PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG KERING “ KLOBOT” SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Jagung Kering “ Klobot” Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Cao Dan Pewarna Alami Yang Ber

(1)

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG KERING “ KLOBOT” SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN

PENAMBAHAN CaO DAN PEWARNA ALAMI YANG BERBEDA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan oleh : NANIK DANIATRI

A 420110065

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Dra. Aminah Asngad, M.Si

NIP/NIK : 0628095901

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Nanik Daniatri NIM : A 420110065 Program Studi : Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG KERING “ KLOBOT” SEBAGAI BAHAN PEMBUATAS KERTAS SENI DENGA PENAMBAHAN CaO DAN PEWARNA ALAMI YANG BERBEDA

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, Maret 2015 Pembimbing

Dra. Aminah Asngad, M.Si NIP. 0628095901


(3)

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG KERING “ KLOBOT” SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN

PENAMBAHAN CaO DAN PEWARNA ALAMI YANG BERBEDA 1.Nanik Daniatri, A420110065, Program Studi Pendidikan Biologi, 2. Dra. Aminah Asngad, M.Si, Lektor Kepala, Skripsi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015 ABSTRAK

Bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai campuran pembuatan kertas seni. Keduanya memiliki kandungan serat, lignin, protein, lemak kasar, serat kasar.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketahanan tarik, ketahanan sobek dan uji sensoris kertas seni dari limbah bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna alami yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola factorial. Adapun faktor 1: pewarna alami (P), P0: Tanpa warna, P1: Daun Jati, P3: Daun Pepaya. Dan faktor 2: konsentrasi bahan baku (W), W1: 50%:50%, W2: 40%:60%, W3: 30%:70%, masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan.. Hasil penelitian menunjukkan ketahanan tarik kertas tertinggi pada perlakuan P2W1 (bulu ayam

dan kulit jagung kering “ klobot” 50%: 50% dengan penambahan CaO dan pewarna alami daun pepaya) senilai 8.8410 N, ketahanan sobek kertas tertinggi pada perlakuan P2W2 dengan rerata 22.0088 diperoleh pada proporsi bulu ayam

40%:60% kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan pewarna alami daun pepaya. Hasil uji sensoris tekstur halus tertinggi pada perlakuan P0W1( bulu

ayam 50%:50% kulit jagung kering “klobot” tanpa pewarna alami), kenampakan serat yang tampak pada perlakuan P0W1( bulu ayam 50%:50% kulit

jagung kering “ klobot” tanpa pewarna alami), warna yang tertinggi pada perlakuan P1W3 ( bulu ayam 30%:70% kulit jagung kering “ klobot” dengan

pewarna alami daun jati) yaitu merah kecoklatan, kesukaan secara umum yaitu suka dari semua perlakuan.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya perbedaan ketahanan tarik, ketahanan sobek, maupun hasil uji Sensoris kertas seni dari limbah bulu ayam dan kulit jagung kering “klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna alami yang berbeda.

Kata kunci: kertas seni,CaO, bulu ayam, kulit jagung kering “ klobot”,ketahanan tarik dan sobek, serta uji sensoris.


(4)

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG KERING “ KLOBOT” SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN

PENAMBAHAN CaO DAN PEWARNA ALAMI YANG BERBEDA (Utilization of feather and corn as skin art “klobot” of making paper with addition

of CaO and different natural dyes)

1. Nanik Daniatri 420110065, Biology Education Program, Thesis, 2. Aminah Asngad, M.Si, Associate Professor, Thesis, Faculty of

Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah Surakarta, 2015

ABSTRAK

Quill and corn “ klobot” husks is a material that can be used as a mixture of paper making art. Both have fiber, lignin, protein, crude fat, fiber rude.Tujuan this study to determine the tensile resistance, tear resistance and sensory test paper art from waste chicken feathers and corn husks “ klobot” with the addition of CaO and yana different natural dyes. This study used an experimental method with a completely randomized design (RAL) factorial pattern. The factor 1: natural dyes (P), P0: Without color, P1: Teak Leaves, P3: Papaya Leaf. And a factor of 2: the concentration of the raw material (W), W1: 50%: 50%, W2: 40%: 60%, W3: 30%: 70%, each treatment was performed 3 repetitions. The results showed tensile resistance Highest paper on treatment P2W1 (feather and leather

corn “ klobot”50%: 50% with the addition of CaO and natural dyes papaya) worth 8.8410 N, the highest in the paper tear resistance with a mean treatment P2W2 22.0088 obtained in 40% the proportion of chicken feathers: 60% leather

corn “ klobot” with the addition of natural dyes papaya leaves. The results of sensory tests smooth texture highest in treatment P0W1 (quill 50%: 50% corn skin

“ klobot” without natural dyes), the appearance of fibers that looked at treatment P0W1 (quill 50%: 50% corn skin “ klobot” without natural dyes), which is the

highest dyes treatment P1W3 (quill 30%: 70% corn skin “ klobot” with natural

dyes teak leaves) are red-brown, the general joy that love of all treatment. Research of concluded the difference in tensile resistance, tear resistance, as well as the results of sensory test paper art of waste chicken feathers and corn husks “klobot” with the addition of CaO and different.

Keywords : art paper, CaO, feathers, leather corn “ klobot”, tensile and tear resistance, and sensory tests.


(5)

PENDAHULUAN

Kertas merupakan benda yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari- hari, bahan yang tipis dan rata, banyak digunakan untuk menulis, menggambar dan sebagai pembungkus makanan. Di Indonesia bermacam- macam jenisnya antara lain : karton, buram dan kertas HVS . Bahan utama dalam proses pembuatan kertas adalah bubur kertas atau yang dikenal dengan pulp. Pada umumnya pulp terbuat dari bahan kayu yang mengalami beberapa tahapan proses, sehingga pada akhirnya berubah menjadi bubur kertas proses tersebut disebut pulping.

Selama ini, kertas seni dibuat dengan menggunakan limbah tanaman yang tidak digunakan lagi. Menurut penelitian Purnawan ( 2012), tentang Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Untuk Pembuatan Kertas Dekorasi Dengan Metode Organosolv menunjukkan bahwa pada proses delignivikasi ampas tebu, dengan perbandingan etanol dengan ampas tebu 10:1, 15:1, 20:1, dan 25:1 (v/ b). Dari hasil tersebut diperoleh bahwa semakin besar jumlah etanol ( larutan pemasak ) ampas tebu yang diperoleh semakin halus dan lunak.

Bulu ayam merupakan limbah dari unggas ayam yang banyak manfaatnya yaitu sebagai kemoceng, pembuatan kok dan lain sebagainya. Bulu ayam juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kertas, karena bulu ayam mengandung protein tinggi ( sekitar 60- 80%) dengan kandungan keratin sekitar 85- 90% (Harrap dan Wood, 1964). Zerdani, dkk (2004), komposisi kimia bulu ayam adalah 81% protein, 1.2% lemak, 86% bahan kering, dan 1.3% abu, selain itu bulu ayam mengandung mineral kalsium 0.19%, fosfor 0.04%, kalium 0.15%, dan sodium 0.15% (Kim &Patterson, 2000).

Menurut Adnan (2006), bahwa Klobot Jagung memiliki kandungan serat yang tinggi berkisar antar 38- 50% dan kadar karbohidrat antara 38- 55%. Kandungan serat yang tinggi pada kulit Jagung dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan Kertas. Dengan adannya pengolahan limbah kulit jagung dapat menambah nilai jual yang tinggi.

Menurut hasil penelitian Febrianti ( 2014), tentang penentuan waktu fermentasi optimum produksi xilanase dari Trichoderma viridi menggunakan


(6)

substrat kulit apel dan klobot jagung dengan fermentasi semi padat menunjukkan bahwa waktu fermentasi optimum produksi xilanase dari Trichoderma viride menggunakan fermentasi semi padat adalah 60 jam dan jenis substrat yang optimum yaitu klobot jagung dengan aktivitas dan kadar protein berturut-turut 20, 875 U dan 14,6 mg/mL. Menurut penelitian Rahayu ( 2012), tentang uji kinerja digester pada proses pulping kulit jagung dengan variabel suhu dan waktu pemasakan menunjukkan bahwa Pulp yang hasilnya paling baik yaitu pada keadaan yang optimal dengan suhu 1100C dan waktu pemasakan selama 2 jam, diperoleh yield 50% dengan kadar air 4,5% dan kadar abu 11,5%.

Daun jati muda memiliki kandungan beberapa senyawa pigmen terutama antosianin. Senyawa antosianin ini memberikan warna merah, ungu, hingga merah gelap. Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan (Ariviani 2010), selain kandungan flavanoid, daun jati muda memiliki karotenoid yang berperan penting dalam pewarnaan (Hidayat dan Saati, 2006). Sebagai contoh pewarnaan pada kain tenun. Pemanfaatan pewarna alami ini lebih digemari daripada pewarna sintetik karena dapat memberikan keistimewaan tersendiri (Ati, 2006).

Daun pepaya memiliki kandungan beberapa senyawa pigmen karoten, flavanoid, saponin terutama klorofil, dapat memberikan warna hijau. Menurut penelitian Abdul ( 2008), tentang ekstraksi klorofil dari daun pepaya dengan solvent 1- butanol menunjukkan bahwa Ekstraksi daun pepaya dengan menggunakan solvent 1-Butanol bisa digunakan untuk menghasilkan ekstrak cair daun pepaya yang mengandung klorofil, dilakukan pada perbandingan F/S (1:4) dengan suhu ekstraksi 40

o

C dengan kadar total klorofil yang terekstrak sebesar 0,3726 ng/L dan massa jenis (density) 0,846 gr/ml.

CaO merupakan salah satu bahan tambahan yang biasannya digunakan dalam pembutan kertas skala kecil, dapat digunakan untuk mempercepat proses pengeringan, karena kapur api mengandung bahan aktif CaO yaitu bahan yang sangat relatif terhadap air dan dalam reaksinya dengan air ini akan melepaskan energi panas yang dapat digunakan menguapkan air dari bahan sehingga kapar api


(7)

dapat dimanfaatkan dalam proses pengeringan kemoreaksi pada jahe ( Elisa Julianti.dkk, 2009).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam dan Kulit Jagung kering “ klobot” Sebagai bahan Pembuat Kertas Seni dengan Penambahan CaO dan Pewarna Alami yang berbeda”

METODE PENELITIAN

Pembuatan kertas seni dari kulit jagung kering “ klobot” dan bulu ayam dengan penambahan CaO dan pewarna alami yang berbeda di Asri Srimulyo Gondang Sragen, pengujian ketahanan tarik dan ketahanan sobek dilaksanakan di Laboratorium rekayasa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada, dan pengujian sensoris dilaksanakan di area kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta bulan desember 2014- Januari 2015.

Alat yang digunakan dalam membuat kertas seni adalah timbangan, baskom, blender, alat pemotong, kompor gas, panci, bingkai kayu, screen sablon, kain,kaca, rakel, gelas ukur, micrometer, dumblle Universal Testing machine Zwick BL- GRS500N, kertas label,dan penyaring . Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kertas seni bulu ayam, kulit jagung kering “ klobot”, lem PvAC, CaO, air, daun jati, daun pepaya.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I adalah perbandingan bahan baku antara bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot”, yaitu W1 = 50:50, W2 = 40:60, W3 = 30:70 dan faktor II adalah pewarna alami daun pepaya dan daun daun jati, yaitu P0 = tanpa warna, P1= daun jati ( 10%), P2 = daun pepaya ( 10%).

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ketahanan tarik dan uji ketahanan sobek, sifat sensoris yang meliputi tekstur, warna, kenampakan serat dan kesukaan.

HASIL dan PEMBAHASAN

Hasil penelitian pada pemanfaatan limbah bulu ayam dan kulit jagung


(8)

dan pewarna alami yang berbeda, parameter yang diukur yaitu uji ketahanan tarik dan uji ketahanan sobek, sifat sensoris. Data yang diperoleh sebagai berikut:

Uji ketahanan tarik dan ketahanan sobek

Tabel 1. Uji ketahanan Tarik dan Ketahanan sobek Perlakuan Ketahanan

Tarik ( N )

Ketahanan sobek ( N ) P0W1 2.5045 5.7638 ⃰ ⃰ P1W1 2.1419** 7.2444 P2W1 8.8410* 7.0070 P0W2 2.6055 5.9012 P1W2 6.7582 9.1799 P2W2 6.4332 22.0088 ⃰ P0W3 4.7088 10.7698 P1W3 4.4948 12.2410 P2W3 3.0271 8.0179

* : ketahanan sobek dan ketahanan tarik paling tinggi ** : ketahanan sobek dan ketahanan tarik paling rendah

Uji sensoris

Tabel 2. Hasil Uji sensoris

Perlakuan Nilai uji sensoris

Tekstur Warna Kenampkan serat Kesukaan

P0W1 Kurang

halus Putih Tampak Suka

P1W1

Kurang

halus Merah Kurang tampak Suka

P2W1

Kurang

halus Hijau muda Kurang tampak Suka

P0W2

Kurang

halus Putih Kurang tampak Suka

P1W2

Kurang

halus Merah kecoklatan Kurang tampak Suka

P2W2

Kurang

halus Hijau muda Kurang tampak Suka

P0W3

Kurang

halus Putih Kurang tampak Suka

P1W3

Kurang

halus Merah kecoklatan Kurang tampak Suka

P2W3

Kurang


(9)

Uji ketahanan tarik

Diagram 1. Uji ketahanan tarik kertas

Berdasarkan hasil penelitian diagram diatas, pada uji ketahanan tarik kertas diketahui bahwa ketahanan tarik paling tinggi pada perlakuan P2W1 ( bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” 50%: 50% dengan penambahan CaO dan

pewarna alami daun pepaya ) dengan rata- rata ketahanan tarik 8.8410 N, selanjutnya P1W2 ( 6.7582 N), P2W2 ( 6. 4332 N), P0W3 ( 4.7088 N), P1W3 (

4.4948 N ), P2W3 ( 3.0271 N), P0W2 ( 2.6055 N), P0W1 ( 2.5045 N), P1W1 ( 2.

1419 N). Nilai rerata ketahanan tarik pada kertas seni tertinggi adalah pada perlakuan P2W1 dengan rerata 8.8410 diperoleh pada proporsi bulu ayam

50%:50% kulit jagung kering “klobot”,dengan penambahan pewarna alami daun pepaya. Nilai rerata kertas seni paling rendah pada perlakuan P1W1 yaitu 2.1419 dengan proporsi bulu ayam 50%:50% kulit jagung kering “klobot” dengan

penambahan pewarna alami daun jati. Hal itu dikarenakan semakin tinggi proporsi dari bahan baku yang digunakan maka ketahan tarik pada kertas cenderung mengalami penurunan, hal itu juga disebabkan karena kandungan lignin pada bulu

ayam lebih rendah dibandingkan dengan kulit jagung kering “ klobot” sehingga

mengakibatkan ketahanan tarik pada kertas mengalami penurunan. Daun pepaya juga berpengaruh pada ketahanan tarik paling tinggi kertas seni karena kandungan yang ada di daun pepaya juga berpengaruh terhadap ketahanan tarik kertas seni tersebut.

Menurut Citra (2000), lignin juga merupakan senyawa penghambat ikatan antar serat dan menyebabkan serat menjadi kaku dan serat sukar pecah saat penggilingan, bila serat sukar pecah maka akan menyebabkan ikatan anatar serat

0 5 10


(10)

menjadi lebih rendah. Faktor yang mempengaruhi kekuatan kertas yaitu kekuatan individual kertas, ikatan antar serat, dan panjang serat ( Paskawati, 2010).

Uji ketahanan sobek

Didefinisikan sebagai gaya dalam satuan gram gaya atau force (gf) atau miliNewton (Mn), yang diperlukan untuk menyobek lembaran pulp pada kondisi standar ( SII- 0435-81). Adapaun hasil rata- rata dapat dilihat pada diagram dibawah ini :

Diagram 2. Uji ketahanan sobek kertas

Berdasarkan hasil penelitian pada uji ketahanan sobek kertas dari bulu

ayam dan kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna

alami yang berbeda diketahui bahwa ketahanan sobek paling tinggi pada perlakuan P2W2 (bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” 40%:60% dengan

penambahan pewarna alami daun pepaya ) dengan rata- rata 22. 0088 N, diikuti dengan P1W3 ( 12. 2410 N), P0W3 ( 10. 7698 N), P1W2 ( 9. 1799 N), P2W3 ( 8.

0179 N), P1W1 ( 7. 2444 N), P2W1 ( 7. 0070), P0W2 ( 5. 9012 N), P0W1 ( 5. 7638).

Nilai rerata ketahanan sobek pada kertas seni tertinggi pada perlakuan P2W2

dengan rerata 22.0088 diperoleh pada proporsi bulu ayam 40%:60% kulit jagung

kering “ klobot” dengan penambahan pewarna alami daun pepaya. Nilai rerata

kertas seni yang paling rendah pada perlakuan P0W1 yaitu 5.7638 dengan proporsi bahan baku bulu ayam 50%:50% kulit jagung kering “ klobot” tanpa pewarna.

Hal itu disebabkan semakin tinggi proporsi kulit jagung kering “ klobot” yang digunakan maka ketahanan sobek kertas seni cenderung mengalami peningkatan,

hal tersebut dikarenakan proporsi dari pulp kulit jagung kering “ klobot”

memiliki kandungan serat sebesar 38- 50% sedangkan pada bulu ayam memiliki

0 10 20 30

P0W1 P1W1 P2W1 P0W2 P1W2 P2W2 P0W3 P1W3 P2W3


(11)

kandungan serat kasar sebesar 0,32%, sehingga semakin tinggi proporsi pulp kilt

jagung kering “ klobot” yang digunakan maka ketahan sobek cenderung

mengalami peningkatan. Ketahanan tarik kertas tersebut juga dipengaruhi oleh penambahan pewarna alami pada kertas tersebut yaitu penambahan daun jati dan daun pepaya juga berpengaruh karena kandungan yang terdapat pada daun tersebut.

Faktor yang mempengaruhi kekuatan kertas yaitu individual kertas, ikatan antar serat, dan panjang serat (Paskawati,2010). Ketahanan sobek lebih tinggi terdapat pada perlakuan P2W2 dikarenakan ikatan antar serat lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lain, hal ini dikarenakan lignin yang terdegradasi lebih banyak sehingga ikatan antar serat semakin tinggi. Menurut Retno ( 2005) sifat ketahanan sobek dipengaruhi oleh jumlah selulosa yang terdapat pada lembaran yang tersobek. Hal tersebut didukung oleh pernyataan ( Mulyana dkk, 2007) bahan yang mengandung selulosa yang lebih banyak akan menghasilkan lembaran pulp yang mempunyai ketahanan sobek yang lebih tinggi.

Uji Sensoris

a. Tekstur

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur yang Kurang halus di dapatkan pada seluruh perlakuan, tetapi paling tinggi pada perlakuan P0W1.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur yang kurang halus yang didapatkan pada semua perlakuan. Tekstur permukaan dapat dipengaruhi oleh

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

P0W1 P1W1 P2W1 P0W2 P1W2 P2W2 P0W3 P1W3 P2W3

UJI SENSORIS

TEKSTUR

WARNA

KESUKAAN

KENAMPAKAN SERAT


(12)

ukuran serat, dimana ukuran dipengaruhi oleh konsentrasi bahan kimia CaO yang digunakan. Menurut Smook (1994), Tekstur permukaan kertas seni yang teratur mempunyai sifat keunikan dan nilai seni lebih tinggi dibandingkan dengan produk kertas seni yang lain.

b. Warna

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang paling disukai di dapatkan pada perlakuan P1W3 yaitu merah kecoklatan. Hal itu dikarenakan

karena daun jati memiliki kandungan karetenoid yang dapat menimbulkan warna merah (Hidayat dan Saati, 2006). Beberapa panelis menyatakan bahwa selera dan permintaan warna pada jenis kertas seni menjadi fleksibel dan tidak ada aturan baku untuk warna kertas seni. Pada dasarnya kertas seni dengan warna yang bevariasi memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen. Menurut Sukmani (2000), diversifikasi warna sangat mungkin dilakukan pada kertas seni agar lebih mudah menarik minat konsumen untuk menggunakan atau membeli.

c. Kenampkan serat

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kenampakan serat kertas seni pada perlakuan P0W1 yang paling tampak. Kenampakan serat tersebut

memberikan nilai yang lebih unik dan meningkatkan nilai jual karena pada permukaan kertas menampilkan serat-serat yang panjang. Munculnya serat ini dipengaruhi oleh bahan kimia dan konsentrasinya. Bahan kimia (CaO) berperan dalam pemisahan dan pemutusan serat. Karena pada masing-masing perlakuan berbeda konsentrasinya, maka masing-masing perlakuan memiliki kenampakan serat yang berbeda pula. Serat-serat yang tampak pada kertas seni hasil penelitian ini adalah serat-serat pendek yang diakibatkan adanya proses mekanis seperti penggilingan (Rakhmindah, 2007).

d. Kesukaan

Kesukaan masing-masing panelis bervariasi, tergantung pada tekstur, dan kenampakan serat. Pada hasi penelitian, menunjukkan bahwa kertas seni dari limbah bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna alami pada perlakuan P0W1 (bulu ayam 50%: 50% kulit jagung kering “klobot” dengan penambahan (CaO) yang disukai, karena teksturnya kasar dan


(13)

kenampakana serat yang paling Nampak, sehingga bila digunakan akan kelihatan seninya.

SIMPULAN

1. Ada perbedaan hasil ketahanan tarik kertas seni dari bulu ayam dan kulit

jagung kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna alami yang berbeda. Perlakuan yang paling tinggi ketahanan tariknya adalah P2W1 (bulu

ayam dan kulit jagung kering “ klobot” 50%:50% dengan penambahan CaO dan pewarna alami daun pepaya) dengan nilai 8.8410 N. Sedangkan hasil Perlakuan yang paling tinggi ketahanan sobeknya adalah P2W2 (bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” 40%:60% dengan penambahan CaO dan pewarna alami daun pepaya ) dengan nilai 22.0088 N.

2. Ada variasi hasil uji Sensoris kertas seni dari bulu ayam dan kulit jagung

kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna alami yang berbeda.

Rata- rata nilai tertinggi panelis terhadap tekstur permukaan kertas seni adalah 2,9 yaitu pada perlakuan P0W1, terhadap warna kertas seni pada perlakuan

P1W3 yaitu 2,4, terhadap kenampakan serat kertas seni adalah 3 pada perlakuan

P0W1 , dan kesukaan secara keseluruhan adalah pada perlakuan P0W1 dengan

nilai tertinggi 2,55.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan yang terhormat Ibu Dra. Aminah Asngad, M.Si atas kesediaan ibu membantu dan memberi masukan selama penelitian ini berlangsung sampai selesai.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Adiati, U. dan Puastuti. W. 2004. Bulu ayam untuk pakan Ruminansia. Ciawi Bogor : Balai Peternakan.

Adnan, Anis A. 2006. Karakteristik Fisika Kimia dan Mekanis Kelobot Jagung sebagai Bahan Kemasan. Departemen Teknologi Industri Pertanian: Fakultas Teknologi Pertanian : Institut Pertanian Bogor.

Anonim, 2005. Uji In Vivo Silase Hijauan Pakan yang di Pupuk Kandang dan Air Belerang pada Domba Balai Penelitian Ternak Bogor. Http:// www.damandiri.or.id/file/charlesipbbab5pdf. Diakses 19 Oktober 2014 jam 15:00.

Anonymous. 2005. Barang yang Dihasilkan Industri Besar dan Sedang di Jawa Timur 2002 : BPS Prop Jawa Timur.

Ariviani S. 2010. Total Antosianin Ekstrak Buah Salam dan Korelasinya dengan Kapasitas Anti Peroksidasi Sistem Linoleat : Agrointek.

Ati, Neltji Herlina. 2006. Komposisi dan Kandungan Pigmen Pewarna Alami Kain Tenun Ikat di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timor. Salatiga : UKSW Indo. J. Chem .6 (3), 325-331.

Bainbridge, D. 1996. Recycling Paper and Recycled Paper.htttp://sdearthtimes.com/et1096/et1096s.11.html.diakses 15 oktober 2014 jam 10:00.

Christin, Eva Hapsari Anita. 2014. Penentuan Absorpsi dan Deabsorpsi Zat Warna dari Daun Pepaya pada Kain Sutera dan Katun. Jurnal kimia dan teknologi ISSN 0216- 163X.

Citra, R. P. 2000. Kajian Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Kapang Pelapuk Putih Terhadap Biodelignifikasi Kayu Mangium (Acacia mangiumm Willd). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Elisa, Julianti. Dkk. 2010. Pengeringan kemoreaksi dengan kapur api ( CaO) untuk mencegah kehilangan minyak atsiri pada jahe: jurnal teknologi dan industri pangan Volume XXI.

Febrianti, Nufida Tri, dkk. 2014. Penentuan Waktu Fermentasi Optimum Produksi Xilanase dari Trichoderma Viridi menggunakan substrat kulit apel dan klobot jagung dengan fementasi semi padat. Kimia.Student journal, Vol. 1, No. 2, Pp. 168-174, Universitas Brawijaya Malang.

Fengel, D dan G. Wegener. 1995. Kayu, Kimia Ultrastruktur dan Reaksi- reaksi. Penerjemah H. Sastrohamidjojo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


(15)

Harrap BS, Wood EF. 1964. A Soluble derivates of father keratine, bolation. Fractination and amino acid. Composition : Brochem Journal. 192 : 8- 18. Hidayat, N., & Saati, E. A. 2006.Membuat Pewarna Alami. Surabaya: Penerbit

Trubus Agrisarana.

Joedodibroto, R. 1997. Prospek Pemanfaatan Enceng Gondok Dalam Industri Pulp dan Kertas. Berita Selulosa. Edisi Maret 1983. Volume XIX No. 1. Balai Penelitian Pulp Balai Besar SelulosA. Bandung.

Kembaren, Riahna, dkk. 2013. Ekstraksi dan Karakterisasi Serbuk Nano Pigmen dari Daun Tanaman Jati (Tectona grandis linn. F). Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.

Kim WK and PH. Patterson. 2000. Nutritional Value of Enzyme- or Sodium Hydroxide-Treated Feathers from Dead Hens. Poultry Science 79:528– 534.

Lin X, Lee CG, Casale Es, Shih JCH. 1992. Purification and Characterization of a Keratinase from a Feather- degrading Bacillus licheniformis Strain. Chemistry journal vol 58. China : Shenyang Agricultural University. M. Abdul Rozak dan Unggul Hartanto. 2008. Ekstraksi Klorfil dari Daun Pepaya

Dengan Solvent 1- Butanol. Makalah penelitian: Jurusan Teknik kimia Universitas Diponegoro, semarang.

Muljaningsih, Sri. 2002. Membuat Kertas Daur Ulang Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Niaga Swadaya.

Mulyana H, Agus B, Sutedja W, dan Andoyo S. 2007. Efisiensi Proses Pemuti-han Pulp Kraft RDH (Rapid Displacement Heating) Dengan Metode ECF (Elementally Chlorine Free), Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan industrl Berbasis.

Murbyarto. 2012. Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Workshop Pemandu Lapangan 1 ( PL-1) Sekolah Lapangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ( SL – PPHD). Departemen Pertanian.

Murtidjo, B. M. 1987. Pedoman Berternak Ayam Boiler. Yogyakarta : Kanisius. Nurwanti, Mita,. J. D. Budiono,. R. Pratiwi P. 2013. Pemanfaatan Filtrat Daun

Muda Jati Sebagai Bahan Pewarna Alternatif Dalam Pembuatan Preparat Jaringan Tumbuhan. BioEdu 2 (1): 75.

Paskawati, Y. A., Susyana., Antaresti., E. S. Retnoningtyas. 2010. Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kertasm Komposit Alternatif. Jurnal Widya Teknik 9 (1): 12-21.


(16)

Patnaik, Pradyot. 2002. Handbook Of Inorganic Chemicals. New York : Mc Graw Hill Co.

Purnawan C, Hilmiyana D, Wantini, Fatmawati E. 2012. Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu untuk Pembuatan Kertas Dekorasi dengan Metode Organosolv. Jurnal EKOSAINS Vol. IV No. 2. Juli 2012.

Rachmawati, Lutsi .2013. Bolero Kulit Jagung Dengan Inspiration Picture Rumah Gadang. E-Journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, Edisi Yudisium Periode Agustus 2013, Hal 52-60.

Rahayu, Ningsih Eva. 2012. Uji Kinerja Digester Pada Proses Pulping Kulit Jagung dengan Variabel Suhu dan Waktu pemasakkan. Tugas akhir Diploma III. Program Diploma Fakultas Teknik. Universistas Diponegoro Semarang.

Rahayu, Sri, dkk. 2014. Substitusi Konsentrat Protein Menggunakan Tepung Bulu Ayam yang Diolah Secara Fisika- kimia dan Fermentai Menggunakan Bassillus Sp. Mts. Vol. 14 No. 1 : 31-36.

Rakhmindah, D. 2007. Studi Pembuatan Kertas Seni Dari Batang Jagung (Zea Mays) (Kajian Konsentrasi Larutan NaOH dan Larutan CaO serta Lama Hidrolisis). SKRIPSI. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Retno, R. K. 2005. Pengawasan Kualitas Produk Akhir Kertas pada Papernoard Manufacture) PT. Surya Pamenang Kediri. Laporan Praktek Kerja Lapang. Universitas Brawijaya Malang.

Riama, G., A. Veranika., dan Prasetyowati. 2012. Pengaruh H2O2, Konsentrasi NaOH Dan Waktu Terhadap Derajad Putih Pulp Dari Mahkota Nanas. Jurnal Teknik Kimia 18 (3): 26-27.

Savitha. G et al. 2007. Isolation Identification and Characterization of a Father Degrading Bacterium. Departemen Of Biotechnology. B. V. B. College Of Engineering and Technology. Vidyanagar. Hubii- 31. Karnataka. India : International Journal Of Poultry Science 6 ( 9) : 869- 693.

Smook, G.A. 1994. Handbook for Pulp & Paper Technologists Second Ed. Friesen Printers Angus Wilde Publications Inc. Kanada.

Sukudayanto, dkk. 2004. Pengembangan Kertas Seni Untuk Produk Komersial, (

http://72.14.203.104/search?q=chace:chace:AusnTaaT18J, diakses 19

oktober 2014 jam 13:00.

Sukmani, N. A., 2000. Perancangan Produk Kertas Seni Dari Ampas Umbi Garut (Maranta arundinaceae): Kajian Lama Pemanasan Dan Konsentrasi Larutan NaOH Serta Analisis Finansialnya. Skripsi. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.


(17)

Sumarna . 2005. Budidaya Jati. Jakarta : Penebar Swadaya.

Suprapto . 2011. Mengenal Jagung. Buletin Teknik Pertanian. Vol 13. No. 2. Tietze . 1997. Tempi Pepaya Buah Terapi Makanan yang Aman dan Murah.

Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan ( Spermatophyta). Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Widodo, W. 2005. Tanaman Beracun dalam Kehidupan Ternak. Malang : Cetakan pertama. Universitas Muhammadiyah Malang.

Zerdani. I .Farid. M dan Malki A. 2004. Father Wastes Digestion By New Isolated Strains Bacillus sp. In Morocco. African Journal Of Biotechnology. Volume 3 (1).

Zulfikar, M, Sri Kumalaningsih, Susinggih Wijana. 2010. Teknologi Produksi Pulp dari Serat Daun Nenas ( kajian variasi pelarut CaO, Suhu dan Waktu Pemasakan). Program Studi Teknologi Industri Pertanian, PPSUB.


(1)

ukuran serat, dimana ukuran dipengaruhi oleh konsentrasi bahan kimia CaO yang digunakan. Menurut Smook (1994), Tekstur permukaan kertas seni yang teratur mempunyai sifat keunikan dan nilai seni lebih tinggi dibandingkan dengan produk kertas seni yang lain.

b. Warna

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang paling disukai di dapatkan pada perlakuan P1W3 yaitu merah kecoklatan. Hal itu dikarenakan karena daun jati memiliki kandungan karetenoid yang dapat menimbulkan warna merah (Hidayat dan Saati, 2006). Beberapa panelis menyatakan bahwa selera dan permintaan warna pada jenis kertas seni menjadi fleksibel dan tidak ada aturan baku untuk warna kertas seni. Pada dasarnya kertas seni dengan warna yang bevariasi memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen. Menurut Sukmani (2000), diversifikasi warna sangat mungkin dilakukan pada kertas seni agar lebih mudah menarik minat konsumen untuk menggunakan atau membeli.

c. Kenampkan serat

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kenampakan serat kertas seni pada perlakuan P0W1 yang paling tampak. Kenampakan serat tersebut memberikan nilai yang lebih unik dan meningkatkan nilai jual karena pada permukaan kertas menampilkan serat-serat yang panjang. Munculnya serat ini dipengaruhi oleh bahan kimia dan konsentrasinya. Bahan kimia (CaO) berperan dalam pemisahan dan pemutusan serat. Karena pada masing-masing perlakuan berbeda konsentrasinya, maka masing-masing perlakuan memiliki kenampakan serat yang berbeda pula. Serat-serat yang tampak pada kertas seni hasil penelitian ini adalah serat-serat pendek yang diakibatkan adanya proses mekanis seperti penggilingan (Rakhmindah, 2007).

d. Kesukaan

Kesukaan masing-masing panelis bervariasi, tergantung pada tekstur, dan kenampakan serat. Pada hasi penelitian, menunjukkan bahwa kertas seni dari limbah bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna alami pada perlakuan P0W1 (bulu ayam 50%: 50% kulit jagung kering “klobot” dengan penambahan (CaO) yang disukai, karena teksturnya kasar dan


(2)

kenampakana serat yang paling Nampak, sehingga bila digunakan akan kelihatan seninya.

SIMPULAN

1. Ada perbedaan hasil ketahanan tarik kertas seni dari bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna alami yang berbeda. Perlakuan yang paling tinggi ketahanan tariknya adalah P2W1 (bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” 50%:50% dengan penambahan CaO dan pewarna alami daun pepaya) dengan nilai 8.8410 N. Sedangkan hasil Perlakuan yang paling tinggi ketahanan sobeknya adalah P2W2 (bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” 40%:60% dengan penambahan CaO dan pewarna alami daun pepaya ) dengan nilai 22.0088 N.

2. Ada variasi hasil uji Sensoris kertas seni dari bulu ayam dan kulit jagung kering “ klobot” dengan penambahan CaO dan pewarna alami yang berbeda. Rata- rata nilai tertinggi panelis terhadap tekstur permukaan kertas seni adalah 2,9 yaitu pada perlakuan P0W1, terhadap warna kertas seni pada perlakuan P1W3 yaitu 2,4, terhadap kenampakan serat kertas seni adalah 3 pada perlakuan P0W1 , dan kesukaan secara keseluruhan adalah pada perlakuan P0W1 dengan nilai tertinggi 2,55.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan yang terhormat Ibu Dra. Aminah Asngad, M.Si atas kesediaan ibu membantu dan memberi masukan selama penelitian ini berlangsung sampai selesai.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adiati, U. dan Puastuti. W. 2004. Bulu ayam untuk pakan Ruminansia. Ciawi Bogor : Balai Peternakan.

Adnan, Anis A. 2006. Karakteristik Fisika Kimia dan Mekanis Kelobot Jagung sebagai Bahan Kemasan. Departemen Teknologi Industri Pertanian: Fakultas Teknologi Pertanian : Institut Pertanian Bogor.

Anonim, 2005. Uji In Vivo Silase Hijauan Pakan yang di Pupuk Kandang dan Air Belerang pada Domba Balai Penelitian Ternak Bogor. Http:// www.damandiri.or.id/file/charlesipbbab5pdf. Diakses 19 Oktober 2014 jam 15:00.

Anonymous. 2005. Barang yang Dihasilkan Industri Besar dan Sedang di Jawa Timur 2002 : BPS Prop Jawa Timur.

Ariviani S. 2010. Total Antosianin Ekstrak Buah Salam dan Korelasinya dengan Kapasitas Anti Peroksidasi Sistem Linoleat : Agrointek.

Ati, Neltji Herlina. 2006. Komposisi dan Kandungan Pigmen Pewarna Alami Kain Tenun Ikat di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timor. Salatiga : UKSW Indo. J. Chem .6 (3), 325-331.

Bainbridge, D. 1996. Recycling Paper and Recycled Paper.htttp://sdearthtimes.com/et1096/et1096s.11.html.diakses 15 oktober 2014 jam 10:00.

Christin, Eva Hapsari Anita. 2014. Penentuan Absorpsi dan Deabsorpsi Zat Warna dari Daun Pepaya pada Kain Sutera dan Katun. Jurnal kimia dan teknologi ISSN 0216- 163X.

Citra, R. P. 2000. Kajian Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Kapang Pelapuk Putih Terhadap Biodelignifikasi Kayu Mangium (Acacia mangiumm Willd). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Elisa, Julianti. Dkk. 2010. Pengeringan kemoreaksi dengan kapur api ( CaO) untuk mencegah kehilangan minyak atsiri pada jahe: jurnal teknologi dan industri pangan Volume XXI.

Febrianti, Nufida Tri, dkk. 2014. Penentuan Waktu Fermentasi Optimum Produksi Xilanase dari Trichoderma Viridi menggunakan substrat kulit apel dan klobot jagung dengan fementasi semi padat. Kimia.Student journal, Vol. 1, No. 2, Pp. 168-174, Universitas Brawijaya Malang.

Fengel, D dan G. Wegener. 1995. Kayu, Kimia Ultrastruktur dan Reaksi- reaksi. Penerjemah H. Sastrohamidjojo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


(4)

Harrap BS, Wood EF. 1964. A Soluble derivates of father keratine, bolation. Fractination and amino acid. Composition : Brochem Journal. 192 : 8- 18. Hidayat, N., & Saati, E. A. 2006.Membuat Pewarna Alami. Surabaya: Penerbit

Trubus Agrisarana.

Joedodibroto, R. 1997. Prospek Pemanfaatan Enceng Gondok Dalam Industri Pulp dan Kertas. Berita Selulosa. Edisi Maret 1983. Volume XIX No. 1. Balai Penelitian Pulp Balai Besar SelulosA. Bandung.

Kembaren, Riahna, dkk. 2013. Ekstraksi dan Karakterisasi Serbuk Nano Pigmen dari Daun Tanaman Jati (Tectona grandis linn. F). Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.

Kim WK and PH. Patterson. 2000. Nutritional Value of Enzyme- or Sodium Hydroxide-Treated Feathers from Dead Hens. Poultry Science 79:528– 534.

Lin X, Lee CG, Casale Es, Shih JCH. 1992. Purification and Characterization of a Keratinase from a Feather- degrading Bacillus licheniformis Strain. Chemistry journal vol 58. China : Shenyang Agricultural University. M. Abdul Rozak dan Unggul Hartanto. 2008. Ekstraksi Klorfil dari Daun Pepaya

Dengan Solvent 1- Butanol. Makalah penelitian: Jurusan Teknik kimia Universitas Diponegoro, semarang.

Muljaningsih, Sri. 2002. Membuat Kertas Daur Ulang Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Niaga Swadaya.

Mulyana H, Agus B, Sutedja W, dan Andoyo S. 2007. Efisiensi Proses Pemuti-han Pulp Kraft RDH (Rapid Displacement Heating) Dengan Metode ECF (Elementally Chlorine Free), Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan industrl Berbasis.

Murbyarto. 2012. Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Workshop Pemandu Lapangan 1 ( PL-1) Sekolah Lapangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ( SL – PPHD). Departemen Pertanian.

Murtidjo, B. M. 1987. Pedoman Berternak Ayam Boiler. Yogyakarta : Kanisius. Nurwanti, Mita,. J. D. Budiono,. R. Pratiwi P. 2013. Pemanfaatan Filtrat Daun

Muda Jati Sebagai Bahan Pewarna Alternatif Dalam Pembuatan Preparat Jaringan Tumbuhan. BioEdu 2 (1): 75.

Paskawati, Y. A., Susyana., Antaresti., E. S. Retnoningtyas. 2010. Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kertasm Komposit Alternatif. Jurnal Widya Teknik 9 (1): 12-21.


(5)

Patnaik, Pradyot. 2002. Handbook Of Inorganic Chemicals. New York : Mc Graw Hill Co.

Purnawan C, Hilmiyana D, Wantini, Fatmawati E. 2012. Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu untuk Pembuatan Kertas Dekorasi dengan Metode Organosolv. Jurnal EKOSAINS Vol. IV No. 2. Juli 2012.

Rachmawati, Lutsi .2013. Bolero Kulit Jagung Dengan Inspiration Picture Rumah Gadang. E-Journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, Edisi Yudisium Periode Agustus 2013, Hal 52-60.

Rahayu, Ningsih Eva. 2012. Uji Kinerja Digester Pada Proses Pulping Kulit Jagung dengan Variabel Suhu dan Waktu pemasakkan. Tugas akhir Diploma III. Program Diploma Fakultas Teknik. Universistas Diponegoro Semarang.

Rahayu, Sri, dkk. 2014. Substitusi Konsentrat Protein Menggunakan Tepung Bulu Ayam yang Diolah Secara Fisika- kimia dan Fermentai Menggunakan Bassillus Sp. Mts. Vol. 14 No. 1 : 31-36.

Rakhmindah, D. 2007. Studi Pembuatan Kertas Seni Dari Batang Jagung (Zea Mays) (Kajian Konsentrasi Larutan NaOH dan Larutan CaO serta Lama Hidrolisis). SKRIPSI. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Retno, R. K. 2005. Pengawasan Kualitas Produk Akhir Kertas pada Papernoard Manufacture) PT. Surya Pamenang Kediri. Laporan Praktek Kerja Lapang. Universitas Brawijaya Malang.

Riama, G., A. Veranika., dan Prasetyowati. 2012. Pengaruh H2O2, Konsentrasi NaOH Dan Waktu Terhadap Derajad Putih Pulp Dari Mahkota Nanas. Jurnal Teknik Kimia 18 (3): 26-27.

Savitha. G et al. 2007. Isolation Identification and Characterization of a Father Degrading Bacterium. Departemen Of Biotechnology. B. V. B. College Of Engineering and Technology. Vidyanagar. Hubii- 31. Karnataka. India : International Journal Of Poultry Science 6 ( 9) : 869- 693.

Smook, G.A. 1994. Handbook for Pulp & Paper Technologists Second Ed. Friesen Printers Angus Wilde Publications Inc. Kanada.

Sukudayanto, dkk. 2004. Pengembangan Kertas Seni Untuk Produk Komersial, ( http://72.14.203.104/search?q=chace:chace:AusnTaaT18J, diakses 19 oktober 2014 jam 13:00.

Sukmani, N. A., 2000. Perancangan Produk Kertas Seni Dari Ampas Umbi Garut (Maranta arundinaceae): Kajian Lama Pemanasan Dan Konsentrasi Larutan NaOH Serta Analisis Finansialnya. Skripsi. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.


(6)

Sumarna . 2005. Budidaya Jati. Jakarta : Penebar Swadaya.

Suprapto . 2011. Mengenal Jagung. Buletin Teknik Pertanian. Vol 13. No. 2. Tietze . 1997. Tempi Pepaya Buah Terapi Makanan yang Aman dan Murah.

Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan ( Spermatophyta). Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Widodo, W. 2005. Tanaman Beracun dalam Kehidupan Ternak. Malang : Cetakan pertama. Universitas Muhammadiyah Malang.

Zerdani. I .Farid. M dan Malki A. 2004. Father Wastes Digestion By New Isolated Strains Bacillus sp. In Morocco. African Journal Of Biotechnology. Volume 3 (1).

Zulfikar, M, Sri Kumalaningsih, Susinggih Wijana. 2010. Teknologi Produksi Pulp dari Serat Daun Nenas ( kajian variasi pelarut CaO, Suhu dan Waktu Pemasakan). Program Studi Teknologi Industri Pertanian, PPSUB.


Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG KERING “ KLOBOT” SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Jagung Kering “ Klobot” Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Cao Dan Pewarna Alami Yang Berb

0 2 15

BAB I Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Jagung Kering “ Klobot” Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Cao Dan Pewarna Alami Yang Berbeda.

0 3 7

DAFTAR PUSTAKA Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Jagung Kering “ Klobot” Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Cao Dan Pewarna Alami Yang Berbeda.

0 2 4

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Singkong Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan NaOH Dan Pewarna Alami.

0 2 16

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Singkong Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan NaOH Dan Pewarna Alami.

0 3 18

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Jagung Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Naoh Dan Pewarna Alami.

0 4 15

PENDAHULUAN Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Jagung Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Naoh Dan Pewarna Alami.

0 2 6

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Jagung Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Naoh Dan Pewarna Alami.

0 2 14

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Kacang Tanah Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Cao Dan Pewarna Alami.

0 3 16

PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM DAN KULIT KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Dan Kulit Kacang Tanah Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Seni Dengan Penambahan Cao Dan Pewarna Alami.

1 6 13