PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM DI MI MA’ARIF GRABAG 01 GRABAG MAGELANG SKRIPSI

  Perpustakasn STAIN S a la tig a i f l l l l l l l l l l l l 1 1

  0 8 T D 1 0

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM

DI MI MA’ARIF GRABAG 01

GRABAG MAGELANG

  

S K R I P S I

N IM : 114 05 027

JURUSAN TARBIYAH

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2008

  

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM

DI MI MA’ARIF GRAB G 01

a

  

GRABAG MAGELANG

S K R I P S I

  Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Agama Islam

  Dalam Ilmu Tarbiyah O leh:

  

FARIDA HIMAWATI

NIM : 114 05 027

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  

2008

  «

  • o

  

MOTTO

  • f r . . - . , r ^ * i{* * \S *' \., x ' .v V ./V

  r^ = a .-..1 ^ \1 ^ jy s it- j v s j /^ - A J C J b ^ I *C_Lsv - 4 j

3 J U ’^ J

  2 I L ‘-S + r > J J <U L

  > - ?-»

  r j t ^ L ^ j

a w kami perintahkan kepada manusia (berbual baik) kepada dua orang ibu-

  D

  

bapanya; ibunya Teiah mengandungnya dalam keadaan leinah yang berlambah-

tambah, dan menyapihnya dafam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada

dua orang.ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S Luqman: 14) ■ e ^ j j S j J j j u U jj

  V I V}- ^ V j ( J U j V

  C- llO n ( j t j

  : ”Ketahuilah bahwa siswa tidak ohm mmeperoleh ilmu dan tidak akan mendapat

  

manfaat dengan ilmu itu kecuali dengan menghormati ilmu dan ahli ilmu dan

menghonnati guru seria memidiakannya. ”l 1

1 Syaikh Az-Zamuji. Ta’Hm Al-Muta'allim, Toha Putra. Semarang, him. 16

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Ayah, bunda dan mertua yang aku horraati

  2. Suami yang aku cintai, terima kasih atas semangatnya

  3. Anakku Falah yang ibu sayang

  4. Semua saudaraku yang selalu menyayangi aku

  5. Guru - guru MI M a'arif Grabag 1 yang membantu aku

  6. Almameter yang kubanggakan

NOTA PEMBIMBING

  L amp. : ..........eksemplar Kepada Ketua STAIN Salatiga Hal : Naskah Skripsi

  Biro Skripsi STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu 'alaikum wr. Wb.

  Setelah mefakukan penelaahan secara cermat dan mengadakan perbaikan - perbaikan seperlunya, saya menyalakan bahwa skripsi mahasiswa yang namanya tersebut di bawah ini siap dimunaqasyahkan.

  Nama : FARIDA HIMAWATI

  NIM : 11405027

  Judul Skripsi : Pola Asuh Orangtua Terhadap Pembentukan Kepribadian Muslim Siswa MI M a'arifGrabag 1, Grabag, Kabupaten Magelang,Tahun Pelajaran 2007/2008.

  Demikian nola pembimbing ini saya buat untuk bisa digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu'alaikum wr. Wb.

  Salatiga, 28£ebruari 2008 Pbrfmmbing Drs. l/jUftX&N, M.Hum.

  1 ^ ^ 0 2 4 0 1 0 6

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  J l Station No. 03 Salatiga

  • (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudari : FARIDA HIMAWATI dengan Nom or Induk Mahasiswa :

  

114 05 027 yang beijudul : ’TENGARUH POLA ASUH ORANG TUA

TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADLAN MUSLIM DI MI MA’ARIF

GRAB AG 01 GRABAG MAGELANG”.

  Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari : Rabu tanggal 11 Rabiul Awal 1429 H, yang bertepatan dengan tanggal : 19 Maret 2008 M, dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.

  11 Rabiul Awal 1429 H Salatiga,

  19 Maret 2008 M Panitia Ujian

  Ketua Sidang Sekretaris Dr. H, Muh. Saerozi, M. Ag.

  >rs. Imam Sutomo, M. Ag.

NIP. 150 216 814 NIP. 150 247 014

  /

  Pehguji II

  Dra. Marva NIP. 150 284 764 K ATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

  Penyayang, puji syukur alhamdutillah penyusun panjatkan ke hadirat llahi Robbi yang telah memberikan raHmat dan hidayah - Nya sehingga skripsi ini dapat selesai.

  Sholawat serta sal am semoga tetap lerlimpah kepada nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabai, serta para pengikul - pengikutnya yang telah menunjukkan jalan yang lurus bagi umat manusia dari jalan kesesatan agama yang dibawanya.

  Rasa gembira dan bahagia mengiringj terseJesainya penulisan skripsi ini, namun tanpa ada bantuan dari pihak - pihak terkait tidakJah mungkin akan terselesaikan.

  Maka dari ituiah saya haturkan ucapan terima kasih kepada beliau sernua terutama kepada :

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  2. Dr. H. Muh Saerozi, M.Ag. selaku Pembantu Dosen Bidang Akademik 3. Drs. Djoko Sutopo selaku Ketua Program Ekstensi.

  4. Drs. Djuz'an, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing

  5. Teman - teman sernua yang selalu memberi support

  6. Kepada sernua pihak yang telah membantu penulis atas terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  7. Sernua pihak yang telah turut serta dalam membantu menvelesaikan skripsi ini.

  Akhimya tiada gading yang tak retak, penulisan skripsi ini penulis sadari masih jauh dari kesempumaan. Oleh karena itu tegur sapa dan kritik yang sifatnva membangun senantiasa penulis harapkan dari semua pihak.

  Akhir kata, semoga eksistensi skripsi ini membawa maslakliat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

  M agelang..................................2008 Penulis, ,

  Penvusun

  

ABSTRAKSJ

  Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Muslim Siswa di MI M a'arif Grabag 1 Grabag Magelang. Nama : Farida Himawati, NIM. : 11405027, Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga Jurusan PAL Pembimbing Drs. Djuz'an, M.Hum. Rumusan Masalah: Apakah pola asuh orangtua dapat membentuk kepribadian muslim anak di MI M a'arif Grabag 1 Grabag Magelang. Manfaat penelitian: 1. Secara teoritis diharapkan memberikan sumbangan untuk memperkaya khasanah ilmiah tentang pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian muslim anak. 2. Secara praktis diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan masukan bagi sekolah dan orangtua untuk saling berkomunikasi.

  Metodologi penelitian: Dalam pengumpulan data menggunakan penelitian pustaka juga menggunakan penelitian lapangan. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, metode angket, metode interview dan metode dokumenlasi.

  Analisa data : Untuk interpretasi data yang diperoleh, maka penulis menggunakan metode kualitatif yang diperoleh dan diungkapkan dalam bentuk tulisan. Selain metode kualitatif penulis juga menggunakan metode kuantitatif dengan rumus Chi Kuadrat sebagai berikut:

  f o - j h

  Kesimpulan: bahwa ada hubungan yang positif antara pola asuh orang tua pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian muslim siswa pada MI Ma'arif Grabag 1 Grabag Magelang dapat diterima kebenarannya. •

  

DAFTAR IS!

  i H ALAMAN JUD U L............................................................................................... HAL AM AN PERSETUJUAN............. ................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii iv HALAMAN M O T TO .............................................................................................

  V HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................

  vi KATA PENGANTAR............................................................................................. vii ABSTRAKSI ................................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................

  X DAFTAR TA BEL...................................................................................................

  xi DAFTAR G A M B A R ..............................................................................................

  BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah.........................................................

  1 B. Rumusan M asalah...................................................................

  6

  6 C. Tujuan Penelitian.....................................................................

  6 D. Hipotesa....................................................................................

  7 E. Manfaat Penelitian...................................................................

  8 F. Metodologi Penelitian............................................................

  14 G. Sistematika Pem bahasan........................................................

  BAB II PENGERTIAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN MUSLIM

  16 A. Pola Asuh Orangtua.................................................................

  B. Ko ndisi Psikologis Anak Sebagai Pengaruh Pola Asuh

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

  1 BAB I PENDAHULIJAN

  A. L a ta r Bclakang Keluarga adalah merupakan satu kesatiian masyarat terkecil dan di dalamnva teijalin hubungan antara ayah, ibu dan anak. Fungsi keluarga bukanlah hanya penerus keturunan saja, akan tetapi masih banyak fungsi yang lain di antaranya fungsi ekonomi. social, edukatif, religius, dan efektif. Mcnurut Djalaludin Rachmat, fungsi keagamaan (pendidikan agama yang dilaksanakan orang tuanya sebagai yang paling pcnting dan utama) bersuniber dari fungsi keagamaan ini, keluarga menghidupkan fungsi mendidik serta membiasakan cara hidup yang agamis dal am kehidupan sehari - hari, melindungi anak dari pengaruh dan hal - hal yang tidak mendidik ke arah yang baik dan kasih sayang.

  Fungsi social ekonomis dan rekreatif akan tumbuh sendiri bila fungsi keagamaan dengan fungsi mendidik dilaksanakan. 1 Sangat besar peranan keluarga untuk menyiapkan anak sehingga mampu berdiri sendiri, bertanggungjawab di tengah - lengah masyarakat kelak.

  Untuk itu di dalam membentuk itu diperlukan suatu pola asuh yang baik yang bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya dan lebih khusus lagi dalam keluarga muslim. Maka diperintahkan kepada orang tua sebagai pemimpin keluarga untuk mendidik anak - anaknya dengan baik, sehingga pribadinya

  2 m enjadi pribadi yang muslim, karena nantinya akan membuahkan amal yang bcsar, yang pahalanya terns mengalir. ✓

  Firman Allah:

  % * t ^ *

  ^ Lftjl

  Artinya: Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak - ana/cmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sis Allahlah pahala yang besar (Q.S. A l Anfal: 28) 2

  Maka, sebagai mana yang tersebut dalam ayat di atas, orang tua mesti membimbing dan mendidik anaknya agar menjadi manusia yang taqwa kepada Allah dan menjadi anak yang sholeh. Orang tua juga harus menyelamatkan anak yang cerdas da anak yang penuh harapan yang mampu memahami ajaran - ajar an Allah, kemudian mengamalkan menjadi anak yang selamat hidupnya. Dalam Al- qudan Surat At-Tahrim: 6, Allah berfirman:

  a j j j

  45L L

  3 3 °\ $

  i ^ U t fjli>

  L tjdp A rtinya: Wahai orang - orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.(Q.S. At-Tahrim: 6) 3

  Proyek Pengadaan KItab Suci Al-qur'an Depag Ri, Ai-qur'an dan terjemahan, (Semarang,

2 CV. Toha Putra, 1989); hal. 264.

  3 D i sini memberikan pengertian dan ajaran bahwa ajaran agama Islam yang mulia menghendaki para kaumnya untuk menjadi umat yang selamat, maka i jauh - jauh sebelumnya kepada orang tua diperintahkan supaya menjaga diri dan anggota keluarganya dari perbuatan buruk yang merugikan dan terlarang, kemudian dididik dengan baik sehingga mampu mengetahui akan hak dan kewajibannya. Di dalam hidup ini diharapkan mereka tahu dan mampu akan tugas - tugasnya menuju manusia yang taat dan taqwa atau mereka yang berkepribadian muslim, yakni pribadi yang di dalam segala gerak - geriknya disinari oleh ajaran Islam.

  Mendidik anak menjadi manusia yang taat beragama Islam, pada hakekatnya adalah untuk melestarikan fitrah yang ada dalam setiap pribadi manusia, yaitu beragama tauhid. Agama Islam 4 Allah menerangkan dalam firman Nya:

  Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada agama (Allah), tetaplah alas filra h Allah yang menciplakan manusia menurut filrah itu, tidak ada perubahan at as fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Ar-Rum: 30) 5

4 Bakir Yusuf Barmawi, Pembinaan Kehidupan Beragama Islam pada Anak, (Semarang: Dimas, 1993), hal. 6.

  4 K emudian hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

  a \ j \

  J c . Ji5jJ (JS

  

A rtinya: "Tidak ada anak seorang pun kecuali dilahirkan dalam keadaan

fitrah, maka keuda orang tuanyalah yang menjadikan ia bcragama yahudi, nasrarA, alau m ajusi." 6 7

  Al-qur'an dan hadits Rasuiullah SAW di atas, menunjukkan bahwa peranan orang tua tidak cuma melahirKan dan mcmbcri makan, tetapi lcbih dari itu orang tua yang paling bertanggungjawab dalam melestarikan fitrah tersebut dalam setiap pribadi anak.

  Selain sebagai amanat anak juga sebagai unsure kebahagiaan bagi kedua orang tuanya, sebagaimana finnan Allah:

  j

  LcLaJ 1 lU >1 j (jjeJ j u=kl jji (j-a Ul CJA iLj

  

Artinya: Dan orang - orang yang berkata : "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah

kepada kami anak - anak dan cucu - cucu dari istri - istri kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang yng bertaqwa (Q.S. Al-Furqan: 74).'

  Anak yang menjadi unsure kebahagiaan bagi orang tua tentulah anak yang sholeh yang mewamai kehidupan keluarga dengan kebahagiaan lahir batin, mampu membawa dan mempertahankan nama baik keluarganya di samping dirinya sendiri di hadapan Allah.

  

6 imam Abi Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim ju z II, (Beirut: Daar A1 Fikr, 1992). hal. 556.

  5 K eadaan seperti ini tentulah beangkat dari keberhasilan orang tua dalam membina dan mendidik putra - putrinya, orang tua mampu bersikap bijak dan demokratis dalam memutuskan persoalan serta mampu memilih mana yang terbaik yang seharusnya diberikan kepada anak - anak atau setidaknya orang tua mampu membimbing pada yang diinginkan anak selama tidak menyimpang dengan norma - norma Islam.

  Di samping itu dalam rangka membentuk kepribadian anak, menjadi seorang anak yang berkepribadian muslim, peran hubungan orangtua dengan anak besar sekali andilnya tidak hanya cukup dengan memberikan pelajaran agama atau memasukkan anak ke lembaga pendidikan sesuai kehendak orang tuanya sendiri,tetapi akan lebih berhasil bila orangtua akan mempunyai pola yang sekitamya baik bagi perkembangan anak, tentunya sesuai dengan syari'at Islam.

  Berangkat dari kepentingan orang tua dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak juga sebagai pemegang amanah dan penanggungjawab anaknya,maka penulis akan mengangkat permasalahan ini, sebagai latar belakang masalah mengenai bagaimana sesungguhnya pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak dan pola asuh yang bagaimana yang ideal dilakukan orang tua pada anak, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi hamba Allah yang memenuhi harapan orang tua dan memiliki identilas Muslim.

  Dari wacana di atas itulah penulis merasa bahwa pola asuh orang tua terhadap anak yang bersekolah di MI M A'ARIF GRAB AG 1 perlu adanya

  6 penelitian demi iebih majunya iagi proses belajar mengajar dan keijasama antara guru dan orang tua terhadap prestasi belajar anak.

  B. Perumusan Masalah

  Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penyusunan pada skripsi ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana pola asuh orang tua yang Islami?

  b. Bagaimana kepribadian anak yang Islami?

  c. Bagaimana pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak?

  d. AJakah perbedaan hasil dari pola asuh yang berbeda?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  a. Ingin mengetahui pola asuh orang tua yang Islami

  b. Ingin mengetahui kepribadian anak yang Islami

  c. Ingin mengetahui pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak? d. Ingin mengetahui perbedaan hasil dari pola asuh yang berbeda.

D. Hipotesa

  \

  Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masaiah penelitian yang diajukan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada hal - hal yang relevan, belum didasarkan atas fakta - fakta

  7

  7 empiris yang diperoleh dari fakta - fakta pengumpulan dan analisa data. Adapun hipotesa yang diajukan pada penelitian ini adalah:

  H a : ada perbedaan kepribadian anak sebagai akibat dari perbedaan pola asuh orang tua kepada anak di MI MA'ARIF GRABAG 1.

  H o : tidak ada perbedaan kepribadian anak sebagai akibat dari perbedaan pola asuh orang tua kepada anak di MI MA’ARIF GRABAG 1.

  E. Manfaat Penelitian Suatu pendidikan diharapkan memiiiki manfaat yang dapat aipergunakan. Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut: a. Manfaat teoritis

  1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan untuk memperkaya khasanah ilmiyah tentang pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian muslim.

  2. Menjadi kontribusi perpustakaan khususnya STAIN SALATIGA

  b. Manfaat praktis

  1. Bagi peneliti sebagai tambahan wawasan dan pengalaman dalam melatih mengembangkan ide ilmiyah.

  2. Bagi kepala sekolah Sebagai bahan acuan dalam memberikan pembinaan kepada guru dan khususnya wali murid.

  8

  8

  3. B agi orang tua dapat memberikan wawasan mengenai pola asuh anak, dan memberikan wacana bahwa pola asuh orangtua merupakan pembentukan kepribadian anak.

  4. Bagi sekolah Sebagai masukan bagi sekolah yaitu MI MA'ARIF GRABAG 1 dalam memahami masing - masing kepribadian anak.

F. Metodologi Penelitian

  1. Pola Penelitian Adapun pola penelitian yang dipergunakan adalah pola deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi. suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dengan cara mempelajari masalah - masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masvarakat serta situasi - situasi tertentu, tennasuk tentang hubungan, kegiatan - kegiatan, sikap - sikap, pandangan - pandangan serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.

  Di samping itu penelitian ini akan mencari hubungan dua variable yang bersifat membandingkan, sehingga penelitian ini polanya deskriptif perbandingan.

  9

  2. Penentuan Populasi Dan Sampel

  a. Penentuan Populasi Dalam penelitian populasi dan sample pada hakekatnya adalah sama yaitu merupakan sumber data penelitian, maka dapat berwujud orang, atau barang, bahan - bahan tertulis dan sebagainya.

  Adapun obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan A dan mengunipulkan data tersebut populasi. Maka populasi adalah semua obyek penelitian.

  Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah orang tua siswa siswi MI M a’arif Grabag 1 Grabag Magelang, beijumlah 85 orang siswa terdiri dari kelas IV beijumlah 27 siswa, kelas V sebanyak 35 dan kelas VI beijumlah 23 siswa.

  b. Penentuan Sampel Sample penelitian sering disebut juga master atau contoh.

  Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.8

  9 Mengatur jumlah populasi penelitian cukup banyak, maka tidak mungkin akan mengambil secara keseluruhan dari populasi yang ada, guna memudahkan penelitian, maka penulis mengambil sebagiandari jumlah populasi yang ada, karena keterbatasan waktu dan kemungkinan tidak teijangkaunya seluruh populasi, maka agar lebih representatif dalam penyusunannva, penulis mengambil sample sebanyak 24 % dari total

8 Joko P. Subagyo, Metode Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta. hal. 23.

  10 j umlah populasi sebanyak 172, maka jumlah sample yang penulis tetapkan sebanyak 40 orang sebagai responden.

  3. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data

  a. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data teknik yang penulis pergunakan adalah beberapa metode, antara lain:

  1) Metode Observasi (pengamatan) Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena social dan gejala - gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.10 Menurut Suharsimi

  Arikunto, mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat.11

  Metode observasi ini adalah upaya memperoleh data kualitatif, dengan demikian dalam usaha pengumpulan data, peneliti dapat menyempumakan data - data lain yang akan membawa kevaliditas data.

  2) Metode Angket Yaitu metode penelitian untuk memperoleh keterangan atau data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden untuk selanjutnya pertanyaan itu diisi atau dijawab. Daftar pertanyaan itu umumnya disebut kuesioner.

10 P. Joko Subagyo, Op.Cit. hal. 63.

  11

  • Instrumen instmmen yang digunakan dal am pengumpulan data pada penelitian ini adalah berupa angket yang harus dijawab oleh para orang tua MI M a'arif Grabag 1, Grabag, Magelang.

  3) Metode Eksperimen Metode ini dimaksud untuk menguji para orang tua dal am pola asuh terhadap anak.

  4) Metode Interview Metode ini penyusun untuk mengetahui data - data tentang gambaran umum keluarga dan pelaksanaan proses pola asuh. Pada metode ini responden adalah orang tua dan anak. 5) Metode Dokumentasi

  Metode ini dimaksud untuk mengumpulkan data mengenai orang tua, anak. dan pola asuh, serta fasilitas lain yang ada hubungannya dengan keluarga itu sendiri.

  b. Teknik Analisa Data Dalam penganalisaan dan kuantitatip, teknik yang penulis pergunakan adalah sebagai berikut:

  1) Metode Induksi Adalah metode berlikir dari soal yang khusus menuju kesimpulan yang umum. Menurut Sutrisno Hadi, bahwa berfikir induktif berangkat dari fakta - fakta yang khusus. peristiwa - peristiwa yang kongkrit, kennidian dari lakta - fakta atau peristiwa

  12 y ang khusus dan kongkrit itu ditarik generalisasi - generalisasi yang mempunyai sifat umum.12

  Dari masalah yang ada, penulis berupaya mengumpulkan informasi - informasi yang hubungannya dengan pokok bahasan, kemudian penyusun generalisasikan secara umum. 2) Metode Dedukasi

  Adapun proses berflkir guna mengambil pengertian atau kesimpulan yang bersifat khusus yang berangkat dari dalil atau rumusan yang bersifat umum.

  Dalam hal ini Sutrisno Hadi berpendapat bahwa apa saja yang dipan dang benar pada semua peristiwa dalam suatu atau jenis, berlaku juga sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang termasuk dalam kelas atau jenis itu.13

  Untuk mengetahui pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian muslim, siswa MI M a'arif Grabag 1 Grabag Mageiang, data yang diperoleh dari angket dan inilah yang menjadi pokok dlam penelitian ini. Adapun deskriptif kualitatif peyusun gunakan pada data - data yang diperoleh melalui observasi, interview dan dokumentasi. Untuk analisa kuantitatif penyusun gunakan rumus Chi Kuadral sebagai berikut:

12 Sutrisno Hadi, Metodoiogi Research, Yogyakarta, Andi Offset, 1998, hal. 42

  13 O o - f h ) 2

  =s---

  • * f t,

  Keterangan:

  JC

  = chi-kuadrat £» = frekuensi yang diperoleh fh = frekuensi yang diharapkan 14 c. Variabel Penelitian Variable bebas dal am penelitian ini adalah pola asuh orang tua.

  Adapun indikatomya adalah: 1) Selalu berkomunikasi dengan anak

  2) Menghargai pendapat anak 3) Mengajari dan memberikan contoh hal - hal yang baik.

  4) Menyempatkan waktu luang untuk anak.

  Sedangkan variable terikatnya adalah pembentukan kepribadian muslim, indikatomya adalah: 1) Taat pada orang tua

  2) Selalu berbuat baik dan sopan terhadap siapa saja 3) Bersikap tcrbuka terhadap orang tua dan guru 4) Mau bertanggungjawab atas semua perbuatannya.

  14

  him. 278

  14 G . Sistem atika Pem bahasan Suatu pendidikan diharapkan memiliki manfaat yang dapat dipergunakan. Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:

  BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis kemukakan latar belakang masalah, rumusan

  masalah, tujuan penelitian. manfaat penelitian metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB I I : Pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian muslim. Dalam bab ini penulis kemukakan pola asuh orang tua meliputi pengertian pola asuh, penegasan istilah penjelasan mengenai kepribadian muslim, macam pola asuh serta perbedaan kepribadian anak yang pola asuhnya berbeda.

  BAB III: LAPORAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini penulis kemukakan tentang kondisi obyek penelitian

  yang meliputi letak geografts, sejarah singkat MI M a'arif Grabag 1, Kondisi MI M a'arif Grabag 1, Keadaan Guru dan Karyawan MI Ma'arif Grabag 1, Daftar Siswa, dan Daflar Susunan Komite MI M a'arif Grabag 1.

  BAB IV : Analisa Data Dalam laporan hasil penelitian akan dipaparkan penyajian dan analisa data terdiri dari analisa pendahuluan, analisa lanjutan dan analisa uji hipotesa.

  15 B AB V: Penutup Dalam penutupan akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian dan saran yang dapat diberikan berkenaan dengan hasil penelitian. B AB II

  

PENGERTIAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP

KEPRIBADIAN MUSLIM

  A. Pola Asuh Orang Tua Pola be rani cara atau model’ sedangkan asuh berarti menjaga

  (merawat dan mendidik) anak kecil untuk dapat berdiri sendiri.1

  2 Jadi pola asuh berarti model merawat, mendidik, mem bantu dan melatih anak supaya dapat berdiri sendiri.

  Dalam Islam mengasuh anak disebut dengan istilah hadlonah.

  Hadlonah

  adalah mengasuh anak kecil dan membiayainya sehingga usia dewasa. mengasuh anak kecil hukumnya wajib yaitu untuk memelihara badan, akal dan agamanya.3

  Islam sangat menjunjung tinggi harkat manusia dengan memandangnya secara menyeluruh lerpadu, seimbang dan lepat. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari jasmani, dan rohani yang mana keduanya saling berhubungan dan mempengaruhi.

  Anak merupakan anugrah dan amanah dari Allah bagi para orang tua. Oleh karena itu orang tua mempunyai tanggung jaw ab penuh terhadap anaknya supaya dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang

  1 W J.S. Perwadar Mita. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1982), hal 763

  2 Ibid hal 63

  3 Abu Bakar Jahir El-Jazairi, Pola Hidup Muslim,(Bandung: Remaja Rosida Karya, 1991),

  17 b erguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan agama

  • ' sesuai dengan tujuan dan kehendak Tuhan sebagai pencipta.

  | :• •

  Pertumbuhan dan perkembangan anak diwamai dan diisi oleh pendidikan yang dialami dalam hidupnya, baik dalam keluarga, masyarakat, dan sekolahnya, namun yang paling mendominasi adalah pola asuh orang tua (keluarga).

  Menurut Elizabeth Hurlock dalam buku perkembangan anak II, di masa lampau hanya terdapat satu cara menanamkan disiplin, sekarang cara itu disebut "disiplin otoriter". Melatih anak untuk berpenlaku sesuai dengan harapan masyarakat merupakan tanggung jawab orang tua yang berwenang dan bertindak sebagai pengasuh. Bersamaan dengan datangnya gerakan yang menjauhi bahwa orang tua mengetahui yang terbaik maka datanglah era disiplin yang mengendor. Selama era ini, suatu cara mendisiplin baru telah diterima secara luas. cara ini disebut "disiplin permisif".

  Ketika berangsur - angsur tampak bahwa baik dengan cara otoriter maupun cara permisif tidak membentuk orang yang matang secara modal, cara disiplin ketiga limbul, yaitu dikenal dengan cara "disiplin demokratis".4

  Suatu deskripsi singkat keiiga cara menanamkan disiplin dan menunjukkan ciri - ciri masing - masing dan menganalisis ciri baik dan buruknya.

4 Elizabetz B. Hurlock. Perkembangan AnakJilid U edisi Keenam. (Jakarta : Erlangga.

  18

  1. C ara mendisipiin otoriter : t

  Orang tua menggunakan cara mendisiplinkan otoriter, memperlakukan anak - anaknya didasarkan atas kekuasaan yang berlebihan. Menurut Sutari Imam Bamadib:

  Pemegang peranan adalah orang tua. Semua kekuasaan ada pada dirinya. Semua keaktifan anak ditentukan olehnya. Anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk mengemukakan pendapat. Anak tidak mendapat kesempatan untuk berekspresi dan bereksperimen sendiri, karena semuanya ditentukan oleh orang tua.5

  Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan menandai semua jenis disiplin otoriter. Tekniknya mencakup hukuman yang be rat bila terjadi kegagalan memenuhi standar dan sedikit atau sama sekali tidak ada persetujuan, pujian alau penghargaan lainnya bila anak memenuhi standar yang diharapkan. Disiplin otoriter tidak berkisar antara pengendalian perilaku anak yang mudah hingga yang kaku yang tidak memberi kebebasan bertindak, kecuali yang sesuai dengan standar yang ditentukan.

  2. Cara mendisipiin permisif Orang tua yang memperlakukan anaknya dengan cara mendisipiin permisif, ditandai dengan ciri - ciri jarang melarang keinginan - keinginan anaknya, orang tua terlalu memberikan kebebasan kepada anak - anak.

  Sebagaimana dikemukakan oleh Sutari Imam Barnadib: Dalam mendisipiin permisif, pimpinan dari orang tua kepada anak tidak begitu tegas. Anak menentukan sendiri apa yang dikehendaki.

  5 Sutari Imam Bamadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta : CV. Audi Offset, 1999). ha! 123

  19 O rang tua memberikan kebebasan kepada anaknya, orang tua tidak memegang fungsi sebagai pimpinan yang mempunyai kewibawaan, suasana keluarga bebas, bahkan boleh dikatakan agak liar, karena tidak adanya norma - norma yang hams dianut. Anak merasa tidak ada pegangan tertentu sehingga mereka bertindak sekehendaknya sendiri.6 ;

  3. Cara mendisiplin demokratis Dasar pola asuh ini adalah partisipasi anak, pola demokratis memiliki ciri

  • ciri sikap orang tua yang hangat sehingga aturan dan semua disiplin yang dibuat oleh orang tua akan dengan sendirinya dilaksanakan oleh anak secara konsisten. Keluarga demokratis ini memandang anak sebagai individu yang sedang berkembang oleh sebab itu perlu adanya kewibawaan yang memimpinnya atau pendidikannya (orang tua).

  Pola asuh demokratis ini berbeda sekali dengan pola otoriter. Anak ditempatkan di tempat yang semestinya yang mempunyai kebebasan untuk berinisiatif dan aktif, anak juga mempunyai sifat terbuka dan mau mendengarkan pendapat orang lain anak dapat memimpin dan dipimpin dengan penuh kreatif dan aktif. Dan anak dapat menghargai orang lain karenanya anak sudah biasa menghargai hak dari anggota keluarga di rumah. Disiplin demokrasi menggunakan hukuman dan penghargaan.

  Hukuman tidak pemah keras dan biasanya tidak terbenluk hukuman badan. Hukuman hanya digunakan bila terbukti bahwa anak secara sadar menolak melakukan apa yang diharapkan mereka. Bila peniaku anak

6 Ibid, hal 134

  20 m emenuhi standar yang diharapkan, orang tua yang demokralis akan menghargainya dengan pujian dan penghargaan lainnya. Baldwin dkk. mengemukakan corak interaksi antara orang tua dengan anak ada tiga, yaitu: otoriter, demokrasi dan over protection. Baldwin mendefinisikan sikap - sikap otoriter orang tua adalah sebagai berikut:

  Orang tua memberikan banyak larangan kepada anak - anak dan harus mereka laksanakan tanpa bersoal jawab, tanpa ada pengertian dari anak.

  Didikan yang demokratis dirumuskannya sebagai didikan dimana orang tua sering berembug mengenai tindakan - tindakan yang harus diambil. menerangkan alasan - alasan dari peraturan - peraturan, menjawab pertanyaan - pertanyaan anak dan bersikap toleran. Sedangkan sikap over

  protection

  dari orang tua, dimana orang tua terlampau cemas dan hati - hati di dalam hal pendidikan anak. Orang tua dalam hal ini senantiasa menjaga keselamatan anak - anaknya dan mengambil tindakan - tindakan yang berlebihan supaya anak kesayangannya itu terhindar dari bermacam - macam bahaya.7

  Demikian model - model pola asuh yang dijelaskan yang perlu dapat adalah meski para ahli telah mengemukakan bermacam - macam model pola asuh, namun pada kenyataannya pola asuhan yang aitetapkan orang tua tidak mumi menggunakan satu tipe pola asuh saja, tetapi kebanyakan para orang tua menggunakan campuran dari beberapa tipe pola asuh. dan untuk membedakannya atau menetapkan satu bentuk pola asuh yang dianut oleh

  ' W.A. Gerungan, Psikologi Sasial, (Bandung : Eresco, 1991). hal 189

  21 o rang tua dapat diiihat dari kecendenmgan pola asuh yang sering diberikan kepada anak.

  !

B. Koodisi Psikologis Anak Sebagai Pengaruh Pola Asuh Orang Tua

  Dasar kelakuan dari pada anak didik tertanam sejak di dalam keluarga, juga sikap hidup serta kebiasaan - kebiasaannya. Bagaimanapun pengaruh luar dari pada keluarga itu terkesan kepada anak didik akan kalah dengan pengaruh keluarganya. Karena di dalam keluargalah anak itu hidup sebagai an besar dari waktunya. Lingkungan keluarga merasa bertanggung jaw ab alas kelakuan, pembentukan watak, kesehatan dan lain - lainnya.

  Suasana di dalam keluarga itu merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan simpati sewajar - wajamya, suasana aman dan lentram, suasana percaya mempercayai. Keluarga adalah tempat belajar bermacam - macam hal, misainya belajar menguasai diri, tempat untuk latihan menolong dan mengasihani sesama manusia.8 Tentu saja keluarga yang dimaksud di sini adalah keluarga yang harmonis bukan keluarga yang broken alau keluarga yang setiap harinya selaiu ada kontlik.

  Dengan terpenuhinya berbagai kebutuhan, anak akan merasa bahagia, tenang, tentram dan perasaan aman itu adalah pemulaan dari ketegangan diri9 dalam menghadapi tantangan hidup ini. Dan tidak terpenuhinya kebutuhan - kebutuhan (yang menjadi tuntutan dan harapan anak tersebut) dapat berakibat kejiwaan anak terganggu. Bentuk - bentuk

8 Sutari Imam Bamadib, Op.Cil, hal 120

  

9 Abdul Aziz El Qussy, Pokok - pokok Kesehatan Mental' Jiwa 1, Peneijemah Prof. Dr

Zakiyah Darajat. (Jakarta : BUlan Bintang. 1974), hal 259

  22 gangguan kejiwaan ini seperti dikemukakan oleh Zakiyah Darajat, yaitu: mogok makan, tidak bisa gaul, mukanya nampak kesedihan, rendah diri, apatis, terpecahnya kejiwaan dan sebagainya.

  Selanjutnya, karena cara mendisiplin berbeda, maka pengaruhnya terhadap kepribadian juga berbeda, lebih jelasnya sebagai berikut:

  1. Menurut Sutari Imam Bamadib kemungkinan sifat anak dari pola asuh otoriter adalah: a. kurang inisiatif

  b. gugup (nerveus)

  c. ragu - ragu

  d. suka membangkang

  e. menentang kewibawaan orang tua

  f. penakut, dan

  g. penurut10 kepribadian anak juga dipengaruhi secara negatif oleh disiplin yang terlalu keras. Anak yang dari luar tampak diam. berperilaku baik dan tidak melawan sering memendam permusuhan mendaiam yang membuatnya tidak bahagia dan curiga terhadap siapa saja yang berhubungan dengannya, terutama yang berkuasa.

  2. Sutari Imam Bamadib mengemukakan bahwa kemungkinan sifat anak dari pola asuh permisif adalah:

10 Sulari Imam Bamadib, Op.cit. hal 123

  23

  a. agresif

  b. menentang atau tidak dapat bekeijasama dengan orang lain

  c. emosi kurang stabil

  d. selalu berekspresi bebas

  e. selalu mengalami kegagalan karena tidak ada bimbingan11 bila anak di didik dengan cara mendisiplin permisif, maka cenderung menjadi bingung dan merasa tidak aman.

  3. Sutari Imam Bamadib mengemukakan bahwa kemungkinan sifat anak dari keluarga demokrasi, daiah: a. anak aklif dal am hidupnya

  b. penuh inisiatif

  c. percaya pada diri sendiri

  d. perasaan sosial

  e. penuh tanggung jawab

  f. menerima kritik dan terbuka

  g. emosi lebih stabil, dan

  h. mudah menyesuaikan diri1" Dalam disiplin demokrasi kebebasan di rumah tampil dalam keijasamanya yang baik, ketekunan yang lebih besar dalam menghadapi hambatan, pengendalian diri yang lebih baik, krealifilas yang lebih besar dan sikap yang ramah terhadap orang lain. 1

  1

  1

  2

  11 Ibid, hal 124

  12 Ibid, hal 123-125

  24 W

  A. Gerungan mengutip hasil penelitian Lewin dkk, menjelaskan bahwa: Anak dari orang tua yang otoriter banyak menunjukkan ciri - ciri

  pasivitas

  (sikap menunggu) dan menyerahkan segalanya kepada pimpinan, cemas dan mudah putus asa. Sebaliknya sikap - sikap demokratis dari orang tua menimbulkan ciri - ciri berinisiatif tidak takut, lebih giat dan lebih bertujuan.13

  Dalam pembentukan kepribadian inuslim terutama dalam aspek kejiwaan yang sangat memperhatikan kejiwaan yang stabil, maka di dalam Islam terdapat beberapa kondisi psikologis anak yang harus mendapat perhatian orang tua di dalam mengasuh anak, sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah Nasikh Ulwan yang merupakan tanggung jaw ab orang tua di dalam pendidikan psikis.

  Abdullah Nasikh Ulwan berpendapat bahwa faktor terpenting yang harus dihindarkan oleh para pendidik dari anak - anak dan murid - murid adalah:

  1. Sifat minder

  2. Sifat penakut

  3. Sifat rasa rendah diri

  4. Sifat hasud14 1

1 W.A. Gerungan, Dr. Op.ctl, haJ 189 - 190 14 Abdullah Nasikh Ulwan, Dr. Pedoman Pendidikan Anak Bagi Islam /. (Semarang : CV.

  Asy Syifa, 1981), ha! 325

  25 C. K epribadian M uslim Sebenamya kepribadian bukanlah hal yang nampak dari iuar untuk dilihat wujudnya. Akan tetapi pribadi seorang hanya dapat diketahui dan dilihat dari peijalanan hidupnya dan bekas usahanya. Karena itu maka pribadi manusia dapat berubah dan dapat dipengaruhi oleh sesuatu, sehingga ada usaha untuk mendidik pribadi, membentuk watak dan sebagainya.

  Pribadi seorang dapat tumbuh karena dua kekuatan yaitu kekuatan dari dalam yang dibawa sejak lahir dan kekuatan luar atau faktor lingkungan.15 Faktor dalam atau bawaan adalah segala sesuatu yang di bawa aiiak sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan seperti pikiran, perasaan, kemauan, fantasi, ingatan dan sebagainya akan ikut menentukan kepribadian seseorang maupun keadaan jasmani seperti panjang pendeknya leher, besar kecilnya tengkorak, otot - otot, susunan dan keadaan tuiang akan mempengaruhi pribadi seseorang.

  Adapun faktor luar atau lingkungan adalah segala yang berada di luar diri manusia56 baik yang hidup maupun yang mati, baik tumbuh - tumbuhan, hewan. manusia, gunung - gunung, hasil budaya, baik yang bersifat material maupun spiritual, semuanya akan ikut membentuk pribadi seseorang di dalam Jingkungannya dan pengalamannva.

  Kemudian yang dimaksud dengan kepribadian menurut asal katanya berasal dari bahasa Inggris "personality”, Personality berasal dari bahasa Latin personare, yang berarti mengeluarkan suara (to sound through). Istilah

15 Agus Suvanto, dkk, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : Bumi Aksara. 1991), hal 5

  26 ini digunakan untuk menunjukkan suara dari percakapan sorang pemain sandiwara melalui topeng {masker) yang dipakainya.

  Istilah kepribadian dalam bahasa Indonesia diambil dari kata pribadi yang diartikan manusia sebagai perseorangan. Kemudian dengan awalan ke-an diartikan sebagai sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan orang lain atau bangsa lain.17

  Kepribadian adalah hasil dari suatu proses kehidupan atau pengalaman hidup dan peijalanan hidup yang dijalani seseorang.

  Dalam kaitannya dengan pembentukan kepribadian muslim pola asuh orang tua yang sesuai dengan ajaran Islam akan memberikan pengaruh yang baik dalam aspek kehidupannva baik moral, maleriil maupun spiritual yang selacjutnya dapat menjadikan identitas tersendiri dalam menyesuaikan dengan lingkungannya yang sejalan dengan norma - norma ajaran Islam, sehingga akan terwujud pribadi muslim yang terlihat dalam tingkah lakunya sehari — hari sebagai seorang muslim.

  Berdasarkan kenyataan di atas. maka kepribadian muslim dapat diartikan sebagai ciri khas dari keseluruhan sifat - sifat dan tingkah laku seorang muslim baik yang ditampilkan secara lahiriyah maupun batiniyah.

  Secara lahiriyah ciri khas tersebut dapat kita lihat dengan cara - cara berbicara, beijalan, bergaul, makan, minum, dan lain - lain. Kemudian Ahmad D. Marimba memberikan rumusan bahwa kepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek - aspeknya, baik tingkah laku luamya,

  

! Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Bcsar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1989), hal. 708.