NASKAH PUBLIKASI Pengelolaan Pendidikan Bahasa Jawa Dalam Meningkatkan Kesantunan Berbicara Siswa Di Sekolah (Studi Kasus di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun 2014).

NASKAH PUBLIKASI

PENGELOLAAN PENDIDIKAN BAHASA JAWA DALAM
MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA
DI SEKOLAH (Studi Kasus di MI Muhammadiyah
Ngasem Tahun 2014)

Oleh :
DANANG SUPRIYANTO
A 510 100 169

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PENGELOLAAN PENDIDIKAN BAHASA JAWA DALAM
MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBICARA
SISWA DI SEKOLAH (Studi Kasus di MI
Muhammadiyah Ngasem Tahun 2014)

Danang Supriyanto, A.510100169, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2014, xv + 114 halaman.

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Perencanaan
pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa dalam upaya meningkatkan kesantunan
berbicara siswa di MI Muhammadiyah Ngasem; (2) Pelaksanaan pembelajaran
Pendidikan Bahasa Jawa dalam upaya meningkatkan kesantunan berbicara siswa
di MI Muhammadiyah Ngasem; (3) Evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran
Pendidikan Bahasa Jawa sebagai upaya meningkatkan kesantunan berbicara siswa
di MI Muhammadiyah Ngasem. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan desain penelitian studi kasus. Sumber data terdiri atas informan, tempat
(peristiwa), dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah (1) Wawancara mendalam (2) Observasi (3) Dokumentasi.
Untuk menguji validitas data digunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil
Penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Perencanaan dalam pembelajaran
pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah Ngasem yakni dengan
mempelajari silabus, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
menyiapkan materi ajar. (2) Pelaksanaan pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di

MI Muhammadiyah Ngasem terbagi ke dalam aktivitas fisik berupa penyampaian
materi melalui bentuk cerita, kesenian, karya tulis serta presentasi berbahasa dan
aktivitas psikis berupa bentuk interaksi di kelas antara siswa dan guru melalui
pertanyaan dan pernyataan. Bentuk tuturan siswa kurang santun banyak yang
luput dari perbaikan dari guru. (3) Evalusi pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa
di MI Muhammadiyah Ngasem diberikan dalam bentuk penugasan secara tertulis
berupa: Pekerjaan Rumah (PR), tugas harian, Ujian Tengah Semester (UTS) dan
Ujian Kenaikan Kelas (UKK) serta penugasan tidak tertulis berupa: penilain
ketrampilan berbicara yakni lewat penilaian macapat, geguritan dan pacelathon
serta penilaian langsung terhadap perilaku berbicara siswa.
Kata kunci: pengelolaan; pembelajaran; pendidikan; bahasa jawa; kesantunan;
berbicara.

A. PENDAHULUAN
Berbicara yang menyenangkan hati orang lain dan menghargai
lawan bicara, di dalam Serat Wredatama, merupakan salah satu sikap baik yang
harus dimiliki oleh individu Jawa (Astiyanto dalam Patria, 2013:15). Perhatian
lebih masyarakat Jawa terhadap bentuk komunikasi verbal tersebut tampak
pada idiom Jawa “ajining diri ana ing lathi” yang berarti harga diri seseorang
diantaranya terletak pada ucapan dan bahasa. Hal ini menegaskan bahwa

kepribadian masyarakat Jawa salah satunya tercermin dalam bahasa yang
dituturkan. Pola penuturan Bahasa Jawa telah diatur menurut kaidah
kebahasaan yang telah lama dianut dan berkembang di lingkungan masyarakat
Jawa sebagai pertanda adanya bentuk aturan khusus perlambang penghargaan
kepada lawan bicara. Hal ini dimaksudkan untuk membuat batasan agar
penutur tidak asal bicara tetapi sanggup menggunakan pengertian dan sesuai
kenyataan.
Setiyadi (2008:09) menyatakan bahwa upaya pelestarian bahasa Jawa
yang paling tepat dan harus dilakukan adalah melalui jalur pendidikan. Sekolah
merupakan jalur utama yang harus dilalui dalam upaya melestarikan
keberlangsungan Bahasa Jawa dan semestinya didukung oleh unsur keluarga
dan masyarakat. Adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 37 Ayat (1) tentang kewajiban memuat muatan lokal dalam
kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib seolah menjadi angin segar
bagi pelestarian Bahasa Jawa.
Pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa mengajarkan siswa untuk
mengenal adanya unggah-ungguh basa yang merupakan bentuk kesantunan
dalam berbicara sesuai dengan kaidah tingkat tutur Bahasa Jawa. Kesantunan
berbahasa Jawa, yang terbalut dalam kaidah unggah-ungguh mengajarkan
supaya penutur menghormati lawan tuturnya. Pola kesantunan untuk

menghormati lawan bicara dapat terlihat dari pemilihan kata yang digunakan
dalam kalimat yang ujarkan. Pemilihan kata harus tidak meninggalkan pola
kesantunan, sebab dalam budaya Jawa, kesopanan akan terlihat pada

pengucapan dan perilaku. Hal ini merupakan bentuk peranan yang harus
dikelola oleh sekolah dengan memberikan fasilitas dan iklim pembelajaran
yang menyenangkan untuk mengasah ketrampilan berbahasa siswa. Adanya
pembelajaran Bahasa Jawa diharapkan dapat mencetak generasi Jawa yang
mampu mempraktikkan kemampuan berbahasa sesuai dengan kaidah
kebahasaan yang sekaligus dapat menampilkan kepribadian masyarakat Jawa.
Berdasarkan temuan peneliti di MI Muhammadiyah Ngasem, dapat
dilihat bahwa perilaku siswa-siswi di sekolah ini cenderung terlihat kurang
sopan dan kurang menghargai guru mereka, misalnya ditunjukkan dengan
perbuatan menyela pembicaraan guru, menirukan apa yang diucapkan guru,
mengacuhkan sapaan guru dan masuk ruang guru atau ruang kepala sekolah
tanpa izin serta contoh perilaku yang mencerminkan ketidaksantunan lainnya.
Penggunaan Bahasa Jawa siswa-siswa di sekolah ini juga cenderung masih
menunjukkan adanya ketidaksantunan. Penggunaan Bahasa Jawa yang tidak
sesuai kaidah ini masih sering ditemui dalam pembelajaran di dalam kelas
maupun dalam perbincangan di luar kelas antara siswa dan guru, misalnya

menggunakan sapaan kowe yang merupakan sapaan ragam ngoko yang
harusnya digunakan untuk teman, bertanya dengan Bahasa Jawa ngoko,
mengeluh yang cenderung mengumpat serta beragam contoh lainnya.
Perilaku kurang santun seperti tersebut diatas seharusnya tidak
sepantasnya terjadi di lingkungan sekolah, karena sekolah adalah tempat
pembinaan dan penanaman praktek perperilaku dan berbahasa dengan santun.
Pola pembinaan berperilaku dan berbahasa secara khusus merupakan tugas
pokok dari pembelajaran Bahasa Jawa sebagai pembelajaran kebudayaan
masyarakat Jawa. Madrasa Ibtidaiyah Muhammadiyah Ngasem sudah
mengajarkan pendidikan Bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib karena
sekolah ini berada di lingkungan masyarakat Jawa. Melalui pembelajaran
pendidikan Bahasa Jawa ini seharusnya sekolah dapat membimbing perilaku
siswa kearah positif sesuai dengan kaidah kebahasaan dan kebudayaan Jawa,

akan tetapi berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan adanya pola
ketidaksantunan yang masih banyak dijumpai di sekolah ini.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pola pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa yang diajarkan di sekolah ini
sehingga peneliti bermaksud membuat penelitian dengan judul: “Peranan
Pendidikan Bahasa Jawa dalam Meningkatkan Kesantunan Berbicara Siswa di

Sekolah (Studi Kasus di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun 2014).”

B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif.Syaifuddin Azwar menjelaskankan bahwa penelitian kualitatif
menekankan analisis pada logika rasional, ilmiah yang sering dikenal dengan
logika deduktif induktif (Rubiyanto, 2011: 46). Penelitian kualitatif dalam
studi pendidikan dapat dilakukan untuk memahami berbagai fenomena
perilaku pendidik, peserta didik dalam proses pendidikan, dan pembelajaran.
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang
menggunakan strategi penelitian studi kasus. Yin (dalam Sanjaya 2012:11)
mengatakan bahwa studi kasus ini lebih banyak berkutat pada upaya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan, bagaimana dan mengapa, serta pada tingkat
tertentu juga menjawab pertanyaan apa/apakah. Penelitian ini dilakukan secara
menyeluruh dan mendalam agar dapat mengangkat dan menjelaskan mengenai
peranan mata pelajaran pendidikan Bahasa Jawa dalam membentuk
kesantunan berbahasa Jawa pada siswa. Peneliti mengumpulkan data
berdasarkan sudut pandang informan tanpa interfensi dari peneliti
Penelitian ini dilaksanakan di MI Muhammadiyah Ngasem yang
dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam

waktu 4 bulan, mulai dari bulan Maret 2013 sampai bulan Juli 2014 dengan
subjek penelitian adalah Kepala Sekolah dan guru Pendidikan Bahasa Jawa
MI Muhammadiyah Ngasem.

Sumber data dalam penelitian ini meliputi: informasi hasil wawancara
dari Kepala Sekolah dan Guru Pendidikan Bahasa Jawa MI Muhammadiyah
Ngasem, tempat penelitian yang dilakukan di MI Muhammadiyah Ngasem,
serta arsip dan dokumen yang berhubungan dengan pengelolaan Pendidikan
Bahasa Jawa, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran. Penelitian ini juga mennggunakan data berupa literatur, jurnal,
artikel, dan buku-buku terkait dengan penelitian ini yang diperoleh dari
perpustakaan ataupun dari internet.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis data yang mencakup reduksi data, pemaparan data, dan penyimpulan.
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam, observasi, dan dokumentasi.

C. Hasil Penelitiandan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan wawancara dengan

kepala sekolah, guru kelas dan guru Guru Pendidikan Bahasa Jawa MI
Muhammadiyah Ngasem. Hasil penelitian dan pembahasannya adalah
sebagai berikut:
a) Perencanaan

Pembelajaran

Pendidikan

Bahasa

Jawa

di

MI

Muhammadiyah Ngasem
Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa antara lain:

a. Mempelajari Silabus, yang berisi Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), indikator, pokok-pokok materi ajar dan
alokasi waktu.
b. Membuatkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang
merupakan pengembangan dari Silabus.

c. Menyiapkan materi ajar yang menyuguhkan contoh-contoh
berbahasa yang baik dan benar sesuai unggah-ungguh melalui
bentuk cerita, kesenian, karya tulis dan presentasi berbahasa.
b) Pelaksanaan

pembelajaran

Pendidikan

Bahasa

Jawa

di


MI

Muhammadiyah Ngasem
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di kelas
rendah dan kelas tinggi di MI Muhammadiyah Ngasem dalam rangka
membelajarkan ketrampilan berbahasa terbagi secara:
1. Aktivitas fisik dengan penyampaian materi melalui bentuk cerita,
kesenian, karya tulis dan presentasi berbahasa. Penyampaian
materi sudah cukup baik.
2. Aktivitas psikis berupa bentuk interaksi di kelas antara siswa dan
guru cenderung menunjukkan pola ketidaksantunan. Bentuk
tuturan siswa kurang santun banyak yang luput dari perbaikan
dari guru.
c) Evaluasi pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa sebagai di MI
Muhammadiyah Ngasem
Evalusi pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa sebagai upaya
meningkatkan kesantunan berbahasa yang dilakukan oleh guru di MI
Muhammadiyah Ngasem diberikan dalam bentuk:
1. Penugasan secara tertulis yang dilakukan guru baik dikelas rendah

maupun kelas tinggi berupa, Pekerjaan Rumah (PR), tugas harian,
Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Kenaikan Kelas (UKK).

2. Penugasan tidak tertulis berupa penilain ketrampilan berbicara
yakni lewat penilaian macapat, geguritan dan pacelathon serta
penilaian langsung terhadap perilaku berbicara siswa.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
a)

Perencanaan

Pembelajaran

Pendidikan

Bahasa

Jawa

di

MI

Muhammadiyah Ngasem
Rochmad dalam penelitiannya tahun 2012 yang menjelaskan
bahwa dalam perencanaan pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa
berupa perangkat materi, metode, media, nara sumber dan juga
instrument evaluasi. Demikian halnya dengan penelitian yang
dilakukan di MI Muhammadiyah Ngasem ini, pada awal persiapan
pembelajaran hal yang dilakukan oleh guru pendidikan Bahasa Jawa
yaitu:
1. Mempelajari silabus yang berisi pokok-pokok penting yang
harus dilaksanakan guru dalam pembelajaran di kelas, berupa:
standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator,
pokok-pokok materi, dan penilaian.
2. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
pedoman selama proses pembelajaran yang berisi perencanaan
pembelajaran

yang

merupakan

penjabaran

dari

Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator serta
tujuan pembelajaran. Keempat aspek tersebut diatas kemudian
di perinci pada kegiatan pembelajaran, mulai dari kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. serta menuliskan bentuk
metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan dalam

kegiatan inti. Selain itu rencana pelaksanaan pembelajaran juga
berisi materi pembelajaran,alat dan sumber belajar,

soal

evaluasi, dan penilaian.
3. Menyiapkan materi ajar sebelum pembelajaran pendidikan
Bahasa Jawa di kelas. Materi Pendidikan Bahasa Jawa yang
diajarkan di MI Muhammmadiyah Ngasem secara konseptual
muatan berisikan materi-materi ajar yang banyak menyuguhkan
contoh-contoh berbahasa yang baik dan benar sesuai unggahungguh melalui bentuk cerita, kesenian, karya tulis dan

presentasi berbahasa.
b)

Pelaksanaan

Pembelajaran

Pendidikan

Bahasa

Jawa

di

MI

Muhammadiyah Ngasem
Nuryati melalui penelitiannya pada tahun 2011 menjelaskan
bahwa aktivitas pembelajaran muatan lokal Bahasa Jawa berkaitan
dengan

aktivitas

fisik

yang

berhubungan

dengan

kegiatan

penyampaian materi dan aktivitas psikis yang berhubungan dengan
intereksi antara siswa dan guru dalam penyampaian pembelajaran
yang berlangsung. Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian yang
dilakukan di MI Muhammadiyah Ngasem ini, dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas dibagi dalam aktivitas yaitu aktivitas fisik
dengan penyampaian materi dan aktivitas psikis dengan interaksi di
kelas.
Aktivitas fisik berupa penyampaian materi dalam pendidikan
Bahasa Jawa meliputi empat aspek kompetensi yang harus dicapai
oleh siswa yaitu kompetensi menulis, membaca, mendengarkan dan
berbicara. Materi Pendidikan Bahasa Jawa yang diajarkan di MI
Muhammmadiyah Ngasem secara konseptual muatan berisikan

materi-materi

ajar

yang

banyak

menyuguhkan

contoh-contoh

berbahasa baik secara lisan maupun tertulis yang baik dan benar
sesuai unggah-ungguh melalui bentuk cerita, kesenian, karya tulis dan
presentasi berbahasa.
Aktivitas psikis berupa adanya interaksi yang terjalin antara
guru dan siswa. Interaksi inilah yang menjadi tolak bakal
pembelajaran kesantunan berbahasa secara langsung bagi siswa.
Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesantunan
berbicara siswa terlihat melalui bentuk perbaikan aspek berbicara
siswa yang berupa teguran langsung. Hal tersebut tidak dilakukan oleh
guru di MI Muhammadiyah Ngasem, guru cenderung membiarkan
kesalahan kecil saat siswa berbicara tidak sesuai unggah-ungguh.
Tindak ketidaksantunan tutur yang di utarakan siswa diantaranya
dapat

terlihat

mengekspresikan

dari

bentuk

pertanyaan,

ketidaksanggupan,

keluhan,

pernyataan
alasan,

yang
maupun

pengaduan. Kesemua bentuk tuturan yang dinyatakan siswa tersebut
luput dari perbaikan struktur kalimat.
c) Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Bahasa Jawa di MI Muhammadiyah
Ngasem
Erawati melalui penelitiannya pada tahun 2011 menjelaskan
evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
memahami materi yang telah diajarkan oleh guru, berupa evaluasi
tertulis yang berbentuk ulangan harian, kompetensi dasar, UTS dan
UAS; lisan dan berbentuk tugas-tugas. Hal tersebut senada dengan
penelian di MI Muhammadiyah Ngasem ini, bentuk evaluasi yang
dilakukan guru berupa penugasan terstruktur dan mandiri tidak
terstruktur pada semua kompetensi yang harus dicapai siswa, baik
kompetensi membaca, menulis, berbicara maupn mendengarkan.
Penugasan terstruktur yang dilakukan guru dengan memberikan tugas

saat pembelajaran di kelas baik tugas individu maupun kelompok
sementara untuk penugasan mandiri tidak terstruktur guru memberikan
Pekerjaan Rumah (PR). Penugasan secara tertulis yang dilakukan guru
baik dikelas rendah maupun kelas tinggi berupa, Pekerjaan Rumah
(PR), tugas harian, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Kenaikan
Kelas (UKK) sementara penugasan tidak tertulis berupa penilain
ketrampilan berbicara yakni lewat penilaian macapat, geguritan dan
pacelathon serta penilaian langsung terhadap perilaku berbicara siswa.

Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadi bahan evalusi utama dalam
pelaksanaan evaluasi. Kesemua bentuk evaluasi tersebut kemudian di
nilai dan diakumulasikan untuk kemudian di rata-rata menjadi nilai
siswa. Kegiatan tindak lanjut yang dilakukan berupa remidi dan
pengayaan.

D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan dalam pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di MI
Muhammadiyah Ngasem untuk meningkatkan kesantunan berbicara
siswa sudah cukup baik. Perencanaan yang dilakukan oleh guru yaitu:
a. Mempelajari Silabus, yang berisi Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), indikator, pokok-pokok materi ajar dan
alokasi waktu.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang merupakan
pengembangan dari Silabus.

c. Menyiapkan materi ajar yang menyuguhkan contoh-contoh berbahasa
yang baik dan benar sesuai unggah-ungguh melalui bentuk cerita,
kesenian, karya tulis dan presentasi berbahasa.
2. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan Bahasa Jawa di kelas rendah dan
kelas

tinggi

di

MI

Muhammadiyah

Ngasem

dalam

rangka

membelajarkan ketrampilan berbahasa terbagi secara:
a. Aktivitas fisik dengan penyampaian materi melalui bentuk cerita,
kesenian, karya tulis dan presentasi berbahasa. Penyampaian materi
sudah cukup baik.
b. Aktivitas psikis berupa bentuk interaksi di kelas antara siswa dan guru
cenderung menunjukkan pola ketidaksantunan. Bentuk tuturan siswa
kurang santun banyak yang luput dari perbaikan dari guru.
3. Evalusi

pembelajaran

pendidikan

Bahasa

Jawa

sebagai

upaya

meningkatkan kesantunan berbahasa yang dilakukan oleh guru di MI
Muhammadiyah Ngasem diberikan dalam bentuk:
a. Penugasan secara tertulis yang dilakukan guru baik dikelas rendah
maupun kelas tinggi berupa, Pekerjaan Rumah (PR), tugas harian,
Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Kenaikan Kelas (UKK).
b. Penugasan tidak tertulis berupa penilain ketrampilan berbicara yakni
lewat penilaian macapat, geguritan dan pacelathon serta penilaian
langsung terhadap perilaku berbicara siswa..

DAFTAR PUSTAKA

Erawati, Triyas Ema. “Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Jawa (Studi Situs di
SMAN
15
Semarang)”.
2011.
”(Tesis
S-2
Manajemen
Pendidikan).Surakarta: Universitas Muhammadiya Surakarta. (tidak
dipublikasikan).
Nurhayati, Wiwik. 2011. “Pengelolaan Pembelajaran Mulok Bahasa Jawa Kelas
IV SDN Guworejo”(Tesis S-2 Manajemen Pendidikan).Surakarta:
Universitas Muhammadiya Surakarta. (tidak dipublikasikan)
Rochmad. 2011. “Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Jawa Berbasis Budaya (Studi
Situs SMPN 2 Kajoran Kabupaten Magelang)”( Tesis S-2 Manajemen
Pendidikan).Surakarta: Universitas Muhammadiya Surakarta. (tidak
dipublikasikan)
Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.Surakarta: PGSD FKIP
UMS.
Sanjana, Wina. 2013. Penelitian pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Setiyadi, Putut. 2008. Pembelajaran Bahasa dan Sastra dalam Kerangka Budaya
sebagai Bagian dari Upaya Pelestarian Kebudayaan dan Bahasa Jawa .
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Solikhin, Patra. 2013. Filosofi Jawa. Yogyakarta: Narasi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Tujuan Pendidikan
Nasional.

Dokumen yang terkait

NASKAH PUBLIKASI Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Di SMP Muhammadiyah I Sragen.

0 2 18

PENGKA Pengaruh Pendampingan Belajar Orang Tua Terhadap Karakter Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 11

PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDI EMPIRIS DI SDIT MUHAMMADIYAH Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Studi Empiris Di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 2 13

PERAN GURU AGAMA DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA (STUDI MULTI KASUS DI SMP NURUL ISLAM DAN SMP Peran guru agama dalam mengatasi kenakalan siswa (studi multi kasus di smp nurul islam dan smp muhammadiyah 9 ngemplak) tahun 2013/2014.

0 2 22

NASKAH PUBLIKASI Pengelolaan Bantuan Siswa Miskin Di Smp Muhammadiyah 8 Wonogiri.

0 4 15

PENGELOLAAN PENDIDIKAN BAHASA JAWA DALAM MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBICARA Pengelolaan Pendidikan Bahasa Jawa Dalam Meningkatkan Kesantunan Berbicara Siswa Di Sekolah (Studi Kasus di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun 2014).

0 0 16

PENDAHULUAN Pengelolaan Pendidikan Bahasa Jawa Dalam Meningkatkan Kesantunan Berbicara Siswa Di Sekolah (Studi Kasus di MI Muhammadiyah Ngasem Tahun 2014).

0 2 5

NASKAH PUBLIKASI PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Sesorah Bahasa Jawa Pada Smp Negeri 3 Delanggu Klaten Tahun 2013.

0 3 15

NASKAH PUBLIKASI Pengelolaan Kedisiplinan Belajar Siswa Di SMP Muhammadiyah 8 Wonogiri.

0 1 18

Naskah Publikasi Pengelolaan Pendidikan Karakter Siswa Mi Al-Huda Durenombo Kabupaten Batang.

0 1 20