PENERAPAN STRATEGI EVERY ONE IS A TEACHER HERE DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA MTsN.

PENERAPAN STRATEGI EVERY ONE IS A TEACHER HERE DENGAN
PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN
SELFCONCEPT SISWA MTsN

TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh
Fauzi Yuberta
1102651

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI EVERY ONE IS A TEACHER HERE DENGAN
PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN
SELFCONCEPT SISWA MTsN

Oleh
Fauzi Yuberta, S.Pd
SPs UPI Bandung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika

© Fauzi Yuberta, 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN
TESIS
PENERAPAN STRATEGI EVERY ONE IS A TEACHER HERE DENGAN
PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELFCONCEPT SISWA MTsN
Oleh:
Fauzi Yuberta
1102651
Disetujui dan Disahkan oleh:
Pembimbing I,

H. Bana G. Kartasasmita, Ph.D.


Pembimbing II,

Dr. Dadan Dasari, M.Si.
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika S.Ps. UPI

Turmudi, M. Ed, M.Sc, Ph.D.
NIP. 19610112 198703 1 003

Fauzi Yuberta, 2013
i
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Penerapan Strategi
Every One Is A Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self-Concept

Siswa MTsN” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya
tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.

Bandung,

Juni 2013

Yang membuat pernyataan

Fauzi Yuberta

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


ABSTRAK
Fauzi Yuberta (2013). Penerapan strategi Every One Is A Teacher Here dengan
Pendekatan Problem Posing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis dan Self Concept Siswa MTsN
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis dan self concept siswa yang diterapkan pembelajaran ETH dengan
pendekatan problem posing dan pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian pre-test-post-test control group
design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTsN 1 Bukittinggi.
Sampel untuk penelitian ini diambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan
berupa soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis, lembar angket self
concept dan lembar observasi. Analisis data dilakukan terhadap rataan gain
ternormalisasi antara dua kelompok sampel. Analis data kemampuan pemecahan
masalah matematis menggunakan uji-t dan ANOVA Dua Jalur, sedangkan self
concept menggunakan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran ETH dengan pendekatan problem posing lebih baik
daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Ditinjau dari
kemampuan awal matematis siswa (KAM), terdapat perbedaan peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran
ETH dengan pendekatan problem posing. Sedangkan untuk self concept siswa, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang memperoleh pembelajaran ETH
dengan problem posing dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................

i

PERNYATAAN ..............................................................................................

ii


UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................

iii

ABSTRAK ......................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ....................................................................................

vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

ix


DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

1

B. Rumusan Masalah ....................................................................

6


C. Tujuan Penelitian .....................................................................

7

D. Manfaat Penelitian ...................................................................

7

E. Variabel Penelitian ...................................................................

8

F.

8

Defenisi Operasional ................................................................

KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ..........................

10

B. Self concept Siswa ....................................................................

13

C. Strategi Every One Is A Teacher Here .....................................

18

D. Pendekatan Problem Posing ....................................................

20

E.

Pembelajaran Matematika menggunakan Strategi Every One
Is A Teacher Here dengan Pendekatan Problem Posing .........


23

Teori Belajar yang Relevan ......................................................

23

G. Penelitian yang Relevan ...........................................................

25

H. Hipotesis Penelitian..................................................................

26

F.

BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ......................................................................

28

B. Populasi dan Sampel ................................................................

29

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
vii
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Instrumen Penelitian.................................................................

29

1. Kemampuan Awal Matematika Siswa .............................

29

2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...........

30

a. Validitas Soal ..............................................................

32

b. Reliabilitas Soal ..........................................................

34

c. Daya Beda...................................................................

35

d. Tingkat Kesukaran ......................................................

36

3. Skala Konsep Diri (Self concept) siswa ............................

38

4. Lembar Observasi .............................................................

38

D. Teknik Analisis Data ................................................................

39

E.

45

Prosedur Penelitian...................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V

A. Hasil Penelitian ........................................................................

48

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ..................

48

2. Self concept Matematis .....................................................

57

3. Lembar Observasi .............................................................

59

B. Pembahasan ..............................................................................

65

1. Model Pembealajaran .......................................................

65

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ..................

67

3. Self concept Matematis .....................................................

70

4. Keterbatasan .....................................................................

72

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................

73

B. Saran .........................................................................................

73

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

75

LAMPIRAN ....................................................................................................

78

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
viii
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel
1.1

Halaman
Persentase Ketuntasan Nilai UH Semester 2 Mata Pelajaran
Matematika Kelas VIII MTsN 1 Bukittingi Tahun Pelajaran
2012/2013............................................................................................

3.1

6

Keterkaitan Antara Variabel Bebas, Variabel Terikat dan Variabel
Kontrol Kemampuan Pemecahan Masalah Mataematis .....................

29

3.2

Banyaknya Siswa Berdasarkan Kategori KAM ..................................

30

3.3

Indikator kemampuan Pemecahan Masalah matematis ......................

30

3.4

Pedoman Penskoran

Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis ............................................................................................

31

3.5

Hasil Penimbangan Perbandingan Validitas Isi dan Muka .................

33

3.6

Validitas Butir Soal .............................................................................

34

3.7

Kriteria Reliabelitas Tes ......................................................................

34

3.8

Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...........

35

3.9

Klasifikasi Daya Pembeda Soal ..........................................................

35

3.10

Daya Pembeda Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis............

36

3.11

Klasifikasi Tingkat Kesukaran ............................................................

37

3.12

Tingkat

Kesukaran

Tes

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Matematis ............................................................................................

37

3.13

Kriteria N-Gain ...................................................................................

40

4.1

Statistik Deskriptif Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .....

48

4.2

Hasil Pengujian Normalitas Skor Pretest dan Postets Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ..........................................................

4.3

Hasil Pengujian Homogenitas Varians Skor Pretes dan Postes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .....................................

4.4

50

Hasil Pengujian Perbedaan Rataan Skor Pretest Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ..........................................................

4.5

49

51

Hasil Pengujian Perbedaan Rataan Skor Postest Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ..........................................................

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
ix
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

51

4.6

Rataan dan Klasifikasi N-gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ............................................................................................

4.7

Hasil Pengujian Normalitas Skor N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis .............................................................................

4.8

54

Hasil Pengujian Anova N-gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Menurut Pendekatan Pembelajaran dan Kategori Siswa ..

4.11

53

Hasil Pengujian Perbedaan Rataan Skor N-gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ..........................................................

4.10

53

Hasil Pengujian Homogenitas Varians Skor N-gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ..........................................................

4.9

52

56

Hasil Pengujian Ratan Skor N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Berdasarkan Kategori KAM ....................

56

4.12

Deskripsi Skor Postest Skala Self Concept Matematis .......................

57

4.13

Hasil Pengujian Normalitas Skor Postes Self Concept Matematis .....

58

4.14

Hasil Pengujian Perbedaan Rataan Skor Postest Self Concept
Matematis ............................................................................................

59

4.15

Hasil Penilaian Observer terhadap Aktivitas Guru .............................

59

4.16

Hasil Penilaian Observer terhadap Aktivitas Siswa ............................

62

4.17

Rangkuman Pengujian Hipotesis pada Taraf Signifikansi 5% ...........

64

4.18

Rataan Self Concept Matematis Dilihat dari Kategori KAM ..............

71

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
x
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

Diagram Alur Respon Pengajuan Masalah Siswa terhadap Situasi .....

22

4.1

Diagram Keterlaksanaan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran ............

60

4.2

Diagram Keterlaksanaan Aktivitas Guru Dilihat dari Masing-masing
Aktivitas ...............................................................................................

61

4.3

Diagram Keterlaksanaan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ..........

63

4.4

Diagram Keterlaksanaan Aktivitas siswa Dilihat dari Masing-masing
Aktivitas ...............................................................................................

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan
xi Pendekatan Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

63

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. INSTRUMEN PENELITIAN
A.1 Silabus Bahan Ajar......................................................................

79

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...........................................

81

A.3 Lembar Aktivitas Siswa ..............................................................

96

A.4 Kisi-kisi dan Soal Tes untuk Mengukur Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis .................................................. 108
A.5 Kisi-kisi dan Skala Self Concept Matematis ............................... 111
A.6 Lembar Observasi terhadap Aktivitas Siswa .............................. 114
A.7 Lembar Observasi terhadap Aktivitas Guru ................................ 116
LAMPIRAN B. ANALISIS HASIL UJI COBA
B.1 Soal Tes Uji Coba untuk Mengukur Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis .................................................................... 118
B.2 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis .................................................................................... 120
B.3 Validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Coba Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis .................................................. 122
B.4 Perhitungan Daya Beda dan Indeks Kesukaran Hasil Uji Coba
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ............................. 126
B.5 Angket Uji Coba Skala Self Concept Matematis ........................ 129
LAMPIRAN C. ANALISIS DATA KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS HASIL PENELITIAN
C.1 Data Skorer 1 dan Skorer 2, Pretest dan Postest Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................. 132
C.2 Pengolahan Data dan Uji Statistik Skorer 1 dan Skorer 2
kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................... 134

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
xii
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C.3 Data Pretest, Postest dan N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Kelas Eksperimen............................. 137
C.4 Data Pretest, Postest dan N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Kelas Kontrol ................................... 138
C.5 Penolahan Data dan Uji Statistik Pretest, Postest dan N-gain
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa .................. 139
LAMPIRAN D. ANALISIS DATA SELF CONCEPT MATEMATIS
HASIL PENELITIAN
D.1 Data Postest Skala Self Concept Siswa Kelas Eksperimen dan
Kontrol ........................................................................................ 148
D.2 Transformasi Skala Self Concept Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol ............................................................. 151
D.3 Pengolahan Data dan Uji Statistik Postest Skala Self Concept
Siswa ........................................................................................... 155
LAMPIRAN E. DATA-DATA PENUNJANG PENELITIAN
E.1 Dokumentasi Aktivitas Siswa ..................................................... 157
E.2 Surat Keterangan Pembimbing ................................................... 160
E.3 Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kota Bukittingi ............................................................................ 161

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah xiii
Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan

merupakan

kebutuhan

manusia

sepanjang

hayat.

Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit
berkembang dan bahkan akan terbelakang. Pendidikan merupakan suatu
upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik, mental
maupun spritual. Majunya suatu negara dapat dilihat dari tingkat ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh warga negara tersebut. Salah satu ilmu
pengetahuan yang erat kaitannya dengan kemajuan bangsa dan peningkatan
sumber daya manusia adalah matematika.
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
memegang peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yaitu sebagai alat bantu, pembentuk pola pikir, dan pembentuk
sikap. Matematika juga membangun karakter manusia, menciptakan manusia
yang bisa berpikir logis, praktis, cermat, taat asas, dan mampu memutuskan
masalah dengan cepat dan tepat. Mengingat pentingnya matematika dalam
kehidupan, maka perlu adanya usaha dalam peningkatan kualitas pendidikan
matematika pada setiap jenjang pendidikan yang ada di Indonesia. Untuk itu
perlu dibuat pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan yang akan bermuara pada peningkatan
kualitas belajar peserta didik.
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 2000) telah
menetapkan lima kemampuan pembelajaran matematika: 1) komunikasi
matematika

(mathematical

(mathematical

reasoning);

communication);
3)

2)

memecahkan

bernalar
masalah

matematika
matematika

(mathematical problem solving); 4) koneksi matematika (mathematical
connection); dan 5) Pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive
attitudes toward mathematics). Kemampuan pemecahan masalah matematis
sebagai salah satu tujuan pembelajaran matematika mengandung pengertian
Fauzi Yuberta, 2013
1
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan
Pendekatan Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai
hafalan, namun lebih kepada kemampuan siswa untuk dapat mengerti akan
konsep materi pelajaran tersebut.
Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan hal penting
yang harus dimiliki oleh siswa. Seorang guru harus dapat menumbuhkan dan
membangun kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa. Hal
ini karena setiap harinya, disadari atau tidak siswa akan dihadapkan kepada
suatu permasalahan dalam kehidupan. Hal ini sependapat dengan Zulkarnain
(2009) yang mengungkapkan bahwa pemecahan masalah bukan sekedar
keterampilan untuk diajarkan dan digunakan dalam matematika, tetapi juga
merupakan

keterampilan

yang akan dibawa

pada masalah-masalah

keseharian siswa atau situasi-situasi pembuatan keputusan, sehingga dapat
membantu dalam hidupnya. Pentingnya matematika dalam mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah adalah karena matematika merupakan
pengetahuan yang logis, sistematis, berpola, artificial, abstrak dan
menghendaki pembuktian menggunakan kemampuan-kemampuan dasar
dalam memecahkan masalah, seperti berfikir logis.
Namun dalam pelaksanaannya, guru kesulitan dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan matematis siswa. Seperti yang diutarakan oleh
Suherman, dkk (2003) bahwa guru mengalami kesulitan dalam mengajarkan
bagaimana cara menyelesaikan dengan baik, di lain pihak siswa menghadapi
kesulitan bagaimana menyelesaikan masalah yang diberikan guru. Secara
tidak langsung, siswa lebih diarahkan untuk menghafal konsep ataupun
materi yang telah diajarkan. Hal ini akan berdampak kurangnya kemampuan
siswa

dalam

mengembangkan

konsep

dan

mengaitkannya

dengan

permasalahan lain yang berhubungan dengan konsep tersebut. Untuk itu,
perlu dirancang pembelajaran yang mampu merangsang kemampuan
pemecahan

masalah

siswa,

sehingga

siswa

tidak

hanya

mampu

menghafalkannya, tetapi juga mampu untuk mengembangkan konsep tersebut
dengan melihat keterhubungan satu sama lain. Hal ini tentu juga akan
berpengaruh kepada menigkatnya prestasi siswa.
Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

Grouws (2000) mengungkapkan bahwa prestasi belajar matematika
dapat ditingkatkan melalui proses pemecahan masalah dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan apa yang
mereka telah pelajari, salah satunya melalui diskusi kelompok dikelas.
Interaksi yang terjadi dalam kelompok secara psikologis akan memberikan
kontribusi bagi siswa dalam memahami matematika dengan baik. Leonard
dan Supardi (2010) menyatakan hasil belajar matematika siswa dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya sikap siswa pada matematika, konsep diri
(self-concept) dan kecemasan siswa dalam belajar matematika. Interaksi yang
berlangsung selama pembelajaran di kelas akan meningkatkan kepercayaan
diri siswa, terutama self-concept siswa dalam usaha memecahkan
permasalahan yang diberikan.
Rahman (2010) mengatakan bahwa self-concept adalah suatu
kumpulan pandangan seseorang tentang dirinya sendiri sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungannya. Interaksi ini penting untuk mengkontruksi
pengetahuan matematis, mengembangkan kompetensi pemecahan masalah,
mendorong percaya diri dan memperoleh keterampilan sosial. Self-concept
merupakan faktor penting dalam penyesuaian diri dan pengembangan
kompetensi yang dimiliki seseorang melaui interaksi tersebut. Menurut
Leonard dan Supardi (2010) self-concept bukan merupakan faktor yang
dibawa sejak lahir melainkan faktor yang dijiwai dan terbentuk melalui
pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain. Tanggapan yang
diberikan oleh orang lain dapat menjadi gambaran bagi seseorang dalam
menilai dirinya sendiri. Jadi self-concept akan positif ataupun negatif
tergantung kepada lingkungan sekitar yang mempengaruhinya.
Self-concept dapat muncul dalam bentuk tingkah laku yang
menggambarkan bagaimana perasaan individu tentang dirinya. Seseorang
menilai dirinya tidak hanya dari hasil interaksi dengan lingkungannya, tetapi
juga dihubungkan dengan kemampuan akademiknya. Seseorang yang
mengerjakan tugas sekolah dengan baik maka dia akan merasakan kepuasan
akademik.
Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

Menurut Saputra (2012), keberhasilan seorang siswa dalam mengikuti
proses pelajaran di sekolah secara umum dapat diukur dari berhasil atau
tidaknya seorang siswa mencapai tujuan pembelajarannya. Hasil yang
diperoleh siswa merupakan proses dari pengalaman selama pembelajaran.
Dari pengalaman belajar inilah akan menghasilkan perubahan self-concept
siswa berupa perubahan tingkah laku, tingkat pengetahuan atau pemahaman
terhadap keterampilannya.
Kurangnya rasa kepercayaan diri siswa terhadap pengetahuan dan
kemampuan yang mereka miliki dan kurangnya rasa ingin tahu siswa menjadi
permasalahan selama pembelajaran. Hal ini terlihat kurangnya

interaksi

dalam proses pembelajaran baik itu antara siswa dengan siswa maupun siswa
dengan guru. Selain itu, siswa kurang berpartisipasi aktif, karena mereka
hanya menerima apa yang disampaikan guru tanpa terlibat secara langsung
dalam proses pembelajaran.
Salah satu penyelesaian dari permasalahan ini adalah dengan memilih
dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang melibatkan
siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Seperti
dikatakan Wahyudin (2008), salah satu aspek penting dari perencanaan
bertumpu pada kemampuan guru untuk mengantisipasi kebutuhan dalam
proses pembelajaran dan materi-materi atau model-model yang dapat
membantu para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu
diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan
motivasi belajar, sehingga pada akhirnya akan berdampak positif pada
prestasi belajar siswa dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah strategi
Every One Is A Teacher Here (ETH) yang dikombinasikan dengan
pendekatan Problem Posing. Dengan menggunakan strategi ini, diharapkan
nantinya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematis akan
meningkat dan siswa memiliki kepercayaan diri dalam membangun
pengetahuan yang dimilikinya.

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

Problem posing merupakan strategi yang meminta siswa untuk
mengajukan masalah berdasarkan pernyataan atau keterangan yang tersedia.
Siswa mengembangkan pernyataan atau keterangan tadi kedalam bentuk
pernyataan lain dengan melihat keterhubungannya dengan keterangan
sebelumnya. Dengan demikian, siswa akan mampu mengembangkan
kemampuannya dalam memecahkan masalah melalui analisis terhadap
keterangan yang diberikan. Proses pembelajaran selanjutnya menggunakan
strategi ETH. Siswa akan mendiskusikan hasil kerja yang telah dibuat
sebelumnya (problem posing) dalam kelompok ataupun di depan kelas. Salah
seorang siswa menyampaikan hasil kerjanya yang kemudian ditanggapi oleh
rekannya yang lain. Melalui proses pembelajaran ini, siswa akan dilibatkan
secara aktif dan diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya.
Interaksi yang terjadi di kelas diharapkan akan meningkatkan self-concept
siswa terhadap matematika.
Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2009) menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran problem posing lebih baik diterapkan pada sekolah
berkualifikasi sedang, karena pada umumnya siswa yang berada pada
kualifikasi sedang lebih mudah menyesuaikan diri terhadap hal-hal yang
baru. Jika dilihat dari perkembangan mental, siswa SMP/MTs sudah mulai
mampu untuk diajak berfikir ke tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan
perkembangan kognitif siswa SMP/MTs yang mulai menginjak tahap berfikir
formal, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada siswa SMP/MTs.
Pembelajaran ini diterapkan di salah satu MTsN yang terdapat di kota
Bukittinggi, dengan pertimbangan bahwa penelitian di MTsN masih belum
terlalu banyak dilakukan. Penerapan strategi every one is a teacher here
dengan pendekatan problem posing dapat diterapkan di MTsN 1 Bukittingi
yang menjadi tempat penelitian, karena pada MTsN ini, mata pelajaran
matematika kelas VIII tergolong pada kualifikasi sedang dengan besar
Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 73.
Walaupun demikian, masih terdapat siswa yang belum mencapai
KKM tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

Tabel 1.1
Persentase Ketuntasan Nilai UH Semester 2 Mata Pelajaran Matematika
Kelas VIII MTsN 1 Bukittinggi Tahun Pelajaran 2012/2013
Jumlah Siswa
Persentase
yang belum
Jumlah Siswa
Siswa yang
Kelas
tuntas
Semua
Tuntas(%)
( α, maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan penilaian
dari ke-5 validator.
b. Validitas Empiris
Untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan
menggunakan korelasi product moment Pearson (Arikunto, 2003)
dengan rumus sebagai berikut:

rXY 

N  XY  ( X )( Y )

( N  X 2  ( X ) 2 )( N  Y 2   Y  )
2

Keterangan :
rxy= Koefisien validitas item yang dicari
N = Jumlah subjek
X = Skor responden untuk tiap item
Y = Total skor tiap responden dari seluruh item
Setelah memperoleh koefisien validitas, kemudian dicari thitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana
(2005). Butir soal dikatakan valid apabila pada taraf signifikasi
� = 0,05 didapat thitung ≥ ttabel. Hasil perhitungan selengkapnya

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

34

dapat dilihat pada lampiran B.3. Berikut rangkuman hasil yang
diperoleh :
Tabel 3.6
Validitas Butir Soal
Nomor Koefisien
t
t tabel Keterangan
Soal
korelasi hitung
2.02
1
0.515
3.845
valid
2.02
2
0.774
7.821
valid
2.02
3
0.656
5.566
valid
2.02
4
0.624
5.112
valid
2.02
5
0.587
4.637
valid
2.02
6
0.486
3.563
valid
2.02
7
0.768
7.679
valid
Berdasarkan tabel tersebut, 7 soal yang diuji cobakan
termasuk kategori valid karena thitung ≥ ttabel
2) Reliabilitas Soal
Suatu tes dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang
tetap apabila diteskan berkali-kali pada waktu yang berlainan.
Untuk mencari reliabilitas tes digunakan bantuan software spss 16.
rumus alpha yang dikemukakan oleh Arikunto (2003):
2
 n    b 
r11  
 1
 t2 
 n  1 

Keterangan :
: indeks reliabilitas soal
r11
n
: banyak item
2
 b : jumlah varians skor tiap-tiap item




2
t

: varians total
Kriteria yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah:

0.80 <
0.60 <
0.40 <
0.20 <
0.00 <

r11
r11
r11
r11
r11

Tabel 3.7
Kriteria Reliabelitas Tes
reliabilitas sangat tinggi
 1.00
reliabilitas tinggi
 0.80
reliabilitas sedang
 0.60
reliabilitas rendah
 0.40
reliabilitas sangat rendah
 0.20

Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

35

Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
B.3. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas :
Tabel 3.8
Reliabilitas Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
r11
Kriteria
Kategori
0,738
Reliabel
Tinggi
Hasil perhitungan reliabilitas tes menunjukkan bahwa soal
yang digunakan untuk uji coba memiliki reliabilitas sebesar 0,738
dan termasuk kategori tinggi.
3) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antar siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda
soal digunakan rumus
DP =



��

keterangan :
DP : daya pembeda
Sa : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
Sb : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
IB : jumlah skor ideal slah satu kelompok pada butir soal yang
dipilih
Interpretasi prestasi daya pembeda dengan klasifikasi yang
dikemukakan oleh Suherman (2003)
Tabel 3.9
Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Daya Pembeda
Evaluasi Butiran Soal
DP < 0,00
Sangat jelek
0,00 ≤ DP < 0,20
Jelek
0,20 ≤ DP < 0,40
Cukup
0,40 ≤ DP < 0,70
Baik
0,70 ≤ DP ≤ 1,00
Sangat baik
Karena data memiliki jumlah yang banyak dengan n > 30,
maka sebanyak 27 % siswa yang memperoleh skor tertinggi
Fauzi Yuberta, 2013
Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Dengan Pendekatan Problem Posing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Self-ConceptSiswa MTsN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI STRATEGI EVERY ONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA Iplementasi Strategi Every One Is a Teacher Here Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester 1

2 10 17

IMPLEMENTASI STRATEGI EVERY ONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA Iplementasi Strategi Every One Is a Teacher Here Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Semester 1

0 2 17

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERY ONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Strategi Pembelajaran Every One Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Kemandirian Siswa Belajar Matematika (PTK Siswa Kelas VII semester ganjil SMP Al Islam 1 Suraka

0 2 17

PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAJUAN MASALAH MATEMATIS SERTA HABITS OF MIND SISWA SMA.

2 11 76

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA.

0 2 53

PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP.

1 1 57

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN DISKURSIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

5 15 49

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA.

1 4 50

40571845 Metode Pembelajaran Every One is a Teacher Here TIK

0 0 6

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI STRATEGI EVERY ONE IS A TEACHER HERE DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF SISWA SMA - repo unpas

0 0 16