PENGEMBANGAN TENAGA AKADEMIK PADA INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) MANADO.

KENGEMBANGAN

TENAGA

AKADEMIK

PADA

ijlSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP)

MANADO

T E S I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan IImu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi sebagian dari syarat Program Pasca Sarjana
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
^


Oleh :

ELISA LEXI KALUMATA

Nomor Pokok : 501/A/XVII-9

FAKULTAS

PASCA

SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8

8

DISETUJUl DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING


PROF. DR. ACHMAD SANUSI, SH.
PEMBIMBING I

PROF. DR. OTENG SUT1SNA. MSc.
PEMBIMBING II

FAKULTAS

PASCA

INSTITUT KEGURUAN

SARJANA

DAN

ILMU

BANDUNG
19 8


8

PENDIDIKAN

"Zhe \ear e} the £,ord
It

the

beginning

knowledge . . .

o\



( The proverb* 1*7)


3£). Program-program ini
dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kemampuan serta performans tenaga akademik. Selain upaya yang direncanakan

dan terprogram secara formal, maka diharapkan juga dari
individu-individu atau pribadi tenaga pengajar ataupun ke

lompok

untuk mengembangkan

maupun kelompok-kelompok

diri melalui upaya ma*ndiri

non formal dalam bentuk peer-

groupnya.

Menyoroti secara khusus upaya pengembangan tenaga


pengajar secara terprogram atau secara formal, dalam hubu

ngannya dengan
laksanaan

performansnya

yang dapat dilihat pr.da pe

fungsi tenaga akademik terutama dalam hal meng

ajar dan meneliti, nampaknya masih

perlu dipertanyakan

sejauhmana upaya-upaya tersebut memberikan kontribusi
atau membawa dampak

bagi peningkatan priduktivitas ker-


ja. Kesangsian itu muncul terutama dari mereka yang me

ngemukakan hipotesis bahwa performans tenaga akademik
lebih banyak ditentukan oleh aspek internal (kondisi -

8

psikologis). Hipotesis itu antara dapat dilihat

pada tu

lisan Sjamsuddin yang mengemukakan bahwa "bagi pengajar
senior yang dipentingkan adalah lingkungan non fisik ter

masuk didalamnya kompleks psikologis yang mempengaruhi me
reka dalam

pelaksanaan tugas. Inilah

ini paling dirasakan


aspek yang selama

tidak menunjang mereka untuk mening

katkan mutu lulusan'.»(Kompas, 2-2-1987). Pandangan ini men
coba mengungkapkan peranan faktor

psikologis dan lingku

ngan non fisik

yang tidak atau kurang menunjang upaya pe

ningkatan mutu

dann produktivitas

pengajaran.


Kecenderungan ataupun gejala-gejala yang dikemuka

ka di atas

merupakan gambaran umum

tinggi dewasa ini di negeri tercitta.
sus gejala atau fenomena

keberadaan

kondisi

perguruan

Mengamti lebih khu
lembaga pendidikan

tinggi yang mempunyai misi khusus untuk mempersiapkan Tpa
ra calon


sarjana yang mendapat predikat tambahan sebagai

guru, maka akan diperoleh gambaran yang mungkin agak ber
beda dengan

jenis perguruan

tinggi

non IKIP. Perbedaan

nya juetr.u padat ciri. khusus (lembaga pendidikan guru) yang
menghasilkan tenaga-tenaga

ketrampilan (teknologi)
"terkecoh" juga

yang memiliki pengetahuan dan


dalam

masih

dalam masalah. kurang bermutu karena pro

ses belajar mengajar

atau interaksi

dalam mengembangkan kemampuan
makna belum

mengajar belajar

dapat diwujudkan.

dosen dan mahasiswa

mengajar belajar yang ber


9
B.

Perumusan Masalah

Masalah

utama dalam penelitian ini menyangkut

pengembangan tenaga akademik (dosen)
bangan mandiri maupun

yang berkenaan .dengan pengembangan

lewat program-program secara formal
an

baik melalui pengem

dalam kaitannya deng

kualitas performans dosen dalam menjalankan fiu£as dan

fungsi akaderaisnya.

Dalam latar belakang pemikiran telah terlihat kaitan
antara

pengembangan

sumber daya manusia dalam suatu or

ganisasi dengan mutu

atau produktivitas. Dalam peneliti

an ini juga akan melihat dan mengkajl '. pengembangan sum*
ber daya khususnya tenaga akademik
nen atauu
an

subyek yang

perguruan tinggi

berada pada titik sentral kegiat

yaitu menyelenggarakan pengajaran.

Suatu kenyataan yang

dapat dilihat

fakultas dilingkungan IKIP Manado
proses belajar mengajar

memuaskan, ialah

kan dalam

pada fakultas-

bahwa persoalan

belum berada pa«ia

mutu

tingkat yang

masih tetap didengungkan atau diungkap

pertemuan-pertemuan rutin

performans serta mutu

jar dosen

yang merupakan. kompo

belajar mahasiswa dan mutu menga

yang perlu diperhatikan.

naga

tersebut

gram

pengembangan

telah

para tenaga akademjk

banyak

yang

Sementara tenaga-te
sudah mengikuti pro

secara formal.

Gejala yang dikemukakan di atas baru merupakan salah
satu

contoh yang memerlukan kajian lebih

mendalam lagi

10

untuk dapat

meaperjelas serta menemukan indikator-indika-

tor lain yang dapat mempertegas persoalan yang pokok yaitu
masih belum memadainya mutu pendidikan.
Berdasarkan

fenomena mutu atau kualitas

pendidik

an pada IKIP Negeri Manado serta kondisi pengembangan tena

ga akademiknya, maka dapatlah dikemukakan
penelitian

rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Sejauh mana program pengembangan tenaga akademik mendo
rong

peningkatan performans profesional (berdasarkan

kriteria-kriteria performans yang ada).

2. Sejauh mana tingkat capaian

performans tenaga akademik

ditinjau dari ketiga dimensi

fungsinya (yaitu dalam pen

didikan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyaa.
rakat).

3. Faktor-faktor manakah
performans

yang dominan dalam peningkatan

tena ga akademik ?

if. Bagaimana kecenderungan-kecenderungan performans
ga akademik pada IKIP

'. tik

Manado,'dilihat dari karakteris

bentuk dan jenis program

kukan

tena

pengembangan

yang dila

atau diikuti.

C. Pentingnva Masalah untuk Diteliti

Dilihat dari aspek kontribusinya terhadap pengembang

an ilmu administrasi pendidikan, melalui

penelitian ini

dapat ditemukan konsep-konsep yang dapat memperkaya ilmu administrasi oendidikan khususnya manajemen personil.

Dari segi operasionaL, diharapkan umpan

balik

yang

11

dapat

digunakan dalam

meningitatkan

kegiatan-kegiatan

pengadministrasian pendidikan khususnya dalam pengembang
an sumber daya (tenaga akaaemik) perguruan tinggi.
D. Tu.juan Penelitian

Penelitian ini bertujuar. untak mengeksplorasi (me

mahami, mendeskripsikan, menjelaskan) pengembangan tena
ga

akademik (dosen) bain:

maupun

melalui program secara formal

secara mandiri ("self development")

ngaruhi atau men^kontribusi

nya. Penelitian ini tidak

dalam mempe

kualitas

performans -

dimaksudkan untuk menguji hi-

potesis sebagaimana halnya dalam penelitian-^enelitian

kuantitatif. Berdasarkan fakta-fakta

tar fakta yang ditemukan
dapat menjaring
kan

maka

Disamping itu

ini akan mencoba

boleh
pula

dikembang

bertolak da

yang berkenaan dengan

mengevaluasi konsep

efektivitas

manusia (personil), konsep pengembangan
sia

ini diharapkan

bahwa fakta-fakta tersebut "mengandung teori"

penelitia n

konsep

maka penelitian

berbagai implikasi yang

menjadi hipotesis.

ri asumsi

serta huouu_an an

sumber daya

sumber daya manu

dalam organisasi.

E. Kerangka Penelitian dan Teori Yam: Digunakan

Dalam
gis

upaya mengungkapkan aspek yang sangat strate

menentukan produktivitas sumber daya manusia

da gilirannya

berrauara pada produktivitas

yang pa

lembaga maka

dalam penelitian ini akan memperjelas dan mengungkapkan

12

aspek-aspek :

a. Pengembangan

tenaga akademik lewat program formal

b. Pengembangan tenaga akademik

melalui casa informal

atau (self development)
c. gerformans tenaga akademik ,

Aspek pengembangan

sumoei aaya (tenaga akademik )

dalam organisasi perguruan tinggi merupaKan fungsi mana-

jemen personil yang oleh Gibson (1965) berlangsun6 paaa
tahap "in-service".
William B. Castetter mengemukakakn konsep pengemba
ngan personil itu sebagai
formal

vitas

pendekatan

dalam rangka perbaikan dan

formal maupun in

:enyempurnaan

efekti

personil. Dan bahwa pengembangan personil itu meli

puti aktivitas jangka
na masing-masing.

bangan

itu

pendek maupun jangka panjang dima

mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pengem

sesuai dengan tingkatan posisi yang diduduki.

Castetter menegaskan :"...staff development

of staff improvement through approaches that

is the process

emphasize

self-realization, self growth, self-development. Develop
ment includes those activities aimed at improvement and

growth of abilities, attitudes, skills, and knowledge

of

the system members"(Castetter, 1981, hal. 313).
Edwin B. Flippo menegaskan hubungan program pengem

bangan sumber daya manusia (personil) dalam suatu organi
sasi

dengan

peningkatan

produktivitas dengan menyatakan:

13

"Planned

development

programs will return values to the

organization in terms of increased productivity, heighte
ned morale, reduce cost, and greater organizational sta

bility and flexibility to adapt to changing external re
quirement"(Flippo, 1982, p. 181).
Lewat
di

pengembangan tenaga akademik diharapkan terja-

perubahan,peningkatan

si (perguruan tinggi).

produktivitas dalam

Perubahan mana

organisa

dapat dilihat da

ri performans tenaga akademik itu sendiri.

Dalam suatu

kebijakan Pemerintah khusus yang mayangkut

tenaga akade

mik

dikemukakan beberapa

kriteria tugas pokoknya (Kepu

tusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 079/1970) ya

itu

: 1)

Pengabdian

Pendidikan dan Pengajaran, 2) Penelitian, 3)
Masyarakat. Untuk bidang kegiatan

dan Pengajaran

pokok-pokok kegiatannya

Pendidikan

sebagai berikut;

1. Memberi kuliah (termasukmemberi/memeriksa ujian dan

skripsi/thesis tingkat Sarjana atau Sarjana Muda.
2.

Membantu

3. Membantu

memberikan kuliah

memberikan Skripsi/Tesis tingkat sarjana

4. Menjadi sponsor untuk

mencapai degree SM dan Sarjana

5. Memimpin laboratorium/studio

6. Memimpin

praktikum di laboratorium atau praktek ke

guruan, praktek di workshop dan praktek di lapangan.
7. Memberikan bimbingan dan penyuluhan
8. Memberikan disertasi dan bertindaksebagai promotor

14

^alaa kegiatan penelitian dikemukakan beberapa pokok a.l.
1. Mengadakan penelitian ilaiah/ rssaerch,
2. Membimbing penelitian dan persiapan '^esis/Skripsi

3. Memimpin seminar/kolokium serta per-cemuan-perremuan il
miah lain.

4. Membimbing penelitian
dan membimbing

untuk menjurus ke spesialisasi

membuat scientific reports.

5. Menjadi sponsor untuk mencapai gelar Doktor

6. Menjadi cQ-sponscr untuk mencapai gelar Doktor (Dr).
7. Asistsnsi penelitian dan persiapan Tesis/Skripsi

Sedangkan dalam kegiatan pEngaadian pada masyarakat
puti

meli

tugas-tugas pemainaan institusional , kader dan ilmi

ah antara lain : a) turut menentukan

policy dalam akademis

master plan, b) Turut menentukan policy dalam total master

plan (akademis dan fisikal), c) Merupakan authority dalam
bidang spesialisasinya, d) Merencanakan/meiaksanakan prog
ram pembentukan/pembinaan kader.

Pokok-pokok kegiatan yang dikemukakan dalam policy
pemerintah ini merupakan suatu

performans

dan

acuan dalam

kerangka acuan kriteria

pengembangan tenaga akade

mik yang merupakan unsur paling penting
ruan tinggi.

dalam suatu oergu

15

Selain kebijakan yang disebutkan di atas, maka dalam penyesuain selanjutnya dikembangkanlah suatu acuan bagi pengem
bangan tenaga pengajar perguruan tinggi melalui keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : 59/MENPAN /

1987 tentang angka kredit bagi jabatan tenaga pengajar per
guruan tinggi. Dalam

keputusan/kebijakan yang terakhir ini

nampak adanya penyempurnaan
da perguruan tinggi negeri

pembinaan tenaga akademik pa
apabila . dibandingkan dengan

kebijakan yang mengatur tentang hal yang sama sebelumnya.
Upaya pengembangan tenaga akademik dalam bentuk pro
gram formal yang diprakarsai oleh lembaga (perguruan ting

gi)

dapat dikatego ikan ke dalam dua jenis yaitu

pendi

dikan lanjutan ("continuing education") dan penyegaran atau

penataran ("upgrading") dengan bergagai
Khusus untuk program

variasi prakteknya.

pendidikan lanjutan diselenggarakan

program pasca sarjana dalam negeri maupun pengiriman ke lu-

ar negeri.

Dalam pedoman pelaksanaan pola pembaharuan sis

tem pendidikan tenaga kependidikan di Indonesia (Buku V ,
1981 : 4) dikemukakan
fikan

bertujuan

berbagai bidang

bahwa program pasca sarjana kependi-

menghasilkan tenaga ahli dan ilmuwan dalam

keahlian kependidikan. Selanjutnya dikemu

kakan bahwa untuk mencapai tujuan

rakan

umum tersebut diselengga

program gelar dan program tanpa gelar. Program gelar

te.diri dari program S» dan program S, , sedangkan
tanpa gelar

terdiri dari

program Akta V.

program

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahu-

luan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi,
mendeskripsikan, kondisi dan kecenderungan pengembangan .

tenaga akademik (dosen) pada IKIP Manado, maka jelaslah

bahwa penelitian ini tidak akan menguji hipotesis, tapi
merupakan bentuk penelitian deskriptif.

Penelitian/studi

ini tergolong pada penelitian kualitatif.

Robert Bogdan,

Sari Knopp Biklen (1982 : 27-29) mengemukakan karakteris

tik

riset kualitatif antara lain sebagai berikut :

1. Qualitative research has the natural setting as the
direct source of "data and the researcher is the key
instrument.

2. Qualitative research is descriptive.

3. Qualitative researcher are concerned with

process

rather than simply with outcomes or products.
4. Qualitative researcher tend to analyze their data
inductively.

5. "Meaning"is of essential concern to the qualitative
approach.

Karakteristik-karakteristik penelitian kualitatif yang di
kemukakan di atas menjiwai

penelitian ini. Dengan karak

teristik yang pertama, peneliti

mendatangi secara lang

sung kepada sumber datanya, yaitu kepada tenaga-tenaga aka

demik (dosen) yang mengalami pengembangan atau pertumbuhan
profesional.
bahwa

data

Karakteristik yang kedua mengimplikasikan
yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih

cenderung dalam bentuk kata-kata ketimbang angka-angka. Pe
neliti

mencari makna dari keadaan yang diamati.
154

155

Sejalan dengan

karakteristik

penelitian kualita

tif yang dikemukakan di atas, Yvonna S. Lincoln dan Egon
G. Guba (1985 : 39-42) menyebut riset seperti ini sebagai
"naturalistic inquiry" dengan mengetengahkan sejumlah ka
rakteristik yaitu : "1) Natural setting, 2) Human instru

ment, 3) Utilization of tacit knowledge, 4) Qualitative

methods, 5) Purposive sampling, 6) Inductive data analysis,
7) Grounded theory, 8) Emergent design, 9) Negotiated out
comes, 10) Case study, 11) Ideographic, 12) Tentative ap
plication." Disamping beberapa karakteristik tersebut,
S. Lincoln

Y.

dan Guba (1985 : 7) memperkenalkan nama lain

yang sering digunakan

untuk

rieet

kualitatif seperti :

"postpositivistic", "ethnographic", "phenomenological",
"subjective", "case study", "hermeneutic", "humanistic."
B.

Tu.luan

Khusus

Pada bagian pendahuluan telah terungkap bahwa pene
litian ini

bertujuan

untuk mengekplorasi pengembangan

tenaga akademik dalam berbagai
nal

penelitian ini

gai

fakta yang menyangkut :

1. Program

bertujuan

wujudnya. SeCara operasiountuk

mengungkapkan berba

pengembangan tenaga akademik

pada Institut Ke-

guruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Manado,
2. Berbagai

bentuk

upaya pengembangan profesional

ga akademik IKIP Manado

berikut

tena

mengevaluasinya,

3. Faktor-faktor yang dominan dalam peningkatan performans
tenaga akademik

serta

kecenderungan-kecenderungan

156

performans tenaga akademik yang terlibat dalam upaya
pengembangan tersebut.

C Popular

daji Samuel

Adapun yang merupakan populasi dalam penelitian ini
adalah berbagai karakteristik serta aspek-aspek yang ber

kenaan dengan. pengembangan tenaga akademik (dosen) pada
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP) Manado. Sehu
bungan dengan populasi dalam penelitian kualitatif J. P.

Goetz dan Margaret D. LeCompte (I984 : 54-55) menyatakan :
"The content of theories determines which elements-anima
te, objects, or people-in the empirical world constitute

the researcher's populations or data sources. Ethnographer
commonly consider people, time, and setting as the major
population units to be examined." Jelaslah di sini bahwa

elemen-elemen aana, obyek mana, atau siapa-siapa yang me
rupakan sumber data atau populasi, tergantung pada isi teori atau konsep yang digunakan. Maka dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah tenaga-tenaga akademik (dosen

dosen) serta kondisi-kondisi yang berkenaan dengan aspek
pengembangan/pertumbuhan profesionalnya di lingkungan IKIP
Manado.

Sampel dalam penelitian ini adalah "purposive sam
pling" yang merupakan suatu cara pengambilan sampel beudasarkan karakteristik-karatcteristik tertentu yang dimiliki
oleh anggota sampel. Yvonna S. Lincoln dan Egon G. Guba da

lam "Naturalistic Inquiry" (1985 : 202) mengeraukakan bahwa,

157

"Naturalistic sampling is then, very different from con
ventional sampling. It is based on informational, not sta
tistical, considerations. Its purpose is to

maximize in

formation, not facilitate generalization." Sesuai cdengan

sifat-sifat penelitian

kualitatif (naturalistik), maka

sampel dalam penelitian bukanlah dimaksudkan untuk menga

dakan generalisasi statistik atau

untuk

memprediksi po

pulasi, melainkan untuk mendapatkan data sebanyak mungkin

tentang pengembangan tenaga akademik (dosen) pada lembaga
pendidikan tenaga kependidikan (IKIP) Manado.

Guna mem

peroleh data yang dimaksud, maka sampel yang dipilih ada

lah : 1) tenaga-tenaga akademik (dosen) dari setiap fakul
tas, yang terdiri dari

dosen-dosen

besar), tenaga akademik

senior (guru

bergelar doktor ataupun

mereka yang telah menempuh program pengembangan
tenaga akademik tertentu, asisten-asisten dosen

(dosen yunior),

2) Dekan-dekan, pimpinan jurusan, serta unsur pimpin
an lainnya (Kepala Biro Administrasi Akademik,
Kepala Pusat Penelitian).
D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi

bentuk-bentuk sebagai berikut : (1) wawancara, (2) obseva-

si, dan (3) studi dokumentasi. Ketiga bentuk teknik pengum
pulan data
yang saling

tersebut

digunakan untuk memperoleh informasi

menunjang dan saling melengkapi.

158

Wawancara merupakan

teknik

utama yang digunakan

dalam dalam penelitian ini. Wawancara ini dilaksanakan

dilaksanakan secara individual dan dalara kondisi yang memungkinkan para responden

dapat mengungkapkan berbagai

informasi ataupun pendapatnya secara bebas dan terbuka.

Dalam wawancara ini peneliti
cara

meskipun dalam

pelaksanaannya tidak terlalu terika

kat pada pedoman tersebut.
yang diungkapkan

menyediakan pedoman wawan

Secara garis besar, hal-hal

dan dipercakapkan dalam wawancara adalah

sebagai berikut :

- latar belakang

pengalaman pendiuikan formal yang

dosen,

dialami oleh

- bentuk-bentuk program

pengembangan

profesional

yang pernah diikuti,

- isi program
an

serta

relevansinya dalam pelaksana

tugas profesional

dosen,

- kondisi-kondisi yang menunjang ataupun yang kura
rang menunjang

dalam pengembangan

tenaga akade

mik,

- pengaruh

program«program pengembangan

alami terhadap performans

yang di

akademik dosen,

- kecenderungan performans tenaga akademik (dalam
perbandingan),

- penilaian

tentang

katan kemampuan

pelaksanaan program pening

dosen ( seperti

sarjana, program doktor) pada

program pasca-

beberapa FPS.

159

- faktor-faktor yang dominan berpengaruh terhadap
performans

ban

sebagai tenaga akademik yang mengem

misi perguruan tinggi (pendidikan pengajar

an, penelitian dan pengabdian masyarakat),
- prioritas serta alternatif yang diambil oleh lem

baga dalam rangka pelaksanaan program pengembang
an tenaga akademik.

- prospek pengembangan tenaga akademik pada IKIP
Manado untuk jangka panjang.

Teknik observasi digunakan 6ebagai alat pengumpul
an data yang tidak dapat dijangkau dalam wawancara. Juga
merupakan sarana pembanding dari data yang diperoleh de
ngan wawancara.

Bentuk lain dalam pengumpulan data digunakanlah stu

di dokumentasi. Data yang dikumpulkan melalui dokumen an
tara lain

:

a. prestasi akademik beberapa dosen, terutama yang

berkenaan dengan

tulisan-tulisan/karya ilmiah

yang didokumentasikan di perpustakaan,
b. kumulatif point,

c. program/rencana pengembangan tenaga akademik pa
da tingkat institut,

d. peraturan-peraturan tertulis yang berkenaan de
ngan

e. data

tugas dan fungsi

tenaga akademik,

tentang sarana penunjang dalam pelaksana

an tugas tenaga akademik (buKU perpustakaan).

160

t. data tentang perkembangan atau kecenderungan pe
serta

program pengembangan tenaga akademik dari

tahun ke tahun (program pasca sarjana, program
doktor, akta V, pencangkokan, serta program pe
ningkatan kemampuan tenaga akademik lainnya).
data tentang lulusan (output) program SZt S3
dalam beberapa tahun terakhir (sejak lulusan
pertama sampai sekarang).

h. dokumentasi (foto) kegiatan akademik dosen.
E. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian (pengumpulan data) di lapangan
meliputi tahap-tahap sebagai berikut. Tahap persiapan ya
itu pengurusan surat-surat izin dan rekomendasi dari pihak
yang berwenang berturut-turut mulai dari Rektor IKIP Ban

dung, Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat, Pemerintah
Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara dan Rektor IKIP

Manado. Setelah dipenuhi syarat-syarat yang diperlukan,
maka pihak-pihak yang berwenang untuk memberikan izin dan

rekomendasi dalam penelitian ini, memberikan persetujuan
masing-masing :

(1) Rektor IKIP Bandung dengan surat nomor 1887/PT Z5
RI/N/87, tanggal Z3 Maret 1987.

(2) Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
(Direktorat Sosial Politik), dengan surat rekomen

dasi nomor 070.2/755, tanggal 10 Maret 1987, yang
ditujukan kepada Gubernur KDH Tingkat I Sulut.

161

(3) Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Uta
ra (Direktorat Sosial Politik) nomor :SOSPOL 860/
SD-IV/III-87, tanggal 17 Maret 1987, tentang Reko
mendasi Penelitian a/n/ Drs. Elisa Lexi Kalumata.

(4) Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Manado
dengan surat nomor 2356/PT08.H/P/1987, tanggal Z8
April 1987 tentang pemberian izin.

Wawancara dengan para dosen yang dijadikan sampel
penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin Rektor

IKIP Manado, dan dimulai pada awal bulan Mei 1987 sampai
awal bulan Agustus 1987. Seluruh percakapan dalam wawan
cara direkara dalam "tape recorder" untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Sebagian dari dosen yang
diwawancarai mengambil kesempatan dua sampai tiga kali
wawancara, sedangkan sebahagian lagi hanya satu kali per-

temuan wawancara menurut kesempatan yang tersedia pada
mereka.

Pelaksanaan observasi untuk mengamati kegiatan aka

demik dosen di kampus dilaksanakan sejak awal bulan April
1987 sampai awal bulan Agustus 1987. Kegiatan yang diobservasi antara lain kegiatan belajar-mengajar, pembimbing
an mahasiswa, rapat akademik, dan penggunaan sarana akade
mik (perpustakaan) oleh dosen-dosen.

Pengumpulan data berupa dokumen tertulis serta da

ta penunjan* lainnya, dilakukan berbarengan dengan pelaksa
naan observasi dengan menggunakan waktu lowong.

162

F. Pedoman Pengolahan/Analifiig Data

Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif ini

baik yang diperoleh melalui wawancara, observasi maupun
dari dokumen-dokumen yang dijumpulkan, dipa ami dan dihu-

bung-hubungkan, kemudian diinterpretasi dan digali makna
yang terkandung dalam setiap data tersebut. Interpretasi
di sini tidak lepas dari acuan teoritis yang berhubungan
dengan permasalahan. Kemudian dari hasil interpretasi ter
sebut ditarik beberapa kesimpulan serta implikasi-implik
kasinya,

Yvonna S. Lincoln dan Egon Guba (1985 : 344) menge
mukakan langkah-langkah dalam pengolahan

data studi kua

litatif yaitu: "unitizing, categorizing, filling in pat
terns, and member checks." Langkah-langkah ini dapat di
terapkan dalam rangka

analisis data yang diperoleh baik

melalui wawancara maupun dari bahan dokumentasi lainnya.
Suatu unit yang dianalisis melalui langkah "unitizing" da
pat berupa suatu kalimat faktual yang sederhana, boleh jadi juga berupa suatu paragraf dari hasil wawancara ataupun
catatan selama observasi. Langkah "categorizing" merupakan
kegiatan pengelompokan aspek-aspek yang mengandung muatan
atau isi yang sama atau agak sima. Penglompokain ini diper
lukan untuk kemudian dapat membentuk suatu bangunan data
yang "reasonable"

yang dapat diterima.

Sehubungan dengan langkah penarikan kesimpulan dan

pemberian (penarikan) makna dari setiap kasus atau persoalan

163

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (1984 : 215-229)
mengetengahkan cara-cara yang lebih operasional yaitu :
(1) Counting,

(2) Noting Patterns, Themes,
(3) Seeing Plausibility,

(4) Clustering,

(5) Making Metaphors,
(6) Splitting Variables,

(7) Subsuming Particulars into the General.

(8) Factoring,

(9) Noting Relations Between Variables,
(10) Finding Intervening Variables,

(11) Building a Logical Chain of Evidence,
(12) Making Conceptual/Theoritical Coherence.

Keduabelas langkah di atas secara garis besar dijelaskan
bahwa meskipun dalam penelitian kualitatif angka-angka
cenderung diabaikan, akan tetapi aspek menghitung diper
lukan juga untuk melihat kecenderungan atau mengidentifi
kasi pola-pola yang kita temui dalam penelitian, juga un
tuk melihat apa yang ada maka menghitung nampaknya tidak
dapat diabaikan. Aspek yang kedua, ketiga dan keempat masing masing yaitu mencatat pola-pola sekumpulan data, me
lihat mana yang dapat diterima (yang masuk akal), dan pe
ngelompokan- pengelompokan("clustering") pada dasarnya mem
bantu untuk menganalisis apa yang terjadi dengan sesuatu.
Selanjutnya dalam langkah ke lima hendak menjelaskan se
cara lebih tepat tentang sesuatu, karena ada yang lebih
tepat apabila dijelaskan dengan menggunakan "metafor." Da

lam memperbedakan satu gejala atau satu variabel dengan
variabel lainnya diperlukan pemisahan ("splitting") varia

bel. Untuk melihat 6egala sesuatu berikut hubungan-nubung
annya secara lebih abstrak, maka diperlukan

taktik-taktik

164

sebagaimana

diidentifikasikan dalam langkah ke tujuh,

sampai ke sepuluh yaitu : menggolong-golongkan data yang

diperoleh itu ke dalam bentuk yang lebih bersifat umum,
mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh ("factor

ing"), memperhatikan hubungan-hubungan variabel, serta
meneraukan

variabel-variabel

lain (intervening variables).

Pada akhirnya, bagaimana kita dapat merakit pemahaman ten
tang data yang

kan langkah

diperoleh, hal itu dapat dibuat

berdasar

merangkai suatu mata rantai evidens yang lo-

gis ("building a logical chain of evidence") serta penyus
sunan konsep ("making conceptual/theoretical coherence").
Secara umum langkah-langkah dalam pengolahan serta

analisis data dalam penelitian ini mengacu pada beberapa
konsep yang diketengahkan di atas, dengan

modifikasi
annya

penyesuaian dan

seperlunya sesuai dengan kelayakan penerap-

serta karakteristik tertentu

dari penelitian ini.

wj-

'•#

'

,1

,«***.

•*a ^



DAFTAR KEPUSTAKAAN

America Association of School Administration, In-Service
Education for School Administration. Saduran Wasty

Soemanto, 1982, U6aha Nasional Surabaya.

APEID, 1976, Continuing Education £gr. Teacher Educators.
UNESCO Regional Officer for Education in Asia, Bangkok.
Batten M., Report of a. National Evaluation of Development.
School Commission, Canberra.
Beeby C. E., 1979, Pendidikan di Indonesia : Penilaian dan
Pedoman Perencanaan, LP3ES.
Beckhard Richard, Organization Development Strategy and Mo
del. Addison-WileyPublishing Company, Massachussets.

Bennis Warren G., 1965» Theory and Method in Applying Be
havioral Science to Planned Organizational Change.

Journal of Applied Behavioral Science.

Bishop Leslie J., 1980, Staff Development

and Instruction-

al Improvement, Allyn & Bacon Inc., Boston.

Bradford Leland, Jack R. Gibb, Kenneth Benne (Eds.), 1964*
TrGrpup Theory and Laboratory Method, Wiley, New York.

Buchari Alma, 1984, Studi Tentang Produktivitas Tenaga Edu
katif di Lingkungan BPP-IKIP Bandung. FPS - IKIP Ban
dung.

Bush Robert N., 1971, Curriculum Proof Teachers : Who Does
What to Whom, in Louis J. Rubin CEd.), Improving InService Education Proposals and Procedures for Changef
Allyn and Bacon, Inc., Boston.

Castetter William B., 1981, The Personnel Function in. Edu
cational Administration. MacGraw-Hill Book Company,
New

York.

Chandler B. J., Paul V. Petty, 1955, Personnel Management
in School Administration, World Book Company, New York.

Cremin Lawrence A., The Education of the Educating Profes
sion. American Association of College for Teacher Edu
cation Washington.

Davis Keith, John W. Newstrom, 1985, Human Behavior a_t Work
Organizational Behavior. MacGraw-Hill Book Company, New
York.

278

279

DuBrin Andrew J., 1984, Foundations ojf Organizational B_ehavior. Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, N. J.

Dunkerley David, 1972, Ihs Study o_£ Organisation, Rotledge
& Kegan Paul, London.

Engals John D., 1976, Human Energy : TJie. Crj-ticfll Fa^J
for Individual and Organizations. Reading Mass, Addi

son Wesley Publishing Company.

Engkoswara H., 1984, Menata Peningkatan Kualjtas Manusia
Indonesia ^'inggal Landas. IKIP Bandung.

Etzioni Amitai, 1978, Modern Organization. Prentice Hall
of India, New Delhi.

Fiedler F. E., T. R. Mitchell, Triandis, 1972 , The Cul£uTraining. Validation Evidence far the Culture Assimi
lator. International Journal of Psychology.

Filley Allan C, Robert J. House, Steven Kerry 1976, Mana
gerial Process and Organizational Behavior, Scott to
resman, Illinois.

Fortunato Ray, Geneva Waddell, 1981, Personnel Administra
tion in Higher Education, Jossey-Bass Publisher, San
Francisco.

French Wendell L., Cecil H. Bell,..Jr., 1978, Organization
Development. Prentice Hall ^nglewood Cliffs, N.