TREND PERKEMBANGAN HUTANG LUAR NEGERI DAN DEBT SERVICE RATIO DI INDONESIA TAHUN ANGGARAN 19961997-2005 SKRIPSI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

TREND PERKEMBANGAN
HUTANG LUAR NEGERI DAN DEBT SERVICE RATIO
DI INDONESIA
TAHUN ANGGARAN 1996/1997-2005
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh
Christina Yuyun Kurniawati
NIM 031324001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

TUHAN
MEMBUAT SEGALA SESUATU
INDAH PADA WAKTUNYA
TIDAK PERNAH TERLAMBAT
ATAU
TERLALU CEPAT


iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan Bangga
Aku Persembahkan Karya Kecil Ini
Kepada

ALLAH TRI TUNGGAL MAHA KUDUS
BAPA, PUTERA, DAN ROH KUDUS
SANTA PERAWAN MARIA
BESERTA SEMUA ORANG KUDUS DI SURGA
KEDUA ORANG TUA

Makarius Parwoto serta Monica Sri Rahayu

KAKAK SERTA ADIK
Theresia Alit Elia Kurniasari serta Andreas Yayan Kurniawan

ORANG-ORANG YANG SELALU BERTANYA
‘Kapan lulus....?’

ALMAMATER
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
TREND PERKEMBANGAN
HUTANG LUAR NEGERI DAN DEBT SERVICE RATIO
DI INDONESIA TAHUN ANGGARAN 1996/1997-2005
Christina Yuyun Kurniawati
Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah trend
perkembangan hutang luar negeri pemerintah tahun anggaran 1996/1997-2005,
trend perkembangan hutang luar negeri swasta tahun anggaran 1996/1997-2005,
trend perkembangan cicilan pokok dan bunga hutang luar negeri pemerintah tahun
anggaran 1996/1997-2005, trend perkembangan cicilan pokok dan bunga hutang
luar negeri swasta tahun anggaran 1996/1997-2005, trend perkembangan debt
service ratio hutang luar negeri pemerintah tahun anggaran 1996/1997-2005, dan
trend perkembangan debt service ratio hutang luar negeri swasta tahun anggaran
1996/1997-2005.
Penelitian ini menggunakan trend sekuler dengan metode kuadrat terkecil,
rumus yang digunakan adalah Y’ = a + bX. Data yang harus dicari terlebih dahulu
yaitu jumlah hutang luar negeri pemerintah, jumlah hutang luar negeri swasta,
jumlah cicilan pokok dan bunga hutang luar negeri pemerintah, jumlah cicilan
pokok dan bunga hutang luar negeri swasta, nilai debt service ratio hutang luar
negeri pemerintah, dan nilai debt service ratio hutang luar negeri swasta pada
tahun anggaran 1996/1997-2005. Sumber data merupakan data sekunder yang
diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari Bank Indonesia, serta literatur lain
yang mendukung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Hutang luar negeri pemerintah
mengalami trend peningkatan sebesar 2,938.62 juta US dolar, artinya terdapat
peningkatan jumlah hutang luar negeri pemerintah sebesar 2,938.62 juta US dolar
dalam setiap tahun. 2) Hutang luar negeri swasta mengalami trend penurunan
sebesar 604.98 juta US, artinya terdapat penurunan jumlah hutang luar negeri
swasta sebesar 604.98 juta US dolar dalam setiap tahun. 3) Pembayaran cicilan
pokok dan bunga hutang luar negeri pemerintah mengalami trend penurunan
sebesar 798.18 juta US dolar, artinya terdapat penurunan jumlah cicilan pokok
dan bunga hutang luar negeri pemerintah sebesar 798.18 juta US dolar dalam
setiap tahun. 4) Pembayaran cicilan pokok dan bunga hutang luar negeri swasta
mengalami trend penurunan sebesar 2,016.54 juta US dolar, artinya terdapat
penurunan jumlah cicilan pokok dan bunga hutang luar negeri swasta sebesar
2,016.54 juta US dolar dalam setiap tahun. 5) Debt service ratio hutang luar
negeri pemerintah mengalami trend penurunan sebesar 0.41 persen, artinya
terdapat penurunan debt service ratio hutang luar negeri pemerintah sebesar 0.41
persen dalam setiap tahun. 6) Debt service ratio hutang luar negeri swasta
mengalami trend penurunan sebesar 2.52 persen, artinya terdapat penurunan debt
service ratio hutang luar negeri swasta sebesar 2.52 persen dalam setiap tahunnya.

vii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

THE TREND OF FOREIGN DEBT AND DEBT SERVICE RATIO
DEVELOPMENT IN INDONESIA
DURING 1996/1997-2005 BUDGETS YEARS

Christina Yuyun Kurniawati
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007

The research aimed to find out how the trend of (1) government's foreign

debt development; (2) private sectors' foreign debt development; (3) government's
flat installment and foreign debt interest development; (4) private sectors' flat
installment and foreign debt interest development; (5) debt service ratio
development of government's foreign debt and (6) debt service ratio of private
sectors' foreign debt during 1996/1997-2005 budget years.
The research applied seculer trend with the lowest square method, and
applied Y' = a + bX formula. Data that had to be found first were the total of
government's foreign debt, private sector's foreign debt, government's flat
installment and foreign debt interest, private sectors' flat installment and foreign
debt interest, the value of debt service ratio of government's foreign debt, debt
service ratio of private sectors' foreign debt during 1996/1997-2005. Data
resources were secondary data which were acquired from various sources such as
Indonesian Bank and other supporting literatures,
The result of the research showed that the trend of: (1) the government's
foreign debt increased 2,938.62 million US Dollars every year; (2) the private
sector's foreign debt decreased 604.98 million US Dollars every year; (3) the
payment of government's flat installment and foreign debt interest decreased
798.18 million US Dollars every year; (4) the payment of private sectors' flat
installment and foreign debt interest decreased 2,016,54 million US Dollars evety
year; (5) the debt service ratio of government's foreign debt decreased 0.41 %

every year; (6) the debt service ratio of private sectors' foreign debt decreased
2,52 % every year.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat
rahmat, karunia, serta penyertaan-Nya, penyusunan skripsi dengan judul ”TREND
PERKEMBANGAN HUTANG LUAR NEGERI DAN DEBT SERVICE
RATIO DI INDONESIA TAHUN ANGGARAN 1996/1997-2005 ini dapat
terlaksana dengan lancar. Penyusunan skripsi merupakan salah satu syarat yang
harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan pihak–pihak lain,
penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati maka penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Sutarjo Adisusilo, J. R, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
3. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M. Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi dan juga sebagai dosen pembimbing I, atas semua bimbingan
dan pengarahan yang diberikan dari awal sampai akhir dalam proses
penyusunan skripsi ini.
4. Drs. P. A Rubiyanto, selaku dosen pembimbing II, atas semua bimbingan
serta pengarahan yang diberikan dari awal sampai terselesaikannya
penyusunan skripsi ini.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Yohanes Maria Vianney Mudayen S.Pd, selaku Dosen Program Studi
Pendidikan Ekonomi yang telah banyak membantu proses penyusunan
skripsi ini.
6. Indra Darmawan S. E., M. Si selaku Dosen Program Studi Pendidikan
Ekonomi atas semua kritik dan saran yang diberikan yang sangat berguna
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Segenap dosen yang telah membantu penulis dalam memperoleh
pengetahuan dan mengembangkan segenap kemampuan berpikir, selama
penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma ini.
8. Mbak Titin, yang selama ini telah membantu penulis di dalam mengatur
urusan administrasi selama penulis menempuh pendidikan di Program
Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma ini.
9. Segenap karyawan di UPT Perpustakaan Mrican Sanata Dharma, atas
segala fasilitas yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.
10. Makarius Parwoto serta Monika Sri Rahayu, selaku orang tua penulis
yang telah banyak memberikan dukungan baik spiritual maupun material,
motivasi dan telah berhasil mengantarkan penulis untuk menyelesaikan
pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini
11. Theresia Alit Elia Kurniasari dan Andreas Yayan Kurniawan, selaku
kakak serta adik penulis atas semua yang telah dilakukan sampai akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12. Beasiswa Student Fund, Beasiswa Yayasan Salim dan Beasiswa
Bantuan Mahasiswa, atas semua dana yang diberikan sehingga dapat
membantu kelangsungan studi penulis dalam menempuh kuliah.
13. Laela Dian Cahyani, Yulita Afiana, Sisilia Yuli Utami, Lina Korniati,
Mbak Erawati, Mbak Deta, Siska Kodong,.......kalian sangat berarti
istimewa di hati s’lamanya rasa ini jika nanti kita tua dan hidup
masing-masing ingatlah hari ini................
14. All crew in Pendidikan Ekonomi 2003.....Meyta Diah Sukmawati---Eka Yulianti----Urbanus Yulianto ----Veronika Krisniati----Caecilia
Riska Nugraheni----Ika Yoganingsih---Retno Widaningsih----Pipit
Anistia

Ageska----Monika

Hendrati

Saptorini----Katarina

Tri

Wikandari----Asti Vitaningrum---Shinta Dewi Rahmasari ----Yustinus
Hadi Rinoto----Bonaventura----Anang Gathot Pribadi----Anastasia
Aspertiwiyana----Frederikus
Saptawindu----Diah

B.W

Ambar

Dopo --Stephanus

Adika

Susanti----Purwaningsih----

Widyaningsih----Yulius Kristianto----Markus

Hendra Saktika----

Istadi Sudarsono----Ratna Setyo Utami ----Heribertus Setyo Rintoko---Okta Setyawan----Heri Kristiawan----Isnani Pujiyatmi----Wayah
Efratasario Sabatrinia----Febriana Wisnu Wardhana ----Sandi AC
Nugraheni----Yustina de Rosario-----Alexius Indro Bawono----Nelson
Hasudungan----Andreas

Gumas-----Aldo----Alexa

Mei----Didik----

Robert....... terima kasih kawanku..... semoga kita selalu menjadi
sebuah KISAH KLASIK untuk masa depan.......

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15. Pak Darto dan Mbak Sarah yang telah berkenan memberikan tempat
tinggal kepada penulis selama hidup di Jogja.....
16. Semua sahabat serta rekan, yang telah memberikan semangat serta
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
17. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun telah
memberikan segala bentuk bantuan, serta dukungan sehingga proses
penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan lancar.

Tidak ada gading yang tak retak. Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan
sedangkan kekurangan adalah milik manusia. Penulis sangat menyadari bahwa
masih banyak kekurangan di dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat
terbuka dalam menerima segala bentuk kritikan maupun saran yang diberikan
demi kebaikan, kemajuan serta perkembangan skripsi ini. Akhir kata penulis
mengucapkan banyak terima kasih dan selamat membaca.

Yogyakarta, 23 Juli 2007
Penulis

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................

iii

MOTTO...........................................................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................

vi

ABSTRAK.......................................................................................................

vii

ABSTRACT .....................................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................

xx

BAB I

PENDAHULUAN ...........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................

1

B. Rumusan Masalah ......................................................................

8

C. Tujuan Penelitian........................................................................

9

D. Manfaat Penelitian......................................................................

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................

12

A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)..................

12

1. Pengertian Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.......

12

2. Perbandingan Format Dan Struktur APBN .........................

13

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara..............

17

B. Paham yang Mendukung Hutang Luar Negeri: Neoliberalisme

19

C. Paham yang Menentang Hutang Luar Negeri:Kiri Baru............

22

D. Hutang Negara ............................................................................

23

1. Pengertian Hutang ...............................................................

23

2. Macam-Macam Hutang .......................................................

24

3. Sumber Hutang ....................................................................

26

E. Hutang Luar Negeri....................................................................

27

1. Pengertian Hutang Luar Negeri...........................................

27

2. Sumber Dan Jenis Pendanaan Hutang Luar Negeri.............

29

3. Hutang Luar Negeri Sebagai Sumber Kapital .....................

33

4. Dampak Negatif Hutang Luar Negeri..................................

35

F. Debt Service Ratio ......................................................................

36

1. Pengertian Debt Service Ratio .............................................

36

2. Penghitungan Debt Service Ratio ........................................

39

G. Penelitian terdahulu ....................................................................

44

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................

46

A. Jenis Penelitian..........................................................................

46

B.

Jenis Dan Sumber Data .............................................................

46

C. Waktu Penelitian .......................................................................

47

D. Variabel Penelitian ....................................................................

48

E.

Definisi Operasional..................................................................

48

F.

Teknik Analisis Data .................................................................

49

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................................

59

A. Analisis Data .............................................................................

59

1. Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Pemerintah di
Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005.........................

59

2. Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Swasta di
Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005........................

67

3. Trend Perkembangan Cicilan Pokok dan Bunga
Hutang Luar Negeri Pemerintah di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005 .....................................

70

4. Trend Perkembangan Cicilan Pokok dan
Bunga Hutang Luar Negeri Swasta di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005 .................................... .

94

5. Trend Perkembangan Debt Service Ratio Hutang Luar
Negeri Pemerintah di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005 .....................................

115

6. Trend Perkembangan Debt Service Ratio Hutang Luar
Negeri Swasta di Indonesia

B.

Tahun Anggaran 1996/1997-2005 .....................................

123

Pembahasan..............................................................................

132

1. Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Pemerintah di
Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005......................... 132
2. Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Swasta di
Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005........................

xv

148

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Trend Perkembangan Cicilan Pokok dan Bunga
Hutang Luar Negeri Pemerintah di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005 .....................................

156

4. Trend Perkembangan Cicilan Pokok dan Bunga
Hutang Luar Negeri Swasta di Indonesia Tahun
Anggaran 1996/1997-2005 ...............................................

165

5. Trend Perkembangan Debt Service Ratio Hutang Luar
Negeri Pemerintah di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005 ....................................

170

6. Trend Perkembangan Debt Service Ratio Hutang Luar
Negeri Swasta di Indonesia Tahun
Anggaran 1996/1997-2005 ..............................................

175

BAB V PENUTUP....................................................................................

182

1. Kesimpulan .............................................................................

182

2. Saran........................................................................................

184

3. Keterbatasan Peneliti...............................................................

186

DAFTAR PUSTAKA

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Format Dan Struktur APBN Lama...............................................

Hal
14

Tabel 2.2

Format Dan Struktur APBN Baru................................................

15

Tabel 2.3

Daftar 21 Perusahaan Swasta Yang Memiliki Hutang Luar
Negeri Terbanyak Tahun 2000.....................................................

Tabel 3.1

Jumlah Hutang Luar Negeri Pemerintah Di Indonesia Tahun
Anggaran 1996/1997-2005...........................................................

Tabel 3.2

70

Jumlah Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri
Pemerintah Di Indonesia Ta hun Anggaran 1996/1997-2005.......

Tabel 4.6

68

Penghitungan Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri
Swasta Di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005..............

Tabel 4.5

62

Jumlah hutang luar negeri swasta di Indonesia tahun
anggaran 1996/1997-2005............................................................

Tabel 4.4

61

Penghitungan Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri
Pemerintah di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005........

Tabel 4.3

53

Jumlah Hutang Luar Negeri Pemerintah Di Indonesia Tahun
Anggaran 1996/1997-2005...........................................................

Tabel 4.2

52

Penghitungan Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri
Pemerintah di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005........

Tabel 4.1

35

76

Penghitungan Trend Perkembangan Cicilan Pokok Hutang
Luar Negeri Pemerintah Di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005 ...............................................

xvii

78

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 4.7

Jumlah Pembayaran Bunga Hutang Luar Negeri Pemerintah Di
Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005...............................

Tabel 4.8

82

Penghitungan Trend Perkembangan Pembayaran Bunga
Hutang Luar Negeri Pemerintah di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005 ...............................................

Tabel 4.9

83

Jumlah Pembayaran Cicilan Pokok Dan Bunga Hutang Luar
Negeri Pemerintah di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005 ...............................................

Tabel 4.10

88

Penghitungan Trend Perkembangan Pembayaran Cicilan
Pokok Dan Bunga Hutang Luar Negeri Pemerintah
di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005...........................

Tabel 4.11

Jumlah Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri
Swasta di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005 .............

Tabel 4.12

90

96

Penghitungan Trend Perkembangan Pembayaran Cicilan
Pokok Hutang Luar Negeri Swasta di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005 ...............................................

Tabel 4.13

97

Jumlah Pembayaran Bunga Hutang Luar Negeri Swasta
di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005........................... 102

Tabel 4.14

Penghitungan Trend Perkembangan Pembayaran Bunga
Hutang Luar Negeri Swasta di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005 ............................................... 103

Tabel 4.15

Jumlah Pembayaran Cicilan Pokok Dan Bunga Hutang Luar
Negeri Swasta di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005... 108

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 4.16

Penghitungan Trend Perkembangan Pembayaran Cic ilan Pokok
Dan Bunga Hutang Luar Negeri Swasta di Indonesia Tahun
Anggaran 1996/1997-2005........................................................... 109

Tabel 4.17

Nilai Perkembangan Debt Service Ratio Hutang Luar Negeri
Pemerintah Di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005....... 116

Tabel 4.18

Penghitungan Trend Perkembangan Debt Service Ratio Hutang
Luar Negeri Pemerintah Di Indonesia Tahun
Anggaran 1996/1997-2005........................................................... 117

Tabel 4.19

Nilai Trend Perkembangan Debt Service Ratio Hutang Luar
Negeri Swasta di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005... 124

Tabel 4.20

Penghitungan Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri
Pemerintah di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005........ 125

Tabel 4.21

Penerimaan Pembangunan Dalam APBN
Tahun Anggaran 1996/1997-1999/2000 ...................................... 141

Tabel 4.22

Penarikan Pinjaman Luar Negeri Dalam APBN
Tahun Anggaran 2000-2005......................................................... 141

Tabel 4.23

Pengeluaran Rutin Dalam APBN Tahun Anggaran
1996/1997-2005 ........................................................................... 159

Tabel 4.24

Belanja Negara Dan Pengeluaran Rutin Dalam APBN Tahun
Anggaran 2000-2005................................................................... 161

Tabel 4.25

Perkembangan Pengeluaran Negara ............................................. 161

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1

Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Pemerintah
Di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005 ......................... 67

Grafik 4.2

Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Swasta
Di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005 ......................... 74

Grafik 4.3

Trend Perkembangan Pembayaran Cicilan Pokok Hutang
Luar Negeri Pemerintah di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005............................................... 81

Grafik 4.4

Trend Perkembangan Pembayaran Bunga Hutang Luar
Negeri Pemerintah di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005............................................... 87

Grafik 4.5

Trend Perkembangan Pembayaran Cicilan Pokok Dan
Bunga Hutang Luar Negeri Pemerintah di Indonesia Tahun
Anggaran 1996/1997-2005.......................................................... 88

Grafik 4.6

Trend Perkembangan Pembayaran Cicilan Pokok Hutang
Luar Negeri Swasta di Indonesia Tahun
Anggaran 1996/1997-2005.......................................................... 101

Grafik 4.7

Trend Perkembangan Pembayaran Bunga Hutang Luar
Negeri Swasta di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005.. 107

Grafik 4.8

Trend Perkembangan Pembayaran Cicilan Pokok Dan
Bunga Hutang Luar Negeri Swasta di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005............................................... 113

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Grafik 4.9

Trend Perkembangan Debt Service Ratio Hutang Luar
Negeri Pemerintah Di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005............................................... 121

Grafik 4.10 Trend Perkembangan Debt Service Ratio Hutang Luar
Negeri Swasta di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005.. 129
Grafik 4.11 Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Pemerintah di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005.............................................. 132
Grafik 4.12 Trend Perkembangan Hutang Luar Negeri Swasta
di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005 ......................... 150
Grafik 4.13 Trend Perkembangan Pembayaran Cicilan Pokok Dan
Bunga Hutang Luar Negeri Pemerintah di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005............................................... 157
Grafik 4.14 Trend Perkembangan Cicilan Pokok Dan Bunga
Hutang Luar Negeri Swasta di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005............................................... 167
Grafik 4.15 Trend Perkembangan Debt Service Ratio Hutang Luar
Negeri Pemerintah Di Indonesia
Tahun Anggaran 1996/1997-2005............................................... 172
Grafik 4.16 Trend Perkembangan Debt Service Ratio Hutang Luar
Negeri Swasta di Indonesia Tahun Anggaran 1996/1997-2005.. 176

xxi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi adalah perubahan zaman yang tidak bisa dihindari oleh
siapapun, sehingga semua manusia di seluruh dunia mau tidak mau akan
terlibat dan ikut merasakan adanya globalisasi. Adanya globalisasi akan
mempermudah hubungan antar negara, karena sekat yang membatasi wilayah
antar negara sudah tidak ada. Sebenarnya proses globalisasi sudah terjadi sejak
zaman dahulu kala, hal ini dibuktikan dengan adanya penyebaran agama Islam
dan Kristen berabad-abad lalu. Terjadinya Perang Dunia I menyebabkan
tersebarnya penyakit flu, yang berasal dan prajurit perang, ke seluruh dunia.
Akibat penyebaran penyakit ini telah menelan 30 juta korban jiwa pada tahun
1918-1919. Globalisasi di Indonesia, dimulai sejak kedatangan perusahaan
multinasional dari Belanda yaitu VOC tepatnya pada abad 17. Perusahaan ini
didukung oleh kerajaan Belanda, yang memonopoli perdagangan rempahrempah di Indonesia untuk di ekspor ke Eropa (Suryana, 2003: 130).
Kenyataan bahwa gaung globalisasi lebih sering terdengar baru-baru ini,
disebabkan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat. Salah satu
hasil perkembangan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap proses
globalisasi adalah perkembangan teknologi informasi yang disebut dengan
internet. Melalui internet orang dapat berhubungan dengan orang lain yang
berada di tempat berbeda dalam waktu yang sama. Berita penting dapat

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

menyebar luas dengan cepat, transaksi jual beli barang atau jasa, orang
mencari pekerjaan, bahkan mencari jodoh juga bisa dilakukan melalui internet
dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan
menggunakan fasilitas yang disebut internet.
Globalisasi yang terjadi pada bidang ekonomi dapat dilihat dari tiga
indikator, yaitu pertumbuhan perdagangan dunia, pertumbuhan investasi
langsung,

dan

pertumbuhan

arus

modal

internasional.

Pertumbuhan

perdagangan dunia berkembang di era 1950-an dan semakin berkembang pesat
di era 1980-an, hal ini dibuktikan dengan adanya pertumbuhan ekspor tingkat
dunia dari 2.3 miliar US dolar pada tahun 1980-an menjadi 6.7 miliar US
dolar pada tahun 1999. Pertumbuhan investasi langsung terus meningkat pada
setiap tahunnya. Volume investasi langsung diseluruh dunia meningkat dari
500 miliar US dolar pada tahun 1980 menjadi 4,100 miliar US dolar pada
tahun 1998. Pertumbuhan arus modal tahunan juga mengalami peingkatan dari
tahun 1980 sejumlah 38 miliar US dolar menjadi 638 miliar US dolar. Dari
data tersebut terbukti telah terjadi proses globalisasi ekonomi yang sangat
signifikan (Suryana, 2003: 131).
Tanpa disadari, proses globalisasi ini memunculkan aliran baru yang
disebut dengan neoliberalisme. Neoliberalisme ini dikenal sebagai paham
ekonomi neoliberal yang mengacu pada filosofi ekonomi politik yang
mengurangi atau menolak campur tangan pemerintah dalam ekonomi
domestik, dalam hal ini pemerintah hanya berfungsi sebagai “penjaga
malam”. Kata neoliberalisme memang tidak sepopuler kata komunisme atau

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

kapitalisme, tetapi neoliberalisme sudah memasuki semua aspek kehidupan
yaitu ekonomi, politik, sosial dan budaya. Neoliberalisme adalah aliran baru
yang memuja pada kekuatan pasar di era global, kepemilikan pribadi dianggap
mutlak dan keramat, tanpa peran sosial apapun kecuali untuk akumulasi laba
privat (Priyono, 2003: 59). Hal ini tentu saja berbeda dengan teori liberalisme
dari Adam Smith, yang mengatakan bahwa kepemilikan privat mempunyai
tugas sosial untuk mensejahterakan masyarakat. Peran pemerintah adalah
menciptakan penyelenggaraan tata keadilan.
Pertanda bahwa paham neoliberalisme sudah berkembang di suatu
negara adalah pertama, muncul perusahaan multinasional (multinational
corporations) sebagai kekuatan nyata bahwa perusahaan ini memiliki asset
lebih banyak daripada negara kecil di dunia; kedua, muncul orga nisasi atau
“rezim internasional” seperti World Trade Organization (WTO), World Bank
dan International Monetary Fund (IMF) yang berguna sebagai surveillance
system sehingga ada yang menjamin bahwa semua negara di dunia patuh dan
menjalankan prinsip pasar bebas; ketiga, muncul variabel independen dalam
bidang teknologi komunikasi dan transportasi yang dahsyat juga sangat
menentukan keberhasilan dari aliran neoliberal; keempat, kekuatan negara
maju untuk menaklukkan negara sedang berkembang. Secara khusus
disebutkan bahwa peran Amerika Serikat, sebagai satu-satunya negara yang
mempunyai kekuatan militer maupun ekonomi yang tidak ada tandingannya
(Wibawa, 2003. 3-5).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Indonesia sebagai negara berkembang tidak bisa menghindar dari
praktek ekonomi neoliberal. Sebenarnya pelaksanaan ekonomi neoliberal telah
mulai sejak pertengahan tahun 1980-an, antara lain melalui kebijakan
deregulasi dan debirokratisasi. Seandainya pada tahun 1983 dan 1988
Indonesia tidak membebaskan sistem perbankan dan pada tahun 1997 tidak
menganut rezim bebas dalam hal perdagangan valuta asing, mungkin
Indonesia tidak akan terkena krisis finansial. Krisis finansial yang terjadi tahun
1998, masih menyisakan akibat sampai saat ini berupa hutang luar negeri.
Kondisi ini merupakan hasil dari paham neoliberal yang mulai berkembang di
Indonesia.
Kebijakan pembangunan yang mengandalkan hutang luar negeri masih
dianut oleh banyak negara berkembang. Pinjaman luar negeri diandalkan
untuk membiayai pembangunan, memobilisasi sumber daya, meningkatkan
output, meningkatkan ekspor, memperbaiki neraca pembayaran, alih IPTEK
dan lain- lain. Oleh sebab itu hutang luar negeri masih diperdebatkan oleh ahli
ekonomi, pembangunan, politik dan sebagainya. Paham kritik menentang
adanya hutang luar negeri karena hutang luar negeri hanya memperkokoh
kekuasaan yang ada akibat terpusatnya sumber-sumber produksi di tangan
segelitir orang saja. Oleh karena itu hutang luar negeri tidak membantu
kelompok miskin, tetapi justru semakin membantu kelompok penguasa karena
hutang luar negeri ini sering dijadikan alat untuk mempengaruhi kebijakan
negara debitur demi pasar mereka (Bussines News, 21 Juli 2001).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

Studi Claessens menunjukan bahwa sampai menjelang tahun 1990, dana
dari luar negeri merupakan komponen utama dalam pembiyaan pembangunan
di negara- negara berkembang yang berasal dari pihak asing (Harsoyo, 1996:
71). Hutang luar negeri yang selama ini diterima oleh Indonesia tidak
diperoleh dengan gratis. Tentu ada kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi
Indonesia sebagai negara debitur antara lain melakukan pembayaran cicilan
pokok dan

bunga hutang, sehingga perlu adanya pengelolaan hutang luar

negeri, supaya tidak terjadi penyelewengan penggunaan hutang luar negeri.
Pengalaman selama tiga dekade ini membuktikan bahwa hutang luar negeri
tidak digunakan dengan produktif, penggunaannya tanpa pengawasan
memadai, tidak transparan dan terjadi kebocoran dana yang parah. Dennis de
Tray, Country Director World Bank di Indonesia mengatakan bahwa telah
terjadi kebocoran anggaran sebesar 30 persen selama masa pemerintahan Orde
Baru.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia menolak
mengadakan hutang luar negeri karena dianggap bekerja sama dengan
imperialis. Negara imperialis yang dimaksud adalah Amerika Serikat dan
Inggris. Presiden Soekarno lebih memilih berdikari dalam memenuhi
kebutuhan negara Indonesia, sehingga saat kekuasaannya berakhir pada tahun
1966 hutang luar negeri yang diwariskan hanya sekitar 2 miliar US dolar.
Berbeda halnya dengan jaman pemerintahan Presiden Soeharto, yang
mempunyai sikap positif terhadap hutang luar negeri. Presiden Soeharto justru
berpikiran bahwa hutang luar negeri harus dilakukan setiap tahun untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

mempercepat

pembangunan ekonomi nasional. Tidaklah mengherankan

apabila tahun 1981 hutang luar negeri Indonesia mencapai 15.9 miliar US
dolar dan pada tahun 1992 hutang luar negeri Indonesia mencapai 84.39 miliar
US dolar (www.pikiran-rakyat.com 13 September 2006).
Pemerintahan Soeharto pada waktu itu melakukan kebijakan populis dan
selalu mengatakan kepada rakyat bahwa hutang luar negeri sebagai pendukung
pembangunan ekonomi bukan menjadi modal utama, karena Indonesia
memiliki modal utama yaitu sumber daya alam yang berlimpah. Pemerintahan
Soeharto akhirnya lengser yang diikuti dengan krisis ekonomi dan jumlah
hutang luar negeri yang semakin meningkat menjadi 150 miliar US dolar.
Pada saat itu Indonesia masuk dalam kelompok negara miskin di dunia, yang
hutang luar negerinya sama dengan negara- negara miskin di Benua Afrika
seperti Kongo, Angola, Nicaragua, Kongo Demokratik dan Zambia.
Menurut data dari Bank Indonesia yang ditulis oleh Syahwier,
pergerakan hutang luar negeri pasca kemerdekaan pada tahun 1945 terus
mengalami peningkatan dan tidak menunjukkan trend menurun. Pada tahun
1980 hutang luar negeri telah mencapai sebesar 14.8 miliar US dolar
meningkat menjadi 143 miliar US dolar pada bulan Mei 2000. Hutang luar
negeri Indonesia didominasi oleh hutang luar negeri swasta sebesar 49.8
persen pada akhir tahun 1996 meningkat menjadi 60.4 persen (1997); 55.4
persen (1998); 51.2 persen (1999) dan sekitar 49 persen pada tahun 2003
(http://www.pikiran-rakyat 26 Januari 2007).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Posisi hutang luar negeri saat ini menduduki peringkat ke tiga setelah
Brazil dan Meksiko. Hal ini tentunya menjadi keprihatinan bagi negara
Indonesia karena sebagai negara sedang berkembang, Indonesia memiliki
hutang luar negeri yang banyak. Pembayaran cicilan pokok dan bunga hutang
luar negeri saat ini juga semakin memberatkan anggaran negara. Bahkan
cicilan pokok dan bunga hutang luar negeri yang harus dibayar jumlahnya jauh
lebih besar dari pada hutang luar negeri yang diterima.
Setiap negara harus mengukur debt capacity, ketika akan mengajukan
hutang luar negeri. Debt capacity yaitu kewajiban hutang melebihi
kemampua n untuk membayar hutang harus diwaspadai oleh semua negara
debitur. Debt capacity suatu negara dilihat dari debt service ratio dan rasio
hutang terhadap cadangan devisa. Pada tahun 1999 debt service ratio
Indonesia mencapai angka tertinggi yaitu mencapai 82.46 persen. Angka ini
sudah melampaui batas bahaya yang ditetapkan yaitu angka 20 persen. Angka
ini merupakan angka tertinggi yang pernah dicapai oleh Indonesia, kemudian
pada tahun berikutnya angka debt service ratio mengalami penurunan.
Pencapaian debt service ratio ini menyebabkan devisa hasil ekspor habis
digunakan untuk membayar cicilan pokok dan bunga hutang luar negeri.
Komposisi jumlah hutang luar negeri yang dimiliki Indonesia mengungkapkan
bahwa hutang luar negeri swasta memiliki jumlah paling banyak dibandingkan
dengan hutang luar negeri pemerintah. Keadaan ini berdampak pada
penyumbang terbesar pada pencapaian angka debt service ratio yang
disumbang oleh hutang luar negeri swasta. Tahun 1999 debt service ratio

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

sebesar 69.44 persen adalah milik swasta sedangkan debt service ratio milik
pemerintah hanya sebesar 13.02 persen.
Bila suatu ketika hutang luar negeri tidak terbayar, maka ada kewajiban
yang harus ditanggung. Kewajiban tersebut tentu mengarah pada konsekuensi
politik dan ekonomi atau hukum terutama hukum Internasional. Dari uraian di
atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “TREND
PERKEMBANGAN HUTANG LUAR NEGERI DAN DEBT SERVICE
RATIO DI INDONESIA TAHUN ANGGARAN 1996/1997-2005”. Dalam
penelitian ini akan membahas mengenai trend hutang luar negeri, yaitu hutang
yang

dilakukan

oleh

pemerintah

swasta

di

Indonesia

beserta

perkembangannya. Selain itu akan dibahas juga mengenai pencapaian angka
debt service ratio pada hutang luar negeri yang dilakukan oleh pihak
pemerintah dan juga swasta.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana trend perkembangan hutang luar negeri pemerintah di
Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005?
2. Bagaimana trend perkembangan hutang luar negeri swasta di Indonesia
tahun anggaran 1996/1997-2005?
3. Bagaimana trend perkembangan cicilan pokok dan bunga hutang luar
negeri pemerintah di Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005?
4. Bagaimana trend perkembangan cicilan pokok dan bunga hutang luar
negeri swasta di Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

5. Bagaimana trend perkembangan debt service ratio hutang luar negeri
pemerintah di Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005?
6. Bagaimana trend perkembangan debt service ratio hutang luar negeri
swasta di Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan trend perkembangan hutang luar
negeri pemerintah di Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan trend perkembangan hutang luar
negeri swasta di Indonesia tahun anggaran 1996/1997-2005.
3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan trend perkembangan cicilan
pokok dan bunga hutang luar negeri pemerintah di Indonesia tahun
anggaran 1996/1997-2005.
4. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan trend perkembangan cicilan
pokok dan bunga hutang luar negeri swasta di Indonesia tahun anggaran
1996/1997-2005.
5. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan trend perkembangan debt service
ratio hutang luar negeri pemerintah di Indonesia tahun anggaran
1996/1997-2005.
6. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan trend perkembangan debt service
ratio hutang luar negeri swasta di Indonesia tahun anggaran 1996/19972005.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Dapat memberikan pertimbangan yang diperlukan oleh pemerintah untuk
dapat mengambil keputusan yang tepat ketika akan mengajukan hutang
luar negeri, serta dapat mengelola hutang luar negeri, yang telah diperoleh
dengan bertanggung jawab supaya nilai debt service rationya tidak
mencapai angka yang tinggi.

2. Bagi Swasta
Dapat memberikan pengetahuan mengenai hutang luar negeri dan nilai
debt service ratio sehingga tidak menyalahgunakan hutang luar negeri
yang telah diperoleh, serta dapat mengelolanya dengan baik.

3. Bagi Peneliti
Dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan yang
sudah diperoleh selama mengikuti perkuliahan, serta memperluas
wawasan terutama mengenai hutang luar negeri dan debt service ratio.

4. Bagi Peneliti selanjutnya
Dapat memberikan referensi yang berguna bagi peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian mengenai hutang luar negeri dan debt service
ratio.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

5. Bagi Universitas Sanata Dharma
Dapat menambah referensi serta koleksi bacaan di perpustakaan
Universitas Sanata Dharma terutama mengenai hutang luar negeri dan debt
service ratio selama tahun anggaran 1996/1997-2005 yang berguna bagi
pembaca sekalian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
1. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Anggaran adalah suatu perencanaan yang sistematis mengenai suatu
kegiatan negara, perusahaan atau rumah tangga untuk suatu waktu tertentu
di masa yang akan datang. Anggaran negara biasanya ditetapkan untuk
jangka waktu 1 tahun yang disebut dengan Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara (APBN) (Kunarjo, 2003: 9). Tahun anggaran yang
digunakan tidak selalu diawali pada tanggal 1 Januari dan diakhiri tanggal
31 Desember, sejak tahun 1969 tahun anggaran yang digunakan oleh
Indonesia dimulai pada tanggal 1 April dan diakhiri pada tanggal 31 Maret
tahun berikutnya. Penyusunan anggaran ini bertujuan supaya segala
kegiatan yang memberikan pemasukan dana dapat diimbangi dengan
kegiatan yang membutuhkan pengeluaran dana.
UUD 1945 dalam pasal 3 menegaskan bahwa MPR menetapkan
GBHN setiap lima tahun sekali yang merupakan pola umum pembangunan
nasional, berupa rangkaian program pembangunan di segala bidang yang
berlangsung secara terus menerus, untuk dapat mewujudkan tujua n
nasional yaitu mencapai suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur,
materiil dan spiritual berlandaskan Pancasila (Barthos, 1990: 1). GBHN
tersebut kemudian dituangkan dan disusun lebih rinci dalam bentuk

12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

Program Pembangunan Nasional (propenas) yang dulunya disebut dengan
REPELITA dan rencana pembangunan tahunan. Berdasarkan Propenas
yang sudah ditetapkan berdasarkan keputusan menteri, disusunlah program
operasional RAPBN, yang pelaksanaannya diatur dengan UU APBN.
Sesuai dengan isi dari pasal 23 ayat 1 UUD 1945, APBN disusun
setiap tahun, dan cara penyusunan APBN dimulai dengan pemerintah yang
menyusun terlebih dahulu Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (RAPBN). RAPBN tersebut diajukan kepada DPR dalam bentuk
nota keuangan untuk dibahas oleh DPR. Apabila DPR telah menyetujui,
maka RAPBN tersebut dapat segera disahkan untuk menjadi APBN, dan
apabila RAPBN tidak disetujui oleh DPR maka pemerintah menggunakan
pedoman atau APBN tahun sebelumnya.

2. Perbandingan Format dan Struktur APBN
APBN tahun 2000 merupakan APBN yang istimewa karena
terdapat perubahan terhadap penggunaan tahun anggaran yang sebelumnya
dimulai tanggal 1 April dan diakhiri 31 Maret tahun berikutnya akan
diganti dengan menggunakan tahun kalender. Oleh karena itu untuk
menyesuaikannya khusus tahun 2000 anggaran dibuat hanya selama 6
bulan yaitu dimulai tanggal 1 Juni 2000 dan diakhiri tanggal 31 Desember
tahun 2000.
Format dan struktur APBN tahun 2000, menggunakan standar yang
berlaku secara internasional sebagaimana yang digunakan dalam statistik
keuangan pemerintah (Government Finance Statistic), sehingga lebih

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

transparan dan benar-benar mencerminkan

keadaan yang sebenarnya.

Sedangkan format dan struktur APBN yang selama ini dipakai
menggunakan table T (T-account), yang berdasar pada prinsip anggaran
berimbang dan dinamis dimana anggaran defisit dibiayai dengan sumber
pembiayaan dari dalam dan luar negeri, sehingga anggaran yang dikatakan
‘berimbang’ namun kenyataannya mengalami defisit.
Format dan struktur APBN lama dapat dilihat dalam bagan berikut
ini:
Tabel 2.1
Format dan Struktur APBN Lama
Penerimaan

Pengeluaran

A. Penerimaan Dalam Negeri
A. Pengeluaran Rutin
1. Penerimaan Migas
1. Belanja Pegawai
a. Minyak bumi
2. Belanja Barang
b. Gas alam
3. Subsidi Daerah Otonom
2. Penerimaan di luar Migas
4. Bunga Dan Cicilan Hutang
a. PPh
5. Pengeluaran Rutin Lainnya
b. PPn
c. Bea masuk
B. Pengeluaran Pembangunan
d. Cukai
1. Pembiayaan Rupiah
e. Pajak ekspor
2. Bantuan Proyek
f. PBB
g. Pajak lainnya
h. Penerimaan bukan pajak
i. Laba bersih minyak
B. Penerimaan Pembangunan
1. Bantuan Program
2. Bantuan Proyek
Sumber : Depkeu, seperti dikutip dalam Suparmoko, 2000: 54

Dalam format dan struktur APBN lama terlihat bahwa, seluruh
pemasukan diperlakukan sebagai bagian dari unsur penerimaan tanpa
membedakan penyebabnya apakah dari perubahan pemilikan asset dan
kewajiban. Seluruh pengeluaran, juga diperlakukan sebagai bagian dari
unsur pengeluaran negara, tanpa membedakan apakah transaksi tersebut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

menyebabkan perubahan beban kewajiban di masa yang akan datang.
Selain itu pemisahan pengeluaran negara dalam bentuk pengeluaran rutin
dan pembangunan belum dilakukan secara tegas sehingga menimbulkan
kerancuan. Secara keseluruhan format anggaran ini tidak bisa memberikan
gambaran langsung besarnya overall balance deficit.
Format dan struktur APBN yang baru dapat dilihat dalam bagan
sebagai berikut:
Tabel 2.2
Format dan Struktur APBN Baru
URAIAN
A. Pendapatan negara dan hibah
I. Penerimaan dalam negeri
1. Penerimaan perpajakan
a. Pajak dalam negeri
i. Pajak Penghasilan
- non migas
- migas
ii. Pajak Pertambahan nilai
iii. PBB dan BPHTB
iv. Cukai
v. Pajak lainnya
b. Pajak perdagangan Internasional
i. Bea masuk
ii. Pajak/pungutan ekspor
2. Penerimaan negara bukan pajak
a. Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA)
i. Migas
ii. SDA lainnya
b. Bagian pemerintah atas laba BUMN
c. PNBP lainnya
II. Hibah
B. Belanja negara
I. Pengeluaran Rutin
1. Belanja pegawai
2. Belanja barang
3. Belanja rutin daerah
4. Pembayaran bunga utang
5. Subsidi
6. Pengeluaran lainnya
II. Pengeluaran pembangunan
1. Pembiayaan pembangunan rupiah
a. Anggaran yang dikelola daerah
b. Anggaran yang dikelola oleh instansi pusat
2. Pembiayaan proyek

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

C. Surplus/defisit anggaran (A-B )
D. Pembiayaan bersih (D.I+D.II=D=C)
I. Pembiayaan dalam negeri (D.I.1+D.I.2)
1. Perbankan dalam negeri
2. Non perbankan dalam negeri ( D.I.1.a+D.I.2.b)
a. Privatisasi
b. Penjualan asset program restrukturisasi perbankan
II. Pembiayaan Luar negeri bersih (D.II.1+D.II.2)
1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto)
2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri (Amortisasi)
Produk Domestik Bruto ( PDB)
Sumber : Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2000. Hal IV/37

Format dan struktur APBN baru mengalami penyesuaian sebagai
berikut: pertama, penyesuaian dari penerimaan pajak migas, yang akan diposting dalam penerimaan pajak; kedua, hasil privatisasi BUMN dan
recovery asset akan masuk dalam komponen pembiayaan defisit; ketiga,
pos penerimaan pembangunan diganti dengan pembiayaan defisit;
keempat, komponen hutang baik untuk program proyek maupun
pembangunan akan dikurangi secara bertahap dan akan lebih diarahkan
pada proyek milik pemerintah; kelima, subsidi akan dikurangi secara
bertahap dengan penggunaannya diprioritaskan untuk mencapai keadilan
gaji pegawai negeri dan untuk mempercepat kemakmuran proyek
pengentasan kemiskinan; keenam, untuk mempersiapkan pemerintah pusat
atas terlaksananya UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah maka dana pembangunan daerah dan dana bagi hasil dari
PBB dialokasikan kepada subsidi daerah otonom; ketujuh, penerimaan dari
sumber alam dan reboisasi dikelompokkan dalam penerimaan bukan pajak;
kedelapan, pengeluaran belanja rutin pegawai disatukan; kesembilan biaya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

bunga dan restrukturisasi bank dan subsidi kredit program dikelompokkan
pada pengeluaran rutin (Media Akuntansi, Desember 1999-Januari 2000:
36).

3. Defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APBN digunakan pemerintah sebagai alat untuk mengatur prioritas
nasional, mengalokasikan output nasional diantara konsumsi umum dan
pribadi, untuk investasi serta menyediakan insentif dalam rangka
meningkatkan atau mengurangi output di sektor-sektor tertentu. APBN
mempengaruhi

perekonomian

melalui

kebijakan

fiskal.

Beberapa

pendukung awal pendekatan Keynesian percaya bahwa kebijakan fiskal
serupa

dengan

tombol yang

digunakan

untuk

mengontrol

atau

menyelaraskan langkah perekonomian. Hal ini terjadi dengan kebijakan
fiskal dapat mengatur pajak dan pengeluaran publik untuk mengurangi
gelombang siklus bisnis dan menyumbang pertumbuhan, perekonomian
yang memiliki tenaga kerja tinggi serta bebas dari inflasi yang tinggi dan
berubah-ubah (Samuelson, 2004: 434).
APBN tidak selamanya dalam