Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 2008

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 45 TAHUN 2008
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN
PENANAMAN MODAL DI DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

:

a. bahwa dalam Pasal 176 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan
pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan
perekonomian daerah dapat memberikan insentif
dan/ atau kemudahan kepada masyarakat dan/ atau
penanam modal yang diatur dalarn peraturan daerah

dengan berpedoman pada peraturan perundangundangan;
b. bahwa agar pemberian insentif dan pemberian
kemudahan penanaman modal oleh pemerintah daerah
tidak bertentangan dengan prinsip pemberian insentif
dan pemberian kemudahan . penanaman modal dan
ketentuan peraturan perundang-undangan, perlu
insentif
dan
pemberian
pedoman
pemberian
kemudahan penanaman modal di daerah;
c. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pedoman
Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan
Penanaman Modal di Daerah;

Mengingat: . . .

PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA

-2Mengingat

:

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran

Negara
Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indorxsia Nomor 1018);
3. Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN
INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL
DI DAERAH.
BAB I . .

PHESIDEN
REPUULIK INDONESIA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pelnerintah ini yang dimaksud dengan:
1.

Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota,
dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.

2.


Peraturan Daerah,
peraturan daerah
kabupatenl kota.

3.

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh
perseorangan atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

4.

Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa akan pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan perseorangan atau badan.


5.

Pemberian Insentif adalah dukungan dari pemerintah
daerah kepada penanam modal dalam rangka mendorong
peningkatan penanaman modal di daerah.

6.

Pemberian Kemudahan adalah penyediaan fasilitas dari
pemerintah daerah kepada penanam modal untuk
mempermudah setiap kegiatan penanaman modal dalam
rangka mendorong peningkatan penanaman modal di
daerah.

7.

Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam
modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun
penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah

Negara Republik Indonesia,

selanjutnya disebut Perda, adalah
provinsi dan peraturan daerah

8. Penanam . .

PRESIDEN
R E P U U L I K INDONESIA

-48.

Penanam Modal adalah perseorangan atau badan usaha
yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa
penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal
asing.

Pemberian insentif dan
berdasarkan prinsip:
a. kepastian hukum;

b. kesetaraan;
c. transparansi;
d. akuntabilitas; dan
e. efektif dan efisien.

pemberian

kemudahan

dilakukan

BAB I1
BENTUK DAN KRITERIA

(1) Pemberian insentif dapat berbentuk:
a, pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah;
b. pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi
daerah;
c. pemberian dana stimulan; dan/atau
d. pemberian ban tuan modal.

(2) Pemberian kemudahan dapat berbentuk:

a. penyediaan data dan informasi peluang
modal;
b. penyediaan sarana dan prasarana;
c. penyediaan lahan atau lokasi;
d. pemberian bantuan teknis; dan/atau
e. percepatan perriberian perizinan.

penanaman

PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA

Pemberian kemudahan penanaman modal dalam bentuk
percepatan pemberian perizinan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) huruf e diselenggarakan melalui pelayanan
terpadu satu pintu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,


Pemberian insentif dan pemberian kemudahan diberikan kepada
penanam modal yang sekurang-kurangnya memenuhi salah satu
kriteria sebagai berikut:
a. memberikan kcntribusi bagi peningkatan pendapatan
masyarakat;
b. menyerap banyak. tenaga kerja lokal;
c. menggunakan sebagian besar sumberdaya lokal;
d. memberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan publik;
e. memberikan kontribusi dalam peningkatan Produk Domestik
Regional Bruto;
f. benvawasan lingkungan dan berkelanjutan;
g. termasuk skala prioritas tinggi;
h. termasuk pembangunan infrastruktur;
i. melakukan alih teknologi;
j. melakukan industri pionir;
k. berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, atau daerah
perbatasan;
1. melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan
inovasi;
m. bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah, atau

koperasi; atau
n. industri yang menggunakan barang modal, mesin, atau
peralatan yang diproduksi di dalam negeri.

PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA

(1) Pemerintah
daerah memberikan
insentif danlatau
kemudahan penanaman modal sesuai dengan kewenangan,
kondisi, dan kemampuan daerah yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
(2) Pemerintah daerah menjamin kepastian berusaha dan
kepastian hukum bagi penanam modal yang menanamkan
modal di daerahnya.
BAB I11
PERATURAN DAERAH DAN ICEPUTUSAN KEPALA DAERAH

Ketentuan mcngenai pemberian insentif dan pemberian
kemudahan penanarnan modal diatur dengan Perda.

Perda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 sekurangkurangnya memuat:
a. tata cara pemberian insentif dan pemberian kemudahan;
b. kriteria pemberiarl insentif dan pemberian kemudahan;
c. dasar penilaian pemberian insentif dan pemberian
kemudahan;
d. jenis usaha atau kegiatan penanaman modal yang
diprioritaskan memperoleh insentif dan kemudahan:
e. bentuk insentif dan kemudahan yang dapat diberikan; dan
f. pengaturan pembinaan dan pengawasan.

Pemberian insentif dan pemberian kemudahan penanaman
modal kepada penanam modal ditetapkan dengan Keputusan
Icepala Daerah.
Pasal 10 .

..

PRESIDEN
R E P U R L I K INDONESIA

-7-

Pasal 10
(1) Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9 sekurang-kurangnya memuat nama dan alamat
badan usaha penanam modal, jenis usaha atau kegiatan
penanaman modal, bentuk, jangka waktu, serta hak dan
kewajiban penerima insentif dan/atau kemudahan
penanaman modal.
(2) Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dimuat dalam Berita Daerah.
BAB IV
PELAPORAN DAN EVALUASI
Pasal 11
(1) Penerima insentif dan penerima kemudahan penanaman
modal menyampaikan laporan kepada kepala daerah paling
sedikit 1 (satu) tahun sekali.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat
laporan
penggunaan
insentif
danlatau
kemudahan, pengelolaan usaha, dan rencana kegiatan
usaha.
Pasal 12
( 1) Bupati/ walikota menyampaikan laporan kepada y bernur

mengenai perkembangan pemberian insentif danlatau
pemberian kemudahan penanaman modal di daerahnya
secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali.
(2) Gubernur menyampaikan laporan kepada Menteri Dalam
Negeri mengenai perkembangan pemberian insentif
dan/atau pemberian kemudahan penanaman modal di
daerahnya secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali.

(1) Kepala

daerah melakukan evaluasi terhadap kegiatan
penanaman modal yang memperoleh insentif danlatau
kemudahan.

(2) Evaluasi

...

PRESIDEN
R E P U S L I K INDONESIA

-8(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) dilakukan

1 (satu) tahun sekali.
Pasal '14
Pemberian insentif dan/atau pemberian kemudahan dapat
ditinjau kembali apabila berdasarkan hasil evaluasi penanaman
modal tidak lagi niemenuhi kriteria sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 atau bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 15
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
1. Perda yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah ini w a ~ i bdisesuaikan paling lambat 1 (satu) tahun
sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
2. Pemberian insentif yang diberikan sebelum Peraturan
Pemerintah ini berlaku, dinyatakan tetap berlaku sampai
dengan jangka waktu pemberian insentif tersebut berakhir.
3. Permohonan insentif dan pemberian kemudahan penanaman
modal yang sedang diproses, diselesaikan berdasarkan
ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
BAB VI
KETENTUANPENUTUP
Pasal 16
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Perda yang
berkaitan dengan pernberian insentif dan pemberian kemudahan
penanaman modal, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 17
Peraturan Pemerintah
diundangkan.

ini

mulai

berlaku

pada

tanggal

Agar . . .

PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA

Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan
Peraturan
Pemerintah
ini
dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 J u n i 2008
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 Juni 2008
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AND1 MATTALATTA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR 88

Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT NEGARA RI
uran Pemndang-undangan
an Kesejahteraan Rakyat,

PRESlDEN
REPUBLIK I N D O N E S I A

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 45 TAHUN 2008
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN
PENANAMAN MODAL DI DAERAH

I. UMUM
Kegiatan penanaman modal telah menjadi bagian dari penyelenggaraan
perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian nasional dan perekonomian daerah.
Kegiatan penanaman modal di daerah selama ini sangat berperan penting
antara lain dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, menyerap tenaga
kerja lokal, memberdayakan sumberdaya lokal, meningkatkan pelayanan
publik,
meningkatkan
Produk
Domestik
Regional
Bruto,
serta
mengembangkan usaha mikro, kecil, dan koperasi.

0

Upaya daerah untuk meningkatkan penanaman modal melalui pemberian
insentif dan/atau kemudahan bagi penanam modal tergolong masih rendah
bahkan cenderung kontra produktif. Hal tersebut antara lain ditandai dengan
banyaknya peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah serta
pungutan-pungutan lainnya yang justru makin membebani kalangan pelaku
usaha termasuk penanam modal yang mengakibatkan daya saing daerah dan
nasional di bidang investasi makin menurun.
Ketentuan Pasal 176 Undang-Clndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah merupakan landasan hukum bagi pemerintah daerah
untuk memberikan insentif dan/atau kemudahan di bidang penanaman
modal. Untuk memudahkan pemerintah daerah dalam membentuk peraturan
daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004, Pemerintah perlu membentuk Peraturan Pemerintah tentang
Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal
di Daerah.
Selain . . ,

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

Selain itu, Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan agar pemberian insentif
dan/atau kemudahan penanarnan modal di daerah tepat sasaran dan
mencapai tujuan yang diharapkan' serta tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peraturan Pemerintah ini pada pokoknya mengatur bentuk-bentuk insentif
dan kemudahan penanaman modal di daerah, kriteria penanam modal yang
dapat diberikan insentif dan/atau kemudahan, hal-ha1 yang harus dimuat
dalam peraturan daerah dan Keputusan Kepala Daerah, serta mekanisme
pelaporan dan evaluasi pemberian insentif dan/atau kemudahan.
11. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal2
Huruf a
Yang dimaksud dengan "kepastian hukum" adalah asas yang
meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagai dasar pemerintah daerah dalam setiap kebijakan dan
tindakan dalam pemberian insentif dan pemberian kemudahan
penanaman modal.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "kesetaraan" adalah perlakuan yang sama
terhadap penanam modal tanpa memihak dan menguntungkan satu
golongan, kelompok, atau skala usaha tertentu.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "transparansi" adalah keterbukaan informasi
dalam pemberian insentif dan kemudahan kepada penanam modal
dan masyarakat luas.
Huruf d
Yang
dimaksud
dengan
"akuntabilitas"
adalah
bentuk
pertanggungjawaban atas pemberian insentif danjatau pemberian
kemudahan penanaman modal.
Huruf e .

..

PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA

- 3 -

Huruf e
Yang dimaksud dengan "efektif dan efisien" adalah pertimbangan
yang rasional dan ekonomis serta jaminan yang berdampak pada
peningkatan produktivitas serta pelayanan publik.
Pasal3
Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "pelayanan terpadu satu pintu' adalah kegiatan
penyelenggaraan suatu perizinan dan nonperizinan yang mendapat
pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi
yang memiliki kewenangan ~erizinan dan nonperizinan yang proses
pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap
terbitnya dokumen yang dilakukan dalam suatu tempat.
Pasal5
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
~ u r u df

Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.

Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i . . .

PRESIDEN
REPUBLIK I N D O N E S I A

-4Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Yang dimaksud dengan "industri pionir': adalah industri yang
memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan
eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta
memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf 1
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Cukup jelas.
Pasal6
Cukup jelas.
Pasal 7
Yang dimaksud dengan "Perda" termasuk juga Qanun dan Peraturan
Daerah Provinsi (Perdasi).
Pasal8
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "dasar penilaian" adalah tolok ukur dalam
pemberian insentif dan pemberian kemudahan kepada penanam
modal baik penanam modal baru maupun yang melakukan
perluasan usaha,
Huruf d . .

PRESlDEN
R E P U E l L l K INDONESIA

-5Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Pasal9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 1I
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas.

cb

Laporan yang disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri adalah
laporan pemberian insentif dan pemberian kemudahan yang
diberikan baik oleh bupati/ waliko ta maupun gubernur sesuai
kewenangannya,
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4861