ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA UTARA.

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

MAWARDI NUR

NIM : 809162037

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI

MEDAN

2012


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Mawardi Nur. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera Utara. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.

Kompleksnya masalah kemiskinan disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi terciptanya kemiskinan. Beberapa diantaranya adalah tingkat pertumbuhan ekonomi, kualitas sumber daya manusia dan masalah pengangguran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia dan tingkat pengangguran terbuka terhadap jumlah penduduk miskin. Dalam mengukur dan menganalisa digunakan data runtun waktu (time series) dan silang tempat (cross section) atas 25 Kabupaten/ kota pada periode 2005 – 2009. Analisa data menggunakan metode efek random (random effect). Penggunaan metode ini dapat menjelaskan perbedaan karakteristik penduduk miskin masing-masing kabupaten/kota di Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara indeks pembangunan manusia terhadap jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara. Sedangkan pengaruh tingkat pengangguran terbuka dan pertumbuhan ekonomi tidak signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara. Besarnya pengaruh tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien variable-variabel bebas, yakni : -0,031735 untuk variabel pertumbuhan ekonomi, -8,603614 untuk variabel indeks pembangunan manusia 0,059443 untuk variabel tingkat pengangguran terbuka.

Kata Kunci : pertumbuhan ekonomi, pembangunan manusia, tingkat pengangguran terbuka dan kemiskinan.


(5)

ii

ABSTRACT

Mawardi Nur. Analysis of Factors Affecting the Number of Poor People in

North Sumatra.Graduate Program, State University of Medan, 2012.

The complexity of the problem of poverty caused by many factors that influence the creation of poverty. Some of them are the rate of economic growth, the quality of human resources and the problem of unemployment. This study aims to analyze how far the influence of economic growth, human development index and open unemployment rate toward the poverty. Time series data and cross section were used in measuring and analyzing 25 districts/ cities in the period 2005 – 2009. Random effect method was applied to analize the data. Applying this method is able to figure out the difference characteristics of the poor peopule in each district/ city in North Sumatra. The research findings showed that there was a significant effect between the human development index towards the poverty in North Sumatra. Meanwhile open unemployment rate and the economic growth has no significant effect to the amount of poverty in North Sumatra. The magnitude of these effects is shown by the coefficient of the independent variables; -0,031735 is for economic growth variable, -8,603614 is for human development index variable, and 0,059443 is for open unemployment rate variable.

Keywords :economic growth, human development, unemployment rate and poverty.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmad dan karunia yang

diberikanNya sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dan menyelesaikan

tesis tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk

Miskin di Sumatera Utara” ini dengan baik. Penulis sadar bahwa banyak pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Untuk itu dalam kesempatan

ini penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd. selaku rektor UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis

sehingga penulis dapa tmelanjutkan pendidikan kejenjang magister.

3. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi

dan sekaligus Pembimbing I Program Pasca Sarjana Universitas Negeri

Medan atas pelayanan akademik yang diberikan kepada penulis.

4. Bapak Dr. Joni Manurung selaku Pembimbing II yang telah memberikan

perhatian dan kesabaran dalam membimbing sejak awal hingga selesainya

penulisan tesis ini.

5. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, MSi dan Bapak Parulian Simanjuntak,

MA serta Ibu Dr. Sri Fajar Ayu MSi, DBA selaku narasumber dan dosen

penguji atas arahan, masukan dan perluasan wawasan yang diberikan dalam

memberikan nilai tambah terhadap tesis ini.

6. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama


(7)

iv

7. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, MSi selaku Sekretaris Prodi dan Adi

selaku staf Prodi atas arahan dan petunjuk yang diberikannya demi

kelancaran penyelesaian studi penulis.

8. Bapak H. Maksum dan ibu Alm. Rohana, yang telah mendidik dan

membekali penulis sejak lahir di dunia ini sampai sekarang dengan segalanya

yang tak mungkin dapat dibalas dengan apapun.

9. Untuk istriku tercinta Julita, S.E, M.Si serta ketiga anakku tersayang Nazwa

Putri, Alya Putrid an Muhammad Haikal yang senantiasa mendampingi

dengan setia, serta memberikan ketenangan di masa-masa sulit dan menjadi

sumber energy serta spirit dalam menjalani kehidupan ini.

10. Segenap keluarga besarku dan keluarga besar istriku, yang telah memberikan

dukungan dan bantuannya selama penulis menjalankan studi ini.

11. Pimpinan Badan Pusat Statistik (BPS), Kepala BPS Provinsi Sumatera Utara

dan Kepala BPS Kabupaten Deli Serdang atas izin dan dukungan yang

diberikan kepada penulis untuk dapat melanjutkan studi pada tingkat pasca

sarjana ini.

12. Rekan-rekan seangkatan di Prodi Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan yang dengan ikhlas dan tanpa rasa pamrih

membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini, juga atas kebersamaan,

seyia kawan dan juga kekompakkannya selama mengikuti studi ini.

Penulis sadari bahwa dalam pelaksanaan hingga penulisan penelitian ini

masih banyak ditemui berbagai kelemahan, baik dalam penyajian maupun


(8)

memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif, yang sangat berguna bagi

penulis untuk penulisan-penulisan di masa yang akan datang.

Medan, 17 April 2012

Penulis


(9)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR GAMBAR ……….. ix

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 8

1.3 Tujuan Penelitian ………. 8

1.4 Manfaat Penelitian ………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10

2.1 Kerangka Teori ……….. 10

2.2 Penelitian Terdahulu ………. 48

2.3 Kerangka Penelitian ………. 52

2.4 Hipotesis ………..……… 52

BAB III METODE PENELITIAN ……… 53

3.1 Ruang Lingkup Penelitian………. 53

3.2 Jenis dan Sumber Data ………. 53

3.3 Pembentukan Model ………. 53

3.4 Definisi Operasional ……….. 54

3.5 Metode Analisis ………..………. 55


(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 60

4.1 Gambaran Umum Kemiskinan di Sumatera Utara dan Variabel Yang Mempengaruhinya ………... 60

4.2 Hasil Estimasi Model Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera Utara ……… 73

4.3 Hasil Uji Kesesuaian Model ………. 74

4.4 Hasil Uji Penyimpangan Klasik ………... 75

4.5 Analisis Hasil Estimasi Atas Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Pembangunan Manusia di Sumatera Utara . 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 99

5.1 Kesimpulan ………... 79

5.2 Saran ………. 80

DAFTAR PUSTAKA ……….. 81


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin Sumatera Utara Periode

2002-2010 ………. 4

Gambar 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Tahun 2002-2010 …… 5

Gambar 1.3 Tingkat IPM di Sumatera Utara Tahun 2004 – 2009 ….………. 6

Gambar 2.1 Kurva Increamental Earnings Pekerja Berpendidikan Tinggi … 28

Gambar 2.2 Diagram Ketenagakerjaan ……….. 41

Gambar 2.3 Lingkaran Kemiskinan ……… 43

Gambar 4.1 Perkembangan Rasio Penduduk Miskin Indonesia Tahun

1996-2006 (dalam %) ……….……..……… 61

Gambar 4.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Utara Periode 2005-2009 (Ribu Jiwa) ………... 62

Gambar 4.3 Perkembangan Tingkat IPM di Sumatera Utara Tahun

2004-2009 ………. 65

Gambar 4.4 Perkembangan Tingkat IPM di Sumatera Utara Tahun 2009 …. 68

Gambar 4.5 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sumatera

Utara Tahun 2005-2009 ……….. 71


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah

mengangkat kehidupan manusia yang berada pada lapisan paling bawah atau

penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Pembangunan yang dilaksanakan di berbagai sektor kehidupan juga pada

dasarnya adalah untuk mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat yang

utamanya adalah masyarakat lapisan terbawah atau masyarakat miskin.

Kemiskinan menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tidak mampu

memenuhi hak-hak dasarnya seperti tidak terpenuhinya kebutuhan pangan,

kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya

alam dan lingkungan hidup.

Semakin tinggi jumlah dan persentase penduduk miskin di suatu daerah

akan menjadi tinggi beban pembangunan. Oleh sebab itu pembangunan dikatakan

berhasil bila jumlah dan persentase penduduk miskin nya turun atau bahkan tidak

ada. Untuk itu pemerintah dengan berbagai program berupaya menanggulangi

kemiskinan, namun pengentasan kemiskinan belum mencapai hasil maksimal dan

belum sesuai dengan harapan. Persentase kemiskinan memang turun dari tahun ke

tahun namun jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2009 masih cukup

besar yaitu 32,53 juta atau sekitar 14,15 persen dari total penduduk. (BPS, 2009)

Kompleksnya masalah kemiskinan disebabkan banyak faktor yang


(13)

2

multidimensi, kemiskinan berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat

sehingga upaya untuk memecahkan masalah kemiskinan tidaklah mudah. Banyak

faktor yang ditenggarai berpengaruh besar terhadap kondisi kemiskinan.

Berdasarkan data BPS tahun 2009 sebesar 81,40 persen kepala rumah

tangga miskin berpendidikan SD kebawah, membuat penduduk miskin

mempunyai keterbatasan untuk mengembangkan diri. Akibatnya mereka tidak

mampu berkompetisi untuk memasuki lapangan kerja yang semakin terbatas dan

membutuhkan kualifikasi yang tinggi. Mereka terpaksa menganggur atau bekerja

dengan upah yang rendah sehingga pendapatannya tidak cukup memadai untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya. Pendapatan yang sangat terbatas ini pada

akhirnya membawa dampak negatif seperti buruknya derajat kesehatan dan gizi

yang kemudian berpengaruh pada rendahnya daya tahan fisik dan daya pikir

sehingga dapat mengurangi prakarsa dan inisiatif. Sulit bagi mereka untuk dapat

mengubah nasibnya dari kondisi miskin menuju kondisi yang lebih baik tanpa

adanya bantuan dari pihak lain.

Tingkat kemiskinan yang masih tinggi memberikan indikasi bahwa ada

sesuatu yang perlu dicermati dan dikaji ulang atas strategi, dan program

pengentasan kemiskinan yang dijalankan oleh pemerintah. Jika dilihat dari sisi

anggaran yang dialokasikan untuk pengentasan kemiskinan meningkat tajam dari

Rp. 18 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp. 54 triliun di tahun 2007, dan

dinaikkan lagi menjadi Rp. 62 triliun pada tahun 2008. Langkah-langkah

konsolidasi program penanggulangan kemiskinan ini diluncurkan pemerintah

dalam tiga cluster yaitu Paket Bantuan Program I yang merupakan bantuan dan


(14)

3

kesehatan masyarakat/ jamkesmas, Program Keluarga Harapan/ PKH, Bantuan

operasional Sekolah/ BOS, bantuan sosial untuk pengungsi/ korban bencana,

bantuan untuk penyandang cacat, bantuan untuk kelompok lansia, dan lain-lain),

Paket Bantuan II yang merupakan program pemberdayaan masyarakat (PNPM

Mandiri), dan paket Bantuan Program III yang merupakan program pemberdayaan

usaha mikro dan kecil (UMK-KUR). Jumlah dan persentase penduduk miskin

turun selama tahun 2007-2009, namun banyak pihak menilai penurunan tersebut

belum signifikan terutama jika dibandingkan dengan jumlah anggaran yang

dibelanjakan.

Penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara menyeluruh, yang

berarti menyangkut seluruh penyebab kemiskinan. Beberapa diantaranya yang

menjadi bagian dari penanggulangan kemiskinan tersebut yang perlu tetap

ditindaklanjuti dan disempurnakan implementasinya adalah perluasan akses kredit

pada masyarakat msikin, peningkatan pendidikan masyarakat, perluasan lapangan

kerja dan pembudayaan entrepeneurship (Hureirah, 2005).

Sebenarnya upaya penanggulangan kemiskinan sudah dilakukan sejak tiga

dekade terakhir yaitu dengan penyediaan kebutuhan dasar seperti pangan,

pelayanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja, pembangunan

pertanian, pemberian dana bergulir melalui sistem kredit, pembangunan prasarana

dan pendampingan, penyuluhan sanitasi dan sebagainya. Dari serangkaian cara

dan strategi penanggulangan kemiskinan tersebut, semuanya berorientasi material,

sehingga keberlanjutannya sangat tergantung pada ketersediaan anggaran dan


(15)

4

demokratis menyebabkan rendahnya akseptabilitas dan inisiatif masyarakat untuk

menanggulangi kemiskinan dengan cara mereka sendiri (Hureirah, 2005).

Di Sumatera Utara, penduduk miskin pada tahun 2010 berdasarkan data

BPS sebanyak 1.490.900 jiwa atau sekitar 11,31 persen penduduk miskin.

Perkembangan penduduk miskin di Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar 1.1.

berikut.

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2003-2011

Gambar 1.1. Persentase Penduduk Miskin Sumatera Utara Periode 2002-2010

Dari Gambar 1.1. tampak bahwa selama kurun waktu tahun 2002 sampai

tahun 2010 jumlah dan persentase penduduk miskin di Sumatera Utara relatif

terus mengalami penurunan, hanya di tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar

1,38 persen dibanding tahun 2005 yang hanya sebesar 14,25 persen. Namun

demikian penurunan terjadi di tahun 2007 sebesar 13,90 persen bahkan lebih

rendah dari tahun 2005. 0 2 4 6 8 10 12 14 16

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 15,84 15,89

14,93

14,28

15,66 13,9

12,55

11,51 11,31

P e rs e n ta se Tahun


(16)

5

Meski jumlah dan persentase penduduk miskin dari waktu ke waktu

mengalami penurunan namun dengan angka sebesar 1.490.900 orang atau 11,31

persen penduduk miskin di Sumatera Utara dirasakan masih terlalu tinggi

sehingga perlu dicari solusi yang tepat untuk penanggulangan masalah

kemiskinan tersebut.

Sementara itu jika dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara

yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga

konstan tahun 2000, dari tahun 2002 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan

yang cukup signifikan. Berikut perkembangan laju pertumbuhan ekonomi

Sumatera Utara kurun waktu tahun 2002-2010 dalam gambar 1.2.

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2003-2011

Gambar 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Tahun 2002 – 2010

Dari gambar 1.2. terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang

meningkat tidak diiringi dengan jumlah penduduk miskin. Yang artinya bahwa 4,04

4,42

5,58 5,48

6,18 6,9 6,39 5,07 6,35 0 1 2 3 4 5 6 7 8

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

P e rt um buha n E k o no m i Tahun


(17)

6

tidak dengan secara otomatis kenaikan pertumbuhan ekonomi akan memberi

dampak penurunan jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara.

Sementara itu IPM sebagai salah satu ukuran dan patokan dasar dalam

penentuan sasaran dan tujuan pembangunan daerah dapat dijadikan dasar

penentuan keberhasilan penanggulangan kemiskinan disamping untuk mengukur

keberhasilan pembangunan lainnya seperti tingkat pendidikan, kesehatan dan

paritas pendapatan masyarakat.

Tahun 2004 IPM provinsi Sumatera Utara sebesar 71,4, sedangkan tahun

2005 sampai tahun 2009 berturut-turut IPM provinsi Sumatera Utara sebesar

72,00, 72,50, 72,78, 73,29 dan 73.80. Perkembangan IPM di Sumatera Utara

dapat dilihat pada gambar 1.3. berikut ini.

Sumber : BPS

Gambar 1.3. Tingkat IPM di Sumatera Utara Tahun 2004 – 2009

Jika dilihat perkembangan tingkat IPM di Sumatera Utara selama kurun

waktu 2004 – 2009 yang secara perlahan meningkat sejalan dengan penurunan

2004 2005 2006 2007 2008 2009

71,4

72

72,5

72,78

73,29

73,8

P

e

rs

e

n

ta

se


(18)

7

jumlah penduduk miskin pada periode tahun yang sama. Kondisi ini menunjukkan

bahwa antara tingkat IPM dan jumlah penduduk miskin relatif memiliki hubungan

yang kuat.

Disamping masalah pertumbuhan ekonomi dan IPM yang diduga kuat

memiliki korelasi dengan jumlah penduduk miskin, adalah tingkat pengangguran

atau sering disebut tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan tingkat inflasi yang

mendorong harga-harga kebutuhan pokok meningkat secara signifikan dan

menyebabkan ketidakmampuan penduduk miskin mengkonsumsi barang-barang

kebutuhan pokok tersebut.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di propinsi Sumatera Utara menurut

data BPS, berfluktuatif setiap tahunnya. Secara umum dari tahun 2004 sampai

tahun 2010 relatif menurun. Tahun 2004, TPT sebesar 13,75 persen dan di tahun

2010 sebesar 7,43 persen. Penurunan ini sebagai salah satu indikator keberhasilan

pembangunan dalam hal ketenagakerjaan. Namun penurunan ini masih dianggap

terlalu kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin dan alokasi

anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah dalam menangani masalah ini.

Tabel 1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sumatera Utara Tahun 2004 – 2010

Tahun TPT (%)

2004 13,75

2005 10,98

2006 11,51

2007 10,10

2008 9,10

2009 8,45

2010 7,43


(19)

8

Dari tabel 1.1. terlihat bahwa dari tahun 2004 TPT turun sebesar 2,77

persen di tahun 2005, namun mengalami kenaikan sebesar 0,63 persen di tahun

2006. Tahun 2007 sampai tahun 2010 terus mengalami penurunan.

Dari uraian dan penjelasan diatas dan atas dasar pemikiran tersebut,

penulis merasa terdorong untuk mendalami dan meneliti masalah ”Faktor-faktor

yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian-uraian tersebut, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai

berikut :

Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat IPM, dan tingkat

pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, IPM, dan tingkat

pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Dapat dijadikan alat evaluasi (evaluating tool) dalam kerangka penilaian

arah pembangunan apakah berperspektif pembangunan propoor atau tidak.

2. Sebagai masukan bagi kaum akademisi untuk lebih banyak lagi melakukan

kajian dan penelitian tentang kemiskinan di Sumatera Utara yang relatif

masih jarang dilakukan. Diharapkan dengan semakin banyaknya penelitian

akan semakin terbuka informasi dan cara-cara yang efektif dalam


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel jumlah

penduduk miskin di Sumatera Utara mampu dijelaskan oleh variabel-variabel

pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia dan tingkat

pengangguran terbuka mampu dijelaskan dengan model yang digunakan.

2. Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel jumlah penduduk

miskin menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Indeks

pembangunan manusia berpengaruh negatif dan signifikan, Pertumbuhan

ekonomi berpengaruh negatif namun tidak signifikan sedangkan tingkat

pengangguran terbuka berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

jumlah penduduk miskin. .

3. Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel jumlah

penduduk miskin, yang terbesar adalah variabel indeks pembangunan

manusia, diikuti berturut-turut oleh variabel tingkat pengangguran terbuka


(21)

78

5.2. Saran

1. Selayaknya pembangunan tidak lagi diletakkan pada kekuatan sumber daya

alam (natural resources based), tetapi pada kekuatan sumber daya manusia

(human resources based). Yaitu dengan meletakkan skala prioritas

pembangunan kepada pembangunan manusia, karena pada akhirnya

pembangunan manusia yang berhasil akan bermuara pada menurunkan angka

penduduk miskin.

2. Baik Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar lebih meningkatkan

kualitas manusia baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja,

serta bidang lain yang lebih meningkatkan sumber daya manusia.

3. Baik pihak pemerintah maupun instansi lain beserta seluruh elemen

masyarakat agar turut serta baik berupa pemikiran, ide maupun anggaran

dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga jumlah


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono, 2007 Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua, Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.

Arsyad, Lincolin, 1992, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta; Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, YKPN, Edisi Kedua.

Atmawikarta, S. 2007, Pemberdayaan untuk Tekan Kemiskinan, makalah pada Musyawarah Rencana Pembangunan Propinsi Tahun 2007 dengan Proyek Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Direktorat Kesehatan Bappenas, Jakarta.

BPS Propinsi Sumatera Utara 2009, Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2009, BPS berbagai edisi dan tahun, Medan.

BPS, 2004. Monitoring dan Kajian Terhadap Program Kemiskinan di Indonesia, Jakarta.

Bappenas, 2004. Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia, Jakarta.

Brata, Aloysius Gunadi, 2005, Investasi Sektor Publik Lokal, Pembangunan Manusia, dan Kemiskinan, Yogyakarta : Lembaga Penelitian – Universitas Atma Jaya.

Baswir, R. 1997. AgendaEkonomi Rakyat, Pustaka CIDESINDO, Jakarta.

Bejakovic, P. 2004. Poverty, Inequality and Social Exclusion in The European Union and Croatia. Croatioan Accession to the European Union : Institutional Challenges, Vol 2, Chapter 4, pp 79-103.

Center for Economic and Social Studies (CESS), 2003. Program Anti Kemiskinan di Indonesia : Pemetaan Informasi dan Kegiatan, Jakarta : Penerbit Center for Economic and Social Studies (CESS).

Constantini, Valeria and S. Monni, 2006, Environment Human Development and Economic Growth, FEEM Working Paper, No. 35, 2006, Milano: Fondazione Eni Enrico Mattei (FEEM).

Dornbucsh, R. S. Ficher, dan R. Startz, 2004, Macroeconomics, 9th ed, McGraw-Hill, Boston.

Effendi, A.S. 2006, Strategi Penanggulangan Kemiskinan, Kongres Ilmu Pengetahuan Wilayah Kalimantan timur, Samarinda.


(23)

80

Esmara, Hendra, 1986, Perencanaan dan Pembangunan di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gary S. Becker, 1975, Human Capital, A Theoritical and Empirical Analysis, With Special Reference to Education, Second Edition. New York and London : Colombia University Press.

Gujarati, Damodar, 2003, Basic Econometries, Fourth Edition, McGraw-Hill Companies, New York.

Greene, William H, 2000. Econometric Analysis.New Jersey : Prentice-Hall.

Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti, 2008, Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin,

http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/PROS_2008MAK3.pdf

Hureirah, A. 2005. Strategi Penanggulangan Kemiskinan.Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNPAS-LSM Mata Air (Masyarakat Cinta Tanah Air), Bandung.

Joe Fernandez, dkk, 2000, Anggaran Pro-Kaum Miskin, Jakarta, Pustaka, LP3ES

Kartasasmita, G. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. Balai Pustaka, Jakarta.

Komite Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia, 2002, SNPK : Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta, TKPK RI

Lanjouw,P,M Pradhan,F Saadah,H Sayed,R Sparrow, 2001, Poverty, Educationand Health in Indonesia : Who Benefits from Public Spending? World Bank Working Paper No 2739 Washington D C. : World Bank Diakses dari : http://papers ssrn.com/sol3/papers cfm?abstract_id=6344 51&rec=1&srcabs=447165, 6/22/2007 2:41 PM

Listyaningsih, U. 2004, Dinamika Kemiskinan Di Yogyakarta, Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan UGM, Yogyakarta.

Mankiw, N.G, D.Romer, dan D. Weil, 2002, A Contributiion to The Empirics of the Economic Growth, Quarterly Journal of Economics.

Manurung, A. 1990. Anallisis Data Kuantitatif, Gramedia, Jakarta.

Mudrajad Kuncoro, 2003, Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.


(24)

81

Munandar, H. Kurniawan, F. dan Santoso, P. 2007. Mencari Hubungan antara Kebijakan Moneter dengan Kemiskinan dan Ketimpangan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.

Noorbakhsh, Farhad,1999 Standards of Living, Human Development Indices and Structural Adjustments in Developing Countries : an Empirical Investigation.Journal of International Develop ent .Glasgow : John Wiley &Sons.

Rachman, HPS, 2008, Penganekaragaman Konsumsi Pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk Kebijakan dan Program Analisis Kebijakan Pertanian, Volume 6 No 2 Juni 2008

Ranis, Gustav and Stewart, Frances, 2002, Economic Growth and Human Developmentin Latin America, Cepal No 78 The UN Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC). Diakses dari :http://wwweclacorg/publicaciones/xml/2/19952/lcg2187i-Ranis

pdf12/11/2007 4:57 PM

Rasidin k. Sitepu dan Bonar M.Sinaga, 2004, Dampak Investasi Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Di Indonesia : Pendekatan Model Computable General Equilibrium. http://ejournal.unud.ac.id/?module=detailpenelitian&idf=7idj=48&idv=18 1&idi=48&idr=191.

Ravallion, M and B. Bidani, 1996, How Robuts is Poverty Profile?, World Bank Economic Review, Vol 8, pp 75-102.

Rivani, A. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Pada Masyarakat Nelayan Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Tesis Magister Ilmu Ekonomi, Unhas, Makassar.

R. nurkse, 1953, Problems of Capital Formation in Underdeveloped Countries, Oxford Basis Blackwell.

Sadono Sukirno, 1999, Makroekonomi Modern, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sahdan, G, 2004, Kemiskinan Desa, Menanggulangi Kemiskinan Desa, Jurusan Ilmu Pemerintahan, STPMD APMD, Yogyakarta.

Sayogyo, 1982. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan, Dalam Mencari Bentuk Ekonomi Indonesia, Gramedia, Jakarta.

Steer, AD, 2006, Era Baru Dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia, Ikhtisar, Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Penerbit Gradasi, Aksara.


(25)

82

Stefanek, JF, 1985, Kemiskinan Pemerintah Memaparkan Program Penanggulangan Kemiskinan, Tim Koordinasi Penanggualangan Kemiskinan Republik Indonesia, Jakarta.

Subagio, dkk. 2001. Kemiskinan Indonesia Dalam Perspektif Ekonomi: Sebuah Kajian Pemodelan, Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Sumodiningrat, G. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Institute of Development and Economic Analysis. Pustaka Pelajar.

Suparlan, Supardi, 1995, Kebudayaan Kemiskinan dalam Kemiskinan di Perkotaan: Bacaan Untuk Antropolog Perkotaan, Yogyakarta: YOI.

Suselo, Sri Lani dan Tarsidin, 2008. Kemiskinan di Indonesia : Pengaruh Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi, Jakarta: Bank Indonesia.

Suyanto, Bagong, 1995, Perangkap Kemiskinan: Problem dan Strategi Pengentasannya, Cetakan Pertama Airlangga, University Press, Surabaya.

Tambunan, Tulus T.H, 2001, Perekonomian Indonesia Teori dan Temua Empiris, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Todaro, Michael P, 2002, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedua, Terjemahan Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Todaro, Michael P, 2000, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh, Terjemahan Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wie, Thee Kian, 1981, Pemerataan Kemiskinan, Ketimpangan,Jakarta : Sinar Harapan.

Widarjono agus, 2005. Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : Ekonisia FE-UI.

Wing Wahyu Winarno, 2007 Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews Cetakan Pertama, YKPN; Yogyakarta.

Wongdesmiwati, 2009, Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia: Analisis Ekonometrika,


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara mampu dijelaskan oleh variabel-variabel pertumbuhan ekonomi, indeks pembangunan manusia dan tingkat pengangguran terbuka mampu dijelaskan dengan model yang digunakan. 2. Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel jumlah penduduk

miskin menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Indeks pembangunan manusia berpengaruh negatif dan signifikan, Pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif namun tidak signifikan sedangkan tingkat pengangguran terbuka berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap jumlah penduduk miskin. .

3. Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel jumlah penduduk miskin, yang terbesar adalah variabel indeks pembangunan manusia, diikuti berturut-turut oleh variabel tingkat pengangguran terbuka dan variabel pertumbuhan ekonomi.


(2)

78

5.2. Saran

1. Selayaknya pembangunan tidak lagi diletakkan pada kekuatan sumber daya alam (natural resources based), tetapi pada kekuatan sumber daya manusia (human resources based). Yaitu dengan meletakkan skala prioritas pembangunan kepada pembangunan manusia, karena pada akhirnya pembangunan manusia yang berhasil akan bermuara pada menurunkan angka penduduk miskin.

2. Baik Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar lebih meningkatkan kualitas manusia baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, serta bidang lain yang lebih meningkatkan sumber daya manusia.

3. Baik pihak pemerintah maupun instansi lain beserta seluruh elemen masyarakat agar turut serta baik berupa pemikiran, ide maupun anggaran dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara akan berkurang.


(3)

79

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono, 2007 Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua, Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.

Arsyad, Lincolin, 1992, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta; Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, YKPN, Edisi Kedua.

Atmawikarta, S. 2007, Pemberdayaan untuk Tekan Kemiskinan, makalah pada Musyawarah Rencana Pembangunan Propinsi Tahun 2007 dengan Proyek Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Direktorat Kesehatan Bappenas, Jakarta.

BPS Propinsi Sumatera Utara 2009, Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2009,

BPS berbagai edisi dan tahun, Medan.

BPS, 2004. Monitoring dan Kajian Terhadap Program Kemiskinan di Indonesia,

Jakarta.

Bappenas, 2004. Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia,

Jakarta.

Brata, Aloysius Gunadi, 2005, Investasi Sektor Publik Lokal, Pembangunan Manusia, dan Kemiskinan, Yogyakarta : Lembaga Penelitian – Universitas Atma Jaya.

Baswir, R. 1997. AgendaEkonomi Rakyat, Pustaka CIDESINDO, Jakarta.

Bejakovic, P. 2004. Poverty, Inequality and Social Exclusion in The European Union and Croatia. Croatioan Accession to the European Union : Institutional Challenges, Vol 2, Chapter 4, pp 79-103.

Center for Economic and Social Studies (CESS), 2003. Program Anti Kemiskinan di Indonesia : Pemetaan Informasi dan Kegiatan, Jakarta : Penerbit Center for Economic and Social Studies (CESS).

Constantini, Valeria and S. Monni, 2006, Environment Human Development and Economic Growth, FEEM Working Paper, No. 35, 2006, Milano: Fondazione Eni Enrico Mattei (FEEM).

Dornbucsh, R. S. Ficher, dan R. Startz, 2004, Macroeconomics, 9th ed, McGraw-Hill, Boston.

Effendi, A.S. 2006, Strategi Penanggulangan Kemiskinan, Kongres Ilmu Pengetahuan Wilayah Kalimantan timur, Samarinda.


(4)

80

Esmara, Hendra, 1986, Perencanaan dan Pembangunan di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gary S. Becker, 1975, Human Capital, A Theoritical and Empirical Analysis, With Special Reference to Education, Second Edition. New York and London : Colombia University Press.

Gujarati, Damodar, 2003, Basic Econometries, Fourth Edition, McGraw-Hill Companies, New York.

Greene, William H, 2000. Econometric Analysis.New Jersey : Prentice-Hall. Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti, 2008, Dampak Pertumbuhan Ekonomi

Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin,

http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/PROS_2008MAK3.pdf

Hureirah, A. 2005. Strategi Penanggulangan Kemiskinan.Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNPAS-LSM Mata Air (Masyarakat Cinta Tanah Air), Bandung.

Joe Fernandez, dkk, 2000, Anggaran Pro-Kaum Miskin, Jakarta, Pustaka, LP3ES Kartasasmita, G. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. Balai Pustaka, Jakarta. Komite Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia, 2002, SNPK : Strategi

Nasional Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta, TKPK RI

Lanjouw,P,M Pradhan,F Saadah,H Sayed,R Sparrow, 2001, Poverty, Educationand Health in Indonesia : Who Benefits from Public Spending?

World Bank Working Paper No 2739 Washington D C. : World Bank

Diakses dari : http://papers ssrn.com/sol3/papers cfm?abstract_id=6344 51&rec=1&srcabs=447165, 6/22/2007 2:41 PM

Listyaningsih, U. 2004, Dinamika Kemiskinan Di Yogyakarta, Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan UGM, Yogyakarta.

Mankiw, N.G, D.Romer, dan D. Weil, 2002, A Contributiion to The Empirics of the Economic Growth, Quarterly Journal of Economics.

Manurung, A. 1990. Anallisis Data Kuantitatif, Gramedia, Jakarta.

Mudrajad Kuncoro, 2003, Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.


(5)

81

Munandar, H. Kurniawan, F. dan Santoso, P. 2007. Mencari Hubungan antara Kebijakan Moneter dengan Kemiskinan dan Ketimpangan Indonesia.

Jakarta: Bank Indonesia.

Noorbakhsh, Farhad,1999 Standards of Living, Human Development Indices and Structural Adjustments in Developing Countries : an Empirical Investigation.Journal of International Develop ent .Glasgow : John Wiley &Sons.

Rachman, HPS, 2008, Penganekaragaman Konsumsi Pangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk Kebijakan dan Program Analisis Kebijakan Pertanian, Volume 6 No 2 Juni 2008

Ranis, Gustav and Stewart, Frances, 2002, Economic Growth and Human Developmentin Latin America, Cepal No 78 The UN Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC). Diakses dari

:http://wwweclacorg/publicaciones/xml/2/19952/lcg2187i-Ranis pdf12/11/2007 4:57 PM

Rasidin k. Sitepu dan Bonar M.Sinaga, 2004, Dampak Investasi Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Di Indonesia : Pendekatan Model Computable General Equilibrium.

http://ejournal.unud.ac.id/?module=detailpenelitian&idf=7idj=48&idv=18 1&idi=48&idr=191.

Ravallion, M and B. Bidani, 1996, How Robuts is Poverty Profile?, World Bank Economic Review, Vol 8, pp 75-102.

Rivani, A. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Pada Masyarakat Nelayan Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Tesis Magister Ilmu Ekonomi, Unhas, Makassar.

R. nurkse, 1953, Problems of Capital Formation in Underdeveloped Countries,

Oxford Basis Blackwell.

Sadono Sukirno, 1999, Makroekonomi Modern, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sahdan, G, 2004, Kemiskinan Desa, Menanggulangi Kemiskinan Desa, Jurusan Ilmu Pemerintahan, STPMD APMD, Yogyakarta.

Sayogyo, 1982. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan, Dalam Mencari Bentuk Ekonomi Indonesia, Gramedia, Jakarta.

Steer, AD, 2006, Era Baru Dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia, Ikhtisar, Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Penerbit Gradasi, Aksara.


(6)

82

Stefanek, JF, 1985, Kemiskinan Pemerintah Memaparkan Program Penanggulangan Kemiskinan, Tim Koordinasi Penanggualangan Kemiskinan Republik Indonesia, Jakarta.

Subagio, dkk. 2001. Kemiskinan Indonesia Dalam Perspektif Ekonomi: Sebuah Kajian Pemodelan, Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Sumodiningrat, G. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Institute of Development and Economic Analysis. Pustaka Pelajar.

Suparlan, Supardi, 1995, Kebudayaan Kemiskinan dalam Kemiskinan di Perkotaan: Bacaan Untuk Antropolog Perkotaan, Yogyakarta: YOI.

Suselo, Sri Lani dan Tarsidin, 2008. Kemiskinan di Indonesia : Pengaruh Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi, Jakarta: Bank Indonesia. Suyanto, Bagong, 1995, Perangkap Kemiskinan: Problem dan Strategi

Pengentasannya, Cetakan Pertama Airlangga, University Press, Surabaya. Tambunan, Tulus T.H, 2001, Perekonomian Indonesia Teori dan Temua Empiris,

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Todaro, Michael P, 2002, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedua, Terjemahan Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Todaro, Michael P, 2000, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh, Terjemahan Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wie, Thee Kian, 1981, Pemerataan Kemiskinan, Ketimpangan,Jakarta : Sinar Harapan.

Widarjono agus, 2005. Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : Ekonisia FE-UI.

Wing Wahyu Winarno, 2007 Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews Cetakan Pertama, YKPN; Yogyakarta.

Wongdesmiwati, 2009, Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia: Analisis Ekonometrika,