ANALISIS MAKNA SUFIKS ~PPOI ~GACHI, ~GIMI, DAN ~GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Andhini Putri Pratami Rustandi 1002614
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
(2)
ANALISIS MAKNA SUFIKS
~PPOI, ~GACHI, ~GIMI
, DAN
~GE
YANG MENYATAKAN KECENDERUNGAN DALAM
KOSAKATA BAHASA JEPANG
Oleh
Andhini Putri Pratami Rustandi
1002614
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Bahasa Jepang
© Andhini Putri Pratami Rustandi 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan
dicetak ulang, di
fotocopy,
atau cara lainnya tanpa izin penulis
(3)
(4)
iv
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Analisis Makna Sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang Menyatakan Kecenderungan dalam Kosakata Bahasa Jepang
Andhini Putri Pratami Rustandi 1002614
Imbuhan akhir dalam bahasa Jepang memiliki peranan yang besar terutama dalam pembentukan kata dalam bahasa Jepang. Ketika sufiks dilekatkan dibelakang kata dasar, maka tercipta sebuah kosakata danmakna baru. Dalam penelitian ini, akan diteliti tentang analisis makna sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang memiliki padanan kata yang sama apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yaitu menyatakan kecenderungan. Latar belakang penelitian ini didasarkan atas pernyataan Sugimoto dan Iwabuchi yang mendefinisikan bahwa keempat sufiks tersebut tergolong sufiks yang menyatakan kecenderungan. Oleh karena itu, penulis berpikir bahwa keempat sufiks tersebut memiliki persamaan secara makna dan dapat saling menggantikan. Selain itu, keempat sufiks tersebut jugamemiliki letak persamaan dan perbedaan, serta arti dan nuansa yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan perasaan pembicara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan kualitatif yang menganalisis sumber data dari berbagai contoh kalimat (jitsurei) yang diperoleh dari berbagai novel berbahasa Jepang, jurnal, surat kabar, dan buku-buku penunjang untuk mengikuti Ujian Kemampuan Bahasa Jepang (Nouryoku Shiken). Dalam penelitian, diketahui bahwa sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi, dan ~ge memiliki persamaan dalam hal menyampaikan kecenderungan, pengulangan, atau kontinuitas. Selain itu, arti keempat sufiks di atas berubah berdasarkan pelekatannya pada kata benda, kata kerja, atau kata sifat. Persamaan yang dimiliki sufiks ~ppoidan ~gimiadalah fungsi yang dapat menghindari cara bicara secara jelas (tersurat), sedangkan sufiks ~gachi ¸dan ~ge tidak memiliki makna tersebut. Berbeda dengan sufiks ~gachi, sufiks ~gimi tidak memiliki citra negatif secara aktif danhanya menyampaikan kesan yang dimiliki pembicara apa adanya. Kemudian, sufiks ~ge memiliki arti yang dapat dirasakan dari kelima panca indera serta ekspresi pembicara. Selain itu, pada pergantian masing-masing sufiks, diketahui bahwa sufiks ~gachi hanya dapat menggantikan sufiks ~gimi, begitu pula sebaliknya. Lalu, sufiks ~ge tidak dapat menggantikan sufiks ~ppoi, namun sebaliknya, sufiks ~ppoi memiliki kemungkinan menggantikan sufiks ~ge dalam penggunaannya. Intinya, walaupun sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi dan ~ge memiliki makna yang sama, namun bukan berarti dapat saling menggantikan. Walaupun sufiks tersebut dapat digantikan, arti dan nuansanya akan berubah. Dalam penelitian selanjutnya, penulis berharap dapat meneliti tentang analisis kesalahan makna sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi dan ~ge.
Kata kunci: Sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi, dan ~ge, makna, kecenderungan, persamaan
(5)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analysis of Suffix Interpretation of ~ppoi, ~gachi, ~gimi, and ~ge which Express Propensity in Japanese Vocabulary
Andhini Putri Pratami Rustandi 1002614
In Japanese, suffix has big roles especially in Japanese word construction. When the suffix is attached behind the root word, it can create a new vocabulary and meaning. In this work, we only investigate that analysis of suffix interpretation of ~ppoi, ~gachi, ~gimi, and ~ge has equivalent meaning if they are translated into Indonesian, which
express propensity. Based on Sugimoto and Iwabuchi’s statement, we think those
suffixes had equivalent meaning and could be interchangeable. In addition, they had similarity and difference in some points, also flexible meanings and nuance according to
speaker’s condition and emotion. We use descriptive and qualitative methods which
analyze sources from sentences (jitsurei) in some papers, novels, journals, newspapers, and supplementary books for Japanese-Language Proficiency Test (Nouryoku Shiken). From this work, we know that suffixes ~ppoi, ~gachi, ~gimi, and ~ge have similarity in expressing propensity, repetition, or continuity. Moreover, their meanings change according to their attachment at noun, verbs, or adjectives. Suffixes ~ppoi and ~gimi have same function which can avoid clearly speaking, but ~gachi and ~ge do not. Despite of suffix ~gachi, suffix ~gimi doesn’t have actively negative image, and just express impression of the speaker as the way it is. Suffix ~ge has a meaning sensed by the five
senses and also the speaker’s expression. Furthermore, on every suffixes replacements, suffix ~gachi only can replace suffix ~gimi and vice versa. Suffix ~ge can’t replace suffix ~ppoi, instead suffix ~ppoi may replace suffix ~ge in its implementation. The conclusion is suffixes ~ppoi, ~gachi, ~gimi, and ~ge have the same interpretation, but they can’t be interchangeable. Though it can be replaced, its meaning and nuance will be changed. We hope for the next research could investigate the analysis of the false suffix interpretation of ~ppoi, ~gachi, ~gimi, and ~ge.
(6)
xvii
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
SINOPSIS ... vii
DAFTAR ISI ... xvii
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR BAGAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. BatasanMasalah ... 6
D. TujuanPenelitian ... 6
E. ManfaatPenelitian ... 7
F. DefinisiOperasional ... 7
G. MetodePenelitian ... 9
H. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II LANDASAN TEORITIS... 13
A. Morfologi Bahasa Jepang ... 13
1. DefinisiMorfem ... 14
2. Jenis-JenisMorfem Bahasa Jepang ... 18
3. Proses Morfemisdalam Bahasa Jepang ... 21
4. KajiantentangKosakata ... 23
B. ImbuhanDalam Bahasa Jepang ... 24
1. DefinisiImbuhandalam Bahasa Jepang ... 24
2. Afiksasidalam Bahasa Jepang ... 25
3. ImbuhanAkhirdalam Bahasa Jepang ... 29
DefinisiImbuhanAkhir (Sufiks) ... 29
4. KlasifikasiSufiks (Setsubiji) dalam Bahasa Jepang ... 30
(7)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Semantik Bahasa Jepang ... 38
1. DefinisiMakna Kata ... 38
2. RelasiMakna ... 39
3. PerubahanMakna ... 39
4. Jenis/RagamMakna ... 40
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 42
A. DesainPenelitian ... 42
B. ObjekPenelitian ... 44
C. Sumber Data ... 45
D. TeknikPengumpulan Data ... 46
E. Instrumen Penelitian... 47
F. TeknikPengolahan Data ... 48
BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 49
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 132
A. Simpulan ... 132
B. Implikasi ... 136
C. Rekomendasi ... 137
DAFTAR PUSTAKA ... 138 LAMPIRAN
(8)
xix
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel I
AnalisisPerbandinganSufiks~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge………….… 130
Tabel II
AnalisisPersamaanMaknaSufiks~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge………. 132 Tabel III
AnalisisPerbedaanMaknaSufiks~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge…..….... 133 Tabel IV
AnalisisPerbandinganMaknaSufiks~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
(9)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Bagan I
(SumberJurnalSetsujiniTsuite no Kenkyuu (Yamaguchi : 2004 : 13-14) …… 31 Bagan II
(SumberJurnalSetsujiniTsuite no Kenkyuu (Yamaguchi : 2004 : 13-14) …… 32 Bagan III
(10)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Chomsky (dalam Alwasilah 1993 : 7) bahwa kemampuan berbahasa adalah dasar bagi intelejensi manusia. Kita bisa mengikuti pendapat ini karena memang hanya manusialah yang berbahasa. Akan tetapi kemampuan berbahasa ini (linguistic
performance) tidak begitu saja dihadiahkan kepada bayi sewaktu dilahirkan.
Keterampilan berbahasa mesti di pelajari. Oleh karena itu, seorang pembelajar bahasa asing diharapkan mampu untuk memahami bagaimana cara bertutur kata, memahami makna, bahkan sampai memahami karakteristik yang dimiliki bahasa tersebut agar mampu menjadi seorang penutur yang baik. Begitu pula halnya dengan mempelajari bahasa Jepang. Bahasa yang memiliki berbagai keanekaragaman tersendiri dalam mempelajarinya. Keanekaragaman itulah yang menjadikannya begitu menarik untuk diteliti, dikaji, dan dipahami secara mendalam bagi pembelajar yang memang ingin mendalami bahasanya. Selain karena keunikannya, bahasa Jepang memiliki kaidah pembentukan, dan penggunaan yang kaya akan makna dan nuasanya tersendiri yang sangat berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh pembelajar.Namun, karena adanya beragam makna dan nuansa yang terdapat dalam bahasa Jepang, para pembelajar sering melakukan kesalahan. Kesalahan yang menyangkut makna kata yang dipelajari dalam semantik (imiron) yang juga merupakan salah satu cabang dalam linguistik (Sutedi 2011 : 1)
Berbicara tentang linguistik, maka tentunya tidak akan lepas dari unsur pembentukan kata, nuasa, makna dan penggunaanya dalam sebuah kalimat. Banyak hal yang masih menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan bahasa Jepang, namun masih sedikit untuk dikaji secara mendalam. Salah satunya adalah objek kajian linguistik terkecil dalam ujaran bahasa yaitu Morfologi.
(11)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ramlan (1987 : 21) mengatakan bahwa morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa atau linguistik yang membicarakan atau mempelajari bentuk-bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Istilah morfologi dalam bahasa Jepang sebut keitairon yang merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya. Objek yang dikajinya yaitu tentang kata (go/tango) dan morfem (keitaiso) (Sutedi, 2011 : 43). Dalam bahasa Jepang partikel (joshi), kopula (jodoushi), dan unsur pembentuk kala (jisei-keitaiso) merupakan morfem yang termasuk ke dalam kousoku-keitaiso ‘morfem terikat’ dan juga termasuk ke dalam kinou-keitaiso‘morfem fungsi’( Sutedi
2011 : 46).
Shofiawati (2009 : 1) menjelaskan bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat 2 macam morfem yaitu, morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas ialah morfem yang dapat berdiri sendiri biasanya sudah merupakan satu kata. Sedangkan morfem terikat ialah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri, yang disebut juga
dengan afiksasi ‘imbuhan’ dalam bahasa Jepang disebut setsuji. Jika dalam bahasa Indonesia morfem terikat ini dibagi lagi ke dalam empat macam yaitu, prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks, maka dalam bahasa Jepang setsuji terdiri atas settogo ‘prefiks’
dan setsubigo“sufiks’. Settogo adalah imbuhan yang dilekatkan di depan sebuah kata
dasar. Sedangkan setsubigo adalah imbuhan yang dilekatkan di belakang sebuah kata dasar.
Machida & Momiyama dalam (Sutedi 2011 : 46) menggolongkannya sebagai bagian dari setsuji (接辞) ‘imbuhan’. Setsuji yang diletakkan di depan morfem yang lainnya disebut settouji (接頭辞) ‘awalan’, sedangkan setsubiji (接尾辞) ‘akhiran’. Imbuhan inilah yang berperan dalam pembentukkan dalam bahasa Jepang.
(12)
3
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menyadari begitu besarnya peran imbuhan dalam pembentukan kata dalam bahasa Jepang, sudah sepantasnya perlu dilakukan penelitian secara mendalam agar tidak terjadi kesalahan dalam berbahasa. Namun pada realitanya, pembelajar bahasa Jepang saat ini cenderung kurang memahami bagaimana bentuk imbuhan (khususnya imbuhan akhir) dalam bahasa Jepang, apa saja jenisnya, fungsinya, makna yang terkandung, bahkan sampai kepada proses sufiksasi nya.
Kesulitan yang sama terjadi pada saat menemukan imbuhan akhir yang dilekatkan dibelakang kata dasar, sehingga dapat menciptakan sebuah kosakata baru, atau imbuhan yang dapat berubah-rubah sesuai dengan kondisi dan perasaan pembicara.Yoshida dkk dalam (Shofiawati : 2009 :14), setsubigo ‘akhiran’ adalah
salah satu unsur susunan kata, dilekatkan di belakang kata dasar, membentuk kata kajian, menambah arti dan mengubah fungsi tata bahasa.
Mengacu pada teori Yoshida dkk yang mengatakan bahwa sufiks ‘akhiran’ tersebut dapat mengubah fungsi tata bahasa misalnya, kata kerja (doushi) menjadi kata benda (meishi), atau kata sifat (na-keiyooshi/i-keiyooshi) ataupun sebaliknya.Meskipun di bangku perkuliahan dijelaskan perubahan kata kerja menjadi kata benda atau proses sufiksasi yang lainnya, namun tetap saja banyak pembelajar yang merasa masih kesulitan dalam memahami imbuhan itu sendiri. Hal ini dinilai wajar, mengingat bahwa penjelasan mengenai proses sufiksasi membutuhkan waktu yang cukup panjang, sedangkan jangka waktu pembelajaran di kelas terbatas.
Selain itu kurangnya referensi dan informasi mengenai makna imbuhan akhir secara khusus, membuat para pembelajar bahasa Jepang, belum memahami imbuhan
akhir sepenuhnya. Padahal jenis sufiks ‘akhiran’ dalam bahasa Jepang cukup banyak ditemui dan sering digunakan dalam buku ajar bahasa Jepang tingkat menengah atas maupun buku penunjang untuk pembelajaran Nihongo Nouryou Shiken.
Dalam (Mariatul : 210 : 9) adapun beberapa akhiran atau setsubiji yang sering digunakan dalam bahasa Jepang menurut Makino (2003 : 679-684) yakni :
(13)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Intinya, pengertian dari imbuhan seperti ‘awalan’, ‘akhiran’ dalam bahasa
Jepang sangatlah berbeda dari segi fungsi, pemakaian, dan nuansanya dengan bahasa
Indonesia. Objek yang menjadi penelitian adalah sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi
~gimi, dan ~ge yang dalam bahasa Jepang menyampaikan arti kecenderungan dengan
mempertimbangkan kondisi, ataupun perasaan pembicara. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh berikut ini.
1. 最近 っ 太 気味 ダイエット (Takanashi
dkk: 538)
Karena belakangan ini cenderung sedikit kegemukan, jadi saya harus diet.
2. 彼 欠席 多い 勉強 遅 (Masayoshi dkk :253)
He is often absent from class so he is apt to be behind the others.
Karena dia sering tidak masuk sekolah, pelajarannya pun cenderung sering terlambat.
3. う いさ 最近忘 っ 困 (Gyouda dkk: 149)
Belakangan ini karena kakek saya cenderung (sering) lupa, kondisinya kian memburuk.
家 ka 様
sama
人 jin 費 hi 化 ka さ san
家 ka 性 sei 風 fuu 限
kagiri
士 shi 製 sei 分 bun 方 Kata
代 dai mi 形
gata
氏 shi 達
tachi
目 me
式 shiki
darake
面
men
型
gata
者 sha
chan gachi
屋 ya 手 shu 頃 goro
中 chuu
gimi
う
you
所 jo 用 you 君 kun ra 場 jou
domo
手 te 状 jou 的 teki 上 jou 来 rai 人 hito さ sa ~っ い ppoi
(14)
5
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. 彼女 何 言い 顔 い 結局何 言わ い 帰っ
っ (Takanashi dkk: 538)
Meskipun wajahnya cenderung ingin mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya dia pulang tanpa mengatakan apapun.
Pada contoh-contoh kalimat di atas, jika imbuhan-imbuhan yang telah digarisbawahi tersebut diganti satu sama lain, maka secara gramatikal mungkin benar, namun bagi para penutur asli sendiri belum tentu menjadi kalimat tersebut dapat menjadi kalimat yang dapat diterima dalam bahasa Jepang. Selain itu, masing-masing
sufiks ‘akhiran’ seperti ~ppoi, ~gachi ~gimi, dan ~ge memiliki fungsi, nuansa, dan situasi tersendiri.
Meskipun keempat sufiks ‘akhiran’ tersebut memiliki padanan kata yang
sama apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yaitu menyatakan kecenderungan, namun tetap saja tidak semua kata sifat, kata benda, atau kata kerja
mampu dilekatkan dengan keempat sufiks ‘akhiran’ tersebut. Hal ini disebabkan
karena kata sifat, kata benda, kata kerja serta situasi yang berbeda maka konteks atau
nuansa yang disampaikan dari keempat sufiks ‘akhiran’ itu pun akan berbeda pula. Di antara sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi ~gimi, dan ~ge, dalam penggunaannya membingungkan pembelajar bahasa Jepang yang tidak terbiasa dalam memahami imbuhan yang mengungkapkan kecenderungan.dalam bahasa Jepang khususnya. Tentu hal tersebut, cukup menyulitkan bagi pembelajar bahasa asing selain bahasa ibu.
Pembahasan mengenai sufiks ‘akhiran’ secara mendalam masih kurang untuk
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan bahasa Jepang. Walaupun ada penelitian yang membahasnya, namun belum cukup banyak referensi mengenai imbuhan akhir yang menyatakan kecenderungan secara khusus.
Dengan latar belakang seperti inilah, menjadikan penulis ingin meneliti dan memperdalam permasalahan tersebut dengan cara menganalisis maknanya dalam
(15)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebuah penelitian yang berjudul AnalisisMaknaSufiks~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang Menyatakan Kecenderungan Dalam Kosakata Bahasa Jepang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian penulis adalah :
1. Apakah persamaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge? 2. Apakah perbedaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge?
3. Apakah keempat sufiks tersebut dapat saling menggantikan dalam kata-kata bahasa Jepang?
C. Batasan Masalah
Sedangkan, batasan masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah :
1. Penulis hanya meneliti persamaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan
~ge
2. Penulis hanya meneliti perbedaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan
~ge
3. Penulis hanya meneliti keempat sufiks tersebutdapat saling menggantikan atau tidak dalam bahasa Jepang
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persamaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
2. Untuk mengetahui perbedaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
3. Untuk mengetahui apakah sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
(16)
7
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam mempelajari bahasa Jepang khususnya yang
menyatakan makna kecenderungan atau menyatakan ‘kondisi’ seperti pada
sufiks(setsubigo) ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge, dan hasil penelitian ini mampu diaplikasikan dalam pengajaran bahasa Jepang bagi pembelajar sendiri.
b. Manfaat Praktis
Dari sudut pandang pemanfaatan secara praktis, penelitian ini memiliki manfaat :
1. Bagi Penulis, penelitian ini mampu untuk semakin memperkaya ilmu linguistik khususnya dalam kajian morfologi bahasa Jepang khususnya dalam hal menyatakan kecenderungan dalam bahasa Jepang seperti
setsubigo~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge.
2. Bagi Pengajar, penelitian ini mampu memberikan sumbangsih berupa salah satu tambahan bahan pengayaan untuk pembelajaran pada mata kuliah Dokkai, Sakubun dan Honyaku, dan menjadi bahan referensi untuk pengajaran khususnya mengenai imbuhan akhir yang menyatakan kecenderungan atau dalam bahasa Jepang.
3. Bagi Pembelajar, Dapat menjadi bahan referensi untuk pembelajar bahasa Jepang khususnya bagi pembelajar yang sudah memasuki level menengah
(17)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ke atas, dan yang akan mengikuti Ujian Kemampuan Bahasa Jepang (Nouryoku Shiken)
F. Definisi Operasional
Untuk lebih memahami pola dan pemikiran dalam penelitian ini secara mendalam, ada baiknya sebelum berlanjut ke pembahasan yang lebih mendalam, mari kita simak terlebih dahulu beberapa definisi yang menunjang dan relevan pada penelitian kali ini.
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV (2008), analisis memiliki definisi yaitu (1) penelitian suatu peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb); (2) Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; (3) Penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dsb; (4) Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.
Analisis yang penulis maksudkan adalah analisis makna sufiks ~ppoi,
~gachi, ~gimi, dan ~ge dalam kosakata bahasa Jepang, yang memiliki
padanan kata yang setara. Sehingga apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menyatakan kecenderungan.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV (2008), makna memiliki definisi yaitu (1) arti, (2) maksud pembicara atau penulis; pengertian yg diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.
3. Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian belakang kata (Alwi dll, 1998:31). Sedangkan, sufiks (setsubigo) menurut Koizumi
(1993:95) adalah 接尾辞 接辞 語幹 後 付加さ 日本語 接辞
大部分 接尾辞 形 ‘setsubiji wa setsuji ga gokan no ato ni
(18)
9
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
toru.(setsubiji adalah imbuhan yang diletakkan sesudah gokan/kata dasar.
Dalam Bahasa Jepang, sebagian besar imbuhan berasal dari bentuk imbuhan awal (sufiks).
4. Kridalaksana dalam Tarigan (1994:446) menyatakan bahwa kosakata adalah :
(1) komponen bahasa yang memuat secara informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa; dan (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis.
Kosakata yang menjadi objek penelitian penulis adalah kosakata bahasa Jepang.
G. Metode Penelitian
Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan. (Sutedi, 2011 : 53). Adapun, metode yang penulis gunakan pada penelitian kali adalah metode deskriptif dan kualitatif. Penelitian ini memaparkan analisis dari mulai dari penggunaan, sampai kepada komparansi sampel penelitian yang bersifat jamak. Metode ini pun mampu menganalis secara lebih mendalam dengan mempertimbangkan setiap situasi yang ada, serta korelasi antar variabel. Sehingga pada akhirnya data disajikan dengan terperinci, sistematis, dan akurat.
a. Sumber Data
Sumber data adalah segala subjek darimana data tersebut diperoleh dan mampu memberikan berbagai kontribusi yang relevan dengan yang diperlukan oleh peneliti. Pada penelitian ini, sumber data yang menjadi referensi penelitian penulis berupa berbagai contoh kalimat yang diperoleh dari berbagai karya tulis, novel
(19)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbahasa Jepang maupun berbahasa Indonesia, media cetak (surat kabar, majalah, dan sebagainya), internet, buku-buku penunjang untuk mengikuti Ujian Kemampuan Bahasa Jepang (Nouryoku Shiken), serta penelitian terhadulu untuk melengkapi dan memperkuat analisis terhadap penelitian ini, penulis pun membuat contoh kalimat sendiri.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Studi Literatur
2. Penelaahan Pustaka dengan penyajian berupa data kualitatif.
Penulis mengumpulkan berbagai macam data yang relevan dari berbagai sumber kepustakaan yang berhubungan dengan sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang dalam kosakata bahasa Jepang. Data yang terkumpul sampai jenuh akan diklasifikasikan, dan digeneralisasikan sehingga menghasilkan sebuah simpulan yang logis dan akurat.
Beberapa langkah yang penulis ambil untuk menunjang pengumpulan data penelitian ini adalah :
1. Mencari berbagai teori yang relevan dan akurat dari berbagai sumber yang telah disebutkan di atas.
2. Mencari berbagai contoh kalimat maupun referensi yang akan penulis jadikan sumber sebagai bahan penelitian sehingga data semakin jenuh, akurat, dan rinci.
(20)
11
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suharsimi Arikunto (2000:134) menyatakan bahwa instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Lalu, seperti yang dikemukakan Alwasilah (2002 : 116) bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri berperan sebagai instrumen. Artinya secara langsung peneliti bisa menghimpun data-data kebahasaan baik dari penutur secara langsung maupun dari sumber lainnya.
Untuk mempermudah pengumpulan data yang relevan, penulis akan membuat kartu atau format data yang berisi sekumpulan informasi mengenai data-data yang relevan dan dibutuhkan oleh penulis untuk memperkuat analisisnya dalam penelitian ini. Format data tersebut berbentuk tabel yang berisi sekumpulan data (jitsurei)
maupun (sakurei) yang telah tertulis atau telah dituturkan secara secara langsung. Instrumen penelitian yang penulis ajukan adalah jenis data kualitatif yang memaparkan segala permasalahan beserta solusi melalui kata, dan kalimat secara runtut.
d. Teknik Pengolahan Data
Beberapa teknik pengolahan data yang akan penulis ambil dalam penelitian kali ini adalah :
1. Pengumpulan Data
Data-data yang akan penulis kumpulkan adalah data-data yang berasal dari berbagai sumber kepustakaan seperti buku, media cetak (surat kabar, majalah), internet, novel, karya tulis, penelitian terdahulu maupun data buatan sendiri
(sakurei) yang relevan baik dalam bahasa Jepang atau bahasa Indonesia.
Setelah semua data terkumpul maka penulis akan mengadakan klasifikasi berdasarkan jenis dan konteksnya.
(21)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah data terkumpul kemudian penulis menganalisis makna dan
penggunaan sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge satu persatu secara mendalam baik dari segi persamaan maupun perbedaannya dari setiap sisi serta menggabungkan atau mengkomparasikan masing-masing dari pola-pola tersebut apakah dapat saling menggantikan atau tidak.
3. Generalisasi
Setelah melakukan seluruh analisa data, maka penulis akan menghasilkan sebuah simpulan yang akan merujuk pada satu titik. Penulis melakukan generalisasi secara induktif sehingga semua permasalahan pokok pada
pola-pola sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge tersebut dapat terpecahkan dengan akurat, dan dapat memberikan jawaban yang dapat memperkaya khazanah ilmu dalam bahasa Jepang.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini dimulai dari Bab I adalah pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan.Lalu, Bab IIyang merupakanlandasan teoritisyang di dalamnya akan memaparkan seluruh teori yang relevan dari sudut pandang linguistik bahasa Jepang, pemaparan mengenai makna, fungsi, penggunaan, persamaan, perbedan penggunaan dan komparansi pada pola sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge. Bab III adalah Metode Penelitian yang berisi pembahasan pembahasan mengenai metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, intrumen penelitian dan teknik pengolahan data sehingga menghasilkan sebuah penelitian yang dapat dijadikan acuan. Kemudian berlanjut pada Bab IV yaitu analisis data yang menguraikan tentang analisis secara mendalam dari mulai penggunaan, sampai kepada komparansi
(22)
13
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesimpulan dan rekomendasi, dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil generalisasi dari sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang akan menghasilkan sebuah kesimpulan mengenai penggunaan, makna, fungsi persamaan, perbedaan, dan komparansi dari keempat sufiks ‘akhiran’ di atas.Kemudian dari hasil tersebut, ditindaklanjuti dengan memberikan saran sebagai acuan penelitian berikutnya.
(23)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sugiyono (2011 : 2) mengemukakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Sutedi (2011 : 53) memaparkan bahwa dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian deskriptif dan kualitatif. Penelitian deskriptif menurut Sutedi (2011 : 58) adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Masalah dalam penelitian deskriptif adalah masalah-masalah aktual yang terjadi pada masa penelitian ini dilakukan.
Sedangkan penelitian kualitatif Bogdan and Taylor dalam Setiyadi (2006 : 219) memaparkan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan perilakunya yang dapat diamati sehingga tujuan dari penelitian ini adalah pemahaman individu tertentu dan latar belakangnya secara utuh. Setiyadi (2006 : 220) menyimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti tidak diwajibkan untuk membentuk konsepsi-konsepsi tertentu atau teori-teori tertentu mengenai lapangan penelitiannya, namun peneliti terjun ke lapangan dengan pikiran-pikiran yang murni, siap dengan munculnya interpretasi atau hipotesa tertentu dari fakta yang diperoleh dari lapangan penelitiannya. Dalam penelitian ini sangat mungkin peneliti mempunyai interpretasi yang berubah-ubah setelah melihat fakta di
(24)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lapangan yang beraneka ragam polanya atau pada saat peneliti mengadakan penelitian, dan nantinya sampai pada tahap dimana ia mendapatkan pola-pola tertentu yang lebih mapan dan relatif tetap dari subyek penelitiannya. Pola-pola tersebut yang nantinya akan berfungsi sebagai landasan untuk menyusun sebuah teori.
Selain itu metode untuk mengkaji dari segi linguistik dalam hal kajian kata dan makna secara lebih mendalam, penulis sendiri menggunakan analisis
Imitokuchou dalam Igiso (semantic feature dalam semantem) dan analisis
hubungan antarmakna (go to go no imi kankei). Analisis Imitokuchou dalam Igiso
(semantic feature dalam semantem) yaitu makna suatu kata biasanya akan
berkembang dipengaruhi konteks atau situasi penggunannya. Makna ini disebut dengan istilah igiso (semantem). Dalam sebuah igiso terdapat beberapa bagian yang disebut dengan imitokuchou (feature semantic). Analisis seperti ini dapat mendeskripsikan persamaan dan perbedaan setiap makna kata dengan jelas (Sutedi : 2011 : 139). Analisis hubungan antarmakna (go to go no imi kankei) terjadi jika suatu imitokuchou terdapat dalam beberapa kata, maka kata-kata tersebut dapat digolongkan ke dalam satu medan makna yang sama. Dari medan makna tersebut, bisa dikelompokkan lagi berdasarkan kategori tertentu, sehingga dapat membuat suatu kelompok kata yang disebut dengan goi (Sutedi : 2011 : 140).
Pengelompokkan hubungan antarmakna yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah ruigi kankei (hubungan kesinoniman). Dua buah kata atau lebih yang mempunyai salah satu imitokuchou yang sama, bisa dikatakan sebagai kata yang bersinonim. Akan tetapi, meskipun bersinonim hanya pada konteks tertentu saja, karena tidak ada sinonim yang semuanya sama persis, melainkan dalam konteks tertentu pasti ditemukan suatu perbedaannya meskipun kecil. Perbedaan tersebut dapat dianalisis dengan cara melihat imitokuchou setiap kata tersebut (Sutedi : 2011 : 140).
Alasan peneliti mengambil metode tersebut adalah karena adanya keterkaitan atau hubungan makna antara sufiks ~ppoi, ~gimi, ~gachi, dan ~ge.
(25)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
~ppoi, ~gimi, ~gachi, ~ge
apakah maknanya akan berubah atau maknanya akan tetap sama, serta dalam situasi seperti apakah makna kata yang dilekatkan keempat sufiks tersebut akan berubah.
B. Objek Penelitian
Objek yang penulis jadikan bahan penelitian pada skripsi ini adalah analisis makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang menyatakan kecenderungan dalam kosakata bahasa Jepang. Keempat imbuhan tersebut dalam bahasa Jepang, sama-sama diklasifikasikan sebagai sufiks (setsuji) yang hampir memiliki makna yang sama, namun nuansa yang terkandung tetap berbeda. Bagaimana penggunannya, fungsi, makna, persamaan, perbedaan sampai kepada komparansi yang terdapat pada keempat sufiks tersebut.
Alasan penulis memilih objek penelitian tersebut karena selain keempat pola sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge memiliki makna yang sama, namun kebanyakan pembelajar bahasa Jepang kurang mengetahui sejauh mana nuansa yang terkandung dalam sebuah kosakata apabila dilekatkan sufiks di belakangnya. Selain itu, pembicara pun harus mempertimbangkan situasi dan kondisi saat menggunakannya. Sufiks dalam bahasa Jepang tergolong sering ditemukan dalam buku ajar atau pembelajaran bahasa Jepang sehari-hari, namun karena referensi yang masih tergolong sedikit, pembelajar bahasa Jepang kurang begitu memahami sufiks dalam bahasa Jepang. Sehingga hal ini menyebabkan kurangnya penguasaan kosakata bahasa Jepang baik lisan maupun tulisan. Untuk dapat memahami sufiks dalam bahasa Jepang membutuhkan tingkat kemampuan terhadap pemahaman makna dan berbahasa yang lebih tinggi, sehingga tidak jarang pembelajar bahasa Jepang cenderung kurang memahami dan terjadi kekurang tepatan dalam penggunaan kosakata tersebut.
(26)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Sumber Data
Sumber data diperoleh penulis berasal dari berbagai literatur, kepustakaan yang relevan dengan objek penelitian penulis. Sumber data yang diambil berupa
jitsurei dan sakurei yang berasal dari berbagai karya tulis, kamus, novel, jurnal,
media cetak (koran, majalah), internet, dan buku-buku penunjang dalam Ujian Kemampuan Bahasa Jepang (Nouryoku Shiken). Berikut ini adalah beberapa referensi yang akan penulis jadikan sebagai sumber data dalam penelitian penulis:
1. Nihongo Daijiten (D Great Japanese Dictionary), Umesao Tadao,
Kondansha (1995) disingkat (ND)
2. Shinmeikai Kokugo Jiten, Sanseido (2005) selanjutnya disingkat (SMK)
3. Nihongo Bunpou Handobakku, Iori Isao, Takanashi Shino, Nakanishi
Kumiko, dan Yamada Toshihiro, Shoei (2001) selanjutnya disingkat (NBH)
4. New Approach Japanese Intermediate Course (Chukyuu Nihongo),
Oyanagi Noboru, Nihongo Kenkyuusha (2002) selanjutnya disingkat (NAJIC)
5. Effective Japanese Usage Guide, Hirose Masayoshi, Shoji Kakuko,
Koudansha (1994) selanjutnya disingkat (EJUG)
6. Nihongo Nouryoku Shiken N1~N5 Taiou (Donna Toki Dou Tsukau
Nihongo Hyougen Bunkei Jiten), Etsuko Tomomatsu, Jun Miyamoto,
Masako Wakuri, Aruku (1996) selanjutnya disingkat (HBJ)
7. Nihongo Chukyuu J501, Toki Satoshi, Seki Masaaki, Hirataka Fumiya,
Shoei (1999) selanjutnya disingkat (NC)
8. Chukyuu Nihongo, Japanese Language Center for International Students,
Tokyo University of Foreign Studies (1994) selanjutnya disingkat (CN)
9. Nihongo Nouryoku Shiken N2/N3 Bunpou Taisaku Hyoujun Tekisuto,
Etsuko, Gyouda & Fukaya Kumiko & Watanabe Setsu. (2010) selanjutnya disingkat (NNS)
(27)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11.Novel Eien no Mahou Tsukai, Morino Hirose (2010) selanjutnya disingkat (EMT)
12.Novel Katagawa no Mirai, Morino Hirose (2010) selanjutnya disingkat (KM)
13.Novel Namae no Nai Kaibutsu, Kuro Mukodori (2012) selanjutnya disingkat (NNK)
14.http://www.aozora.gr.jp 15.http://pdfnovels.net/ 16.Asahi Shinbun Online
17.Literatur-literatur lainnya yang relevan D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Studi Literatur, disertai dengan
2. Penelaahan Pustaka dengan penyajian berupa data kualitatif.
Penulis mengumpulkan berbagai macam data berupa jitsurei dan sakurei
yang relevan dari berbagai sumber kepustakaan yang berhubungan dengan sufiks
~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang dalam kosakata bahasa Jepang. Data yang
terkumpul sampai jenuh akan diklasifikasikan, dan digeneralisasikan sehingga menghasilkan sebuah simpulan yang logis dan akurat.
Beberapa langkah yang penulis ambil untuk menunjang pengumpulan data penelitian ini adalah :
1. Mencari berbagai teori yang relevan dan akurat dari berbagai sumber yang telah disebutkan di atas.
(28)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mencari berbagai contoh kalimat maupun referensi yang akan penulis jadikan sumber sebagai bahan penelitian sehingga data semakin jenuh, akurat, dan rinci.
E. Instrumen Penelitian
Sutedi (2011 : 155) mengungkapkan bahwa instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Data penelitian adalah sejumlah informasi penting yang diperlukaj untuk menjawab masalah penelitian melalui prosedur pengolahannya.
Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah format kartu data yang berisi catatan berupa contoh-contoh jitsurei maupun
sakurei. Setiyadi (2006 : 250) mengungkapkan secara umum catatan data dapat
dibagi menjadi dua jenis: catatan deskriptif atau (descriptive field note) dan catatan reflektif atau (reflective field note). Dalam penelitian ini, peneliti sendiri menggunakan catatan reflektif. Menurut Setiyadi (2006 : 251) dalam catatan reflektif data sudah disusun secara sistematis dan sudah diberi interpretasi oleh si peneliti. Dalam catatan ini, biasanya data sudah disusun dengan format tertentu sesuai selera peneliti, misalnya berdasarkan topik pengamatan, kelompok yang diamati atau sistematika lainnya. Dalam membuat catatan reflektif disarankan ada kolom atau margin yang akan digunakan untuk menulis catatan khusus atau komentar dari peneliti. Dengan menempatkan kolom atau margin bersebelahan dengan catatan data, peneliti dapat mengklasifikasikan data berdasarkan data berdasarkan pola atau tipologi yang muncul dari data yang ada. Kemudian Sutedi (2011 : 178) mengemukakan bahwa format data merupakan salah satu instrumen dalam bentuk tabel yang terdiri dari lajur dan kolom. Instrumen ini dapat digunakan untuk menghimpun data kualitatif yang berupa contoh-contoh kalimat penggunaan bahasa dalam kehidupan yang nyata (jitsurei).
(29)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengolahan Data
Beberapa teknik pengolahan data yang akan penulis ambil dalam penelitian ini adalah :
1. Tahap Persiapan Pengumpulan Data
Data-data yang akan penulis kumpulkan adalah data-data yang berasal dari berbagai sumber kepustakaan seperti buku, media cetak (surat kabar, majalah), internet, novel, karya tulis, penelitian terdahulu maupun data buatan sendiri (sakurei) yang relevan baik dalam bahasa Jepang atau bahasa Indonesia. Setelah semua data terkumpul maka penulis akan mengadakan klasifikasi berdasarkan jenis dan konteksnya.
2. Tahap Pelaksanaan Analisa Data
Setelah data terkumpul kemudian penulis terlebih dahulu memaparkan secara umum mengenai sufiks (setsubigo) ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
disertai dengan contoh kalimatnya. Setelah itu, penulis memaparkan setiap karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing sufiks tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis penggunaan, makna, dan fungsi sufiks
~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge disertai dengan contoh-contoh kata atau
kalimat.
3. Tahap Penyimpulan Generalisasi
Setelah melakukan seluruh analisa data, maka penulis akan menghasilkan sebuah simpulan yang akan merujuk pada satu titik. Penulis melakukan generalisasi secara induktif sehingga semua permasalahan pokok pada
(30)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pola-pola sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge tersebut dapat terpecahkan denganakurat.
(31)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, pada bab ini akan disampaikan kesimpulan dari hasil analisis data. Keempat sufiks ini memiliki hubungan antara maknanya dengan menggunakan analisis imitokuchou
(feature semantic)seperti yang diungkapkan oleh (Sutedi : 2011 : 139). Hubungan
antara keempat makna sufiks, persamaan, dan perbedaannya pun dapat terpaparkan. Berikut tabel analisis persamaan, perbedaan, dan perbandingan makna diantara sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge.
1. Persamaan Makna Keterangan:
= Memiliki persamaan
= Tidak memiliki persamaan
Tabel II. Analisis Persamaan Makna Sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge Sufiks ~
っ ぽ い
(~ppoi),
Sufiks
がち(~gachi)
Sufiks
ぎみ (~gimi)
Sufiks
げ(~ge)
1. Makna Kecenderungan
2. Maknaperasaan
(feeling) dan penilaian
yang hanya dirasakan oleh pembicara
3. Maknayangmenyatakan kondisi yang dialami pembicara
(32)
133
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap suatu kondisi atau perasaan.
5. Makna subjektifitas (berdasarkan sudut pandang pembicara)
Kesimpulan dari persamaan sufiks ~ppoi, sufiks ~gachi, sufiks ~gimi, dan sufiks ~ge dari tabel di atas adalah:
Sufiks~ppoi, sufiks ~gachi, sufiks ~gimi, dan sufiks ~ge memiliki makna kecenderungan.
Sufiks ~ppoi, sufiks ~gachi, sufiks ~gimi, dan sufiks ~ge memiliki persamaan makna perasaan (feeling) dan penilaian yang hanya dirasakan oleh pembicara.
Sufiks ~ppoi, sufiks ~gachi, sufiks ~gimi, dan sufiks ~ge memiliki makna yang menyatakan kondisi
Sufiks ~ppoi, sufiks~gachi, sufiks ~gimi, dan sufiks ~ge memiliki makna penegasan terhadap suatu kondisi atau perasaan.
Sufiks ~ppoi, sufiks ~gachi, dan sufiks ~gimi memiliki makna subjektifitas (berdasarkan sudut pandang pembicara).
2. Perbedaan Makna Keterangan:
= Memiliki makna tersendiri X = Tidak memiliki makna tersendiri
Tabel III. Analisis Perbedaan Makna Sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge Sufiks
~っぽい (~ppoi),
Sufiks
がち(~gachi)
Sufiks
ぎみ (~gimi)
Sufiks
げ(~ge)
1. Tingkat
(33)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyampaikan sesuatu 2. Makna Tersirat
(ungkapan), dan Makna Tersurat (konkrit) Tersirat (ungkapan) Tersurat (konkrit) Tersirat (ungkapan) Tersurat (konkrit)
3. Makna untuk memperhalus nada
bicara/kondisi X X
X4.Makna Subjektifitas X
5. Makna secara
psikologis, insidental, dan kondisi yang buruk bagi pembicara
X XKesimpulan dari perbedaan makna sufiks ~ppoi, sufiks ~gachi, sufiks ~gimi, dan sufiks ~ge dari tabel di atas adalah:
Sufiks ~ppoi, menyatakan suatu hal yang tidak benar-benar nyata. Artinya, ketika pembicara melekatkan sufiks tersebut maka tidak mengandung arti yang sebenarnya.
Sufiks~gachi, dan sufiks ~ge memiliki makna tersurat (konkrit). Sufiks ~gimi memiliki keistimewaan dalam hal memperhalus nada bicara atau kondisi seseorang. Sedangkan sufiks ~ppoi, sufiks ~gachi, dan sufiks ~ge
tidak memiliki keistimewaan tersebut.
Sufiks ~ge tidak memiliki makna subjektifitas seperti yang dimiliki oleh sufiks~ppoi, sufiks ~gachi, dan sufiks ~ge.
Makna kondisi yang disampaikan sufiks ~ppoi, dansufiks ~gachi, sifatnya lebih mendalam sampai kepada kondisi psikologis, kondisi insidental, kondisi buruk (tidak diinginkan). Sedangkan sufiks ~gimi, dan sufiks ~gemenyampaikan makna kondisi pembicara apa adanya.
3. Perbandingan sufiks~ppoi, sufiks ~gachi, sufiks ~gimi, dan sufiks ~ge.
(34)
135
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sufiks~ppoi
Sufiks~gachi
Sufiks~gimi
Sufiks~ge
Tabel IV. Analisis Perbandingan Makna Sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge(kesimpulan)
Keterangan :
= Bentuk dasar
= Dapat menggantikan
= Tidak dapat menggantikan
Kesimpulan dari perbandingan sufiks ~ppoi, sufiks ~gachi, sufiks ~gimi, dan sufiks ~ge dari tabel di atas adalah:
Sufiks ~ppoitidak dapat digantikan oleh sufiks ~gachi, ~gimi, dan ~ge
Sufiks ~gimidan sufiks ~gachidapat saling menggantikan
Sufiks ~gimihanya dapat digantikan oleh sufiks ~gachi
Sufiks ~gedapat digantikanoleh sufiks ~ppoi
Namun, sufiks ~ppoi tidak dapat digantikan oleh sufiks ~ge
Meskipun keempat sufiks っぽい(~ppoi),がち(~gachi), ぎみ (~gimi) dan sufiks げ (~ge) memiliki persamaan, namun tidak selalu dapat menggantikan satu sama lain, karena terdapat perbedaan nuansa yang dapat mengubah arti dan maksud dari kalimat tersebut.
(35)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ada beberapa implikasi yang berkaitan dengan tema penelitian ini, diantaranya:
1. Untuk Peneliti selanjutnya
a. Penelitian mengenai makna sufiks っぽい(~ppoi),がち(~gachi),
ぎみ (~gimi) dan sufiks げ(~ge) ini masih sangat terbatas. Denga banyak membaca buku tentang makna akan lebih baik dalam menganalisis penelitian bertema makna. Selain itu, dengan memperkaya referensi dari berbagai sumber, danbanyak membaca jurnal ilmiah mengenai tema penelitian akan sangat bermanfaat untuk menambah wawasan sekaligus menambah jitsurei yang dalam penelitian kali ini masih dirasa kurang beragam.
b. Penelitian ini berfokus pada persamaan, perbedaan, dan perbandingan makna yang terdapat pada setiap data yang ada. Setelah penelitian ini diharapkan adanya analisis mengenai kesalahan dalam penggunaan keempat sufiks yaitu sufiks っぽい
(~ppoi),がち(~gachi), ぎみ (~gimi) dan sufiks げ(~ge).
2. Untuk Pengajar Bahasa Jepang
A. Perlunya pengenalan lebih mendalam mengenai sufiks (setsubigo) dalam bahasa Jepang. Hal tersebut untuk memperkaya wawasan para pembelajar bahasa Jepang dalam mempelajari bahasanya. B. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu tambahan
bahan pengayaan untuk mata kuliah Dokkai, Sakubundan Honyaku,
sehingga dapat teraplikasikan dalam pembelajaran bahasa Jepang. 3. Untuk Pembelajar bahasa Jepang
Penelitian ini diharapkan mampumenjadi salah satu sumber/referensi dalam memahami sufiks dalam bahasa Jepang, khususnya sufiks っぽい(~ppoi),がち(~gachi), ぎみ (~gimi) dan sufiks げ(~ge), dan dapat digunakan dalam percakapan atau pembelajaran sehari-hari.
(36)
137
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rekomendasi
Ada beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan tema penelitian ini, diantaranya:
1. Memilih kosakata dan contoh kalimat yang akan dianalisis dengan cermat
2. Jika ingin menganalisis makna secara lebih mendalam, perbanyaklah diskusi dengan native speaker secara langsung, pertimbangkan pula apakah kosakata tersebut masih sering diucapkan atau tidak dalam kehidupan sehari-hari.
(37)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Akimoto, Miharu. Bunpou-ka Gensou no Ichirei –Meishi {gimi} kara Setsubiji
{gimi} e no Hensen. Keisen Jogakuen University. JurnalIlmiah: Tidak
Diterbitkan.
Alwasilah, A. Chaedar. (1993). Beberapa Madhab &DikotomiTeoriLinguistik. Bandung: PenerbitAngkasa
Alwasilah, A. Chaedar. (2002). PokoknyaKualitatif:Dasar-dasarMerancang
danMelakukanPenelitianKualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya
Alwi, Hasan dll. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta:Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (1998). ProsedurPenelitian. Jakarta: PT RinekaCipta
Cahyono, Yudi Bambang. (1995). Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.
Depdiknas. (2008) .Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat.PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
Etsuko, Gyouda&Fukaya,Kumiko& Watanabe Setsu. (2010). Nihongo
NouryokuShikenBunpouTaisakuHoujunTekisuto. Tokyo.Tokuwa
Sisutemu
Fitriyani. (2013) . Analisis Deskriptif Makna Kata Berulang Dalam Bahasa Jepang Yang Menggunakan Kanji Dilihat Dari Pemakaian Kanji Dasar.
Bandung. Skripsi Sarjana pada Universitas Komputer Indonesia: Tidak Diterbitkan
Hasibuan, Adriana. (2003). MORFOLOGI VERBA BAHASA JEPANG. Medan. TesisMagister pada Universitas Sumatera Utara: Tidak Diterbitkan Hirose, Masayoshi & Shoji Kakuko. (1994). Effective Japanese Usage Guide
(NihongoGakushuu Tsukaiwakete Jiten). Tokyo: Koudansha
Japanese Language Center for International Students. (1994). Chukyuu Nihongo. Japan: Tokyo University of Foreign Studies
Kuro Mukodori. (2012). Namae no Nai Kaibutsu. Tokyo:Kabushiki Gaisha .Alphapolis
(38)
139
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kridalaksana, Harimurti. (1993). Kamus Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Machida, Ken &MomiyamaYousuke. (1997). (terbitan ke-3). YokuWakaru
GengogakuNyuumon. Tokyo: BareruPureru
Miyamoto, Jun, dkk. (2013). Nihongo Nouryoku Shiken N1~N5 Taiou (Donna
Toki Dou Tsukau Nihongo Hyougen Bunkei Jiten). Japan: ALC Press Inc.
Morino Hirose.(2010). Eien no Mahou Tsukai. Tokyo:Kabushiki Gaisha .Alphapolis
(2010). Katagawa no Mirai. Tokyo:Kabushiki Gaisha .Alphapolis
KamusBesar Bahasa Indonesia Edisi IV. (2008). Jakarta: GramediaPustaka Utama
Koizumi, Tamotsu. (1993). GengogakuNyuumon. Tokyo: Kabushiki Gaisha Krisdalaksana, Harimurti.
Machida, Ken &MomiyamaYousuke, dkk. (1997). YokuWakaruGengogaku
Nyuumon. Tokyo: BareruPureru
Mariatul, Qiftiah. (2010). PROSES MORFEMIS PREFIKS HI, FU, MU, DAN MI
DAN JUGA PEMAKNAANNYA DALAM BAHASA JEPANG.Skripsi
SarjanapadaUniversitas Sumatera Utara: TidakDiterbitkan
Matsuoka, Takashi& Takubo Yukinori. (1993). Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan
Michiko, Mochizuki.(2010). Setsubiji [teki] no Shiyou to Nihongo Kyouiku e
Shisa. PenelitianMahasiswaJepang, danPembelajar Bahasa Jepang.
JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
Ogawa, dkk. (1994). Nihongo KyouikuJiten. Tokyo: Taishukan
Ohara, Masako. (2010). Setsubiji {~ppoi} niTsuite. Shimane University, Faculty of Law and Literature. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
Oyanagi Noboru.(2004).New Approach Japanese Intermediate Course (Chukyuu
Nihongo). Japan: Nihongo Kenkyuusha
Parera, Jos Daniel. (1994). Morfologi Bahasa (EdisiKedua). Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama
(39)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
http://enichan.blogspot.com/2012/06/instrumen-penelitian.html yang diunggahpada 10 Maret 2014
Ramlan. (1987). Ilmu Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Karya Muda Samsuri. (1994). Analisis Bahasa. Jakarta: PT. GeloraAksaraPratama
Setiadi, Bambang. (2006). MetodePenelitianuntukPengajaran Bahasa Asing
PendekatanKuantitatifdanKualitatif. Bandung: GrahaIlmu
Sutedi, Dedi. (2011). PengantarLinguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
(2011). PenelitianPendidikan Bahasa Jepang.
Bandung:HumanioraUtama Press
Sugimoto, Tsutomu & Iwabuchi Masashi. (1990). Nihonggogaku Jiten. Tokyo: Sakura Kaede
Sugiyono. (2011). MetodeKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfa Beta Situmorang, Hamzon. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan:USU
Press
Shinmura, Izuru& Iwanami, Shoten. (1998). Koujien. Tokyo: Iwanami Shoten Shofiawati, Ainin. (2009). AnalisisSetsubigo –Mi, dan –Sa (BidangKebahasaan
dalamTataranLinguistikSemantik): SkripsiSarjanapada FPBS UPI
Bandung: TidakDiterbitkan
Takanashi Shino, dkk. (2001).Nihongo Bunpou Handobakku. Shoei
Takeshi, Shibata, dkk. (2005). ShinmeinkaiKokugoJitenDairokuhan. Tokyo: Kabushiki GaishaSanseidou
Takumi, Tagawa. (2010). Keitairon Chou-Nyuumon. Tokyo Daigaku. Jiyuu GengoDaigakuKantou Dai-ikkaiBenkyoukai. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan Tarigan,Guntur.(1994). MenulissebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Toki Satoshi, dkk. (1999). Nihongo Chukyuu J501. Shoei
Umehara, Toshihiro. (2002). Nihongo Setsubiji {~ppoi} to Eigo Setsubiji {~ish}
no Ruii to Soui ni Tsuite. KomazawaUniversitu. JurnalIlmiah: Tidak
Diterbitkan
Umesao Tadao.(1995).Nihongo Daijiten (D Great Japanese Dictionary). Koudansha
(40)
141
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wen, Jiang Kaoru. Hindo o Arawasu Setsubigo ni Kansuru Ichikōsatsu {~gimi} o
Chuushin ni. Taiwan TamkangDaigaku Nihongo Bungakka. Jurnal Ilmiah:
TidakDiterbitkan.
Yamaguchi Yutaka. (2004). Setsuji ni Tsuite no Kenkyuu: Hyougo Kyouiku Daigaku Daigakuin Gaku Ironbun. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
Yoshikazu, Ooshima. Nihongo o Kangaeru:Jurnal Online dalam situs http://charon.isc.ibaraki.ac.jp/. Ibaraki. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan http://www.aozora.gr.jp
http://pdfnovels.net/ Asahi Shinbun Online www.repositoy.usu.ac.id
www.kwary.net/linguistics/gl/Afiksasi.doc
Anonim. Diambildari situs http://kotobank.jp/word/形態論 yangdiunggahpada 21 Maret 2014 pukul 10.15 WIB
(1)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ada beberapa implikasi yang berkaitan dengan tema penelitian ini, diantaranya:
1. Untuk Peneliti selanjutnya
a. Penelitian mengenai makna sufiks っぽい(~ppoi),がち(~gachi),
ぎみ (~gimi) dan sufiks げ(~ge) ini masih sangat terbatas. Denga banyak membaca buku tentang makna akan lebih baik dalam menganalisis penelitian bertema makna. Selain itu, dengan memperkaya referensi dari berbagai sumber, danbanyak membaca jurnal ilmiah mengenai tema penelitian akan sangat bermanfaat untuk menambah wawasan sekaligus menambah jitsurei yang dalam penelitian kali ini masih dirasa kurang beragam.
b. Penelitian ini berfokus pada persamaan, perbedaan, dan perbandingan makna yang terdapat pada setiap data yang ada. Setelah penelitian ini diharapkan adanya analisis mengenai kesalahan dalam penggunaan keempat sufiks yaitu sufiks っぽい (~ppoi),がち(~gachi), ぎみ (~gimi) dan sufiks げ(~ge).
2. Untuk Pengajar Bahasa Jepang
A. Perlunya pengenalan lebih mendalam mengenai sufiks (setsubigo) dalam bahasa Jepang. Hal tersebut untuk memperkaya wawasan para pembelajar bahasa Jepang dalam mempelajari bahasanya. B. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu tambahan
bahan pengayaan untuk mata kuliah Dokkai, Sakubundan Honyaku,
sehingga dapat teraplikasikan dalam pembelajaran bahasa Jepang. 3. Untuk Pembelajar bahasa Jepang
Penelitian ini diharapkan mampumenjadi salah satu sumber/referensi dalam memahami sufiks dalam bahasa Jepang, khususnya sufiks っぽい(~ppoi),がち(~gachi), ぎみ (~gimi) dan sufiks げ(~ge), dan dapat digunakan dalam percakapan atau pembelajaran sehari-hari.
(2)
137
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Rekomendasi
Ada beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan tema penelitian ini, diantaranya:
1. Memilih kosakata dan contoh kalimat yang akan dianalisis dengan cermat
2. Jika ingin menganalisis makna secara lebih mendalam, perbanyaklah diskusi dengan native speaker secara langsung, pertimbangkan pula apakah kosakata tersebut masih sering diucapkan atau tidak dalam kehidupan sehari-hari.
(3)
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Akimoto, Miharu. Bunpou-ka Gensou no Ichirei –Meishi {gimi} kara Setsubiji {gimi} e no Hensen. Keisen Jogakuen University. JurnalIlmiah: Tidak
Diterbitkan.
Alwasilah, A. Chaedar. (1993). Beberapa Madhab &DikotomiTeoriLinguistik. Bandung: PenerbitAngkasa
Alwasilah, A. Chaedar. (2002). PokoknyaKualitatif:Dasar-dasarMerancang danMelakukanPenelitianKualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya
Alwi, Hasan dll. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta:Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (1998). ProsedurPenelitian. Jakarta: PT RinekaCipta
Cahyono, Yudi Bambang. (1995). Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.
Depdiknas. (2008) .Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat.PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
Etsuko, Gyouda&Fukaya,Kumiko& Watanabe Setsu. (2010). Nihongo NouryokuShikenBunpouTaisakuHoujunTekisuto. Tokyo.Tokuwa Sisutemu
Fitriyani. (2013) . Analisis Deskriptif Makna Kata Berulang Dalam Bahasa Jepang Yang Menggunakan Kanji Dilihat Dari Pemakaian Kanji Dasar.
Bandung. Skripsi Sarjana pada Universitas Komputer Indonesia: Tidak Diterbitkan
Hasibuan, Adriana. (2003). MORFOLOGI VERBA BAHASA JEPANG. Medan. TesisMagister pada Universitas Sumatera Utara: Tidak Diterbitkan Hirose, Masayoshi & Shoji Kakuko. (1994). Effective Japanese Usage Guide
(NihongoGakushuu Tsukaiwakete Jiten). Tokyo: Koudansha
Japanese Language Center for International Students. (1994). Chukyuu Nihongo. Japan: Tokyo University of Foreign Studies
Kuro Mukodori. (2012). Namae no Nai Kaibutsu. Tokyo:Kabushiki Gaisha .Alphapolis
(4)
139
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kridalaksana, Harimurti. (1993). Kamus Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Machida, Ken &MomiyamaYousuke. (1997). (terbitan ke-3). YokuWakaru GengogakuNyuumon. Tokyo: BareruPureru
Miyamoto, Jun, dkk. (2013). Nihongo Nouryoku Shiken N1~N5 Taiou (Donna Toki Dou Tsukau Nihongo Hyougen Bunkei Jiten). Japan: ALC Press Inc. Morino Hirose.(2010). Eien no Mahou Tsukai. Tokyo:Kabushiki Gaisha
.Alphapolis
(2010). Katagawa no Mirai. Tokyo:Kabushiki Gaisha .Alphapolis
KamusBesar Bahasa Indonesia Edisi IV. (2008). Jakarta: GramediaPustaka Utama
Koizumi, Tamotsu. (1993). GengogakuNyuumon. Tokyo: Kabushiki Gaisha Krisdalaksana, Harimurti.
Machida, Ken &MomiyamaYousuke, dkk. (1997). YokuWakaruGengogaku Nyuumon. Tokyo: BareruPureru
Mariatul, Qiftiah. (2010). PROSES MORFEMIS PREFIKS HI, FU, MU, DAN MI DAN JUGA PEMAKNAANNYA DALAM BAHASA JEPANG.Skripsi SarjanapadaUniversitas Sumatera Utara: TidakDiterbitkan
Matsuoka, Takashi& Takubo Yukinori. (1993). Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan
Michiko, Mochizuki.(2010). Setsubiji [teki] no Shiyou to Nihongo Kyouiku e Shisa. PenelitianMahasiswaJepang, danPembelajar Bahasa Jepang. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
Ogawa, dkk. (1994). Nihongo KyouikuJiten. Tokyo: Taishukan
Ohara, Masako. (2010). Setsubiji {~ppoi} niTsuite. Shimane University, Faculty of Law and Literature. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
Oyanagi Noboru.(2004).New Approach Japanese Intermediate Course (Chukyuu Nihongo). Japan: Nihongo Kenkyuusha
Parera, Jos Daniel. (1994). Morfologi Bahasa (EdisiKedua). Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama
(5)
140
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rahmawati, Eni. (2012). Diambildaridari situs http://enichan.blogspot.com/2012/06/instrumen-penelitian.html yang diunggahpada 10 Maret 2014
Ramlan. (1987). Ilmu Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Karya Muda Samsuri. (1994). Analisis Bahasa. Jakarta: PT. GeloraAksaraPratama
Setiadi, Bambang. (2006). MetodePenelitianuntukPengajaran Bahasa Asing PendekatanKuantitatifdanKualitatif. Bandung: GrahaIlmu
Sutedi, Dedi. (2011). PengantarLinguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora (2011). PenelitianPendidikan Bahasa Jepang.
Bandung:HumanioraUtama Press
Sugimoto, Tsutomu & Iwabuchi Masashi. (1990). Nihonggogaku Jiten. Tokyo: Sakura Kaede
Sugiyono. (2011). MetodeKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfa Beta Situmorang, Hamzon. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan:USU
Press
Shinmura, Izuru& Iwanami, Shoten. (1998). Koujien. Tokyo: Iwanami Shoten Shofiawati, Ainin. (2009). AnalisisSetsubigo –Mi, dan –Sa (BidangKebahasaan
dalamTataranLinguistikSemantik): SkripsiSarjanapada FPBS UPI Bandung: TidakDiterbitkan
Takanashi Shino, dkk. (2001).Nihongo Bunpou Handobakku. Shoei
Takeshi, Shibata, dkk. (2005). ShinmeinkaiKokugoJitenDairokuhan. Tokyo: Kabushiki GaishaSanseidou
Takumi, Tagawa. (2010). Keitairon Chou-Nyuumon. Tokyo Daigaku. Jiyuu GengoDaigakuKantou Dai-ikkaiBenkyoukai. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan Tarigan,Guntur.(1994). MenulissebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Toki Satoshi, dkk. (1999). Nihongo Chukyuu J501. Shoei
Umehara, Toshihiro. (2002). Nihongo Setsubiji {~ppoi} to Eigo Setsubiji {~ish} no Ruii to Soui ni Tsuite. KomazawaUniversitu. JurnalIlmiah: Tidak Diterbitkan
Umesao Tadao.(1995).Nihongo Daijiten (D Great Japanese Dictionary). Koudansha
(6)
141
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wen, Jiang Kaoru. Hindo o Arawasu Setsubigo ni Kansuru Ichikōsatsu {~gimi} o
Chuushin ni. Taiwan TamkangDaigaku Nihongo Bungakka. Jurnal Ilmiah: TidakDiterbitkan.
Yamaguchi Yutaka. (2004). Setsuji ni Tsuite no Kenkyuu: Hyougo Kyouiku Daigaku Daigakuin Gaku Ironbun. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
Yoshikazu, Ooshima. Nihongo o Kangaeru:Jurnal Online dalam situs http://charon.isc.ibaraki.ac.jp/. Ibaraki. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan http://www.aozora.gr.jp
http://pdfnovels.net/ Asahi Shinbun Online www.repositoy.usu.ac.id
www.kwary.net/linguistics/gl/Afiksasi.doc
Anonim. Diambildari situs http://kotobank.jp/word/形態論 yangdiunggahpada 21 Maret 2014 pukul 10.15 WIB