Dampak objek wisata rohani Katolik terhadap perekonomian masyarakat sekitar : studi kasus Sendang Sono, Sendang Ganjuran, Sendang Sriningsih - USD Repository

  

DAMPAK OBJEK WISATA ROHANI KATOLIK TERHADAP

PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR

Studi Kasus : Sendang Sono, Sendang Ganjuran, Sendang Sriningsih

SKRIPSI

  

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

  

Oleh :

Sugih Nugroho

011324017

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

“...dalam kecemasanku, Engkaulah Tuhan

sumber Pengharapanku...” Buah Karya ini kupersembahkan untuk,

  B apa, Y esus dan B unda Maria Kedua orang tuaku B p/ I bu D juri Wijatno Sugih Winarni dan Sugih Manungku Prasetyo Wibowo

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ya ng saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 6 Maret 2008 Penulis

  Sugih Nugroho

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Sugih Nugroho Nomor Mahasiswa : 011324017

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

Dampak Objek Wisata Rohani Katolik Terhadap Perekonomian Masyarakat

Sekitar.............................................................................................................................

  ......................................................................................................................................... ...... beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 24 Mei 2008 Yang menyatakan (Sugih Nugroho)

  

ABSTRAK

DAMPAK OBJEK WISATA ROHANI KATOLIK TERHADAP

PEREKONOMIAN MASYARAKAT SEKITAR

Studi Kasus: Sendang Sono, Sendang Ganjuran, Sendang Sriningsih

Sugih Nugroho

  

011324017

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis dampak perekonomian dan manfaatnya objek wisata rohani Katolik terhadap perekonomian masyarakat sekitar.

  Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang dilaksanakan di Sendang Sono, Sendang Ganjuran dan Sendang Sriningsih pada bulan Oktober 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang disekitar objek yang berjumlah 60 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang yang diambil dengan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis uji z. Penelitian ini termasuk dalam studi perbandingan. Untuk mengetahui normalitas data digunakan teknik uji one sample

  

Kolmogorov-Smirnov . Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis digunakan taraf

nyata 5%.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

  1. Sektor pariwisata dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan menunjukkan hubungan yang positif signifikan.

  2. Sektor pariwisata dapat menambah lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran masyarakat sekitar dan menunjukkan hubungan positif signifikan.

  3. Sektor pariwisata mampu memberikan kesempatan berusaha masyarakat sekitar dan menunjukkan hubungan yang positif signifikan.

  4. Sektor pariwisata menggunakan input- input hasil pertanian dan menunjukkan hubungan yang positif signifikan.

  

ABSTRACT

THE EFFECT OF TOURISM OBJECTS OF CATHOLIC PILGRIMAGE

TOWARDS ECONOMIC OF SURROUNDING SOCIETY

A Case Study of : Sendang Sono, Sendang Ganjuran, Sendang Sriningsih

the Tourism Objects of Chatolic Pilgrimage

  

Sugih Nugroho

011324017

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  

2008

  The research aims to examine and analyse the economic effect and benefit of tourism objects of chatolic pilgrimage towards their society. The research is an ex post facto research conducted at Sendang Sono, Sendang Ganjuran and Sendang Sriningsih objects of chatolic pilgrimage in October 2007. Population of this research were merchants who live around the tourism objects. The samples of the research were 60 people taken by using satisfied sampling method. The technique of data analysis was questionnaire. Data analysis technique used in this research was z examination analysis. This research is a comparative study. To know the standardized data one sample Kolmogorov-Smirnov was applied. Data analysis technique to examine hypotesis was 5% real level.

  Research result of this shows that :

  1. Tourism sector can increase the society’s income and show significant and positive connection.

  2. Tourism sector can increase employment and decrease unemployment rate of surrounding society besides show significant and positive connection.

  3. Tourism sector can give opportunity to society and show significant and positive connection.

  4. Tourism sector use agricultural products and show significant and positive

KATA PENGANTAR

  Puji syukur pada Tuhan atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul” Dampak Objek Wisata Rohani Katolik Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar” dengan baik.

  Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis alami selama proses penyusunan skripsi ini. Namun atas dukungan berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini penulis dengan tulus hati mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Drs. T. Sarkim, M.ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Y. Harsoyo, S.pd., M.Si., selaku Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing I yang senantiasa dengan penuh kerelaan, kesabaran dan ketekunan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si., selaku Dosen pembimbing II yang senantiasa dengan penuh kerelaan, kesabaran, dan ketekunan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. Bapak Drs. Rubiyanto yang telah memberikan masukan demi kelancaran

  5. Bapak dan Ibu pedagang yang ada disekitar objek wisata yang telah membantu dan mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di tempatnya.

  6. Kedua orang tuaku atas cinta, doa, dorongan dan kepercayaan yang diberikan.

  7. Kakakku Sugih Winarni, Prasetyo Wibowo dan adekku Sugih Winarni atas perhatian , dorongan dan cintanya.

  8. Teman-teman mahasiswa Program Dokter Umum(PDU) 2001 atas kebersamaannya selama kuliah

  9. Sumanto, Lojon, Joyo, Copet, Setip, Bodad, Srie P, Boncel, Silas, Rindut atas dukungan dan semangatnya.

  10. Semua pihak yang tidak tercantum namanya disini, namun telah banyak berjasa bagi penulis.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Ahirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

  Yogyakarta, Maret 2008 Penulis.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….… ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………....…. iii MOTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................. vi ABSTRAK ……………………………………………………………………... vii ABSTRACT...………………………………………………………………….. . viii KATA PENGANTAR …………………………………………………………... ix DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xi DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xiii

  BAB I: PENDAHULUAN …………………………………………………...... 1 A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 4 D. Batasan Masalah …………………………………………………... 5 E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5 BAB II: TINJAUAN PUSTAKA.....……………………………………………... 6 A. Pembangunan................................................ ………………………. 6

  1. Pengertian Pembangunan ……………………………………….. 6

  2. Dampak Pembangunan........... ………………………………….. 8

  B. Pariwisata dan Objek Wisata Rohani....................................... …… 9

  1. Pariwisata........................... ……………………………………. 9

  2. Objek Wisata Rohani..................... …………………………….. 10

  C. Komponen Sosial Ekonomi........................ ………………………... 12

  1. Kesempatan Kerja …………………………………………...... 12

   2. Kesempatan Berusaha ………………………………................... 14

  3. Pendapatan dan Konsumsi. ……..............................................…. 14

  5. Curahan Kerja ................................................................................ 19

  6. Hubungan Input Output antar Sektor .......................................... 20

  D. Kerangka Berpikir ……………………..........................………… 21

  E. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 24

  F. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 27

  BAB III: METODE PENELITIAN ………………………………………......... 28 A. Jenis Penelitian ……………………………………………………

  28 B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………… 29

  C. Subjek Penelitian ........................................................................... 29

  D. Objek Penelitian ………………………..................……………... 30

  E. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………… 30

  F. Variabel Penelitian dan Definisi Pengukurannya………………… 32

  G. Jenis Data dalam Penelitian............................................................... 34

  H. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………… 34

  

I. Teknik Analisis Data …...........................………………………… 35

  BAB IV: GAMBARAN UMUM ……………......…………………………… 42 A. Sendang Sono ……….........................................................……… 42 B. Sendang Ganjuran atau Monumen Candi Hati Kudus Tuhan Yesus .. 47 C. Sendang Sriningsih ......…….……………………………… 54 BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................ 64 A. Analisis Data ………………………………………………….... 64 B. Pembahasan ………………………………................………….. 78 BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 85 A. Kesimpulan ................................................................................... 85 B. Saran .............................................................................................. 87 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….................. xiv

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 : Pedoman Wawancara.............................................................................89 Lampiran 2 : Pendapatan Pedagang.............................................................................91 Lampiran 3 : Jumlah Karyawan...................................................................................93 Lampiran 4 : Jumlah Tempat Usaha............................................................................95 Lampiran 5 : Jumlah Macam Barang Hasil Pertanian.................................................97 Lampiran 6 : Permohonan Ijin Penelitian....................................................................99

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan memiliki kekayaan alam

  yang melimpah dan terdiri dari beribu kepulauan yang tersebar di seluruh nusantara maupun suku yang memiliki adat istiadat yang jumlahnya ratusan.

  Namun pemanfaatannya bisa dikatakan belum maksimal, karena walaupun memiliki semuanya itu negara ini masih saja kekurangan penghasilan untuk menjamin kehidupan warganya maupun anggaran yang dipakai untuk belanja negara. Maka dari itu salah satu langkah yang digunakan pemerintah untuk menutupi kekurangan penghasilan itu adalah dengan cara menggalakkan sektor diluar non migas yaitu sektor pariwisata. Sebenarnya pemerintah sudah lama menaruh perhatian khusus terhadap sektor pariwisata. Perhatian dalam bidang kepariwisataan dapat dilihat dari ditetapkannya beberapa daerah yang dinilai cukup menarik untuk dijadikan daerah tujuan wisata, dengan harapan dapat menarik minat wisatawan mancanegara maupun domestik untuk berkunjung dan menikmatinya, sehingga mereka mau membelanjakan uangnya di tempat ob jek wisata. Maka dari itu dengan sendirinya para

wisatawan akan mampu memberikan penghasilan bagi masyarakat sekitar.

  Pariwisata adalah sektor yang dianggap menguntungkan dan potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu aset penambah devisa negara. Karena dengan adanya wisatawan yang datang ke objek wisata di Indonesia Industri pariwisata merupakan salah satu perangkat penting dalam pembangunan nasional, karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, memperkenalkan keindahan alam, seni

budaya, serta memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa bagi generasi muda.

  Berkembangnya industri pariwisata sebagai salah satu sek tor andalan mampu mendorong timbulnya jenis-jenis wisata baru di daerah yang memiliki potensi wisata, karena bukan hanya wisata bernuansa alam, budaya, tetapi juga jenis wisata yang bernuansa religius. Untuk pengembangan industri pariwisata perlu memperhatikan unsur- unsur yang dapat mempengaruhinya, yang salah satunya adalah unsur fisik. Unsur fisik ini berkaitan erat dengan masalah penyediaan sarana dan prasarana pariwisata, karena salah satu faktor penunjang yang amat penting dalam program pariwisata adalah sarana dan prasarana kemudahan menuju dan lokasi wisata, seperti transportasi, penginapan, penjualan barang kebutuhan sehari- hari dan sebagainya. Sektor perhubungan dan pariwisata juga mempunyai peranan penting yang lain yaitu dalam usaha mencapai sasaran pembangunan serta membina persatuan bangsa dan negara lain, sektor perhubungan berperan juga dalam memperlancar arus masuk manusia, barang jasa dan menunjang pertumbuhan produksi barang dan jasa serta pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya.

  Pemerintah mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kepariwisataan yaitu menyediakan infrastruktur, menyediakan berbagai fasilitas, mengkoordinasi antara pihak swasta dengan pemerintah dan berbagai daerah menyadari betapa pentingnya keterlibatan masyarakat setempat dalam menunjang kelancaran kegiatan ini. Dukungan masyarakat setempat sangat penting bagi pembangunan pariwisata diberbagai daerah. Pemerintah menyadari bahwa daya tarik dan potensi daerah tujuan wisata tidak cukup hanya didukung sarana dan prasarana saja, melainkan perlu didukung oleh kesiapan masyarakat setempat untuk terlibat secara aktif. Keterlibatan masyarakat didaerah tujuan wisata juga sangat penting dalam mengatasi setiap kendala yang ada, sehingga pengembangan industri kepariwisataan dapat terus berjalan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada di daerah. Salah satu aset wisata yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor pertanian yang meliputi tanaman langka dan unik yang dapat dimanfaatkan sebagai penambah daya tarik kepariwisataan.

  Daerah Istimewa Yogjakarta memiliki beberapa objek wisata rohani Katolik diantaranya adalah Sendang Sono, Sendang Ganjuran, dan Sendang Sri Ningsih. Dimana di lokasi tersebut wisatawan dapat menikmati pemandangan alam sekitar sekaligus memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  Manfaat dari adanya pariwisata dapat dirasakan sekali oleh masyarakat sekitar objek wisata pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, merubah tatanan sosial ekonomi, membuka peluang usaha, lancarnya jalur kendaraan dan memajukan kegiatan perekonomiannya serta terbukanya wawasan masyarakat tentang dunia luar. Sedangkan dampak maupun kaburnya tata nilai daerah setempat, merusak keutuhan masyarakat terutama dalam hal kesusilaannya yaitu terdapat sex industri yang melayani para wisatawan baik pria maupun wanita. Pemerintah juga menyadari bahwa masyarakat sekitar merupakan subyek pembangunan yang langsung merasakan dampak di daerahnya . Berdasarkan dari permasalahan tersebut maka peneliti ingin meneliti Dampak Obyek Wisata Rohani Katolik Terhadap Perekonomian Masyarakat Sekitar.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang tersebut diatas maka yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah :

  1. Apakah sektor pariwisata dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar?

  2. Apakah sektor pariwisata dapat menambah lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran masyarakat sekitar?

  3. Apakah sektor pariwisata dapat memberikan kesempatan berusaha yang lebih baik dibandingkan sektor lain?

4. Apakah sektor pariwisata menggunakan input dari hasil-hasil pertanian? C.

   Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk analisis, menguji dampak perekonomian dan manfaatnya objek

  D. Batasan Masalah Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis, menguji dampak perekonomiannya dan manfaat dari adanya objek wisata rohani Katolik bagi masyarakat sekitarnya. Alasan penulis mengangkat masalah ini karena pekerjaan sebagian masyarakat sekitar objek wisata adalah sebagai petani dan penduduknya apakah mengalami peningkatan perekonomian dengan adanya objek wisata ini.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Masyarakat Sekitar Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dalam keseharian kehidupan masyarakat sekitar, bahwa objek wisata ini telah memberikan dampak yang cukup berarti bagi perekonomiannya. Sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang perlu diketahui.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai pariwisata di perpustakaan Universitas Sanata Dharma, khususnya bagi mahasiswa yang berminat studi sekitar masalah pariwisata rohani.

  3. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan dan sarana berlatih dalam menerapkan teori yang didapat selama mengikuti perkuliaha n dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan

1. Pengertian Pembangunan

  Pembangunan dapat diartikan secara luas dan setiap orang dapat mengartikan pembangunan secara berbeda-beda sesuai dengan seleranya sendiri-sendiri sehingga definisi tentang pembanguna n berbeda satu dengan yang lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses suatu perubahan.

  Menurut Siagian pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Priadi, 2003: 4). Menurut Ginanjar Kartasasmita pengertian tentang pembangunan yang telah disederhanakan yaitu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana (Priadi, 2003: 5).

  Todaro (1998: 19) memberikan pengertian pembangunan sebagai suatu proses multi dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap, mental yang sudah melembaga dan lembaga- pengertian tersebut Todaro selanjutnya menekankan bahwa paling tidak ada tiga nilai hakiki dalam pembangunan yaitu kebutuhan hidup, harga diri dan kebebasan yang menggambarkan tujuan-tujuan umum yang diusahakan oleh semua individu dalam masyarakat. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka apapun komponennya untuk mencapai kebutuhan yang lebih baik untuk semua masyarakat harus mempunyai tiga sasaran pembangunan, yaitu : a. Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian/pemerataan bahan- bahan pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup seperti: makan, perumahan, kesehatan dan perlindungan.

  b. Meningkatkan taraf hidup masyarakat, termasuk menambah dan mempertinggi penghasilan, penyediaan lapangan kerja yang memadai, pendidikan yang lebih baik dan perhatian yang lebih besar terhadap nilai- nilai budaya dan manusiawi. Kesemuanya itu bukan hanya memenuhi kebutuhan materi saja tetapi juga unt uk mengangkat kesadaran akan harga diri baik individu maupun pemerintah.

  c. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu dengan cara membebaskan mereka dari sikap-sikap budak dan ketergantungan. Tidak hanya dalam hubungan dengan orang lain dan negara-negara lain tetapi juga merupakan sumber kebodohan dan penderitaan manusia. adalah menuju arah peningkatan dari keadaan semula, maka pembangunan dapat diasumsikan sebagai pertumbuhan juga. Dengan demikian pada dasarnya dapat dikatakan pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan maupun pertumbuhan disebabkan terjadinya pembangunan.

2. Dampak Pembangunan

  Pembangunan merupakan proses perubahan yang direncanakan dan dikehendaki. Setidaknya pembangunan merupakan kehendak dari masyarakat yang terwujud dalam keputusan yang diambil pemimpinnya yang disusun dalam suatu perencanaan. Dampak atau impact dapat berarti suatu benturan kepentingan antara dua kepentingan, yaitu kepentingan pembangunan proyek dengan kepentingan usaha melestarikan lingkungan yang baik. Dampak yang diartikan dari dua kepentingan itu pun masih kurang tepat karena mencerminkan dampak negatif atau merugikan. Didalam perkembangan selanjutnya yang diambil bukanlah hanya dampak negatifnya saja, tetapi juga dampak positifnya dengan bobot analisis yang sama, maka dampak dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan yang terjadi di dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia.

  Menurut Soemarwoto (1988:43), dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai suatu aktivitas. Aktivitas itu dapat bersifat alamiah, dapat pula karangan Soemarwoto (1989: 90), beliau memberikan definisi yang lebih sempit mengenai pengertian dampak lingkungan proyek yaitu perbedaan antara kondisi lingkungan yang diperkirakan akan ada dengan adanya proyek.

  Pembangunan pariwisata pada dasarnya membawa dampak bagi masyarakat sekitar seperti diungkapkan oleh Soekadijo bahwa dampak pembangunan pariwisata bagi masyarakat lokal antara lain pariwisata memungkinkan adanya kontak antara orang-orang dari berbagai bagian dunia yang paling jauh, dengan berbagai bahasa, ras, kepercayaan, paham, politik, dan tingkat perekonomian. Selain itu dampak lain yang ditimbulkan yaitu dapat merusak keutuhan masyarakat terutama dalam norma kesusilaannya yaitu sex industri yang melayani para wisatawan baik pria maupun wanita.

  Pariwisata dapat menjadi tempat bagi pengenalan kebudayaan, selain itu pariwisata merupakan salah satu komoditas yang melibatkan semua komponen untuk secara aktif mengambil bagian didalamnya.

B. Pariwisata dan Objek Wisata Rohani

1. Pariwisata

  Pada awalnya kata pariwisata sering disebut dengan sebutan “Tourisme” , dan di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “turisme”.

  Menurut Oka A. Yoeti pada tahun 1960-an kata tourisme lebih dikenal dengan mempunyai arti banyak, berkali-kali, dan berputar-putar, sedangkan wisata memiliki arti perjalanan, bepergian. Atas dasar inilah menurut Oka A. Yoeti kata pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain (1991: 103).

  Peranan pariwisata dalam pembangunan negara pada garis besarnya berintikan 3 segi, yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak), segi sosial (penciptaan lapangan pekerjaan), dan segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan-kebudayaan kita kepada wisatawan).

  Menurut James J. Spillane (1987: 21) pengertian pariwisata dalam arti yang luas adalah perjalanan dari satu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan / keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

  Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan dalam kurun wktu yang sementara, yang dilakukan dari satu tempat ketempat lain dengan tujuan bukan untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata untuk menikmati keadaan tempat lain yang beraneka ragam.( Oka A. Yoeti, 1991 :103 ).

2. Objek Wisata Rohani

  Pada dasarnya objek wisata terdapat dalam kegiatan pariwisata karena menimbulkan daya tarik bagi para wisatawan untuk dapat mengunjunginya. Menurut Karyono A.H objek wisata meliputi keadaan alam, bangunan bersejarah, pusat-pusat rekreasi modern (1997: 27), sedangkan menurut Surjanto dkk. dalam Kamus Istilah-Istilah Pariwisata dapat dibedakan sebagai berikut : a. Objek Wisata

  Perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, sejarah bangsa, keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.

  b. Objek Wisata Alam Objek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan alam.

  c. Objek Wisata Budaya Objek wisata yang daya tariknya bersumber kebudayaan, seperti peninggalan sejarah, museum, atraksi kesenian, dan objek lain yang berkaitan dengan budaya.

  d. Objek Wisata Tirta Objek wisata yang daya tariknya berupa kawasan perairan yang dapat digunakan untuk rekreasi maupun untuk kegiatan olah raga air.

  Rohani adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keagamaan. Sedangkan objek wisata rohani merupakan perwujudan ciptaan manusia, nilai lebih untuk dikunjungi wisatawan, dapat pula digunakan sebagai tempat untuk memanjatkan doa.

C. Komponen Sosial Ekonomi

  Didalam menentukan dampak sosial ekonomi suatu pembangunan proyek, perlu diketahui komponen-komponen sosial ekonomi masyarakat yang diprioritaskan yaitu komponen yang sangat penting dan menentukan hidup masyarakat sekitar. Misalnya yang selalu dianggap penting khususnya untuk negara yang berkembang seperti Indonesia adalah :

1. Kesempatan Kerja

  Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja yang mencakup orang yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan yang lain (seperti bersekolah atau mengurus rumah tangga). Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang paling istimewa, karena terkait dengan diri manusia yang melakukan pekerjaan itu. Hasil pekerjaan berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh manusia itu, namun adanya pekerjaan itu sendiri juga penting. Dimana manusia membutuhkan pekerjaan untuk bisa hidup dan mengembangkan diri dalam kehidupan dilingkungan dimana dia tinggal. Di Indonesia salah satu masalah pokok yang dihadapi salah satunya adalah menciptakan lapangan

  Menurut T. Gilarso (1992:73), kesempatan kerja adalah kesempatan seseorang untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat, kecakapan dan pendidikannya. Selain itu Mubyarto (1988: 24), juga mengungkapkan hal yang serupa bahwa kesempatan kerja adalah peluang atau kesempatan bagi penduduk untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan atau pendapatan. Menurut batasan yang diberikan olehnya kesempatan kerja atau peluang kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat dipekerjakan dalam suatu usaha. Kesempatan kerja adalah jumlah lapangan yang tersedia bagi masyarakat baik yang telah ditempati maupun jumlah lapangan kerja yang masih kosong. Kesempatan kerja menggambarkan lapangan kerja di masyarakat, oleh karena itu sering diartikan sebagai permintaan akan tenaga kerja di pasar tenaga kerja.

  1). Kesempatan Kerja Penuh ( Full Employment) Full employment adalah keadaan yang terjadi di perekonomian yang ditandai oleh semua orang yang mampu dan bersedia untuk bekerja, baik yang dipekerjakan maupun mempunyai kesempatan untuk bekerja. Ini ditandai oleh jumlah pekerjaan yang tersedia atau kesempatan kerja yang sama besarnya dengan atau melebihi jumlah orang-arang yang mencari pekerjaan. Jadi, setiap pekerja yang mencari pekerjaan baik itu lulusan yang baru lulus atau pekerja yang mencari pekerjaaan baru dapat

  2). Kesempatan Kerja yang Berkurang (Under Employment) Hal ini terjadi apabila jumlah lapangan kerja tidak cukup menampung banyaknya tenaga kerja. Under employment juga bisa terjadi di negara- negara maju, seperti sering terjadi di negara- negara industri.

  2. Kesempatan Berusaha

  Peluang berusaha berbeda dengan peluang kerja, perbedaannya sejajar dengan perbedaan antara berusaha dengan bekerja dan antara pengusaha dengan pekerja. Mengenai pekerja biasanya meliputi bidang, jenis, tempat serta waktu bekerja lebih tertentu, dan mengenai pekerja hubungan kerjanya lebih berbentuk vertikal.

  Mubyarto dkk (1985: 437), mengatakan kesempatan berusaha dapat diartikan sebagai kesempatan atau peluang bagi masyarakat untuk menciptakan lapangan usaha baru, dikelola sendiri ataupun dibantu orang lain, sehingga peluang untuk membuka usaha baru di daerah pedesaan akan menambah kesempatan kerja bagi masyarakat pedesaan. Menurut Mubyarto (1985: 234), dalam berusaha seseorang diberi wewenang untuk memiliki bidang usahanya sehingga pengusaha lebih bersifat mandiri serta hubungan antara pengusaha lebih bersifat tradisional.

  3. Pendapatan dan Konsumsi

  Pendapatan dalam hidup ini erat sekali hubungannya dengan penghasilan adalah setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha tertentu, misalnya gaji yang diperoleh dari bekerja. Sedangkan definisi pendapatan adalah suatu penghasilan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, misalnya bunga dari hasil tabungan di bank. Menurut Biro Pusat Statistik, pendapatan dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu pendapatan berupa uang, pendapatan berupa barang, dan pendapatan lain- lain dalam bentuk penerimaan uang dan barang. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular/tetap dan diterima sebagai balas jasa. Pendapatan berupa barang adalah semua penghasilan yang sifatnya regular/tetap, akan tetapi selalu berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa.

  Untuk lain- lain penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat transfer atau redistribusi dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Penerimaan yang berupa transfer ini meliputi penjualan barang-barang ya ng dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, kiriman uang dan lain- lain.

  Menurut Sumardi (1982: 13) ketiga bentuk pendapatan tersebut dapat dirinci dalam kategori sebagai berikut: a. Penghasilan berupa uang

  1. Dari gaji dan upah yang diperoleh seperti kerja pokok, kerja sampingan, dan kerja lembur.

  3. Pendapatan dari investasi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.

  4. Dari keuntungan sosial yaitu pendapatan yang diperoleh dari kerja.

  b. Pendapatan berupa barang

  • Barang pembayaran upah/gaji yang berupa beras, transportasi, perumahan, rekreasi.
  • Bagian yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri.

  Berbeda dengan pendapat Idrus (1989: 74) yang mengatakan bahwa pendapatan keluarga adalah jumlah pendapatan berupa uang, barang, ataupun jasa yang dinyatakan dengan nilai uang oleh anggota rumah tangga yang bekerja.

  Menurut T. Gilarso (1992: 63) pendapatan keluarga dapat bersumber pada : 1). Wiraswasta (usaha sendiri) seperti berdagang, menjalankan perusahaan sendiri atau membuat kerajinan, maupun dalam menggarap sawah.

  2). Bekerja pada orang lain, misalnya bekerja diperusahaan sebagai pegawai atau karyawan (baik swasta maupun pemerintah).

  3). Hasil dari milik, misal mempunyai rumah untuk disewakan atau dimanfaatkan untuk kost, memiliki tanah atau sawah untuk disewakan,

  Dalam masyarakat dewasa ini orang mendapat penghasilan dalam bentuk uang. Sehubungan dengan itu maka penghasilan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penghasilan nominal/money income dimana jumlah rupiah yang diterima dan penghasilan nyata/real income yaitu jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah uang tertentu (atau dapat dinilai dengan uang).

  Arti konsumsi secara umum adalah pemakaian (barang-barang hasil industri, bahan makanan dan sebagainya). Konsumsi dapat diartikan sebagai bagian pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk membiayai pembelian aneka barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam praktek, besarnya konsumsi tergantung dari naik turunnya pendapatan suatu keluarga. Partadireja (1990), mengartikan bahwa konsumsi selalu berhubungan dengan tingkat pendapatan, apabila pendapatan meningkat maka konsumsi akan meningkat, sebaliknya jika pendapatan menurun maka konsumsi juga akan menurun.

  Pengeluaran untuk konsumsi setiap keluarga tidak selalu sama besarnya, karena dari kur un waktu ke waktu akan selalu berkembang.

  Besarnya jumlah pengeluaran konsumsi keluarga tergantung dari banyak faktor seperti: besarnya jumlah penghasilan yang masuk, besarnya jumlah anggota dan umur keluarga, tingkat harga kebutuhan-kebutuhan hidup, taraf pendidikan keluarga dan status sosialnya, kebijaksanaan atau ketidak

  Dari semua hal tersebut diatas besar kecilnya penghasilan adalah faktor yang terpenting. Semakin besar penghasilan keluarga, semakin besar pula jumlah pengeluarannya, sebaliknya semakin kecil penghasilan maka pengeluarannya otomatis juga akan kecil.

4. Perubahan Lapangan Kerja

  Dampak dari pembangunan suatu tempat wisata otomatis akan memberikan lapangan pekerjaan baru secara langsung maupun tidak langsung.

  Kehadiran pariwisata pada dasarnya dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat. Semakin banyak wisatawan berkunjung, semakin banyak pula jenis usaha yang tumbuh sehingga semakin luas pula lapangan kerja tercipta, dengan demikian pariwisata mempunyai potensi besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan.

  Perubahan itu tidak selalu menguntungkan bagi masyarakat sekitar secara umum, salah satu contoh kebanyakan penduduk baik tua maupun muda menjadi enggan untuk bekerja lagi pada bidang pertanian, yang mana sudah menjadi andalan mata pencaharian mereka dari dahulu. Mereka akan lebih bangga bila mencoba pekerjaan diluar kebiasaan mereka, baik menjadi pedagang atau sopir angkutan, pegawai dan lain- lain, walaupun penghasilannya tid ak lebih baik dari menjadi petani.

5. Curahan Kerja a) Pengertian curahan waktu atau jam kerja.

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( dalam Suyatmi, 1998, hal.12), definisi jam kerja adalah waktu yang dijadwalkan bagi pegawai dan sebagainya untuk bekerja. Sedangkan untuk Kamus Istilah Ekonomi ( dalam Suyatmi, 1998, hal. 12), definisi jam kerja adalah ukuran untuk menghitung lamanya karyawan untuk dalam melaksanakan pekerjaannya.

  Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jam kerja adala h banyaknya waktu yang digunakan seseorang dalam bekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka memperoleh penghasilan atau pendapatan.

  b) Faktor- faktor yang mempengaruhi curahan waktu/ jam kerja Ada beberapa faktor yang mempengaruhi curahan waktu atau jam kerja. Menurut Suroto ( dalam Suyatmi, 1998) jam kerja dipengaruhi oleh:

  1) Iklim atau musim 2) Jenis pekerjaan 3) Tingkat pendapatan yang telah diterima

  Antara jam kerja dan pendapatan saling berhubungan, terutama bagi mereka yang pekerjaannya tidak memerlukan pendidikan dan ketrampilan khusus. Banyaknya jam kerja juga dijadikan indikator untuk mene ntukan bekerja kurang dari 35 jam seminggu, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai setengah pengangguran tidak kentara.

  c) Pengaruh curahan waktu/ jam kerja terhadap pendapatan masyarakat.

  Jam kerja besar pengaruhnya terhadap pendapatan, seperti yang telah dikemukakan Simanjuntak (dalam Suyatmi, 1998), bahwa pendapatan keluarga yang bersangkutan sebanding dengan jumlah waktu yang disediakan untuk bekerja. Jika waktu luang yang dimiliki banyak maka pendapatan seseorang itu akan berkurang, dengan demikian curahan jam kerja bisa berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima seseorang.

6. Hubungan Input Output antar Sektor

  Ilmu ekonomi pertanian adalah termasuk dalam ilmu- ilmu kemasyarakatan (social sciences), ilmu yang mempelajari perilaku dan upaya serta antar manusia (Mubyarto, 1987). Perilaku yang dipelajari bukanlah hanya mengenai perilaku manusia secara sempit, misalnya perilaku petani dalam kehidupan pertaniannya, tetapi mencakup persoalan ekonomi lainnya yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan produksi, pemasaran, dan konsumsi atau kelompok-kelompok petani. Pertanian dalam arti luas mencakup antara lain pertama pertanian rakyat atau disebut pertanian dalam arti sempit, kedua perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar), ketiga kehutanan, keempat peternakan, kelima perikanan langsung dipengaruhi garis katulistiwa. Ada dua hal penting ya ng memberi corak pertanian Indonesia, pertama bentuknya yang sebagai kepulauan, dan kedua topografinya yang bergunung- gunung. Negara Indonesia termasuk negara agraris, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hasil dari pertanian di Indonesia sebagiannya adalah pertanian rakyat itu antara lain beras, palawija (jagung, kacang, ubi- ubian) dan tanaman holtikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Hasil pertanian yang menjadi komoditi utama rakyat Indonesia adalah padi, karena padi merupakan makanan pokok negara ini dan sangat dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat Indonesia. Hasil pertanian dibutuhkan oleh berbagai segi kehidupan, termasuk pada sektor pariwisata. Mereka menjual makanan dari hasil pertanian seperti beras untuk lauk, maupun sayur-sayuran yang diolah terlebih dahulu sebelum dijual kepada masyarakat.

D. Kerangka Berpikir

  Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pembangunan berarti perubahan, perubahan disini karena dikehendaki dan telah direncanakan. Uraian di atas menunjukkan bahwa objek wisata rohani katolik berdampak terhadap perekonomian masyarakat sekitar dan tidak dapat dipisahkan dari segi sosial maupun lingkungan hidup yang ada disekitarnya. Pembangunan lingkungan daya dan lingkungan demi kesejahteraan masa kini dan generasi yang akan datang.

  Pembangunan di segala bidang harus memperhatikan dampak kemanusiaan yang menjadi permasalahan hidup manusia, dimana menyangkut kemiskinan, kelaparan ketidaksehatan, pendidikan yang akhirnya merambat ke pendapatan, konsumsi, dan kesejahteraan manusia itu sendiri. Selo Soemardjan mengatakan bahwa perubaha n sosial menyangkut segala perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat (Widada, 1984: 165).

  Secara singkat pembangunan obyek wisata rohani Katolik tersebut berdampak kepada kehidupan perekonomian masyarakat melalui : 1) Pengembangan perekonomian

  Yang dimaksudkan di sini adalah dalam bentuk munculnya peluang kesempatan kerja baik langsung maupun yang tidak langsung. Meningkatnya kemajuan suatu usaha akan meningkatkan pendapatan masyarakat, yang membawa masyarakat kepada kehidupan ya ng lebih baik.

  2) Pengembangan sarana fisik Maksudnya adalah perubahan dalam wujud fisik yang berupa perubaha n jalan yang menjadi lebih baik, desa menjadi lebih ramai, munculnya bangunan- bangunan baru, peneranga n listrik dan adanya pesawat telepon. 3) Pengembangan pendidikan tua untuk menyekolahkan anak-anaknya bahwa betapa pentingnya pendidikan dalam usaha mendapatkan pekerjaan.