Perancangan Interior Gallery Dan Workshop Teddy Bear "Teddy World".

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Boneka teddy bear yang melambangkan kasih sayang membuat boneka ini digemari oleh banyak orang mulai dari anak – anak sampai orang dewasa. Karena itu untuk memuaskan pecinta boneka teddy bear dibutuhkan suatu sarana yang mampu memenuhi segala kebutuhan pecinta teddy bear. Maka dibuatlah sebuah perancangan workshop dan gallery teddy bear dengan judul ‘Teddy World’. Dengan adanya teddy world ini diharapkan semua kebutuhan pecinta teddy bear dapat terpenuhi.

Konsep yang diterapkan pada Teddy World ini adalah habitat beruang yang bertujuan dapat menambah pengetahuan mengenai kehidupan beruang yang sesungguhnya. Sedangkan tema yang digunakan adalah hutan temperate, yaitu hutan yang mempunyai 4 musim. Sehingga dalam perancangan teddy world ini dapat menggabungkan 3 jenis beruang yaitu beruang madu, beruang coklat, dan beruang kutub,

Perancangan ini menggunakan bangunan toko kue & restoran Kartika Sari yang terletak di jalan IR. H. Djuanda – Bandung. Analisis data menjelaskan mengenai lokasi bangunan, analisa fisik gedung, kegiatan user, kebutuhan ruang yang diperlukan.

Metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah metode korelasional, yaitu lewat sumber tertulis dengan menjelaskan tentang desain perancangan toko dan gallery boneka. Teknik penelitian yang dipakai adalah studi lapangan dan pengumpulan informasi melalui berbagai media.


(2)

iv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK...i

PRAKATA ...ii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR GAMBAR………..viii

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM………x

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Ide / Gagasan……….……….3

1.3 Identifikasi Masalah ………….………. 3

1.4 Tujuan Perancangan……...………4

1.5 Sistematika Penulisan ………...4

BAB 2 KAJIAN TEORI...6

2.1 Teddy Bear...6

2.2 Teddy Community...6


(3)

v Universitas Kristen Maranatha

2.4 Gallery...7

2.5 Lounge...8

2.6 Teddy Laundry...9

2.7 Auditorium...9

2.8 Studi Ergonomi...10

2.9 Summary...21

BAB 3 DESKRIPSI OBJEK STUDI ...22

3.1 Deskripsi Teddy World...22

3.2 Fungsi Teddy World ...22

3.3 Ide implementasi konsep pada objek studi ...25

3.3.1 Penjelasan Konsep dan Tema...25

3.3.2 Implementasi konsep dan tema ...26

3.4 Analisa Fisik ...28

3.4.1 Analisis Site ...28

3.4.2 Analisa Bangunan...30

3.5 Analisa Fungsional ...35

3.5.1 User ...35

3.5.2 Kebutuhan Ruang...37

3.5.3 Flow Activity User...40


(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

3.5.5 Zoning Blocking ...42

3.6 Studi Banding...42

BAB 4 PERANCANGAN INTERIOR GALLERY DAN WORKSHOP ’TEDDY WORLD’...45

4.1 Konsep Dan Tema Desain...45

4.2 Layout Perancangan Ruang ...48

4.2.1 Denah Khusus Lantai 1 ...49

4.2.2 Pola Lantai Lantai 1 ...54

4.2.3 Ceiling Plan Lantai 1 ...55

4.2.4 Denah Khusus Lantai 2 ...56

4.2.5 Pola Lantai Lantai 2 ...58

4.2.6 Ceiling Plan Lantai 2 ...59

4.3 Perancangan Detail Interior ...60

4.3.1 Partisi Hobby Workshop ...60

4.3.2 Kolam Store Area ...61

4.3.3 Drop Ceiling Hobby Workshop Area...61

4.4 Perancangan Desain Furniture...62

4.4.1 Display Table ...62

4.4.2 Lounge Table ...62


(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

5.1 Simpulan ………...64 5.2 Saran ...65


(6)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Boneka Pertama Roosevelt………..…6

GAMBAR 2.2 Build a Bear……….7

GAMBAR 3.1 Proses Pembelian Teddy Bear di Build a Bear………23

GAMBAR 3.2 Diorama Teddy Bear di Museum Teddy Bear, Korea ……….…24

GAMBAR 3.3 Hutan Temperate ..………25

GAMBAR 3.4 Bentuk Organik ………..26

GAMBAR 3.5 Konsep Warna ………..27

GAMBAR 3.6 Downlight dan Spotlight ………..27

GAMBAR 3.7 Ac Central ………27

GAMBAR 3.8 Sprinkler, hydrant, smoke detector, camera cctv ……….28

GAMBAR 3.9 Site Analisis……….…28

GAMBAR 3.10 Zoning Blocking……….42

GAMBAR 3.11 Teddy House Kelapa Gading - Jakarta………42

GAMBAR 3.12 Diorama Teddy Bear – Jeju Teddy Bear Museum ……….43

GAMBAR 4.1 Studi Image Bentuk ………..………. 46

GAMBAR 4.2 Studi Image Teknik Pencahayaan ………..……....47

GAMBAR 4.3 Denah Lantai 1 dan Lantai 2 ………..……..……..48

GAMBAR 4.4 DenahKhusus Lantai 1 ………..……….49

GAMBAR 4.5 Potongan A-A’ ………..……….49


(7)

ix Universitas Kristen Maranatha

GAMBAR 4.7 Store Area 2 – Focal Point Lantai 1………..………51

GAMBAR 4.8 Hobby Workshop Area Lantai 1 ……….52

GAMBAR 4.9 Lounge Lantai 1 ………..………53

GAMBAR 4.10 Washing Room Lantai 1 ………..……….54

GAMBAR 4.11 Pola Lantai Lantai 1 ………..………...54

GAMBAR 4.12 Ceiling Plan Lantai 1 ………..………..55

GAMBAR 4.13 DenahKhusus Lantai 2 ………..………..56

GAMBAR 4.14 Potongan C-C’ ………..………..56

GAMBAR 4.15 Gallery Teddy Bear Lantai 2………..………58

GAMBAR 4.16 Pola Lantai Lantai 2 ………..………....59

GAMBAR 4.17 Ceiling Plan Lantai 2 ………..………..59

GAMBAR 4.18 Partisi Hobby Workshop Area ………..…………60

GAMBAR 4.19 Detail Kolam Store Area ………..………..61

GAMBAR 4.20 Detail Drop Ceiling Hobby Workshop Area ………....61

GAMBAR 4.21 Detail Display Table ………..………..62


(8)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

TABEL 2.1 Studi Ergonomi Auditorium, Dimensi Manusia dan Ruang Interior …..10

TABEL 2.2 Studi Ergonomi Lounge, Dimensi Manusia dan Ruang Interior ………11

TABEL 2.3 Studi Ergonomi Gallery, Dimensi Manusia dan Ruang Interior ………12

TABEL 2.4 Studi Ergonomi, Times-Saver Standards For Building Types………....13

TABEL 2.5 Tabel Tinggi Badan Anak ………..15

TABEL 2.6 Tabel Jangkauan Genggam Vertikal ………..15

TABEL 2.7 Tabel Jangkauan Genggam Depan… ……….15

TABEL 2.8 Tabel Jangkauan Genggam Samping ……….……….16

TABEL 2.9 Tabel Ketinggian Langkah ………...………..…16

TABEL 2.10 Tabel Sosok Tubuh Terlentang ………...………..…16

TABEL 2.11 Tabel Berdiri di Tengah Gaya Gravitasi ………..………….17

TABEL 2.12 Tabel Ketinggian Posisi Duduk Tegak Lurus ….………..…17

TABEL 2.13 Tabel Ketinggian Mata ……….17

TABEL 2.14 Tabel Lebar Maksimum Pinggul Saat Duduk ………..…..17

TABEL 2.15 Tabel Lebar Maksimum Paha Saat Duduk ………..….18

TABEL 2.16 Tabel Thigh Clearance ………...………..…18

TABEL 2.17 Tabel Panjang dari Bokong Hingga Lutut Kaki ………..….18

TABEL 2.18 Tabel Ketinggian Lutut ……….18

TABEL 2.19 Tabel Ketinggian Duduk Terlentang ……… 19

TABEL 2.20 Tabel Ergonomi Toilet Untuk Anak ……… 20

TABEL 2.21 Tabel Ergonomi Tangga Untuk Anak ………...21


(9)

xi Universitas Kristen Maranatha

TABEL 3.2 Kebutuhan Ruang……….………...37

TABEL 3.3 Flow Activity ………. 40


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teddy bear yang menjadi ikon untuk tanda kasih sayang dan persahabatan mempunyai sejarah yang menarik. Konon pada zaman dulu ada seorang Presiden Amerika Serikat ke-26 yang bernama Theodore Roosevelt, yang nama panggilannya adalah "Teddy" dan ia senang berburu beruang. Suatu hari di Hotel Colorado di Glenwood Springs, Colorado, Roosevelt kembali dari perburuan yang tidak berhasil kemudian seorang pegawai hotel memberinya sebuah boneka beruang. Ketika Roosevelt memberikan boneka itu kepada anaknya, Alice, ia memberinya nama Teddy. Setelah itu apa yang dilakukan Roosevelt digambarkan dalam kartun politik di the Washington post oleh Clifford Berryman pada 16 November, 1902.

Kemudian Morris Michtom melihat gambar pada Koran tersebut dan terinspirasi untuk membuat sebuah mainan. Dia membuat sebuah boneka, menaruhnya di depan tokonya dengan menempelkan tanda "Teddy's bear," beruang milik Teddy (Roosevelt), hal itu dilakukan setelah menerima ijin dari Roosevelt. Michtom akhirnya membuat pabrik Ideal Novelty and Toy Co, yang masih berdiri hingga sekarang.


(11)

2 Universitas Kristen Maranatha Tahun 1906 permintaan akan Teddy bears meledak, para wanita membawa bonekanya kemanapun, anak-anak berfoto dengan Teddy bears, dan Roosevelt memakai Teddy bears ini

Dari sejarah tersebut penulis mengetahui bahwa teddy bear memiliki makna yang indah dan banyak peminatnya. Peminat teddy bear tidak hanya anak – anak bahkan juga orang dewasa. Saat ini sudah ada sebuah toko yang khusus menjual boneka teddy bear dan aksesorisnya. Toko ini adalah Teddy House. Teddy House ini sudah mempunyai counter yang tersebar luas di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun belum semua kawasan di Indonesia yang dijangkau oleh Teddy House, misalnya saja di Bandung sampai saat ini belum ada counter Teddy House.

Tetapi seperti Teddy House yang berada di Jakarta toko Teddy House ini tidak begitu besar karena Teddy House ini hanya merupakan sebuah counter yang terdapat di mall, hal ini juga mungkin disebabkan oleh kondisi mall yang telah penuh oleh counter lainnya. Namun karena toko yang tidak begitu besar maka display aksesoris teddy bear seperti baju – baju teddy dan sepatunya terlihat kurang menarik dan mempersulit konsumen pada saat memilih aksesoris tersebut. Kenyamanan pengunjung juga berkurang ketika toko ini mulai ramai pengunjung, hal ini disebabkan oleh sirkulasi ruang Teddy House ini yang kurang baik.

Ditinjau dari perkembangan dan permasalahan tersebut maka diperlukan adanya suatu perancangan sarana khusus yang dapat memenuhi kebutuhan akan sebuah toko yang menjual boneka teddy bear yang memberikan kenyamanan dengan berbagai fasilitas penunjang, serta adanya wadah yang menampung komunitas teddy bear dimana saat ini minat masyarakat terhadap teddy bear terus meningkat. Beberapa fasilitias yang akan dibuat dalam perancangan ini adalah gallery dan Teddy Salon. Gallery ini berfungsi untuk menyimpan dan memamerkan boneka teddy bear yang telah dibuat dan ada juga boneka teddy bear yang dibuat secara khusus (limited edition) yang sengaja tidak dijual namun hanya untuk dipamerkan. Sedangkan untuk teddy salon ini merupakan sebuah service yang diberikan untuk konsumen, misalnya boneka teddy yang telah dibeli mengalami kerusakan maka dalam teddy salon ini dilakukan perbaikan boneka tersebut, atau ketika boneka teddy mulai kotor teddy salon ini juga memberikan jasa laundry untuk boneka teddy. Hal ini memunculkan ide


(12)

3 Universitas Kristen Maranatha dan gagasan akan perlunya suatu sarana sebagai tempat penjualan boneka teddy bear yang dapat mewadahi dan memenuhi segala kebutuhan para pecinta teddy bear khususnya di kota Bandung dengan perancangan desain berjudul „Teddy World‟.

„Teddy World‟ ini akan berlokasi di salah satu pertokoan di jalan IR. H. Juanda, Bandung. Jalan IR. H. Juanda ini merupakan kawasan wisata belanja yang ramai oleh pengunjung luar kota, karena sepanjang jalannya banyak terdapat factory outlet. Di samping itu belum adanya toko yang secara khusus menjual boneka teddy bear dan aksesorisnya di kota Bandung juga akan menciptakan peluang bisnis yang besar bagi „Teddy World‟ ini.

1.2 Ide / Gagasan

Perancangan desain interior „Teddy World‟ ini menawarkan konsep yang bertujuan memberikan sebuah toko boneka teddy bear yang berbeda kepada konsumen. Dimana tujuannya adalah konsumen akan merasakan kepuasan tersendiri ketika bisa menentukan sendiri boneka teddy bear yang akan dibeli dan juga akan menikmati berbagai macam diorama teddy bear serta ruang koleksi teddy bear yang telah dibuat oleh Teddy World. Selain itu juga Teddy World ini akan mewadahi komunitas pecinta teddy bear, dengan mengadakan even – even tertentu misalnya lomba foto, fashion show,dll.

Tema yang akan diaplikasikan ke dalam konsep akan menggunakan tema hutan dengan konsep habitat beruang, dengan pemakaian bentukan visual maupun atmosphere ruang yang diaplikasikan ke dalam elemen – elemen desain interior pada Teddy World ini.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pernyataan diatas, maka rumusan masalah perancangan desain interior ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah menciptakan suatu desain workshop dan gallery teddy bear yang memiliki suasana hutan sehingga pengunjung merasakan seolah – olah masuk ke dalam hutan?

2. Bagaimanakah perancangan interior sebuah gallery teddy bear yang memiliki storyline yang jelas dan mudah dimengerti oleh pengunjung?


(13)

4 Universitas Kristen Maranatha

1.4 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari perancangan desain interior ini adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan suatu desain workshop dan gallery teddy bear yang memiliki suasana hutan sehingga pengunjung merasakan seolah – olah masuk ke dalam hutan.

2. Merancang interior sebuah gallery teddy bear yang memiliki storyline yang dan mudah dimengerti oleh pengunjung.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam perancangan desain ini terbagi menjadi beberapa bab serta beberapa sub bab, dimana setiap bab menyajikan pembahasan yang berkaitan dengan obyek rancangan yang nantinya akan ditransformasikan dalam tugas akhir. Sistematika pembahasan yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang obyek, gagasan / ide, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode yang dipakai serta sistematika pembahasannya.

BAB II KAJIAN TEORI, merupakan penjelasan dari data – data literatur yang diperoleh untuk dijadikan kajian teori dalam perancangan desain.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI, mendeskripsikan data-data tentang objek studi perancangan desain yang berupa fungsi dan implementasi konsep desain perancangan serta analisa existing site yang diperoleh berdasarkan survei lapangan yang berhubungan dengan perancangan dan beberapa hal yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan pada proses perancangan.


(14)

5 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR WORKSHOP DAN GALLERY “TEDDY

WOLRD”, menjelaskan hasil perancangan gambar, yang menjelaskan aplikasi konsep dan tema pada perancangan interior.

BAB V KESIMPULAN, merupakan kesimpulan hasil dari laporan yang penulis lakukan yang berisi kesimpulan dan saran dari perancangan yang telah dibuat.


(15)

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Makna teddy bear yang begitu indah membuat boneka ini diminati oleh seluruh kalangan, mulai dari anak – anak sampai dengan orang dewasa. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu rancangan khusus yang berbeda, yang menjual boneka teddy bear dan aksesorisnya. Sehingga boneka teddy bear akan terus berkembang.

Perancangan desain interior Teddy World ini menawarkan konsep habitat beruang yang bertujuan memberikan suasana yang berbeda dalam sebuah toko boneka teddy bear. Dengan penggunaan konsep habitat beruang ini, perancangan interior akan memberikan pengetahuan akan kehidupan beruang yang sesungguhnya baik dari segi tempat tinggal / habitat maupun cara hidup dan kebiasaan beruang. Tema yang akan diaplikasikan menerapkan tema hutan karena habitat / tempat tinggal beruang adalah di dalam hutan.

Dengan penerapan tema hutan, maka fungsi utama fasilitas akan lebih didukung atmosphere ruang bertema hutan sehingga akan adanya kesatuan desain dengan fungsi ruang tersebut.


(16)

67 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Perancangan suatu tempat yang berhubungan dengan sarana hiburan dan edukasi perlu memperhatikan segi estetis dan ergonomi sehingga pengunjung yang datang tidak merasa bosan dan secara tidak langsung menambah wawasan mereka, terutama untuk user anak – anak. Selain sisi ergonomi aktifitas user juga perlu diperhatikan untuk memunculkan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan usernya.


(17)

68 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Panero, Julius. 2003. Human dimension & interior space. Jakarta: Erlangga.

• Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka, 1994.

• MSN Encarta®Dictionary

• Muliawan, Jasa Ungguh. Buku Pintar Binatang. Jakarta: Harmoni.

• http://www.anneahira.com/boneka-beruang.htm

De Chiara, Joseph and John Hancock Callender, Time Saver Standards for Building Types.

• http://www.e-dukasi.net/

• http://ovrt.nist.gov/project/antrokids

Anthropometric, Dimension,and Guideline Information for Designing Enviroments for Children


(1)

3 Universitas Kristen Maranatha dan gagasan akan perlunya suatu sarana sebagai tempat penjualan boneka teddy bear yang dapat mewadahi dan memenuhi segala kebutuhan para pecinta teddy bear khususnya di kota Bandung dengan perancangan desain berjudul „Teddy World‟.

„Teddy World‟ ini akan berlokasi di salah satu pertokoan di jalan IR. H. Juanda, Bandung. Jalan IR. H. Juanda ini merupakan kawasan wisata belanja yang ramai oleh pengunjung luar kota, karena sepanjang jalannya banyak terdapat factory outlet. Di samping itu belum adanya toko yang secara khusus menjual boneka teddy bear dan aksesorisnya di kota Bandung juga akan menciptakan peluang bisnis yang besar bagi „Teddy World‟ ini.

1.2 Ide / Gagasan

Perancangan desain interior „Teddy World‟ ini menawarkan konsep yang bertujuan memberikan sebuah toko boneka teddy bear yang berbeda kepada konsumen. Dimana tujuannya adalah konsumen akan merasakan kepuasan tersendiri ketika bisa menentukan sendiri boneka teddy bear yang akan dibeli dan juga akan menikmati berbagai macam diorama teddy bear serta ruang koleksi teddy bear yang telah dibuat oleh Teddy World. Selain itu juga Teddy World ini akan mewadahi komunitas pecinta teddy bear, dengan mengadakan even – even tertentu misalnya lomba foto, fashion show,dll.

Tema yang akan diaplikasikan ke dalam konsep akan menggunakan tema hutan dengan konsep habitat beruang, dengan pemakaian bentukan visual maupun atmosphere ruang yang diaplikasikan ke dalam elemen – elemen desain interior pada Teddy World ini.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pernyataan diatas, maka rumusan masalah perancangan desain interior ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah menciptakan suatu desain workshop dan gallery teddy bear yang memiliki suasana hutan sehingga pengunjung merasakan seolah – olah masuk ke dalam hutan?

2. Bagaimanakah perancangan interior sebuah gallery teddy bear yang memiliki storyline yang jelas dan mudah dimengerti oleh pengunjung?


(2)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari perancangan desain interior ini adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan suatu desain workshop dan gallery teddy bear yang memiliki suasana hutan sehingga pengunjung merasakan seolah – olah masuk ke dalam hutan.

2. Merancang interior sebuah gallery teddy bear yang memiliki storyline yang dan mudah dimengerti oleh pengunjung.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam perancangan desain ini terbagi menjadi beberapa bab serta beberapa sub bab, dimana setiap bab menyajikan pembahasan yang berkaitan dengan obyek rancangan yang nantinya akan ditransformasikan dalam tugas akhir. Sistematika pembahasan yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang obyek, gagasan / ide, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode yang dipakai serta sistematika pembahasannya.

BAB II KAJIAN TEORI, merupakan penjelasan dari data – data literatur yang diperoleh untuk dijadikan kajian teori dalam perancangan desain.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI, mendeskripsikan data-data tentang objek studi perancangan desain yang berupa fungsi dan implementasi konsep desain perancangan serta analisa existing site yang diperoleh berdasarkan survei lapangan yang berhubungan dengan perancangan dan beberapa hal yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan pada proses perancangan.


(3)

5 Universitas Kristen Maranatha BAB IV PERANCANGAN INTERIOR WORKSHOP DAN GALLERY “TEDDY

WOLRD”, menjelaskan hasil perancangan gambar, yang menjelaskan aplikasi konsep dan tema pada perancangan interior.

BAB V KESIMPULAN, merupakan kesimpulan hasil dari laporan yang penulis lakukan yang berisi kesimpulan dan saran dari perancangan yang telah dibuat.


(4)

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Makna teddy bear yang begitu indah membuat boneka ini diminati oleh seluruh kalangan, mulai dari anak – anak sampai dengan orang dewasa. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu rancangan khusus yang berbeda, yang menjual boneka teddy bear dan aksesorisnya. Sehingga boneka teddy bear akan terus berkembang.

Perancangan desain interior Teddy World ini menawarkan konsep habitat beruang yang bertujuan memberikan suasana yang berbeda dalam sebuah toko boneka teddy bear. Dengan penggunaan konsep habitat beruang ini, perancangan interior akan memberikan pengetahuan akan kehidupan beruang yang sesungguhnya baik dari segi tempat tinggal / habitat maupun cara hidup dan kebiasaan beruang. Tema yang akan diaplikasikan menerapkan tema hutan karena habitat / tempat tinggal beruang adalah di dalam hutan.

Dengan penerapan tema hutan, maka fungsi utama fasilitas akan lebih didukung atmosphere ruang bertema hutan sehingga akan adanya kesatuan desain dengan fungsi ruang tersebut.


(5)

67 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Perancangan suatu tempat yang berhubungan dengan sarana hiburan dan edukasi perlu memperhatikan segi estetis dan ergonomi sehingga pengunjung yang datang tidak merasa bosan dan secara tidak langsung menambah wawasan mereka, terutama untuk user anak – anak. Selain sisi ergonomi aktifitas user juga perlu diperhatikan untuk memunculkan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan usernya.


(6)

68 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Panero, Julius. 2003. Human dimension & interior space. Jakarta: Erlangga.

• Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka, 1994.

• MSN Encarta®Dictionary

• Muliawan, Jasa Ungguh. Buku Pintar Binatang. Jakarta: Harmoni.

• http://www.anneahira.com/boneka-beruang.htm

De Chiara, Joseph and John Hancock Callender, Time Saver Standards for Building Types.

• http://www.e-dukasi.net/

• http://ovrt.nist.gov/project/antrokids

Anthropometric, Dimension,and Guideline Information for Designing Enviroments for Children