BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Profil Desa 1. Sejarah Singkat - HIBAH SEBAGAI UPAYA MENGHINDARI WARIS DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Profil Desa 1. Sejarah Singkat Pada tahun 1918 datanglah sekelompok

  transmigrasi dari pulau Jawa. Membentuk dusun Nabang Rejo, dusun Kampung Baru dan dusun Nabang Sari. Dari Tahun 1918 sampai dengan tahun 1948 masih menginduk ke Desa Kedondong. Pada Tahun 1948 terjadi pemekaran Desa yang diberi Nama Desa Kertasono Kecamatan Kedondong Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Diberinama Kertasono karena mayoritas penduduk bersuku Jawa Tengan dan Jawa Timur. Kertasono gabungan dari kata Kerto yang memiliki arti Hutan dan sono yang berarti tempat. Pada Tahun 1972 terjadi perubahan nama Desa menjadi Desa Kertasana. Perubahan terjadi karena mayoritas suku jaawa berpindah tempat ke Desa Gunung Sari. Berikut

  1 adalah silsilah kepemimpinan Desa.

  Dan berikut ini adalah nama-nama kepala Desa Kertasana Dari tahun (1920-1948) masih kepala Dusun (KADUS) Desa Kedondong: 1. : Kepala Desa Kertasana (Periode

  Hi. Tabri 1948-1958)

  2. : Kepala Desa Kertasana (Periode Syawal

  1958-1960) 3. : Kepala Desa Kertasana (Periode

  Zakaria 1960-1967) 4.

A. Khairuddin : Kepala Desa Kertasana (Periode

  1967-1972) 5. : Kepala Desa Kertasana (Periode

  Hi. Rafiudin 1 1972-1998)

  6. : Kepala Desa Kertasana (Periode Kurtubi. Hs

  1998-2013) 7. Ahmad Syaikhu : Kepala Desa Kertasana (Periode

  2

  2013-sekarang) 2.

   Keadaan Geografis

  Desa Kertasana memiliki luas wilayah 450 ha dengan lahan produktif 490,00 ha dengan perincian sebagai berikut :

  Tabel 1 Tata Guna Tanah NO TATA GUNA TANAH LUAS

  2

  1 Luas Pemukiman 197,00 ha/m

  2

  2 Luas Pesawahan 253,00 ha/m

  2

  3 Luas Perkebunan 0,00 ha/m

  2

  4 Luas Kuburan, Jalan dll 20,00 ha/m

  2

  5 Perkantoran 0,00 ha/m

  2 Total Luas 4890,00 ha/m Sumber : Data Umum Desa Kertasana

  Letak Desa Berada di sebelah Barat yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Pesawaran, jarak dari Desa Kertasana ke Desa Pasar Baru sekitar 2 km, dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah utara : berbatasan dengan Kecamatan

  Way Lima Sebelah Selatan : berbatasan dengan kecamatan

  Way Ratai Sebelah Timur : berbatasan dengan kecamatan

  Way Lima Sebelah Barat : berbatasan dengan kecamatan

  3 Way Khilau 3.

   Sosial Ekonomi

  Jumlah penduduk Desa Kertasana sebanyak 2 2.100 jiwa dengan penduduk usia produktif 437 jiwa,

  Profil Desa, Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten sedangkan penduduk yang dikategorikan miskin 227 jiwa. Mata pencaharian sebagian penduduk adalah petani padi sedangkan hasil produksi ekonomis Desa yang menonjol adalah padi.

  Tabel 2 Jumlah Penduduk NO PENDUDUK JUMLAH

  10 TNI

  0 Orang

  8 Bidan Swasta

  0 Orang

  1 Orang

  9 Perawat Swasta

  0 Orang

  0 Orang

  0 Orang

  7 Dokter Swasta

  0 Orang

  11 POLRI

  0 Orang

  0 Orang

  12 Pensiunan PNS/TNI/POLRI

  0 Orang

  0 Orang

  13 Pengusaha Kecil dan 7 Orang

  1 Orang

  0 Orang

  1 Jumlah Laki-laki 1085 Orang

   Sumber : Data Umum Desa Kertasana Tabel 3 Mata Pencaharian Penduduk Desa Kertasana N0 JENIS PEKERJAAN LAKI- LAKI PEREMPUAN

  2 Jumlah Perempuan 1015 Orang

  3 Jumlah Total 2100 Orang

  4 Jumlah Kepala Keluarga 613 KK

  5 Jumlah RT

  12 RT

  6 Jumlah Jumlah Dusun

  6 RW

  7 Kepadatan Penduduk 425 Per km

  1 Petani 500 Orang 500 Orang

  0 Orang

  2 Buruh Tani 276 Orang 239 Orang

  3 Pegawai Negeri Sipil 6 Orang

  0 Orang

  4 Pedagang Keliling

  4 Orang

  6 Orang

  5 Peternakan 200 Orang 355 Orang

  6 Nelayan

  3 Orang Menengah

  14 Pengusaha Besar

  5 Orang

  2 Orang

  15 Karyawan

  37 Orang

  32 Orang Perusahaan Swasta

  16 Belum Bekerja

  93 Orang

  51 Orang

  17 Tidak Bekerja

  87 Orang

  42 Orang Jumlah Penduduk 1.216 1.231 Orang

  Orang 4.

   Sarana dan Prasarana Pendidikan

  Sarana Dan Prasarana Pendidikan di Desa Kertasana mempunyai sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sampai sekolah tingkat Dasar (SD) dengan rincian :

  

Tabel 4

Pendidikan Formal

N Nama Jumlah Status(terda Kepemilikan Jumlah Jumlah

O ftar,terakre Tenaga Siswa/m

  Pemeri Swas ditasi) Pengajar ahasisw ntah ta a

  1 TK

  60

  2  

  7

  2 SD

  1   12 270

  3 SMP - - - -

  4 SMA

  4 Sumber : Data Umum Desa Kertasana 5.

   Sarana dan Prasarana Keagamaan

  Sarana dan Prasarana Keagamaan di Desa Kertasana Mempunyai Masjid dan Mushola di tiap dusun dengan perincian sebagai berikut :

  Tabel 3 Sarana dan Prasarana Ibadah Desa

  NO PRASARANA IBADAH JUMLAH

  1 Masjid

  3 Buah

  2 Langgar/Surau/Mushola

  2 Buah

  3 Gereja Kristen Protestan Buah

  • 5

  Sumber : Data Umum Desa Kertasana B.

   Proses Pengalihan Harta Melalui Hibah

  Proses pengalihan harta yang terjadi di Desa Kertasana yang melibatkan orang tua dan anak-anaknya. Pengalihan dilakukan dengan berbagai macam cara. Dari setiap sampel yang diperoleh dari hasil penelitian didapati bahwa, harta diberikan kepada anak dengan memanggil semua anak untuk hadir ke rumah orang tua. Kemudian setelah mereka semua terkumpul selaku orang tua mereka menjelaskan alasan mengapa mereka dikumpulkan pada saat itu.

  Kemudian para orang tua menjelaskan dengan sejelas-jelasnya kepada anak-anaknya mengenai hal pembagian harta yang dilakukan. Lalu surat hibah

  6

  dibagikan kepada anak-anaknya. Adapula yang tidak memberikannya atau surat masih dipegang oleh pemberi

  7

  hibah. Lain halnya dengan orang tua lainnya yang membagikan hartanya melalui hibah. Mereka tidak mengumpulkan anak-anaknya. Setiap anak sudah diatur bagiannya oleh orang tua, kemudian wahib memanggil anak yang dianggap paling tua untuk membagikannya

  8 kepada adik-adiknya.

  Setelah memanggil anak yang dipercaya, beliau memberikan surat hibah kepadanya untuk dibagikan, tetapi sebelumnya anak tersebut diberikan penjelasan mengenai tindakan pembagian harta hibah yang dilakukannya 5 h. 12. 6 Ibid, 7 Wawancara dengan Bapak Sunawiri, wahib, tanggal 5 April 2016. tersebut. Anak tertua mengerti atas tindakan ayahnya, lalu mematuhi perintah ayahnya kemudian mulai menndatangi satu persatu rumah adik-adiknya dengan membawa surat hibah dari ayahnya. Sudah bukan hal yang tabu jika setiap tindakan mendapatkan respon yang pro maupun kontra.

  Melihat respon masing-masing anak atas keputusan ayahnya yang membagikan harta dengan menggunakan jalan hibah. Setiap tindakan yang diambil oleh wahib sudah dipertimbangkan secara matang-matang. Dan demi kemaslahatan semua anak-anaknya beliau membagikannya

  9

  dengan menggunakan cara waris , dan adapula yang

  10

  membagikan dengan jalan bukan waris. Dengan kata lain pembagian dilakukan dengan menyamaratakan bagian dan ada yang melebihkan pembagian harta kepada salah seorang anaknya.

  Setelah semua memegang surat hibah, salah seorang anak dari sampel yang diambil membuat respon dengan tidak menegur orang tuanya, ingin membawa kemeja hijau, sampai terjadi kekerasan fisik. Walaupun pembagian harta tidak ada pengaruh dari pihak manapun dalam arti setiap bagian sudah wahib tentukan tanpa campur tangan dari siapapun. Dengan tindakan sendiri dan keputusan sendiri dalam keadaan sadar harta dibagikan kepada mereka.

  Proses selanjutnya yang dilakukan para orang tua setelah semua anaknya mengetahui pembagian harta itu, memperkuat suratnya dengan menandatangani

  wahib

  disaksikan oleh saksi dan diatas matrai. Agar surat memiliki kekuatan hukum negara dan agama. Untuk orang tua yang langsung melimpahkan surat dan kepengurusan tanah . kepada anak-anaknya C.

   Pembagian dan Proporsi Harta Hibah

  Berlangsungnya akad Hibah antara Wahib dan

  Mauhub di masyarakat Kertasana dikukuhkan dengan

  tulisan dan tanda tangan Wahib. Untuk pembagian harta 9 melalui hibah namun dilihat dari pembagian, setiap bagian dilakukan dengan sistem dua banding satu atau menggunakan jalan waris. Hal ini dilakukan oleh keluarga bapak Bunawiri dan keluarga bapak Adim. Mereka mengugkapkan alasan yang sama. “Bahwa anak laki-laki nanti akan membina rumah tangga atau menjadi kepala keluarga, maka wajar jika bagian mereka lebih besar

  11

  dibandingkan bagian anak perempuan.” Untuk keluarga bapak Surna dan keluarga bapak

  Muhyi. Mereka membagikan harta dengan menggunakan sistem bagi rata. Dari hasil wawancara yang dilakukan bapak surna mengungkapkan mengapa ia membagikan hartanya dengan menyamaratakan setiap bagian. Berikut alasan yang diberikan beliau: “orang tua memberikan harta dengan menyamakan bagian per anak tidak lain agar terhindar dari kecemburuan sosial antara anak laki-laki dan

  12

  perempuan, m enciptakan keadilan untuk setiap anak”.

  Pendapat lain juga dikatakan oleh bapak Muhyi sebagai berikut: “pembagian dengan menyamaratakan dilakukan karena orang tua ingin anaknya selalu menjaga hubungan

  13

  silaturahmi yang bagus, tanpa harus adanya percekcok an.” Terlepas dari semua hal di atas, mereka sama-sama memiliki niat yang baik mengapa mereka membagikan harta dengan jalan hibah. Karena besarnya rasa kasih sayang seorang ayah yang tidak ingin melihat anaknya hidup dalam kesususahan, hidup dengan memegang silaturahmi yang erat antar saudara, dan tidak kalah pentingnya tidak adanya persengketaan jika mereka sudah dipanggil oleh yang Maha Kuasa.

  Berbicara mengenai bukti. Dengan surat yang telah ditandatangani oleh seorang Wahib telah menjadi bukti yang kuat dengan alasan sebagai Wahib yang memiliki kekuasaan penuh atas hibah, masih bisa menarik kembali 11 12 Ibid, 5 April 2016.

  harta jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Seperti jika ada Mauhub yang tidak menerima keputusan pembagian yang ditentukan. Setiap bagian harta hibah yang dibagikan sudah disesuaikan dengan kebijakan orang tua.

  Setelah menguraikan pelaksanaan hibah, maka dibawah ini akan diuraikan kasus mengenai Proporsi Pengalihan beserta alasan dari mereka. Adalah sebagai berikut :

1. Bapak Sunawiri

  Bapak HI. Sunawiri mempunyai 4 orang anak laki-laki dan 4 orang anak perempuan. Nama anak perempuannya yaitu Surna, Sarmah, Supiyati, dan Jamilah. Dan nama anak laki-lakinya Suardi, Nahrowi, Supiyani, dan yang paling bungsu bernama Sujana. Anak pertama melaksanakan pernikahan pada tahun 1985. Bapak Sunawiri menghibahkan kepada anak perempuan yang pertama 6 petak sawah dengan batas Selatan berbatas sawah Madkasir, Sebelah utara berbatas sawah Jakaria, Sebelah Barat berbatas sungai

  14 Besar, Sebelah Timur berbatas siring.

  Untuk bagian dua anak perempuan keempat dan lima yang bernama sarmah dan supiyati mendapat sawah yang berada di blok cikangkung (asal 8 Petak Kecil-kecil). Sarmah mendapat bagian 4 (empat) petak dan supiyati mendapat 4 (empat) petak pula. Dengan batas-batas sawah sebagai berikut : selatan berbatas siring, utara berbatas sawah delimin, barat berbatas sungai besar, timur berbatas siring. Bagi anak laki-laki yang bernama Suardi, Nahrowi, dan Sujana mendapat sawah dibagian Blok Gunung Sari sebanyak 15 Petak Sawah masing-masing dari mereka mendapat 4 (empat) petak sedangkan yang tiga petak tetap hak orang tua (bapak/ibu) untuk biaya hidup dan mati, dan dapat dijual menurut harga umum. Batasan-batasan sawah sebagai berikut : utara berbatasan sawah atung. Selatan berbatas sawah barmawi, timur,berbatas sawah Ishak, barat berbatas sawah pariah. Dan bagian untuk anak yang ke tujuh yang bernama Jamilah mendapat bagian di Blok Girang (kiharun) sebanyak dua petak dengan batas : utara berbatas siring jalan, selatan berbatas sawah rohanah, timur berbatas sawah karapi, barat berbatas siring. Blok pipir (pinggir kampung) dengan batas-batas : selatan berbatas tanah Hi. Kaban, Utara berbatas sawah Hi. Abu bakar, barat berbatas sawah Mastof, timur

  15 berbatas sawah Rinan.

  Anak kedua, ketiga, dan kedepan mendapatkan masing-masing 4 petak sawah. Anak perempuan yang ke empat dan kelima mendapat 4 petak sawah. Sedangkan anak perempuan yang ke tujuh hanya mendapat 2 petak tanah. Dikarenakan pembagian sawah inilah ada ketidak adilan yang dirasakan oleh Jamilah selaku anak ketujuh dari keluarga tersebut, semua kakak dan adik laki-lakinya memperoleh bagian sawah 4 petak sawah namun, hanya Jamilah yang mendapat 2 petak sawah. Hal ini yang membuat Jamilah tidak setuju

  16 dengan bagian yang telah ditentukan oleh ayahnya.

  Menurut Bapak Sunawiri Jamilah menganggap pembagian yang dilakukan oleh nya tidak adil atau berat sebelah. Ia mengatakan bahwa “Anak bapak melakukan protes dengan cara tidak menegur kami orang tuanya

  17 Kemudia Bapak sunawiri sendiri selama tiga hari”.

  datang ke rumah anaknya itu dan menjelaskan kedatangannya. Setelah mendengarkan penjelasan ayahnya Jamilah memaklumi pembagian yang

  18 dilakukan ayahnya.

  Berikut tabel pembagian untuk masing-masing anak: Anak Ke Nama Jenis Kelamin Jumlah Bagian

  1 Surna Perempuan

  6 Petak Sawah

  2 Suardi Laki-Laki 15

  4 Petak sawah 16 Wawancara dengan Bapak Sunawiri, wahib, tanggal 5 April 2016. 17 Ibid, 5 April 2016.

  3 Nahrowi Laki-Laki

  4 Petak sawah

  4 Sarmah Perempuan

  4 Petak sawah

  5 Supiyati Perempuan

  4 Petak sawah

  6 Supiyani Laki-Laki

  4 Petak sawah

  7 Jamilah Perempuan

  2 Petak sawah

  8 Sujana Laki-Laki

  4 Petak sawah Penjelasan dari tabel di atas adalah 3 kotak sawah untuk ibu atau ayah sebagai pemberi hibah, yang akan dipergunakan oleh keduanya untuk biaya hidup atau mati. Jadi jumlah sawah yang di hibahkan sebanyak 30 petak sawah.

2. Bapak Adim

  Bapak Adim hanya mempunyai mempunyai 2 orang anak. Dan ia juga merupakan salah satu perangkat desa Kertasana yang menjabat sebagai kadus desa tersebut. ia memiliki satu laki-laki dan 1 anak perempuan. Nama anak perempuannya yang pertama Julaiha, dan nama anak bungsu laki-lakinya Fiqri. Julaiha kelahiran tahun 1989 dan sudah menikah sejak tahun 2011 tahun lalu dan di karuniai dua orang anak kembar perempuan. Bapak Adim menghibahkan hartanya yang berupa sawah kepada anak perempuan yang pertama 2 petak sawah dengan batas Selatan berbatas sawah Mukhlis, Sebelah utara berbatas sawah sahiri, Sebelah Barat berbatas sawah Mami, Sebelah

  19 Timur berbatas sawah kiod.

  Dan untuk bagian anak bungsu laki-lakinya mendapat sawah yang berada di Nabang Hilir (4 petak sawah). Dengan batas-batas sawah sebagai berikut : selatan berbatas sawah madkaji, utara berbatas siring, barat berbatas sungai cidongdong, timur berbatas sawah Bapak Tori. Setelah surat dibuat dan diberitahukan isinya kepada kedua anaknya tersebut anak perempuan pertama menolak atas pembagian yang dilakukan karena selama ini ia yang merawat ayah dan ibunya baik dalam

  20 keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit.

  Anak bungsu laki-laki yang bernama fiqri sejak lulus SD (sekolah Dasa) sudah diberikan pendidikan yang tinggi di luar daerah yang memakan biaya yang tidak sedikit, sedangkan julaiha atau biasa dipanggil leha ini hanya bersekolah hanya sampai bangku SMA saja tidak seperti adiknya di sekolahkan sampai ke perguruan Tinggi. Persoalan yang terjadi pada keluarga ini hampir sama dengan keluarga Hi. Sunawiri karena Julaiha juga tidak melakukan tegur sapa dengan ayah dan ibunya selama tiga hari. Lalu pak adim menarik kembali hibah yang diberikan kepada anak-anaknya dengan alasan sebagai berikut:

  “membagikan harta kepada anak sendiri tanpa mengharapkan imbalan itu yang menjadikan alasan saya membagikannya. Namun jika memang pembagian menjadikan perpecahan diantara anak saya lebih baik saya menarik kembali hibah yang saya berikan kepada anak saya. Alhamdulillah kedua

  21 anak saya menerima keputusan saya”.

  Berikut tabel pembagian untuk masing-masing anak: Anak Nama Jenis Kelamin Jumlah Bagian Ke

  1 Julaiha Perempuan

  2 Petak Sawah

  2 Fiqri Laki-Laki

  4 Petak sawah Penjelasan dari tabel di atas adalah hibah ditarik kembali, dikarenakan terjadi sengketa antara anak pertama dan anak kedua.

  20

3. Bapak Hi. Muhyi

  Bapak Muhyi mempunyai 2 orang anak yang terdiri dari 1 orang anak Laki-Laki dan 1 orang anak Perempuan. Beliau juga merupakan tokoh agama di Desa Kertasana, Proporsi pembagian yang dilakakukan oleh bapak Hi. Muhyi menggunakan sistem bagi rata. Anak pertama Edi mendapat sebidang tanah persawahan sebanyak 2 (dua) petak yang berlokasi di area bendungan II (dua) kadupandak Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah utara siring, selatan

  22 Jumiati, timur amsir, barat Daud.

  Untuk bagian anak perempuan yang kedua yaitu Ani. Ia diberi sebidang tanah kering untuk perumahan

  2

  seluas P12 x L30 M , yang berlokasi di Nabang Sari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Dengan batas sebelah utara Bapak Husni, sebelah selatan ibu tati, sebelah timur Arsyad, dan barat Dulhadi. Antara anak pertama dan anak kedua terjadi perselisihan yang berujung penamparan terhadap adiknya karena perdebatan pembagian tanah yang diberikan ayahnya.

  Sampai-sampai kasus ini akan dibawa ke meja hijau oleh anak perempuan yang menjadi korban penamparan

  23 kakaknya.

  Dibagikannya hibah dengan maksud menghindari percekcokan yang akan terjadi antar anak kandungnya, tetapi malah sebaliknya. Hal ini membuat beliau memikirkan kembali keputusan pengalihan harta melalui hibah yang dilakukannya. Kemudian dengan meminta kedua anaknya datang kerumahnya beliau menarik kembali apa yang dihibahkan. Dan meminta kedua anaknya itu untuk saling memaafkan satu sama

  24 22 lain. 23 Wawancara dengan Bapak Muhyi, wahib, 4 April 2016.

  Berikut tabel pembagian untuk masing-masing anak:

  Anak Jenis Nama Jumlah Bagian Ke Kelamin

  1 Edi Laki-Laki

  2 Petak Sawah Susanto

  2 Anilawati Perempuan Sebidang tanah

  3 P12X130 M

  Penjelasan dari tabel di atas bahwa telah adanya sengketa diantara keduanya, lalu orang tua menarik kembali apa yang telah dihibahkan kepada mereka.

4. Bapak Surna

  Bapak Surna mempunyai 7 orang anak yang terdiri dari 4 orang anak perempuan dan 3 orang anak laki-laki. Proporsi pembagian yang dilkakukan menggunakan sistem bagi rata sama seperti Bapak Hi. Muhyi. Setiap anak mendapatkan 2 petak sawah. Pembagian harta yang dilakukan Bapak surna menggundang perkara pertengkaran antara anak pertama, kedua, dan anak ketiga. Anak pertama bapak surna perempuan yang sudah memiliki anak tiga yang sudah besar-besar, anak kedua laki-laki memilki dua orang anak. Dan yang paling tua sudah duduk dibangku perguruan tinggi, dan adiknya masih duduk di SD

  25 (sekolah dasar).

  Anak ketiga laki-laki ia memiliki dua orang anak pula yang sudah beranjak remaja. Untuk anak-anak keempat sampai ke tujuh tidak terjadi permasalahan dengan bagian yang ditentukan oleh ayahnya. Kemudian melalui anak kedua surat hibah dibagikan. Anak pertama menyetujui pembagian rata yang dilakukan melalui jalur hibah, namun anak laki-laki yang kedua dan ketiga mempermasalahkan cara yang ditempuh ayahnya yang menggunakan jalan hibah bukan waris. Dengan kata lain anak laki-laki menginginkan pembagian dua banding satu yang telah dijelaskan dalam ilmu waris. Terjadi percekcokan mulut yang berujung pada pertengkaran dan anak ketiga ingin menyelesaikan kasus pembagian harta ini ke pengadilan

  26 agama.

  Setelah menguraikan dua macam kasus pelaksanaan hibah dari beberapa kasus yang ditemukan dilokasi penelitian dapat mengungkapkan akibat dari pembagian harta melalui hibah tersebut. Dari kasus yang pertama, anak yang ke-tujuh mengajukan protes terhadap orang tuanya. Lalu mendatangi orang tua yang membagikan harta tersebut. dengan dalih terhadap proporsi pembagian yang dibagikan karena hanya dia anak perempuan yang mendapat bagian lebih kecil dibanding anak-anak perempuan yang lain. Selain itu bagian anak perempuan yang pertama lebih

  27 besar dibanding bagian anak perempuan lainnya.

  Hanya anak perempuan yang tertualah yang mendapat bagian 8 petak sawah. Dan hal ini menimbulkan kecemburuan sosial antara anak pertama dengan anak kedua dan seterusnya. Dalam kasus yang pertama tidak sampai terjadi perselisihan. Sebab anak perempuan yang mendapat bagian setengah dari bagian anak perempuan yang pertama memaklumi sudah sewajarnya anak yang lebih tua mendapat bagian yang lebih besar karena anak yang lebih tua jasa dan pengabdiannya terhadap orang tua lebih besar dari anak kedua, tiga dan seterusnya. Selain itu bagian petak sawah untuk anak pertama lebih kecil kerena itu dia mendapat bagian 8 petak sawah dibandingkan petak sawah

  28 anak ke empat, lima dan ke tujuh.

  Selanjutnya pada kasus yang kedua terjadi perselisihan antara anak tiga dengan anak kedua satu dan dua. Anak pertama dan anak yang lainnya disekolahkan sampai bangku kuliah sedangkan anak ketiga hanya disekolahkan sampai bangku SMA saja. Dibanding dengan 26 27 Ibid, 3 April 2016.

  kerja keras anak yang lain, anak ketigalah yang banyak turun tangan membantu pengurusan sawah. Oleh karena itu ia berasumsi bahwa pembagian yang dilakukan tidak sah dan menyalahi hukum. Sampai-sampai anak tersebut tidak bertegursapa dengan orang tuanya. Melihat itu semua orang tuanya mencabut kembali harta hibah yang telah dibagikannya. Dengan mengumpulkan anak-anaknya dan memberikan nasehat kepada anak-anaknya, akhirnya mereka memahami nasehat dan penjelasan yang dikatakan

  29 oleh orang tuanya.

  Kemudian untuk kasus yang ketiga. Telah dijelaskan bahwa terjadi penamparan oleh kakak kepada adiknya. Penamparan terjadi karena selisih faham dan ketidakpuasan atas pembagian. Pembagian yang dilakukan dinilai tidak memiliki keadilan. Dan menganggap ayahnya tidak menggunakan hukum yang berlaku di Indonesia. Membagi harta dengan kehendak sendiri dengan menggunakan bagi rata. Pertengkaran terjadi dan pada akhirnya orang tua mereka menarik kembali pembagian harta hibah yang ingin

  30 dibagikan.

  Untuk kasus yang terakhir hampir sama dengan kasus ketiga namun, dalam perselisihan yang terjadi hanya perdebatan antar anak pertama dan ke tiga tidak sampai terjadi kekerasan. Hanya saja hubungan antar kakak beradik mulai merenggang. Kerenggangan antar anak sudah terlihat oleh orang tua. Orang tua yang melihat sikap yang dilakukan anaknya membuat keputusan tetap melakukan penghibahan harta walau dengan perselisihan yang terjadi antar anaknya.

  Selaku ayah dari anak-anaknya ia mengumpulkan anak-anaknya untuk memberikan penjelasan yang berbunyi sebagai berikut :

  “Dimata orang tua semua anak sama saja tanpa harus membedakan satu sama lain, setiap bagian yang 29 diberikan tidak ada campur tangan dari salah satu anakpun, semua pembagian dibagikan atas inisiatif sendiri. Jika ada yang tidak setuju tidak menjadi masalah. Semua yang dibagikan tidak akan ditarik kembali. Tetapi karena ini harta asal mulanya dari orang tua, orang tua bisa saja menarik kembali harta hibah bagi siapa yang menentang pembagian yang telah

  31

  ditentukan.” Berikut tabel pembagian untuk masing-masing anak:

  Anak Ke Jenis Kelamin Jumlah Bagian

  1 Perempuan

  2 Petak Sawah

  2 Laki-Laki

  2 Petak Sawah

  3 Laki-Laki

  2 Petak Sawah

  4 Laki-Laki

  2 Petak Sawah

  5 Perempuan

  2 Petak Sawah

  6 Perempuan

  2 Petak Sawah

  7 Perempuan

  2 Petak Sawah Penjelasan untuk tabel di atas adalah semua mendapatkan bagian sama rata. Namun, anak ketiga tidak setuju dengan pemembagian rata tanah.

  Setelah mendengarkan semua nasehat tersebut. Semua anak menerima keputusan yang dilakukan oleh orang tua mereka sendiri. Dan satu sama lain saling memaafkan karena harta mereka saling berselisih. Untuk alasan-alasan dari semua kasus yang telah dijelaskan demikian akan disampaikan pada poin selanjutnya.

D. Alasan Pembagian Harta Melalui Hibah

  Telah kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai akal fikiran sehingga setiap aktivitas yang dilakukannya tidak terlepas dari hasil daya fikir nnya. Oleh karena itu, apapun yang dilakukannya selalu mempunyai alasan atau argumentasi dapat diterima oleh akal fikiran dan dapat di pertahankan demi untuk tercapainya tujuan yang dikehendaki. Adapun yang menjadi alasan para orang tua membagikan hartanya malalui hibah adalah sebagai berikut: 1.

  Orang tua menginginkan agar tidak terjadi persengketaan antara anak yang akhirnya akan menimbulkan perselisihan antara satu dengan yang

  32 lainnya. .

  2. Untuk menunjukkan rasa kasih sayang sebagai orang

  

33

tua kepada anak-anaknya.

  3. Mengkhawatirkan silaturahmi antar anak yang akan pecah jika menggunakan sistem waris, atau terjadi

  34 percekcokan satu sama lain.

  4. Sebagai upaya untuk memperlunak hukum waris yang

  35 ada.

  Pembagian harta melalui hibah dilakukan orang tua sebagai upaya untuk menghindari perselisihan atau persengketaan diantara anak-anaknya, hal ini memang wajar dilakukan orang tua karena mereka menginginkan anak mereka memiliki bekal untuk melanjutkan kehidupan, dan apa yang diberikan orang tua dapat dikelola oleh anak- anaknya sehingga harta keluarga tidak habis dijual melainkan beralih kepemilikan, dan berharap dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh keturunan selanjutnya.

  Setiap alasan bisa saja dikemukakan oleh pemberi hibah, dan penulis sangat menghargai semua alasan yang telah diungkapkan oleh para penghibah. Alasan apapun yang menyebabkan penghibahan harta melalui hibah, yang terpenting dalam pemberian hibah tersebut adalah dilakukan secara musyawarah dan atas persetujuan anak-anak yang ada. Ini penting agar tidak terjadi kesalahfahaman apalagi sampai menimbulkan perpecahan dalam keluarga. 32 33 Wawancara dengan Bapak Adim, wahib, tanggal 8 April 2016. 34 Ibid, 8 April 2016.

E. Respon Penerima Hibah

  Setiap tindakan yang dilakukan pastinya menimbulkan respon yang positif ataupun sebaliknya yaitu respon negatif. Dari pembagian harta hibah yang dilakukan orang tua respon anak sebagai penerima hibah terbagi menjadi dua. dua respon itu adalah yang pertama, adanya respon positif atau respon baik dari anak dengan menerima semua keputusan, jalan pembagian yang ditentukan, bahkan proporsi pembagian harta hibah.

  Demikian akan diungkapkan salah satu respon dari anak pemberi hibah. Alasan mengapa ia menerima semuanya tanpa pertentangan sedikitpun adalah sebagai berikut “Setiap apa yang dilakukan orang tua pasti jalan

  36 Dengan alasan tersebut yang terbaik untuk setiap anak”.

  sudah menegaskan bahwa setiap orang tua selalu menginginkan setiap hal yang terbaik untuk anaknya.

  Untuk respon yang kedua, adalah respon yang negatif terhadap orang tua. Respon negatif ini didasari karena ketidaksetujuannya dengan jalan penghibahan yang dilakukan orang tuanya. Ia menganggap jalan hibah bukanlah jalan yang baik karena tidak adanya keadilan antara bagian anak laki-laki dan anak perempuan. Alasan lain diungkapkan bahwa: “Kembagian dilakukan tidak adil karena anak perempuan pertama disamakan jumlah harta pemberiannya dengan anak laki-laki, dan anak perempuan lainnya mendapat bagian besar walaupun lebih besar bagian laki-laki. Sedangkan saya hanya memperoleh bagian lebih kecil dari semua

  37

  anak.” Karena sikap kecewanya ini penerima melakukan protes terhadap orang tuanya. Protes yang dilakukan dengan cara tidak melakukan kontak apapun kepada orang tua bahkan untuk sekedar tegur sapapun tidak. Hal ini dilakukan selama tiga hari lamanya. 36

  Selain itu satu penerima hibah ada yang berniat membawa kasus ini kemeja pengadilan. Dengan dalih bahwa “jalan pembagian harta tidak dianggap benar karena tidak menggunakan hukum agama, negara, ataupun adat.”

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - PRAKTIK GADAI POHON CENGKEH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Sumberjaya Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 0 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Gadai - PRAKTIK GADAI POHON CENGKEH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Sumberjaya Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 1 33

BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Kelurahan Sumberjaya - PRAKTIK GADAI POHON CENGKEH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Sumberjaya Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Reposit

0 0 13

BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Gadai Pohon Cengkeh di Desa Sumberjaya - PRAKTIK GADAI POHON CENGKEH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Sumberjaya Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 0 8

BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Bunut Seberang 1. Sejarah Desa Bunut Seberang - TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN ARISAN BAHAN POKOK UNTUK RESEPSI (Studi di Desa Bunut Seberang Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan

0 1 10

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Profil Kelurahan Kotakarang Kecamatan Telukbetung Timur Tahun 2016 1. Sejarah Singkat - TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SYIRKAH ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN (Studi Kasus di Kelurahan Kotakarang Kecamatan Teluk Betung T

0 0 11

BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Sukarame - TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG MITRA USAHA BUDIDAYA JAHE OLEH PERUSAHAAN SIDO UTOMO (Studi Kasus Di Desa Sukarame Kecamatan BengkunatKabupaten Pesisir Barat) - Raden Intan Repository

0 0 23

PENARIKAN KEMBALI HARTA HIBAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Sukajaya Lempasing Kec.Teluk Pandan Kab. Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 4 103

BAB I PENDAHULUAN - HIBAH SEBAGAI UPAYA MENGHINDARI WARIS DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 0 14

BAB II LANDASAN TEORI A. HIBAH 1. Pengertian dan Dasar Hukum Hibah - HIBAH SEBAGAI UPAYA MENGHINDARI WARIS DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 1 41