UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BILANGAN DENGAN MENERAPKAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VII MTS PERDAMEAN RANTAU PARAPAT T.A. 2014/2015.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
SISWA PADA MATERI BILANGAN DENGAN MENERAPKAN
MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS
VII MTs PERDAMEAN RANTAUPRAPAT
TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh :
Meida Hasda Hasibuan
NIM 4103311032
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


iv

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala
rahmat dan hidayahNya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian
ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul : Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Bilangan Dengan Menerapkan
Model Quantum Teaching Pada Siswa Kelas VII-A MTs Perdamean Rantau prapat
TA 2014 / 2015
Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.
Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir
penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Yasifati

Hia


M.Si,

Pardomuan

NJM

Sinambela,S.Pd,M.Pd,

dan

Bapak

Dr.W.Rajagukguk,M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. W.Rajagukguk,M.Pd selaku dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama
perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar
Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai
di rektorat, Bapak Prof.Drs Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Drs.

Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,M.Si selaku
ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku sekretaris
jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda
Ramadansyah Hsb dan Ibunda Nurhasanah Siregar, orangtua penulis yang telah

v

mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan
selalu mendo’akan penulis. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat
kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat Kakak tersayang Indah
Lestari Hsb yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis, serta Terima
kasih juga untuk Adinda adik Maimunah Nazmi Hsb. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Hj.Murni Ritonga S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MTs
Perdamean Rantau Prapat dan Ibu Latifah Handari, S.Pd selaku guru bidang studi
matematika di MTs Perdamean Rantau prapat yang telah banyak membantu penulis
selama penelitian.
Penulis juga ucapkan terima kasih untuk M.Adi Kurniawan Nst yang selalu
bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan

skripsi ini hingga selesai. Tak lupa penulis ucapan terima kasih juga untuk sahabat
Aisyah hutasuhut, Desy ratna sari, Cindy Novalia silitonga, Dinda Kartika, Lita
Yustina Butar-butar, Runny Tri Sulistyowati, Utari Mustika, Andreas Sembiring,
Dedi Aprinaldi, Sholahuddin Al’Ayyubie Dalimunthe, adik kami Nurul indah pratiwi,
Sakinah tuljannah, Amd, Novita Devi dan teman-teman senasib seperjuangan di EKS
A’ 10 Pendidikan Matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang
tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
dunia pendidikan.

Medan,

September 2014

Penulis,

Meida Hasda Hasibuan
NIM. 4103311032


vi

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
RiwayatHidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
vii

ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.
Batasan Masalah
1.4.
Rumusan Masalah
1.5.
Tujuan Penelitian
1.6.
Manfaat Penelitian

1
1
8

8
8
9
9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1.
Belajar
2.1.2.
Matematika
2.1.3.
Masalah dalam Matematika
2.1.4.
Pemecahan Masalah
2.1.4.1 Pengertian Pemecahan Masalah
2.1.4.2 Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika
2.1.4.3Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
2.1.5. AlatEvaluasiKemampuanPemecahanMasalahSiswa

2.1.6. Model Pembelajaran
2.1.7
Model Quantum Teaching
2.1.8 Materi Ajar Bilangan
2.2
KerangkaKonseptual
2.3
HipotesisTindakan

10
10
10
12
13
14
14
15
18

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Subjek dan Objek Penelitian
3.3.
VariabelPenelitian
3.4.
Jenis Penelitian
3.5
Alat Pengumpul Data
3.6.
TeknikAnalisis Data

21
21
23
27
47
50


51
51
51
51
57
60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I

64

vii

4.1.1 Permasalahan I
4.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I (Perencanaan Tindakan I)
4.1.3 PelaksanaanTindakan I
4.1.4 TahapObservasi I

4.2
Analisis Data HasilSiklus I
4.2.1 HasilTesKemampuanPemecahanMasalah
4.2.2 HasilObservasi
4.2.3 Refleksi
4.3. Hasil Penelitian Siklus II
73
4.3.1 Permasalahan
4.3.2 AlternatifPemecahan II (RencanaTindakan II)
74
4.3.3 PelaksanaanTindakan II
74
4.3.4 Observasi
4.4. Analisis Data HasilSiklus II
4.4.2. HasilObservasi
4.4.3. Refleksi II
4.5PembahasanHasilPenelitian

64
66
66
68
68
68
70
72
73

75
75
77
79
81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

84
84

DAFTAR PUSTAKA

86

ix

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1

Teknik Penskoran Kemampuan

58

Pemecahan Masalah
Tabel 3.2

Kriteria Tingkat TesKemampuan

62

PemecahanMasalah Siswa
Tabel 4.1

Deskripsi Tingkat KemampuanPemecahan

64

Masalah Pada Tes Awal
Tabel 4.2

Deskripsi Tingkat KemampuanPemecahan

69

Masalah Pada TesKemampuanPemecahan
Masalah I
Tabel 4.3

Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan

70

Pembelajaran Pada Siklus I
Tabel 4.4

Deskripsi Hasil Observasi siswa Melakukan

71

Pembelajaran Pada Siklus I
Tabel 4.5.

Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan

76

Masalah pada Tes Siklus II
Tabel 4.6.

DeskripsiHasilObservasi Guru dalam

77

MelaksanakanPembelajaranpadaSiklus II
Table 4.7.

Deskripsi Hasil Observasi Siswa Dalam
Melaksanakan Pembelajaran Pada Siklus II

79

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 3.1.SkemaProsedurPelaksanaanPenelitianTindakanKelas

54

Gambar 4.1. Deskripsi KemampuanPemecahanMasalahTes Awal

65

Gambar 4.2. Deskripsi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

69

Gambar 4.3.DeskripsiTesKemampuanPemecahan Masalah II

77

Gambar 4.4. Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas pada

82

Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.5. Deskripsi Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa

83

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya.
Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan
terbelakang. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di
Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun,
indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia
adalah dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka
perlu diadakan upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan
perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan luas.
Mata pelajaran matematika ada di setiap tingkatan sekolah, mulai dari
tingkatan yang paling rendah TK (matematika awal seperti mengenal
angka dan berhitung sederhana), SD, SMP maupun SMA dan SMK.
Seperti Menurut Cockroft (Abdurrahman, 2009 : 253):
Menurut Cockroft (1982: 1 – 5) mengemukakan bahwa matematika perlu
diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi
kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan bidang keterampilan
bidang matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang
kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi
dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan logis, ketelitian, dan
kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan yang menantang.
Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika
seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun
pada kenyataannya belajar matematika sering dianggap sesuatu yang
menakutkan dan membosankan, hal ini terjadi karena selama ini belajar
matematika hanya cenderung menghitung angka yang seolah – olah tidak
ada makna dan kaitannya dengan peningkatan kemampuan berpikir untuk
memecahkan berbagai soal. Padahal dengan belajar matematika kita

2

dilatih untuk senantiasa berpikir logis dan kritis dalam memecahkan
permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan keuletan.
Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik
itu untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya.
Akan tetapi banyak pula siswa yang tidak suka pada pelajaran matematika.
Banyak juga anak yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran
yang sulit dan membosankan.
Namun, pembelajaran terhadap Matematika bagi kebanyakan pelajar
tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian,
visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatanhambatan ini menciptakan sugesti buruk terhadap Matematika sebagai
pelajaran

yang

sulit

dan

juga

menimbulkan

rasa

malas

untuk

mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus berlanjut dan semakin
memperkuat anggapan bahwa ‘Matematika adalah pelajaran yang sulit dan
menakutkan’.
Seperti

yang

diungkapkan

Cornelius

(dalam

Abdurrahman,

2009:253) bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai berikut
:
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal
pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk
mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan
kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Berdasarkan kutipan disimpulkan bahwa melalui pembelajaran
matematika

diharapkan

peserta

didik

dapat

mengembangkan

kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasannya serta
dapat mengembangkan aktivitas kreatif dalam memecahkan masalah.
Ini menunjukkan bahwa matematika memiliki manfaat dalam
mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu untuk dipelajari.
Sejalan dengan hal itu.
Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan matematika masih
memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa.

3

Mutu akademik antarbangsa melalui Programme For International
Student Assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa peringkat
matematika Indonesia berada di deretan 39 dari 41 negara. Sejauh ini,
Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah
(dalam Kunandar, 2009:1).
Dari kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa kualitas
pendidikan matematika masih rendah dan belum sesuai dengan yang
diharapkan. Rendahnya prestasi belajar matematika di sekolah telah
menjadi masalah nasional yang harus diperhatikan oleh berbagai
kalangan. Untuk mengatasi rendahnya nilai matematika tersebut, para
pendidik berusaha mengadakan perbaikan dan peningkatan disegala segi
yang menyangkut pendidikan matematika.
Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lenner (dalam
Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :
“kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen,
(1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”.

Dari pernyataan di atas, salah satu aspek yang ditekankan dalam
kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang
sangat

penting

penyelesaiannya,

karena
siswa

dalam

proses

dimungkinkan

pembelajaran
memperoleh

maupun

pengalaman

menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk
diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.
Cooney (dalam Hudojo, 2005:130) mengatakan bahwa
mengajarkan
siswa
untuk
menyelesaikan
masalah-masalah
memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik di dalam mengambil
keputusan didalam kehidupan. Namun hal tersebut dianggap bagian yang
paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam
mengerjakannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang
mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu
secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.
Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam berbagai ilmu pengetahuan, maka kualitas pembelajaran

4

yang diberikan oleh guru merupakan hal yang penting untuk diperhatikan,
pemilihan model dan metode pembelajaran matematika yang tepat akan
membuat matematika disukai oleh siswa. Pembelajaran matematika yang
dilakukan di sekolah selama ini kurang memberi motivasi kepada siswa
untuk terlibat langsung dalam pembentukan pengetahuan matematika
mereka. Siswa lebih tergantung pada guru sehingga sikap ketergantungan
inilah yang yang menjadi karakteristik seseorang secara tidak sadar telah
dibiarkan tumbuh dan berkembang melalui gaya pembelajaran tersebut.
Padahal yang diinginkan adalah siswa yang mandiri, mampu untuk
memunculkan ide-ide dan gagasan yang kreatif serta mampu menghadapi
tantangan atau permasalahan yang sedang dihadapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka pemecahan masalah merupakan
suatu tujuan dalam pembelajaran matematika, suatu pendekatan
pembelajaran matematika serta merupakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi dalam matematika yang harus dimiliki oleh siswa. Selanjutnya
kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah daya
berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada suatu
kegiatan yang mementingkan prosedur yang ditempuh siswa guna
memperoleh solusi permasalahan yang mereka hadapi.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, kemampuan pemecahan
masalah harus dimiliki siswa untuk melatih agar siswa terbiasa menghadapi
berbagai permasalahan, baik masalah dalam matematika, masalah dalam
bidang studi lain ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
semakin kompleks. Oleh sebab itu, kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah matematis perlu terus dilatih sehingga ia dapat memecahkan
masalah yang ia hadapi.
“ pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kegiatan
matematika yang dianggap penting baik oleh para guru maupun siswa di
semua tingkatan mulai dari SD sampai SMU”. Namun hal tersebut dianggap
bagian yang paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam
mengajarkannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang

5

mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu
secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya ”.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menumbuhkan
sendiri minat belajar siswa untuk tertarik belajar. Oleh karena itu peneliti
ingin melakukan penelitian dengan menerapkan pembelajaran Quantum
Teaching dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa.
Quantum Teaching adalah pembelajaran yang memadukan antara
berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang
nyaman dan menyenangkan serta munculnya emosi positif sebagai
keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam
proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi
kepada seseorang sehingga akan memberikan kepercayaan dirinya sendiri.
DePorter (2010:122) mengemukakan bahwa :
Quantum teaching terletak pada kemampuan anda untuk
menjembatani jurang antara dunia kita dan dunia mereka. Hal ini
akan memudahkan anda membangun jalinan, menyelesaikan bahan
pelajaran lebih cepat, membuat hasil belajar lebih melekat, dan
memastikan terjadinya pengalihan pengetahuan. Hubungan dinamis
yang tercipta berguna untuk menarik keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran.
Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi
yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini
mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan
siswa. Interaksi - interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah
siswa menjadi ilmu yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang
lain. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, merancang pembelajaran menyampaikan isi
dan memudahkan proses belajar.
Menurut Deporter (2010:127) menyatakan bahwa :
Kerangka pembelajaran TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dalam model pembelajaran
Quantum Teaching mencerminkan gaya mengajar progresif dan

6

menjamin siswa menjadi tertarik, karena kerangka TANDUR
memastikan bahwa mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan
isi pelajaran nyata bagi diri mereka dan mencapai sukses.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti berupa tes
diagnostik awal yang berkaitan dengan hasil belajar pada pokok bahasan
operasi bilangan bulat kepada 35 siswa kelas VII MTs Perdamean
Rantauprapat terdapat beberapa kesalahan sehingga siswa sulit menerima
pembelajaran ini. Hanya 8 orang siswa (3,2%) yang menjawab soal nomer
1 dengan benar dan 15 orang siswa (37,5%) yang menjawab soal nomer 2
dengan benar. Nilai rata- rata siswa yang didapat 57,8. Berdasarkan data
kesulitan siswa pada tes diagnostik diketahui kesulitan-kesulitan yang
dialami siswa dalam menyelesaikan tes diagnostik adalah :

1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami makna soal sehingga
siswa tidak mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang
akan ditanya dari soal yang diberikan.
2. Siswa mengalami kesulitan dalam memisalkan dan mengubah
kalimat soal ke dalam kalimat matematika (membuat model)
3. Siswa mengalami kesulitan dalam mengaitkan antara apa yang
diketahui dengan apa yang ditanya dari soal.
4. Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika
yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Dari hasil wawancara peneliti dengan ibu Latifah hrp, sebagai guru
matematika MTs Perdamean Rantauprapat pada tanggal 05 maret 2014,
mengatakan bahwa:
"Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang
membutuhkan pemecahan masalah, jika soal yang diberikan sedikit
bervariasi maka siswa sulit mengerjakannya. Hal ini disebabkan kurangnya
kreativitas siswa untuk menyelesaikan soal serta cara belajar siswa yang
kurang baik”.
Banyaknya

siswa

yang

tidak

mampu

menyelesaikan

soal

dikarenakan proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga

7

menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah. Dengan
demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata kepada
siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus pada
aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara mental maupun fisis.
Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik
itu untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya.
Salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Quantum
Teaching. Model Quantum Teaching lebih menekankan pada hubungan
dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan
kerangka untuk belajar. Quantum teaching merangkaikan yang paling baik
dari yang terbaik,menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang
kurikulum,menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.
Menurut Deporter (2010 : 37) model Quantum teaching hampir sama
dengan sebuah simfoni. Jika Anda menonton sebuah simfoni, ada banyak
unsur yang menjadi faktor pengalaman musik Anda. Kita dapat membagi
unsur- unsur tersebut menjadi dua kategori : konteks dan isi.
Quantum Teaching adalah pembelajaran yang memadukan antara
berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang
mempengaruhi proses dan pemahaman pemecahan masalah siswa.
Lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan serta munculnya
emosi positif sebagai keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi
yang baik dalam proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi
yang tinggi pada diri seseorang sehingga akan memberikan kepercayaan diri
untuk mencetuskan ide-ide kreatif atau gagasan dari hasil pemikirannya.
Deporter ( 2010 : 31) mengungkapkan bahwa Quantum Teaching adalah
pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Dan Quantum
Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar.

8

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul :“ Upaya meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa pada materi bilangan dengan menerapkan model quantum
teaching pada siswa kelas VII MTs Perdamean Rantau Prapat T.A
2014/2015 ”

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Latifah Harahap, selaku guru
bidang studi matematika, kemampuan pemecahan masalah siswa pada saat
menyelesaikan soal matematika masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari
kondisi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
- Matematika masih dianggap sulit bagi siswa
- Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
- Kegiatan pembelajaran di dalam kelas masih terpusat pada guru.
- Siswa kurang mampu menerjemahkan persoalan atau masalah
kehidupan sehari-hari kedalam model matematika.
Hal ini berdampak pada kemampuan pemecahan masalah siswa yang
dianggap masih rendah terutama pada materi bilangan. Siswa kesulitan
menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi bilangan.

1.3 Batasan Masalah
Karena luasnya ruang lingkup permasalahaan tidak semua yang
diidentifikasi dijadikan bahan kajian maka peneliti membatasi masalah
dalam penelitian ini yaitu pada rendahnya kemampuan pemecahan masalah
matematika

siswa terhadap konsep-konsep

dalam materi bilangan

khususnya pada materi operasi bilangan bulat serta upaya yang dilakukan
untuk meningkatkannya.

1.4 Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada

9

materi bilangan dengan menerapkan model quantum teaching pada
siswa kelas VII MTs Perdamean Rantau Prapat T.A 2014/2015.

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang akan diteliti, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pembelajaran dengan menerapkan
model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa pada materi bilangan dengan menerapkan model
quantum teaching pada siswa kelas VII MTs Perdamean Rantau Prapat T.A
2014/2015 .

1.6 Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berguna terhadap
peningkatan kualitas pendidikan, terutama bagi :
1. Pihak sekolah sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam
rangka perbaikan kualitas pembelajaran termasuk dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah pada siswa.
2. Guru

matematika

khususnya

untuk

menambah

variasi

model

pembelajaran. Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan
dan pengetahuan guru mengenai model pembelajaran Quantum
teaching sebagai pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah pada siswa.
3. Siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada
siswa terutama dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
4. Penulis sendiri dalam menambah dan membekali diri untuk menjadi
seorang pengajar dan pendidik yang akan terjun ke masyarakat.

84

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :
Model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa khususnya pada materi operasi bilangan bulat di
kelas VII-A MTs Perdamean Rantau Prapat. Upaya yang dilakukan peneliti
pada pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa adalah menerapkan kerangka pembelajaran Quantum Teaching yaitu:
tumbuhkan, alamai, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan.

5.2

SARAN
Adapun

saran-saran

yang

diajukan

berdasarkan

hasil

penelitian,

pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :
a. Kepada Guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang
berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan Quantum Teaching
sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa.
b. Kepada kepala sekolah MTs Perdamean RantauPrapat, agar dapat
mengkoordinasi guru – guru untuk menerapkan pembelajaran dengan
model

pembelajaran Quantum Teaching sebagai alternatif untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
c. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus mengkondisikan
lingkungan belajar yang optimal, karena kondisi yang optimal dalam
lingkungan belajar dapat menciptakan suasana belajar yang efektif.
d. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran dengan model

85

Quantum Teaching pada materi operasi bilangan bulat ataupun materi lain
dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009),PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar,
Cipta, Jakarta.

Rineka

A.M., Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Rajawali Pers,
Jakarta.
Arikunto, S., dkk., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
DePorter,Bobbi., Reardon, Mark., and Norie,Singer Sarah., (2010), Quantum
TeachingOrchestrating Student Success, Terjemahan Ary Nilandari ,
Penerbit Mizan Pustaka, Bandung.
Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Hudojo,

H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika,Universitas Negeri Malang (UM PRESS), Malang.

Purwanto, (2011), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
RinekaCipta, Jakarta.
Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D), Penerbit Alfabeta, Bandung.
Suherman, dkk. (2000). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Penerbit
Universitas Terbuka: Jakarta.
Sumarno, (2003). Model Pembelajaran Generatif. Jakarta : Rineka Cipta
Suprijono, Agus., (2010), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem,
Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sutawidjaja, dkk., (1998), Pendidikan Matematika III, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.

RIWAYAT HIDUP

Meida Hasda Hasibuan dilahirkan di Kota Rantau prapat pada tanggal 30
Mei 1992. Ayah bernama Ramadhansyah Hasibuan dan Ibu bernama Nurhasanah
Siregar, merupakan anak Kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1998 penulis
masuk Sekolah SDN 112149, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004,
penulis melanjutkan sekolah di MTsN Rantau prapat dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMAN 2 Rantau prapat dan
lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan alam Universitas Negeri Medan.