BAB III PENGATURAN HUKUM YANG TERKAIT DENGAN BITCOIN DI INDONESIA - CYBERCRIME MELALUI BITCOIN Repository - UNAIR REPOSITORY

  33

BAB III PENGATURAN HUKUM YANG TERKAIT DENGAN BITCOIN DI INDONESIA Bitcoin sampai sekarang berkembang menjadi mata uang digital yang

  digandrungi diseluruh bagian dunia ada negara yang melegalkannya ada juga negara yang benar-benar melarang keras penggunaan nya negara-negara yang melegalkan Bitcoin ini mempunyai regulasi tersendiri terhadap bagaimana cara penggunaan nya dan pengelolaan nya.

  Sampai saat ini Bitcoin telah dilegal oleh banyak negara karena mereka mampu mengelola mata uang yang berbasis dengan teknologi ini dan melindungi para pengguna nya dibawah payung hukum sampai mengatur nya juga kedalam sistem perpajakan mereka. Salah satu negara yang sudah melegalkan nya adalah Amerika Serikat dan Salah Satu negara besar yang melarang ada nya pemakaian bitcoin adalah RRC (Republik Rakyat China).

  Indonesia sebagai negara hukum yang berkembang yang didalam nya juga terdapat pengguna Bitcoin, Indonesia dalam hal ini hanya memberikan himbauan atas penggunaan Bitcoin tidak melarang juga tidak menghukum siapa yang menggunakannya.

  44 Negara-negara besar yang melegalkan Bitcoin :

  1. Amerika Serikat

  2. Australia

  3. Canada

  4. Jerman

  5. Jepang

  6. Inggris Dan masih banyak negara lain nya yang melegalkan Bitcoin.

  Perkembangan Bitcoin di Indonesia lambat namun setahun belakangan ini sudah mulai merambah dimasyarakat luas walaupun tidak semua memakai Bitcoin namun sudah terbentuk komunitas pengguna Bitcoin di Indonesia yaitu “Bitcoin Indonesia

  ”, Oscar Darmawan adalah CEO dari “Bitcoin Indonesia” dan mempunyai tempat exchanger terbesar yang ada di Indonesia yang secara resmi dibuka dengan situs bernama Bitcoin.co.id dalam situs tersebut terdapat sekumpulan pengguna Bitcoin yang melakukan jual beli, tukar menukar dan miners yang berkerja untuk mendapatkan Bitcoin.

  Terdapat beberapa tempat di kota-kota besar di Indonesia yang mulai menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran walaupun hanya minoritas tapi itu menandakan bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai memakai Bitcoin. 44 http://www.coindesk.com/information/is-bitcoin-legal/ dikunjungi terakhir 11 september 2014.

  Bitcoin di Indonesia hanya diberi himbauan oleh BI (Bank Indonesia),

  pengguna Bitcoin di Indonesia hanya diminta untuk berhati-hati dan bila terjadi sesuatu ditanggung masing-masing pengguna nya dan mata uang yang di akui di Indonesia hanyalah Rupiah.

  Pasal 1 angka 1 Undang-undang No 7 tahun 2011 tentang mata uang menyebutkan bahwa: “Mata Uang adalah uang yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Rupiah.

  ” Dan yang mempunyai kewenangan mencetak dan membuat mata uang adalah bank pusat yaitu Bank Indonesia sesuai dengan bunyi Pasal 20 Undang-

  Undang No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia “Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dimaksud dari peredaran

  .” Dalam hal ini terlihat BI masih belum bisa menentukan untuk melegalkan atau melarang penggunaan Bitcoin. Pemerintah Indonesia seharusnya mulai sadar bahwa masyarakat nya mulai menggunakan Bitcoin, pengguna di Indonesia perlu mendapatkan payung hukum untuk melindungi diri. Bila Bitcoin dilegalkan banyak hal yang harus dibenahi oleh Pemerintah Indonesia terutama dalam hal teknologi. Pasal 69 Undang-undang No.3 tahun 2011 tentang Transfer Dana : (1) Badan usaha bukan Bank yang melakukan kegiatan penyelenggaraan

  Transfer Dana wajib berbadan hukum Indonesia dan memperoleh izin dari Bank Indonesia.

  (2) Syarat dan tata cara perizinan Penyelenggara Transfer Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bank Indonesia. Berdasarkan pasal ini dapat dikatakan bahwa Bitcoin dapat dilegalkan yaitu tempat exchanger Bitcoin Indonesia yaitu Bitcoin.co.id harus memperoleh izin melalui persetujuan dari Bank Indonesia.

  Namun diatur dalam Pasal 79 ayat (1) Undang-undang No.3 tahun 2011 tentang Transfer Dana : “Setiap orang yang melakukan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana tanpa izin sebagaimana dimaksud dalamPasal 69 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara palinglama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah

  ).” Bitcoin.co.id sebagai tempat exchanger Bitcoin tidak dikenakan pasal ini karena Himbauan dari BI (Bank Indonesia) No: 16/ 6 /Dkom dianggap sebagai

  45 lampu hijau oleh Oscar Darmawan CEO Bitcoin Indonesia .

45 Oscar Darnawan, Bitcoin Mata Uang Digital Dunia, Jasakom,,Jakarta,2014,hal.26.

3.1. Regulasi di Indonesia

  UU ITE telah disahkan sejak tahun 2008 fungsi nya adalah sebagai undang-undang yang melindungi para pengguna internet, dan UU ITE juga telah menentukan perbuatan-perbuatan yang mana termasuk dalam tindak pidana di dalam bidang teknologi ataupun yang berkaitan dengan teknologi.

  Karena Bitcoin belum dibuat dan diatur regulasi nya beberapa pasal yang dapat dikaitkan dengan Cybercrime melalui Bitcoin yang tindak pidana yang telah diatur oleh UU ITE: 1.

   Hacking dapat dikenakan Pasal 30 jo 46 UU ITE

  Pasal 30: (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun. (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.

  (3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.

  Pasal 46 : (1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).

  (2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

2. Cracking; dapat dikenakan pasal 32 jo 58 UU ITE

  Pasal 32 : (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik publik.

  (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang tidak berhak.

  (3) Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengakibatkan terbukanya suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat diakses oleh publik dengan keutuhan data yang tidak sebagaimana mestinya.

  Pasal 48 : (1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). (2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). (3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

3. Spoofing; dapat dikenakan pasal 35 jo 51 UU ITE

  Pasal 35 : Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.

  Pasal 51 (1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).

  (2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).

  4. Sniffing; dapat dikenakan Pasal 31 jo 47 UU ITE

  Pasal 31 : (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain.

  (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang ditransmisikan.

  (3) Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), intersepsi yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas permintaan kepolisian, kejaksaan, dan/atau institusi penegak hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

  Pasal 47 : Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

  5. Perjudian Online dapat dikenakan Pasal 27 ayat (2) jo pasal 45 ayat (1)

  Pasal 27 ayat (2) : Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian.

6. Prostitusi Online dapat dikenakan pasal 27 ayat (1) jo pasal 45 ayat (1)

  Pasal 27 (1): Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

  Pasal 45 (1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliarrupiah). Pasal-Pasal tersebut dapat dikenakan walaupun Bitcoin belum dilegalkan dan belum diregulasikan. Sama hal nya pada sebelum UU ITE dibuat Cybercrime menggunakan KUHP agar pengguna Internet dulu nya tetap merasa terlindungi.

  UU ITE merupakan lex specialis dari KUHP tindak pindana yang dilakukan pada dasarnya sama namun kemasan nya yang berbeda karena kejahatan yang diatur dalam UU ITE berbasis teknologi. Diperlukan nya SDM yang mumpuni dalam menagani kasus Cybercrime.

3.2. Regulasi di Amerika Serikat

  Amerika Serikat sebagai negara maju, sebelum Bitcoin dibuat Amerika Serikat sudah mempunyai Regulasi yang lengkap terhadap uang elektronik dan sejenis nya. Walapun Bitcoin di Amerika sendiri belum diatur secara khusus namun banyak regulasi yang dapat dikaitkan kedalam penerapan penggunaan

  Bitcoin dalam hal ini Amerika Serikat bisa mengkoordinir dari Bank yang dapat

  berkerjasama dengan Bitcoin sampai pengeenaan pajak terhadap penggunaan Bitcoin.

  Dalam Jurnal yang berjudul Bitcoin: Questions, Answers, and Analysis of Legal Issues oleh Craig K. Elwell ,M. Maureen Murphy, dan Michael V.

  Seitzinger menuliskan bahwa yang membuat regulasi di Amerika terhadap mata uang dan uang jenis lain nya termasuk Bitcoin sepenuhnya diserahkan kepada kongres yang berdasarkan pasal 1 konstitusi Amerika serikat:

  Power of Congress under Article I of the U.S. Constitution “One of the direct powers of Congress under the U.S. Co nstitution, the grant of authority “to coin Money” and “regulate the Value thereof”

46 Legal Considerations Generally

  In order to provide some information on recent efforts by federal, state, and international authorities to study, monitor, or regulate digital currencies, this section of the report (1) identifies the clause in the U.S. Constitution giving power to Congress over money; (2) describes some of the recent federal, state, and international activities and studies dealing with digital money; and (3) identifies

some of the federal laws that might be implicated or that have been used with

respect to digital money.

  47 Counterfeiting Criminal Statutes The basic governmental interest in enacting laws against counterfeiting obligations of the United States is protecting the value of the dollar and the monetary system. Under title 18 U.S.C. §§470-477 and 485-489 counterfeiting and forging of U.S. coins, currency, and obligations is subject to criminal sanctions, and under 18 U.S.C. §§478-483, criminal sanctions are prescribed for counterfeiting foreign coins, currency, and obligations. None of these statutes, however, applies expressly to a currency that exists only on the Internet and in computers in a digital form. 46 Craig K. Elwell ,M. Maureen Murphy,Michael V. Seitzinger Bitcoin: Questions, Answers, and Analysis of Legal Issues, hal.9. schoolar.google.com dikunjungi terakhir 11 september 2014 47 Ibid., hal.9. Ini adalah Peraturan tindak pidana yang bersangkutan dengan mata uang dollar akan diberi sanksi sesuai dengan pasal yang berlaku, termasuk didalam nya mata uang yang hanya berlaku di internet dan didalam komputer yang berbentuk digital. Jadi Amerika serikat sudah mengatur sedemikian rupa untuk tetap menjaga mata uang konvesional nya yaitu dollar.

  Ada undang-undang lain nya yang di buat oleh amerika untuk melindungi

  48

  transfer uang secara elektronik adalah EFTA establishes a framework for

  transfers of money electronically, but its coverage is limited in such a way that it appears not to be applicable to a digital currency in transactions involving no depository institution. EFTA specifically applies to transfers of funds initiated by electronic means from a consumer’s account held at a financial institution. (The Electronic Fund Transfer Act, 15 U.S.C. §§1693 et seq.)

  Dan untuk Cybercrime yang dapat dikaitkan dengan penyalahgunaan

  Bitcoin Amerika Serikat mempunyai regulasi The Computer Fraud and Abuse Act

  49

  (CFAA), 18 U.S.C. 1030 yaitu yang berisikan : 1. 18 U.S.C. § 1028

  • – Fraud and related activity in connection with identification documents, authentication features, and information

  2. 18 U.S.C. § 1028A 48 – Aggravated identity theft Ibid., .hal.11

   dikunjungi terakhir 11 september 2014.

  3. 18 U.S.C. § 1029

  • – Fraud and related activity in connection with access devices

  4. 18 U.S.C. § 1030

  • – Fraud and related activity in connection with computers.

  5. 18 U.S.C. § 1362

  • – [Malicious mischief related to] Communications lines, stations, or systems .

  Masih ada regulasi lain nya yang dibuat oleh Amerika Serikat guna

  50

  memberikan payung hukum bagi pengguna Bitcoin yaitu :

  1. Federal Tax Law : Perarturan tentang perpajakan;

  2. Federal Anti-Money Laundering Laws: Peraturan tentang pencegahan Pencucian uang;

  3. Federal Securities Regulation: Peraturan yang berfokus kepada hal yang bersangkutan dengan Bitcoin yaitu Pembelian Bitcoin dan Investasi Bitcoin. Amerika Serikat mempunyai lembaga-lembaga dan mempunyai banyak regulasi yang dapat di kaitkan dengan Bitcoin. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap perputaran mata uang dollar dan ekonomi Amerika Serikat sendiri karena Amerika Serikat menggapnya sebagai mata uang yang bisa dipakai atau alternatif dari Dollar. Dengan mempunyai SDM yang mumpuni dalam membuat regulasi dan aparat nya yang sudah dibekali ilmu dalam bidang teknologi pengelolaan dari mata uang digital seperti Bitcoin 50 Op.cit hal.13.