Perbandingan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Make A Match Dan Scramble Pada Peserta Didik Kelas IV SD Inpres Tanah Karaeng - Repositori UIN Alauddin Makassar

  PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN

  SCRAMBLE

  PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD INPRES TANAH KARAENG Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

  UIN Alauddin Makassar

  

Oleh:

MUSTADI

NIM : 20700112103

  

FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

  

2016

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahi Rabbil’Alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Rab

  yang Maha pengasih tapi tidak pilih kasih, Maha penyayang yang tidak pilih sayang penggerak yang tidak bergerak, atas segala limpahan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW ,Sang Murabbi segala zaman, dan para sahabatnya, tabi’in dan tabi’ut tabi’in serta orang-orang yang senantiasa ikhlas berjuang di jalanNya.

  Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Akan tetapi, penulis tak pernah menyerah karena penulis yakin ada Allah SWT yang senantiasa mengirimkan bantuanNya dan dukungan dari segala pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga terutama orang tuaku tercinta Alm. ayahanda Tambang dan ibunda Hafsah tersayang yang telah memberikan kasih sayang, jerih payah, cucuran keringat, dan doa yang tidak putus- putusnya buat penulis, sungguh semua itu tak mampu penulis gantikan, serta saudara- saudariku tersayang Herlina, Mustafa, Nurhayati dan sepupuku sayang irmawati atas segala dukungan, semangat, pengorbanan, kepercayaan, pengertian dan segala doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Semoga Allah SWT selalu merahmati kita semua dan menghimpun kita dalam hidayahNya.

  Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada:

  1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si. selaku rektor UIN Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor I, II, III, dan IV.

  2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta wakil dekan I, II, dan III serta seluruh stafnya atas segala pelayanan yang diberikan kepada penulis.

  3. Dra. Andi Halimah. M.Pd selaku ketua dan Sri Sulasteri. S.Si., M.Si selaku sekretaris jurusan Program Studi Pendidikan matematika serta stafnya atas izin, pelayanan, kesempatan dan fasilitas yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  4. Muh. Rusydi Rasyid, S.Ag, M. Ag, M. Ed. selaku pembimbing I dan Hj. Andi Dian Angriani S.Pd., M.Pd. sebagai pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis hingga menyelesaikan skripsi ini.

  5. Dosen-dosen yang telah mendidik dan mengajar hingga penulis dapat menambah ilmu dan wawasan serta staf akademik yang secara konkrit memberikan bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung.

  6. Drs. La Sahidu selaku kepala sekolah dan guru-guru beserta seluruh staf, , siswa kelas VII-IX tahun 2016 SMP Negeri 3 Pattallassang atas segala bantuan yang

  7. Best partner skripsi (Muhammad Jaidun), dan saudara-saudara KOMITMEN (Komunitas Pendidikan Matematika Lima Enam) yang telah memberikan kebersamaan dan keceriaan kepada penulis selama di bangku perkuliahan serta rekan-rekan mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2012. Penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang ikhlas memberikan andil dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah SWT.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

  Makassar, Mei 2016 Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

ABSTRAK ...................................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 11 C. Tujuan Penelitian....................................................................... 11 D. Manfaat Penelitian..................................................................... 12 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori .............................................................................. 12 B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................ 30 C. Kerangka Pikir .......................................................................... 31 D. Hipotesis Penelitian................................................................... 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan, Jenis dan Desain Penelitian .................................. 35 B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 37 C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 37 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............ 38 E. Prosedur Penelitian ................................................................... 40 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41 ...................................................................... 42

  G. Instrumen Penelitian

  H. Validitas dan Realibilitas Penelitian .................................................. 43

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian

  1. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa yangBelajar dengan Metode Pembelajaran Make A Match pada Kelas Eksperimen 1 (X

  1

  ) ............................................................. 53

  2. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa yangBelajar dengan Metode Pembelajaran Scramble 2 (X

  2 ) ................ 58

  3. Perbedaan hasil belajar matematika menggunakan Metode Pembelajaran

  Make A Match

  dengan Metode Pembelajaran Scramble pada siswa kelas IV SD Inpres Tanah Kareng. ................................................................... 64

  B. Pembahasan ............................................................................... 67

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 72 B. Saran .......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Tabel3.1. Pengkategorian Hasil Belajar Peserta Didik ............................... 49 Tabel4.1. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen 1 ....... 54 Tabel4.2. Deskriptif Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen 1 ......... 55 Tabel4.3. Distribusi Frekuensi dan persentase serta pengkategorian pretest dan

  posttest

  kelas eksperimen 1 ......................................................... 56

Tabel 4.4. Hasil Observasi Kelompok Eksperimen 1 .................................. 58Tabel 4.5. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen 2 ....... 59Tabel 4.6. Deskriptif Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen 2 ......... 60Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan persentase serta pengkategorian pretest dan

  posttest

  kelas eksperimen 2 ......................................................... 61

Tabel 4.8. Hasil Observasi Kelompok Eksperimen 2 .................................. 63Tabel 4.9. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 1 & 2 .............. 65Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen 1 & 2 ............. 65Tabel 4.11. Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen 1 & 2 ....................... 66Tabel 4.12. Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen 1 & 2 ............................. 68

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar3.1 Nonequivalent Control Grup Design .......................................... 37

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 1 57Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 2 62

  

ABSTRAK

Nama : Mustadi NIM : 20700112103 Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Matematika Judul : “PerbandinganHasilBelajarMatematikadenganMengguna kanMetodePembelajaran Make A MatchdanScramblepadapesertadidikKelas IV SD Inpres Tanah Karaeng

  Skripsiinimembahastentangperbandinganhasilbelajarmatematikadenganmengg unakanmetodepembelajaranMake A MatchdanScramblepadapesertadidikkelas IV SD Inpres Tanah Karaengbertujuanuntukmengetahuibagaimana(1) HasilBelajarMatematikaSiswa yang diajardenganMenggunakanmetodePembelajaranMake A Match padapesertadidikKelas

  IV SD Inpres Tanah Karaeng, (2) HasilBelajarMatematikaSiswa yang diajartanpadenganMenggunakanmetodePembelajaranScramble padapesertadidikKelas IV SD Inpres Tanah Karaeng, (3) Apakahterdapatperbedaan yang signifikanantarasiswa yang diajardenganmetodePembelajaranMake A Match dengan yang diajarmenggunakanmetodePembelajaranScrambledalammeningkatkanhasilbelajarmat ematikaSiswapadapesertadidikKelas IV SD Inpres Tanah Karaeng.

  Penelitianinimerupakanjenispenelitianquasi

  experiment control group

  dengandesainpenelitiannon-equivalent

  design

  .PopulasipenelitianiniadalahseluruhpesertadidikkelasIV SD Inpres Tanah Karaengyang berjumlah26pesertadidikterdiriataskelasIV A sampaidengankelasIV B . SampeldalampenelitianiniadalahkelasIV sebagaikelaseksperimen

  1 A kelassedangkanIV B sebagaikelaseksperimen

  2.Instrumen yang digunakandalampenelitianiniadalahteshasilbelajar peserta didik, berupapretest danposttestdan lembarobservasi.Teknikanalisis data yang digunakanadalahanalisisstatistikdeskriptifdananalisisstatistikinferensial.

  Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif padakelaseksperimen 1yakninilairata-ratapretest adalah48,12dannilai rata-rata

  posttest pretest

  adalah 81,25sedangkankelas eksperimen 2nilai rata-rata

  posttest

  adalah54,06dannilai rata-rata adalah 80,31kelompok.Berdasarkanhasilanalisisinferensialdiperolehniait hitung sebesar0,785 yang lebihbesardaripadat tabel sebesar0,05

  < >

  (t t )dengandemikiandapatdisimpulkanbahwaH ditolakkarenat t atau0

  hitung tabel hitung tabel

  ,785>0,05 berartiTidakterdapatperbedaan yang signifikanantarahasilbelajarmatematikasiswa yang diajardenganmenggunakanmetodepembelajaran Make A Matchdenganmetodepembelajaran scramble padasiswakelasSD Inpres Tanah Karaengkarenarata-rata hasilbelajarmatematikaantara yang diajardenganmetodepembelajaran Make A Matchmaupunmetodepembelajaran scramble tidakterjadiperbedaan yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak manusia yang pertama lahir ke dunia, telah dilakukan usaha-usaha

  pendidikan. Manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana. Demikian pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha-usaha dari orang-orang yang lebih mampu dalam hal-hal tertentu untuk mempengaruhi orang dalam kemajuan usahapadaorang yang bersangkutan itu. Dari uraian ini jelaslah kiranya, bahwa masalah pedidikan merupakan masalah setiap

  1 orang dari duluhingga sekarang, dan di waktu-waktu yang akan datang.

  Pendidikan merupakan salah satu sektor vital yang harus maju dalam suatu negara. Hal tersebut tidak bisa ditawar-tawar, terlebih bagi negara yang masih dalam taraf negara berkembang. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama kemajuan peradaban dan kebudayaan negara tersebut. Maju dan berkualitasnya pendidikan akan mampu menjawab tantangan zaman dan menjadi barometer kemajuan pemikiran serta kualitas pribadi manusia suatu bangsa.

  Pendidikan tentunya terdiri dari berbagai komponen di dalamnya, dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan sebuah sistem kompleks dengan tertata secara rapi dan menjadi wadah bagi setiap orang dalam memperbaiki kehidupannya. Salah satu yang menjadi bagian terpenting dalamsebuah pendidikan adalah proses pembelajaran, proses dimana seseorang berusaha untuk mengolah dan memperbaiki 1 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Cet. V; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), isi pikiran yang menjadi wawasan yang dimilikinya dari segala hal yang berada disekitarnya untuk dijadikan sumber pengetahuan.

  Pentingnya suatu pendidikan sejalan dengan pemikiran yang berada dalam agama Islam, bahkan Islam mewajibkan umatnya untuk senantiasa menuntut ilmu.

  Bahkan Allah memberikan perbedaan bagi orang yang berilmu, serta akan meninggikan derajatnya sebagaimana firman Allah swt yang termaktub di dalam Q.S.

  Al-Mujadilah/3: 11

  







  Terjemahan:

  “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-

  lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan

  2 Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

  

2 Departemen Agama R.I., Al-

  Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit Ayat diatas menerangkan bahwa manusia yang berilmu akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi manusia yang berilmu dapat mewujudkan kemajuan bangsa. Begitu penting pendidikan sehingga harus dijadikan prioritas utama dalam pembangunan bangsa, dan itu berarti diperlukan mutu pendidikan yang baik sehingga tercipta proses pendidikan yang cerdas, damai,terbuka,demokratik, dan kompetitif.

  Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu sendiri agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sementara, menurut Langeveld, pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari

  3 orang dewasa dan ditunjukan kepada orang yang belum dewasa.

  Indonesia sebagai salah satu negara berkembang semestinya mewujudkan pendidikan yang maju dan berkualitas, serta mampu berbicara dalam kompetisi- kompetisi pengetahuan berskala internasional. Tujuan pendidikan nasional yang sangat ideal dengan terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya, hanya dapat terwujud apabila sistem pendidikan nasional terselenggara dengan baik. Struktur dan manajemen pendidikan mesti selalu dievaluasi dan diperbaiki, supaya bisa menghasilkan output yang lebih berkualitas, kompeten, dan kredibel.

  Masalah pokok pendidikan di Indonesia saat ini adalah masih berkisar pada soal pemerataan kesempatan, relevansi, kualitas efisiensi dan efektifitas pendidikan, sesuai dengan masalah pokok tersebut serta memperhatikan isu dan tantangan masa kini dan kecenderungan di masa depan, maka dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mengatasi persoalan dan menghadapi tantangan itu, perlu diciptakan pendidikan yang unggul yaitu pendidikan yang dapat mengembangkan potensi dan kapasitas peserta didik secara optimal. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah telah menetapkan tiga strategi pokok pembangunan pada sektor pendidikan, yaitu: (1) pemerataan kesempatan pendidikan, (2) peningkatan relevansi pendidikan, dan (3) peningkatan kualitas manajemen

  4 pendidikan.

  Peran pendidikan dalam suatu bangsa itu sangatlah penting.Kualitas atau mutu pendidikan di dalam suatu bangsa sangatlah menentukan maju tidaknya bangsa tersebut.Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan suatu bangsa, sehingga bangsa tersebut bisa maju.

  Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang baik faktor internal yang berasal dari dalam diri seseorang maupun faktor eksternal yang berasal dari luar.

  Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Tingkat kemampuan 4 Jeremy Kilpatrick, Jane Swafford. & Bradford Findell,

  “Adding It Up: Helping yang dimaksudkan disini adalah pemahaman peserta didik dalam memahami sebuah pelajaran. Ada peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang berarti pemahaman dalam menerima pelajaran sangat cepat, ada juga peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan sedang yang berarti pemahaman dalam menerima pelajaran sedikit lambat, dan terakhir peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan rendah yang berarti pemahaman dalam menerima pelajaran lambat.

  MenurutKilpatrick, Swaftord, dan Findell bahwa terdapat lima kompetensi matematika yang seharusnya dapat dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran matematika,yaitu: 1)Pemahamankonsep (conceptual Understanding ), 2)PemahamanProduser (ProseduralFluenchy), 3)KemampuanStrategis (Strategis

  competence reasoning

  ), 4)PenalaranAdaptif (Adaptif ), 5)Disposisi yang

  5 produktif(Productive disposition).

  Proses belajar mengajar matematika yang baik adalah guru harus mampumenerapkan suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang adasehingga mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya.Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakanmetode, dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya kemampuan bernalar peserta didik dalam pembelajaranmatematika.

  Hal ini disebabkan karena dalam prosesbelajarmengajarpeserta didik kurang dilibatkan dalamsituasi optimal untuk belajar. 5 Jeremy Kilpatrick, Jane Swafford. & Bradford Findell,

  “Adding It Up: Helping Setelah peneliti melakukan wawancaradengan guru matapelajaranmatematikadi SD Inpres Tanah Karaeng, Pembelajaran yangselama inidilaksanakan oleh guru matematikaadalah pembelajaranklasikaldenganmenggunakan metode ekspositori.Contohnyadalamkegiatanmengajar dikelas, guru masihmenerapkanmetodeceramah, dimanadalampembelajaranmatematikaselaluterfokuspada guru (teacher

  centered

  ).Pesertadidikpasifmenerimapelajaranmatematikahanyadenganmendengarkan penjelasandari guru tanpaadanyakeikutsertaanpesertadidikdalammembangunpemahamansendiri.

  Dalamduniapendidikanumumyadan proses penddikankhususnyapenggunaanmetode yang tepatdalampengajaranmerupakanhal yang sangatpentingdiperhatikankarenakeberhasilanpengajaransangattergantungkepadacoco ktidaknyapenggunaanmetodepengajaranterhadapsuatutopik yang diajarkansehinggatujuanpengajarannyatercapaidenganbaik.

  Metodemerupakanalatataucaradalammenyampaikanbahanpelajarankepadapes ertadidikdalam proses belajarmengajaruntukmencapaitujuan yang telahditetapkan.

  Metodeadalahcaradalamfungsinyamerupakanalatuntukmencapaitujuan. Selanjutnya, metodemengajaradalahcara yang dipergunakan guru dalammenyajikanbahanpengajarandenganmemperhatikansituasibelajaruntukmencapai

  Dari keduapendapat diatasjelasbahwametodemerupakancara yang dipergunakan guru dalam proses belajarmengajardimanasetiap guru akanmenggunakanmetodetertentudalammenyajikanbahanpelajarankepadapesertadidik nya. Hal iniakanmemudahkandalammencapaitujuan yang diharapkan.

  MetodeMake A Matchataumencaripasanganadalahmetodepembelajaran yang dikembangkanolehLerna Curran. Metodeinibiasanyamenggunakankartu yang berisipermasalahandankartu yang berisijawabannya, setiappesertadidikmencaridanmendapatkansebuahkartusoaldanberusahamenjawabnya,

  6 setiappesertadidikmencarikartujawaban yang cocokdenganpersoalannya.

  Sedangkan MetodeScrambleadalah Metode pembelajaran yang menggunakan jawaban, soal tidak dituliskan didalam kotak-kotak jawaban,tetapi sudah dituliskan namun dengansusunan yang acak dan peserta didik bertugasmengoreksi (membolak- balikhuruf) jawaban tersebut sehingga menjadi jawabanyang tepat/benar.

  Pendapat lain jugadikemukanoleh

  A. Nazzalbahwametode

  scramble

  adalahmetodepembelajaran yang menyediakankartusoaldankartujawaban yang diacaknomornyadandapatmemudahkanpesertadidikdalammencarijawabansertamendo

6 Komalasari, PembelajaranKonsekstualKonsepdanAplikasi (Cet. I; Bandung:RefikaAditama,

  rongpesertadidikuntukbelajarmengerjakansoaltersebut,

  7 sertadapatmendorongpesertadidikuntukdapatmemecahkanmasalahdengantepat. scramble

  Hellen Patrick mengatakanmetode memilikilangkah- langkahsebagaiberikut:

  1. Buatlahkartusoalsesuaimateri yang diajar

  2. Membuatkartujawabandengandiacaknomornya

  3. Sajikanmateri

  4. Membagikankartusoaldankartujawabandalamkelompok

  Pesertadidikberkelompokmengerjakansoaldanmencarikartusoaluntukjawaban yang 5.

  8 cocok .

  Berdasarkanpenelitian yang dilakukanolehWendi Nugraha, dalamskripsinya

  Make A Match

  yang berjudul “KefektifanPenerapanMetode

  

PadaPembelajaranMatematikaKelas V MateriGeometri di SekolahDasarNegeri 1

PurbalinggaKidulKabupatenPurbalingga

  ”, mengatakanbahwaberdasarkanuji independent sample t-test menggunakan SPSS versi 17 nilait hitung >t tabel yaitu 2,577 > 1,657 sertanilaisignifikan yang kurangdari 0,05 yaitu 0,03. Hal tersebutmembuktikanadanyaperbedaan yang signifikandanpembelajaran yang

  a

  lebihbaikantarapembelajaran yang menerapkanmetodemake

  match

  dibandingkandengan yang menerapkanmetodekonvensional. Rata-rata persentaseaktivitasbelajarpesertadidik yang menerapkanmetodemake a matchsebesar 88,45sedangkan rata-rata persentaseaktivitasbelajarpesertadidik yang

  9 menerapkanmetodekonvensionalsebesar 75,42 . 7 NazzalA.,An Effective of Elementary School Students’ Learning method scramble in

Mathematical Problem Solving (Jurnal Procedia - Social and Behavioral Sciences 116 no. 11, 2002)h.

  80. 8 Hellen Patrick, “A method of scramble steps the learning ”, Journal Of Educational Phychology, vol 2 No 4 : 9 h. 45.

  Wendi Nugraha, dalamskripsinya yang berjudul “KefektifanPenerapanMetode Make A Penelitian yang dilakukanolehEry Tri Wulandaridengan judul penelitian “ImplementasimetodepembelajaranScramble untukmeningkatkankemampuansintesispadamatapelajaranBiologi ”, mengatakan

  Scramble

  bahwa selamapenerapanpembelajaran kemampuankognitifpesertadidikpadatingkatsintesismeliputiaspekmenyusun, merumuskandanmenghubungkansuatumasalahmeningkatdarisiklus I sebesar 64% dansiklus

  II 81%. Aktivitaspesertadidikpadasiklus I sebesar 68%

  

10

meningkatdanpadasiklus II menjadi 87,5%.

  Penelitian yang dilakukanolehSitiZakiyahJaniatidenganjudulpenelitian

  a

  “Penerapanmetodepembelajarankooperatifmake

  match

  padapelajaranmatematikadalamoperasiperkalianbilanganbulatuntukmeningkatk anhasilbelajarpesertadidik ” mengatakanbahwapeningkatanhasilbelajarpesertadidikditunjukkandenganperubahanni lai rata-rata kelasdarisuatusikluskesiklusberikutnya.

  Terlihatdenganhasiltessikluspertamanilai rata-rata kelas 70,02dansikluskeduanilai rata-rata kelas 81,03. Kesimpulandarinilaianalisisdanrefleksipadasetiapsiklushasilbelajarpesertadidikmenin gkatyaitudarisikluspertamapadasikluskeduasebesar 11,01dengandenganpesertadidik

  11 yang mencapai KKM 80%.

  

PurbalinggaKidulKabupatenPurbalingga ( Skripsi, Pendidikan Guru SekolahDasar,

” UniversitasNegeri Semarang, 2012). 10 Ery Tri Wulandaridkk scramble

  , “Implementasimetodepembelajaran untukmeningkatkankemampuansisntesispadamatapelajaranBiologi

  ”, JurnalPendididkan MIPA, Vol 1 No 1 Maret 2009 . h. 20. 11 make a match

  SitiZakiyahJaniati, “Penerapanmetodepembelajarankooperatif

padapelajaranmatematikadalamoperasiperkalianbilanganbulatuntukmeningkatkanhasilbelajarpeserta Berdasarkanpenjelasan di atas,penulistertarikuntukmengkajilebihjauhdenganmengangkatjudulpenelitian

  “Perba Ma ndinganHasilBelajarMatematikadenganMenggunakanMetodePembelajaran ke A MatchdanScramblePadaPesertaDidikKelas IV SD Inpres Tanah Karaeng

  

B. RumusanMasalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimanahasilbelajarmatematikayang

  A Match

  diajardenganmenggunakanmetodePembelajaranMake padapesertadidikkelas IV SD Inpres Tanah Karaeng?

  2. BagaimanaHasilBelajarMatematika yang diajardenganMenggunakanmetodePembelajaranScramble padapesertadidikKelas IV SD Inpres Tanah Karaeng?

  3. Apakahterdapatperbedaanhasilbelajarmatematikaantarapesertadidik yang

  A Match

  diajardenganmenggunakanmetodePembelajaranMake denganpesertadidikyang diajardenganmenggunakanmetodePembelajaranScrambledi Kelas IV SD Inpres Tanah Karaeng?

   TujuanPenelitian C.

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara operasional penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahuibagaimanahasilbelajarmatematika yang diajarmenggunakanmetodepembelajaranMake A Match padapesertadidikkelas

  IV SD Inpres Tanah Karaeng?

  2. Mengetahuibagaimanahasilbelajarmatematikayang diajarmenggunakanmetodepembelajaranScramble padapesertadidikKelas IV SD Inpres Tanah Karaeng?

  3. Mengetahuiperbedaanhasilbelajarmatematikaantarapesertadidikyang

  A Match

  diajardenganmetodepembelajaranMake dengan yang diajarmenggunakanmetodePembelajaranScramble di kelas IV SD Inpres Tanah Karaeng

   Manfaat Penelitian D.

  Hasil dari pelaksanaan penelitian ini akan memberikan manfaat yang sebagai berikut:

  1. Bagisekolah tempat penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran matematika di sekolah.

  2. Bagi guru mata pelajaran, sebagai informasi tentang suatu pendekatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran.

  3. Bagi peserta didik, sebagai motivasi untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar khususnya dalam mata pelajaran matematika.

4. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian

  yang dilakukan di kelas serta memberikan gambaran pada peneliti sebagai calon guru tentang bagaimana sistem pembelajaran yang baik di sekolah.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. KajianTeori 1. Hasil Belajar PengertianHasilBelajar a. Belajar adalah suatu proses untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh

  1

  pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pada hakikatnya belajar adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu, misalnya dengan membaca, meniru, mengamati, mendengarkan dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik kalau subjek belajar mengalami atau melakukannya, sehingga tidak bersifat verbalistik. Perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Walaupun tidak semua perubahan termasuk kategori belajar dan dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan.

  Educational Psychology

  CronbachdalamSuryabratadi dalam bukunya menyatakan bahwa “Learning is shown by a change in behavior as a result of

  2 experience

  Belajar adalah suatu aktivitas yang ditujukan oleh perubahan tingkah ”. laku sebagai hasil dari pengalaman. Dengan demikian belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu peserta didik mempergunakan panca inderanya.

1 Muh. Rapi, Pengantar Strategi Pembelajaran (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 2.

  13 Pandangan Cronbach senada dengan apa yang dikemukakan oleh Geoch

  bahwa, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.

  Menurut Slameto dalam syaiful mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu

  3 sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

  Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku berupa pengetahuan dari belum tahu menjadi tahu, berupa pemahaman dari tidak paham menjadi paham, berupa keterampilan dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu maupun lingkungan.

  Menurut Winkel dalam Amri, belajar adalah aktivitas mental dan psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

  4

  perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja dan untuk memperoleh perilaku baru maka individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. 3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 120. 4 Sofan Amri, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah (Jakarta: PT.

  14 Belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh

  ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah Surat Al-Mujadilah ayat 11:

  

  Terjemahnya : “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

  5

  orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Menurut Rusman, belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan, praktik, membuat karya

  6

  (produk), apresiasi dan sebagainya. Aktivitas merupakan inti dari suatu proses belajar, karena belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang.

  Tanpa kegiatan tidak mungkin seseorang dikatakan belajar.

5 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-

  Qur’an dan Terjemahannya (Ed. Revisi; Jakarta: CV Toha Putra, 1989), h.343. 6

  15 Berdasarkan beberapa definisi tentang belajar yang telah dikemukakan maka

  dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kewajiban dan suatu proses yang dilakukan secara sadar oleh individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku pada individu tersebut.

   Hasil Belajar Matematika b.

  Kata hasil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu

  7

  yang diadakan oleh usaha. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis

  8

  belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa hasil belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.

  Jadi, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan

  7 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 343. 8 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

  16

  tujuan belajar. Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil

  9 mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

  Oemar Malik mengemukakan bahwa: Hasil Belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi) pengelolaan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasilbelajar yang dicapai olehpeserta didik setelah melakukan kegiatan belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah

  10 ditetapkan.

  Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dapat diketahui setelah mengikuti proses belajar. Hasil belajar yang dicapai seseorang dapat menjadi indikator tentang batas kemampuan, kesanggupan, penguasaan seseorang tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai yang dimiliki oleh orang itu dalam suatu pekerjaan.

  Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik erat kaitannya dengan rumusan pembelajaran yang direncanakan oleh guru sebelumnya.

  Menurut Djamarah dan Zain, belajar dikatakan berhasil, apabila:

  a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

  b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pelajaran telah dicapai oleh peserta

  11 didik, baik secara individu maupun kelompok.

  Berdasarkan pengertian hasil belajar yang telah ditetapkan di atas, maka dapat dipahami mengenai makna hasil dan belajar. Apabila kedua kata tersebut dipadukan, maka dinyatakan bahwa hasil belajar adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh 9 10 Asep jihad.Evaluasi Pembelajaran (Cet. III; Yogyakarta: Multi Press, 2010), h. 14. 11 Oemar Malik, Proses Belajar Mengajar (Cet. ke-III; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h. 8.

  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,

  17

  tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh peserta didik dengan pengalamannya yang telah diberikan atau disiapkan oleh sekolah melalui proses belajar mengajar.

  Demikian pula jika dikaitkan dengan belajar matematika maka hasil belajar matematika merupakan kemampuan yang dicapai peserta didik dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep matematika setelah mengikuti proses belajar mengajar matematika. Untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar matematika digunakan tes sebagai alat ukurnya.

  2. Metode Pembelajaran

  Metode pembelajaran dijabarkan kedalam cara dan gaya pembelajaran.seperti kutipan dibawah ini: Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasika suatu metode secara spesifik. Misalanya penggunaan metode ceramah dalam kelas relatif banyak membutuhkan metode sendiri yang tentunya akan berbeda dengan penggunaan metode pada kelas yang jumlah peserta didiknya terbatas.

  12 Jadi, metode pembelajaran adalah suatu cara untuk menyampaikan materi

  pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik. Selanjutnya, disini peneliti menggunakan dua metode pembelajaran sebagai berikut:

  3. Metode PembelajaranMake A Match

  Metode pembelajaran mempunyai banyak tipe. Make A Matchmerupakan salah satu dari metode pembelajaran. Metode Make A Match merupakan salah satu metode

12 SofianAmri, KonstruksiPengembanganPembelajaran (Cet. I: Jakarta,

  18

  pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi keterbatasan sarana dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

  Metode Make A Match adalah pembelajaran dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, peserta didik yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan atau jawaban dan dibacakan di depan kelas untuk dinilai oleh kelompok nilai.

  Metode pembelajaran ini dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran yang baik dan sebagai suatu alternatif dalm usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik. Ciri utama dari metodeMake A Match adalah peserta didik diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau pertanyaan materi tertentu dalam pembelajaran. Salah satu dari keunggulan metodeMake A Match adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar

  13 mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

  Karakteristik metode Make A Match memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik peserta didik yang gemar bermain. Pelaksanaan metode Make A Match harus didukung dengan keaktifan peserta didik untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut.

  Peserta didik tidak hanya diam dalam mengikuti pembelajaran, namun dengan metode Make A Match ini peserta didik aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga

  19

  peserta didik dapat menemukan pengetahuannya sendiri dan mempunyai pengalaman belajar yang bermakna.

  Berdasarkan kegiatan proses belajar mengajar, peserta didik nampak lebih aktif mencari pasangan kartu antara jawaban dan soal. Dengan metode pencarian kartu padangan ini peserta didik dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di dalam kartu yang ditemukannya dan menceritakannya dengan sederhana dan jelas secara bersama-sama.

  Pada saat guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep/topik tentang mencari pikiran utama dan pikiran penjelas dalam wacana untuk sesi review (satu sisi berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban). Setelah guru memerintahkan peserta didik untuk mengambil kartu tampak sebagian besar peserta didik bersemangat dan termotivasi untuk menarik satu kartu soal. Setelah peserta didik mendapatkan kartu soal, masing-masing tampak memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Kelompok dengan pasangannya ingin saling mendahului untuk mencari pasangan dan mencocokkan dengan kartu (kartu soal atau kartu jawaban) yang dimilikinya. Di sinilah terjadi interaksi antar kelompok dan interaksi antar peserta didik di dalam kelompok untuk membahas kembali soal dan jawaban.

  Guru membimbing peserta didik dalam mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh peserta didik.

  Pada penerapan metode Make A Match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode Make A Match dapat memupuk kerja sama peserta didik dalam menjawab

  20

  pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar peserta didik lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan peserta didik tampak sekali pada saat peserta didik mencari pasangan kartunya masing-masing. Hal ini merupakan suatu ciri dari pembelajaran kooperatif seperti yang dikemukan oleh Liebahwa, “Pembelajaran kooperatif ialah pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong

  14

  royong dan kerja sama kelompok.” Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya guru untuk menarik perhatian sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi peserta didik dalam diskusi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik,

  “Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan peningkatan keaktifan peserta didik yang dapat dilakukan dengan metode pembelajaran tertentu, dan motivasi belajar dapat ditujukan ke arah kegiatan-kegiatan kreatif. Apabila motivasi yang dimiliki oleh peserta didik diberi

  15

  berbagai tantangan, akan tumbuh kegiatan kreatif.” metode Make A Match dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama di antara peserta didik serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan.

1) Langkah-langkah metode pembelajaranMake A Match

  Hal yang perlu diperhatikan dalam Make A Match adalah kartu-kartu. Kartu- kartu tersebut berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Kartu jawaban merupakan

  14 Lie, Anita, Cooperative Learning, MempraktikkanCooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 35. 15 Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar(Cet. ke-III; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h.

  21

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Multiple Intelligences dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik pada SD Islam Terpadu Wihdatul Ummah Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 174

Tana Karaeng Tanpa Karaeng - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 136

Hubungan antara Gaya Belajar dan Persepsi Peserta Didik terhadap Metode Pembelajaran dengan Motivasi Belajar Peserta Didik di MTs. As’adiyah Puteri II Sengkang - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 153

Laporan Hasil Kegiatan Mahasiswa PPL Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar pada SD Inpres Tello Baru 1/2 Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 57

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Pada Siswa Kelas VII2 MTsN Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 112

Perbandingan Model Pembelajaran Think Pair Share dan Make a Match terhadap Hasil Belajar Matematika siswa SMA Angkasa Kabupaten Maros - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 199

Perbandingan Penggunaan Media Benda Konkret Dan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 kota Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 71

Hubungan Antara Minat Belajar Matematika dengan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 5 138

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Quantum Learning pada Peserta Didik Kelas V SDN 91 Sumbang Kec. Curio Kab. Enrekang - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 4 134

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Project Based Learning dan Model Pembelajaran Problem Posing pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Parangloe Kabupaten Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 117