File-file yang bisa di- | Fakultas Peternakan UNSOED Dr. Riwantoro1

19/11/2016

DIREKTORAT JENDERAL
PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Disampaikan pada Seminar Nasional Teknologi dan Agribisnis
Peternakan (Seri IV) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto
Purwokerto, 19 November 2016

1. Pemenuhan protein hewani asal ternak kini telah
menjadi target utama pembangunan peternakan dan
kesehatan hewan kurun waktu 2015-2019.
2. Pemenuhan protein hewani ini menggantikan program
swasembada daging sapi yang telah berlangsung sejak
tahun 2000.
3. Protein hewani lebih ditekankan karena terkait dengan
pencapaian Pola Pangan Harapan (PPH) yang memiliki
skor 85,2 (2015) dan ditargetkan mencapai 92,5 pada
tahun 2019


1

2

Lanjutan....
4. Menurut pola pangan harapan skor kelompok
protein nabati (padi-padian, minyak dan lemak)
telah melebihi batas dan mencapai target
sedangkan protein hewani (ternak dan ikan)
masih belum mencapai target.
5. Oleh karena itu produksi dan konsumsi protein
hewani termasuk ternak perlu ditingkatkan
melalui optimalisasi teknologi dan agribisnis
peternakan sesuai dengan tema seminar.

No

Komoditi

gram/kap/hari


Persen AKP

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Beras
Ikan
Terigu
Kedelai
Daging unggas
Sayur
Telur

Daging ruminansia
Susu

22,06
8,35
5,36
5,28
3,05
2,49
2,22
1,60
1,57

38,69
14,65
9,41
9,27
5,35
4,38
3,90

2,81
2,76

3

1

19/11/2016

Bahan pangan

Prosentase
Protein (%)

Harga protein
hewani (Rp/gr)

1

Telur ayam ras petelur


12,8

156

2

Daging ayam ras
pedaging

18,2

165

3

Telur burung puyuh

12,8


180

4

Daging itik

16

200

5

Telur ayam buras

12,8

234

6


Telur itik manila

12,8

234

7

Telur itik

12,8

264

8

Daging ayam buras

18,2


302

9

SUSU

3,2

313

10 Daging kelinci

16,6

392

11 Daging kuda

18,1


414

12 Daging domba

17,1

526

13 Daging kerbau

18,7

535

14 Daging kambing

16,6

542


15 Daging sapi

18,8

585

Perbandingan Harga Protein Per
Jenis/ Spesies

140,0
% Anjuran Kecukupan

No

700
600
500
400
300
200

100
0

120,0
100,0
80,0

BATAS

60,0

2013

40,0

2014

20,0

2015

0,0

Sumber : Susenas 2009, 2010, (2011-2015 triwulan 1); BPS diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran, oleh BKP

Terdapat banyak pilihan sumber protein hewani dengan berbagai tingkat harga.
Bahan pangan daging sapi termahal dan bahan pangan telur ayam ras termurah

Konsumsi padi-padian serta minyak dan lemak telah melebihi BATAS
Konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, kacang-kacangan serta sayur dan buah
masih RENDAH

RATA-RATA TAHUN 2009-2015

61,5

69,17

Protein Nabati
No

Komoditi

Protein Hewani
gram/
kap/hari

Persen
AKP

No
1

1

Ikan

8,35

14,65

2

Daging unggas

3,05

5,35

3

Telur

2,22

3,90

4

Daging
ruminansia
Susu

1,60

2,81

1,57

2,76

5

Beras

Gram
/kap/hari
22,06

Persen
AKP
38,69

2

Terigu

5,36

9,41

3

Kedelai

5,28

9,27

4

Sayur

2,49

4,38

Komoditi

Daging
Unggas

Konsumsi (kg/kap/tahun)

38,5

6

Telur

TARGET BERDASARKAN POLA
PANGAN HARAPAN

30,02

6

Susu

Daging
Sapi

Keterangan :
Konsumsi produk perunggasan yaitu daging dan telur menduduki posisi tertinggi.
Tapi kecenderungan konsumsi telur ada penurunan, sedangkan konsumsi susu
tetap stabil dan konsumsi daging sapi berkecenderungan meningkat tajam.
8

2

19/11/2016

OPTIMALISASI BIOTEKNOLOGI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN
NO
1.

ASPEK
Bioteknologi
reproduksi

BIOTEKNOLOGI
a.

b.

2.

Produksi dan Bibit

IB dengan UPSUS SIWAB

KETERANGAN
Tahun 2017
dimulai UPSUS
SIWAB

ET untuk memperpendek interval ET merupakan
generasi
generasi kedua
sesudah IB

c.

Multiple Ovulation and Embrio
Tranfer (MOET)

d.

Embrio Splitting, Embrio
Sexing, Superovulasi

a.

Manipulasi genetik dengan
seleksi breeding populasi dasar

b.

Bioteknologi genetica molecular

c.

Pemindahan gen

Lanjutan..
NO
3.

ASPEK
Pakan HMT

BIOTEKNOLOGI

KETERANGAN

a. Bibit unggul tanaman pakan
b. Deversifikasi dengan tumpang sari

Biasa dilakukan
oleh peternak
kita

c. Manipulasi gen microba rumen
4.

Konsentrat

5.

Kesehatan Hewan

a. Growth promotor

Hati-hati dg
pemakaian
antibiotika

b. Substitusi kedelai dan jagung
a. Bahan vaksin meliputi : rekombinan
DNA, antibodi monoklonal dan
peptida sentetik
b. Bahan diagnostik
c. Diagnosa kebuntingan
6.

Obat

Deteksi dini
kebuntingan

a. Hormon reproduksi dan pertumbuhan

9

10

Lanjutan..
NO
7.

ASPEK
Kesehatan
masyarakat
veteriner

BIOTEKNOLOGI

KETERANGAN

NAWACITA

a. Teknik animal walfare sesuai kondisi
Indonesia

KEDAULATAN PANGAN
PENYEDIAAN PROTEIN HEWANI

b. NKV (Nomor Control Veteriner)
8.

Pengolahan dan
Pasaran Hasil

a. Pengangkutan ternak

Kapal ternak

b. Pengolahan hasil peternakan (teknik
kemasan , packaging)

Meningkatkan
daya saing

PRODUKSI DAGING

PRODUKSI TELUR

PRODUKSI SUSU

KOMODITAS UTAMA ;
Sapi Potong, Sapi Perah, Kerbau
Kambing, Domba, Unggas dan Babi

STRATEGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

PETERNAK MIKRO-KECIL

11

Optimalisasi Produksi & Populasi
Penguatan Kelembagaan
Penguatan Infrastruktur
Pengembangan Investasi
Penguatan Sistem Logistik
Regulasi dan Deregulasi

PETERNAK MENENGAH

KEMITRAAN AGRIBISNIS

PETERNAK BESAR

BUMN/D

SWASTA

12

3

19/11/2016

Lanjutan..

1. Penyusunan grand desain swasembada protein hewani
Dari pendekatan komoditi menjadi pendekatan pola
pangan harapan.
2. Grand desain tersebut dijabarkan kedalam
pengembangan komoditas yaitu :
a. Grand Disain sapi potong dan kerbau
b. Grand Disain kambing dan domba
c. Grand Disain perunggasan
d. Grand Disain babi
e. Grand Disain sapi perah
3. Grand desain tersebut dirancang sampai tahun 2045,
saat 100 tahun Indonesia Merdeka.
4. Contoh Grand Disain tersebut adalah Grand Disain sapi
potong
13

Ekspor

Lumbung Pangan
Dunia

a. Penguatan akses pasar
b. Peningkatan keamanan
dan daya saing produk
hewan
c. Penguatan sistem logistik

a. Promosi
b. Peningkatan nilai tambah
dan daya saing
c. Diversifikasi horisontal
dan vertikal

2016-2022

Swasembada dan
Rintisan Ekspor
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Penyediaan lahan
Penambahan Indukan
Peningkatan kelahiran
Peningkatan produktifitas
Pembiayaan dan subsidi
Penguatan kelembagaan
Regulasi dan deregulasi

Lumbung Pangan ASIA:
1. Populasi: 41.745.441 ekor;
2. Kebutuhan : 1.151.698 ton;
produksi lokal 1.122 ribu ton
3. Potensi ekspor : 450.049 ekor
(85.509 ton)
4. Peternak kecil: 20 % dan
Peternak menengah/besar :
80 %

Ekspor:
1. Populasi : 33.933.992 ekor
2. Kebutuhan : 847.607 ribu
ton dan Produksi lokal :
792.175 Ton (93%)
3. Potensi Ekspor: 154,362
ribu ekor (29.329 ton)
4. Peternak kecil: 50 %;
Peternak menengah/besar :
50 %

2035

Ketersediaan
daging sapi
lokal (68 % )

2026
2022
Swasembada dan
Rintisan Ekspor:

2016
1.

Populasi: 23.230.645 ekor
dan

2.

Kebutuhan : 769.566 ton
dan Produksi lokal :
688.914 ton (90 %)

3.

Ekspor daging sapi wagyu

4.

Peternak kecil: 75 %

2045

Pemantapan
ekspor:
1. Populasi : 38.802.239
ekor dan
2. Kebutuhan : 1.039.218
ton; produksi lokal
952.349 ton
3. Potensi ekspor : 89.752
ekor (17.053 ton)
4. Peternak kecil: 30 %;
Peternak
menengah/besar : 70 %

14

2027-2035

2023-2026

Pematapan Ekspor

2036-2045

a. Penciptaan iklim
investasi yang kondusif
b. Pemantapan sistem
produksi dan logistik
c. Teknologi dan informasi

15

16

16

4