OPINI REMAJA SURABAYA PENDENGAR KARAOKE JOWO “KARJO” DALAM PROGRAM MUSIK SEMANGAT PAGI DI 103.1 GEN FM SURABAYA.

OPINI REMAJ A SURABAYA PENDENGAR KARAOKE J OWO
“KARJ O” DALAM PROGRAM MUSIK SEMANGAT PAGI DI 103.1
GEN FM
SURABAYA

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar
Sarjana pada FISIP UPN : “Veteran” J awa Timur

Diajukan oleh :

CINDY ROSDIANTI PUTRI
NPM. 0843010121

YAYASAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA
TIMUR
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

OPINI REMAJA SURABAYA PENDENGAR KARAOKE JOWO “KARJO” DALAM
PROGRAM MUSIK SEMANGAT PAGI DI 103,1 GEN FM SURABAYA

Disusun Oleh :
CINDY ROSDIANTI PUTRI
NPM. 0843010121
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 13 Juni 2012

Pembimbing

Tim Penguji :
1.Ketua

Drs. Sumardjijati, M.Si
NIP. 19620323 199309 2001


Drs. Sumardjijati, M.Si
NIP. 19620323 199309 2001

2.Sekretaris

Drs. Kusnarto, M.Si
NIP. 195808011984021001
3.Anggota

Yuli Candrasari,S.Sos,M.Si
NPT 371079400271
Mengetahui
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195507181983822001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, atas segala limpahan
karuniah-Nya dan hidayah-Nyakepada penulis sehingga skripsi dengan judul
Opini Remaja Surabaya Pendengar Karaoke Jowo "Karjo" dalam Program Musik
Semangat Pagi di 103,1 Gen Fm Surabaya. dapat penulis susun dan terselesaikan
dengan baik.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan terimah kasih
kepada Dra. Sumardjijati, M.Si selaku dosen pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan , nasehat, arahan, serta motivasi kepada penulis dan
penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa spiritual
dan materil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim
2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si , sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim
3. Dra. Sumardjijati, M.Si , sebagai Wakil Dekan Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN “Veteran” Jatim
4. Juwito , S.Sos , M.Si , sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

FISIP UPN “Vetreran” Jatim
5. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si , sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan
FISIP UPN “Veteran “ Jatim

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Kedua Orang Tua saya, Terima kasih yang tiada hentinya atas segala
pengorbanan dan perjuangan yang tulus suci untuk menjadikanku manusia
yang mampu memahami

dan menjalani kehidupan serta dukungan

menjalani semua proses ini dan doa tiada hentinya dari seorang IBU
8. Sahabat-sahabatku
teman


JIMBE,AINI,NDUD,ELLY,DIGDO,

seperjuangan

semuanya

semangat

untuk

serta

teman-

kalian

semua.

GANBATTE

9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, untuk segala bentuk
bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih

Penulis menyadari bahwa didalam skripsi ini akan ditemukan banyak
kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaanSkripsi ini. Dengan segala keterbatasan yang
penulis miliki semoga penelitianSkripsi ini dapat memberikan manfaat dan
menambah pengetahuan bagi semua pihak secara umumnya dan penulis
khususnya.

Surabaya, Mei 2012
Penulis

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN J UDUL .................................................................... .............. i
HALAMAN PERSETUJ UAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... . iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
ABSTRAKSI ..................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................

1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................

7

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................

7


1.4 Kegunaan Penelitian ..................................................................

8

BAB II. KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ...........................................................................

9

2.1.1 Komunikasi Massa ……………………………………….

9

2.1.1. Media Radio ...................................................................

13

2.1.2 Fungsi Radio ....................................................................

16


2.1.3 Sifat Pendengar Radio ......................................................

17

2.1.4 Pesan Komunikasi pada Radio ........................................

19

2.2. Radio Siaran ..............................................................................

21

2.2.1 Radio Siaran Sebagai Media Massa Elektronik ................

21

2.2.2 Kekuatan Radio Siaran ...................................................

22


2.2.3 Kelemahan Radio Siaran .................................................

24

2.3. Program Semangat Pagi Gen FM .................................................

25

iiii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4. Opini

......................................................................................

29


2.5. Teori S – O – R ..........................................................................

31

2.6. Kerangka Berfikir .....................................................................

34

BAB III . METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional ..................................................................

36

3.2 Pengukuran Variabel .................................................................

38

3.3 Opini ......................................................................................

40

3.4 Program Gen FM .......................................................................

40

3.5 Masyarakat Sebagai Khalayak ...................................................

41

3.6 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ........................

42

3.6 Teknik Pengumpulan Data .........................................................

43

3.7 Metode Analisa Data .................................................................

34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Penyajian Data .............

45

4.1.2. Program Karaoke Jowo.............................................................

48

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ...............................................

49

4.2.1. Identitas Responden .................................................................

49

4.3. Frekuensi Mendengar Program Karjo di Gen FM ......................

51

4.4. Opini responden mengenai Peserta .............................................

52

4.5. Arah opini pemirsa (positif, netral, negatif) tentang
Program Karaoke Jowo Gen FM. ...............................................

59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ..................................................................................

61

5.2 Saran

61

......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iiv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Cindy Rosdianti Putr i, OPINI REMAJ A SURABAYA PENDENGAR
KARAOKE J OWO DALAM PROGRAM MUSIK SEMANGAT PAGI DI
103,1 GEN FM SURABAYA
Salah satu program Gen FM Surabaya yang menjadi kontroversi adalah
Program Karaoke Jowo “Karjo” sebuah acara / content siar yang berupa
menyanyikan lagu dengan menggunakan bahasa jawa khas suroboyoan ,lagu-lagu
Indonesia dalam bahasa Jawa. Hal ini menimbulkan berbagai opini yang berbedabeda dikalangan remaja , ada yang positif dan ada pula yang negative. Positif :
menimbulkan rasa kedaerahan yang tinggi, membuat semangat. Negatif :
menimbulkan kesalah pahaman, tersinggung.Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui opini remaja surabaya pendengar karaoke jowo dalam program
musik semangat pagi di 103,1 gen FM surabaya.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan menggunakan
metode deskriptif untuk menjelaskan opini remaja surabaya pendengar karaoke
jowo dalam program musik semangat pagi di 103,1 gen FM surabaya. Populasi
dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang menjadi pendengar radio
Gen FM dan berumur 17-25 tahun.
Dari analisis dan pembahasan data yang telah di uraikan pada bab 4 maka
diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan teori Stimulus-Organism-Response
yang dipakai dalam penelitian ini, responden memiliki opini positif yang
beranggapan bahwa dalam penggunaan bahasa kasar tidak di sukai oleh para
remaja Surabaya karena penggunaan bahasa tersebut terlalu menyinggung
perasaan orang lain Dan dari semua kesimpulan pembahasan diatas bahwa
Remaja Surabaya sangat tidak suka dalam pemutaran Program Karaoke Jowo Gen
FM karena bahasa yang digunakan terlalu kasar dan sebagian remaja Surabaya
tidak bisa menerima dengan baik walaupun acara tersebut dianggap menarik.

Kata kunci : opini, karaoke jowo

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Di jaman yang modern ini manusia saling melakukan komunikasi,
antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi di jaman
modern ini banyak dikembangkan dengan adanya sarana peralatan yang
canggih sehingga dapat menunjang cara berkomunikasi dengan baik.
Sarana atau media berkomunikasi tersebut, misalnya media massa pers,
televisi, radio, dan lain-lainnya. Dalam hal ini proses komunikasi massa
(peran yang dimainkan) semakin banyak dijadikan sebagai objek studi.
Gejala ini seiring dengan kian meningkatnya peran media massa itu sendiri
sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat.
Hal ini bertitik tolak dari asumsi dasar bahwa media memiliki
fungsi penting. Misalnya media televisi yang pada mulanya dipandang
sebagai barang mainan atau sesuatu yang baru, dari pada sebagai
penemuan yang serius atau sesuatu yang memberikan sumbangan terhadap
kehidupan sosial. Keduanya lahir dengan memanfaatkan semua media
yang sudah ada sebelumnya. (Mc Quil, 1991 : 16).
Radio siaran merupakan komponen media komunikasi massa yang
memiliki peran dan hubungan timbal balik dengan sejarah bangsa
Indonesia. Dalam perkembangannya, radio siaran tidak hanya harus

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

memenuhi dan menciptakan selera publik, tapi juga punya peran di dalam
membentuk opini serta sosial kontrol. Konsekuensi dari perkembangan
tersebut menuntut radio siaran mengembangkan dan meningkatkan kinerja
secara professional untuk disesuaikan dengan dinamika publik yang
dilayani dalam sajian hiburan, pendidikan, terutama informasi.
Namun kenyataannya berbagai kendala dan hambatan tidak dapat
membendung tumbuh dan kembangnya radio siaran itu sendiri. motivasi
untuk mendirikan radio siaran pun sangat beragam dan tidak semata-mata
melirik peluang bisnis, walau pertumbuhan dan perkembangan radio siaran
swasta di Indonesia tidak terlepas dari berbagai aspek antara lain : historis,
politik, hukum, sosial, ekomoni, budaya, teknologi.
Radio siaran swasta (commercial radio broadcasting) menjadi
sebuah

paradigma

baru,

berangkat

dari

kondisi

yang

kurang

menguntungkan dalam kebijakan politis masa lalu, kini radio swasta
menyadari kelemahannya dan berupaya untuk bangkit mengatasi
ketertinggalan. Secara bertahap memasuki babak baru dengan ciri
profesional menuju industri media radio. Bila sebelumnya 2 radio siaran
bertumpu pada fungsi tunggal yaitu hiburan, kini mulai berkembang dalam
beberapa kepentingan yaitu : hiburan, informasi, dan penerangan,
pendidikan,

jurnalistik

dan

komersil.

(http://jurnalisme-

radio.blogspot.com/2008/01/radio-dan-potensi-iklan-radio.html)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Secara umum, jaringan radio yang lazim ada di Indonesia paling
tidak bisa dibagi dalam 3 kategori :
a. Program Network atau jaringan program, dimana radio induk
berfungsi sebagai pembuat acara yang kemudian disebarkan ke radioradio yang menjadi anggota jaringannya.
b. Sales Network atau jaringan penjualan, dimana anggota jaringan yang
satu bisa menawarkan radio yang lain ke calon pemasang iklan.
c. Total Network atau jaringan total dimana sebuah jaringan radio secara
total mengelola radio-radio yang menjadi anggota jaringannya, baik
dari sisi program, sumber daya manusia, hingga ke penjualan.

Dalam salah satu program radio swasta juga memiliki konsep Live
delay. Yang dimaksud Live Delay adalah nama sebuah konsep yang
diciptakan radio swasta dalam mengemas radio siarannya, jadi agar
tercipta out-put yang maksimal, sempurna dan membuat nyaman telinga
yang mendengarkan maka hasil siarannya berupa recording. Delay siaran
mengacu pada praktek sengaja menunda siaran dari hidup material. Jadi,
live delay sama artinya dengan sebuah penundaan singkat sering
digunakan untuk mencegah kecerobohan, atau materi siaran yang tidak
diinginkan lainnya ter-on air kan, termasuk masalah-masalah teknis
malfungsi.
(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://dict
ionary.sensagent.com/Broadcast_delay/en-en/).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Tidak banyak radio di Indonesia yang mempunyai konsep seperti
ini karena sampai dengan tahun 2010 ini, hanya radio-radio yang
tergabung dengan PT. Radio Camar lah yang menggunakan konsep live
delay. Selain itu, yang harus diperhatikan adalah karakteristik radio lokal
dan personal, dimana radio di daerah tertentu memiliki karakter yang
berbeda dengan radio di daerah lain karena pendengar yang dilayani juga
memiliki ketertarikan, kepentingan dan karakter yang berbeda. Dengan
mempertimbangkan nilai berita dan karakteristik radio jaringan, maka
sebuah peristiwa yang menarik di daerah tertentu, belum tentu membuat
menarik masyarakat di kota lain. Selama informasi lokal yang terjadi di
suatu daerah belum menjadi informasi besar skala nasional, maka
pendengar tidak akan tertarik karena informasi itu tidak berkaitan langsung
dengan dirinya.
Secara umum, agar radio di dengar oleh masyarakat maka radio
penyiaran membuat program-program yang menarik. Hal ini tentunya
dapat membantu stasiun-stasiun radio untuk mengambil

out-put yang

sesuai dengan kebutuhan pendengar selain program hiburan dan iklan yang
merupakan kunci untuk membangun kelompok pendengar. Landasan yang
diterapkan dalam membuat program-program penyiaran radio adalah
fungsinya, dimana fungsi dari radio adalah :
a. memenuhi rasa ingin tahu (sense of curiority) publik
b. mengembangkan intelektual sosial dengan menawarkan gagasan
kemajuan (the idea of the progress)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

c. mengembangkan interaksi sosial 5
d. mencegah terbentuknya masyarakat diam dan skeptis (society of
sadentaries).
Dari banyaknya radio jaringan di Indonesia, salah satunya adalah
PT. Radio Camar yang berada dibawah

naungan perusahaan besar

MAHAKA ENTERTAINTMENT tersebut merupakan sebuah induk
perusahaan radio siaran yang mempunyai jaringan radio (radio network)
yang tersebar dibeberapa kota yaitu Jakarta dan Surabaya. Dalam konsep
siarnya, Radio GEN FM Surabaya berada dibawah naungan PT. Radio
Camar, yang wajib menyamakan konsep siaran yaitu live delay. Adapun
radio-radio yang tergabung dengan konsep live delay adalah 103,1 GEN
FM Surabaya, 89,7 GEN FM Jakarta, 101 JAK fm. Persaingan radio di
kota Surabaya yang bersegmen menengah bawah juga mendominasi di
kalangan

masyarakat

kota

Surabaya,

beberapa

diantaranya

juga

menyajikan siaran berbahasa daerah. Namun radio di kota Surabaya
memiliki beberapa kekhasan, karena ada yang mengambil segmen anak
muda seperti Radio Istara, Prambors, Hard Rock, EBS, dan GEN.
Khusus untuk GEN dan M radio adalah radio anak muda yang
ditujukan untuk pendengar pasif karena hampir 90% musik lokal dan 10%
musik mancanegara. Diantara kelima radio tersebut diatas, belum ada
radio yang secara khusus membidik sasaran pendengar kelompok usia 1834+ tahun (antara 18-34 tahun 6 keatas). Kesulitan mengelola dalam radio
adalah memelihara komitmen dan memerlukan sumber daya manusia yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

cukup handal di dalam kualitas siarannya, juga harus memiliki database
lagu yang dinikmati kelompok sasaran tersebut. Disamping itu, kelompok
masyarakat usia remaja atau anak muda di Indonesia semakin hari semakin
bertumbuh dan semakin banyak. Mereka membutuhkan informasi dan
hiburan yang sesuai dengan kepribadiannya.
Dalam program GEN FM juga menggunakan jaringan program
network yamg dimana dalam penyiarannya menggunakan sistem
pemutaran lagu-lagu yang non-stop dan antara Gen Fm Surabaya,Gen Fm
Jakarta,Gen JAK Fm secara bersama-sama dalam pemutaran lagu-lagunya.
Antara lain, misalnya Semangat Pagi yang memutarkan lagu-lagu
indonesia dan barat yang dimulai pukul 07.00-10.00. dalam program
Semangat Pagi juga mempunyai program khusus yaitu Salah Sambung dan
Karaoke Jowo atau Karjo.
Salah satu program Gen FM Surabaya yang menjadi kontroversi
adalah Program Karaoke Jowo “Karjo” sebuah acara / content siar yang
berupa menyanyikan lagu dengan menggunakan bahasa jawa khas
suroboyoan ,lagu-lagu Indonesia dalam bahasa Jawa. Hal ini menimbulkan
berbagai opini yang berbeda-beda dikalangan remaja , ada yang positif dan
ada pula yang negative. Positif : menimbulkan rasa kedaerahan yang
tinggi, membuat semangat. Negatif : menimbulkan kesalah pahaman,
tersinggung

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan
masalah dalam upaya penelitian adalah :
“Bagaimana opini remaja Surabaya pendengar Karoeke Jowo dalam di
103,1 Gen FM”.

1.3.

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui opini remaja Surabaya pendengar Karoeke Jowo
di 103,1 Gen FM.

1.4.

Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis, penelitian ini berguna dalam menambah wawasan
peneliti untuk berpikir secara kritis dan ilmiah tentang fenomena yang
terrjadi di tengah-tengah masyarakat terhadap suatu progam acara,
serta pengetahuan untuk mengukur opini masyarakat dan menganalisis
melalui teori-teori komunikasi yang sudah ada. Juga diharapkan
penelitian dapat menambah kajian ilmu komunikasi yang berkenaan
dengan studi opini terhadap progam acara televisi sehingga dapat
berguna bagi penelitian serupa di masa yang akan datang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2. Kegunaan Praktis
a. Penulis
Penulis memberikan bahan masukan bagi masyarakat, khususnya
kepada opini remaja Surabaya pendengar Karoeke Jowo di Gen
FM.
b. Televisi
Dalam hal ini penulis memberikan bahan masukan bagi stasiun
televisi yang berkaitan dengan opini mahasiswa terhadap Program
musik di Gen FM

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teori

2.1.1. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens
atau khalayak ramai). Massa disini dimaksudkan sebagai para penerima
pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang
heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya proses komunikasi massa
tidak menghasilkan “feed back” (umpan balik) yang langsung, tetapi
tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri massa yaitu, jumlahnya besar,
antara individu tidak ada hubungan atau organisatoris dan memiliki latar
belakang sosial yang berbeda.
Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara
komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu
televisi. Komunikasi massa televisi bersifat periodic. Dalam komunikasi
massa media tersebut, lembaga penyelenggara media komunikasi bukan
secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dalam organisasi
yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Karena media televisi
bersifat

transitory (hanya

meneruskan),

maka

pesan-pesan

yang

disampaikan melalui media tersebut, hanya dapat didengar tetapi juga
dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audiovisual).

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Perkembangan komunikasi massa media televisi, cukup membawa
pengaruh yang besar dalam kehidupan sistem komunikasi massa
Internasional, khususnya terhadap sistem komunikasi massa media cetak
dan radio.
Sejak tahun 1948, arah kecenderungan para pemasang iklan
semakin berubah, dan siaran yang sifatnya hanya bersuara, sampai
kesiaran yang bergerak dan bersuara, ini berarti kerugian besar bagi media
radio.
Komunikasi massa media televisi, pada prakteknya menekankan
para reporter, penulis, dan penganalisis untuk menampilkan bagina-bagian
terpenting dari beritanya. Berita-berita terkenal dari CBS

yang

ditampilkan, “Dauglas dengan berita” dapat dijadikan contoh yang baik
dari kelompok kerja itu.
Memasukkan paradigma Lasswell dalam komunikasi massa media
televisi, secara tugas memperlihatkan, bahwa dalam setiap pesan yang
disampaikan televisi, tentu saja mempunyai tujuan khalayak sasaran serta
akan mengakibatkan umpan balik, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Dalam menyampaikan isi pesannya, komunikasi massa media
televisi memiliki sifat-sifat, yaitu Publisitas, Perodisitas, Universitas,
Aktivitas dan Kontinyuitas (Kuswandi, 1996 : 16).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui
media massa. Maka ciri-ciri komunikasi media massa adalah :
1. Komunikator komunikasi massa bersifat melembaga, berarti bahwa
komunikatornya bertindak atas nama lembaga. Contoh komunikator
media massa adalah wartawan, penyiar radio, reportase televisi,
sutradara film, karena media yang dipergunakan adalah suatu lembaga
dan dalam menyebar luaskan bertindak atas nama lembaga.
2. Pesan yang disampaikan media massa bersifat umum ( public ) karena
ditujukan kepada umum yang mengenal kepentingan umum.
3. Proses komunikasi massa bersifat satu arah yang berarti bahwa tidak
terdapat arus balik dari komunikan terhadap komunikator. Dengan lain
perkataan penyiar televisi atau wartawan tidak mengetahui tanggapan
khalayak yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksud dengan tidak
mengetahui dalam keterangan diatas ialah tidak mengetahui waktu
proses komunikasi itu berlangsung.
4. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, beragam dalam jenis
usia, jenis kelamin, pendidikan, agama status sosial, status ekonomi,
hobbi dan sebagainya. Selain komunikan komunikasi massa juga
bersifat anonim, tidak dikenal oleh komunikatornya.
5. Media

komunikasi massa

menimbulkan

keserempakan berarti

pendengar radio atau pemirsa televisi secara serempak bersama-sama
dan serentak pada saat yang sama memperhatikan acara yang sama
(Effendy, 1990 : 23 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri komunikasi menitikberatkan pada
penyampaian pesan melalui media massa, baik cetak maupun elektronik.
Menurut Mc Quail pesan yang disampaikan melalui media massa merupakan
suatu produk dan komoditas yang memiliki nialai tukar secara umum simbolik
yang mengandung nilai kegunaan. Jadi setiap pesan yang ditayangkan stasiun
televisi berada dalam posisi sebagai produk yang ditawarkan dalam rangka
mencapai salah satu tujuan yaitu dikonsumsi khalayak.
Selanjutnya Mc Quail (1991 : 53) mengatakan bahwa media massa
berperan sebagai :
1. Pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita
mampu memahami apa yang terjadi disekitar diri kita, tanpa campur
tangan pihak lain atau sikap memihak.
2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa
tau hal yang terpisah dan kurang jelas.
3. Pembawa atau penghantar informasi atau pendapat.
4. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima
melalui berbagai macam umpan balik.
5. Papan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukan arah, memberikan
bimbingan atau instruksi.
6. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberikan
perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya.
7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat itu sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

8. Tirai dan penutup yang menutupi kebenaran demi mencapai tujuan
propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan.

2.1.2. Media Radio
Radio adalah satu media penyiaran. Penyiaran adalah kegiatan
penyelenggaraan siaran radio maupun televisi, yang diselenggarakan
oleh organisasi penyiaran radio atau televisi. Output dari organisasi
penyiaran adalah siaran. Siaran ditujukan kepada khalayak yang dapat
menerima siaran melalui sarana komunikasi massa yang lahir di dunia
berkat perkembangan teknologi elektronika, yaitu pesawat radio atau
televisi.

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang

melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah
tujuan-tujuan

organisasional

atau maksud-maksud yang nyata. (DR

Terry, Leslie, 2003:1)
Manajemen

penyiaran

adalah

manajemen

yang diterapkan

dalam organisasi penyiaran, yaitu organisasi yang mengelola siaran.
Ini berarti, manajemen penyiran sebagai motor penggerak organisasi
penyiaran

dalam

usaha

pencapaian

tujuan bersama melalui

penyelenggaraan siaran. Pada dasarnya proses perencanaan, produksi
dan menyiarkan siaran merupakan proses transformasi yang ada dalam
manajemen

memiliki

tahapan-tahapan pelaksanaan.

Tahapan

manajemen inilah yang harus disinkronkan dengan tahapan proses
penyiaran dan setiap langkah harus selalu berorientasi kepada tujuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

yang hendak dicapai. Dalam pengelolaan manajemen penyiaran, tiap
tahap kegiatan sudah ada ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan.
Penyimpangan dari ketentuan yang ada berarti penanganan manajemen
tidak profesional lagi dan akibatnya juga akan mempengaruhi output.
Bila ini terjadi, maka pihak khalayak yang tidak lain adalah
konsumen siaran juga turut dirugikan. (Wahyudi, 1994:46)
Menurut Syamsudin, pengertian radio adalah :
“Keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari
suatu statsiun dan dapat diterima oleh pesawat dari rumah, mobil, dan
sebagainya. Menurut Ardianto. M. Sidan “Radio adalah media elektronik
tertua dan sangat luwes” Dengan diberikan musik , backsound dan
didukung oleh suara atau kata-kata, maka siaran radio akan terasa
menjadi hidup, sehingga akan enak untuk didengar. Walawpun radio
hanya bisa didengar.
Oleh karena itu radio dijuluki sebagai “kekuasaan kelima”. Ada
tiga buah alasan yang menjadi faktor-faktor yang mendukung siaran
radio, antara lain adalah:
1.

Radio siaran bersifat langsung. Makna langsung sebagai sifat
radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan
dapat dilakukan tanpa proses yang rumit. Jika dibandingkan
dengan penyiaran pesan melalui surat kabar, brosur, pamflet
atau media cetak lainnya yang selain lama prosesnya juga tidak
mudah menyebarluaskannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.

Radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan. Bagi radio tidak
ada jarak Waktu, begitu suatu pesan diucapkan seorang penyiar
atau orator, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi
radio tidak pula jarak ruang, seberapapun jauhnya sasaran yang
dituju radio dapat mencapainya.
Daerah-daerah yang terbatas oleh gunung, lembah, padang
pasir, ataupun samudera sekalipun tidak menjadi suatu halangan
bagi siaran radio. Suatu pesan yang disiarkan dari suatu tempat di
suatu negara dapat disampaikan secara seketika di tempat lain,
Negara lain dan benua lain.

3.

Radio siaran memiliki daya tarik. Sebelum pesawat televisi
muncul sebagai Pelengkap rumah tangga, sekitar tahun lima puluhan, pada waktu itu hanya terdapat dua jenis media massa yaitu
surat kabar atau majalah dan radio. Radio mempunyai unsur
daya tarik tersendiri karena ada tiga hal yang menyebabkannya
demikian, antara lain: (a) Kata-kata lisan (spoken words); (b)
music (musik) dan (c) efek suara (sound efect) Itulah ketiga faktor
yang menyebabkan media radio dijuluki sebagai the fifth estate:
bersifat langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, serta
memiliki daya tarik tersendiri bagi peminat radio. Keefektifan
radio

siaran

semakin didukung pula oleh produk teknologi

mutakhir seperti pemancar system frequency modulation (FM),
transistor, dan lain-lain. Radio sebagai the fifth estate atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

kekuatan kelima, memiliki kelebihan dibanding jenis media massa
lainnya. Radio dengan

bentuknya

yang

sederhana

mampu

menyajikan beragam informasi serta hiburan. Media dengan
modal

suara

saja

bisa

menjangkau

ruang-ruang

pribadi

manusia. Melalui kepekaan indera manusia, suara ternyata
mampu merubah pemikiran bahkan perilaku pendengarnya.

2.1.2 Fungsi Radio
Siaran radio identik dengan siaran musik, meskipun radio juga
sudah banyak yang merambah ranah informasi (jurnalisme) dengan
meningkatnya siaran. Dengan keterbatasan hanya sebagai media audio
(dengar), kreativitas dalam mempertahankan dan menguatkan eksistensi
siaran radio tidak ada jalan lain, kecuali mengangkat musik dan
jurnalisme sebagai dasar inovasi dan daya tarik radio.
Radio yang senantiasa menjaga mobilitas pendengar untuk
tetap tinggi juga merupakan karakter radio sehingga memungkinkan
munculnya daya tarik tersendiri bagi para pendengar karena radio
dapat didengarkan tanpa harus menghentikan aktivitas yang penting
sekalipun.

Hal

ini

disebabkan,

radio merupakan

media

yang

menghibur dan ditambah lagi dengan pilihan frekuensi yang dapat
dipindah channelnya sehingga pendengar dapat dengan bebas memilih
beragam informasi yang ditawarkan oleh radio siaran tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Sifat-sifat radio siaran, menurut Onong Uchjana Effendy, sebagai
berikut :
1. Auditif
Sifat siaran radio adalah auditif untuk didengar maka isi siaran
yang sampai ditelinga pendengar hanya sepintas saja, hal ini sangat
berbeda dengan sesuatu yang disiarkan melalui media surat kabar,
seperti majalah, koran, dan media lainnya yang dapat dibaca dan
diulang-ulang.

2. Mengandung Gangguan
Setiap

komunikasi

yang

menggunakan

saluran

bahasa

akan

memiliki dua faktor gangguan. Gangguan pertama adalah yang
disebut ‘semantic noise factorr’ dan ‘channel noise factor’

3. Akrab
Radio siaran sifatnya akrab, menjadikan seorang penyiar seakanakan berada dikamar pendengar, yang tidak dimiliki oleh media lain.
(Effendy, 1983: 87-89).

2.1.3 Sifat Pendengar Radio
Pada kenyataannya, rekor

media

publik dirasa belum ada

yang mengalahkan dan belum ada yang mampu menyamai jumlah
kuantitas radio dan ekspansi geografisnya yang mencapai pelosok

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

pedesaan.

Daerah jangkauan media

cetak

yang

muncul setelah

reformasi bergulir, baru sebatas di kota propinsi dan kota kabupaten
yang tergolong besar, sementara radio sudah

berada

kokoh

di

pedesaan dan jumlahnya diprediksi akan terus bertambah.
Menurut Onong Uchjana Effendy, sifat-sifat radio sebagai berikut :
1.

Heterogen
Pendengar radio adalah sejumlah orang yang banyak bersifat
heterogen tersebar dimana-mana diberbagai tempat

2.

Pribadi
Di karenakan pendengar berbeda dalam heterogen, terpencarpencar diberbagai tempat yang pada umumnya dirumah maka isi
pesan akan dapat dimengerti kalau sifatnya pribadi (persoanal).

3.

Aktif
Sifat pendengar radio yang aktif telah dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan Wilburschramm, paul lazarsfald, raymond boverr,
ahli-ahli komunikasi

Amerika

Serikat,

mengatakan

bahwa

pendengar radio lebih aktif.
4.

Selektif
Pendengar radio siaran sifatnya selektif, maksudnya mereka akan
memilih program yang disukainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.1.4 Pesan Komunikasi pada Radio
Pada

media

radio,

pesan

yang

akan

disajikan

kepada

pendengar haruslah data sedemikian rupa, karena lambang pada media
radio adalah berupa bahasa lisan.
Di dalam jurnalisme radio diperlukan keterampilan khusus
untuk menuliskan naskah siaran. Bukan hanya itu, keterampilan
menulis di radio juga diperlukan untuk menuliskan naskah iklan,
berita dan lainnya. Menulis untuk
radio memiliki aturan yang berbeda dengan menulis untuk
media cetak. Menulis untuk radio adalah menulis apa yang ingin kita
sampaikan dan untuk didengarkan. Menulis untuk radio, adalah menulis
untuk telinga. Paling tidak terdapat 5 prinsip kunci yang perlu kita
perhatikan untuk menulis naskah program radio.
1.

Diucapkan. Naskah radio bukan merupakan bahan bacaan tapi
merupakan bahan ucapan yang akan disampaikan melalui suara
penyiar. Jadi, isi tulisan sebaiknya menggunakan bahasa tutur
yang biasa diucapkan sehari-hari. Dengan menggunakan kosa
kata bahasa lisan, pendengar akan dengan mudah memahami
artinya. Jangan takut untuk menggunakan kata-kata yang sama
(pengulangan kata) asal penempatannya pas dan enak didengar.
Gaya penyampaiannya harus alamiah, bukan dibuat-buat.

2.

Bersifat ’sekarang’. Keistimewaan radio adalah kesegeraannya.
Untuk itu penulisan

naskah

radio

pun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

disarankan

20

menggambarkan sesuatu yang sedang terjadi. Informasi yang
disampaikan melalui radio sebagian besar bersifat langsung,
begitu terjadi sesuatu bisa langsung disampaikan, meski tidak
menutup

kemungkinan

penyiar

menceritakan

apa

yang

dialaminya diwaktu yang lalu.
3.

Pribadi. Sifat radio adalah personal. Meskipun pada waktu
yang bersamaan yang mendengarkan radio jumlahnya bisa ribuan
orang, mereka masing-masing mendengarkan sendiri-sendiri atau
paling

tidak

dalam kelompok-kelompok

kecil.

Untuk

itu,

sebaiknya dalam naskah radio digunakan sapaan yang pribadi.
Apa yang kita sampaikan bukan untuk masa dalam jumlah
besar seperti saat berpidato, tapi lebih ke perseorangan. Radio
adalah teman bagi pendengarnya, sehingga pada saat penyiar
berbicara harus disampaikan seolah-olah berbicara dengan seorang
teman.
4.

Didengar sekali. Sekali disiarkan, siaran radio tidak bisa diulang.
Kecuali untuk program acara yang direkam, itupun baru bisa
diulang jika memang ada jadual siaran ulang. Dengan demikian,
harus disadari bahwa jika pendengar tidak paham dengan apa
yang kita sampaikan, mereka akan mengalami kesulitan untuk
mendengarkan

ulang.

Ingat,

kita

hanya memiliki

sekali

kesempatan untuk menyampaikan pesan kita ke pendengar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

5.

Hanya suara. Suara adalah media kita untuk menyampaikan
informasi kepada pendengar. Untuk itu jangan gunakan katakata yang kabur maknanya. Hindari kata-kata yang bunyinya
berulang agar pendengar tidak bingung. Misalnya: “Bangunan itu
dibangun oleh kontraktor swasta” menjadi “Gedung itu dibangun
oleh kontraktor swasta”. Tomson (1960), melaporkan bahwa
“orang lebih mudah mengingat pesan yang tersusun, walaupun
organisasi pesan tidak kelihatan” (Rakhmat 1992:295).

Bahwa setiap pesan yang akan disampaikan kepada sasaran
haruslah dilakukan persiapan, seperti pada media radio, karena sifatnya
yang audial, ketika menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui
pesawat radio tergantung pada jelas tidaknya kata-kata yang diucapkan
penyiar.

2.2. Radio Siaran
2.2.1 Radio Siaran Sebagai Media Massa Elektr onik
Siaran radio identik dengan siaran musik, meskipun radio juga
sudah banyak yang merambah ranah informasi (jurnalisme) dengan
meningkatnya siaran.
Radio

adalah

buah

perkembangan

teknologi

yang

memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang
radio udara. (Santi Indra Astuti , 2008:5) .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Menurut UU Penyiaran No 32 Tahun 2002 BAB I Pasal 1 Ayat 1 ,
Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara,
gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik
yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui
perangkat penerima siaran.
Radio siaran adalah untuk “makanan” telinga, untuk didengarkan,
dan hal – hal yang dapat dipahami melalui indera telinga. Oleh
karena itu apa yang disajikan untuk dibaca belum tentu dapat
dimengerti apabila disiarkan melalui radio. Susunan berita untuk surat
kabar

tidak

akan

mencapai

tujuannya

apabila dibacakan didepan

mikrofon radio. Susunan kata – kata pidato dalam rapat di alun – alun
tidak akan sukses apabila dibacakan di depan corong radio (Effendy,
1991).

2.2.2 Kekuatan Radio Siaran
1. Radio dapat membidik khalayak yang spesifik
Artinya radio memiliki kemampuan untuk berfokus pada kelompok
demografis yang dikehendaki. Selain itu untuk mengubah dan
mempertajam segmen atau ceruk sasaran yang dituju. Radio jauh
lebih fleksibel dibandingkan media komunikais lainnya.
2. Radio bersifat mobile dan portable
Orang bisa menjingjing radio kemana saja. Sumber energinya
kecil dan sama portablenya. Radio bisa menyatu dengan fungsi alat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

penunjang kehidupan lainya. Mulai dari senter, mobil, hingga
handphone. Harga radio relatif jauh lebih murah dibandingkan media
lain.
3. Radio bersifat intrusif Memiliki daya tembus yang tinggi.
Sulit sekali menghindar dari siaran radio, begitu radio dinyalakan.
Radio bisa menembus ruang2 dimana media lain tidak masuk misalnya
di dalam mobil. Walau kini televisi telah menjadi salah satu
asesoris mobil, tetap radio menjadi bagian tak terpisahkan dari mobil.

4. Radio bersifat fleksibel
Dalam arti dapat menciptakan program dengan cepat dan sederhana,
dapat mengirim pesan dengan segera, dapat secepatnya membuat
perubahan.

5. Radio itu sederhana
Sederhana

menggoprasikanya,

sederhana

serumit media lain ) dan sederhana
konsentrasi

tinggi untuk

mendengarkan

radio

menyimak

mengelolanya

isinya.

tak

Tidak diperlukan

radio.Bahkan,

sambil menggarap

(

pekerjaan

orang

bisa

lain.Untuk

mendnegarkan radio, hanya dibutuhkan pendengaran.Mendengarkan
radio tidak diperlukan kemampuan baca dan abstraksi tingkat tinggi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.2.3 Kelemahan Radio Siar an
1.Radio is aural only
Satu – satunya cara yang diandalkan radio untuk menyampaikan
pesan adalah

bunyi

(Sound).

Radio

tidak

dilengkapi

dengan

kemampuan untuk menyampaikan pesan lewat

gambar.

membayangkan

pada

kejadian sesungguhnya,

orang

Untuk

dasarnya

menggunakan teater imaginasinya sendiri.
2.Radio message are short lived
Yang namanya pesan radio hidupnya hanya sebentar – short lived.
Pesan radio bersifat satu arah, sekilas, dan tidak dapat ditarik lagi
begitu diudarakan. Karena itu menyampaikan pesan melalui radio
bukan pekerjaan main – main. Tetapi harus digunakan dengan hatihati dan penuh tanggung jawab.
3.Radio listening is prone to distraction
Mendengarkan radio itu rentan gangguan. Radio berurusan hanya
saru indra saja : pendengaran. Begitu pendengaran terganggu, maka tak
ada lagi cerita radio dalam kehidupan seseorang. Orang juga kerap
mendengarkan radio sambil melakukan pekerjaan lain.Akibatnya,
konsentrasi kerap terpecah.

2.3

Pr ogram Semangat Pagi Gen FM
Acara

ini dikemas untuk menambah semangat,

sekaligus

menghibur Sobat Gen yang sedang memulai harinya, menemani perjalanan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Sobat Gen dari rumah hingga ke tempat tujuan, dengan hiburan utama
berupa musik Indonesia terbaik, informasi yang sarat dengan konten lokal,
canda segar dan ringan, serta interaksi langsung dengan pendengar untuk
menambah warna, wawasan serta kedekatan dalam kegiatan sehari-hari
Sobat Gen.

2.4

Penger tian Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang
berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990).
Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun
(dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan
antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001)
tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit
melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa
transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang
pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja
meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990)
membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17
tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa
remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati
masa dewasa.
Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan
masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam
Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses
perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan
dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita
merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Per iode Masa Puber usia 12-18 tahun
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa
awal pubertas. Cirinya:
1.

Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi

2.

Anak mulai bersikap kritis

b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
1.

Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya

2.

Memperhatikan penampilan

3.

Sikapnya tidak menentu/plin-plan

4.

Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas
ke masa adolesen. Cirinya:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

1.

Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan
psikologisnya belum tercapai sepenuhnya

2.

Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal
dari remaja pria

2. Per iode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini
adalah:
1.

perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis

2.

mulai menyadari akan realitas

3.

sikapnya mulai jelas tentang hidup

4.

mulai nampak bakat dan minatnya

Ciri-cir i Masa Remaja :
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi
perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada
beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa
remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress.
Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik
terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi
kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa
remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa
sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak
lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan
bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan
terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada
remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2. Perubahan

yang cepat secara fisik yang juga disertai

kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja
merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri.
Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal
seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun
perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan
proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan
dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang
menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan
dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga
dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa
remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan
ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan
juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi
berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang
sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada
masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah
mendekati dewasa.
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan
yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi
lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan
tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul
tanggung jawab tersebut.

2.5 Opini
Menurut Leonard W. Doob, dalam buku yang berjudul Public
Opinion and Propaganda yang diterbitkan pada tahun 1984, pengertian
opini publik adalah sikap orang-orang mengenai suatu soal, dimana
mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama.
Dengan demikian maka opini publik itu berhubungan erat dengan
sikap manusia yaitu sikap secara pribadi maupun sebagai anggota
kelompok yang membentuk opini publik itu adalah sikap pribadi seseorang
ataupun sikap kelompoknya, karena itu sikapnya ditentukan oleh
pengalamannya dan dalam kelompoknya itu pula.
Suatu opini publik dianggap kompeten atau mampu memenuhi
syarat opini publik dalam arti khas bila :
a. Fakta yang dipakai sebagai titik tolak dari perumusan opini publik
diberi nilai “baik” oleh masyarakat luas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

b. Dalam menggunakan fakta (ataupun keadaan dimana suatu sikap justru
diambil karena tidak adanya fakta), orang yang sampai pada
kesimpulan dan kesepakatan mengenai tindakan yang harus diambil
untuk memecahkan persoalan.
Dengan demikian maka dalam penilaian kompeten tidaknya atau
mampu memenuhi syarat-syarat sebagai opini publik dalam arti khas harus
ditinjau pada, fakta, nilai, opini publik, kompetensi.
Dan dengan sendirinya pembentukan opini publik dibentuk oleh
publik yang selektif, karena itu untuk setiap masalah selalu ada publiknya
sendiri-sendiri.
Da

Dokumen yang terkait

OPINI REMAJA SURABAYA PENDENGAR KARAOKE JOWO "KARJO" DALAM PROGRAM MUSIK SEMANGAT PAGI DI 103.1 GEN FM SURABAYA.

0 1 74

MOTIF PENDENGAR AKTIF MENDENGARKAN PROGRAM ASIASIK (Asia Musik) DI RADIO SONORA 98.0 FM SURABAYA (Studi deskriptif tentang motif pendengar radio Sonora 98.0 Fm Surabaya).

0 1 86

ANALISIS ISI DAILY REPORT INFORMASI AADS PADA “SEMANGAT PAGI” DI RADIO GEN FM SURABAYA.(Studi Analisis Isi Daily Report Informasi AADS Pada “Semangat Pagi” Di Radio 103.1 GEN FM Surabaya Periode 1 Juni 2010– 30 September 2010).

2 9 93

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, CITRA MEREK, DAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP LOYALITAS PENDENGAR WEEKEND RADIO 103.1 GEN FM SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, CITRA MEREK, DAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP LOYALITAS PENDENGAR WEEKEND RADIO 103.1 GEN FM SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 1 14

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH KUALITAS LAYANAN, CITRA MEREK, DAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP LOYALITAS PENDENGAR WEEKEND RADIO 103.1 GEN FM SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

BAB V PENUTUP - PENGARUH KUALITAS LAYANAN, CITRA MEREK, DAN KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP LOYALITAS PENDENGAR WEEKEND RADIO 103.1 GEN FM SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

ANALISIS ISI DAILY REPORT INFORMASI AADS PADA “SEMANGAT PAGI” DI RADIO GEN FM SURABAYA.(Studi Analisis Isi Daily Report Informasi AADS Pada “Semangat Pagi” Di Radio 103.1 GEN FM Surabaya Periode 1 Juni 2010– 30 September 2010).

0 0 24

OPINI REMAJA SURABAYA PENDENGAR KARAOKE JOWO “KARJO” DALAM PROGRAM MUSIK SEMANGAT PAGI DI 103.1 GEN FM SURABAYA SKRIPSI

0 0 15

OPINI REMAJA SURABAYA PENDENGAR KARAOKE JOWO “KARJO” DALAM PROGRAM MUSIK SEMANGAT PAGI DI 103.1 GEN FM SURABAYA SKRIPSI

0 0 16