PENGEMASAN INFORMASI

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:49:39 2017 / +0000 GMT

PENGEMASAN INFORMASI
sebuah usaha mendekatkan SumberInformasi pada pengguna PerpustakaanOleh: Arif SurachmanPENGERTIANSecara umum
sebetulnya konsep pengemasan informasi masih belum jelas, namun dari berbagai diskusi yang pernah dilakukan berikut beberapa
pengertian pengemasan informasi.a.
Menurut Alan Bunch, 1984 (dalam Stilwell, 2004) menggambarkan pengemasan informasi
sebagai sebuah pendekatan untuk membantu diri sendiri, menekankan pada permasalahan bahwa layanan informasi adalah memilih
informasi yang sesuai, dan memproses ulang informasi tersebut dalam sebuah bentuk yang benar-benar dapat dipahami, mengemas
informasi, dan merancang semua bahan ini dalam sebuah media yang tepat bagi pengguna, sehingga mengkombinasikan dua konsep
yang melekat dalam istilah pengemasan (yakni memproses ulang dan mengemas).b.
Menurut Webster's New World College
Dictionary, 1995 menyatakan bahwa ?repackaging is to package again in or as in a better or more attractive package.? Jadi dapat
dikatakan bahwa pengemasan merupakan sebuah usaha mengemas kembali ke dalam bentuk yang lebih baik dan menarik.LATAR
BELAKANG MASALAHMelihat pengertian di atas sebetulnya dapat kita lihat bahwa pengemasan informasi adalah sebuah proses
untuk mengolah kembali informasi yang ada sehingga mampu ditampilkan ke dalam kemasan yang lebih baik dan siap pakai bagi
pengguna dan pencari informasi. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, mengapa pengemasan informasi ini penting bagi
sebuah layanan perpustakaan terutama bagi pengguna agar lebih ?dekat? dengan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan? Ada
beberapa permasalahan yang dapat dijadikan dasar mengapa pengemasan informasi ini penting:


Informasi1.
Banjir Informasi. Banyaknya informasi yang ada dari berbagai sumber informasi baik tercetak, non cetak,
maupun digital membuat ?kebingungan? tersendiri bagi pengguna untuk mendapatkan informasi ?terbaik? dan sesuai dengan
kebutuhannya. Banyaknya informasi seringkali menjadikan pengguna dihadapkan pada informasi yang tidak sesuai, kandungan
informasinya kurang tepat, tidak relevan sampai informasi ?aspal?, asli tapi palsu yang tidak dapat dipercaya. Untuk itu perlu sebuah
tindakan dari perpustakaan untuk mengantisipasi apa yang biasa disebut sebagai ?banjir informasi?. Pengemasan informasi yang
menghasilkan produk terseleksi adalah salah satu jawabannya.2.
Kebutuhan Pemakai Informasi. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat, maka kebutuhan pemakai informasi juga semakin meningkat,
yakni kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat dan mudah. Perpustakaan sebagai institusi yang bertanggungjawab kepada transfer
informasi ini juga harus dapat melihat fenomena pergeseran orientasi kebutuhan pengguna akan informasi ini, untuk itu perlu
dilakukan inovasi berbasis kebutuhan pemakai informasi ini. Pengemasan informasi adalah salah satu bentuk yang dapat dipakai
oleh perpustakaan sebagai bentuk inovasi menjawab kebutuhan pemakai informasi ini.3.
Kebutuhan Peningkatan Layanan
Perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi sudah semestinya dapat meningkatkan pelayanan dari waktu ke waktu,
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan penggunanya. Perpustakaan yang tidak ?mau? meningkatkan
dan menyesuaikan layanannya dengan perkembangan global di dunia tentunya akan ditinggalkan oleh penggunanya. Peningkatan
layanan perpustakaan ini harus didukung berbagai aspek termasuk kemasan dari informasi yang ingin ditampilkan dan disajikan
kepada penggunanya. Untuk itu pengemasan informasi menjadi penting agar pengguna dapat merasakan sebuah peningkatan yang
signifikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini.4.

Orientasi Ekonomis.
Informasi yang tak terbentung dan terus bertambah akan menyebabkan perpustakaan menjadi ?gudang? informasi yang apabila tidak
ditangani dengan baik akan menyebabkan pengeluaran biaya yang tidak sedikit. Penggunapun akan semakin sulit menemukan
informasi yang tepat dan uptodate. Untuk itu perlu diambil langkah penghematan (biaya, ruang dan tenaga) diantaranya dapat
dilakukan melalui pengemasan informasi. Secara ekonomis, hasil kemas informasi merupakan produk yang sangat mungkin untuk

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:49:40 2017 / +0000 GMT

dijual kepada khalayak umum dengan segmentasi tertentu, sehingga membuka peluang usaha bagi perpustakaan. Selain itu
pengguna akan menghemat banyak waktu, tenaga dan biaya untuk sekedar mendapatkan informasi yang sesuai, mudah, cepat dan
tepat.Keempat permasalahan di atas terkait satu dengan lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan. Satu dengan lainnya akan
membawa kepada sebuah sinergitas dalam menentukan arah dan langkah dalam penyajian informasi yang lebih baik demi
kepentingan bersama. Hal ini juga akan berpengaruh pada bentuk penyajian informasi seperti apa yang layak dilayankan saat ini di
perpustakaan. Kemasan informasi sendiri harus dapat memberikan nilai lebih bagi informasi itu sendiri. Informasi dikatakan
mempunyai nilai (menurut Djatin) apabila diukur dari:·

Mampu menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan·
Menghemat waktu, sehingga implementasi dan inovasi bisa lebih cepat·
Membuat kebijakan lebih efektif·
Mendukung
ke arah pencapaian tujuan/sasaran strategis organisasi·
Mengatasi Ke-ketidaktahuan·
Memuaskan manajemen dan
pemakaiBENTUK PENGEMASAN INFORMASIBerdasarkan analisa ketiga hal dalam permasalahan di atas maka selanjutnya
perpustakaan dapat menentukan sejauh mana bentuk kemasan informasi tersebut harus diwujudkan. Berikut adalah beberapa contoh
bentuk kemasan informasi yang ada sampai saat ini dan relevan digunakan bagi pengguna perpustakaan.·
Publikasi Cetak.
Pengemasan informasi biasanya dapat juga diwujudkan dalam bentuk publikasi cetak seperti Brosur, Newsletter, Prosiding, Indeks
Majalah, Indeks Artikel, Kumpulan Artikel Terpilih, Bibliografi, dan bentuk publikasi terseleksi lainnya. Kemasan dalam bentuk
publikasi cetak ini akan sangat membantu pengguna dalam menemukan informasi tercetak yang terpilih sesuai dengan bidang kajian
dan kebutuhannya. Sehingga pengguna tidak perlu ?membuang? waktu untuk menelusur satu demi satu kebutuhan informasinya
dalam ?belantara? informasi di perpustakaan.·
Media Audio-Visual.
Informasi juga dapat dikemas dalam bentuk
Audio-Visual seperti dalam bentuk Audio-Video Cassette, CD- Interaktif, VCD, DVD, dan bentuk lainnya. Kemasan informasi ini
merupakan kemasan yang menarik karena akan mengajak pengguna menggunakan informasi dalam bentuk gambar dan suara.·

Pangkalan Data Lokal.
Kemasan informasi juga dapat diwujudkan dalam pangkalan data (database) lokal. Sekitar 2 tahun yang
lalu, konsep pangkalan data lokal ini banyak digunakan di Indonesia, terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi ilmiah
bagi para pengguna melalui semacam server lokal, baik yang berupa file maupun CD-ROM. Contohnya adalah CD Database ERIC,
CD Database Medline, CD-Database Agricola, dan sebagainya.·
Pangkalan Data Online.
Saat ini di Indonesia pangkalan
data Online sedang mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dengan ?membeli? kemasan yang sudah jadi, mengambil dari
sumber-sumber gratis maupun membangun sendiri. Kemasan informasi dalam bentuk ini telah memberikan kesempatan akses
informasi secara lebih luas tidak terbatas dalam perpustakaan. Hal ini berkat kemajuan teknologi internet yang mau tidak mau harus
diikuti oleh perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pada penggunanya. Contoh beberapa kemasan informasi
siap pakai dalam bentuk pangkalan data online yang diproduksi antara lain EBSCOHost, ProQuest, ScienceDirect, IEEE Database,
JSTOR dan lain sebagainya. TAHAPAN PENGEMASAN INFORMASIKeputusan sebuah perpustakaan untuk melakukan dan
menggunakan kemasan informasi harus diikuti dengan mempersiapkan langkah-langkah yang tepat agar tidak terjadi kesia-siaan.
Beberapa langkah yang secara umum dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pengemasan informasi adalah:1.
Orientasi
kebutuhan dan tuntutan pemakai/pengguna informasi di perpustakaan2.
Seleksi dan Penetapan Topik informasi yang akan
dikemas. Penetapan dan seleksi ini biasanya akan melibatkan ide-ide dan masukan dari staf ahli, produsen produk kemasan
informasi, konsumen produk & jasa informasi, karyawan, dan manajemen puncak.3.

Menentukan bentuk kemasan informasi4.
Penetapan strategi pencarian informasi yang akan dikemas5.
Penetapan lokasi informasi dan cara mengaksesnya6.
Pengolahan
informasi, mengevaluasi, dan mensitir informasi7.
Mengemas informasi dalam bentuk yang telah ditetapkan8.
Mengevaluasi
produk yang dikeluarkan dan proses pembuatannyaPada kasus penentuan kemasan informasi dalam bentuk non cetak terutama
pangkalan data sering kali tidak semua langkah di atas dilakukan. Hal ini dikarenakan produk dalam bentuk pangkalan data sering
kali merupakan produk kemasan informasi yang siap pakai, karena prosedur seleksi informasi dan proses pengolahan hingga
menjadi produk sudah dilakukan oleh produsen. Pada kasus ini posisi perpustakaan adalah sebagai user selector dan user evaluator
saja. DAMPAK EKONOMIS PENGEMASAN INFORMASIPengemasan informasi merupakan bagian dari sebuah
usaha ekonomis dari perpustakaan atau penyedia informasi yang juga akan membawa dampak ekonomis bagi perpustakaan
/penyedia informasi dan juga masyarakat/pengguna yang memanfaatkannya. Beberapa dampak ekonomis dari adanya pengemasan
informasi diantaranya adalah:1.
Perpustakaan mampu menyediakan kemasan-kemasan informasi yang siap pakai yang dapat
dijual kepada masyarakat/pengguna dengan segmentasi yang telah ditentukan, misal informasi bidang kedokteran yang terkemas
akan sangat berguna bagi para praktisi dan pemerhati di bidang kedokteran. 2.
Banjir informasi yang terus menerus apabila tidak
ditangani oleh perpustakaan akan membawa dampak pada pembengkakan cost perawatan dan pengelolaan, sehingga apabila

dibandingkan dengan biaya yang dihasilkan dari pemanfaatan informasi akan sangat tidak signifikan. Dengan pengemasan informasi
maka perpustakaan dapat menekan biaya (cost) bagi perawatan dan pengelolaan, sekaligus dapat memanfaatkan hasilnya sebagai
bentuk layanan ?penjualan informasi? di perpustakaan kepada pengguna yang membutuhkan.3.
Bagi pengguna, adanya kemasan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:49:40 2017 / +0000 GMT

informasi ini akan memotong biaya dan juga waktu yang dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari, memilih, dan memperoleh
informasi yang dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan pengguna dengan mudah mendapatkan kemasan informasi yang siap pakai dan
disediakan oleh perpustakaan secara mudah, cepat, tepat dan hemat waktu. Misalnya, untuk mendapatkan informasi tertentu di
perpustakaan, pengguna cukup mengakses database perpustakaan melalui internet yang menyediakan berbagai koleksi digital hasil
kemas informasi di berbagai bidang.4.
Pengemasan informasi ini merupakan peluang komoditas bagi perpustakaan yang
berpotensi sebagai bidang usaha informasi di perpustakaan yang akan mampu menghasilkan pemasukan. Hal ini tentunya akan
membantu melepaskan image perpustakaan sebagai ?cost institution? menjadi ?benefit institution?. Artinya perpustakaan tidak lagi

dianggap sebagai lembaga yang hanya ?menyedot? biaya dan punya ketergantungan terhadap biaya, menjadi perpustakaan yang
mampu memberikan keuntungan dan membiayai kegiatannnya sendiri. Misalnya perpustakaan mengeluarkan produk kumpulan
artikel dalam bidang X yang dikemas baik menggunakan media digital (CD, Disket, etc) maupun cetak yang dapat dipasarkan
(dijual) kepada pengguna dengan segmentasi tertentu (sesuai dengan bidang X tersebut). Contoh: Perpustakaan Fakultas Kedokteran
mengeluarkan produk ?Kumpulan Artikel Bidang Kedokteran khusus masalah Flu Burung? yang dapat dijual kepada dokter maupun
masyarakat umum yang ?konsen? terhadap permasahan flu burung ini.PENUTUPPengemasan informasi ini merupakan usaha dari
sebuah perpustakaan atau pusat informasi untuk mendekatkan pengguna kepada sumber-sumber informasi yang relevan, akurat,
mudah dan terakses secara cepat. Namun informasi yang terkemas ini tidak akan dapat dimanfaatkan secara maksimal apabila tidak
didukung oleh peran tenaga perpustakaan atau pustakawan dalam mensosialisasikan dan juga melakukan pendidikan pemakai
perpustakaan. Intinya adalah proses pengemasan informasi tidak selesai begitu saja sampai pada produk terkemas dihasilkan. Akan
tetapi juga pada pencapaian tujuan pengemasan informasi tersebut, yakni memberikan informasi yang lebih baik dan menarik bagi
pengguna perpustakaan. Jadi perpustakaan akan selalu mempunyai tanggung jawab dan pekerjaan rumah yang besar bagi proses
tranformasi informasi yang relevan dan sesuai tuntutan penggunanya dari waktu ke waktu.Di sisi lain, pengemasan informasi akan
membawa dampak ekonomis yang cukup signifikan baik bagi perpustakaan maupun pengguna. Bahkan saat ini dapat dikatakan
bahwa produk hasil kemas informasi merupakan komoditas yang dapat dijadikan alternatif usaha bagi perpustakaan, sehingga
informasi tidak berhenti sebagai hal yang akan ?menguras? biaya perawatan dan pengelolaan, tetapi juga dapat menjadi sumber
pendapatan/pemasukan bagi perpustakaan. Penggunapun akan semakin mudah, hemat waktu dan hemat biaya dalam memperoleh
informasi yang ?instant? dan segera dibutuhkan oleh mereka. Jadi tunggu apa lagi? Kini saatnya anda hadir dalam ?bisnis informasi?
di era globalisasi informasi.BibliografiDjatin, Jusni., dan Hartinah, Sri. (-). Pengemasan dan Pemasaran Informasi: Pengalaman
PDII-LIPI. Jakarta: PDII-LIPI : www.consal.org.sg/webupload/forums/attachments/2277.doc diakses tanggal 20 September

2006.Limb, Peter. (2004). Digital Dilemmas and Solutions. Oxford: Chandos Publishing.Neufeldt, Victoria., and Guralnik, David B.
(ed). (1995). Webster's New World College Dictionary. Ohio: Macmillan General Reference.Stilwell, Christine. (2004).
Repackaging information: a review. www.hs.unp.ac.za/infs/kiad/04stilw.doc. Diakses tanggal 20 September 2006.Webb, Sylvia P.,
dan Winterton, Jules. (2003). Fee-Based Services in Library and Information Centres. Second edition. London: Europe Publications
Limited.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/3 |