Studi Perbandingan Desain Pondasi Rakit (Mat Foundation) Dengan Menggunakan Metode Kekakuan Konvensional dan Metode Modulus Reaksi Tanah Dasar.
ix Universitas Kristen Maranatha
STUDI PERBANDINGAN DESAIN PONDASI RAKIT (MAT
FOUNDATION) DENGAN MENGGUNAKAN METODE
KEKAKUAN KONVENSIONAL DAN METODE MODULUS
REAKSI TANAH DASAR
Donald TriNRP: 0921056
Pembimbing: Ir. IBRAHIM SURYA, M.Eng.
ABSTRAK
Dalam mendesain pondasi rakit perlu diketahui jenis tanah yang ada di bawahnya dan beban yang dipikul oleh pondasi rakit tersebut. Tujuannya adalah agar pondasi rakit yang didesain dapat stabil terhadap bebagai keruntuhan dan besar penurunan yang terjadi lebih kecil dari penurunan yang diijinkan. Beban yang dipikul oleh pondasi rakit berasal dari beban struktur di atasnya dan berat sendiri dari pelat tersebut. Penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis penurunan tanah dan respons tegangan tanah yang terjadi pada pondasi rakit dengan menggunakan perhitungan manual dengan menggunakan metode kekakuan konvensional dan dengan menggunakan metode kekakuan konvensional serta menggunakan metode modulus koefisien reaksi tanah dasar pada program ELPLA 9.2.
Pada penelitian ini pondasi rakit yang direncanakan mempunyai dimensi sebesar 76 x 96 ft, tebal pelat pondasi rakit ini ditentukan dari perhitungan manual dengan menggunakan metode kekakuan konvensional. Perencanaan pondasi rakit ini juga dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak ELPLA 9.2.
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh suatu kesimpulan bahwa pondasi rakit yang direncakan dengan dimensi sebesar 76 x 96 ft, menggunakan perhitungan manual dan menggunakan perangkat lunak ELPLA 9.2, aman terhadap penurunan dan respon tegangan tanah yang di ijinkan.
Kata kunci: Pondasi rakit, penurunan pondasi, tegangan pada tanah , kekakuan
(2)
x Universitas Kristen Maranatha
COMPARATIVE STUDY DESIGN OF RAFT FOUNDATION
(MAT FOUNDATION) BY USING CONVENTIONAL RIGID
METHOD AND SUBGRADE REACTION MODULUS METHOD
Donald Tri
NRP: 0921056
Thesis Supervisor: Ir. IBRAHIM SURYA, M.Eng.
ABSTRACT
In designing raft foundation, it is of great importance to know the type of the soil under the foundation and the loads that will be endured by the raft foundation. The purpose of it is that the designed raft foundation could be stable enough for variois collapses and the amount of reduction is smaller than the permitted degradation. The loads borne by the raft foundation comes from the load of structure above it and the load of the plate itself. The purpose of this final assignment research is to analyze the soil degradation and the respond of soil tension on the raft foundation by using manual calculation using the conventional rigid method as well as the coefficient sub-grade reaction in the ELPLA 9.2 program.
In this research, the dimension of the planned raft foundation is 76 x 96 feet; the thickness of this raft foundation is determined by the manual calculation by using the conventional rigid method. The planning of raft foundation is planned by using the software ELPLA 9.2.
From this research, we can get a conclusion that the planned 76 x 96 feet raft foundation’s dimension calculated by manual calculation and software ELPLA 9.2 is save from the degradation and the permitted soil pressure
(3)
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..………i
LEMBAR PENGESAHAN………...ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR………...iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………..iv
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR………..v
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR………vi
KATA PENGANTAR………vii
ABSTRAK………..ix
ABSTRACT………...x
DAFTAR ISI……….xi
DAFTAR GAMBAR………..xiii
DAFTAR TABEL………...xvi
DAFTAR NOTASI………xviii
DAFTAR LAMPIRAN………xx
BAB I PENDAHULUAN……….…………1
1.1Latar Belakang……….1
1.2Maksud dan Tujuan………..………2
1.3Ruang Lingkup Pembahasan ……….2
1.4Sistematika Penulisan………3
1.5Diagram Alir ………..4
BAB II STUDI PUSTAKA………..………5
2.1 Pendahuluan ……….5
2.1.1 Jenis umum pondasi rakit………..6
2.1.2 Manfaat pondasi rakit……….7
2.2 Tinjauan Model tanah………7
2.2.1 Model tanah pegas (Winkler)………7
2.2.2 Pemodelan elastik untuk tanah menerus (elastic continuum soil models)………..7
2.3 Pengaruh kekakuan struktur……….8
2.4 Desain Konvensional Pondasi Rakit (Conventional design of raft foundations)….8 2.4.1 Prosedur desain untuk pondasi rakit (Design procedure for raft foundations)……….8
2.5 Kriteria rancangan tahanan geser………..10
2.5.1 Pendahuluan………10
2.5.2 ACI 318-89……….10
2.6 Metode rancangan pondasi rakit (Design methods of raft foundations)…………16
2.6.1 Metode kekakuan konvensional (Conventional rigid method) ……….17
2.6.2 Metode model pegas tanah Winkler (Methods using Winkler spring soil model)………18
2.6.2.1 Evaluasi koefisien dari reaksi tanah dasar (Evaluation of coefficient of subgrade reaction)………19
2.6.2.2 Metode perkiraan fleksibilitas (Approximate flexible method)…..23
2.6.2.3 Metode elemen terbatas (Finite element method, FEM)………26
2.7 Kriteria rancangan untuk penurunan (Design Criteria for Settlement)………….27
(4)
xii Universitas Kristen Maranatha
2.7.2 Definisi pergerakan pondasi (Definitions of foundation movement)….28
2.7.3 Kriteria penurunan (settlement criteria)……….30
BAB III ANALISA PONDASI RAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KEKAKUAN KONVENSIONAL DAN MENGGUNAKAN METODE MODULUS REAKSI TANAH DASAR PADA ELPLA 9.2……….….35 3.1 Perhitungan respon tegangan pada pelat………35
3.1.1 Menentukan ketebalan pelat pada pondasi rakit……….42
3.1.2 perhitungan rata-rata reaksi pada tanah……….43
3.1.3 Persayaratan Penulangan……….45
3.2 Analisa pondasi rakit berdasarkan program ELPLA 9.2 dengan menggunakan metode kekakuan konvensional dan koefisien modulus reaksi tanah dasar……..48
3.2.1 Pemodelan dalam ELPLA 9.2 ………....48
3.2.2. Teori ELPLA 9.2……….48
3.2.3 Penginputan Data pada ELPLA 9.2 berdasarkan metode kekakuan konvensional………..49
3.2.4 Pemodelan bentuk bangunan………..53
3.2.4.1 menentukan properti tanah pada ELPLA 9.2………55
3.2.4.2 Menentukan properti pondasi pada ELPLA 9.2………55
3.2.4.3 Menentukan dimensi kolom dan beban pada pada pondasi Rakit………58
3.3 Hasil dan analisis………59
3.3.1 Output dari ELPLA dengan menggunakan metode kekakuan konvensional………..59
3.3.1.1 Hasil penggambaran grafik bidang momen dan shear dari ELPLA 9.2………..60
3.3.1.2 Hasil penggambaran grafik tegangan yang terjadi pada pelat dari ELPLA 9.2………...68
3.3.1.3 Hasil penggambaran grafik penurunan yang terjadi pada pelat dari ELPLA 9.2………...76
3.4 Penginputan Data pada ELPLA 9.2 berdasarkan metode dari modulus reaksi tanah dasar………..84
3.4.1 Hasil penggambaran grafik penurunan dari ELPLA 9.2………..88
3.4.2 Hasil penggambaran grafik tegangan dari ELPLA 9.2……….96
3.4.3 Hasil analisis metode kekakuan dan metode modulus reaksi tanah dasar………...104
3.5 Perancangan perhitungan tegangan pada tanah ………106
3.5.1 Perbandingan respon tegangan tanah dan penurunan ………108
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……….………..115
4.1 Kesimpulan………115
4.2 Saran………..116
Daftar Pustaka………117
(5)
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis pondasi pelat ………5
Gambar 2.2 Pemodelan tanah: (a) model tanah pegas;
(b) model elastis tanah menerus………8
Gambar 2.3 Daerah pembebanan (tributary area) dan bagian kritis untuk gaya geser pada pelat kolom(Portland Cement Association, 1990) ………..12 Gambar 2.4 Kekuatan geser pada pelat tanpa tulangan geser: efek dari perbandingan
sisi panjang ke sisi pendek dari beban yang dipusatkan βc (Portland Cement
Association, 1990) ……….14
Gambar 2.5 Kuat geser pelat tanpa penulanganan geser : efek perbandingan batas kritis pada keliling β0 (Portland Cement Association, 1990)………15
Gambar 2.6 Tekanan tanah di bawah pondasi rakit yang kaku………19 Gambar 2.7 Metode prorating ks untuk membuat simpul pegas untuk persegi dan
segitiga (Bowles 1988)………20
Gambar 2.8 Fungsi untuk pergeseran, momen dan lendutan (Hetenyi, 1946)……...25
Gambar 2.9 Sudut geser ………..25
Gambar 2.10 Idealisasi struktural dari pondasi rakit dan tanah penopang
(Teng, 1975)……….26
Gambar 2.11 Elemen pelat yang tegak lurus (Teng, 1975)………..27 Gambar 2.12 Gaya internal dari sebuah elemen (Teng, 1975)………..27 Gambar 2.13 Definisi mengenai pergerakan pondasi (Burland et al. 1977)………….29 Gambar 3.1 Perencanaan Pondasi Rakit dengan beban mati dan beban hidup………36
Gambar 3.2 Titik tinjau perhitungan tegangan pada kolom………39
Gambar 3.3 Gambar 3.3 batas kolom kritis……….43
Gambar 3.4 Diagram beban, tegangan, dan momen pada jalur BCDKLM……….46 Gambar 3.5 Gambar penampang (a).penampang persegi, (b) asumsi distribusi tegangan
pada penampang………..46
Gambar 3.6 Tampilan perangkat Lunak ELPLA 9.2………...49
(6)
xiv Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.8 Jenis-jenis analisis pada ELPLA 9.2………50
Gambar 3.9 Metode perhitungan pada ELPLA 9.2……….51
Gambar 3.10 Sistim simetri pada ELPLA 9.2………...52
Gambar 3.11 Option pada ELPLA 9.2………..52
Gambar 3.12 Identifikasi proyek pada ELPLA 9.2……….53 Gambar 3.13(a) Jenis-jenis pelat dengan metode kekakuan konvensional pada ELPLA 9.2………..54
Gambar 3.13(b) Jenis generasi untuk persegi (square), persegi panjang (rectangular), dan tidak beraturan(irregular slabs) dengan metode kekakuan konvensional pada ELPLA 9.2……….54 Gambar 3.13(c) Jaringan kartesian dengan metode kekakuan konvensional pada ELPLA 9.2………55 Gambar 3.14 Menentukan muka air tanah dengan metode kekakuan konvensional pada ELPLA 9.2………55 Gambar 3.15(a) Berat beton bertulang dengan metode kekakuan konvensional pada ELPLA 9.2………..56 Gambar 3.15(b) Menentukan ketebalan pondasi dengan metode kekakuan konvensional pada ELPLA 9.2………56 Gambar 3.15(c) Menentukan elemen pondasi yang digunakan dengan metode kekakuan konvensional pada ELPLA 9.2………57 Gambar 3.15(d) Parameter kode desain dengan metode kekakuan konvensional pada ELPLA 9.2………..58
Gambar 3.16(a) Menentukan ketebalan kolom dengan metode kekakuan konvensional pada ELPLA 9.2………58
Gambar 3.16(b) Penentuan letak kolom dan beban dengan metode kekakuan konvensional pada ELPLA 9.2………..59 Gambar 3.17 (a) Tinjau pada jarak x 2ft, (b) diagram momen pada ELPLA, (c) diagram shear pada ELPLA……….61 Gambar 3.18 (a) Tinjau pada jarak x 26 ft, (b) diagram momen pada ELPLA, (c)diagram
shear pada ELPLA………63
Gambar 3.19 (a) Tinjau pada jarak x 50 ft, (b) diagram momen pada ELPLA, (c) diagram
(7)
xv Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.20 (a) Tinjau pada jarak x 74 ft, (b) diagram momen pada ELPLA, (c) diagram
shear pada ELPLA……….67
Gambar 3.21 (a) Tinjau pada jarak x 2 ft, (b)diagram tegangan pelat pada ELPLA……68 Gambar 3.22 (a) Tinjau pada jarak x 26 ft, (b)diagram tegangan pelat pada ELPLA...…70 Gambar 3.23 (a) Tinjau pada jarak x 50 ft, (b)diagram tegangan pelat pada ELPLA…...72 Gambar 3.24 (a) Tinjau pada jarak x 74 ft, (b)diagram tegangan pelat pada ELPLA…...74 Gambar 3.25 (a) Tinjau pada jarak x 2 ft, (b) diagram penurunan pelat pada ELPLA….76 Gambar 3.26 (a) Tinjau pada jarak x 26 ft, (b)diagram penurunan pelat pada ELPLA....78 Gambar 3.27 (a) Tinjau pada jarak x 50 ft, (b)diagram penurunan pelat pada ELPLA....80 Gambar 3.28 (a) Tinjau pada jarak x 74 ft, (b)diagram penurunan pelat pada ELPLA...82 Gambar 3.29 Metode perhitungan dengan metode modulus koefisien reaksi tanah dasar
pada ELPLA 9.2………..84
Gambar 3.30 Data tanah dengan metode dengan metode modulus koefisien reaksi tanah
dasar pada ELPLA 9.2……….86
Gambar 3.31 Properti tanah dengan metode dengan metode modulus koefisien reaksi tanah dasar pada ELPLA 9.2 pada ELPLA 9.2………...87 Gambar 3.32 Faktor daya dukung tanah dengan metode modulus koefisien reaksi tanah
dasar pada ELPLA 9.2………87
Gambar 3.33 (a) Tinjau pada jarak y 2 ft, (b)diagram penurunan pelat pada ELPLA…..88 Gambar 3.34 (a) Tinjau pada jarak y 26 ft, (b)diagram penurunan pelat pada ELPLA…90 Gambar 3.35 (a) Tinjau pada jarak y 50 ft, (b)diagram penurunan pelat pada ELPLA…92 Gambar 3.36 (a)Tinjau pada jarak y 74 ft, (b)diagram penurunan pelat pada ELPLA….94 Gambar 3.37 (a) Tinjau pada jarak y 2 ft, (b)diagram tegangan pelat pada ELPLA…..96 Gambar 3.38 (a) Tinjau pada jarak y 26 ft, (b)diagram tegangan pelat pada ELPLA…...98 Gambar 3.39 (a) Tinjau pada jarak y 50 ft, (b)diagram tegangan pelat pada ELPLA...100 Gambar 3.40 (a) Tinjau pada jarak y 74 ft, (b)diagram tegangan pelat pada ELPLA….102
(8)
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai umum untuk koefisien reaksi tanah dasar untuk tipe tanah berpasir
dan tanah lempung………...22
Tabel 2.2 Membatasi perputaran relatif seperti yang disarankan oleh Bjerrum (1963) (Wahls, 1981)……….32
Tabel 2.3 Kriteria penurunan: 1955 U.S.S.R Building Code (Wahls, 1981)…….33 Tabel 2.4 Penurunan rata-rata yang diperbolehkan untuk tipe bangunan yang berbeda-beda (Wahls, 1981)………..33 Tabel 2.5 Membatasi nilai dari perputaran relatif dan perbandingan lendutan dari struktur (setelah Tomlinson, 1986)……….34
Tabel 3.1 Hasil tegangan pada tanah pada tiap titik tepi………38 Tabel 3.2 Hasil tegangan pada tanah untuk titik kolom………...39 Tabel 3.3 Hasil penurunan pada tanah untuk titik kolom dan tepi…………..………41
Tabel 3.4 Tegangan tanah jarak 2 ft pada ELPLA………...………69
Tabel 3.5 Tegangan tanah jarak 26 ft pada ELPLA………71
Tabel 3.6 Tegangan tanah jarak 50 ft pada ELPLA……….73
Tabel 3.7 Tegangan pelat jarak 74 ft pada ELPLA………...75
Tabel 3.8 Penurunan pelat jarak 2 ft pada ELPLA………..77 Tabel 3.9 Penurunan pelat jarak 26 ft pada ELPLA……….79 Tabel 3.10 Penurunan pelat jarak 50 ft pada ELPLA……….81
Tabel 3.11 Penurunan pelat jarak 74 ft pada ELPLA………83 Tabel 3.12 Data tanah untuk tipe tanah pasir padat sedang………...85 Tabel 3.13 Modulus kompresibilitas tanah………85 Tabel 3.14 Faktor reduksi penurunan pada ELPLA………..86 Tabel 3.15 Penurunan pelat jarak 2 ft pada ELPLA………..89
(9)
xvii Universitas Kristen Maranatha
Tabel 3.17 Penurunan pelat jarak 50 ft pada ELPLA………93
Tabel 3.18 Penurunan pelat jarak 74 ft pada ELPLA………95
Tabel 3.19 Tegangan pelat jarak 2 ft pada ELPLA………...97
Tabel 3.20 Tegangan pelat jarak 26 ft pada ELPLA………...…..99
Tabel 3.21 Tegangan pelat jarak 50 ft pada ELPLA………...…..101
Tabel 3.22 Tegangan pelat jarak 74 ft pada ELPLA………...103
Tabel 3.23 Hasil penurunan dengan metode kekakuan konvensional dan metode modulus reaksi tanah dasar pada titik kolom dari ELPLA 9.2…………..104 Tabel 3.24 Hasil tegangan dengan metode kekakuan konvensional dan metodemodulus
reaksi tanah dasar pada titik kolom dari ELPLA 9.2……….105 Tabel 3.25 Perhitungan tegangan dari hasil analisis penurunan terhadap metode
kekakuan konvensional………..106
Tabel 3.26 Perhitungan tegangan dari hasil analisis penurunan terhadap metode
modulus reaksi tanah dasar………107
Tabel 3.27 Perbandingan tegangan tanah dengan menggunakan metode kekakuan konvensional dari perhitungan secara manual dan hasil analisis pada
ELPLA 9.2………..108
Tabel 3.28 Perbandingan tegangan tanah dengan menggunakan metode kekakuan konvensional dari perhitungan secara manual dan hasil analisis pada
ELPLA 9.2………..110
Tabel 3.29 Perbandingan penurunan tanah dari perhitungan secara manual dan hasil
analisis pada ELPLA 9.2……….112
Tabel 3.30 Perbandingan penurunan tanah dari perhitungan secara manual dan hasil
(10)
xviii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR NOTASI
Av Daerah tulangan geser yang berada di pada jarak s
B Lebar pondasi rakit (arah - x)
b0 Batas pondasi pondasi rakit pada bagian kritis
bw Lebar pondasi, atau diameter pada pondasi melingkar
d Kedalaman efektif
ex Eksentrisitas dari semua akibat gaya vertikal dengan memperhitungkan x- axes
ey Eksentrisitas dari semua akibat gaya vertikal dengan memperhitungkan y- axes
Er Modulus elastisitas pada beton, Mpa
fc Kuat tekan beton
I Momen inersia Ks Konstanta pegas
ks Modulus reaksi tanah dasar kN/m3
LAB Perkiraan kecacatan profil
Mr Momen radial per satuan lebar, kgm/m Mt Momen tangensial per satuan lebar, kgm/m p Tekanan pada suatu titik pondasi
q Tekanan pada tanah qa Tegangan yang diijinkan
ro Jari-jari kekakuan efektif
S Jarak penulanganan geser yang se arah dengan penulanganan yang membujur t Ketebalan pondasi rakit
u Tekanan hidrostatik
(11)
xix Universitas Kristen Maranatha
Vn Kekuatan nominal gaya geser
Vs Kekuatan nominal gaya geser yang diakibatkan oleh penulanganan geser
Vu Gaya geser yang difaktorkan
w Penurunan
βc Perbandingan sisi panjang ke sisi pendek dari beban yang dipusatkan β0 Perbandingan batas kritis pada keliling bo dan kedalaman efektif d
s
Konstanta yang digunakan untuk menghitung Vc
α Sudut regang
φ Kekuatan faktor reduksi, 0.85
φVn Gaya geser
VcVs
γ Satuan berat volume kN/m3
δ Pergeseran secara vertikal di dalam tanah µc Possion rasio terhadap beton
∅ Sudut geser
δρ Penurunan relatif
Фm Perputaran
(12)
xx Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran L1 Tabel penurunan dan tegangan dari ELPLA……….118
Lampiran L2 Gambar tabel penurunan dan tegangan yang terjadi pada kekakuan
konvensional………..123
Lampiran L3 Gambar tabel penurunan dan tegangan yang terjadi pada metode modulus
reaksi tanah dasar………...125 Lampiran L4 Gambar tabel penurunan dan tegangan dari perhitungan manual……..…127 Lampiran L5 Gambar tabel penurunan dari metode kekakuan konvensional dan tegangan
yang di peroleh dari nilai ks = 61.112632 kip/ft3………..129 Lampiran L6 Gambar tabel penurunan dari metode modulus reaksi tanah dasar dan tegangan
yang di peroleh dari nilai ks = 61.112632 kip/ft3...131 Lampiran L7 Gambar penurunan secara merata pada ELPLA 9.2……….133
(13)
(14)
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR
Sesuai dengan persetujuan dari ketua jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, melalui surat No. 1295/TA/FTS/UKM/II/2012 tanggal 22 Februari 2012, dengan ini saya selaku Pembimbing Tugas Akhir ini memberikan tugas kepada:
Nama : Donald Tri
NRP : 0921056
Untuk membuat Tugas Akhir bidang Geoteknik dengan judul:
STUDI PERBANDINGAN DESAIN PONDASI RAKIT (MAT
FOUNDATION) DENGAN MENGGUNAKAN METODE KEKAKUAN KONVENSIONAL DAN METODE MODULUS REAKSI TANAH DASAR
Pokok pembahasan Tugas Akhir adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan
2. Studi pustaka
3. Analisa Pondasi Rakit Dengan Menggunakan Metode Kekakuan Konvensional dan Menggunakan Metode Modulus reaksi Reaksi Tanah Dasar pada ELPLA 9.2
4. Kesimpulan dan Saran
Hal-hal lain yang dianggap perlu dapat disertakan untuk melengkapi penulisan Tugas Akhir ini.
Bandung, 23 Februari 2012
(15)
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa:
Nama : Donald Tri NRP : 0921056
menyatakan bahwa Tugas Akhir dari mahasiswa tersebut diatas dengan judul:
STUDI PERBANDINGAN DESAIN PONDASI RAKIT (MAT
FOUNDATION) DENGAN MENGGUNAKAN METODE KEKAKUAN KONVENSIONAL DAN METODE MODULUS REAKSI TANAH DASAR
dinyatakan selesai dan dapat diajukan pada Ujian Sidang Tugas Akhir (USTA).
Bandung, 3 Desember 2012
(16)
118
Lampiran L1 tabel penurunan dan tegangan dari ELPLA
Node No. I [-] Total displacement [ft]
Total contact pressure q[kip/ft2]
3024 0.020542138 1.0875
4192 0.012454 1.088
3309 0.026542 1.1293
4448 0.024254 1.1605
5971 0.026542 1.1631
6938 0.01894539 1.2085
347 0.005642 1.2116
4577 0.005642 1.2117
1309 0.01894539 1.2472
1006 0.02667 1.2611
2977 0.02418 1.2716
5659 0.02667 1.2811
1858 0.01367 1.3212
7311 0.02137 1.3238
3271 0.0398 1.3263
774 0.0386 1.352
2991 0.0398 1.352
516 0.0219 1.3263
443 0.0356 1.3238
4134 0.0678 1.3212
6002 0.0771 1.2811
1250 0.0378 1.2716
3479 0.0378 1.2611
4128 0.0761 1.2472
4513 0.0861 1.2117
5865 0.0378 1.2116
6001 0.0386 1.2085
1189 0.0386 1.1631
273 0.0386 1.1605
2072 0.007 1.1293
5780 0.0861 1.088
7046 0.0771 1.0875
4412 0.0761 1.25194
4463 0.0678 1.25036
4514 0.0398 1.24973
4581 0.0398 1.24889
4694 0.0386 1.24678
5663 0.0386 1.24630
5670 0.0386 1.24566
(17)
119
5883 0.0378 1.24507
5934 0.0378 1.24467
5985 0.0378 1.24447
6052 0.0356 1.24376
6165 0.02667 1.24311
6712 0.02667 1.24300
6719 0.026542 1.24190
6775 0.026542 1.23970
6932 0.024254 1.23818
6983 0.02418 1.23693
7034 0.0219 1.23580
7101 0.02137 1.23534
7214 0.020542138 1.23521
4717 0.01894539 1.23392
103 0.01894539 1.23315
956 0.01367 1.23168
2495 0.012454 1.23158
571 0.007 1.23089
836 0.005642 1.22997
1568 0.005642 1.22985
1672 0.005642 1.22914
1735 0.005642 1.22824
6004 0.007 1.22780
2042 0.012454 1.22669
2307 0.01367 1.22625
3039 0.01894539 1.22621
3143 0.01894539 1.22615
3206 0.020542138 1.22611
3260 0.02137 1.22602
3513 0.0219 1.22504
3778 0.02418 1.22444
4510 0.024254 1.22437
4614 0.026542 1.21880
4677 0.026542 1.21788
4731 0.02667 1.21598
4984 0.02667 1.21566
5249 0.0356 1.21518
5981 0.0378 1.21424
6085 0.0378 1.21111
6148 0.0378 1.20940
6202 0.0386 1.20848
7030 0.0386 1.20794
7134 0.0386 1.20754
7197 0.0386 1.20748
7251 0.0398 1.20693
1280 0.0398 1.20593
(18)
120
2751 0.0761 1.20173
3180 0.0771 1.20163
4222 0.0861 1.19893
1 0.0861 1.19860
5693 0.0771 1.19843
6122 0.0761 1.19787
6742 0.0678 1.19766
7171 0.0398 1.19745
1364 0.0398 1.19703
1368 0.0386 1.19566
1652 0.0386 1.19538
1656 0.0386 1.19150
2835 0.0386 1.19102
2839 0.0378 1.19002
3123 0.0378 1.18843
3127 0.0378 1.18707
4306 0.0356 1.18693
4310 0.01894539 1.18657
4594 0.02667 1.18619
4598 0.02418 1.18594
5777 0.02667 1.18542
5781 0.01367 1.18515
6065 0.02137 1.18250
6069 0.0398 1.18195
6826 0.0386 1.18177
6830 0.0398 1.18114
7114 0.0219 1.18095
7118 0.0356 1.18074
1439 0.0678 1.18035
1586 0.0771 1.17947
1631 0.0378 1.17920
1641 0.0378 1.17726
2910 0.0761 1.17135
3057 0.0861 1.16704
3102 0.0378 1.16677
3112 0.0386 1.16667
4381 0.0386 1.16631
4528 0.0386 1.16575
4573 0.007 1.16500
4583 0.0861 1.16437
5852 0.0771 1.16399
5999 0.0761 1.16259
6044 0.0678 1.16230
6054 0.0398 1.16218
6901 0.0398 1.16172
7048 0.0386 1.16080
(19)
121
7103 0.01894539 1.15858
1133 0.02137 1.15785
1228 0.0219 1.15664
1469 0.02418 1.15633
1619 0.02667 1.15579
2604 0.02667 1.15510
2699 0.0356 1.15493
2940 0.0356 1.15215
3090 0.0378 1.15146
4075 0.0378 1.15144
4170 0.0378 1.14601
4411 0.0386 1.14447
4561 0.0386 1.14444
5546 0.0386 1.14432
5641 0.0386 1.14409
5882 0.0386 1.14396
6032 0.0398 1.14305
6595 0.0398 1.14284
6690 0.01367 1.14156
6931 0.01894539 1.14029
7081 0.02137 1.13929
1155 0.0219 1.13874
1269 0.0219 1.13801
1321 0.02418 1.13722
1413 0.02667 1.13544
1550 0.02667 1.13469
2626 0.0356 1.13402
2740 0.0356 1.13369
2792 0.0356 1.13068
2884 0.0378 1.13033
3021 0.0378 1.13018
4097 0.0378 1.12962
4211 0.0378 1.12772
4263 0.0378 1.12763
4355 0.0378 1.12703
4492 0.0386 1.12680
5568 0.0386 1.12525
5682 0.0386 1.12437
5734 0.0386 1.12408
5826 0.0386 1.12220
5963 0.0678 1.12130
6617 0.0761 1.12003
6731 0.0771 1.11880
6783 0.0861 1.11662
6875 0.0356 1.11483
7012 0.02667 1.11445
(20)
122
1317 0.026542 1.11341
2671 0.026542 1.11326
2788 0.024254 1.11282
4142 0.02418 1.11241
4259 0.0219 1.11119
5613 0.02137 1.10838
5730 0.020542138 1.10754
6662 0.01894539 1.10604
6779 0.01894539 1.10405
5723 0.01367 1.10294
527 0.012454 1.10290
1182 0.007 1.10236
2653 0.005642 1.10221
4124 0.024254 1.10142
5595 0.026542 1.09979
6644 0.026542 1.09902
1263 0.02667 1.09871
(21)
123
Lampiran L2 gambar penurunan dan tegangan yang terjadi pada kekakuan konvensional
1. Jarak 2 ft
(22)
124
3. Jarak 50 ft
(23)
125
Lampiran L3 gambar penurunan dan tegangan yang terjadi pada metode modulus reaksi tanah dasar
1. Jarak 2 ft
(24)
126
3. Jarak 50 ft
(25)
127
Lampiran L4 gambar penurunan dan tegangan dari perhitungan manual
1. Jarak 2 ft
(26)
128
3. Jarak 50 ft
(27)
129
Lampiran L5 gambar penurunan dari metode kekakuan konvensional dan tegangan yang di peroleh dari nilai ks = 61.112632 kip/ft3
1. Jarak 2 ft
(28)
130
3. Jarak 50 ft
(29)
131
Lampiran L6 gambar penurunan dari metode modulus reaksi tanah dasar dan tegangan yang di peroleh dari nilai ks = 61.112632 kip/ft3
1. Jarak 2 ft
(30)
132
3. Jarak 50 ft
(31)
133
(32)
1 Universitas Kristen Marantha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Ilmu geoteknik berperan penting dalam hal pembangunan yang pada saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Geoteknik merupakan suatu bagian dari cabang ilmu Teknik Sipil yang membahas mengenai permasalahan kekuatan tanah dan hubungannya dalam menahan beban struktur yang berdiri di atasnya. Salah satu hal yang dipelajari dalam bidang geoteknik ini adalah mengenai sistem pondasi bangunan.
Pondasi didefinisikan sebagai bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban struktur yang di topang dan beratnya sendiri ke dalam lapisan tanah atau batuan yang ada di bawahnya dan berfungsi untuk:
1. Mendukung seluruh beban yang berasal dari bangunan di atasnya, dan berat sendiri dari pondasi tersebut.
2. Menyalurkan beban yang didukung ke lapisan tanah yang ada dibawahnya Pondasi diklasifikasikan menjadi pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal adalah pondasi yang memiliki perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi kurang dari empat. Sedangkan pondasi dalam adalah pondasi yang memiliki perbandingan antara kedalaman dengan lebar pondasi lebih dari empat. Jenis pondasi dangkal terdiri dari pondasi telapak (spread footing), pondasi gabungan (combined footing) dan pondasi rakit (mat foundation). Dan yang termasuk ke dalam jenis pondasidalam adalah pondasi tiang pancang dan pondasi tiang bor. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis pondasi yaitu kedalaman tanah keras, besar penurunan, kekuatan pondasi dalam memikul beban, resiko displacement pada struktur, kelayakan pelaksanaan, dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
Meskipun ilmu Geoteknik tergolong ke dalam ilmu yang sudah tua namun seiring dengan perkembangan zaman, maka ilmu geoteknik ini pun ikut berkembang. Sebagai contohnya adalah dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan, maka dibutuhkan pula area parkir kendaraan yang cukup luas yang
(33)
2 Universitas Kristen Marantha
dapat menampung semua kendaraan tersebut, sedangkan luas lahan yang ada sangat terbatas. Fenomena inilah yang memberikan gagasan kepada parah ahli untuk membangun basement pada bangunan bertingkat yang kemudian digunakan sebagai lahan parkir. Bangunan basement menggunakan prinsip dasar pondasi rakit (mat foundation).
Dalam mendesain pondasi rakit perlu diketahui jenis tanah yang ada di bawahnya dan beban yang dipikul oleh pondasi rakit tersebut. Tujuannya adalah agar pondasi rakit yang didesain dapat stabil terhadap berbagai keruntuhan dan besar penurunan yang terjadi lebih kecil dari penurunan yang diijinkan. Beban yang dipikul oleh pondasi rakit berasal dari beban struktur di atasnya dan berat sendiri dari pelat tersebut. Berat sendiri pelat sangat berkaitan dengan dimensi dari pelat tersebut yaitu panjang, lebar dan tebal pelat. Oleh karena itu akan dilakukan penyelidikan pengaruh penurunan yang terjadi pada pondasi rakit tersebut dengan data tanah yang telah diketahui.
1.2Maksud dan Tujuan
Penulisan Tugas akhir ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis penurunan dan respon tegangan tanah yang terjadi pada pondasi rakit dengan menggunakan metode kekakuan konvensional dan modulus reaksi tanah dasar pada perangkat lunak ELPLA 9.2
1.3 Ruang lingkup pembahasan
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yang menjadi ruang lingkup pembahasan adalah:
1. Pada saat analisis, menggunakan tanah dengan data yang diketahui.
2. Beban yang dipikul oleh pondasi berasal dari data pembebanan struktur yang telah tersedia.
3. Material untuk pondasi pelat adalah beton bertulang dengan f’c = 3000 lb/in2 dan fy = 60000 lb/in2 dan fys = 60000 lb/in2. Berat jenis beton
diambil sebesar 24 kN /m3
4. Dalam proses analisis digunakan perangkat lunak ELPLA 9.2.
5. Hasil analisis dilakukan dengan membandingan metode kekakuan konvensional dan metode modulus reaksi tanah dasar hasil dari ELPLA 9.2.
(34)
3 Universitas Kristen Marantha
1.4Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup Pembahasan, Sistematika penulisan, diagram alir
BAB II STUDI PUSTAKA
Berisi teori pondasi rakit, modulus reaksi tanah dasar, perencanaan pondasi rakit.
BAB III Analisa Pondasi Rakit Dengan Menggunakan Metode Kekakuan Konvensional dan Menggunakan Metode Modulus reaksi Reaksi Tanah Dasar pada ELPLA 9.2
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
(35)
4 Universitas Kristen Marantha
(36)
115 Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KesimpulanBerdasarkan hasil perhitungan manual yang di bandingkan terhadap hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode kekakuan konvensional dan metode modulus reaksi tanah dasar di dapatkan nilai:
Respon tegangan terbesar:
Perhitungan secara manual pada titik tepi H sebesar: 1.318 kip/ft2 Metode kekakuan pada ELPLA pada titik H sebesar: 1.3385 kip/ft2
Metode modulus reaksi tanah dasar pada ELPLA pada titik F sebesar: 1.3388 kip/ft2
Penurunan terbesar:
Perhitungan secara manual pada titik tepi DD sebesar: 0.0220 ft Metode kekakuan pada ELPLA pada titik KK sebesar: 0.0861 ft
Metode modulus reaksi tanah dasar pada ELPLA pada titik KK sebesar: 0.0844 ft Hasil kesimpulan yang didapat dari analisis memakai perangkat lunak ELPLA 9.2 dan perhitungan secara manual menunjukan bahwa desain pondasi rakit yang dilakukan bersifat aman. Standar nilai penurunan rata-rata yang di ijinkan dari pondasi rakit menurut Wahls, 1981 (tabel 2.4) untuk bangunan dengan tembok bata yang di perkuat dengan beton penulangan atau bata penulangan adalah sebesar 150 mm atau sebesar 0.49 ft. Dapat disimpulkan penurunan sebesar 0.0861ft yang terjadi pada metode kekakuan konvensional lebih kecil dari penurunan yang diijinkan. Respon tegangan tanah sebesar 1.3388 kip/ft2 pada metode modulus reaksi tanah dasar lebih kecil dari respon tegangan tanah ijin sebesar 1.5 kip/ft2.
(37)
116 Universitas Kristen Maranatha 4.2 Saran
Untuk mendapatkan desain pondasi rakit yang baik sebaiknya dilakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu sebelum mendesain. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara detail keadaan tanah.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pengaruh gempa, angin, tekanan tanah samping dan pengaruh bangunan lain yang berada di sekitar bangunan tersebut terhadap pondasi rakit.
(38)
117 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Bowles, Joseph E. (1986), Analisis dan Desain Pondasi, Edisi 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
2. Bowles, Joseph E. (1986), Analisis dan Desain Pondasi, Edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Das, Braja M. (1999), Principles of Foundation Engineering, 6th Edition, PWS Publishing, USA.
4. Fraser, R.A., and Wardle. L.J. (1976), Numerical Analysis of Rectangular Rafts on Layered Foundations. Geotechnique 26, No. 4, 613-630
5. Hemsley, J A (2000), Design applications of raft foundation, 1th Edition, Heron Quay, London.
6. Hetenyi, M. 1946. Beams On Elastic Foundation, Theory with Application in the fields of Civil and Mechanical Engineering, John Wiley & Sons Canada, Limited Manufactured in The United States of America
7. Horikoshi, K and Randolph, M.F. (1997), On the Definition of Raft-Soil Stiffness Ratio for Rectangular Rafts. Geotecnique 47, No. 5, 1055-1061. 8. Seebach, V. M., (1990), Recommended Guidelines for Coal System Safety.
Porland Cement Association,
9. Sohrabuddin, A., Muqtadir, A., Monzurul, M., Sutradhar, A. (2003), Journal of Civil Engineering: An Economic Design Guideline for Rectangular Mat Foundation with Non-Uniform Thickness. The Institution of Engineers, Bangladesh.
(1)
2 Universitas Kristen Marantha dapat menampung semua kendaraan tersebut, sedangkan luas lahan yang ada sangat terbatas. Fenomena inilah yang memberikan gagasan kepada parah ahli untuk membangun basement pada bangunan bertingkat yang kemudian digunakan sebagai lahan parkir. Bangunan basement menggunakan prinsip dasar pondasi rakit (mat foundation).
Dalam mendesain pondasi rakit perlu diketahui jenis tanah yang ada di bawahnya dan beban yang dipikul oleh pondasi rakit tersebut. Tujuannya adalah agar pondasi rakit yang didesain dapat stabil terhadap berbagai keruntuhan dan besar penurunan yang terjadi lebih kecil dari penurunan yang diijinkan. Beban yang dipikul oleh pondasi rakit berasal dari beban struktur di atasnya dan berat sendiri dari pelat tersebut. Berat sendiri pelat sangat berkaitan dengan dimensi dari pelat tersebut yaitu panjang, lebar dan tebal pelat. Oleh karena itu akan dilakukan penyelidikan pengaruh penurunan yang terjadi pada pondasi rakit tersebut dengan data tanah yang telah diketahui.
1.2Maksud dan Tujuan
Penulisan Tugas akhir ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis penurunan dan respon tegangan tanah yang terjadi pada pondasi rakit dengan menggunakan metode kekakuan konvensional dan modulus reaksi tanah dasar pada perangkat lunak ELPLA 9.2
1.3 Ruang lingkup pembahasan
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yang menjadi ruang lingkup pembahasan adalah:
1. Pada saat analisis, menggunakan tanah dengan data yang diketahui.
2. Beban yang dipikul oleh pondasi berasal dari data pembebanan struktur yang telah tersedia.
3. Material untuk pondasi pelat adalah beton bertulang dengan f’c = 3000 lb/in2 dan fy = 60000 lb/in2 dan fys = 60000 lb/in2. Berat jenis beton
diambil sebesar 24 kN /m3
4. Dalam proses analisis digunakan perangkat lunak ELPLA 9.2.
5. Hasil analisis dilakukan dengan membandingan metode kekakuan konvensional dan metode modulus reaksi tanah dasar hasil dari ELPLA 9.2.
(2)
3 Universitas Kristen Marantha
1.4Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup Pembahasan, Sistematika penulisan, diagram alir
BAB II STUDI PUSTAKA
Berisi teori pondasi rakit, modulus reaksi tanah dasar, perencanaan pondasi rakit.
BAB III Analisa Pondasi Rakit Dengan Menggunakan Metode Kekakuan Konvensional dan Menggunakan Metode Modulus reaksi Reaksi Tanah Dasar pada ELPLA 9.2
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
(3)
4 Universitas Kristen Marantha
(4)
115 Universitas Kristen Maranatha
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan manual yang di bandingkan terhadap hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode kekakuan konvensional dan metode modulus reaksi tanah dasar di dapatkan nilai:
Respon tegangan terbesar:
Perhitungan secara manual pada titik tepi H sebesar: 1.318 kip/ft2 Metode kekakuan pada ELPLA pada titik H sebesar: 1.3385 kip/ft2
Metode modulus reaksi tanah dasar pada ELPLA pada titik F sebesar: 1.3388 kip/ft2
Penurunan terbesar:
Perhitungan secara manual pada titik tepi DD sebesar: 0.0220 ft Metode kekakuan pada ELPLA pada titik KK sebesar: 0.0861 ft
Metode modulus reaksi tanah dasar pada ELPLA pada titik KK sebesar: 0.0844 ft Hasil kesimpulan yang didapat dari analisis memakai perangkat lunak ELPLA 9.2 dan perhitungan secara manual menunjukan bahwa desain pondasi rakit yang dilakukan bersifat aman. Standar nilai penurunan rata-rata yang di ijinkan dari pondasi rakit menurut Wahls, 1981 (tabel 2.4) untuk bangunan dengan tembok bata yang di perkuat dengan beton penulangan atau bata penulangan adalah sebesar 150 mm atau sebesar 0.49 ft. Dapat disimpulkan penurunan sebesar 0.0861ft yang terjadi pada metode kekakuan konvensional lebih kecil dari penurunan yang diijinkan. Respon tegangan tanah sebesar 1.3388 kip/ft2 pada metode modulus reaksi tanah dasar lebih kecil dari respon tegangan tanah ijin sebesar 1.5 kip/ft2.
(5)
116 Universitas Kristen Maranatha
4.2 Saran
Untuk mendapatkan desain pondasi rakit yang baik sebaiknya dilakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu sebelum mendesain. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara detail keadaan tanah.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pengaruh gempa, angin, tekanan tanah samping dan pengaruh bangunan lain yang berada di sekitar bangunan tersebut terhadap pondasi rakit.
(6)
117 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Bowles, Joseph E. (1986), Analisis dan Desain Pondasi, Edisi 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
2. Bowles, Joseph E. (1986), Analisis dan Desain Pondasi, Edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Das, Braja M. (1999), Principles of Foundation Engineering, 6th Edition, PWS Publishing, USA.
4. Fraser, R.A., and Wardle. L.J. (1976), Numerical Analysis of Rectangular
Rafts on Layered Foundations. Geotechnique 26, No. 4, 613-630
5. Hemsley, J A (2000), Design applications of raft foundation, 1th Edition, Heron Quay, London.
6. Hetenyi, M. 1946. Beams On Elastic Foundation, Theory with Application in
the fields of Civil and Mechanical Engineering, John Wiley & Sons Canada,
Limited Manufactured in The United States of America
7. Horikoshi, K and Randolph, M.F. (1997), On the Definition of Raft-Soil
Stiffness Ratio for Rectangular Rafts. Geotecnique 47, No. 5, 1055-1061. 8. Seebach, V. M., (1990), Recommended Guidelines for Coal System Safety.
Porland Cement Association,
9. Sohrabuddin, A., Muqtadir, A., Monzurul, M., Sutradhar, A. (2003), Journal
of Civil Engineering: An Economic Design Guideline for Rectangular Mat Foundation with Non-Uniform Thickness. The Institution of Engineers,
Bangladesh.