“PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C SEBAGAI ANTIOKSIDAN YANG DITAMBAHKAN PADA PENGENCER TRIS KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA SAPI PESISIR”.

“PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C SEBAGAI ANTIOKSIDAN
YANG DITAMBAHKAN PADA PENGENCER TRIS KUNING TELUR
TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA SAPI PESISIR”

SKRIPSI

Oleh :

HARBONY SIMANULLANG
07 161 054

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan
Universitas Andalas

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

PENHGARUH PEMBERIAN VITAMIN C SEBAGAI ANTIOKSIDAN YANG
DITAMBAHKAN KE DALAM PENGENCER TRIS KUNING TELUR TERHADAP

KUALITAS SPERMATOZOA SAPI PESISIR

Harbony Simanullang, di bawah bimbingan
Prof. Dr. Ir. Zaituni Udin M.Sc dan Dr. Ir. H. Jaswandi MS
Program Studi Produksi Ternak
Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Andalas, Padang, 2014

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin C dalam
pengencer tris kuning telur terhadap kualitas spermatozoa sapi pesisir mencakup persentase
hidup, motilitas, abnormalitas dan membrane plasma utuh. Penelitian ini dilakukan di Balai
Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Padang Mengatas dan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Tuah
Sakato. Metoda penelitian yang digunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 (empat) level
penambahan vitamin C sebagai perlakuan dan 6 (enam) kali penampungan sebagai ulangan,
yaitu : perlakuan A = 0 sebagai control, perlakuan B = 0,1 mg/ml. perlakuan C = 0,2 mg/ml,
perlakuan D = 0,3 mg/ml. Hasil penelitian menunujkkan persentase motilitas perlakuan A =
53.33± 15.16. ; B = 63.33±5.16 ; C = 65.00±5.48 ; D = 68.33±4.08. persentase hidup
spermatozoa perlakuan A = 57.42±5.16 ; B = 68.21±5.19 ; C = 71.46±4.86 ; D = 72.79±3.85.

abnormalitas spermatozoa perlakuan A = 11.38±1.06 ; B = 11.04±1.04 ; C = 11.08±1.00 ; D =
11.00±1.07. membrane plasma utuh spermatozoa perlakuan A = 65.33±5.21 ; B = 68.21±5.66 ; C
= 71.46±5.00 ; D = 74.29±3.41. hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian vitamin C =
0.3mg/ml menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap persentase motilitas spermatozoa,
persentase hidup, dan membrane plasma utuh (P0.05). Hasil terbaik diperoleh pada penambahan vitamin C 0.3mg/ml (perlakuan D),
dan hasil terendah diperoleh pada perlakuan A (control).
Kata kunci : Sapi Pesisir, Vitamin C, Spermatozoa, Tris Kuning Telur

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IB (Inseminasi Buatan) merupakan teknologi dalam bidang reproduksi
yang telah lama digunakan dalam sistem perkawinan ternak. Penerapan teknologi
ini

dapat

mengatasi

keterbatasan


jumlah

pejantan

unggul

sekaligus

mengoptimalkan pemanfaatan pejantan tersebut. Selama ini dalam aplikasi
teknologi IB umumnya spermatozoa yang dimanfaatkan adalah hasil ejakulasi
yang ditampung dengan vagina buatan (Toelihere, 1993).Agar dapat mencapai
tujuan suatu program IB (Inseminasi Buatan) maka penggunaan pejantan yang
bebas penyakit dan bermutu genetik tinggi secara maksimal, dengan kemampuan
fertilisasi optimum, spermatozoa harus dipreservasi atau diawetkan untuk dapat
digunakanuntuk beberapa waktu yang lama sehingga dapat dijual pada waktu
yang lainnya.Untuk itu semen perlu dicampur dengan larutan pengencer yang
menjamin kebutuhan fisik dan kimiawinya. Dalam proses pengawetan, semen
akan mengalami perubahan-perubahan sehingga juga dapat menyebabkan terjadi
kerusakan.
Untuk meminimalkan kerusakan sel akibat pengaruh buruk suhu rendah,

maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan zat tertentu ke
dalam pengencer semen, Kerusakan spermatozoa akan terjadi akibat adanya
pengaruh kejutan dingin (cold shock) yang dapat merusak membran plasma sel
berakibat kematian spermatozoa. Secara umum pada saat pembekuan semen
mengalami penurunan kualitas sekitar 10-40% (Parrish’s, 2003) hingga 50%
(Sorensen, 1987).

1

Beberapa upaya lain dalam peningkatan kualitas semen yang disimpan
baik dalam bentuk semen beku maupun semen cair, adalah dengan penambahan
antioksidan seperti vitamin E, vitamin C dan lain-lainnya. Vitamin C termasuk
salah satu antioksidan karena zat ini terbukti mampu menetralkan radikal bebas di
dalam tubuh. Vitamin C (asam askorbat) merupakan vitamin yang dapat larut
dalam air. Asam askorbat sangat diperlukan in vivo sebagai kofaktor untuk
setidaknya delapan enzim, dan juga dapat bertindak sebagai antioksidan dengan
bereaksi dengan radikal bebas. (Asadpour et al., 2011)
Penambahan vitamin C dalam bahan pengencer dapat berdampak pada
kinerja sperma yang optimal dengan mengurangi kerusakan sel melaluinya
kontinyu tindakan yang radikal-scavenging. Beconi et al., (1993) Vitamin C

mempunyai kemampuan mempertahankan integritas sel dengan cara bekerja pada
bagian membran sel, sebagai contoh vitamin C dapat memberikan atom hidrogen
kepada molekul radikal bebas sambil menjadi suatu radikal askorbat itu sendiri
disekitar membran sel (Benbest, 2007). Vitamin

C

juga

bersamaan dengan pemberian vitamin E. Hasil penelitian
menunjukkan

sering
Iswara

diberikan
(2009)

bahwa penambahan vitamin C dan E secara oral dapat


meningkatkan kualitas spermatozoa mencit yang terpapar radikal bebas secara
bermakna.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui “Pengaruh Pemberian Vitamin C Sebagai Antioksidan yang
Ditambahkan Pada Pengencer Tris Kuning Telur Terhadap Kualitas
Spermatozoa Sapi Pesisir”.

2

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penambahan vitamin C pada pengencer Tris kuning
telur terhadap kualitas spermatozoa sapi pesisir.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruhpenambahan vitamin
C dalam pengencer Tris kuning telur terhadap kualitas spermatozoa sapi Pesisir
yang mencakup persentase hidup, motilitas, abnormalitas dan membran plasma
utuh.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu perkembangan
teknologi dengan pengolahan semen cair Sapi Pesisir dan meningkatkan kinerja

reproduksi salah satunya IB (Inseminasi Buatan).
E. Hipotesis Penelitian
Terdapat pengaruh penambahan Vitamin C ke dalam pengencer tris kuning
telur terhadap kualitas spermatozoa Sapi Pesisir.

3