Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jasa Transportasi online (Studi Kasus PT. Go-Jek Indonesia Cabang Madiun) - Electronic theses of IAIN Ponorogo

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JASA TRANSPORTASI ONLINE

  

(Studi Kasus PT. Go-Jek Indonesia Cabang Madiun)

SKRIPSI

  Oleh:

  

SEPTYANI WAHYU ARINDYAH

NIM 210214003

  Pembimbing:

Dr. H. AGUS PURNOMO, M.Ag.

  

NIP. 197308011998031001

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2018

  

ABSTRAK

Septyani Wahyu Arindyah,

  2018 “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jasa Transportasi online (Study Kasus PT. Go-Jek Indonesia Cabang Madiun)”. Skripsi. Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo (IAIN) Ponorogo.

  Pembimbing Dr. H. Agus Purnomo, M.Ag.

  Kata Kunci: Hukum Islam, Transportasi Online, PT. Go-Jek Hukum Islam mengatur perihal kehidupan manusia secara menyeluruh.

  Salah satunya di bidang muamalah yang membahas mengenai kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat yaitu akad

  qirād. Dalam bidang muamalah akad qirād sering di gunakan salah satunya pada jasa transportasi online Go-Jek.

  Sebagaimana di ketahui bahwa jasa transportasi online dapat membantu semua kalangan masyarakat untuk mengatasi beberapa keluhan yang dihadapi. Seperti kemacetan yang terjadi. Go-Jek bukan hanya sebatas antar jemput penumpang, akan tetapi juga terdapat layanan Go-Car, Go-Bluebird, Go-food, Go-Send, Go-

  

Deals. Namun, dalam prakteknya ada sebagian driver yang melakukan prosedur

  penawaran pemesanan tidak menggunakan aplikasi go-jek melainkan dengan cara memanfaatkan pelanggan yaitu order secara manual melalui pesan ataupun tanpa menggunakan aplikasi.

  whatsapp

  Berawal dari permasalahan di atas, peneliti memfokuskan penelitian dengan rumusan masalah: (1) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap prosedur pemesanan jasa transportasi online di PT. Go-Jek Indonesia cabang Madiun? (2) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pembagian keuntungan yang diperoleh oleh driver dan perusahaan jasa transportasi online di PT. Go-Jek Indonesia cabang Madiun?

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field reseach) dengan metode pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deduktif yaitu pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke

  sesuatu yang khusus.

  Praktik prosedur pemesanan jasa transportasi gojek yang dilakukan oleh sebagian driver PT. Gojek Indonesia yang tidak menggunakan sistem online berdasarkan aturan perusahaan tersebut secara hukum Islam tidak boleh. Karena dalam akad

  qirād muqayyadah semua keputusan yang mengatur praktek yang ada

  dalam lapangan adalah

  sahibul māl (pemilik modal) oleh aturan-aturan yang

  ditetapkan oleh

  sahibul māl (pemilik modal) dalam sebuah kontrak. Sedangkan

  pembagian keuntungan yang telah di sepakati oleh pihak driver dan perusahaan sebesar 80% untuk driver dan 20% menurut hukum Islam boleh, yang tidak diperbolehkan karena adanya driver yang mencari keuntungan di luar perjanjian yang di sepakati semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan lebih dari apa yang sebenarnya sudah di dapatkan dan perbuatan tersebuat adalah bentuk penipuan atau pengkhianatan dalam kerjasama.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama Allah yang telah disempurnakan, memberi

  pedoman bagi kehidupan manusia baik spiritual-materialisme, individu- sosial, jasmani-rohani, duniawi-ukhrawi muaranya hidup dalam keseimbangan dan kesebandingan. Di dalam bidang kegiatan ekonomi, Islam memberikan pedoman-pedoman/aturan-aturan hukum, yang pada umumnya dalam bentuk garis besar. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan peluang umum bagi perkembangan perekonomian di

  1

  kemudian hari. Islam juga mengatur berbagai asper kehidupan manusia,

  2 baik akidah, ibadah, akhlak maupun muamalah/ ekonomi Islam.

  Menurut istilah syara’ muamalah merupakan sistem kehiupan. Islam memberikan warna pada setiap dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali pada dunia ekonomi, bisnis dan masalah sosial. Sistem Islam mencoba mendialektikan nilai-nilai ekonomi dengan nilai-nilai akidah atau etika. Kegiatan ekonomi yang dilakukan bukan hanya berbasis pada nilai- nilai materi, melainkan terdapat sandaran transedental di dalamnya sehingga bernilai ibadah. Selain itu konsep dasar Islam dalam kegiatan

  1 Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 5. 2 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Prenata Media, 2013), 5.

  2 muamalah atau ekonomi dan bisnis juga sangat censern dengan nilai-nilai

  3 humanisme yang bersifat Islami.

  Kegiatan dalam bermuamalah yang sering dilakukan manusia adalah akad jual beli atau perdagangan, akad kerjasama dalam mengelola suatu usaha atau lahan, akad sewa menyewa jasa dan barang, serta masih banyak lagi aktifitas muamalah yaang berkembang. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi juga turut berkembang dengan pesat, sehingga memacu manusia untuk berfikir lebih

  modern dan menghasilkan perubahan-perubahan baru (revolusi), salah

  satunya adalah bidang bisnis. Bisnis merupakan peranan yang sangat penting di dalam kehidupan sosial dan ekonomi manusia. Namun, dalam pikiran mereka juga ada semacam ketidakpastian apakah praktik-praktik bisnis mereka benar menurut pandangan Islam.

  Tingkat perkembangan ekonomi dunia ini ditandai dengan arus mobilitas penduduk yang semakin meningkat seiring dengan tinnginya lalu lintas uang dan barang dalam arus perdagangan serta semakin pesatnya persaingan bisnis. Indonesia mempunyai banyak perusahaan besar yang menawarkan berbagai produk, baik barang maupun jasa. Untuk di bidang jasa, salah satu kebutuhan dalm kehidupan manusia yang tak kalah penting adalah jasa transportasi. Banyak penduduk yang saling mengirimkan barang dari likasi tertentu ke lokasi lainnya sehingga jasa transportasi

3 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), 10.

  3 menjadi peranan sangat penting dalam masyarakat untuk menunjangg

  4 perekonomian.

  Berbicara tentang kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak lepas dari masalah kontrak, baik yang disadari maupun tidak disadari, oleh karena itu setiap orang seharusnya memahami hukum kontrak paling tidak adalah ketentuan-ketentuan penting dalam hukum kontrak. Namun bagi orang yang beragama Islam seharusnya memahami perjanjian tersebut harus pula disertai dengan pemahaman hukum Islam agar tidak tergelincir

  5 ataupun melanggar kontrak yang telah disepakati.

  Indonesia mempunyai banyak perusahaan besar yang menawarkan berbagai produk, baik barang maupun jasa. Untuk di bidang jasa, salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia yang tak kalah penting adalah jasa transportasi. Banyak penduduk yang saling mengirimkan barang dari lokasi tertentu ke lokasi lainnya sehingga jasa transportasi menjadi peranan sangat penting dalam masyarakat untuk menunjang

  6 perekonomian.

  Pentingnya jasa transportasi dalam menunjang perkembangan ekonomi adalah meningkatkan hubungan di antara manusia, yaitu pemilik barang dan pemilik kendaran untuk menjalankan kerjasama yang sesuai 4 dengan ajaran Islam secara transparan. Mulai dari proses pemesanan dan

  Ilman Muhammad Asodiq , “Ruang Lingkup Hukum Kontrak”,skripsi (Bandung: Universitas Gunung Djati, 2017), 4. 5 6 Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 1.

  Ahsinatun Najibah Rohmah, “Tinjauan hukum Islam terhadap pengiriman barang bergaransi Pos Express di PT. Pos Indonesia (persero) kantor pos 6000 Surabaya ”, Skripsi(UIN Sunan Ampel,Surabaya, 2015), 1.

  4 penentuan harga kepada customer agar dapat mengetahui informasi secara jelas dalam pelayanan tersebut sehingga dapat menciptakan hubungan antara produsen dengan konsumen secara efisien serta dapat mencapai persetujuan. Go-Jek merupakan sebuah perusahaan transportasi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek yang pemesanannya menggunakan sistem online.

  Dengan demikian, Semua orang dapat melakukan pertimbangan dalam memilih jasa transportasi Go-Jek untuk menjadikan opsi sebagai pilihan alternatif dalam bertransportasi. Jasa transportasi berbasis Online (Go-Jek) memiliki berbagai macam produk yang ditawarkan kepada masyarakat, di antaranya yaitu,Go-Send, Go-Ride, Go-Food, Go-Mart Go-

  7 Box, Go-Clean, Go-Glam,dan Go-Message. Dan dengan membayar

  sesuai harga yang telah ditentukan dan bisa dilakukan dengan cara pemesanan online. Hal ini merupakan suatu peluang berharga bagi pemilik usaha tersebut.

  Akad kemitraan dalam jasa transportasi online (Go-Jek) dalam hukum Islam sama halnya dengan akad

  qirād. Sebagaimana telah diatur

  dalam Fatwa DSN MUI nomor : 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang

  8

  pembiayaan Dalam firman Allah Qs. Al-Baqarah mudharabah (qirād). 7 ayat 283:

  Website Resmi Go-jek, dala (di akses pada selasa 12 Desember 2017, pukul 11.15) 8 Himpunan Fatwa DSN MUI, “Himpunan Fatwa DSN MUI tentang pembiayaan , di akses pada, 25 musharakah”, september 2018.

  5 ...

  ْ ْ نِإَف ُْهَّبَرَْللهاِْقَّتَي لَوْ،ُهَتَ ناَمَأَْنُِتُ ؤاْىِذَّلاِّْدَؤُ ي لَ فْاًض عَ بْ مُكُض عَ بَْنِمَأ ...

  Artinya:

  "… Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,

hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia

bertakwa kepada Allah Tuhannya …"

  Adapun pengertian

  qirād adalah akad kerjasama kedua belah pihak

  dimana pihak pertama sebagai pemilik modal (yang memiliki harta) dan pihak lain sebagai pengelola modal (harta) tersebut dengan syarat keuntungan yang diperoleh, dibagi diantara keduanya sesuai jumlah

  9 tertentu menurut kesepakatan diawal perjanjian.

  Perusahaan penyedia jasa transportasi online (Go-Jek) adalah PT. Go-Jek Indonesia. Kantor PT. Go-Jek Indonesia Cabang Madiun yang beralamatkan di Jalan Thamrin Nomor 95, Klegen, Kartoharjo, Madiun, Jawa Timur ini sudah berdiri cukup lama dan sudah memiliki kurang lebih 150 driver. Setiap pelanggan dapat melakukan pemesanan via berupa aplikasi yang telah disediakan oleh perusahaan.

  online

  Berkenaan dengan harga jasa transportasi yang telah termuat dalam website resmi milik PT. Go-Jek. Harga dari setiap Pemesanan tersebut berbeda-beda, disesuaikan dengan pemesanan yang diinginkan oleh

  

customer . Namun, akhir-akhir ini sering terjadi kecurangan pada para

driver Go-Jek cabang madiun dalam melayani customer sebagian driver

  tidak menggunakan aplikasi secara online, melainkan menetap di berbagai tempat (pangkalan).

9 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, 244-245.

  6 Hal tersebut di latar belakangi karena ketika driver menggunakan aplikasi online maka driver harus menunggu penumpang yang online, sedangkan ketika ada penumpang maka pihak driver harus berebut penumpang dengan driver yang lainnya, karena sistemnya adalah siapa yang cepat maka dia yang mendapatkan penumpang tersebut. Oleh karena itu terdapat beberapa driver yang memilih untuk tidak menggunakan aplikasi online dan lebih memilih untuk mencari pelanggan dengan cara jika ada orderan driver meminta nomor dari konsumen dan driver juga memebrkan nomer kepada konsumen supaya bisa menghubungi via atau sms tanpa harus menggunakan aplikasi dan berebut dengan

  whatsapp driver lain.

  Selain itu yang menjadi dasar dan alasan para driver PT. Go-Jek cabang madiun melakukan hal tersebut adalah mereka menganggap bahwa nilai keuntungan yang didapatkan akan lebih besar. Menurut mereka jika menggunakan aplikasi online maka secara otomatis keuntungan tersebut akan terbagi dengan perusahaan. Sedangkan jika menggunakan sistem manual (offline) maka keuntungan tersebut murni akan masuk ke pendapatan (kantong) driver tersebut. Padahal di awal kerjasama antara perusahaan dengan driver sudah ada perjanjian berupa perjanjian kemitraan oleh kedua belah pihak .

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

  “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

  7

  Jasa Transportasi Online (Studi Kasus Pt. Go-Jek Indonesia Cabang Madiun)” B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai

  1. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap prosedur pemesanan jasa transportasi online di PT. Go-Jek Indonesia cabang Madiun?

  2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pembagian keuntungan yang diperoleh oleh driver dan perusahaan jasa transportasi online di PT. Go-Jek Indonesia cabang Madiun? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis secara menyeluruh jawaban dari rumusan masalah yang di perinci sebagai berikut: 1.

  Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap prosedur pemesanan jasa transportasi online di PT. Go-Jek Indonesia cabang Madiun.

  2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap pembagian keuntungan yang diperoleh oleh driver dan perusahaan jasa transportasi online di PT. Go-Jek Indonesia cabang Madiun.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan mampunyai manfaat sebagai berikut :

  8

  1. Manfaat Teoritis Untuk memberikan informasi dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang muamalah yang sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

  2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana transaksi yang benar sesuai dengan pejanjian, serta dapat digunakan untuk memperbaiki transaksi-transaksi penerapan penawaran jasa transportasi online yang dianggap menyimpang dengan aturan Islam.

E. Telaah Pustaka

  Sejauh ini penulis menemukan beberapa penelitian terdahulu diantaranya sebagai berikut: Penelitian yang di lakukan oleh Lulu Dzewin dengan judul

  ”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jasa Transportasi Online Grabbike

  (Study Kasus Di Tang erang Kota)”. Membahas tentang Tinjauan hukum

  Islam mengenai mekanisme akad yang ada di Grabbike Tangerang Kota serta pembatalan yang dilakukan penumpang secra sepihak, dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa mekanisme akad yang dilaksanakan jasa transportasi online GrabBike di Tangerang kota sudah

  9 sesuai dengan hukum Islam. Sedangkan pembatalan yang dilakukan

  10 penumpang secara sepihak tidak di perbolehkan.

  Sebuah skripsi pada tahun 2016 oleh Leti Latifah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam sebuah skripsi dengan judul “Analisis Hukum Islam terhadap Penerapan Tarif Layanan Jasa PT. Ojek Syar’i Indonesia di Surabaya”. Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah adanya penetapan tarif layanan jasa PT. Ojek Syar’i Indonesia ini menggunakan empat akad,

  11 yaitu tarif order, tarif jarak minimal, tarif tunggu dan tarif pembatalan.

  Sebuah skripsi pada tahun 2017 oleh Andri Inggil Makrifah, Universitas Hasanudin Makassar dalam sebuah skripsi dengan judul “Kepastian Hukum Terhadap Fitur Shopping dalam Aplikasi Layanan Go- Jek”. Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah PT. Go-Jek Indonesia menjalankan pelayanan fitur go-food dalam aplikasi Go-Jek harus berdasarkan perjanjian elektronik kerjasama kemitraan. Konsumen wajib untuk melakukan pembayaran kepada mitra terhadap jasa pelayanan yang

  12 telah di berikan.

  Ada beberapa perbedaan dari penelitian-penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, salah satunya yang paling mencolok adalah dalam penelitian ini penulis berencana meneliti tentang 10 bagaimana Tinjauan hukum Islam tentang akad contract drafting yang

  Lulu Dzewin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jasa Transportasi Online Grabbike (Study Kasus Di Tangerang Kota)”,skripsi (Ponorogo: IAIN PONOROGO, 2017) , 10. 11 Leti Latifah, “Analisis Hukum Islam terhadap Penerapan Tarif Layanan Jasa Pt. Ojek Syar’i Indonesia di Surabaya”, skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016), 12. 12 Adri Inggil Makrifah, “Kepastian Hukum Terhadap Fitur Shopping dalam Aplikasi

  Layanan Go-Jek

,skripsi (Makassar: Universitas Hasanudin Makassar, 2017), 13.

  10 telah dilanggar oleh pihak driver serta meneliti Islam tentang bagi hasil yang di peroleh oleh driver yanng tidak sesuai dengan contract drafting yang telah dibuat di tinjau dari hukum Islam.

F. Metode Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat field research (penelitian lapangan), yakni tentang tinjauan hukum Islam terhadap praktik pelayanan jasa transportasi online yang di terapkan ole3eh PT. Go- Jek Indonesia.

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

  Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah adalah Field reseach

  13 (penelitian lapangan).

  Dalam pendekatan ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penlitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, dgunakan untuk meneliti pada kondisiobjeek yang alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci dan juga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan

  14 dari orang-orang atau perilaku yang dialami.

  2.

  . Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Go-Jek cabang Madiun.

3. Data dan Sumber Data

  Data secara umum diartikan sebagai fakta atau keterangan dari 13 objek yang diteliti, maka sumber data penelitian ini adalah :

  Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 207. 14 Ibid., 9 .

  11 a.

  Data Untuk mempermudah penelitian ini, penulis berupaya menggali data dari lapangan yang berkaitan dengan jasa transportasi online Go-Jek di PT. Go-Jek cabang Madiun, yaitu: 1)

  Data tentang prosedur pemesanan pada jasa transportasi online Go-Jek cabang Madiun.

  2) Data tentang bagi hasil pada jasa transpotasi online Go-Jek cabang Madiun.

  b.

  Sumber data Sumber data dalam penelitian ini hanya terdiri dari sumber data primer:

  1) Sumber data primer

  Sumber primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengambil data langsung pada subjek sebagai sumber informasi.

  

15

Sumber data penelitian ini yakni

  keterangan dan data yang diperoleh dari staf pengelola dan driver jasa transportasi di PT. Go-Jek Indonesia cabang Madiun.

4. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

15 Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: PT Sigma 1996), 28.

  12 a.

  Observasi Observasi yaitu kegiatan mengamati dan mencatat secara

  16

  sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam teknik ini, peneliti memperoleh data mengenai praktik jasa transportasi online Go-Jek di Madiun.

  b.

  Wawancara(interview) Pengumpulan data dengan wawancara (interview) adalah cara atau teknik untuk mendapatkan informasi atau data dari atau informan dengan bentuk komunikasi secara

  interviewe

  langsung atau face to face, antara interviewer dengan

  17 interview. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait

  langsung maupun tidak langsung dalam persoalan yang terkait, Peneliti melakukan wawancara dengan pimpinan perusahaan, direksi, staf pengelola, dan driver yang ada di PT. Go-Jek, serta melakukan wawancara kepada orang yang pernah melakukan pemesanan jasa transportasi Go-Jek online di PT. Go-Jek Indonesia cabang Madiun tersebut.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi yaitu teknik pengambilan data dengan cara 16 membaca dan mengambil kesimpulan dari berkas-berkas atau arsip

  Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),70. 17 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan Cet. Ke-8 (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 158.

  13 dokumen perjanjian antara driver dengan perusahaan serta aturan atau ketentuan yang diterapkan di PT. Go-Jek Indonesia, serta membaca website resmi milik PT. Go-Jek Indonesia.

  5. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan analisis data kualitatif yang bersifat membangun mengembangkan dan menemukan

  18

  teori-teori sosial . Analisis data bermaksud untuk mengorganisasikan data, data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambaran, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel,

  19 dan sebagainya .

  Metode analisis data yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode deduktif, yaitu pembahasan yang diawali dengan menggunakan teori-teori yang bersifat umum dan selanjutnya

  20

  dikemukakan kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus. Yaitu dengan cara mengamati kejadian di lapangan baru kemudian dianalisis dan akhirnya ditari kesimpulan.

  6. Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang di perbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reaibilitas) serta derajat

  21

  kepercayaan dan keabsahan data kredibilitas data). Uji kredibilitas 18 data antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, 19 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 80. 20 Ibid., 85. 21 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Vol.2 (Yogyakarta: Ado Offset, 2004), 45.

  Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian, 178.

  14 penigkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan

  22 teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.

G. Sistematika Pembahasan

  Untuk memudahkan penyususnan skripsi, maka pembahasan dalam laporan penelitian yang akan disusun dikelompokkan menjadi menjadi 5 bab yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub yang berkaitan dengan sistematika sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan gambaran untuk memberikan pola pemikiran bagi keseluruhan isi yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, teknik analisis data dan sistematika pembahasan.

  BAB II :KONSEP QIRĀDDALAM HUKUM ISLAM Bab ini berisikan tentang bagaimana perjanjian kerja di dalam jasa transportasi online menurut hukum Islam dengan menggunakan teori

  qirād yang terdiri dari

  pengertian

  qirād, rukun dan syarat qirād, dasar hukum qirād, hal-hal yang membatalkanqirād, jenis-jenis qirād,

  Ketentuan-ketentuan qirād.

22 Sugiono, Metode Penelitian, 270.

  15

  BAB III : PRAKTIK JASA TRANSPORTASI ONLINE GO- JEKYANG DITERAPKAN OLEH PT. GO-JEK INDONESIA CABANG MADIUN. Dalam Bab ini berisikan tentang Gambaran umum perusahaan, Sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, macam-macam produk Go-Jek, ketentuan persyaratan driver, Perjanjian Kemitraan PT. Go-Jek Indonesia dengan driver, serta pelaksaan jasa transportasi online di PT. Go-Jek Indonesia cabang Madiun.

  BAB IV :TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JASA TRANSPORTASI ONLINE DI PT. GO-JEK CABANG MADIUN. Bab ini berisikan analisis tentang bagaiman tinjauan hukum Islam terhadap prosedur pemesanan terhadap jasa transportasi online berdasarkan perjanjian kemitraandi PT. Go-Jek cabang madiun dan analisis tentang bagaimana tinjauan hukum islam terhadap pembagian keuntungan yang di peroleh driver dan perusahaan.

  BAB V : PENUTUP Bab ini berisikan Kesimpulan dan Saran.

BAB II KONSEP QIRĀDDALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian Qirād Qirād dan mudārabah merupakan satu makna yang mengandung

  pengertian yang sama. Biasanya istilah q

  irādyang digunakan penduduk

  Hijaz pada zaman rasul, sedangkan

  mudārabah merupakan istilah yang

  1 digunakan oleh penduduk Irak.

  Qirād suatu bentuk kontrak yang lahir sejak zaman Rasulullah

  SAW sejak zaman jahiliyah/sebelum Islam. Dan Islam menerimanya dalam bentuk bagi hasil dan investasi. Dalam bahasa arab ada tiga istilah yang digunkan dalam bentuk organisasi bisnis yaitu qir

  ād, muqarabah, mudārabah. Ketiga istilah ini tidak ada perbedaan prinsip.

  Perbedaan istilah oleh faktor geografis, Imam Abu Hanīfahdan Ahmad bin Hambal di Irak menggunakan istilah

  mudārabah, sebaliknya Imam

  M ālik dan Shāfi’ī menggunakan istilah qirād atau muqarabah, mengikuti

  2 kebiasaan di Hijaz.

  Menurut bahasa yang berarti

  qirād diambil dari kata ( ُُضرقَلا )

  potongan, sebab pemilik memotong sebagian hartanya untuk

  3 diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungannya.

  1 2 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), 135. 3 Mardani, Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana, 2012), 195-196.

  Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh ( Jakarta: Kencana, 2003), 244.

  17

  Menurut istilahnya

  qirāddikemukakan oleh para ulama dengan

  4

  berbagai pendapat, diantaranya: 1.

  Ḥanafῑyah berpendapat bahwa qirād adalah memandang tujuan dua pihak yang berakad yang berserikat dalam keuntungan (laba), karena harta diserahkan kepada yang lain dan yang lain punya jasa mengelola harta itu. Maka

  qirād adalah akad syirkah dalam laba, satu pihak pemilik harta dan pihak lain pemilik jasa.

  2. Mālikīyah berpendapat bahwa qirādmerupakan akad perwakilan dimana pemilik harta mengeluarkan hartanya kepada pedagang untuk memperdagangkan dengan pembayaran ditentukan pada awal akad. Maka

  qirād adalah akad perwakilan, dimana pemilik

  harta mengeluarkan hartanya kepada yang lain untuk diperdagangkan dengan pembayaran yang ditentukan (mas dan perak).

  3. Imam Ḥānabilah berpendapat, qirādadalah harta yang diserahkan pada orang lain dengan ukuran tertentu kepada orang yang berdagang dengan bagian yang diketahui. Maka

  qirādadalah ibarat

  pemilik harta yang menyerahkan hartanya dengan ukuran tertentu kepada orang yang berdagang dengan bagian dari ketentuan yang diketahui.

4. Ulama’ Shāfi’ῑyah berpendapat qirādadalah akad yang dapat

  4 menentukan seseorang menyerahkan hartanya kepada pihak lain Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, 136-138.

  18

  untuk dimanfaatkan. Maka

  qirād adalah akad yang menentukan

  seseorang meyerahkan hartanya kepada yang lain untuk ditijarahkan.

5. Syaikh Syihāb al-Dῑn al-Qalyubi dan Umairahberpendapat bahwa

  qirād adalah pihak pertama menyerahkan hartanya pada pihak lain

  untuk dimanfaatkan dan profitnya dibagi bersama

  • – sama. Maka

  qirād adalah seseorang menyerahkan harta kepada yang lain untuk ditijarahkan dan keuntungan bersama-sama.

  Para fuqaha berpendapat,

  qirādadalah akad antara dua belah pihak

  (orang) saling menanggung, salah satu pihak menyerahkan hartanya kepadapihak lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah ditentukan dari keuntungan, seperti setengah atau sepertiga dengan syarat- syarat yang telahditentukan.

  Setelah diketahui beberapa pengertian yang dijelaskan oleh para ulamadiatas, kiranya dapat dipahami bahwa

  qirād ialah akad antara

  pemilik modal (harta) dengan pengelola modal tersebut dengan syarat bahwa keuntungandiperolehduabelahpihaksesuaijumlahkesepakatan.

  qirādadalah

  kerjasama antara dua orang dalam suatu perdagangan. Modal atau investasi finansial dari satu pihak, sedangkan pihak lain memberikan tenaga. Dengan kata lain

  qirād adalah meleburnya badan (tenaga) disatu

  pihak dengan harta dari pihak lain. Artinya satu pihak bekerja, sedangkan pihak yang lain menyerahkan harta. Kedua belah pihak kemudian

  19

  sepakatmengenai prosentase tertentu dari hasil keuntungan yang diperoleh,

  5 semisal sepertiga, seperempat dan sebagainya.

  Dari pemaparan tentang berbagai pendapat yang dikemukakan olehpara ulama, maka bisa ditarik penjelasan tentang

  qirād, bahwa qirādadalahakad kerjasama kedua belah pihak dimana pihak pertama

  sebagai pemilikmodal (yang memiliki harta) dan pihak lain sebagai pengelola modal (harta)tersebut dengan syarat keuntungan yang diperoleh, dibagi diantara keduanya sesuai jumlah tertentu menurut kesepakatan

  6 diawal perjanjian.

B. Dasar Hukum Qirād 1.

  Al-Qur’an Akad

  qirād dibenarkan dalam Islam, karena bertujuan selain

  7 membantu antara pemilik modal dan orang yang memutarnya.

  Ulama Fiqh sepakat bahwa

  qirād disyaratkan dalam Islam

  berdasarkan Al- Qur’an. Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang berkenaan

  8

  dengan

  qirād antara lain: ...

  ُ وَّللاُِلْضف َُْنِمُنوُغَ تْبَ ي ُِضْر َلَاُ ِفُِنوُبِرْضَيُنَوُرَخاَءَو

  Artinya

  : “Dan orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari

  9 sebagaian karunia Allah.” (QS. al-Muzammil: 20). 5 ُ ََُوَّللاُاوُركُ ُُْذاَوُِوَّللاُِلْضف َُْنِمُاوُغَ تْ باَوُِضْر َلَاُ ِفُِاوُرِشَتْ ناَفُةَُلََّصلاُِتَيِضُقُاذَإف 6 Taqiyuddin An-Nabhani, Sistem Ekonomi Islam (Bogor: Al-Azhar Press, 2010), 100. 7 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, 244-245. 8 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, 245. 9 Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2006), 224.

  Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), 575.

  20 ُ َُّلَعَل

  َُنْوُحِلْفُ تُْمٌك اًيرِثك

  Artinya:

  “Apabila telah ditunaikan shalat, bertebaranlah kamu

  10

dimukabumi dan carilah karunia Allah.”(QS. al-Jumu’ah: 10)

  ...ْمُكِّبَر ْنِم ًلاْضَف اوُغ َتْبَت ْنَا ٌحاَنُج ْمُكْيَلَع َسْيَل

  Artinya:

  “Tidak ada bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil

  11 perniagaan dari Tuhan- Mu.”(QS. Al-Baqarah: 192)

  Ketiga ayat di atas secara umum membolehkan

  qirād karena qirād

  merupakan suatu alat untuk membantu muslim yang masih dalam kekurangan dan mereka punya keahlian.

  2. Hadīth Melakukan

  qirād pada dasarnya boleh (mubah). Dasar hukumnya

  adalah sebuah hadīth yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Shuhaīb r.a. bahwasanya Rasulullah saw. Telah bersabda:

  ُ ُْبُِحلَصُْنَع َُنِهْيِف ٌُثَُلََثَُمَّلَسَوُِوْيَلَعُُوّللاُُلْو ُُسَرَُلاَقُِوْيِبَاُْنَعُ ِبْيَهُصُِن

  ُهاور(ٍُعْيَ بْلِلَُلاَُوُ ِتْيَ ب ُ ِلَجَاُلىِإُُعْيَ بلاُُةَكَرَ بلْا ُْلِلُِْيرِعَّشلاِبُِّرَ بلاُُطَُلَْخاَوُُةَضَراَقُلماَو )ةجامُنبا

  Artinya:

  ”Dari Shalih bin Shuhaibi ra. dari ayahnya berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ada 3 perkara yang diberkati: jual beli yang ditangguhkan, memberi modal, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk

  12 dijual.”(HR. Ibnu Majjah).

  )يردلخاُديعسُبيأُنعُاهميرغُوُوينطقراد 10 لاوُوجامُنباُهاور(َُراَرْ يِضَلاَوَُرَرَضَلا 11 Ibid., 554. 12 Ibid., 31.

  Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Ibn Majah, Terjemah Sunan Ibn Majah Jilid III (Semarang: Asy- Syifa’, 1993), 121-122.

  21

  Artinya:

  “Tidak bolej membahayakan diri sendiri maupun orang

lain”(H.R. Ibn Majah Daraquthni dan yang lain dari Abu Sa’id al-

13 Khudri)

  Qirād juga diibaratkan sebagai salah satu pendekatan untuk

  bertaqarrub kepada Allah SWT., karena qirad} berarti berlemah lembut kepada manusia, mengasihi mereka, memberikan kemudahan dalam urusan mereka dan memberikan jalan keluar dari duka dan kabut yang menyelimuti mereka.

  Apabila Islam mensunnahkan dan mencintai orang yang meng

  qirād-kan, maka dalam waktu yang sama, sesungguhnya ia juga

  dibolehkan untuk yang diberikan

  qirād dan tidak menganggapnya

  sebagai makruh, karena dia mengambil harta/menerima harta untuk dimanfaatkan dalam upaya menutupi kebutuhan-kebutuhannya dan selanjutnya ia mengembalikan harta itu seperti sebelumnya.

  Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Nabi SAW., bersabda:

  ُ ُ َُةَرْ يَرُىُِْبيَاُْنَع ٍُُنِمْؤُمُْنَعَُسْفَ نُْنَمُمَّلَسَوُِوْيَلَعُهلّلاُىَّلَصُولّلاُُلْوُسَرَُلاَقُ:َلاَق ُىَلَعَرَّسَيُْنَمَوُ,ِةَماَيِقْلاُِمْوَ يُِبَرُكُْنِمَُة

  َُبْرُكُُوْنَعُُولّلاَُسْفَ نُاَيْ نُّدلاُِبَرُكُْنِمًُةَبْرُك ُ ِفُُِدْبَعلْاَُماَداَمُِدْبَعلاُِنْوَعُ ِفُُِو لّلاَوُ,ِةَر ُِخَلااَوُاَيْ نُّدلاُ ِفُِِوْيَلَعُُولّلاَُرَّسَيٍُرِسْعُم )ملسمُهاور(ُِوْيِخَاُِنْوَع

  Artinya:

  “Siapa yang memberikan keluangan terhadap orang miskin dari duka dan kabut dunia, Allah akan meluangkannya dari duka dan kabut hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan kesulitan seseorang, 13 Allah akan memberikan kemudahan dunia dan akhirat. Dan Allah Ibid., 165.

  22 selalu menolong hambaNya selama hamba- Nya menolong saudaranya.”

  14 (HR. Muslim).

C. Rukun dan Syarat Qirād

  15 Menurut ulama Syafī’iyah, rukun qirād ada enam, yaitu: 1.

  Pemilik modal, yaitu orang yang memiliki hartanya untuk di qirādkan.

  2. Orang yang bekerja, yaitu pihak yang diberi kepercayaan untuk mengelola harta yang diterima dari pemilik modal.

  3. Akad qirād, dilakukan oleh pemilik modal dan pengelola.

  4. Mal, yaitu harta pokok atau modal yang di qirādkan.

  5. Amal, yaitu pekerja pengelola harta sehingga menghasilkan laba.

  6. Laba, yaitu keuntungan yang dipeoleh waktu melakukan kerjasama yangberbentuk

  qirād.

  Sedang menurut Sayyid Sabiq, rukun

  qirād adalah akad ijab dan

  qabulyang keluar dari orang yang memiliki keahlian. Karena menurut beliau akad

  qirādadalah akad tamlik, sebab tidak sah kecuali dari orang

  yang boleh(secara hukum) menggunakan harta dan tidak sah kecuali dengan ijab danqabul seperti akad jual beli dan hibah. Akad dinyatakan

  16

  sah dengan lafadz qirād,salaf dan semua lafadz yang bepengertian sama.

  1. Pekerjaan/ usaha perniagaan adalah kontribusi mudarib dalam kontrak

  qirād yang disediakan sebagai pengganti untuk modal yang

  disediakan olehsahibul mal ,pekerjaandalamkonteksini berhubungandengan manajemen kontrak 14

  qirād. Syarat yang Imam Abu Husain Muslim Ibn al-Hajaj, Shahih Muslim, Juz 2 (Beirut: Dar al-Fikr, 1996), 576. 15 16 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, 139-140.

  Sayyid Sabiq, Terjemah Fikih SunnahJilid 3 (Bandung: PT. Al- Ma’arif, 1988), 131.

  23

  harusdipenuhi adalah: usaha perniagaan adalah hak eksklusif

  mudarib tanpaadanya intervensi dari pihak ṣaḥib al-mālwalaupun

  madzhabHamba{li membolehkan

  ṣaḥib al-mālmemberikan kontribusi

  dalam pekerjaan tersebut, pemilik dana tidak boleh membatasi tindakan dan usaha mudarib sedemikian rupa, sehingga dapat mencegahnya dari mencapai tujuan kontrak

  qirād, yakni

  keuntunganmudarib tidakbolehmenyalahiaturansyariahdalamusahaperniagaanyayang berhubungan dengan kontrak

  qirād,serta ia harusmematuhi syarat-

  syarat yangditentukan

  ṣaḥib al-māl, sepanjang syarat itu tidak

  17

  kontradiktif dengan apayangadadalam kontrak qirād.

D. Hal-Hal yang Membatalkan Qirād

  Qirād menjadi berakhir bahkan batal jika terjadi perkara – perkara

  18

  sebagai berikut: 1.

  Tidak terpenuhinya salah satu atau beberapa syarat qirād. Jika salah satu syarat

  qirād tidak terpenuhi, sedangkan modal sudah dipegang oleh pengelola dan sudah dikelola atau sudah menjalankan usahanya.

  Maka pengelola mendapatkan sebagian keuntungannya sebagai upah bukan bagi hasil, dan hal ini bukan masuk dalam kontrak

  qirād.

  2. Pengelola dengan sengaja meninggalkan tugasnya sebagai pengelola modal atau pengelola modal berbuat sesuatu yang bertentangan dengan 17 tujuan akad.

  Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 228-229. 18 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada) , 143.

  24

  3. Apabila pelaksana atau pemilik modal meninggal dunia. Maka secara otomatis

  qirād yang dilakukan menjadi batal dengan sendirinya.

  4. Salah seorang yang berakad gila, karena orang gila tidak dapat bertindak atas nama hukum atau istilah hukumnya orang gila sudah termasuk dalam pengampuan (cacat hukum).

  5. Pemilik modal (ṣaḥib al-māl) murtad (keluar dari agama Islam).

  Menurut Imam Abu Hanifah akad

  qirād menjadi batal, karena

  kemurtadan itu. Berdasarkan pendapat ini berarti tidak dibenarkan

  19

  mengadakan akad qirād dengan non-muslim.

  6. Modal telah habis terlebih dahulu, sebelum dikelola oleh pekerja (muqarib). Umpamanya, setelah dibuat perjanjian akad, modal tidak jadi diserahkan, apakah dibelanjakan, dicuri orang atau sebab-sebab lainnya.

E. Jenis-Jenis Qirād

  20 Jenis dari qirād sendiri mempunyai 2 macam, yaitu:

  1. Qirād Mutlaqah (absolute, tidak terikat) Menurut ulama Hanafiyyah, dalam

  qirād mutlaqah muqārid

  mendapatkan kebebasan untuk menset-up

  qirād sebagaimana yang ia inginkan. Muqārid (pengelola) bisa membawa pergi modalnya,

  memberikan modalnya kepada pihak ketiga atau bahkan untuk modal

  musharākah dengan orang lain. Muqārid (pengelola) juga dapat

  mencampurkan modal 19 qirād -nya dengan modal ia sendiri. Dia 20 M. Ali Hasan, Berbagai Maca Transaksi Dalam Islam (Fiqh muamalah) ,175-176 .

  Muhammad, Etika Bisnis Islam 87-88.

  25

  kepada pengusaha lain, baik dalam hal usaha maupun laba, meskipun atas seizin pemilik modal.

  mewujudkan keinginannya tetapi ia harus terbatasi oleh aturan-aturan

  sahibul māl (pemilik modal). Muqārid (pengelola) tidak bebas

  semua keputusan yang mengatur praktek yang ada dalam lapangan adalah

  qirād Muqayyadah ini

  2. Qirād Muqayyadah (terikat) Menurut ulama Hanafiyyah, dalam perjanji

  21

  sahibul māl kepada pengusaha tidak boleh diberikan

  bebasmelakukan apapun selama masih terikat dengan perjanjian sebelumnya dan tidak melanggar ketentuan syar’i yang telah ada. Interfensi sahibul māl (pemilik modal) dalam hal ini tidak ada.

  Dan ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa modal yang diberi dari pemilik modal

  qirād, juga tidakboleh mencampurkannya dengan harta mililknya atau harta miliknya atau harta miliknya.

  b) Menurut ulama Malikiyah, pengusaha tidak boleh membeli barangdagangan melebihi modal yang diberikan kepadanya.Pengusaha tidak membelanjakan modal selain untuk

  a) Pengusaha hanya boleh mengusahakan modal setelah izin yang jelasdari pemiliknya.

  Muqārid ) :

  Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pengusaha

  21 Rachmat Syafe’i, Fiqih muamalah, 231-232.

  26

  yang ditetapkan oleh

  sahibul māl (pemilik modal) dalam sebuah

  22 kontrak.

  Sementara Imam Malik dan Syafi’i berpendapat jika sahibul māl mengatur