REKONVERSI BERAGAMA DI KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG.

TESIS

REKONVERSI BERAGAMA DI KECAMATAN KUTA UTARA,
KABUPATEN BADUNG

I KADEK SURYA PREMANA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

Lembaran Pengesahan

TESIS IN1 TELAH DISETUJUI
TANGGAL 3 AGUSTUS 2016

Pembimbing I,

Pembimbing 11,
f


7

9

Prof Dr. Aron MpkA Mbete
NIP. 194707231979031002

NIP. 195208151981031004

Mengetahui

Ketua Program

Direktur

Magister (S2) Kajian Budaya

Program Pascasarjana


Program Pascasarjana

Universip Udayana

sans, M.Si

NIP. 195208151981031004

iii

TESIS

REKONVERSI BERAGAMA DI KECAMATAN KUTA UTARA,
KABUPATEN BADUNG

I KADEK SURYA PREMANA
NIM 1390261015

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

i

TESIS

REKONVERSI BERAGAMA DI KECAMATAN KUTA UTARA,
KABUPATEN BADUNG

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Kajian Budaya
Program Pascasarjana Universitas Udayana

I KADEK SURYA PREMANA
NIM 1390261015


PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

ii

Lembaran Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 3 AGUSTUS 2016
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Prof. Dr. Aron Meko Mbete

Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si


NIP. 194707231979031002

NIP. 195208151981031004
Mengetahui

Ketua Program

Direktur

Magister (S2) Kajian Budaya

Program Pascasarjana

Program Pascasarjana

Universitas Udayana

Universitas Udayana


Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).

NIP. 195208151981031004

NIP.195902151985102001

iii

Tesis ini Telah Diuji pada
Tanggal 3 Agustus 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana, No.: 2701/UN.14.4/HK/2016, Tanggal 14 Juni 2016

Ketua

: Prof. Dr. Aron Meko Mbete


Anggota

:

1.
2.
3.
4.

Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si
Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U
Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S
Dr. Ni Luh Nyoman Kebayantini

iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NAMA

: I KADEK SURYA PREMANA


NIM

: 1390261015

PROGRAM STUDI

: MAGISTER (S2) KAJIAN BUDAYA

JUDUL TESIS

: REKONVERSI BERAGAMA DIKECAMATAN
KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila di
kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.


Denpasar, 3 Agustus 2016

I Kadek Surya Premana

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Om Svastiastu,
Om Avighnam Astu Namo Sidham,
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunianya, sehingga Tesis yang
berjudul Rekonversi Beragama di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung ,
dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Keberhasilan penulis dalam menyusun
Tesis ini adalah berkat bimbingan,dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan rasa
penghargaan kepada para pihak yang telah berjasa membantu penulis, yaitu,
Pertama, kepada Prof. Dr. Aron Meko Mbete dan Dr. I Gusti Ketut Gde
Arsana, M.Si., selaku dosen pembimbing satu dan dua yang telah dengan penuh
kesabaran dan perhatian dalam mengarahkan penulis dan memberikan bimbingan

serta petunjuk-petunjuk yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam melaksanakan
dan pembuatan tesis ini. Selanjutnya, kepada Ketua Program Studi Magister Kajian
Budaya, Universitas Udayana yakni Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si.
Kedua, kepada Rektor Universitas Udayana yakni Prof. Dr. dr. Ketut
Suastika.Sp.PD-KEMD. Direktur Pascasarjana Universitas Udayana yakni Prof. Dr.
dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K). Bapak Prof. Dr. A.A Bagus Wirawan,S.U., Ibu Prof.
Dr. Emiliana Mariyah,M.S., dan Ibu Dr. Ni Luh Nyoman Kebayantini,M.Si., selaku

vi

dosen penguji yang telah memberi bayak saran dan kritikan sehingga analisa dalam
penulisan Tesis ini menjadi lebih baik.
Ketiga, kepada seluruh staf pengajar di Program Studi Kajian Budaya, yang
telah memberikan banyak sekali ilmunya kepada penulis sehingga penulis bisa
menjadi insan yang terdidik seperti sekarang ini dan agar kelak ke depannya dapat
berguna bagi lingkungan masyarakat, bangsa, dan Negara, dan seluruh staf tata usaha
Program Studi Kajian Budaya atas layanan dan kemudahan administrasi yang
diberikan. Universitas yang merupakan tempat penulis menimba ilmu.
Keempat, kepada orang tua penulis, Drs. I Made Subawa dan Ni Nengah
Saptini Sapanca atas cinta, kasih sayang, dan pengorbanan yang sangat besar dengan

tulus ikhlas membesarkan penulis dengan sangat baik. Kalian inspirasi terbesar
penulis dalam menjalani hidup ini yang sangat berharga. Saudara kakak kandung
penulis, I Putu Sastra Wibawa,S.H.M.H.,yang selalu membantu, mengingatkan,
menyemangati penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Tanpa adanya dukungan dan
bantuan tersebut, mungkin saat ini penulis belum dapat menyelesaikan tesisi ini.
Keponakan yakni Ni Putu Lalitha Dharmastuti yang selalu menjadi hiburan dikala
jenuh.
Kelima, kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Udayana beserta Para Pembantu Dekan yang telah memberikan semangat dan
dukungannya. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Udayana yang selalu menyemangati dan tempat untuk bercanda gurau.

vii

Kepada Teman-teman Mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Kajian
Budaya Universitas Udayana. Brownie dan STT Sekar Tirta Yowana yang menjadi
tempat pakedek pakenyum.
Kepada semua informan sebagai sumber informasi dalam penelitian tesis
penulis. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu, yang telah memberikan dukungan,bantuan,serta doa kepada penulis dalam
menyelesaikan studi dan Tesis ini.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis
mohon maaf atas kesalahan serta kekurangan yang terdapat dalam tesis ini. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar dapat dipergunakan sebagai
perbaikan dan penyempurnaan tesis ini. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Denpasar, 23 Juni 2016

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Penulis

viii

ABSTRAK
REKONVERSI BERAGAMA DI KECAMATAN KUTA UTARA,
KABUPATEN BADUNG
Perkembangan konversi agama yang terjadi pada masyarakat Bali dari Hindu
ke Kristen, tentu saja mengundang pertanyaan banyak pihak. Masyarakat Bali selama
ini terkenal sebagai penjaga benteng kebudayaan asli Nusantara. Perkembangan
konversi agama ini pun juga telah menimbulkan kecemasan bagi masyarakat Bali,
peneliti pun mulai tertarik untuk mengkaji fenomena ini dan mencari faktor-faktor
internal dan eksternal yang menyebabkan terjadinya rekonversi agama. Tesis ini
berjudul, Rekonversi Beragama di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung . Ada
tiga permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini: 1) Mengapa rekonversi agama
terjadi di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, 2) Bagaimakah pola
adaptasi pelaku rekonversi agama di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali
dan 3) Dampak dan makna rekonversi agama di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten
Badung, Bali.
Sebagai pisau analisis permasalahan tersebut, digunakan teori sosial antara
lain: teori fenomenologi, teori semiotika, teori dekonstruksi dan teori adaptasi.
Penelitian ini berjenis kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi kritis.
Hasil pembahasan dari permasalahan yang telah disampaikan yakni: 1)
penyebab rekonversi agama di Kecamatan Kuta Utara, antara lain : faktor internal
yang terdiri atas: kesadaran diri yang ingin memperbaiki citra diri, fenomena niskala
dengan adanya bisikan leluhur, alasan hubungan perkawinan, dan karena adanya
ketidakpuasan dalam diri sendiri, dan adanya hubungan kekeluargaan serta faktor
eksternal, terdiri atas: dukungan keluarga, pengaruh tokoh adat dan agama dan faktor
pengaruh media cetak dan elektronik. 2) Pola adaptasi pelaku rekonversi agama di
Kecamatan Kuta Utara, yakni atas: adaptasi dalam keluarga, adaptasi dalam
masyarakat adat, dan adaptasi dalam bidang administrasi kependudukan. Dan 3)
dampak dan makna rekonversi agama di Kecamatan Kuta Utara. Dampak positif yang
terdiri dari: munculnya kesadaran keagamaan umat, munculnya keyakinan kembali
kepada leluhur, menguatnya solidaritas dalam ikatan keluarga, dan menguatnya
pemikiran bahwa materi bukan segalanya dalam hidup. Sedangkan dampak negatif
yang muncul yakni, masih adanya labelisasi terhadap pelaku rekonversi agama
sebagai orang yang galau beragama. Makna rekonversi agama di Kecamatan Kuta
Utara, adalah makna teologis, makna sosiologis, makna kultural dan makna politis.
Kata Kunci: rekonversi, Kecamatan Kuta Utara, adaptasi, labelisasi

ix

ABSTRACT
RELIGIOUS RECONVERSION IN THE DISTRICT OF NORTH KUTA,
BADUNG REGENCY.
The development of religious conversions that occur in the Balinese Hindu to
Christianity, of course, begs the question of many parties. The people of Bali has
been known as a guard fortress original culture of the archipelago. The development
of this religious conversion had also been causing concern for the people of Bali, the
researchers also got interested in this phenomenon and seek internal factors and
external causes of religious reconversion. This thesis entitled, "Religious
reconversion in the District of North Kuta, Badung regency". There are three issues
raised in this study: 1) Why reconversion of religion occurred in the District of North
Kuta, Badung, Bali, 2) How is the adaptation pattern actors reconversion of religion
in the District of North Kuta, Badung, Bali, and 3) The impact and meaning
reconversion religion in the District of North Kuta, Badung, Bali.
As the blades of the problem analysis, use of social theory, among others: the
phenomenological theory, the theory of semiotics, deconstruction theory and the
theory of adaptation. This research was qualitative using critical ethnographic
approach.
Results of the discussion of the issues that have been submitted are: 1) the
cause of reconversion of religion in the district of Kuta Utara, among others: the
internal factors that consist of: self-consciousness that wants to improve self-image,
the phenomenon of Noetic with the whisper of the ancestors, the reason the marriage
relationship, and for their discontent within themselves, and their family relationships
as well as external factors, consist of: the support of family, traditional leaders and
religious influences and factors influence the print and electronic media. 2) The
pattern of religious reconversion adaptation actors in the District of North Kuta,
namely on: adaptation in the family, in the indigenous adaptation, and adaptation in
the field of population administration. And 3) the impact and meaning of religious
reconversion in the District of North Kuta. The positive impact which consists of: the
rise of the religious consciousness of the people, the emergence of confidence back to
the ancestors, the strengthening of solidarity in family ties, and strengthening the idea
that the material is not everything in life. While the negative effects arising namely,
the persistence of the labeling of perpetrators of reconversion of religion as being
"upset" of religion. Reconversion meaning of religion in the District of North Kuta, is
a theological meaning, the sociological meaning, the meaning of cultural and political
meaning.
Keywords: reconversion, district of Kuta Utara, adaptation, labeling

x

RINGKASAN

Perkembangan konversi agama yang terjadi pada masyarakat Bali dari Hindu
ke Kristen, tentu saja mengundang pertanyaan banyak pihak. Masyarakat Bali selama
ini terkenal sebagai penjaga benteng kebudayaan asli Nusantara. Perkembangan
konversi agama ini pun juga telah menimbulkan kecemasan bagi masyarakat Bali,
sehingga para peneliti pun mulai tertarik untuk meneliti fenomena ini dan mencari
faktor-faktor internal dan eksternal yang menyebabkan terjadinya konversi agama ini.
Hal ini dilakukan atas dasar spirit untuk memberikan solusi dan wacana yang mampu
memberikan kritik konstruktif bagi masyarakat Bali dalam hal menyikapi fenomena
konversi agama, sebagai suatu konsekuensi logis dari adanya gejala kebhinekaan
hubungan dengan masyarakat agama lain.
Terjadinya peristiwa perpindahan agama dari agama satu ke agama yang
lainnya mengindikasikan adanya praktik dekonstruksi cultural dan rekonstruksi
sosial. Hal ini dapat dilihat dari munculnya garis-garis tapal batas yang bersifat
menegaskan adanya perbedaan status/ kedudukan serta peranan-peranan sosial antara
warga yang beragama Hindu dan non Hindu (Kristen) dalam kehidupan pranatapranata sosial setempat, seperti: desa adat, banjar, klen, dan lain sebagainya akibat
peristiwa perpindahan agama tersebut.
Terjadi perubahan sistem religi mengikuti adanya perpindahan agama
tersebut. Koentjaraningrat (1984) menyatakan sistem religi berbeda dengan agama,

xi

sistem religi lebih luas daripada agama. Jadi perubahan yang dialami masyarakat
yang melakukan rekonversi tidak hanya perubahan agama, melainkan lebih luas dari
sekedar perubahan agama semata. Ada beberapa perubahan yang mengikutinya antara
lain: perubahan agama, sistem upacara, perubahan sistem ritual, perubahan emosi
keagamaan masyarakat dan perubahan lembaga yang menaungi umat.
Peristiwa sejumlah warga yang awalnya telah

memeluk agama Kristen,

kemudian kembali lagi menjadi pemeluk agama Hindu jika dicari salah satu faktornya
karena dilihat dari segi waktu yang masih relative singkat itu tentunya terlalu
sensitive dalam pembentukan suatu identitas yang berjati diri kekristenan apabila
hubungan antar warga Kristen dengan tradisi-tradisi yang bernafaskan teosofi Hindu
terlampau intim, yang dapat saja mengkandaskan nilai-nilai ajaran agama yang baru
terinternalisasikan.
Rekonversi agama merupakan peristiwa yang tidak begitu saja terjadi
melainkan peristiwa yang terjadi secara sistematis, artinya ada suatu rencana awal
dan tujuan terhadap peristiwa rekonversi agama itu. Sebagai suatu peristiwa sosial
religius, rekonversi agama tentunya memiliki faktor-faktor penyebab yang menjadi
alasan mengapa rekonversi agama terjadi di Kecamatan Kuta Utara. Untuk
memahami peristiwa sosial religius itu digunakan teori fenomenologi sebagai pisau
analisisnya sehingga mendapatkan fakta yang komprehensif.
Dalam pembahasan rumusan masalah pertama dijelaskan beberapa hal yang
terkait dengan faktor-faktor penyebab rekonversi agama di Kecamatan Kuta Utara,
terdiri dari: 1) Kajian mengenai konversi dan rekonversi agama di Kecamatan Kuta
xii

Utara (dalam bagian ini dibagi menjadi 2 (dua) pembahasan, yakni konversi agama
dan rekonversi agama). Pada kajian konversi agama (perpindahan awal Hindu ke
Kristen di Kecamatan Kuta Utara) ada beberapa hal yang dibahas, terdiri dari riwayat
konversi agama, proses konversi agama, dan dampak konversi agama. Sedangkan
pada bagian rekonversi agama dikaji mengenai tinjauan umum perpindahan warga
yang memeluk kembali agama Hindu, dan 2) Kajian mengenai faktor-faktor
penyebab rekonversi agama. Secara umum, faktor penyebab rekonversi agama di
Kecamatan Kuta Utara terdiri dari 2 (dua) faktor, yakni: faktor internal dan faktor
eksternal.
Riwayat munculnya konversi agama di Kecamatan Kuta Utara tidak jauh beda
dari pembahasan di atas. Munculnya konversi agama di Kecamatan Kuta Utara tidak
bisa dilepaskan dari faktor ekonomi. Pada tahun 1960-an, Bali saat itu mengalami
depresi ekonomi yang begitu besar, bencana kemiskinan, kelaparan dan wabah
penyakit tersebar dimana-mana. Peristiwa rekonversi agama yang terjadi di
Kecamatan Kuta Utara, di mana umat Hindu yang pindah ke Kristen dan kembali lagi
memeluk agama Hindu diikuti dengan perasaan tidak puas dari harapan yang
diberikan dan tidaklah terjadi begitu saja, ada proses yang panjang didalamnya,
proses tersebut berjalan secara sistematis baik dari dalam individu masing-masing
orang yang melakukan rekonversi agama, maupun dari pihak luar.
Penyebab terjadinya rekonversi agama di Kecamatan Kuta Utara secara garis
besar, yakni kesadaran diri yang ingin memperbaiki citra diri, fenomena niskala yakni
adanya bisikan leluhur, alasan hubungan perkawinan, dan
xiii

karena adanya

ketidakpuasan dalam diri sendiri, dan adanya hubungan kekeluargaan. Ada pula
kesadaran diri untuk memperbaiki dan menyesuaikan citra diri ke arah yang positif.
Prihartanti (2004: 8) menyatakan penyesuaian diri adalah perilaku penyesuaian yang
dilakukan oleh individu dalam menghadapi dan mengatasi masalah-masalah dalam
kehidupannya. Penyebab terjadinya rekonversi agama di Kecamatan Kuta Utara
secara garis besar, yakni : kesadaran diri yang ingin memperbaiki citra diri,
Penyebab lain secara eksternal terjadinya rekonversi agama di Kecamatan
Kuta Utara tidak dapat dilepaskan dari adanya pengaruh tokoh adat dan Agama
Hindu. Menariknya pengaruh tokoh adat dan agama Hindu tersebut terjadi baik akibat
adanya interaksi langsung maupun interaksi secara tidak langsung. Interaksi secara
langsung terjadi melalui tatap muka dengan tokoh adat dan agama Hindu baik di
lingkungan Desa Adat maupun di luar lingkungan Kecamatan Kuta Utara. Hal ini
ditempuh dengan cara simakrama/ anjangsana melalui obrolan-obrolan sehari-hari
antara seseorang yang akan melakukan rekonversi agama kembali ke agama Hindu.
Sedangkan untuk interaksi secara tidak langsung biasanya dilakukan melalui
perantara alat komunikasi (handphone/ telephone untuk mendapatkan petuah-petuah
hidup).
Hasil pembahasan permasalahan kedua adalah adanya adaptasi yang
dilakukan oleh pelaku rekonversi agama antara lain: 1) adaptasi dalam keluarga, 2)
adaptasi dalam masyarakat adat, dan 3) adaptasi dalam bidang administrasi
kependudukan. Adaptasi di keluarga akibat adanya rekonversi agama agama dari
umat Hindu yang pindah ke Kristen dan kembali lagi memeluk agama Hindu secara
xiv

hukum Hindu, dimana umat yang pindah kembali lagi ke agama asal (Hindu)
diwajibkan kembali untuk melakukan upacara sudi wadani yang dilakukan di Pura
keluarga yang sebelumnya didahului dengan rapat keluarga untuk membahas
masuknya kembali ke dalam keluarga itu baik secara niskala dan sekala.
Hasil pembahasan permasalahan ketiga yakni adanya dampak dan makna
rekonversi agama merupakan hasil suatu peristiwa kontekstual yang di alami oleh
pelaku rekonversi agama di Kecamatan Kuta Utara. Peristiwa rekonversi agama di
Kecamatan Kuta Utara yang di alami oleh beberapa kepala keluarga dalam
perjalanannya mengakibatkan 2 (dua) dampak, yakni dampak positif dan dampak
negatif. Dampak positif dalam pengertian bahwa rekonversi agama memberikan
kontribusi yang baik dalam kehidupan keluarga yang telah melakukan rekonversia
agama. Dampak positif itu antara lain: a) munculnya kesadaran keagamaan umat, b)
munculnya keyakinan kembali kepada leluhur, c) menguatnya solidaritas dalam
ikatan keluarga, dan d) menguatnya pemikiran bahwa materi bukan segalanya dalam
hidup. Sedangkan dampak negatif yang muncul akibat rekonversi agama di artikan
sebagai dampak yang memberikan kontribusi yang tidak baik dalam kehidupan
keluarga yang mengalami peristiwa rekonversi agama. Adapun dampak negatif itu
adalah masih adanya labelisasi terhadap pelaku rekonversi agama sebagai orang yang
galau beragama.
Peristiwa rekonversi agama yang dilakukan oleh beberapa keluarga di
Kecamatan Kuta Utara, selain mengakibatkan dampak positif dan negatif ternyata di
dalamnya mengandung makna yang dapat digali dari peristiwa rekonversi agama itu.
xv

Ada beberapa makna yang dapat digali dari peristiwa rekonversi agama di Kecamatan
Kuta Utara, antara lain: makna teologis, makna sosiologis, makna kultural dan makna
politis. Makna teologis terkait dengan hubungan kesadaran beragama pelaku
rekonversi agama sebagai umat Hindu setelah rekonversi agama. Makna sosiologis
terkait dengan hubungan pelaku rekonversi agama dengan masyarakat sekitar. Makna
cultural terkait dengan hubungan pelaku rekonversi agama dengan budaya setempat.
Makna politis terkait hubungan pelaku rekonversi agama dengan pemerintah dinas
sekitar.

xvi

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Persyaratan Gelar

Halaman

................................................................................

Lembaran Pengesahan

Penetapan Panitia Penguji

i

....................................................................

ii

....................................................

Pernyataan Bebas Plagiat

iii

.

Ucapan Terima Kasih..............................................................................
Abstrak

....

Abstract

Ringkasan

.

Daftar Gambar

.

Glosarium

.

v

vi

ix
x

xi

Daftar Isi

Daftar Tabel

iv

.

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................

1.1 Latar Belakang .....................................................................

xvii
xx

xxi

xxii

1

1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................

14

1.3.1 Tujuan Umum..............................................................

15

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................

15

1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................

15

1.4.1 Manfaat Teoretis..........................................................

15

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................

15

1.4.2 Manfaat Praktis............................................................

15

MODEL PENELITIAN ............................................................

17

2.2 Konsep ....................................................................................

20

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................

xvii

17

2.3 Landasan Teori.........................................................................

23

2.3.2 Teori Semiotika.............................................................

24

2.3.1 Teori Fenomenologi....................................................... 23
2.3.3 Teori Dekonstruksi........................................................

26

2.4 Model Penelitian .....................................................................

31

2.3.4 Teori Adaptasi Budaya

.

BAB III METODE PENELITIAN........................................................

3.1 Rancangan Penelitian...............................................................

3.2 Lokasi Penelitian......................................................................
3.3 Jenis dan Sumber Data.............................................................
3.3.1 Jenis Data

29

33

33

34

35

... 35

3.3.2 Sumber Data

..

3.4 Teknik Penentuan Informan

.

35

36

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................ 37
3.6 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 38
3.6.1 Observasi ....................................................................... 39

3.6.2 Wawancara .................................................................... 39
3.6.3 Studi Dokumen dan Kepustakaan.................................

3.7 Analisis Data ..........................................................................

3.8 Penyajian Hasil Analisis Data..................................................

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kuta Utara

4.2 Gambaran Umum Keluarga Pelaku Rekonversi Agama di
Kecamatan Kuta Utara

..

41

41

43

45

45

49

BAB V FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB REKONVERSI AGAMA DI
KECAMATAN KUTA
UTARA
. 53
5.1 Konversi dan Rekonversi Agama di Kecamatan Kuta Utara
54
5.1.1 Konversi Agama: Perpindahan Awal Hindu ke
Kristen

.

xviii

.. 54

5.1.2 Rekonversi Agama: Perpindahan Memeluk Kembali
Agama Hindu

.

... 67

5.2 Faktor Penyebab Rekonversi Agama di Kecamatan Kuta Utara. 75
5.2.1 Faktor Internal

75

5.2.2 Faktor Eksternal

.

82

BAB VI POLA ADAPTASI KELUARGA PELAKU REKONVERSI
AGAMA DI KECAMATAN KUTA UTARA
87
6.1 Adaptasi dalam Keluarga

.

87

6.3 Adaptasi dalam Administrasi Kependudukan

.

100

6.2 Adaptasi dalam Komunitas Desa Adat

BAB VII DAMPAK DAN MAKNA REKONVERSI AGAMA DI
KECAMATAN KUTA UTARA
...
7.1 Dampak Rekonversi Agama
7.1.1 Dampak Positif

7.1.2 Dampak Negatif

106
. 106

... 107
.

7.2 Makna Rekonversi Agama

90

132

135

7.2.1 Makna Teologis

... 136

7.2.3 Makna Kultural

... 140

7.2.2 Makna Sosiologis

138

7.2.4 Makna Politis

.. 141
143

BAB VIII PENUTUP
8.1 Simpulan

143

8.2 Saran

.. 144
145

DAFTAR PUSTAKA
..

LAMPIRAN
Daftar Informan
Pedoman Wawancara

xix

148

DAFTAR TABEL

4.1 Luas Wilayah Desa/ Kelurahan di Kecamatan Kuta Utara
4.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
4.3 Jumlah Penduduk

xx

............. 46
47

48

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran

..

31

4.2 Kartu Keluarga I Wayan Biasa Suardika

..

50

4.4 Kartu Keluarga I Nyoman Murya Astika

..

4.1 Peta Inset Kecamatan Kuta Utara

4.3 Kartu Keluarga Ni Nyoman Murniati

5.1 Wawancara dengan I Ketut Gita Duwasa
5.2 Gereja Tempat Pembapstisan

5.3 Wawancara dengan I Nyoman Narka

5.4 Wawancara dengan I Wayan Yakub Sumerta

5.5 Wawancara dengan Romo Nyoman Purnawan

.

.

..

45

51

51

62

64

66

73

.

74

6.1 Balai Banjar Dawas Tempat Pertemuan Adat

...

93

7.1 Tempat Pemujaan Keluarga I Wayan Yakub Sumerta

..

5.6 Wawancara dengan Pendeta I Made Wibawa

6.2 Wawancara dengan Kelihan Desa Adat Tuka

7.2 Tempat Pemujaan Keluarga I Wayan Biasa Suardika

..

75

94

112

121

7.3 Kantor Desa Tibubeneng Tempat Mengurus Administrasi penduduk.. 141

xxi

GLOSARIUM
adat

: gagasan kebudayaan yang di dalamnya terdiri atas nilai-nilai
kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang
lazim dilakukan pada suatu daerah.

awig-awig

: awig-awig berasal dari kata wig yang berarti rusak, sedangkan
awig berarti tidak rusak atau baik. Awig-awig dimaknai sebagai
sesuatu yang menjadi baik. Secara harfiah awig-awig memiliki arti
suatu ketentuan yang mengatur tatakarma pergaulan hidup dalam
masyarakat untuk mewujudkan tata kehidupan yang tenteram di
masyarakat.

baptisan

: upacara ritual inisiasi / permulaan bagi umat Kristen yang
melambangkan makna pembersihan dosa.

desa pakraman : wadah berlangsungnya segala aktivitas adat, budaya, dan agama
masyarakat Bali yang dijiwai oleh nilai-nilai agama hindu.
ngayah

: sebuah kebiasaan yang menjadi tradisi bagi masyarakat adat di Bali
dengan mengejarkan apa saja berdasarkan kemampuan tanpa
mengharapkan imbalan.

pawiwahan

: ikatan lahir batin ( sekala dan niskala ) antara seorang pria dan
wanita untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal yang diakui
oleh hukum Negara, agama dan adat.

reinkarnasi

: konsep filosofis keagamaan bahwa setelah manusia meninggal
dunia maka jiwanya akan hidup kembali dalam sebuah raga yang
baru.

rekonversi

: prpindahan kembali umat beragama ke agama asalnya setelah
melakukan pindah agama sebelumnya.

sekaa

: sebuah lembaga atau kelompok masyarakat yang dibentuk untuk
tujuan tertentu, baik dalam kurun waktu singkat maupun lama.
Lembaga atau organisasi tersebut memiliki ruang lingkup, sifat,
dan keanggotaan lebih kecil dari pada banjar yang ada di Bali.

xxii

sudhi wadani

tri hita karana

: upacara dalam Hindu sebagai pengukuhan atau pengesahan ucapan
atau janji seseorang yang secara tulus ikhlas dan hati suci
menyatakan menganut agama Hindu.
: falsafah hidup masyarakat Bali yang memuat tiga konsep
kehidupan yang membangun keseimbangan dan keharmonisan
hubungan manusia, dan manusia dengan lingkungan sekitarnya,
yang menjadi sumber kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan
bagi kehidupan manusia.

xxiii