Perbandingan Penggunaan Media Benda Konkret Dan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 kota Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

  PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET DAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD INPRES PERUMNAS ANTANG 1 KOTA MAKASSAR Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

  Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Oleh

  KADIR NIM. 20700111047 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2015 PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain secara keseluruhan, maka karenanya skripsi dan gelar yang diperoleh batal demi hukum.

  Makassar, April 2015 Penulis KADIR NIM: 20700111047 PERSETUJUAN PEMBIMBING Pembimbing penulisan skripsi saudara KADIR, NIM: 20700111047, mahasiswa Jurusan Program Studi Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul “Perbandingan Penggunaan Benda Konkret dan Gambar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar”, memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disejutui dan diajukan ke sidang Munaqasyah.

  Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.

  Makassar, Maret 2015 Pembimbing I Pembimbing II Dr. M. Yusuf T, M.Ag. Nursalam, S.Pd., M.Si.

  NIP. 19720704 200003 1 003 NIP. 19801229 200312 1 003

  KATA PENGANTAR Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

  Alhamdulillahi Rabbil’Alamin, teruntai rasa syukur kepada Allah SWT., atas rahmat, kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis, memberikan penulis kekuatan dan keberanian untuk mewujudkannya, serta memberikan penulis kemampuan untuk bisa melakukan sesuatu yang ingin penulis lakukan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW., sebagai Nabi penutup yang menjadi obor dalam menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Perjuangan dan ketulusan beliau membawa kita semua ke masa dimana kita bisa melihat peradaban yang diterangi oleh iman dan pengetahuan.

  Penulis menyadari sedalam-dalamnya bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat celah sebagai manipestasi penulis selaku manusia biasa. Walaupun penulis telah berusaha skripsi sesempurna mungkin, untuk itu segala tegur sapa dan koreksi yang sifatnya membangun dari berbagai pihak, senantiasa penulis harapkan dan terima dengan lapang dada.

  Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya terkhusus kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda La Kaseng yang telah memijakkan kakinya di surga dan ibunda Rohani yang harus menanti selama kurang lebih 22 tahun untuk mendapati anaknya menyandang gelar sarjana yang telah memberikan semangat tersendiri bagi penulis untuk dapat menyelesaikan studi, serta segenap keluarga besar yang telah memberi semangat, membimbing dan membantu penulis selama menempuh pendidikan, sampai selesainya skripsi ini, kepada beliau penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt. mengasihi, memberikan rahmat, berkah, hidayah,dan inayah serta mengampuni dosanya. Amin Ya Robbal Alamin Ya Allah.

  Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. M. Yusuf T, M.Ag dan Nursalam, S.Pd., M.Si selaku pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap penyelesaian.

  Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu penulis juga patut menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA selaku Pgs Rektor UIN Alauddin Makasar beserta Wakil rektor I, II, dan III.

  2. Dr. H. Salehuddin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta wakil dekan I, II, dan III.

  3. Drs. Thamrin Tayeb, M.Si dan Nursalam, S.Pd, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika UIN Alauddin Makassar.

  4. Para dosen, karyawan, dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak langsung.

  5. Napiah, S.Pd dan Nadira, S.Pd selaku guru kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar, yang sangat memotivasi penyusun, dan seluruh staf serta adik-adik peserta didik kelas V A , dan kelas V B , SD Inpres Perumnas

  Antang 1 Kota Makassar atas segala pengertian dan kerjasamanya selama penyusun melaksanakan penelitian.

  6. Guru-guruku di SDN 12 Tanrutedong, SMPN 1 Duapitue, dan SMAN 1 Duapitue atas segala jasa dan ilmu yang tak ternilai.

  7. Rekan-rekan seperjuangan teman-teman Matematika angkatan 2011 terutama Pend. Matematika 3,4 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

  8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulisan skripsi ini.

  Akhirnya hanya kepada Allah jualah penyusun serahkan segalanya, semoga semua pihak yang membantu penyusun mendapat pahala di sisi Allah swt., serta semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi penulis sendiri.

  Samata, April 2015 Penulis

  KADIR NIM: 20700111047

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................. KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ........................................................................................................ DAFTAR TABEL ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ABSTRAK ...........................................................................................................

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 – 10 A. Latar Belakang............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7 C. Hipotesis ........................................................................................ 7 D. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 8 E. Tujuan Penelitian............................................................................ 9 F. Manfaat Penelitian.......................................................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 11 - 29 A. Hasil Belajar Matematika ............................................................... 11 B. Media Pembelajaran Matematika ................................................... 20 C. Media Benda Konkret .................................................................... 22 D. Media Gambar ................................................................................ 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 30 - 42 A. Jenis Penelitian ............................................................................... 30 B. Desain Penelitian ............................................................................ 30 C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 32 D. Prosedur Penelitian ........................................................................ 33 E. Validitas Penelitian ........................................................................ 34 F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 35

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 43 - 55 A. Hasil Penelitian .............................................................................. 43

  1. Hasil Analisis Deskriptif ........................................................... 43

  2. Hasil Analisis Inferensial .......................................................... 48

  B. Pembahasan .................................................................................... 52

  BAB V PENUTUP .........................................................................................56 – 57 A. Kesimpulan .................................................................................... 56 B. Saran ............................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................58 - 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... DOKUMENTASI .............................................................................................. RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Butir soal ........................................................ 36Tabel 4.1 Deskriptif Penggunaan Benda Konkret (Kelas Eksperimen) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres

  Perumnas Antang 1 Kota Makassar .............................................. 43

Tabel 4.2 Kriteria Kategori Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui

  PenggunaaBenda Konkret (Kelompok Eksperimen I) Kelas V

  A SD

  Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar .............................. 44

Tabel 4.3 Deskriptif Penggunaan Gambar (Kelas kontrol) terhadap Hasil

  Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar ................................................................ 46

Tabel 4.4 Kriteria Kategori Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui

  Penggunaan Gambar (Kelompok Eksperimen II) Kelas V SD

  B

  Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar .................................... 47

Tabel 4.5 Pengujian Normalitas terhadap Hasil Belajar Matematika

  Kelas Eksperimen .......................................................................... 49

Tabel 4.6 Pengujian Normalitas terhadap Hasil Belajar Matematika

  Kelas Kontrol ................................................................................. 50

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Posttest-Only Control Design ...................................... 31Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui

  Penggunaan Benda Konkret ..................................................... 45

Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui

  Penggunaan Gambar ................................................................. 48

  ABSTRAK Nama : Kadir Nim : 20700111047 Judul : Perbandingan Penggunaan Media Benda Konkret dan Media

  Gambar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar yang diajar melalui penggunaan media benda konkret (2) Mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar yang diajar melalui penggunaan media gambar (3) Mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar melalui penggunaan media benda konkret dan media gambar pada siswa kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian posttest-only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar yang berjumlah 79 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Kelas eksperimen adalah kelas V sebanyak 40 siswa, yang menjadi kelas kontrol adalah kelas V

  A B sebanyak 39 siswa.

  Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh rata-rata post-test kelas eksperimen 80,00 dan rata-rata post-test kelas kontrol 70,96. Sedangkan hasil analisis inferensial dalam pengujian hipotesis data menunjukkan nilai t lebih besar

  hitung

  daripada nilai t (3,19>1,67) dan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih

  tabel

  tinggi dibanding rata-rata hasil belajar kelas kontrol, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar melalui penggunaan media benda konkret dan media gambar pada siswa kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar.

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses mengembangkan sikap dan tingkah laku seorang individu untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat

  1

  mengembangkan kemampuannya secara optimal . Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia hidup, proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya pengaruh yang berasal dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.

  Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap. Perkembangan dan perubahan pendidikan yang semakin maju menuntut kita untuk meresapinya dengan matang pula, tenaga pengajar dituntut untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan pengetahuan keterampilan, keahlian agar guru tidak tergilas oleh majunya pendidikan.

  Pendidikan merupakan hubungan antar pribadi pendidik dan anak didik. Dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pribadi. Hubungan ini jika meningkat ke taraf hubungan pendidikan, maka menjadi hubungan antara pribadi pendidik dan pribadi si anak didik, yang pada akhirnya melahirkan

  2

  tanggung jawab pendidikan dan kewibawaan pendidikan . Pendidik bertindak demi kepentingan dan keselamatan anak didik, dan anak didik mengakui kewibawaan pendidik dan bergantung padanya.

  Pendidikan adalah hubungan antar pribadi pengajar dan pelajar dalam berkomunikasi untuk melahirkan suatu tanggung jawab pendidikan dan kewibawaan pendidikan.

                            

  9. (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.(Az – Zumar :

  3 9) .

  Surah Az-zumar ayat 9 di atas menjelaskan bahwa hanya orang-orang yang memiliki akal dan takut kepada azab Allah yang bisa menerima pelajaran, sedangkan orang yang musyrik dan tidak berakal tidak bisa menerima pelajaran.

  Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidikan untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisien dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

  Tujuan pendidikan akan tercapai jika unsur-unsur yang menentukan kemajuan dan peningkatan pendidikan betul-betul mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak, terutama dari tenaga kependidikan dan pihak-pihak lain yang berkecimpung dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, guru sebagai tenaga 2 pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar diharapkan sangat selektif dalam memilih sejumlah media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran atau materi yang akan diajarkan kepada siswa.

  Indonesia sudah merdeka lebih dari 64 tahun, kita masih menghadapi kenyataan yang menunjukkan bahwa cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa

  4

  belum terwujud optimal . Ini dapat dijumpai dari data yang menunjukkan bahwa pendidikan masih menghadapi sejumlah permasalahan. Permasalahan-permasalahan utama yang dihadapi oleh pendidikan nasional, terutama dalam konteks upaya mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mandiri dan berdaya saing tinggi secara garis besar terkait dengan: Pertama, permasalahan akses, yakni pemerataan kesempatan bagi setiap warga Negara untuk memperoleh pendidikan. Kedua, permasalahan kualitas dan relevansi pendidikan, yang dapat menyebabkan kurangnya daya saing lulusan. Kedua permasalahan ini erat kaitannya dengan tata kelola dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan pendidikan yang juga berdampak kepada citra masyarakat terhadap pendidikan nasional.

  Komponen masukan pendidikan yang secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan meliputi: (1) guru dan tenaga kependidikan yang belum memadai baik secara kuantitas, kualitas, maupun kesejatrannya; (2) prasarana dan sarana belajar yang belum tersedia dan belum didayagunakan secara optimal; (3) pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang kualitas pembelajaran; dan (4) proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif.

  Proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif terkait dengan proses kegiatan belajar dan mengajar yang merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini berarti 4 bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dan dijalankan secara professional. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.

  Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada salah satu guru kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar yaitu Napiah, S.Pd mengatakan bahwa pada nilai ulangan harian sebagian besar siswa tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75,0 yang sudah ditetapkan pada sekolah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut belum sesuai target yang diharapkan. Salah satu penyebabnya adalah cara penyajian materi yang dilakukan guru atau suasana pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran matematika di sekolah dasar selama ini kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari oleh siswa akibatnya banyak siswa yang tidak mengetahui manfaat dari belajar matematika.

  Kondisi pembelajaran di atas juga ditemukan di SD Inpres Perumnas Antang

  1 Kota Makassar. Hal ini terungkap dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa masalah yang dihadapi saat ini dalam pembelajaran matematika yaitu terkait dengan penggunaan strategi, penggunaan metode, dan penggunaan media pembelajaran. Kurangnya pemahaman siswa dengan konsep matematika ini disebabkan oleh dua faktor yaitu timbulnya dari dalam diri siswa dan guru itu sendiri. Menurut alasan peneliti salah satu hal yang paling mempengaruhi kurangnya pemahaman siswa dalam pelajaran matematika adalah kurang memanfaatkan media yang ada di sekelilingnya.

  Kondisi di atas perlu kita ketahui bahwa pembelajaran matematika di kelas V SD perlu menggunakan media, karena pada siswa sekolah dasar bukan hal yang mudah untuk memahami pelajaran matematika. Oleh karena itu, penggunaan media sangat tepat untuk siswa kelas V SD. Media yang memiliki andil yang besar diantaranya adalah dengan demonstrasi benda konkret dan gambar.

  Brunner mengatakan, hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret) kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian

  5

  melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal . Dengan menggunakan media benda konkret, siswa akan cepat memahami konsep matematika yang sifatnya abstrak melalui demonstrasi benda-benda konkret dalam pembelajaran dimana siswa dihadapkan langsung dengan benda-benda nyata yang sesuai dengan kehidupan mereka sehari-hari.

  Levie and Levie berpendapat lain yang membaca kembali hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali dan menghubung-hubungkan fakta

  6

  dan konsep . Studi mengenai penggunaan media gambar dalam hubungannya dengan hasil belajar menunjukkan bahwa pesan-pesan visual yang moderat (berada dalam rentangan abstrak dan realistik) memberikan pengaruh tinggi terhadap prestasi belajar siswa.

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang mahasiswi jurusan pendidikan guru sekolah dasar Universitas Negeri Yogyakarta yang bernama Tri 5 Azhar Arsyad. Media Pembelajaran (Cet. XIII. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010) Permana Adi mengatakan bahwa ada perbedaan nyata hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang diperoleh dari kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan media konkret (kelompok eksperimen) dengan kelompok siswa yang

  7

  belajar dengan menggunkan media gambar (kelas kontrol) . Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Matthew Boggan dkk dengan judul penelitian “Using Manipulatives to Teach Elementary Mathematics”, mengatakan bahwa penggunaan media benda konkret dalam pelajaran matematika dengan cara yang baik dapat membuat siswa memahami konsep matematika dengan mudah dan membuat

  8

  pelajaran lebih efektif . Namun, lain halnya penelitian yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Suzanne Stokes di Troy State University Tokyo dengan judul penelitian

  9

  “Visual literacy in Teaching and learning: a literature perspective” mengatakan bahwa penggunaan media visual (gambar) dalam proses belajar mengajar menunjukkan hasil yang positif.

  Berdasarkan alasan-alasan di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan demonstrasi benda konkret dan gambar dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian dengan melakukan perbandingan antara pembelajaran dengan menggunakan demonstrasi benda konkret dan pembelajaran tanpa menggunakan demonstrasi benda konkret yakni berupa gambar untuk mengetahui perbedaan signifikan kedua media pembelajaran tersebut terhadap hasil belajar matematika siswa. 7 Tri Permana Adi, “Pengaruh Penggunaan Media Konkret pada Pokok Bahasan Bangun

  

Ruang terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD N Banjaranyar”, Skripsi (Yogyakarta:

Fakultas Ilmu Pendidikan, 2012) h. vii. 8 Matthew Boggan dkk.Using Manipulatives to Teach Elementary Mathematics. Journal of Instructional Pedagogies. Vol 1. No. 2: h. 5. 9

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana hasil belajar matematika siswa SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar yang diajar dengan menggunakan benda konkret ?

  2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar yang diajar dengan menggunakan gambar?

  3. Apakah terdapat perbedaan signifikan hasil belajar matematika melalui penggunaan benda konkret dan gambar terhadap siswa kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar ?

  C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan

  10

  yang diajukan dalam penelitian . Hipotesis berisi dugaan, atau perkiraan hubungan antara dua variabel atau lebih dari dua variabel yang dirumuskan dalam kalimat

  11

  pernyataan . Penentuan hipotesis sebelum dilakukan penelitian akan membantu peneliti untuk menentukan fakta apa yang perlu dicari, prosedur serta metode apa yang sesuai untuk digunakan, serta bagaimana mengorganisasikan hasil serta penemuan.

  Setelah penyusunan rumusan masalah dan merujuk dari pengertian hipotesis di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikan hasil

  10 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet ke II; Surabaya: Penerbit SIC, 2001), h. 16 11 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet ke VI; Bandung: Remaja belajar matematika melalui penggunaan benda konkret dan gambar terhadap siswa kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar.

D. Definisi Operasional Variabel

  Untuk mendapatkan gambaran yang diharapkan dapat memudahkan pemahaman serta memberikan persepsi yang sama antara penulis dan pembaca terhadap judul serta memperjelas ruang lingkup penelitian maka pengertian operasional variabel diuraikan sebagai berikut :

  1. Hasil Belajar Matematika Istilah hasil belajar tersusun atas dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Di dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia dikemukakan hasil berarti “sesuatu yang didapat dari jerih payah”, sedangkan belajar adalah “suatu proses perubahan tingkah laku pada siswa akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui proses pengalaman dan latihan”. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa kelas V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar setelah belajar melalui penggunaan benda konkret dan gambar pada materi bangun ruang.

  2. Media Benda Konkret Media benda konkret merupakan media benda yang sebenarnya membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat belajar siswa.

  Dengan menggunakan media benda konkret akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk mempelajari berbagai hal terutama menyangkut pengembangan keterampilan tertentu. Secara operasional media benda konkret adalah media yang dapat dipegang, diraba, dan berbentuk tiga dimensi. Contohnya: kubus, balok, tabung, kerucut, prisma segitiga, limas segitiga, dan limas segiempat.

  3. Media Gambar Media gambar adalah foto atau sejenisnya yang menampakan benda yang banyak dan umum digunakan, mudah dimengarti dalam pembelajaran serta untuk mengatasi kesulitan menampilkan benda asli di dalam kelas. Media gambar dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal abstrak yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas. Secara operasional media gambar adalah media pembelajaran yang berbentuk dua dimensi yang berguna untuk mengatasi kesulitan menampilkan benda asli di dalam kelas. Contohnya: gambar kubus, gambar balok, gambar tabung, gambar kerucut, gambar prisma segitiga, gambar limas segitiga, dan gambar limas segiempat.

E. Tujuan Penulisan

  Berdasarkan dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar yang diajar dengan menggunakan demonstrasi benda konkret

  2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar yang diajar dengan menggunakan demonstrasi gambar

  3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan hasil belajar matematika melalui penggunaan benda konkret dan gambar pada siswa kelas

  V SD Inpres Perumnas Antang 1 Kota Makassar.

F. Manfaat Penelitian

  Dalam penelitian ini penulis sangat berharap bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika serta bermanfaat untuk berbagai pihak antara lain:

  1. Sekolah Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam menyempurnakan kurikulum dan perbaikan pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya bidang studi matematika.

  2. Guru

  a. Dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran matematika di kelas sehingga permasalahan dalam pembelajaran dapat diminimalisir.

  b. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi guru dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran di kelas.

  3. Siswa

  a. Dapat meningkatkan partisipasi, minat, dan motivasi siswa dalam belajar matematika.

  b. Melatih siswa bekerjasama dan memecahkan masalah dalam satu kelompok serta menghargai saran/pendapat/gagasan dari teman lain.

  c. Dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

  4. Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian yang dilakukan di kelas serta memberikan gambaran pada peneliti sebagai calon guru tentang bagaimana sistem pembelajaran yang baik di sekolah. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya yang berminat menyelidiki hal-hal yang relevan dalam penelitian.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka dalam penelitian ini pada dasarnya dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini. Sehubungan dengan masalah yang diteliti, kerangka teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

A. Hasil Belajar Matematika

1. Belajar

  Secara umum, belajar dipahami sebagai perubahan yang relatif konstan dan berbekas pada diri individu setelah berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Relatif konstan berbekas bermakna relatif tetap, artinya hasil belajar ada kalanya mansukh atau dihapus dan diganti dengan yang baru, dan ada kalanya dilupakan pada

  1

  saat yang lain . Intinya, belajar adalah perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa melakukan atau bisa berperilaku. Meskipun demikian, tidak semua perubahan disebut perubahan belajar

  Lantas, apa belajar itu? Beberapa ahli memberikan pengertian berbeda: Whiterington, mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian melalui pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Ahli lain Crow & Crow yang mendefenisikan belajar sebagai perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru.

  Sementara itu Hilgard lebih menekankannya sebagai suatu proses merespon situasi 1

  2

  yang mengakibatkan munculnya prilaku baru individu . Berdasarkan berbagai pengertian ahli di atas, dapat dikatakan belajar merupakan perubahan kepribadian yang berupa kebiasaan, pengetahuan, dan sikap menuju munculnya individu yang baru.

  Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

  3

  memenuhi kebutuhan hidupnya . Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

  Pada dasarnya belajar adalah aktifitas disengaja meskipun dalam beberapa kasus, bisa juga berlangsung tanpa disengaja. Disengaja maksudnya dilakukan karena dorongan rasa ingin tahu. Keingintahuan melahirkan tahu atau pengetahuan yang mendasari pikiran, tindakan atau sikap seseorang. Pengetahuan diperoleh melalui taktik dan strategi yang dikembangkan oleh individu secara berbeda-beda. Perbedaan

  4

  cara menghasilkan pengetahuan menyebabkan munculnya ragam pengetahuan . Ada pengetahuan yang menghasilkan dengan cara mengamati objek fisik atau fenomena yang melahirkan pengetahuan fakta atau factual. Ada yang menghasilkan pengetahuan dengan cara mengamati objek bekerja yang menghasilkan pengetahuan procedural. Selain itu, ada juga yang mengamati substansi objek yang melahirkan pengetahuan prinsipil.

  Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit

  2 3 M. Yusuf T. Teori Belajar dalam Praktek. h. 7 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Cet IV; Jakarta : PT Rineka,

  (tersembunyi). Menurut Faturrohman untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka

  5

  dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah :

  a) Kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

  b) Afektif, yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi- reaksi yang berbeda dengan penalaran yng terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentuka pola hidup.

  c) Psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.

  Istilah “pendidikan” dengan istilah “belajar” sering dikacaukan, sehingga muncullah kata belajar sepanjang hayat (lifelong learning) atau pendidikan sepanjang hayat (lifelong education), yang dikenal juga dengan sebutan pendidikan seumur hidup. Istilah “pendidikan” dimaknai sebagai proses pembentukan manusiaseutuhnya, sedangkan “belajar” dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil dari

  6

  perbuatan belajar itu . Dengan demikian istilah “belajar” lebih bermakna fokus demi fokus atas materi pembelajaran yang dilaksanakan secara kontekstual.

  Selain itu menurut para ahli yang beraliran behaviorisme menyatakan bahwa, belajar adalah sesuatu yang dilakukan orang untuk merespon stimuli eksternal. Behavioral learning theory menekankan perubahan dalam perilaku sebagai hasil utama proses belajar. Ketika mengkaji tentang belajar, kaum behavioris biasanya melakukannya dengan menggunakan eksperimen yang dilaksanakan pada binatang 5 seperti anjing maupun juga pada manusia sendiri. Ini disebabkan karena, berlawanan dengan “mentalisme”, kaum behavioris berpikir bahwa faktor-faktor eksternallah

  7

  yang banyak menjadi penyebab perilaku kita . Namun menurut yang penulis pelajari didalam psikologi pendidikan bahwa bukan hanya faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku kita, namun faktor internal juga akan sangat mempengaruhi perilaku seseorang seperti bakat dalam diri kita. Bakat yang dimiliki oleh seseorang juga akan sangat mempengaruhi jalan hidup yang akan dipilih oleh orang tersebut, misalnya saja seseorang yang berbakat dalam hal menyanyi, kemungkinan besar dia akan memilih jalan hidup menjadi seorang penyanyi dengan cara mengikuti kontes- kontes pencarian bakat.

  8 Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua defenisi, yaitu:

  a) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

  b) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

  Dalam otak manusia terdapat neuron yang jumlahnya bisa mencapai seratus milyar. Jika seseorang mendapat tambahan informasi baru, sel-sel saraf ini secepat mungkin membentuk koneksi antara satu dengan yang lainnya untuk menyimpan dan memperkuat informasi baru tersebut. Bagian otak yang pertama dinamakan cerebrum (otak besar) membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, menganalisis, menggunakan logika, berbahasa, memiliki kesadaran, perencanaan, memori dan 7 Daniel Muijs, Effective Teaching : Teori dan Aplikasinya, diterjemahkan oleh Helly

  PrajitnoSoetjipto (Cet. II; Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), h. 20 8 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Cet. V; Jakarta : Rineka Cipta,

  9

  kemampuan visual . Berdasarkan bidang neurosains, otak manusia merupakan sesuatu yang sangan unik dan pakan hasil karya Allah SWT yang sangatlah luar biasa.

  Menurut Iyan Hernanta kecerdasan IQ seseorang juga ditentukan oleh kualitas

  10

  dari bagian Cerebrum yang terbagi atas empat bagian, yaitu :

  a) Lobus frontal, yang bertanggung jawab terhadap fungsi kognitif tertinggi, seperti pemecahan masalah, spontanitas, memori, bahasa, motivasi, penilaian, dan perilaku sosial/seksual.

  b) Lobus Parietal, berperan sebagai sensasi sentuhan, bau, rasa, dan mengkoordinasi mata dan tangan ataupun pergelangan kaki.

  c) Lobus temporal, berperan sebagai tempat emosi, dan juga bertanggung jawab sebagai perasa, membau, memori, pengertian musik.

  d) Lobus Occipital, berfungsi untuk penglihatan, lobus occipital kiri untuk melihat angka dan huruf, serta lobus occipital kanan untuk melihat gambar dan bentuk.

  Berdasarkan penjelasan diatas, setiap bagian dari Cerebrum memiliki peran masing-masing. Lobus frontal sangat menentukan tingkat kognitif dari seseorang yang terkait dengan tingkat prestasi belajar seseorang.

2. Matematika

  Matematika berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan atau belajar. Juga dari kata mathematikos yang diartikan sebagai suku belajar. Matematika adalah kumpulan konsep yang mempunyai struktur sistematis, urut dengan alur logika yang jelas dan mempunyai 9 Iyan Hernanta, Ilmu Kedokteran Lengkap tentang Neurosains, (Cet I; Yogyakarta : D- Medika, 2013), h. 44. hirarki antara 1 konsep dengan yang lain, maksudnya antara 1 konsep dengan konsep

  11

  yang lain saling menunjang dan berhubungan . Jadi, dalam belajar matematika harus diketahui yang awal untuk menyelesaikan masalah pada konsep selanjutnya.

  Menurut Soedjadi, hingga saat ini pun tidak ada yang bisa mendefinisikan matematika dengan sempurna dalam satu kalimat. Kebanyakan adalah definisi yang tidak utuh karena hanya dengan sudut pandang tertentu. Berikut adalah beberapa

  12

  contoh definisi matematika yang pernah dibuat oleh pakar:

  a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik; b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi;

  c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan; d) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk; e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur logik; f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

  Mempelajari materi-materi matematika tidak cukup hanya dipelajari dengan membaca saja. Suatu teorema, dalil, sifat ataupun suatu defenisi untuk dapat memahaminya memerlukan waktu dan ketekunan. Jika perlu materi matematika sering kali kita terpaksa harus berulang-ulang membacanya sehingga memahami maknanya padahal tidak jarang hanya terdiri dari satu kalimat saja. Memahami 11 Budi Manfaat, Membumikan Matematika dari Kampus ke Kampung (Cirebon : Eduvision

  Publishing, 2010), h.147 12 konsep matematika perlu memperhatikan konsep-konsep sebelumnya. Matematika tersusun secara hirearki yang satu sama lain berkaitan erat. Konsep lanjutan tidak mungkin dapat dipahami sebelum memahami dengan baik konsep sebelumnya yang menjadi prasyarat.

  Atas alasan itu beberapa ahli sangat berhati-hati untuk tidak menggunakan istilah ilmu Matematika. Tapi meskipun demikian ada pula ahli yang ‘melunakkan’ pengertian ilmu dan sifat ilmiah pada pengetahuan yang telah diterima manusia dan sesuai dengan logika pikir manusia.

3. Hasil Belajar Matematika

  Kata hasil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu

  13

  yang diadakan oleh usaha . Berdasarkan kamus lengkap bahasa indonesia, hasil

  14

  adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha . Jadi hasil adalah hal-hal yang ditimbulkan atau dimunculkan sebagai akibat dari sebuah usaha. Dapat disimpulkan bahwa hasil adalah sesuatu yang diperoleh atau diraih oleh seseorang dari suatu usaha yang dilakukan

  Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar diharapkan siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.

13 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

  Indonesia (cet.VII; Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 343 14

  Defenisi lain mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku

  15

  seseorang . Selanjutnya menurut Slameto, hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri.

  Berdasarkan pengertian di atas bila dikaitkan dengan evaluasi, maka hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah diadakannnya evaluasi. Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Hasil belajar ditunjukkan dengan prestasi belajar yang merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.

  Proses belajar diharapkan siswa memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.

  Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran dari proses pengalaman belajarnya yang diukur dengan tes.

  15

  Menurut E Mulyasa, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi

  16

  hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa; 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

  Gagne mengatakan hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar matematikanya atau dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa, yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah

  17

  laku, sikap dan keterampilan setelah mempelajari matematika . Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

  Hasil belajar matematika adalah ukuran kemampuan siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang perhitungan yang biasanya bersifat abstrak

  18

  yang diperoleh berdasarkan usaha yang telah dilakukannya . Hasil belajar matematika diperoleh melalui pemahaman dan penerapan konsep-konsep 16 E Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004: Perpaduan Pembelajaran KBK. (Bandung:

  Rosda) h. 145 17 Ubaydillah Ibnu Sholihin, “Kajian Teori: Hakikat Hasil Belajar Matematika”, Official

Website Of Ubaydillah Ibnu Sholihin, http://rujukanskripsi.blogspot.com/2013/06/kajian-teori-hakikat- hasil-belajar.html diunduh pada (29 Juni 2013). 18 matematika setelah mengikuti proses belajar mengajar matematika. Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar matematika digunakan tes sebagai alat ukurnya.

Dokumen yang terkait

Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajar IPS di Kelas IV SD Inpres Dongkas

0 0 10

Laporan Hasil Kegiatan Mahasiswa PPL Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar pada SD Inpres Tello Baru 1/2 Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 57

Efektivitas Penerapan Goal Oriented Evaluation Model (GOEM) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 111

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Pada Siswa Kelas VII2 MTsN Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 112

Efektivitas Strategi Mengakraban Kembali dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Model Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 83

Pengaruh Penggunaan Media Microsoft Powerpoint dab Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika di Kelas VIII MTs. Nuhiyah Pabusuang Kabupaten POLEWALI Mandar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 67

Korelasi antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Pitumpanua Kab. Wajo - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 76

Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Al-Quran Hadis di MTs. Madani Alauddin Paopao - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 50

Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Keliling dan Luas Segiempat pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Anggeraja - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 93

Peningkatan Hasil Belajar Opersai Bilangan Bulat melalui Media Domino Matematika (DOMIKA) pada Siswa Kelas VIIA SMPs Babussalam Kalukuang Kabupaten Takalar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 134