
Komunikasi mrupakan suatu bagian sentral dari segala sesuatu yangkita
lakukan.Banyak permasalahan yang terjadi pada orang dari golongan Karena
komunikasi yang kurang baik bahkan buruk atau hambatan-hambatan yang
muncul pada saat kita berkomunikasi. Komunikasi berasal dari kata latin yaitu
communis artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara
dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin
comunico artinya membagi (cheery dalam stuart, 1893)
Sebuah definisi singkat yang dibuat Harold D. Laswell bahwa cara yang
tepat untuk menerangkan suatu langkah komunikasi ialah.
Who says What In Which Channel To Whom With What effect?
“siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada
siapa dan apa pengaruhnya?”
Bermacam- macam definisi komunikasi yang dikemukakan para alih untuk
memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

sudut

mana

mereka

memandanganya,

ada

beberapadefinisi

komunikasi

(Muhammad, 1995:2), antara lain:
Hovland, jennies dan Kelley mengatakan bahwa sebagai suatu proes bukan
sebagai suatu hal.
Pengertian ini kemudian dideskripsi secara lebih detai oleh Shanon dan
Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya, jsengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada
bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni dan teknologi.
Oleh karena itu, jika berada dalam situasi berkomunikasi, kita memiliki
beberapa

kesamaan arti dari simbol-simbol

yang

dipergunakan dalam

berkomunikasi. (Hafied Cangara, 2009:19-21).
2.2.2 Komunikasi Interpesonal
Untuk meningkatkan kajian mengenai komunikasi maka berikut ini akan
diuraikan beberapa teori yang mendukung tentang komunikasi antar pribadi yang
diungkapkan oleh bebeapa para ahli:
Menurut Devito yang dikutip Liliweri., bahwa Komunikasi Antar Pribadi
merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau
sekelompok orang dengan efek dan mendapatkan uapn balik (liliweri, 2001:12)
Menurut Onong Uchjana Effendi yang di kutip oleh Liliweri bahwa pada
hakekatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar komunikator

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

dengan komunikan.Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya
untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang karena sifatnya yang
dialogis berupa percakapan/ berkomunikasi. Arus baliknya bersifat secara
langsung diwaktu itu juga, komunikator menanggapi percakapan itu juga apa yang
dikomunikasikan positif atau negative dan berhasil atau tidak tergantung ada
kesempatan komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Liliweri, 2001:12)
Sedangkan Effendi(2003:12) menjelaskan bahwa komunikasi antar pribadi
merupakan komunikasi antara dua orang yaitu, komunikator dengan komunikan
secara dialogis. Komunikator berlangsung secara timbal balik (two way traffic of
communication).Arus balik (feedback) berlangsung dengan segerah artinya
komunikator mengetahui dengan segera reaksi komunikan pada saat itu
juga.Dampak atau efek yang terjadi dapat merupakan arus balik yang bersifat
negative atau positif.Dampak positif yang ditimbukan ini biasanya disebabkan
karena komunikan merasa senang atas pesan yang disampaikan.Sedangkan
dampak negative ini terjadi karena adanya perasaan tidak senang pasan yang
disampaikan oleh komunikator, pesan yang disampaikan dianggap menyinggung
atau tidak sesuai dengan suasana hati komunikan.
Dengan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
antar pribadi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan secara langsung
tatap muka dan bersifat pribadi dengan adanya dua orang yang saling
berkomunikasi. Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang mampu
menjalin keakrapan serta kedekatan antara komunikantor dan komunikan. Hal ini
disebabkan karena

adanya percakapan

langsung

sehingga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mendapatkan

20

keterbukaan dan hal utama seseorang dalam melakukan hubungan antar pribadi
adalah untuk dua hal yaitu perasaan dan ketergantungan yang akhirnya terjalin
lebih akrab dengan orang lain dan dapat membentuk suatu kerjasama. Komunikasi
antar pribadi adalah komunikasi dalam bentuk verbal maupun bentuk non verbal
dengan segala proses komnikasi dan mendapatkan timbal balik antara
komunikator dengan komunikan.
Dalam bahasa lain dikatakan bahwa komunikasi antar personal sering
disebut dengan komunikasi tatap muka. Menurut Efendy (2003:8) komunikasi
diartikan tatap muka karena ketika komunikasi berlangsung komunikator dan
komunikan saling berhadapan dan sambil saling melihat.Dalam situasi
komunikasi seprti hal ini komunikator dapat melihat dan mngaji serta mengetahui
secara langsung perubahan sikap dan tingkah laku dari komunikan.
Dari penjelasan tentang komunikasi antar personal yang dikemukakan oleh
Effendi tersebut akan terlihat langsung bahwa reaksi dari komunikan dapat segera
diketahui oleh komunikator. Dengan demikian komunikator dapat mengubah
strategi komunikasinya untuk mengibah pendapat yang berseberangan dari apa
yang disampaikan oleh komunikator dalam komunikasi interpersonal dan dapat
dievaluasi langsung apa tujuan dan keinginan yang mau disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan.
Komunikasi interpersonal sebenarnya merupakan suatu proses sosial
dimana orang-orang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Komunikasi antar
personal merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan oleh orang lain atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

sekelompok orang dengan efek menjadi sebuah umpan balik langsung. Itu sebuah
adalah keuntungan dari komunikasi antar personal khususnya dalam penyampain
pesan dalam hal ini adalah dapat langsung mengetahui secara lengkap mengenai
komunikan seperti pertanyaan nama, umur, alamat, pekerjaan dan sebagainya .hal
ini perlu diketahui komunikator karena salah satu tujuannya diadakan komunikasi
antar personal adalah melakukan pesuasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku
dari komunikan. Dari beberapa pengertian komunikasi antar personal diatas maka
dapat disimpukan bahwa komunikasi anter personal mempunyai peran sangat
penting dalam keberhasilan suatu proses komunikasi dan untuk mempersuasi
seseorang.
Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi interpersonal secara
berbeda-beda, dan berikut ini adalah tiga sudut pandang definisi utama
diantaranya:
a. Berdasarkan komponen
Komunikasi interpersonal didefinisikan dengan mengamati komponenkomponen utamanya yaitu mulai dari proses penyampaian pesan oleh
seseorang ke orang lain dan siapa yang sebagai penerima pesan sehingga
mendapatkan umpan balik.
b. Berdasarkan hubungan diadik
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung diantara
dua orang yang memiliki hubungan yang jelas dan mantap.Sebagai contoh
komunikasi interpersonal antara anak-anak dengan orang tua, guru serta
teman sejawat.Definisi ini disebut juga dengan definisi diadik yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

menjelaskan bahwa selalu ada sebuah hubungan tertentu jika ingin
melakukan komunikasi interpersonal.
c. Berdasarkan pengembangan
Komunikasi interpersonal dilihat sebagai akhir dari perkembangan dari
komunikasi yang tak bersofat pribadi (interpersonal)menjadi komunikasi
pribadi yang lebih intim (Devito, 2006:231)
Dari ketiga definisi diatas dapat membantu dalam memperjelas apa yang
dimaksud dengan komunikasi interpersonal dapat beruba apabila mengalami
sebuag era perkembangan dalam komunikasi.
2.2.3

Proses Komunikasi Interpesonal
Menurut Sunarto terdapat tiga unsur penting dalam komunikasi yang

dilakukan dalam komunikasi antar pribadi yaitu : (Sunarto, 2003:16-17)
1. Sumber (source), disini sumber atau komunikator adalah terapis
2. Pesan (message)dapat berupa ucapan, pesan-pesan atau lambang-lambang
pada materi pengajaran terapis kepada anak autis
3. Sasaran (destination) anak autis yang diterapi.
Selain tiga unsur tersebut proses komunikasi khusunya komunikasi antar
pribadi tampaknya membuktikan dua tindakan yakni member dan menerima,
sehingga dalam proses komunikasi tersebut terjadi penggunaan bersama. Suatu
hal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama serta tercipta
proses yang saling berbagi atau menggunakan informasi secara bersamaan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

diharapkan mendapatkan tanggapan yang lebih baik dari komunikator dan
komunikan.
Setiap definisi komunikasi interpersonal diatas menunjukan adanya suatu
proses dalam komunikasi. Adapun proses komunikasi merupakan tahapan-tahapan
penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Berdasarkan
definisi yang dikutip dari

joshep A. Devito dalam buku The International

Comunication Book New York : Harper and Row, proses komunikasi
interpersonal dapat digambarkan sebagai berikut:
Komponen-komponen Komunikasi Antar Pribadi adalah sebagai berikut:
1. Pengirim-penerima
Komunikasi antar pribadi paling tidal melibatkan dua orang, setiap orang
terlibat dalam komunikasi antar pribadi paling tidak melibatkan dua orang,
setiap orang terlibat dalam komunikasi antar pribadi memfokuskan dan
mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan.
Istilah pengirim-penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat
dalam komunikasi antar pribadi. Contoh komunikasi antara guru dengan
siswa, orang tua dan anak dan sebagainya
2. Encoding- Decoding
Encoding disebut juga penyandian yakni proses pengalihan pikiran
kedalam bentuk lambing atau juga bisa diartikn sebagai tindakan
menghailkan pesan. Pesan- pesan yang akan dismpaikan dikota atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata-kata symbol
dan sebagainya.
Decoding disebut juga pengawasan sendiri yaitu proses dimana
komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh
komunikator kepadanya, dengan kata lain dapat diartikan sebagai tindakan
untuk menginterpretasikan dan memahami pesan-pesan yang terima.
Dalam komunikasi antar pribadi , karena pengirim bertindak sekaligus
sebagai penerima maka fungsi enoding-decoding dilakukan oleh setiap
orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal. Contoh penggunaan
bahasa daerah.
3. Pesan-pesan
Pesan-pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disempaikan oleh komuniktor.Dalam komunikasi antar pribadi. Pesanpesan ini berpentuk verbal(seperti kata-kata) ayau non verbal (gerak tubuh,
symbol) atau gabungan antara bentuk verbal dan non verbal contoh: materi
pelajaran
4. Saluran
Saluran ini berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara
pengirim dan penerima pesan atau informasi.Saluran komunikasi personal
dapat dilakukan secara langsung kepada khalayak yang ditju, bersifat
pribadi

dan

manusiawi.Kedua,

penyampaian

melalui

komunikasi

interpersonal dapat dilakukan secar rinci dan lebih fleksibel dengan
kondisi yang nyata khalayak.Ketiga, keterlibatan khalayak dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

komunikasi cukup penting.Keempat, pihak komunikator atau sumber
dapat langsung mengetahui reaksi, umpan balik dan tanggapan dari pihak
khalayak atas isi pesan yang disampaikannya.Kelima pihak komunikator
atau sumber dapat dengan segera member penjelasan apabila terdapat
kesalahpahaman atau kesalahan pesepsi dari pihak khalayak atas pesan
yang disampaikannya.Contoh : dalam komunikasi antar pribadi kita
berbicara dan mendengarkan (saluran tentang indera pendengaran melalui
suara). Isyarat visual atau suatu yang tampak (seperti gerak tubuh, ekspresi
wajah dan lain-lain).
5. Gangguan/ noise
Sering kali pesan-pesan jadi karena gangguan saat berlangsungnya
komunikasi dikirim berbeda dengan pesan yang diterima.Hal ini dapat terjadi
karena gangguan saat berlangsungnya komunikasi. Terdapat beberapa
gangguan yaitu:
a. Gangguan Fisik
Gangguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu transmisi
fisik pesan, seperti kegaduhan.Interupsi jarak dan sebagainya.
b. Gangguan Psikologi
Gangguan ini timbul karena adanya perbedaan gagasan dan penilaian
subjektif diantara orang yang telibat dalam komunikasi seperti, emosi,
nilai-nilai, sikap dan sebagainya.
c. Gangguan Semantik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Gangguan ini terjadi karena kata-kata atau symbol yang digunakan
dalam komunikasi sering kali memiliki arti ganda, sehingga
menyebabkan penerima gagal dalam menangkap maksud-maksud
pesan yang disampaikan, contohnya: bahasa yag digunakan dalam
berkomunikasi.
6. Umpan balik
Umpan balik ini memainkan peranan yang sangat penting dalam proses
komunikasi interpersonal karena pengirim dan penerima secara terus
menerus secara bergantian memberi respon dalam berbagai cara baik
verbal dan non verbal. Umpan balik ini bersifat positif apabila dirasa
saling menguntungkan, bersifat positif bila tidak menimbukan efek dan
bersifat negative apabila merugikan.
7. Konteks
Dalam

komunikasi

selalu

terjadi

adanya

sebuah

konteks

yang

mempengaruhi isi dan bentuk pesan yang telah disampaikan. Ada dua arah
dimensi konteks dalam komunikasi interpersonal yaitu ;
a. Dimensi fisik
Mencakup

te,mpat

dimana

komunikasi

berlangsung

misalnya

komunikasi antar guru dengan siswa didalam kelas. Disini kelas
sebagai dimensi fisik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

b. Dimensi Sosial Psikologi
Mencakup hubungan yang memperhatikan masalah status, peranan
yang dimainkan, norma-norma kelompok masyarakat, keakraban,
formalitas dan sebagainya.
8. Bidang Pengalaman (Field of Experince)
Bidang pengalaman merupakan faktoryang paling penting dalam
komunikasi interpersonal. Komunikasi ini akan terjadi apabila para pelaku
terlibat dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama.
9. Efek
Disbanding dengan bentuk komunikasi lainya, komunikai antar pribadi
dinilai paling ampuh untuk mengubah sikap, perilaku, kepercayaan dan
opini.

Hal

ini

disebabkan

komunikasi

dilakukan

dengan

tatap

muka.(Devito, 2007:10)
Komunikasi interpersonal mempunyai peran dalam mentransfer pesan atau
informasi dari seseorang kepada orang lain berupa ide, fakta, pemikiran
serta perasaan. Oleh karena itu komunikasi interpersonal merupakan suatu
jembatan bagi setiap individu, dimana mereka dapat berbagi rasa,
pengetahuan, serta mempererat hubungan antara sesame individu lain pada
masyarakat

dilingkunganya.

Komunikasi

interpersonal

selalu

menimbulka