BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medis - Ika Turyasih BAB II

BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medis

  1. KEHAMILAN Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampei lahirnya janin.lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir.kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimuali dari konsepsi sampai 3 bualan, triwulan ke 2 dari bulan ke 4 sampe 6 bualan, triwulan ke 3 dari bualan ke 7 sampe bualan ke 9bulan (Sarwono 2010,h : 99).

  Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai patus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) .Pembagian kehamilan dibagi menjadi dalam 3 trimester yaitu trimester,trimester kedua dan trimester ketiga (Rukiyah,dkk, 2009; h.2).

  Sehingga dapat disimpulkan kehamilan dimulai dari masa ovulasi sampai pada persalinan lamanya 280 hari (40 minggu).

  Terdapat dua tanda pada kehamilan yaitu tanda pasti dan tanda tidak pasti adalah sebagai berikut :

  1. Tanda tidak pasti atau tanda mungkin kehamilan

  a. Amenorrhea Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil.

  11 b. Mual dan Muntah Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak samapi muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal morning sickness

  c. Keluahan kencing Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus ke cranial d. Konstipasi

  Ini terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat juga karena perubahan pola makan e. Perubahan Payudara

  Akibat stimulasi prolakrin dan HPL, payudara mensekresi kolostrum, biasanaya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu

  2. Tanda Pasti Kehamilan

  a. Denyut jantung janin (DJJ) Dapat di dengar oleh stetoskop laenec pada minggu 17-18 minggu. Melalukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti : bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu b. Palpasi

  Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24

  3. Tahap-tahap kehamilan

  a. Trimester I Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai umur kehamilan 3 bulan (0-12 minggu).Dimulai dari masa konsepsi spermatozoa manembus dinding corona radiata dengan enzim hyaluronidase.Persenyawaan tersebut biasanya terjadi di daerah ampulla tuba,sel telur yang sudah di buahi tersebut zyangote,inti sel telur inti sel spermatozoa cromosom dari kedua inti bercampur hingga mempunyai 46 kromosom dan selanjutnya masing

  • –masing kromosom membelah dari hingga terjadi 2 pasang. Ovum yang telah dibuahi mengalami proses segmentasi sehingga terjadi blastomer. Umur janin yang sebenarnya harus dihitung mundur dari saat fertilisasi atau karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi sekurang kurangnya dari saat ovulasi.Akhir 1 bulan badan bayi sangat melengkung,panjangnya 7,5
  • – 10 mm,kepalanya 1/3 dari seluruh mudigah.Akhir 2 bulan mukanya sudah mulai jelas terbentuknya muka manusia dan sudah mempunyai lengan dan tungkai dengan jari-jari tangan dan kaki,alat kelamin sudah nampak,walaupun belum jelas dapat ditentukan jenisnya (Rukiyah,dkk,2009; h.34).

  b. Trimester II Trimester kedua di mulai umur kehamilan 12 minngu sampai 28 minggu.Pada bulan ke empat panjang janin mencapai

  10-17 cm,beratnya 100gram,alat kelamin sudah dapat di tentukan jenisnya,kulit ditumbuhi rambut yang halur (lanugo).

  Akhir bulan 5 panjang janin 18-27cm beratnya 300gram bunyi jantung janin sudah terdengar . Akhir bulan ke 6 panjang janin sudah 28-36 cm beratnya 600gr kulit keriput dan lemak mulai ditimbun dibawah kulit tertutup oleh vernick caseosa yang bermaksud untuk melindungi kulit (Rukiyah,dkk, 2009; h.35 ).

  c. Trimester III Trimester ketiga dimulai umur kehamilan 28 sampai 40 minggu.Pada bulan ke 7 janin mencapai 35

  • – 38 cm,kalau lahir dapat hidup di dunia luar kemungkinan hidup sangat kecil. Akhir bulan 8 panjangnya mencapai 42,5 cm beratnya mencapai 1700gram permukaan kulit masih merah dan keriput seperti orang tua. Akhir bulan 9 panjangnya mencapai 46 cm beratnya 2500gram kulit sudah berisi . Akhir bulan 10 janin sudah cukup bulan (matur/aterm) panjangnya mencapai 50 cm beratnya 3000gr.Kulit halus tidak terdapat lanugo,tetapi masih terdapat vernic seosa ialah campuran selsel epitel kulit,skret kelenjar lemak .Kepala sudah ditumbuhi rambut kuku melebihi ujung jari ,pada janin laki laki testis sudag ada dalam scrotum dan pada wanita labia mayora menutupi labia minora (Rukiyah,dkk, 2009; h.36).

  4. Perubahan fisiologis kehamilan Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik anatomis maupun fisiologis pada ibu. Perubahan fisiologi yang terjadi pada masa kehamilan diantaranya: a. Uterus Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot, sementara produksi miosit baru masih terbatas.Pada awal kehamilan penebalan uterus dipengaruhi oleh hormone estrogen dan progesterone.Akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu penebalan uterus lebih di pengaruhi oleh desakan dari hasil konsepsi (Prawirohardjo, 2009; h.175-176).

  b. Servik Selama kehamilan, servik akan mengalami perubahan karena hormone estrogen dan progresteron. Akibat kadar estrogen meningkat dan adanya hipervaskularisasi serta meningkatnya suplai darah maka konsistensi servik menjadi lunak yang disebut tanda goodell (Kusmyati, 2010 h.55-56).

  c. Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum, korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm yang akan mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormone estrogen dan progresteron (Kusmiyati, 2010; h.56).

  d. Vagina dan perineum Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hipeemia terlihat jelas pada kulit, otot-otot perineum dan vulva.Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos (Prawirohardjo, 2009; h.178).

  e. Sistem integument/kulit Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna kemerahann, kusam, dan kadang-kadang akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal.Estrogen dan progresteron memiliki peran dalam melanogenesis dan bisa disebut sebagai faktor pendorong (Prawirohardjo, 2009; h.179).

  f. Payudara/mammae Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin, estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi system saluran sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam kehamilan (Kusmiyati, 2010; h.56-57).

  g. Sirkulasi darah/kardiovaskular Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6 sampai minggu ke 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32 sampai minggu ke 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Peningkatan volume plasma berkisar antara 40-45 % dipengaruhi oleh aksi progresteron dan estrogen pada ginjal yang didinisiasi oleh jalur renin-angiostensin dan aldosterone.Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit (Prawirohardjo, 2009;h.182-184).

  Eritropin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30%, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl atau bisa juga mencapai dibawah 11 g/dl. Pada kehamilan lanjut kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl merupakan hal yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi dari pada dengan hipovolemia. Kebutuhan zat besi selama kehamilan kurang lebih 1.000 mg atau rata-rata 6 sampai 7 mg/hari (Prawirohardjo, 2009;h.182-184).

  h. Pencernaan Perubahan pada saluran cerna memungkinkan pengangkutan nutrien untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dipengaruhi hormon dan mekanis sehingga dapat menimbulkan ketidaknyamanan selama kehamilan.Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena pergeseran diafragma dan penekanan akibat pembesaran uterus yang diperburuk hilangnya tonus sfingter.Kerja progesteron pada otot

  • – otot polos menyebabkan lambung hipotonus yang disertai penurunan mortalitas dan waktu pengosongan yang memanjang. Estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi
menjadi rapuh dan dapat menimbulkan gangivitis (Varney, 2006; h.501). i. Perkemihan

  Pada bulan pertama kehamilan kandun kemih akan tertekan sehingga sering timbul rasa ingin kencing. Pada kehamilan normal, fungsi ginjal akan mengalami banyak perubahan. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan.Fungsi ginjal berubah karena adanya homon kehamilan, peningkatan volume darah, postur wanita, aktivitas fisik dan asupan makanan (Kusmiyati, 2010; h.59).

  5. Perubahan fisiologis ibu hamil

  a. Trimester 1 1) Sistem reproduksi

  (a) Vagina dan vulva Vagina dan vulva akan mengalami perubahan pada trimester 1 yang dikarenakan oleh hormon estrogen yaitu ditandai dengan perubahan warna vagina yang menadi kemerahan. Vagina dan vulva uga mudah terserang amur karena peningkatan pH (Yuni Kusmiati, SST DKK, 2008:55).

  (b) Serviks Satu bulan setelah konsepsi servicks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia kelenjar-kelenjar serviks ( Prawirohardjo, 2009 h; 177).

  (c) Uterus Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi ( janin, plasenta, amnion). Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot.Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormone estrogen dan sedikit progesterone ( Prawirohardjo, 2009 h; 175).

Tabel 2.1 Memantau tumbuh kembang janin di dalam uterus

  Usia Kehamilan Tinggi Fundus Dalam Cm Menggunakan penunjuk badan

  12 Minggu __ Teraba di atas simfisis pubis

  16 Minggu __ Di tengah , antara simfisis pubis dan umbilicus

  20 Minggu 20 cm ( ±2cm) Pada umbilicus 22-27 Minggu Usia Kehamilan dalam minggu = cm (

  ±2cm) __

  28 Minggu 28 cm ( ±2cm) Di tengah antara umbilicus dan px 29-35 Minggu Usia Kehamilan dalam minggu = cm (

  ±2cm) __

  36 Minggu 36 cm ( ±2cm) Pada px Sumber.( Prawirohardjo 2009, h;93)

  (d) Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum, korpus luteum graviditatis, kira kira 3 cm kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. Dan korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone ( Manuaba, 2010 h;110).

  (e) Payudara / mamae Payudara akan membesar dan tegang, namun pada masa ini payudara belum mengeluarkan ASI.

  Somatomamotropin membuat kasein, laktalbumun dan laktoglobulin untuk mempersiapkan payudara dalam proses laktasi. (f) Sistem Endokrin

  Perubahan besar pada sistem endokrin yang pentng terjadi adalah untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan pemulihan nifas. (g) Sistem kekebalan

  Sistem kekebalan tubuh ibu saat masa ini tidakakan berubah dan tetap utuh dikarenakan imunoglobulin tidak berubah dan ini juga dapat menembus plasenta sehingga melindungi dari infeksi selanjutnya.

  (h) Perkemihan Seorang ibu pada bulan bulan pertama akan mengalami kenaikan dalam buang air besar yang dikarenakan oleh lau filtrasi dan alian plasma ginjal meningkat namun hal ini akan berubah seiring tuanya umur kehamilan.

  (i) Pencernaan Karena pengaruh pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan :

  1. Pengeluaran air liur berlebih (hipersalivasi)

  2. Daerah lambung terasa panas

  3. Terjadi mual/sakit pusing kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness.

  4. Muntah berlebihan atau yang disebut hyperemesis gravidarum

  5. Progesterone mengakibatkan gerak usus halus semakin berkurang dan menyebabkan obstipasi (Manuaba, 2010 h;110). (j) Sistem kardiovaskuler

  Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar, pembuluh daah yang membesar, payudara dan alat lain lain yang memang berfungsi dalam kehamilan. Tekanan darah akan turun dala 24 minggu pertama kehamilan akibat penurunan dalam perifer faskular resistance yang disebabkan oleh pengaruh otot halus oleh progesteron. (k) Metabolisme

  Pada wanita hamil basal metabolic rate meningkat. BMR akan kembali setelah hari ke lima pasca persalinan. Pada masa ini seorang wanita mengeluh sering merasa lelah, letih, setelah melakukan aktivitas ringan disebabkan oleh berat bdan indeks tubuh dan darah dan pembekuan darah.

  (l) Sistem pernafasan Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamentum pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Frekuensi pernafasan pada ibu hamil sedikit meninggat namun pernafasannya lebih dalam dari oada normalnya.

  b. Perubahan pada trimester II antara lain ( asuhan kebidanan 1, 2012 : 65) : 1) Uterus

  Bentuk uterus menjadi bulat dan berangsu angsur berbentung lonjong seperti telur, ukurannya sebesar kepala bayi atau sekapalan tangan orang dewasa. Seiring pembesaran uterus berorentasi ke kanan dan akhirnya uterus yang membesar ini akan menyentuh dinding abdomen anterior dan mendesak usus halus ke kedua sisi abdomen. Kontraksi sudah dapat dirasakan setelah bulan ke empat kehamilan. 2) Vulva dan vagina

  Peningkatan vaskularisasi vulva dan vagina dapat meningkatkan pula keinginan dan membangkitakan untuk seksual khususnya selama trimester kedua kehamilan. Peningkatan kongesti ditambah relaksasi pembuluh darah dan uterus dapat mengakibatkan pembengkakan dan varises vulva.

  3) Ovarium Plasenta mulai menggantikan korpus luteum graviditatum pada usia kehamilan 16 minggu.

  4) Serviks uteri Serviks menadi lunak dan kelenjar kelenjar di serviks akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.

  5) Payudara Puting susu akan megeluarkan cairan yang berwarna puting kekuningan yang disebut kolostrum. Payudara pada trimester ini akan mengalami peningkatan ukuran. Walaupun perkembangan kelenjar payudara secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, namun proses menyusui terhambat sampai kadar estrogen menurun, yaitu setelah janin dan plasenta lahir. 6) Sistem pencernaan

  Pada sistem pencernaan teradi konstipasi karena pengaruh dari hormon progesterone yang menigkat. Perutr juga akan menjadi kembung karena tekanan dari uterus yang semakin membesar dalam perut dan mendesak organ organ dalam perut. 7) Repirasi

  Wanta hamil sering mengeluhkan sesak nafas karena terjadinya penurunan kadar karbondioksida.

  8) Kardiovaskular Perubahan auskultasi jantung ikut mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung, peningkatan volume darah hdan curah jantung juga menimbulkan perubahan auskultasi selama hamil.

  9) Sistem urinarius Pengurangan penekanan pada kandung kencing sudah mulai berkurang karena sudah keluarnya uterus dari bagian panggul. Kandung kemih tertarik ke bagian atas abdomen dan keluar dari panggul.

  10) Muskulokeletal Mobilitas persendian akan berkurang terutama pada daerah siku dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada aringan yang berhubungan di sekitarnya. Sistem integument Kadar MSH meningkat dikarenakan peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron.

  11) Kenaikan berat badan Kenaikan berat badan yang terjadi dalam masa ini adalah 0,4-0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan.

  c. Perubahan pada trimester ke III Trimester III dimulai dari usia kehamilan 24 bulan sampai dengan kelahiran atau disebut juga periode penantian karena seorang wanita hanya tinggal menunggu bayinya lahir dan ibu sudah merasa tidak sabar untuk segera bertemu dengan bayinya. ( Yuni Kusmiyati, SST, DKK, 2008: 67 ) 1) Uterus

  Pada trimester ke III terlihat lebih nyata terlihat corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim. SBR menjadi lebih lebar dan tipis, tampak jelas batas antara bagian atas yang tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.

  2) Traktus urinarius Pada masa akhir kehamilan ini, keluhan sering kencing atau buang air kecil timbul kembali karena seiring dengan turunnya kepala janin ke panggul sehingga menekan kandung kencing. Dan urin kan menjadi lancar dikarenakan terjadinya hemodilusi.

  3) Repirasi Wanita hamil merasa kesulitan untuk bernafas dikarenakan usus usus yang tertekan oleh uterus ke arah diafragma yang mengakibatkan diafragma mengalami kesulitan untuk bergerak.

  4) Kenaikan berat badan Kenaikan berat badan yang terjadi adalah 5,5 kg dimulai dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan yaitu 11-12 kg.

  5) Sirkulasi darah Menurut

  Genong, 1989 dalam buku Asuhan Kebidanan 1,

  2012 mengatakan bahwa, aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus dan aliran darah ke utrus meningkat duapuluh kali lipat, ukuran konseptus juga meningkat elbih cepat.

  6) Sistem muskulokeletal Hormon progesteron dan relaxing menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot otot, terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan dan proses ini memberikan kesempatan panggul untuk meningkatkan kapasitasnya untuk proses persalianan.

  6. Perubah psikologis dalam masa kehamilan

  a. Perubahan pada trimester I Trimester pertama sering disebut dengan masa penyesuwean,penyesuwean yang di lakukan wanita adalah kenyataan bahwa ia sedang mengandung.selama trimester ini wanita akan ambivalen. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekeceaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan.

  Penyesuaiann terhadap awal kehamilan, ketika pertama kali mengetahui dirinya hamil, mungkin akan syok dan merasa menyangkal. Periode ketidaknyamanan adalah hal yang umum terjadi seperti :

  1) Ibu merasa sering sakit dan sering kali membenci kehamilannya.

  2) Merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan 3) Mencari-cari tanda untuk lebih yakin bahwa dirinya hamil. .

  (marmi s.sT,2011,h;93-94) b. Perubahan pada trimester II Trimester II sering di sebut degan periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala rasa ketidaknyamanan yang normal yang dialami oleh ibu hamil. Sebagian besar wanita merasa lebih erosis selama trimester II, kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan dalam hubungan seksual mereka dibandingkan dengan trimester I dan sebelum hamil. . (marmi s.sT,2011,h;94-95)

  c. Perubahan pada trimester III Seorang wanita hamil tinggal menanti kelahiran bayinya.

  Perhatian lebih memusat ke kehamilan dan selalu berusaha untuk melindungi bayi yang di kandung. ( Yuni Kusmiati, S. ST, dkk, 2008: 71 )

  7. Tanda bahaya kehamilan Dalam masa kehamilan terdapat beberapa tanda bahaya yang perlu diwaspadai. Tanda bahaya tersebut meliputi: a. Perdarahan pada kehamilan muda

  Perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda biasanya terjadi pada usia kehamilan sebelum 24 minggu. Perdarahan tersebut bisa disebabkan oleh:

  1) Implantation bleeding. Perdarahan saat trophoblas melekat pada endometrium, biasanya terjadi saat implantasi 8 sampai 12 hari setelah fertilisasi. 2) Abortion. 15% terjadi pada abortus spontan sebelum usia kehamilan 12 minggu dan sering terjadi pada primigravida

  3) Hydatidiform molae. Akibat dari degenerasi chorionic vili pada awal kehamilan. Embrio mati dan di reabsorbsi/ mola terjadi di dekat fetus. 4) Ectopic pregnancy. Ovum dan sperma yang berfertilisasi kemudian berimplantasi diluar dari uteri cavity.

  5) Cervical lesion. Lesi di cervik 6) Vaginitis. Infeksi pada vagina (Sumarni, 2011; h.190).

  b. Perdarahan pada kehamilan lanjut Biasanya terjadi pada usia kehamilan setelah 24 minggu.

  Perdarahan pada kehamilan lanjut dibagi menjadi 2 yaitu plasenta previa dan abrupsio plasenta (Sumarni, 2011; h.190).

  1) Hipertensi gravidarum Merupakan keadaan dengan tekanan darah sisitoloik dan diastolic lebih dari 140/90 mmHg.Pengukuran tekanan darah dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali selang 4 jam.Kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 30 mmHg dan kenaikan diastolic lebih dari 15 mmHg (Prawirohardjo, 2009; h.535). 2) Nyeri perut bagian bawah

  Nyeri perut yang bersifat menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.Hal ini bisa berhubungan dengan apendiciti, kehamilan ekopik, aborsi, radang panggul, penyakit kantung empedu, uterus yang irritable, ISK atau abrupsio plasenta (Sumarni, 2011; h.191).

  3) Sakit kepala yang hebat Sakit kepala hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat disertai dengan pandangan kabur merupakan gejala preeklamsia (Sumarni, 2011; h.192)

  4) Pandangan kabur Pengaruh hormonal bisa mengacaukan pandangan pada ibu hamil.Gangguan visual yang dapat mengancam jiwa adalah beersifat mendadak, dan berbayang/ double vision (Sumarni, 2011; h.192)

  5) Bengkak wajah dan jari-jari tangan Merupakan masalah yang serius apabila muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lainnya.Hal ini bisa merupakan tanda- tanda anemia, gagal jantung dan pre eklamsi (Sumarni, 2011; h.192). 6) Gerakan janin tidak terasa

  Secara normal ibu merasakan gerakan janin pada bulan ke 5 atau ke 6 usia kehamilan. Jika bayi tidur gerakan janin melemah.Gerakan bayi sangat terasa pada saat ibu istirahat, makan, minum dan berbaring.Biasanya bayi bergerak paling sedikit 3X dalam periode 3 jam (Sumarni, 2011; h.193).

  8. Asuhan kehamilan kunjungan awal Kunjungan awal harus seawall mungkin yang meliuti:

  a. Anamnesis

  b. Pemeriksaan fisik c. Pemeriksaan laboratorium

  d. Pemeriksaan tambahna lain untuk memperoleh data (parameter) dasar

  e. Memberikan support psikis untuk menstabilkan emosi ibu hamil

  9. Asuhan kehamilan kunjungan ulang Asuhan pada kunjungan merupakan setiap kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan pertama sampai memasuki masa persalinan. Kunjungan ulang memiliki tujuan yaitu:

  a) Mendeteksi komplikasi-komplikasi

  b) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan c) Pemeriksaan fisik umum (Kusmiyati, 2010; h.136-141).

  2. PERSALINAN

  a. Definisi Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa kompikasi baik pada ibu maupun janin (Sarwono, 2009 h;100).

  Persalinan adalah proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta ( Varney, 2008 h;672).

  Jadi Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dari mulai adanya pembukaan sampai dengan pengeluaran janin.

  1) Persalinan Normal.

  Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam , tanpa kompikasi baik pada ibu maupun janin. ( Sarwono , 2009 h;100)

  2) Penyebab Terjadinya Persalinan

  a) Estrogen yang meningkatkan sensitivitas otot rahim, memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

  b) Progesteron yang menurunkan sensitivitas otot rahim , menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis dan menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi ( Manuaba , 2012 h;167)

  Estrogen dan progesterone terdapat dalam keseimbangan sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis pars posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh karena itu makin tua usia kehamilan frekuensi kontraksi semakin sering.

  Oksitosin diduga bekerjasama prostaglandin yang makin meningkat mulai dari usia kehamilan minggu ke

  • – 15 .disamping itu faktor gizi ibu hamil dan kereangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untuk dimulainya kontraksi rahim. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan beberapa teori yang menyatakan kemungkinan persalinan.

  ( Manuaba, 2012 h; 167)

  b. Faktor yang mempengaruhi Persalinan Faktor yang mempengaruhi persalinan adalah 1) Power atau tenaga yang mendorong anak yaitu:

  HIS adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.His persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks. Terdiri dari : his pembukaan, his pengeluaran dan his pelepasan uri. His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks. Tenaga mengejan ,Kontraksi otot-otot dinding perut, Kepala di dasar panggul merangsang mengejan, Paling efektif saat kontraksi/his(Sukarni, 2013 h;188).

  2) Passage/ jalan lahir

  a) Jalan lahir lunak terdiri dari servicks, vagina, dan otot rahim

  b) Jalan lahir keras yang memiliki fungsi lebih dominan daripada jalan lahir lunak. Jalan lahir keras yaitu Os Coxae ( tulang innominate), Os Sacrum , dan Os Coccygis ( Jenny, 2013 h; 55).

  3) Passager/Fetus Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari faktor passage adalah : a) Presentasi kepala ( Verteks , muka , dahi)

  (

Complete breech) letak lutut atau letak kaki (Incomplete breech)

  c) Presentasi bahu ( Letak lintang)

  d) Sikap janin

  e) Posisi Janin ( Sukarni, 2013 h;196).

  f) Plasenta merupakan bagian dari passenger yang menyerupai janin yang di lahirkan melalui jalan lahir. Kehadiran plasenta jarang menjadi hambatan dalam persalinan normal ( jenny , 2013 h;36).

  g) Air ketuban Cairan ketuban merupakan faktor passenger, cairan ketuban mempunyai fungsi mencegah perlekatan janin dengan amnion ( Jenny, 2013 h;49).

  c. Tanda dan Gejala menjelang persalinan Tanda-tanda menjelang persalinan antara lain : perasaan distensi berkurang ( lightening), perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban pecah, blood show, lonjakan energy , gangguan pada saluran cerna ( Varney, 2008 h; 672).

  1) Lightening Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor.Pada fase lightening menimbulkan ketidaknyamanan kepada ibu karena tekanan bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor. Diantaranya adalah ibu jadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan stasis vena yang menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik darah dari ekstermitas bawah( Varney, 2008 h; 672).

  2) Perubahan Serviks Mendekati persalinan, serviks semakin matang. Serviks mengalami penipisan ( effacement) dan kemungkinan sedikit dilatasi. Perubahan serviks diduga akibat terjadi peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks( varney, 2008 h;673).

  3) Persalinan Palsu Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap servicks.

  Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya akibat kontraksi Braxton hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sekitar enam minggu kehamilan ( Varney, 2009 h;673).

  4) Ketuban Pecah Dini Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan.Apabila terjadi sebelum awitan persalinan, kondisi tersebut disebut ketuban pecah dini (KPD).Hal ini dialami oleh sekitar 12% wanita hamil (Varney, 2009 h;673).

  5) Bloody Show Bloddy show adalah pengeluaran plak lendir. Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah dan merupakan tanda persalinan yang akan terjadi biasanya dalam 24jam hingga 48 jam ( Varney, 2008 h;674).

  6) Lonjakan Energi Terjadinya lonjakan energy ini belum dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut terjadi secara alamiah, yang memungkinkan wanita memperoleh energy yang diperlukan untuk menjalani persalinan ( Varney, 2008 h;674).

  7) Gangguan Saluran Cerna Kesulitan mencerna,mual, dan muntah diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan (Varney, 2008 h;674).

  3. Bayi Baru Lahir

  a. Definisi Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melaluin vagina. Tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, Asuhan Kebidanan Persalinan 2013;h.2).

  Pentingnya menjaga bayi-bayi tetap hangat tidak dapat terlalu ditekankan, hubungan yang jelas antara kontrol suhu dan morbilitas neonatal, bahwa menjaga bayi tetap hangat dalam inkubator menghasilkan penurunan angka mortalitas sebesar 25%, tidak ada perubahan pun dalam praktik yang berpengaruh besar menurunkan mortalitas pada bay-bayi yang baru lahir (Edwards, Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir, 2012 ).

  Neonatus /bayi yang baru lahir harus memantapkan dan mempertahankan suhunya sendiri saat lahir, kehilangan panas berlangsung sangat cepat, karena luas. Prinsip asuhan bbl normal cegah kehilangan panas berlebihan, bebaskan jalan nafas, rangsangan taktil, laktasi dimulai dalam waktu 30 menit pertama (Sukarni K, Kehamilan Persalinan dan Nifas, 2013 ).

  Pentingnya menjaga suhu badan pada bayi baru lahir, penurunan suhu badan yang cepat pada BBL disebabkan karena ketidakmampuan bayi untuk menghasilka panas cukup. Setiap BBL memilki sistem pengendalian suhu yang belum matang, Bayi yang mengalami gawat dingin akan memerlukan oksigen yang lebih banyak dan akan menghabiskan cadangan glikogen (Sukarni K, Kehamilan Persalinan dan Nifas 2013 ).

  b. Ciri-Ciri Bayi Normal : 1) Berat badan lahir bayi 2500-4000 gram.

  2) Panjang badan bayi 48-50 cm. 3) Lingkar dada bayi 32-34 cm. 4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm. 5) Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian turun sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30menit.

  6) Pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80kali/menit disertai pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan intercostal serta rintihan hanya berlangsung 10-15menit. 7) Kulit berwarna kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan dilapisi verniks caseosa.

  8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik. 9) Kuku telah agak panjang dan agak lemas 10) Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

  11) Refleks hisap, menelan, dan moro telah terbentuk. 12) Eliminasi urin, dan meconium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Meconium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket, ( Jenny, 2013 h;150)

  c. Adaptasi Fisiologis BBL terhadap kehidupan Ekstrauteri: 1) Adaptasi Pernapasan

  Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran.Pernapasan ini timbul sebagai aktifitas normal system saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebutuntuk menggerakan diafragma.Serta otot-otot pernapasan lainnya.Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir per vaginam mengakibatkan paru-paru kehilangan 1/3 dari cairan yang terdapat di dalamnya, sehingga tersisa 80-100ml. setelah bayi lahir yang hilang diganti dengan udara ( Jenny, 2013 h;151).

  2) Perubahan Sirkulasi Darah Aliran dari darah plasenta berhebti pada saat tali pusat diklem.Tindakan ini menandakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya serangkaian reaksi selanjutnya.Reaksi ini dilengkapi oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru-paru sebagai respons terhadap tarikan napas pertama.Penutupan fungsional foramen ovale dan duktus arteriosus terjadi setelah bayi lahir.Perubahan dari sirkulasi janin ke sirkulasi bayi baru lahir secara keseluruhan saling berhubungan dengan fungsi pernapasan dan oksigenasi yang adekuat ( Varney, 2008 h;880). 3) Termoregulasi

  Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui 4 mekanisme yaitu a) Konduksi : Melalui benda padat yang berkontak dengan bayi b) Konveksi : Pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi.

  c) Evaporasi : Kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi yang basah.

  d) Radiasi : Melalui benda padat dekat dengan bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi ( Prawirohardjo, 2009 h;367). 4) Perubahan pada Sistem Gastrointestinal

  Enzim-enzim digestif aktif saat lahir akan dapat menyokong kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu. Bayi baru lahir kurang mampu mencerna protein dan lemak dibandingkan orang dewasa.Sfingter jantung sambungan esophagus bawah dan lambung tidak sempurna, yang membuat regurgitasi isi lambung dalam jumlah banyak pada bayi baru lahir dengan bayi muda.Kapasitas lambung bayi cukup terbatas kurang dari 30cc untuk bayi baru lahir cukup bulan ( Varney, 2008 h;885).

  5) Adaptasi Neurologis Sistem neurologis bayi secara anatomic atau fisiologis belum berkembang sempurna.Bayi baru lahir menunjukan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi pengaturan suhu labil.Kontrol otot yang buruk, mudah terkejut dan tremor pada ekstermitas ( Jenny, 2013 h;153). 6) Adaptasi Hepar

  Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati terus membantu pembentukan darah.Selama periode neonatus hati memproduksi zat esensial untuk pembekuan darah.Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonujgasi yang bersirkulasi pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah. Bilirubin tak terkonjugasi dapat meninggalkan system vaskular dan menembus jaringan ekstravaskular lainnya ( misalnya: kulit, sclera, dan membrane mukosa oral) mengakibatkan warna kuning yang disebut ikterus.

  7) Adaptasi Ginjal Pada bayi baru lahir, laju filtrasi glomerulus lebih rendah disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler glomerulus. Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali dalam 24 jam ( Jenny, 2013 h;156).

  8) Perubahan Sistem Imun Sistem imun neonatus tidak matur pada sejumlah tingkat yang signifikan.Ketidakmaturan fungsional ini membuat neonatus rentan terhadap banyak infeksi dan respon alergi ( Varney, 2008 h;886).

  d. Tanda bahaya BBL 1) Termoregulasi

  Bayi baru lahir mudah stress karena perubahan suhu lingkungan. Bidan harus meminimalkan kehilngan panas pada bayi baru lahir yang masih basah. Faktor-faktor yang mempercepat kehilangan panas pada bayi baru lahir : a) Daerah permukaan tubuh bayi yang luas

  b) Tingkat insulasi lemak subkutan berbeda-beda

  c) Derajat fleksi otot 2) Hipotermia

  Gejala hipotermia mungkin samar-samar, termasuk takipnea dan takikardi.Bayi baru lahir yang mengalami hipotermia harus di evaluasi untuk mengetahui terjadinya hipoglikemia dan hipoksia.Butuh waktu beberapa janin untuk menghangatkannya kembali. Proses menghangatkan bayi secara cepat dapat menimbulkan apnea (Kriebs,2010; hal : 464). 3) Afiksia

  a) Pengertian Afiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan hipoksia janin pada kehamilan.

  Afiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tak dilakukan secara sempurna, sehingga tindakan perawatan dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang mungkin timbul.

  b) Penyebab Adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, pada maa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.

  c) Gejala dan tanda Pernafasan cuping hidung (1) Pernafasan cepat (2) Nadi cepat (3) Sianosis

  (Fauziyah A, 2013; h. 65)

  4. NIFAS

  a. Pengertian Masa Nifas Dalam bahasa latin waktu tertentu setelah melahirkan anank ini disebut puerpurium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi, puerpurium berarti masa setelah melahirkan bayi.

  Masa Nifas (puepurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra- hamil. Lama masa nifas itu yaitu 6-8 minggu.

  Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada bats waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu relative pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari.

  Jadi Masa Nifas (puerpurium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Wulandari dan Handayani, 2011; h. 1)

  b. Perubahan fisiologis masa nifas 1) Uterus

  Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan antara umbilikus dan simfisi, atau sedikit lebih tinggi. Dua hari kemudian kurang lenih sama dan kemudian mengerut, sehingga dalam dua minggu telah turun masuk kedalam rongga pelvis dan tidak dapat diraba lagi dari luar. Involusi uterus melibatkan pengreorganisasian dan pengguguran desidua serta pengelupasan situs plasenta, sebagaimana diperlihatkan dengan pengurangan dalam ukuran dan berat serta oleh warna dan banyaknya lokia. Perubahan ukuran dan berat uterus dalam masa nifas dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.2 Perubahan uterus masa nifas

Involusi TFU Berat uterus

  Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jari dibawah pusat 1000 gr 1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gr

  2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 500 gr 6 minggu Normal 50 gr

  8 minggu Normal tapi sebelum hamil

  30 R 2) Lokia

  Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas. Lokia terbagi menjadi 3 jenis yaitu a) Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa

  • – sisa selaput ketuban, set – set desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekonium selama 2 sampai 3 hari pasca persalinan.

  b) Lokia sanguilentaberwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ke 3 sampai hari ke 7 pasca persalinan.

  c) Lokia serosa berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 sampai hari ke 14 pasca persalinan.

  d) Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulai dari hari ke 14 kemudian makin lama mikin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel sel desidua.

  3) Endometrium Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta.

  4) Serviks Pasca persalinan serviks menjadi sangat lembek, kendur, dan terkulai. Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama dibagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil,.

  Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu postpartum.

  5) Vagina Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpurium merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara berangsur

  • – angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. Himen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam proses pembentukan berubah menjadi karunkulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara.

  6) Payudara atau mammae Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis yaitu produksi susu dan sekresi susu atau let down. Sampai hari ketiga setelah melahirkan efek prolaktin pada payudara mulai bisa dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel

  • – sel acini yang memproduksi ASI juga mulai berfungsi. Ketika bayi menghisap puting, refleks saraf merangsang lobus posterior pituitari untuk menyekresi hormon oksitosin. Oksitosin merangsang refleks let down (mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada puting. Isapan bayi yang dilakukan secara teratur dapat merangsang sel sel acini dalam menghasilkan ASI lebih banyak. (Siti saleha, 2009;h.54 - 58)

  7) Sistem endokrin Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama pada hormon

  • – hormon yang berperan dalam proses tersebut.

  a) Oksitosin Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang.

  Isapan bayi saat menyusui dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali kebentuk normal. b) Prolaktin Hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya kadar prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan. (Siti saleha, 2009;h.60)

  c) Estrogen dan progesteron Pada wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lama datangnya menstruasi. Seringkali menstruasi pertama bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. ( Eny Retna, 2008;h.83)

  c. Komplikasi masa nifas 1)

  Trauma perineum Trauma perineum adalah luka pada perineum sering terjadi saat proses persalinan. Saat persalinan terkadang dokter/ bidan melakukan episiotomi, yaitu menggunting perineum untuk mengurangi trauma yang berlebihan pada daerah perineum dan mencegah robekan perineum yang tidak beraturan.Dengan episiotomi, perineum digunting agar jalan lahir lebih luas dan perlukaan yang terjadi dapat diminimalkan. (Sukarni,2013; hal : 285)

  a) Etiologi (1) Adanya trauma pada perut bagian bawah, panggul, genetalia eksterna maupun perineum

  (2) Cedera eksternal (3) Fraktur pelvis : rupture uretra pars membranasea (4) Trauma selangkangan : rupture uretra pars bulbosa (5) Latrogenik : pemasangan kateter folley yang salah (6) Persalinan lama (7) Rupture yang spontan

  b) Manisfestasi klinis Perdarahan per-uretra post trauma Retensi urin : kontraindikasi pemasangan kateter lebih khusus pada posterior dan anterior berikut : (1) Pada posterior

  (a) Perdarahan per-uretra (b) Retensi urin (c) Pemeriksaan rectal tuse : floating prostat (d) Ureterografi : ekstravasasi kontras dan adanya fraktur pelvis

  (2) Pada anterior (a) Perdarahan per-uretra/ hematuri (b) Slevee hematom / butterfly hematom (c) Kadang terjadi retensi urin (Sukarni,2013; hal : 285-

  286) 2)

  Perdarahan Perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Perdarahan postpartum terbagi menjadi dua masa yaitu perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorhage) yang terjadi pada 24 jam pertama, dan perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan inversio uteri. Sedangkan penyebab perdarahan post partum sekunder adalah sub involusi, retensi sisa plasenta, infeksi nifas.

  Pencegahan perdarahan post partum dapat dilakukan dengan mengenali resiko perdarahan post partum (uterus distensi, partus lama, partus dengan pacuan), memberikan oksitosin injeksi setelah bayi lahir, memastikan plasenta lahir lengkap, menangani robekan pada jalan lahir. 3)