contoh soal uas pajak 2
UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA AJAR : PERPAJAKAN 2
SIFAT : BUKA UNDANG-UNDANG
SOAL 1 (20%)
Jelaskan yang Anda ketahui mengenai tax planning, tax avoidance, dan tax
evasion.
SOAL 2 (40%)
Pusat Pengembangan Apasaja (PPA) adalah Wajib Pajak (WP) Badan penyedia
jasa pelatihan dan konsultasi. Saat ini PPA sedang diperiksa oleh Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) dengan lingkup pemeriksaan seluruh pajak untuk
tahun fiskal 2013. Data awal yang dilaporkan PPA dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Badan dan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) adalah sebagai berikut:
SPT PPh Badan 2013
Peredaran bruto:
- Pelatihan reguler
Rp3.100.000.000
- Jasa konsultasi
Rp3.000.000.000
- In-house training (IHT)
Rp1.070.000.000
- Bunga bank dan jasa giro
Rp30.000.000
Laba fiskal
Rp400.000.000
Pajak terutang
Rp100.000.000
Kredit PPh 23 dan angsuran PPh 25
Rp42.000.000
Kurang bayar (PPh 29)
Rp58.000.000
SPT PPN 2013
Penyerahan yang PPN-nya dipungut
Rp2.200.000.000
sendiri
Keterangan:
Jasa pelatihan reguler merupakan jasa pendidikan yang tidak dikenakan
PPN karena diselenggarakan di gedung PPA sendiri (tempat penyedia
jasa).
Dalam
pendapatan
jasa
konsultasi
terdapat
piutang
senilai
Rp400.000.000 yang belum diterima pembayarannya per 31 Desember
2013 karena termin pembayaran jasa konsultasinya belum jatuh tempo.
Bunga bank dan jasa giro sudah dikoreksi negatif dalam perhitungan laba
fiskal 2013.
PPh 29 tahun fiskal 2013 sudah dilunasi oleh PPA secara tepat waktu.
Penyerahan kepada pemungut PPN senilai Rp800.000.000 belum
dilaporkan dalam SPT PPN 2013.
Pada saat pembahasan hasil pemeriksaan, fiskus melakukan koreksi positif
terhadap beberapa beban yang telah dilaporkan dalam SPT PPh Badan PPA
tahun 2013. Akuntan PPA hanya menerima sebagian dari koreksi fiskus
tersebut dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Beban personel dikoreksi Rp900.000.000. Menurut WP, dalam jumlah
yang dikoreksi tersebut terdapat memperhitungkan iuran Jaminan Hari
Tua (JHT) kepada Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang
terdaftar di Kementerian Keuangan total senilai Rp140.000.000.
2. Beban akomodasi dikoreksi Rp700.000.000. Menurut WP, beban
akomodasi digunakan untuk membukukan biaya perjalanan dinas luar
kota (transportasi dan penginapan). Total beban akomodasi dengan buktibukti yang lengkap (tiket dan bukti pembayaran hotel) senilai
Rp690.000.000.
3. Beban operasional non-honor dikoreksi Rp150.000.000. Menurut WP,
beban operasional non-honor digunakan untuk membukukan biaya listrik
dan asuransi. Total beban operasional non-honor dengan bukti-bukti yang
lengkap (bukti pembayaran listrik dan asuransi) senilai Rp130.000.000.
4. Beban umum dan administrasi lainnya dikoreksi Rp100.000.000. Menurut
WP, beban umum dan administrasi lainnya digunakan untuk membukukan
biaya keanggotaan dan pendaftaran ujian peserta pelatihan. Total beban
umum dan administrasi lainnya dengan bukti-bukti yang lengkap (bukti
pembayaran keanggotaan dan ujian) senilai Rp70.000.000.
5. Beban lain-lain dikoreksi Rp60.000.000. Beban ini sudah dikoreksi positif
oleh WP sendiri dalam perhitungan laba fiskal yang telah dilaporkan
dalam SPT PPh Badan 2013.
Selain itu fiskus juga menghitung kurang bayar PPh 23 atas beban
pemeliharaan aktiva tetap senilai Rp40.000.000 dan beban konsumsi senilai
Rp260.000.000. Menurut fiskus, kedua beban tersebut tetap dapat
dibebankan dalam perhitungan PPh Badan jika telah dipotong PPh 23.
Akuntan PPA tidak dapat melakukan pemotongan atas seluruh beban
pemeliharaan aktiva tetap, sedangkan untuk beban konsumsi hanya dapat
melakukan pemotongan PPh 23 atas beban senilai Rp210.000.000 karena
sisanya merupakan beban konsumsi rapat untuk proyek konsultasi.
Sebagai tambahan, fiskus menghitung kurang bayar PPN sebesar
Rp500.000.000 dari selisih antara total peredaran bruto yang dilaporkan
dalam SPT PPh Badan 2013 senilai Rp7.200.000.000 dengan penyerahan
yang PPN-nya dipungut sendiri dalam SPT PPN 2013 senilai Rp2.200.000.000.
Diminta:
Hitung kurang/lebih bayar PPh Badan dan PPN yang seharusnya sebagai hasil
dari pemeriksaan pajak PPA untuk tahun fiskal 2013.
SOAL 3 (40%)
ANGPRO adalah perusahaan yang mengelola sebuah gedung berlantai 20 di
Jakarta. Total luas bangunan gedung tersebut adalah 300.000m 2. Gedung
tersebut dimanfaatkan sebagai pusat perbelanjaan dan hotel. Luas
bangunan yang dimanfaatkan sebagai pusat perbelanjaan adalah 100.000m 2
sedangkan luas bangunan yang dimanfaatkan sebagai hotel adalah
190.000m2, sisanya digunakan sendiri sebagai kantor pengelola ANGPRO.
Pusat perbelanjaan yang dikelola ANGPRO hanya disewakan kepada WP
Badan sedangkan tamu hotel yang dikelola ANGPRO dapat berasal baik dari
WP Badan maupun WP Orang Pribadi. Berikut adalah informasi keuangan
perusahaan selama tahun 2014 (nilai yang disajikan adalah nilai sebelum
pajak kecuali disebutkan lain):
a. Total pendapatan fiskal dari usaha hotel adalah Rp51.000.000.000
sementara total pendapatan fiskal dari usaha penyewaan pusat
perbelanjaan adalah Rp31.000.000.000. Total beban langsung fiskal dari
usaha hotel adalah Rp40.000.000.000 sementara total beban langsung
fiskal
dari
usaha
penyewaan
pusat
perbelanjaan
adalah
Rp20.000.000.000.
Total
beban
tidak
langsung
fiskal
adalah
Rp9.000.000.000 dengan perbandingan alokasi untuk hotel dan pusat
perbelanjaan 2:1. Dengan demikian, laba fiskal tahun 2014 adalah
sebesar Rp13.000.000.000.
b. Rata-rata tarif kamar hotel adalah Rp750.000 per malam ditambah
service charge sebesar 10%. Pendapatan dari service charge ini sudah
termasuk dalam total pendapatan fiskal dari usaha hotel.
c. Untuk usaha hotelnya, perusahaan menyediakan fasilitas restoran, kolam
renang, pusat kebugaran, dan perawatan tubuh. Seluruh fasilitas tersebut
disediakan gratis bagi tamu hotel. Pengunjung umum juga dapat
menikmati fasilitas tersebut dengan membayar sesuai tarif yang
ditentukan perusahaan. Total pendapatan dari pengunjung umum yang
menggunakan
fasilitas
hotel
tersebut
adalah
Rp1.200.000.000
(pendapatan ini sudah termasuk dalam total pendapatan fiskal dari usaha
hotel).
d. Di dalam hotel juga terdapat ballroom untuk disewakan. Selain itu,
perusahaan juga menyediakan jasa katering dan dekorasi yang dapat
digunakan oleh penyewa ballroom. Pendapatan dari penyewaan ballroom
sebesar Rp1.800.000.000, pendapatan dari jasa katering sebesar
Rp600.000.000,
dan
pendapatan
dari
jasa
dekorasi
sebesar
Rp400.000.000. Seluruh pendapatan tersebut sudah termasuk dalam total
pendapatan fiskal dari usaha hotel.
e. Untuk kebersihan dan pemeliharaan seluruh gedungnya, perusahaan
bekerja sama dengan lembaga penyedia jasa tenaga kerja NIKITA.
Perusahaan membayar kepada NIKITA sebesar Rp300.000.000 sebagai
fee. NIKITA hanya menyediakan tenaga kerja kebersihan dan
pemeliharaan serta tidak bertanggung jawab atas hasil kerja tenaga
kebersihan dan pemeliharaannya. Pembayaran kepada NIKITA ini sudah
termasuk dalam total beban tidak langsung fiskal.
f. Untuk pengelolaan parkirnya, perusahaan bekerja sama dengan REVITA.
Tiket parkir dicetak atas nama ANGPRO. Seluruh pendapatan tiket parkir
senilai diakui oleh ANGPRO. REVITA hanya bertugas mengelola sarana
parkir dan mendapat fee sebesar Rp700.000.000. Pembayaran kepada
REVITA sudah termasuk dalam total beban tidak langsung fiskal.
g. ANGPRO juga menyediakan penyewaan kendaraan hanya untuk
perusahaan yang menjadi tamu hotelnya. Pendapatan dari penyewaan
kendaraan senilai Rp500.000.000 ini sudah termasuk dalam total
pendapatan fiskal dari usaha hotel.
Diminta:
Dengan menggunakan format tabel di bawah, tentukan:
1. Jenis pajak untuk setiap objek pajak. Jenis pajak dapat terdiri dari PPh
Badan, PPh Final, PPh 23, PPN, dan/atau Pajak Daerah. Satu objek pajak
dapat dikenakan lebih dari satu jenis pajak.
2. Tarif pajak untuk setiap jenis pajak yang dapat diterapkan. Untuk jenis
pajak daerah diasumsikan menggunakan tarif maksimal.
3. Dasar pengenaan pajak (DPP) untuk setiap jenis pajak yang dapat
diterapkan.
Catatan: Pada lembar jawaban, Anda harus menjawab dengan menggunakan
format tabel di bawah. Jawaban yang dibuat dalam format tersebut tidak
akan dinilai.
Nomor
&
Refere
Objek Pajak
Jenis
Paja
k
Tarif
Paja
k
(DP
P
nsi
Inform
asi
1a
2a
3b
4c
5d
6d
7d
8e
9f
10g
Pendapatan dari usaha penyewaan pusat
perbelanjaan
Laba fiskal
Room service charge
Pendapatan dari penggunaan fasilitas hotel
oleh pengunjung umum
Pendapatan dari penyewaan ballroom
Pendapatan dari jasa catering
Pendapatan dari jasa dekorasi
Fee atas penyedia jasa tenaga kerja
Fee atas jasa pengelolaan parkir
Pendapatan dari penyewaan kendaraan
SELAMAT MENGERJAKAN
MATA AJAR : PERPAJAKAN 2
SIFAT : BUKA UNDANG-UNDANG
SOAL 1 (20%)
Jelaskan yang Anda ketahui mengenai tax planning, tax avoidance, dan tax
evasion.
SOAL 2 (40%)
Pusat Pengembangan Apasaja (PPA) adalah Wajib Pajak (WP) Badan penyedia
jasa pelatihan dan konsultasi. Saat ini PPA sedang diperiksa oleh Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) dengan lingkup pemeriksaan seluruh pajak untuk
tahun fiskal 2013. Data awal yang dilaporkan PPA dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Badan dan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) adalah sebagai berikut:
SPT PPh Badan 2013
Peredaran bruto:
- Pelatihan reguler
Rp3.100.000.000
- Jasa konsultasi
Rp3.000.000.000
- In-house training (IHT)
Rp1.070.000.000
- Bunga bank dan jasa giro
Rp30.000.000
Laba fiskal
Rp400.000.000
Pajak terutang
Rp100.000.000
Kredit PPh 23 dan angsuran PPh 25
Rp42.000.000
Kurang bayar (PPh 29)
Rp58.000.000
SPT PPN 2013
Penyerahan yang PPN-nya dipungut
Rp2.200.000.000
sendiri
Keterangan:
Jasa pelatihan reguler merupakan jasa pendidikan yang tidak dikenakan
PPN karena diselenggarakan di gedung PPA sendiri (tempat penyedia
jasa).
Dalam
pendapatan
jasa
konsultasi
terdapat
piutang
senilai
Rp400.000.000 yang belum diterima pembayarannya per 31 Desember
2013 karena termin pembayaran jasa konsultasinya belum jatuh tempo.
Bunga bank dan jasa giro sudah dikoreksi negatif dalam perhitungan laba
fiskal 2013.
PPh 29 tahun fiskal 2013 sudah dilunasi oleh PPA secara tepat waktu.
Penyerahan kepada pemungut PPN senilai Rp800.000.000 belum
dilaporkan dalam SPT PPN 2013.
Pada saat pembahasan hasil pemeriksaan, fiskus melakukan koreksi positif
terhadap beberapa beban yang telah dilaporkan dalam SPT PPh Badan PPA
tahun 2013. Akuntan PPA hanya menerima sebagian dari koreksi fiskus
tersebut dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Beban personel dikoreksi Rp900.000.000. Menurut WP, dalam jumlah
yang dikoreksi tersebut terdapat memperhitungkan iuran Jaminan Hari
Tua (JHT) kepada Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang
terdaftar di Kementerian Keuangan total senilai Rp140.000.000.
2. Beban akomodasi dikoreksi Rp700.000.000. Menurut WP, beban
akomodasi digunakan untuk membukukan biaya perjalanan dinas luar
kota (transportasi dan penginapan). Total beban akomodasi dengan buktibukti yang lengkap (tiket dan bukti pembayaran hotel) senilai
Rp690.000.000.
3. Beban operasional non-honor dikoreksi Rp150.000.000. Menurut WP,
beban operasional non-honor digunakan untuk membukukan biaya listrik
dan asuransi. Total beban operasional non-honor dengan bukti-bukti yang
lengkap (bukti pembayaran listrik dan asuransi) senilai Rp130.000.000.
4. Beban umum dan administrasi lainnya dikoreksi Rp100.000.000. Menurut
WP, beban umum dan administrasi lainnya digunakan untuk membukukan
biaya keanggotaan dan pendaftaran ujian peserta pelatihan. Total beban
umum dan administrasi lainnya dengan bukti-bukti yang lengkap (bukti
pembayaran keanggotaan dan ujian) senilai Rp70.000.000.
5. Beban lain-lain dikoreksi Rp60.000.000. Beban ini sudah dikoreksi positif
oleh WP sendiri dalam perhitungan laba fiskal yang telah dilaporkan
dalam SPT PPh Badan 2013.
Selain itu fiskus juga menghitung kurang bayar PPh 23 atas beban
pemeliharaan aktiva tetap senilai Rp40.000.000 dan beban konsumsi senilai
Rp260.000.000. Menurut fiskus, kedua beban tersebut tetap dapat
dibebankan dalam perhitungan PPh Badan jika telah dipotong PPh 23.
Akuntan PPA tidak dapat melakukan pemotongan atas seluruh beban
pemeliharaan aktiva tetap, sedangkan untuk beban konsumsi hanya dapat
melakukan pemotongan PPh 23 atas beban senilai Rp210.000.000 karena
sisanya merupakan beban konsumsi rapat untuk proyek konsultasi.
Sebagai tambahan, fiskus menghitung kurang bayar PPN sebesar
Rp500.000.000 dari selisih antara total peredaran bruto yang dilaporkan
dalam SPT PPh Badan 2013 senilai Rp7.200.000.000 dengan penyerahan
yang PPN-nya dipungut sendiri dalam SPT PPN 2013 senilai Rp2.200.000.000.
Diminta:
Hitung kurang/lebih bayar PPh Badan dan PPN yang seharusnya sebagai hasil
dari pemeriksaan pajak PPA untuk tahun fiskal 2013.
SOAL 3 (40%)
ANGPRO adalah perusahaan yang mengelola sebuah gedung berlantai 20 di
Jakarta. Total luas bangunan gedung tersebut adalah 300.000m 2. Gedung
tersebut dimanfaatkan sebagai pusat perbelanjaan dan hotel. Luas
bangunan yang dimanfaatkan sebagai pusat perbelanjaan adalah 100.000m 2
sedangkan luas bangunan yang dimanfaatkan sebagai hotel adalah
190.000m2, sisanya digunakan sendiri sebagai kantor pengelola ANGPRO.
Pusat perbelanjaan yang dikelola ANGPRO hanya disewakan kepada WP
Badan sedangkan tamu hotel yang dikelola ANGPRO dapat berasal baik dari
WP Badan maupun WP Orang Pribadi. Berikut adalah informasi keuangan
perusahaan selama tahun 2014 (nilai yang disajikan adalah nilai sebelum
pajak kecuali disebutkan lain):
a. Total pendapatan fiskal dari usaha hotel adalah Rp51.000.000.000
sementara total pendapatan fiskal dari usaha penyewaan pusat
perbelanjaan adalah Rp31.000.000.000. Total beban langsung fiskal dari
usaha hotel adalah Rp40.000.000.000 sementara total beban langsung
fiskal
dari
usaha
penyewaan
pusat
perbelanjaan
adalah
Rp20.000.000.000.
Total
beban
tidak
langsung
fiskal
adalah
Rp9.000.000.000 dengan perbandingan alokasi untuk hotel dan pusat
perbelanjaan 2:1. Dengan demikian, laba fiskal tahun 2014 adalah
sebesar Rp13.000.000.000.
b. Rata-rata tarif kamar hotel adalah Rp750.000 per malam ditambah
service charge sebesar 10%. Pendapatan dari service charge ini sudah
termasuk dalam total pendapatan fiskal dari usaha hotel.
c. Untuk usaha hotelnya, perusahaan menyediakan fasilitas restoran, kolam
renang, pusat kebugaran, dan perawatan tubuh. Seluruh fasilitas tersebut
disediakan gratis bagi tamu hotel. Pengunjung umum juga dapat
menikmati fasilitas tersebut dengan membayar sesuai tarif yang
ditentukan perusahaan. Total pendapatan dari pengunjung umum yang
menggunakan
fasilitas
hotel
tersebut
adalah
Rp1.200.000.000
(pendapatan ini sudah termasuk dalam total pendapatan fiskal dari usaha
hotel).
d. Di dalam hotel juga terdapat ballroom untuk disewakan. Selain itu,
perusahaan juga menyediakan jasa katering dan dekorasi yang dapat
digunakan oleh penyewa ballroom. Pendapatan dari penyewaan ballroom
sebesar Rp1.800.000.000, pendapatan dari jasa katering sebesar
Rp600.000.000,
dan
pendapatan
dari
jasa
dekorasi
sebesar
Rp400.000.000. Seluruh pendapatan tersebut sudah termasuk dalam total
pendapatan fiskal dari usaha hotel.
e. Untuk kebersihan dan pemeliharaan seluruh gedungnya, perusahaan
bekerja sama dengan lembaga penyedia jasa tenaga kerja NIKITA.
Perusahaan membayar kepada NIKITA sebesar Rp300.000.000 sebagai
fee. NIKITA hanya menyediakan tenaga kerja kebersihan dan
pemeliharaan serta tidak bertanggung jawab atas hasil kerja tenaga
kebersihan dan pemeliharaannya. Pembayaran kepada NIKITA ini sudah
termasuk dalam total beban tidak langsung fiskal.
f. Untuk pengelolaan parkirnya, perusahaan bekerja sama dengan REVITA.
Tiket parkir dicetak atas nama ANGPRO. Seluruh pendapatan tiket parkir
senilai diakui oleh ANGPRO. REVITA hanya bertugas mengelola sarana
parkir dan mendapat fee sebesar Rp700.000.000. Pembayaran kepada
REVITA sudah termasuk dalam total beban tidak langsung fiskal.
g. ANGPRO juga menyediakan penyewaan kendaraan hanya untuk
perusahaan yang menjadi tamu hotelnya. Pendapatan dari penyewaan
kendaraan senilai Rp500.000.000 ini sudah termasuk dalam total
pendapatan fiskal dari usaha hotel.
Diminta:
Dengan menggunakan format tabel di bawah, tentukan:
1. Jenis pajak untuk setiap objek pajak. Jenis pajak dapat terdiri dari PPh
Badan, PPh Final, PPh 23, PPN, dan/atau Pajak Daerah. Satu objek pajak
dapat dikenakan lebih dari satu jenis pajak.
2. Tarif pajak untuk setiap jenis pajak yang dapat diterapkan. Untuk jenis
pajak daerah diasumsikan menggunakan tarif maksimal.
3. Dasar pengenaan pajak (DPP) untuk setiap jenis pajak yang dapat
diterapkan.
Catatan: Pada lembar jawaban, Anda harus menjawab dengan menggunakan
format tabel di bawah. Jawaban yang dibuat dalam format tersebut tidak
akan dinilai.
Nomor
&
Refere
Objek Pajak
Jenis
Paja
k
Tarif
Paja
k
(DP
P
nsi
Inform
asi
1a
2a
3b
4c
5d
6d
7d
8e
9f
10g
Pendapatan dari usaha penyewaan pusat
perbelanjaan
Laba fiskal
Room service charge
Pendapatan dari penggunaan fasilitas hotel
oleh pengunjung umum
Pendapatan dari penyewaan ballroom
Pendapatan dari jasa catering
Pendapatan dari jasa dekorasi
Fee atas penyedia jasa tenaga kerja
Fee atas jasa pengelolaan parkir
Pendapatan dari penyewaan kendaraan
SELAMAT MENGERJAKAN