IMPLEMENTASI PROGRAM IMERSI

Jilid 14, Nomor 2, Agustus 2011

ISSN 1026-4109

Jurnal Penelitian Pendidikan

PHEMCOGH

Jilid 14

Nomor 2

Halaman
103-197

Surakarta
Agustus 2011

ISSN 1026 - 4103

zyxwvutsrqponmlkji


MEMGOGM zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN
I S S N 1026 - 4109
Jilid 14, Nomor 2. Agustus 2011. halaman 103- 197

Terbit dua kali setahun pada bulanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCB
Februari dan Agnsazs (ISSN 1026-4109) berisi artikel-artikel
yang diangkat dari hasil pfariittM 4i hadang kirrfnnf^^" h*'k yang ditulis dalam bahasa
Inggris.

Alamat Penyunting dan Ta
1. Jin. Ir. Sutami 36 A
http//jurnal.fkip.uns.ac.id.
Rp 50.000,00 ditambah i
kc alamat Tata Usaha atau:
Surakarta57126).P 1 niiij/'ii fmntTiTTTiw fafli—•
MEOaGOGM diterbitkan oleh Fa
Dekan: M . Furqon Tliilij. ilulhfc.
Pembantu Dekan III: AmirFuadv.

Redaksi menerima sumbangan
penulisan naskah dapat dilihat padi!
untuk keseragaman format isulah, i
menjadi pelanggan selama duaiahun.

M u I Surakarla. Gedung F-Lantai
(0271) 648939.zyxwvutsrqponmlkjihg
Homepage:
Berlangganan dua nomor
kirim dapat dikirim lewat wesel
UKS (Jin. Ir. Sutami 36A Kentingan-

• • • • Pendidika
n Universitas Sebelas Maret
I Ni. —'- Pembantu Dekan II; SugiyantO,

diterbitkan di media lain. Ketentuan
: masuk dievaluasi dan disunting
Ffcaafis yang naskahnya dimuat, wajib


Dicetak di Sebelas Maret Unrrersary Press (L"NS Press).
Isi di luar tanggung jawab Percetakan.

MEMGOGM zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
J U R N A L PENELITIAN PENDIDIKAN
Jilid 14, Nomor 2, Agustus 2011

ISSN 1026-4109 zyxwvutsrqponml

DAFTAR ISI
Triana Rejekiningsih*, Nugraheni, dan Endang Widiyastuti
Pengembangan Model Pembelajaran Budi Pekerti untuk Penanaman
Nilai-nilai Moral dalam Pembangunan Karakter Bangsa

103-117

Laili Rafi qo h
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar pada Pelajaran Biologi


118 - 127

Sugiyanto* dan Singgih Prihadi
Pengembangan Strategi Pembelajaran Geografi untuk Materi Berkarakteristik Dominan Visual

128 - 138

H amidah* dan Isfenti Sadai ia
PenerapanGoa/Sef/rngA/ode/padaMataKuliahMctodePenelitian

139 - 149

Asrori
Implementasi Program Imersi Bahasa Inggris

150 - 160

Muhammad Jufri* dan Abdullah Pandang
Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan dengan ModelzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJI
Crossectional

161 - 170
Cognitive Programming (CCP) untuk Menciptakan Lulusan Berjiwa
Kewirausahaan
Muhtar
Implementasi Strategi Peta Konsep dalam Pembelajaran Dasar-dasar
171 - 180
Akuntansi Keuangan
F.X. Soewarto
Kontribusi Kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar, dan Komunikasi Antarpribadi terhadap Prestasi Belajar

181-197

InieksSubjck Jurnal Pacdagogia Jilid 14, Nomor 2, Agustus 2011

197-1

Indeks Pengarang Jurnal Paedagogia Jilid 14, Nomor 2, Agustus 2011

197 - 3


• MhffNamaPenyuntingAhIiTahun2011

197-4

IMPLEMENTASI PROGRAM IMERSI BAHASA INGGRIS
M uh. Asrori*

zyxwvutsrqponml

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON

Program Pendidikan Bahasa Inggris. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menggambarkan pelaksanaan proses
belajar mengajar program imersi di SMAN 4 Surakarta, (2) untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kelemahan dari program pencelupan, dan (3) untuk menjelaskan bagaimana mengembangkan program imersi di masa depan. Penelitian dilakukan dengan
pendekatan deskriptif kualitatif berdaftarkan kuesioner pengamatan lapangan, dan
stakekoMer, seperti: siswa, orang tua, guru, dan direktur
wawancara dengan beberapazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGF
program imersi di SMAN 4 Surakarta. Hasil penelitian menunj ukkan bahwa: (1) program

imersi telah dilakukan sejak tahun ajaran 2003 2004 dengan menerapkan tujuh materi
yang diajarkan dalam bahasa inggris, yaitu: Fisika, Kimia, Matematika, dan Biologi;
Sejarah, Ekonomi, dan Geografi; (2) Sebelum pelaksanaan perendaman, guru-guru
bergabung dengan Kelas Knrsnt Bahana Inggris selama satu tahun; (3) Penggunaan
bahasa Inggns dalam proses belajar lonagajar dilakukan secara bertahap; (4) Baik guru
dan siswa sangat termotivasi dalam aneaaknkan dan bergabung dengan program ini; (5)
Pendukung besar berasal dari orang tua berpendidikan baik; (6) Beberapa fasilitas
(misalnya bukuzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
r h n a i dan media pengajaran) yang tersedia sangat mendukung
program ini; dan (7) onfnjar (Binaan) dan program ini, semua sukses dan diterima di
perguruan tinggi. Keuntungan dan prograni mi adalah guru dan siswa merasa termotivasi
untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka. Selain itu, mereka merasa
percaya diri untuk meningkatkan prngrtahnan mereka karena keterampilan bahasa
Inggris mereka. Di sisi lain, kelemahannya adalah beberapa guru masih perlu bimbingan
di kelas dan siswa harus berpikir dua kali dalam memahami materi (terutama pada awal
program ini) Bahasa Inggns pemahaman dan memahami masalah sendiri. Untuk
pengembangan di masa depan, perlu bagi institusi untuk memberikan program ini dengan
beberapa struktur infra/supra lebih lengkap. Sejalan dengan optimisme para pemangku
kepentingan di program ini, lembaga ini berharap bahwa pemerintah, khususnya
Kabupaten Surakarta akan memberikan lebih banyak perhatian dan dana untuk mengembangkan program ini, khususnya sumber daya manusia agar memenuhi persyaratan.


Kata kunci: implementasi, imersi, bertahap, keyakinan, sumber daya zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW

Abstract: The aims of the study are: 0 to deseribe the implementation of teaching
learning process of immersion program at SMAN 4 Surakarta; (2) to identify the
advantages and the weaknesses of the immersion program; and (3) to deseribe how to
develop the immersion program in thefuture. The researeh was condueted in deseriptive
• Alamat koretpondrnsi Jalan Duwct X No. 9 Karangasem. Uweyan. Surakarta. HP 08121332234

150

qualitative approach bascd on field observation, auestionnaires and interviews o some
stakeholders, such as students. parents. leachers. and the director of immersion program
at SMAN 4 Surakarta. The result shows that: (I) The Immersion program has been
conductedsince 2003/2004 academicyear by implementingseven subject matters taught
in English: Physics, Chemistry. Mathematics, Biology, Ilistory, Economics. and
Geography; (2) Prior to immersion implementation, the teachers joined the Classroom
English Course for one year; (3) The use of English in teaching learning process was
done gradually; (4) Both teachers and students are highly motivated in condueting and
joining thisprogram; (5) Great supports comefrom the well-educated parents; (6) Some

facilities (e.g. reference books and teaching media) are available for supporting this
program; and (7) The output (the graduates) of this program were all successful and all
accepted in universities. The advantages of this program, among others, are: both the
teachers and studentsfelt motivated to increase their English skills; besides that, theyfelt
sclf-confident for increasing their knowledge due to their English skills. On the olher
hand, the weaknesses, among others, are: some teachers still need guidance in the
classroom, and the students should think twice in understanding the subject matters
(especialty at th beginning of this program)—understanding English and understanding
the matters ihemselves. For the development in the future, it is necessary for the
institution to provide this program with some more complete infra/supra structures. In
line with the stakeholders' optimism on this program, the institution hopes that the
government. especially the Regency of Surakarta, would give more attention andfundfor
developing this program, especially the human resources to be aualified.

Keywords: implementation, immersion, gradually. confidence. resources zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW

PENDAHULUAN
Program Imersi Bahasa Inggris telah menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi oleh dunia pendidikan di Indonesia, utamanya di Surakarta.
Sebab, program imersi menurut sejarah
telah diterapkan di negara-negara maju seperti Kanada dan Amerika Serikat sejak

60-an tahun yang lalu. Di samping itu,
tingkat keberhasilan program ini bisa dipertanggungjawabkan karena telah melalui penelitian yang terus-menerus (longitudinal studies) selama 60 tahun utamanya di
Kanada. Program ini tidak hanya memberikan manfaat bagi peningkatan kemampuan berbahasa siswa saja, tetapi juga meningkatkan understanding (saling pengertian) yang tinggi antaranggota masyarakat

berlatar budaya berbeda. Karena itu, dalam
program imersi tidak hanya bahasa saja
yang diajarkan tetapi termasuk budaya
serta ilmu pengetahuannya.
Di Kanada, hasil penelitian yang
terus-menerus selama kurang lebih 60 tahun tentang penerapan program imersi telah menunjukkan bahwa program ini sangat berhasil, di antaranya hasil capaian
kemampuan murid di bidang keilmuan tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok antara program imersi dan program reguler. Selain itu, kemampuan siswa dalam
penguasaan bahasa sasaran dalam hal ini
adalah bahasa Pcrancis tidak menunjukkan
perbedaan yang berarti kecuali kemampuan untuk bernegosiasi agak berbeda karena
siswa imersi memang tidak mempunyai

A u u n . Implementasi Program Imeisi Uahau In zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
^jTii

151


kontak yang intensif dengan penutur asli
mulanya menandai diterapkannya pro(Kcrr, 2002). Di samping itu, program
gram imersi bahasa Inggris tidak sepenuhimersi juga mempromosikanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
multiculnya diterapkan. Sebagai misal harusnya
turlsm di antara mereka yang berlatar belaada eksposur dari penutur asli bahasa Ingkang bahasa dan budaya berbeda sehingga
gris (baik murid maupun guru) di dalam
kesalahpahaman bisa dihindari karena pekelas tersebut dengan harapan akan memangetahuan tentang budaya bahasa sasaran.
cu perkembangan penguasaan bahasa Inggris mereka.
Program Imersi di beberapa negara
Mengacu pada beberapa penelitian
termasuk sekarang di Cina dan Korea serta
terdahulu (Amato, 1988) bahwa program
beberapa negara Asia lainnya menunjukimersi sudah memberikan bukti sangat
kan berbagai macam variasi dalam penyemungkin mengembangkan kemampuan
lenggaraannya. Sebagai contoh kombinasi
akademik siswa dan kemampuan bahasa
antara bahasa pertama dan kedua bervarikedua (bahasa Inggris) secara bersamaan
asi antara 70 % dan 30 % sampai dengan
dengan tidak saling mengorbankan satu
30 % dan 70 tergantung pada kebutuhan.
dan lainnya. Karena itu, program imersi
D i Cina, kombinasi yang dipakai bahkan
bahasa
Inggris sudah selayaknya dilaksaada yang mencapai total 100 % untuk banakan di Indonesia, khususnya di Jawa Tehasa Inggris (bahasa kedua) sehingga prongah untuk meningkatkan kemampuan pegram ini bisa disebut sebagai imersi total.
nguasaan bahasa Inggris para lulusannya
Bahkan, semua fasilitas yang ada di tempat
sehingga bisa bersaing di dunia global.
tersebut dilayani dengan bahasa Inggris
Salah satu persyaratan untuk program
sehingga penguasaan bahasa oleh para muimersi bahasa Inggris adalah adanya native
ridnya sangat intensif.
speakers or near-native speakers di dalam
D i Indonesia, khususnya Jawa Teproses belajar sehingga siswa mendapatngah mulai tahun ajaran 2003/2004, pemekan input yang baik yang akan mendorong
rintah provinsi mulai melaksanakan prohilangnyafozilisation yang biasanya terjagram imersi bahasa Inggris di beberapa
di karena sumber yang didapatkan tidak
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai
tepat Hal ini sesuai dengan pendapat
proyek percontohan. Program ini memang
Krashen (1985) tentang comprehensible
bukan program yang eksklusif, tetapi hainput yang diperl ukan dalam proses belajar
nya program yang sama dengan program
bahasa Inggris.
reguler. Bedanya, program ini menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris untuk
beberapa mata pelajaran seperti Biologi,
Kimia, dan Matematika. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas human
resources Indonesia di masa yang akan datang. Sebab, kemampuan keilmuan diikuti
dengan kemampuan bahasa Inggris yang
memadai memungkinkan para lulusan
pendidikan perguruan tinggi di Indonesia
bisa bersaing di pasar kerja global. Sayangnya beberapa prasyarat pada awal

Input untuk program imersi bahasa
Ingrris sudah semestinya datang dari para
guru serta buku-buku berbahasa Inggris
yang tersedia di perpustakaan dan seharusnya menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan program tersebut. Untuk mengetahui apakah hal hal tersebut di atas
telah dipenuhi oleh program imersi bahasa
Inggris di S M A 4 Surakarta, perlu kiranya
penelitian ini dilaksakanan agar bisa terdeteksi lebih awal efektivitas program terse-

MEtkICOaa. Jilid 14. Nomor 2. Agustus 2011, halaman
152 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

ISO- 160

but sehingga bisa dikembangkan secara
awal mulanya memang bertujuan untuk
optimal di masa yang akan datang.
memberikan kesempatan bagi kelompok
Program imersi baik yang berbahaminoritas dan mayoritas, seperti misalnya
sa Inggris, Perancis maupun bahasa Indodi Kanada yang memiliki dua kelompok
nesia dikenal memiliki beberapa nama di
bahasa, yaitu Inggris dan Perancis sebagai
antaranya adalahzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Two-Way Language
usaha untuk mengintegrasikan dan menja(TWL) Programs, Bilingual Immersion
ga kedua jenis budaya, yaitu Franco phone
and Dual Immersion, Total Immersion
dan Anglophone (Kerr, 2002). BerdasarPrograms, dan Two-Way Immersions
kan konsep filosofi ini maka imersi total
(TWI) or Bilingual Immersions dengan
dan sebagian (total and partly immersion)
konsep yang konsisten, yaitu mengintegraberkembang luar biasa. Dalam praktiknya
sikan bahasa target sebagai bahasa pengbeberapa persyaratan untuk pengembangantar pengajaran seperti misalnya bahasa
an imersi tersebut menjadi semakin baik,
Inggris dan Perancis. Tujuan utamanya
di antaranya tuntutan kualifikasi pengajar,
adalah penguasaan bahasa target dan cajumlah siswa, pengelompokan siswa, mepaian akademik yang lebih baik dan dilatode pengajaran bahasa serta cakupan akakukan secara simultan. Misalnya imersi
demiknya. Swain & Johnson (1997) mebahasa Perancis di Kanada, di mana bahasa
nyatakan bahwa sudah merupakan suatu
Inggris dan bahasa Perancis dipakai kekeharusan jika persyaratan yang ketat terdua-duanya di kelas tersebut karena mesebut harus dipenuhi agar dapat dicapai
mang bentuknya bukan imersi penuh tetapi
kelas imersi yang efektif untuk perkempartly immersion.
bangan bahasa dan akademi siswa. Di samping itu, mereka mengatakan bahwa sudah
Penggunaan dua jenis bahasa damerupakan suatu keharusan jika guru
lam kelas atau program imersi bertujuan
imersi adalah seseorang yang bilingual
dan berdasarkan pada beberapa aspek filo(berbicara
dua bahasa) yang digunakan dasofi dan prinsip-prinsip pedagogi yang
lam kelas imersi tersebut. Dalam konteks
dijabarkan dalam proses belajar-mengajar
ini Syafei (2005) mengatakan bahwa salah
secara terus-menerus untuk mencapai tujusatu kelemahan imersi di Jawa tengah adaan tertentu (Kerper, 2001). Pertama, penglah persiapan guru yang awalnya bukan
gunaan tersebut berfungsi untuk memberiguru
yang bilingual, tetapi dipersiapkan
kan kesempatan pada siswa untuk meningsecara bertahap. Ini merupakan salah satu
katkan kemampuan bilingualism biliterakelemahan yang harus segera diatasi jika
cy serta konsep multibudaya untuk memenghendaki kelas imersi berjalan dengan
ngembangkan potensi anak secara maksimaksimal.
mal sekaligus meningkatkan kemampuan
akademik mereka. Dengan program imersi
diharapkan anak didik tidak perlu mengambil program tersendiri untuk meningkatkan kemampuan bahasa kedua mereka,
misalnya seperti Inggris alau Perancis.
Karena dengan program imersi mereka
belajar memanfaatkan kesempatan tersebut bersama-sama. Kedua, program ini

Asrori, Implementasi Program imersi Bahasa Inggris

Kerper (2001) menyatakan bahwa
penggunaan istilah imersi sering dilebihlebihkan yang mengarah pada kebingungan. Seperti misalnya di Amerika Serikat
ada program yang disebut imersi yang
menerapkan bahasa Inggris penuh untuk
kaum minoritas Spanyol. Hal ini tentu saja
tidak tepat, karena hasil akhir akan meng-

153

arah pada konsepzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
replacive di mana bahasa
lenggara program tersebut. Kombinasi teribu mereka akan hilang sama sekali diganti
sebut bervariasi dari 30% sampai dengan
dengan bahasa Inggris. Padahal pengguna100% menggunakan bahasa sasaran dan
an L2 (bahasa kedua) dalam domain umum
dengan menggunakan nama yang bervarimembantu perkembangan kemampuan
asi yang tujuan utamanya adalah pengajarpersonal siswa untuk berkomunikasi serta
an dengan konsep imersi. Ada tiga konsep
melancarkan proficieney siswa tersebut.
imersi yang telah dikenal, yaitu submerMeskipun begitu sepanjang sejarah persion, immersion, dan bilingual program.
kembangan program imersi apa yang disePertama, submersion berarti seseorang
but imersi total juga telah meraup sukses di
yang bahasa ibunya berbeda dengan bahaAmerika maupun di Kanada karena meresa target dimasukkan ke dalam kelas yang
ka memiliki kekhasan pada ciri-ciri geoberisi native speakers. Contoh anak Indografi mereka. Imersi penuh bertujuan unnesia yang dibawa orang tuanya ke Austuk mengintegrasikan kebutuhan menggatralia kemudian dimasukkan ke kelas lokal
bungkan beberapa etnik kedalam sebuah
bukan internasional. Kedua, immersion
masyarakat baru, yaitu Amerika atau K a memberikan fokus pada penggunaan L 2
nada.
untuk media pengajaran. Ketiga, bilingual
program
mengombinasilan L l dan L2
Saat ini kebutuhan program imersi
secara seimbang untuk proses belajar dan
bukan semata untuk mengganti ciri-ciri
mengajar.
khas masyarakat lama kemudian diganti
dengan budaya baru, tetapi lebih banyak
mengacu pada mempromosikan dua jenis
budaya dan bahasa untuk tetap berdampingan. Sebab, dengan menjadi bilingual
seorang anak memiliki keuntungan di antaranya dia bisa berkonsep dengan dua
bahasa sekaligus serta mengetahui budaya
dari kedua bahasa tersebut sehingga membangun saling pengertian yang tinggi dalam masyarakat. Tipe imersi seperti inilah
yang diharapkan dikembangkan di Indonesia agar siswa mampu menguasai kedua
bahasa dan keilmuan secara simultan sehingga kelak pengembangan sumber daya
manusia di Indonesia makin baik dan memiliki kesempatan global untuk bekerja di
mana saja tanpa batasan atau kendala bahasa.
Perkembangan program imersi telah berkembang di seluruh dunia termasuk
Indonesia dengan tingkat kombinasi L l ,
L2 dan L3 yang berbeda berdasarkan pada
kebijakan masing-masing negara penye-

Perkembangan penelitian di bidang
imersi juga sudah berkembang. Misalnya
di Kanada menunjukkan bahwa di samping ada keuntungannya program imersi
juga memiliki kelemahan. Secara umum,
siswa memiliki tingkat literasi dan flueney
yang tinggi dalam bahasa kedua tanpa
mengorbankan bahasa pertama mereka.
Lulusan program tersebut mempunyai kesempatan bekerja yang lebih tinggi di
negara tersebut karena kelancaran bahasa
Inggris mereka. Sayangnya, banyak program ini tidak menyediakan native
speakers yang berakibat pada kurangnya
communicative competence dari siswa tersebut karena kurangnya kontak dengan
penutur asli. Di samping itu, biasanya kemampuan bahass para siswa hanya terbatas pada etass discourse atau bahasa buku
teks.
Di Jawa Tengah program imersi dimulai pada tahun ajaran 2004 dengan
mengizinkan beberapa sekolah mclaksa-

P!taktGO€U. Jilid 14. Nomor 2. Agustus 2011. halaman
154 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

150-160

riakan program imersi sebagai proyek perpu mata pelajaran yang harus menggunacontohan, salah satunya adalah SM A 4 Sukan bahasa Inggris seperti dalam mata
rakarta. Pada saat ini mereka sudah memipelajaran Matematika dan Biologi. Karena
liki 4 kelas termasuk tahun kedua dengan
keterbatasan kemampuan guru tersebut
segala kelebihan dan kekurangannya. Seyang sebelumnya memang bukan seorang
cara umum, pelaksanaan program imersi di
yang bilingual (menguasai bahasa Inggris
Indonesia adalah sejeniszyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
bilingual prodan bahasa Indonesia) maka kesulitan
gram di mana L 2 (Foreign Language) disering muncul di antaranya ketidakjelasan
gunakan sebagai media pengajaran untuk
ketika menerangkan. Berdasarkan asumsi
beberapa mata pelajaran seperti Biologi,
tersebut maka penelitian tentang program
Matematika, dan Fisika. Persiapan penyeimersi sudah waktunya untuk dilaksanadiaan guru dilakukan atas kerja sama dekan.
ngan beberapa perguruan tinggi di Jawa
Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
Tengah di antaranya Universitas Sebelas
mendiskripsikan pelaksanaan kegiatan
Maret yang melakukan pembimbingan pebelajar-mengajar di program imersi S M A
nyediaan guru pengajar. Karena sudah ber4 Surakarta; (2) mengidentifikasi kelejalan pada tahun ketiga maka pada tahun
mahan dan kelebihan penerapan program
2007 sudah semestinya program ini dievaimersi bahasa Inggris di S M A 4 Surakarta
luasi untuk menentukan kebijakan selandari pandangan stakeholder (guru, murid,
jutnya. Selain itu, juga untuk melihat keleorang tua murid); dan (3) mendeskripsikan
mahan dan kelebihan dari program imersi
bagaimana pengembangan ke depan protersebut.
gram ini setelah diketahui kelemahan dan
Berdasarkan pada alasan tersebut
dan program imersi bahasa Inggris di S M A
4 Surakarta telah berjalan kurang lebih 3
tahun, sedangkan penelitian yang mengarah pada efektivitas pelaksanaan belum
dilaksanakan. Karena itu, penelitian evaluasi program imersi bahasa Inggris ini akan
memberikan masukan yang berarti bagi
perkembangan program tersebut. Selanjutnya, apakah program imersi tersebut akan
tetap terus dilakukan atau dimodifikasi pelaksanaannya.
Penelitian ini diajukan dengan
asumsi bahwa suatu program baru ada kemungkinan memiliki masalah dalam pelaksanaannya, di samping memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pengamatan
awal sebelum pembuatan proposal ini menunjukkan bahwa di antara masalah yang
muncul adalah kemampuan guru pengam-

Asron. Implementasi Program Imeni Bahasa Inggris

kelebihannya.
Hasil penelitian akan berupa deskripsi tentang program imersi bahasa
Inggris di S M A 4 Surakarta baik dari hasil
observasi maupun dari pandangan stakeholder. Hasil tersebut diharapkan dapat:
(1) menjadi masukan yang berarti bagi para stakeholder untuk melakukan evaluasi
perkembangan program imersi di S M A 4
Surakarta maupun di Jawa Tengah pada
umumnya; (2) menjadi masukan untuk
meningkatkan kualitas program tersebut di
masa yang akan datang sehingga didapat
model yang paling tepat untuk program
imersi di Indonesia; dan (3) dipakai sebagai landasan pengambilan kebijakan bagi
para pengambil keputusan apakah program imersi perlu dimodifikasi sesuai dengan konsep Indonesia atau tidak.

155

sebagai tempat pelaksanaan studi kasus
tentang penerapan program imersi bahasa
Inggris di Provinsi Jawa Tengah.
Data untuk penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu informasi yang
tersedia sehubungan dengan kegiatan program imersi di S M A 4 Surakarta serta data
primer yang diambil dengan teknik wawancara mendalam terhadap informan dari
masing-masing kelompok stakeholder,
misalnya murid, guru, orang tua siswa,
pengambil keputusan serta siswa lain yang
tidak terlibat langsusng di dalamnya. Teknik cuplikan (sampling technigue) yang
Data yang dikumpulkan berupa hadigunakan dalam penelitian ini adalahpursil observasi lapangan danzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
in-depth interposive sampling dan snowball sampling.
views yang akan dilakukan terhadap para
Purposive sampling digunakan karena jepemangku kepentingan (stakeholders)
nis
penehtian kualitatif tidak mensyarattentang pelaksanaan program imersi bahakan generalisasi hasil penelitian, namun
sa Inggris di S M AzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
4 Surakarta. Sumber
lebih banyak mengarah ke breadth and
data penelitian ini adalah dokumen-dokudepth, yaitu penelitian yang mendalam
men, legislasi, dan para pemangku kepententang subjek penelitian. Beberapa kritingan yang terlibat dalam kegiatan proteria untuk mendapatkan informan ditetapgram imersi. Adapun data yang dikumpulkan dengan pertimbangan bahwa mereka
kan berupa catatan mengenai pelaksanaan
terlibat langsung dalam kegiatan program
imersi serta pendapat dari pemangku kcimersi ini sejak masa pendiriannya sampai
pentingan.
dengan
saat ini. Mempunyai pengetahuan
Data penelitian ini terdiri dari dua
yang cukup sehubungan dengan pelaksajenis, yaitu data primer yang diambil denaan program tersebut. Dengan teknik ini
ngan teknik wawancara mendalam (indiharapkan peneliti akan mendapatkan key
depth interviews) dan observasi lapangan
informants yang memadai untuk pengana(site observations) terhadap kegiatan
lisisan mengenai program imersi tersebut
belajar-mengajar di program imersi; sesecara utuh.
dangkan data sekunder berupa informasi
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif. Bersifat deskriptif karena penelitian ini merupakan representasi objektif fenomena yang berhasil
ditangkap peneliti. Kelebihan bentuk penelitian deskriptif ini terletak pada aktual
tidaknya suatu masalah; sedangkan data
penelitian dikumpulkan, dideskripsikan,
dianalisis dan diinterpretasikan. Kualitatif
menunjukkan bahwa penelitian ini tidak
menyertakan data statistik dan lebih banyak berantuk deskripsi data.

terkait yang tersedia, misalnya data statistik dan informasi dari program tersebut.
Kedua jenis data tersebut digabungkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang sedang diteliti
sehingga didapatkan gambaran yang jelas
bagaimana keadaan pelaksanaan program
imersi bahasa Inggris di S M A 4 Surakarta.
Lokasi penelitian ini adalah Kotamadia
Surakarta, khususnya S M A 4 Surakarta

Data dianalisis dengan menggunakan metode interaktif, yang mencakup
data collection, data reduetion, data display, danconclusion/verification. Analisis
tersebut menitikberatkan pada upaya untuk melihat secara keseluruhan implementasi program imersi bahasa Inggris untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Analisis dengan sistem interaktif
ini tidak hanya berhenti pada setiap tahap.

MEOUCOCLl. Jilid 14. Nomor 2. A*^istin 2011,
156 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

halaman 150- 160

Sebagai misal, begitu data dikumpulkan
Untuk mempersiapkan program
kemudian dilakukan sajian data dan redukini, para guru sebelum mengajar telah disi data. Pada saat diperlukan pengumpulan
beri pelalihanzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
Classroom English selama
data dilakukan lagi untuk sampai pada
satu tahun dengan bekerja sama dengan
pcnyimpulan data. Hal ini dilakukan agar
Universitas Negeri Semarang (untuk angmasalah mengenai implementasi program
katan pertama) dan dengan U N S Surakarta
imersi bahasa Inggris bisa diketahui dan
(untuk angkatan kedua). Pelatihan mencabagaimana kemungkinan pengembangkup penguasaan bahasa Inggris maupun
annya di masa yang akan datang. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
metode pengajaran lainnya. D i samping

HASIL DAN PEMBAHASAN
Program imersi di S M A 4 Surakarta
dilaksanakan sejak tahun ajaran 2003/
2004. Pengembangan Program ini merupakan salah satu bentuk terobosan yang
dilakukan oleh Dinas Pendidikan Nasional
Propinsi Jawa Tengah dalam upaya mempercepat laju kualitas rjendidikan di wilayah ini. D i Surakarta, pemerintah menunjuk S M A Negeri 4 dan SMPNegeri I sebagai penyelenggara imersi.
Menurut Direktur Program Imersi
S M A N 4 Surakarta, Drs. Hardjono, pihak
sekolah saat ini tiap tahun membuka dua
kelas imersi, masing-masing terdiri atas 24
siswa. Peserta program ini diseleksi secara
ketat, yakni harus lulus tes tulis dan lisan
(wawancara bahasa) serta memenuhi persyaratan nilai mata pelajaran Matematika
dan Bahasa Inggris minimal 7 dalam Ujian
Akhir Nasional (UAN) dan nilai rapor
rata-rata semester 5 dan 6 SMP harus 7,5.
Adapun mata pelajaran yang menggunakan pengantar bahasa Inggris meliputi Fisika, Kimia, Matematika, dan Biologi (untuk kelas IPA); dan Sejarah, Ekonomi Akuntansi, dan Geografi (untuk kelas IPS). Penerapan penggunaan pengantar
bahasa Inggris dalam proses belajar-mengajar dilaksanakan secara bertahap, mulai
dari 30 % pada semester 1 hingga 100 %
pada tahun kedua.

A i r o r i . Implementasi Program Imersi Uahasa Inggris

itu, untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya, guru juga mengikuti kursus-kursus, pembimbingan guru pendamping di kelas dan pembimbingan dari dosen pendamping dari UNS. Pembimbingan
ini mencakup pembuatan silabi menerjemahkan silabus dan RPP kc dalam bahasa
Inggris. Selanjutnya, guru juga berlatih
dan mempraktikkan pemanfaatan media
pembelajaran.
Untuk materi/bahan atau buku pelajaran, para guru mendapatkannya dari Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Tengah, dari dosen pembimbing (dari UNS),
terjemahan buku pegangan (dari berbahasa
Indonesia menjadi berbahasa Inggris). Para guru juga berusaha mendapatkan materi
dari internet atau C D berbahasa Inggris.
Pihak sekolah juga bekerjasama dengan
sekolah lain yang menggunakan pembelajaran berbahasa Inggris.
Di samping itu, persediaan bukubuku referensi dalam bahsa Inggris juga
cukup tersedia di perpustakaan. Hal ini
mempermudah bagi guru dan siswa untuk
mendapatkannya.
Menurut beberapa guru, kendala
yang dihadapi sewaktu mengajar di kelas
antara lain adalah banyaknya istilah yang
sulit untuk ditransfer ke dalam bahasa
Inggris. Namun, untuk bidang studi Biologi, misalnya, hal itu teratasi oleh adanya
istilah-istilah yang memang lebih tepat diungkapkan dalam bahasa Latin.

157

Tentang persentase pemakaian bahasa Inggris di kelas: untuk materinya
sendiri ditulis dalam bahasa Inggris secara
penuh, sedangkan penjelasannya masih
bervariasi persentasenya. Sebagian guru
sudah berusaha menjelaskannya secara
penuh dalam bahasa Inggris, sedangkan
sebagian lainnya bervariasi anlara 50% 100%. Sebagian di antara guru beralasan
bahwa kejelasan pemahaman siswa terhadap materi lebih ditekankan daripada berusaha berbahasa Inggris, namun siswa justru tidak dapat memahaminya. Meskipun
demikian, guru tetap mempunyai tekad untuk terus-menerus meningkatkan kemampuannya berbahasa Inggris sehingga dapat
dipahami dengan benar oleh siswanya.
D i sisi lain, para siswa bisa memahami akan kelemahan beberapa gurunya.
Mereka cenderung untuk termotivasi dan
merasa senang untuk ikut membantu para
gurunya jika menemui kendala bahasa. Para siswa juga cukup aktif mengemukakan
pertanyaan dan jawaban dalam bahasa
Inggris. Motivasi itu juga terlihat dari usaha mereka untuk mengerjakan tugas yang
dilakukan melalui media internet.
Berkaitan dengan kendala bahasa
yang dialami oleh beberapa guru ini, beberapa siswa maupun guru juga merasa perlu
untuk disediakan penutur asli bahasa Inggris sebagai model di kelas. Pernah suatu
kali didatangkan penutur asli dari Kanwil
Semarang, namun sayangnya tidak langsung terkait dengan bidang studi tertentu.
Jadi, kehadiran penutur tersebut hanya
sebatas sebagai model berbahasa Inggris.
Mengenai kelebihan dari program
imersi dapat dikemukakan sebagai berikut.
Guru maupun siswa termotivasi untuk belajar bahasa Inggris lebih giat lagi. Sebagian guru merasa bersyukur, karena sebelum ada imersi mereka merasa buta atau ti-

dak begitu tertarik dengan bahasa Inggris.
Akan tetapi setelah berkecimpung di program imersi, mereka termotivasi tidak hanya untuk meningkatkan bahasa Inggris,
tetapi seiring dengan itu mereka juga termotivasi untuk mempelajari perkembangan IPTEK. Demikian halnya dengan siswa.
Adapun kekurangannya dapat dikemukakan sebagai berikut. Dari sisi guru,
mereka masih mendambakan tersedianya
materi ajar berbahasa Inggris yang memadai baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Beberapa materi ajar yang sementara
tersedia dari Dinas Pendidikan Jawa Tegah
masih berupa terjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris yang di sana
sini masih terdapat kesalahan atau kekurangan dari segi bahasa sehingga sulit dipahami. Penjelasan materi berbahasa Inggris membutuhkan alat bantu/media seperti L C D (komputer) untuk presentasi. Tetapi, jumlah media yang tersedia masih
dirasa kurang. Dari sisi siswa dan sebagian
para orang tua, mereka berpendapat bahwa
kemampuan bahasa Inggris beberapa guru
masih perlu ditingkatkan. Sebab, beberapa
materi tidak bisa terserap siswa dengan
sempurna hanya karena kekurangmampuan guru dalam menjelaskan. Hal ini terjadi
karena kurangnya frekuensi pendampingan guru/dosen di kelas.

Untuk pengembangan program
imersi ke depan dibutuhkan sarana dan
prasarana yang lebih komplet. Dengan
tetap menjaga optimisme atas keberhasilan
program imersi ini, pihak sekolah mengharapkan perhatian dan dukungan dana
dari pihak pemerintah, khususnya Pemkot
Surakarta, terutama untuk pengembangan
sarana dan S D M yang berkualitas di waktu
mendatang. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXW

/tttateOGkt. J U i d l 4 . N o m o r 2 . Agustus 2011, halaman 150 - 160

KESIMPULAN DAN SARAN
Program imersi di S M A N 4 Surakarta telah dilaksanakan sejak tahun ajaran
2003/2004 dengan ketentuan tiap kelas
terdiri dari 24 siswa dan maksimal dua kelas yang terseleksi lewat tes tulis maupun
lisan dengan nilai U A N SMP yang memenuhi syarat. Ada 7 bidang studi yang diajarkan dengan bahasa Inggris, yakni: Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Ekonomi, Sejarah, dan Geografi. Penerapan
bahasa Inggris dilakukan secara bertahap
dari 30% hingga 100%. Sebelum mengajar, para guru telah mengikuti pelatihan
selama setahun dengan bekerja sama dengan Universitas Negeri Semarang dan
UNS Surakarta. Motivasi guru dan siswa
cukup tinggi untuk mengikuti program ini,
didukung oleh peran orang tua yang ikut
mendorong serta membantu kesuksesan
program ini. Hasil lulusan program ini
sangat baik dengan diterimanya mereka di
beberapa perguruan tinggi termasuk di luar
negeri.

materi ajar berbahasa Inggris yang memadai baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, demikian pula halnya dengan media
pembelajaran untuk mendukung program
imersi. Dari sisi siswa dan sebagian para
orang tua, mereka berpendapat bahwa
kemampuan bahasa Inggris beberapa guru
perlu ditingkatkan. Hal ini terjadi karena
kurangnya frekuensi pendampingan guru/
dosen di kelas 3. Untuk pengembangan
program imersi kc depan dibutuhkan sarana dan prasarana yang lebih komplit. Dengan tetap menjaga optimisme alas keberhasilan program imersi ini, pihak sekolah
mengharapkan perhatian dan dukungan
dana dari pihak pemerintah, khususnya
Pemerintah Kota Surakarta, terutama untuk pengembangan sarana dan S D M yang
berkualitas di waktu mendatang.

Adapun saran dapat dikemukakan
sebagai berikut. Untuk pihak S M A N 4 Surakarta, disarankan untuk memenuhi kekurangan sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi program imersi. Sekolah hendaknya bisa menjaga agar siswa imersi tiKelebihan program imersi, antara
dak merasa diperlakukan secara diskrimilain guru maupun siswa merasa termotinatif dibandingkan dengan kelas rcgular.
vasi untuk meningkatkan keterampilan bahasa Inggris. Di samping itu, para siswa leUntuk pihak Pemerintah Kota Subih mempunyaizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
self-confident yang tinggi
rakarta, disarankan untuk memberikan
dalam pergaulan dan peningkatan wawasperhatian terutama dana untuk pengeman ilmu dengan bekal bahasa yang dipubangan sarana dan S D M pada program
nyainya. Adapun kekurangannya dapat diimersi ini sehinga ke depan program ini
kemukakan sebagai berikut. Dari sisi guru,
semakin berkualitas.
mereka masih mendambakan tersedianya

DAFTAR PUSTAKA
Amato, Patricia A Richard. 1988. Making It Happen: Interaction in the Second Language
Classroom. From theory to praetice. London: Longman.
Kerper, J.M. 2001. "Ducling Models of Dual Language Instruction: A Critical Review of
the Litcrature and Program Implementation Guide", dalam http://www.
findarticles.eom/p/articles/miqa3722/is_200110/,diunduh pada 17April 2005.
A s m n . Implementasi Program Imersi BahasazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
*H'**
159

Kerr, G.J. 2002. "The Total Immersion Experience: Creating a learning Community",
dalamzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Paper Presented at International TEFL Referencc Tong Hua, Jilin. August
«
2002.
Krashen, Stephen, D. 1985. The Input Hypothesis: Issues and Implication. London:
Longman.
Swain, M . & Johnson, R.K. (1997). "Immersion Education: A Category within Bilingual
Education". In R. K . Johnson & M . Swain (Eds.) Immersion Education:
International Perspectives (pp. 1-16). New York: Cambridge University Press.

Syafei, Muh. 2005. "The Implementation of English Immersion Program in Senior High
Schools", dalam Paper Prescntcd to the 53rd TEFLIN International Seminar, 6 - 8 ,
Deccmber2005. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

fttUHCOaa. Jilid 14. Nomor 2. Agustus 2011. halaman 150 160
160 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA